PENGERTIAN AMBULASI
Ambulasi adalah latihan yang paling berat dimana pasien yang dirawat dirumah sakit dapat berpartisipasi kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi pasien. Menurut Kozier Menurut Kozier (1995 (1995 dalam Asmandi, 2008) ambulasi adalah aktivitas berjalan. Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien paska operasi dimulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien.
TUJUAN AMBULASI
·
Untuk memenuhi kebutuan aktivitas
·
Memenuhi kebutuhan ambulasi
·
Mempertahankan kenyamanan
·
Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
·
Mempertahankan control diri pasien
·
Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
MANFAAT AMBULASI
Menurut Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah : 1. Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi : a.
Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti Abrasi, sirkulasi
yang terlambat yang menyebabkan terjadinya Atropi akut dan perubahan turgor kulit. b. Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve, peningkatan beban kerja jantung, hipotensi ortostatic, phlebotrombosis. c.
Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi
volunter maksimal, penurunan ventilasi / perfusi setempat, mekanisme batuk yang menurun. d. Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi, Penurunan Metabolisme. e.
Sistem Perkemihan : Menyebabkan perubahan pada Eliminasi Urine,
infeksi saluran kemih, hiperkalsiuria
f.
Sistem Muskulo Skeletal : Penurunan masa otot, osteoporosis,
pemendekan serat otot g. Sistem Neurosensoris : Kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan syaraf pada bagian distal, nyeri yang hebat. 2. Depresi 3. Perubahan tingkah laku 4. Perubahan siklus tidur 5. Perubahan kemampuan pemecahan masalah
TEKNIK AMBULASI
1.
Teknik Mengangkat Kebanyakan cedera punggung yang terjadi adalah ketegangan pada kelompok
otot lumbar termasuk otot di sekitar vertebra lumbar (Owen dan Garg, 1991). Cedera otot di area ini berpengaruh pada kemampuan membungkuk ke depan, ke belakang, ke samping. Selain itu kemampuan memutar pinggul dan punggung bagian bawah menurun. Perawat beresiko mengalami cedera otot lumbal ketika mengangkat, memindahkan, atau mengubah posisi pasien imobilisasi. Sebelum mengangkat, perawat harus mengkaji kemampuan mengangkat pasien atau objek yang akan diangkat dengan menentukan kriteria dasar cara mengangkat sebagai berikut ini: a.
Posisi beban.
Beban yang akan di angkat berada sedekat mungkin dengan pengangkat. Posisikan objek pada keadaan seperti di atas ketika perawat menggunakan gaya mengangkat dikarenakan objek berada dalam potongan sama (Sta mps,1989) b.
Tinggi objek.
Tinggi yang paling baik untuk mengangkat vertical adalah sedikit di atas jari tengah seseorang dengan lengan tergantung di sa mping (Owen & Garg, 1991) c.
Posisi tubuh.
ketika posisi tubuh pengangkat bervariasi dengan tugas mengangkat yang berbeda, maka petunjuk umum berikut mampu di pakai untuk sebagian besar keadaan. Tubuh diposisikan dengan batang tubuh tegak sehingga kelompok otototot multiple bekerja sama dengan cara yang sinkron.
d.
Berat maksimum.
Setiap perawat harus mengetahui berat maksimun yang aman untuk diangkataman bagi perawat dan pasien. Objek yang terlalu berat adalah jika beratnya sama dengan atau lebih dari 35% berat badan orang yang mengangkat. Oleh karena itu, perawat yang beratnya 59,1 kg tidak mencoba mengangkat pasien imobilisasi yang beratnya 45,5 kg. meskipun nampaknya perawat mungkin mampu melakukannya, hal ini akan beresiko pasien jatuh yang menyebabkan cedera punggung perawat.
PERSIAPAN AMBULASI DINI
Persiapan Iatihan fisik yang diperlukan pasien hingga memiliki kemampuan ambulasi, antara lain : 1.
Latihan otot-otot Quadriceps Femoris dan otot-otot Gluteal : a. Kerutkan otot-otot quadriaps sambil berusaha menekan daerah popliteal, seolah-olah ia menekan lututnya ke bawah sampai masuk ke lutut sementara kakinya naik ke atas. b. Hitung sampai hitungan kelima. c. Ulangi latihan ini 10 – 15 kali.
2.
Latihan untuk menguatkan otot-otot ekstrimitas atas dan lingkar bahu : a. Bengkokkan dan luruskan lengan pelan-pelan sambil memegang berat traksi atau benda yang beratnya berangsur-angsur ditambah dan junlah pengulangannya.
Ini
berguna
untuk
menambah
kekuatan
otot
ekstrimitas atas. b. Menekan balon karet. Ini berguna untuk meningkatkan kekuatan genggaman. c. Angkat kepala dan bahu dari tempat tidur kemudian rentangkan tangan sejauh mungkin. d. Duduk di tempat tidur, angkat tubuh dari tempat tidur, tahan selama beberapa menit (Asmadi), 2008)
TINDAKAN - TINDAKAN AMBULASI
a.
Duduk diatas tempat tidur
1. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan 2. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badannya 3. Berdirilah di samping tempat tidur, kemudian meletakkan tangan pada bahu pasien 4. Bantu pasien untuk duduk dan diberi penopang atau bantal b.
Turun dan berdiri dari tempat tidur 1. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan 2. Fleksikan lutut dan pinggang anda 3.
Letakkan kedua tangan pasien di bahu anda dan letakkan kedua tangan
anda di samping kanan kiri pinggang pasien
c.
4.
Ketika pasien melakukan ke lantai, tahan lutut anda pada lutut pasien
5.
Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
6.
Bantu pasien duduk di kursi dengan posisi yang nyaman
Bantu berjalan 1. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan 2. Letakkan tangan pasien di samping badan atau memegang telapak tangan anda 3. Berdiri di samping pasien serta pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien 4. Bantu pasien untuk berjalan perlahan-lahan
d.
Memindahkan pasien dari tempat tidu ke branchard 1. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan 2. Atur branchard dengan posisi terkunci 3. Bantu pasien dengan dua sampai tiga orang dengan berdiri menghadap pasien 4. Silangkan tangan pasien di depan dada 5. Tekuk lutut anda kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien 6. Orang pertama meletakkan tangan di bawah leher, orang kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul dan orang ketiga meletakkan tangan di bagian kaki 7. Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard 8. Atur posisi pasien di branchard yang nyaman
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
·
Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu dan digunakan permanen untuk meningkatkan mobilisasi serta untuk menopang tubuh dalam keseimbangan pasien. Misalnya: Conventional, Adjustable dan lofstrand
·
Canes (tongkat) yaitu alat yang terbuat dari kayu atau logam setinggi pinggang yang digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan sehat. Meliputi tongkat berkaki panjang lurus ( single stight-legged ) dan tongkat berkaki segi empat (quad cane).
·
Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat penyangga yang kokoh digunakan pada pasien yang mengalami kelemahan umum, lengan yang kuat dan mampu menopang tubuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1.
Kesehatan Umum
Penyakit, kelemahan, penurunan aktivitas, kurangnya latihan fisik dan lelah kronik menimbulkan efek yang tidak nyaman pada fungsi musculoskeletal. (Kozter, 1987) 2.
Tingkat Kesadaran
Pasien dengan kondisi disorienrtasi, bingung atau mengalami perubahan tingkat kesadaran tidak mampu melakukan ambulasi dini pasca operasi. 3.
Nutrisi
Pasien yang kurang nutrisi sering mengalami atropi otot, penurunan jaringan subkutan yang serius, dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien juga akan mengalami defisisensi protein, keseimbangan nitrogen dan tidak ada kuatnya asupan vitamin C (Patter & Perry, 2006) 4.
Emosi
Perasaan nyaman, kebahagiaan, kepercayaan dan penghargaan pada diri sendiri akan mempengaruhi pasien untuk melaksanakan prosedur ambulasi (Kozier, 1987)
5.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan menyebabkan perubahan pada kemampuan intelektual, mengarahkan pada ketrampilan yang lebih baik dalam mengevaluasi informasi (Goldman 2002). Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatur kesehatan mereka, untuk mematuhi saran-saran kesehatan 6.
Pengetahuan
Hasil penelitian mengatakan bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan bertahan lama dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo – 1993)
Daftar Rujukan
Anggep, Radhy. 2013. Ambulasi Dini. (http://idaradhy.blogspot.com/2013/11/ambulasi-dini_4547.html) diakses pada 5
Mei 2013 Sari, Wulan. 2013. Ambulasi . (http://kimmymooow.blogspot.com/2013/04/makalah-ambulasi-kdpk.html) diakses pada 5 Mei 2015
Young, Jabbar. 2014. Teknik Ambulasi. (http://jabbarbtj.blogspot.com/2014/09/teknik-ambulasi.html) diakses pada 5 Mei 2015