BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Setiap Setiap makluh makluh hidup hidup menjadi menjadi penyus penyusun un dan pelaku pelaku terbent terbentukny uknyaa suatu suatu komonit komonitas as yang yang mampu mampu mengatu mengaturr diriny dirinyaa sendir sendirii secara secara alami alami sehing sehingga ga terjad terjadii keseimbangan keseimbangan numerik antara antara semua semua unsur penyusun komonitas. komonitas. Setiap aktifitas aktifitas organisme dalam komonitasnya selalu berinteraksi dengan aktifitas organisme lain dala dalam m suat suatu u keter keterik ikat atan an dan dan kete keterg rgan antu tung ngan an yang yang rumi rumitt yang yang meng menghas hasil ilka kan n komonitas yang stabil. Interaksi antar organisme tersebut dapat bersifat antagonistik, kompetitif, atau bersifat positif seperti simbiotik. ( Untung, 2006 . !enurut "lint #. ! dan $an $an den %osch. &, (2000. 'kosistem adalah kesatuan komonitas bersamasama dengan sistem abiotik yang mendukungnya. Sebagai contoh adalah ekosistem pertanian sa)ah dibentuk oleh komonitas makluh hidup bersama sama dengan tanah, air, udara dan unsurunsur fisik lain yang terdapat di sa)ah tersebut. *onsep ekosistem, seperti konsep biofer menekankan hubungan dan saling kete keterg rgan antu tung ngan an yang yang teta tetap p anta antara ra fakt faktor orfa fakt ktor or hidu hidup p dan tak tak hidu hidup p di seti setiap ap lingkungan. +alam +alam kurun kurun )aktu )aktu terten tertentu tu ekosist ekosistem em alami alami dapat dapat menjaga menjaga sifatsi sifatsifat fatny nyaa denga dengan n cukup cukup kons konsta tan, n, teru teruta tama ma karen karenaa desa desaka kan nde desa saka kan n yang yang dibu dibuat at oleh oleh lingkungan fisik bersama sama dengan lingkungan timbal balik baik intra maupun antars antarspes pesies ies.. Salah Salah satu satu mekani mekanisme sme terseb tersebut ut adalah adalah predas predasii (peris (peristi ti)a )a mangsa mangsa mema memang ngsa sa. . Sifa Sifatt mang mangsa sam mem eman angs gsaa ters terseb ebut ut akan akan teru teruss berl berlan angs gsung ung dala dalam m kehidupan dan dalam ekositem dan disebut dengan rantai makanan. &antai makanan tersebut akan berlansung sepanjang masa, antara herbiora (pemakan tanaman dan karni karniora ora (musuh (musuh alami alami. . -anama anaman n juga juga disebu disebutt dengan dengan produs produsen en dan pemaka pemakan n produsen disebut sebagai konsumen. //-
meru merupa paka kan n
suat suatu u
cara cara pend pendek ekat atan an atau atau cara cara berp berpik ikir ir tent tentan ang g
pengendalian - yang didasarkan pada dasar pertimbangan ekologi dan efisiensi 1
ekonomi ekonomi dalam rangka pengelolaan pengelolaan agroekosiste agroekosistem m yang ber)a)asan ber)a)asan lingkungan yang berkelanjutan. Sebagai sasaran teknologi /- adalah 1 produksi pertanian mantap mantap tinggi, tinggi, 2 enghasilan dan kesejahtera kesejahteraan an petani meningkat, meningkat, 3 opulasi opulasi dan kerusa kerusakan kan tanama tanaman n tetap tetap pada aras secara secara ekonomi ekonomi tidak tidak merugi merugikan kan dan 4 engur enguranga angan n resiko resiko pencem pencemara aran n #ingku #ingkungan ngan akibat akibat penggun penggunaan aan pestis pestisida ida yang yang berlebihan (5nonim, 2004. *onsep /- muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap kebijakan pengendalian hama secara konensional, yang sangat utama dalam manggunakan pestisida. *ebijakan ini mengakibatkan penggunaan pestisida oleh o leh petani yang tidak tepat tepat dan berleb berlebiha ihan, n, dengan dengan cara cara ini dapat dapat mening meningkat katkan kan biaya biaya produk produksi si dan mengakibatkan dampak samping yang merugikan terhadap lingkungan dan kesehatan petani itu sendiri maupun masyarakat secara luas. 5khir 5khirak akhir hir ini disada disadari ri bah)a bah)a pemaka pemakaian ian pesti pestisid sida, a, khususn khususnya ya pestis pestisida ida sintetis ibarat pisau bermata dua. +ibalik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian, terselubung bahaya yang mengerikan. -ak bisa bisa dipungkiri, bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang yang tidak tidak bija bijaks ksan ana. a. *eru *erugi gian an berup berupaa timb timbul ulny nyaa dampak dampak buru buruk k pengg pengguna unaan an pestisida, dapat dikelompokkan atas 3 bagian1 . 2. 3.
esti estisid sidaa berpengar berpengaruh uh negatip negatip terha terhadap dap keseha kesehatan tan manusi manusia. a. esti estisid sidaa berpengar berpengaruh uh buruk buruk terhada terhadap p kualitas kualitas lingk lingkunga ungan. n. estisid estisidaa meningka meningkatkan tkan perkembangan perkembangan populasi populasi jasad jasad penganggu penganggu tanaman tanaman.. +ari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul makalah
dengan judul 1 Pengendalian Hama secara Hayati (Biologi Control) sebagai Salah Satu Komponen Pengendalian Hama Terpadu Terpadu (PHT)” enulisan ini merupakan
salah salah satu satu bentuk bentuk penulis penulisan an ilmiah ilmiah dan dihara diharapka pkan n dapat dapat member memberika ikan n kontrib kontribusi usi kepada mahasis)a tentang pengendalian hayati yang ramah lingkungan.efektif, lingkungan.efektif, dan efesien. B.
Tujuan
enulis enulisan an makala makalah h ini bertuj bertujuan uan untuk untuk memberi memberikan kan pemaha pemahaman man kepada kepada 2
mahasis)a tentang pentingnya pengendaliaan hayati, sebagai pengendalian yang ramah lingkungan, 'fektif dan 'fisien.
C.
Manfaat
5dapun manfaat penulisan makalah ini yakni memberikan pemahaman konsepkonsep dasar kepada mahasis)a tentang pengendalian hama terpadu menggunakan agen hayati (biologis, memudahkan mahasis)a untuk mengenali agenagen hayati pengendali hama, dan memudahkan mahasis)a dalam memahami metodemetode pengendalian hama secara hayati (agen hayati.
3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Prinsip Pengenalian Ha!ati
5nonim ( 2002, menyatakan bah)a pengendalian hayati adalah pengendalian serangga hama dengan cara biologi, yaitu dengan memanfaatkan musuhmusuh alaminya (agen pengendali biologi, seperti predator, parasit dan patogen. engendalian hayati adalah suatu teknik pengelolaan hama dengan sengaja dengan memanfaatkan7memanipulasikan musuh alami untuk kepentingan pengendalian, biasanya pengendalian hayati akan dilakukan perbanyakan musuh alami yang dilakukan dilaboratorium. Sedangkan engendalian alami merupakan roses pengendalian yang berjalan sendiri tanpa campur tangan manusia, tidak ada proses perbanyakan musuh alami. engendalian
hayati
dalam
pengertian
ekologi
didifinisikan
sebagai
pengaturan populasi organisme dengan musuhmusuh alam hingga kepadatan populasi organisme tersebut berada diba)ah rataratanya dibandingkan bila tanpa pengendalian. !enurut Untung (2006. rinsip pengaturan populasi organisme oleh mekanisme saling berkaitan antar anggota suatu komonitas pada jenjang tertentu juga terjadi didalam agroekosistem yang dirancang manusia. !usuh alami sebagai bagian dari
agroekosistem
memiliki
peranan
menentukan
dalam
pengaturan
dan
pengendalian populasi hama. Sebagai faktor yang bekerjanya tergantung dari kepadatan yang tidak lengkap (imperfectly density dependent dalam kisaran tertentu, populasi musuh alami dapat mempertahankan populasi musuh alami tetap berada disekitar batas keseimbangan dan mekanisme umpan balik negatif. *isaran keseimbangan tersebut dinamakan Planto Homeostatik . +iluar plato homeostatik musuh alami menjadi kurang efektif dalam mengembalikan populasi kearas keseimbangan. opulasi hama dapat meningkat menjahui kisaran keseimbangan akibat bekerjanya faktor yang bebas kepadatan populasi seperti cuaca dan akibat tindakan manusia dalam mengelola lingkungan pertanian. 4
!enurut 8umar (2000. engendalian hayati memiliki keuntungan yaitu 1 .
5man artinya tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan keracunan
pada manusia dan ternak. 2. tidak menyebabkan resistensi hama. 3. !usuh alami bekerja secara selektif terhadap inangnya atau mangsanya. 4. %ersifat permanen untuk jangka )aktu panjang lebih murah, apabila keadaan lingkungan telah setabil atau telah terjadi keseimbangan antara hama dan musuh alaminya. Selain keuntungan pengendalian hayati juga terdapat kelemahan atau kekurangan seperti 1
B.
. 2.
/asilnya sulit diramalkan dalam )aktu yang singkat. +iperlukan biaya yang cukup besar pada tahap a)al baik untuk penelitian
3.
maupun untuk pengadaan sarana dan prasarana. +alam hal pembiakan di laboratorium kadangkadang menghadapi kendala
4.
karena musuh alami menghendaki kondisi lingkungan yang kushus. -eknik aplikasi dilapangan belum banyak dikuasai.
Musu" Ala#i
Setiap komonitas serangga termasuk serangga hama dapat diserang atau menyerang organisme lain. %agi serangga yang diserang organisme penyerang disebut !usuh 5lami. Secara ekolo9gi istilah tersebut kurang tepat karena adanya musuh alami tidak tentu merugikan kehidupan serangga terserang. /ampir semua kelompok organisme berfungsi sebagai musuh alami serangga hama termasuk kelompok ertebrata, nematoda, jasad renik, inertebrata diluar serangga. *elompok musuh alami yang paling banyak adalah dari golongan serangga itu sendiri. !isalnya adalah Letmansia bicolor merupakan musuh alami dari serangga hama pada tanman kelapa Secava sp, Serangga kumbang *oksinelid ( Synkuharmonia octomaculata merupakan musuh alami dari hama tanman padi yaitu serangga )ereng hijau, )ereng punggung putih dan )ereng :ig:ag. 5nonim (2006. +ilihat dari fungsinya musuh alami dapat dikelompokkan menjadi, arasitoid, redator dan atogen. 5
$.
Parasit%i
!erupakan serangga yang memarasit serangga atau binatang antropoda lainnya. arasitoid bersifat parasit pada fase prade)asa, sedangkan de)asanya hidup bebas dan tidak terikat pada inangnya. arasitoid hidup menumpang di luar atau didalam tubuh inangnya dengan cara menghisap cairan tubuh inangnya
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Umumnya
parasitoid
menyebabkan kematian pada inangnya secara perlahanlahan dan parasitoid dapat menyerang setiap fase hidup serangga, meskipun serangga de)asa jarang terparasit. arasitoid menyedot energi dan memakan selagi inangnya masih hidup dan membunuh atau melumpuhkan inangnya untuk kepentingan keturunanya. *ebanyakan parasitoid bersifat monofag (memiliki inang spesifik, tetapi ada juga yang oligofag (inang tertentu. Selain itu parasitoid memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari inangnya. !enurut Untung (2006. "aktorfaktor yang mendukung efektifitas pengendalian hama oleh parasitoid adalah1 a.
+aya kelangsungan hidup (Survival baik.
b.
/anya satu atau sedikit indiidu inang diperlukan untuk melengkapi daur hidupnya.
c.
opulasi parasitoid dapat tetap bertahan meskipun pada aras populasi inang rendah.
d.
Sebagian parasitoid monofag, atau oligofag sehingga memiliki kisaran inang sempit. Sifat ini menyebabkan populasi parasitoid memiliki respon numerik yang baik terhadap perubahan populasi inangnya. %erdasar posisi makannya, parasitoid dapat digolongkan menjadi 2
yaitu1 a.
Ektoparasitoid adalah parasitoid yang seluruh siklus hidupnya ada diluar tubuh inangnya (menempel pada tubuh inangnya, contohnya 1 6
Compsometris spp yang memarasit hama Exopholis sp. b.
Endoparasitoid adalah parasitoid yang berkembang didalam tubuh inang dan sebagian besar dari fase hidupnya ada didalam tubuh inangnya, contohnya 1 Letmansia bicolor yang memarasit telur Sexava sp. arasitoid juga dapat digolongkan berdasarkan fase tubuh inang yang
diserang 1 a.
arasitoid telur 1 parasit yang menyerang inang pada fase telur dan bersifat endoparasit. ;ontohnya 1 Anagrus optabilis – ereng Coklat!
b.
arasitoid telur
c.
arasitoid lara 1 parasit yang menyerang inang yang berada pada fase lara atau ulat. ;ontohnya 1 Apenteles erionotae < lara pengulung daun pisang.
d.
arasitoid lara < pupa 1 parasit yang berkembang mulai dari lara sampai pupa. ;ontohnya 1 "hetrostichus brontispae – rontispa!
e.
arasitoid pupa 1 parasit yang menyerang inang yang berada pada fase pupa atau kepompong. ;ontohnya 1 #pius sp < kepompong lalat buah.
f.
arasitoid imago 1 parasit yang menyerang inang yang berada pada fase imago atau serangga de)asa. ;ontohnya 1 Aphytis chrysomphali – Apidiotus destruktor! "enomena
parasitoid
yang
menyerang
parasitoid
lainya
dan
memanfaatkan sebagai inang disebut hiperparasitasi, dan parasitoidnya dinamakan hiperparasitoid! arasitoid yang menyerang inang utama disebut sebagai pasarasitoid primer, parasitoid sekunder adalah parasitoid yang menyerang parasitoid primer, dan seterusnya parasitoid tersier, kuarter dan sebagainya.
&.
Preat%r
redator adalah binatang atau serangga yang memangsa atau serangga lain 7
+idaerah kepulaun !aluku pada umumnya dan khususnya daerah *abupaten /almahera Utara ada beberapa predator yang sangat efektif mengendaalikan hama Se=aa yaitu burung -auntaun dan juga burung ata %agai akan tetapi sekarang jarang untuk di temukan lagi. redator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan, membunuh atau memangsa atau serangga lain, ada beberapa ciriciri predator 1 a.
redator dapat memangsa semua tingkat perkembangan mangsanya (telur, lara, nimfa, pupa dan imago.
b.
redator membunuh dengan cara memakan atau menghisap mangsanya dengan cepat.
c.
Seekor predator memerlukan dan memakan banyak mangsa selama hidupnya.
d.
redator membunuh mangsanya untuk dirinya sendiri.
e.
*ebanyakan predator bersifat karnifora.
f.
redator memiliki ukuran tubuh lebih besar dari pada mangsanya.
g.
+ari segi perilaku makannya, ada yang mengunyak semua bagian tubuh mangsanya, ada menusuk mangsanya dengan mulutnya yang berbentuk seperti jarum dan menghisap cairanya tubuh mangsanya.
h.
!etamorfosis predator ada yang holometabola dan hemimetabola.
i.
redator ada yang monofag, oligofag dan polifag. !enurut 8umar (2000 , hampir semua ordo serangga memiliki jenis
yang menjadi predator, tetapi selama ini ada beberapa ordo yang anggotanya merupakan predator yang digunakan dalam pengendalian hayati. rdoordo tersebut adalah 1 a.
;oleoptera, misalnya Colpodes rupitarsis dan C! saphyrinus (famili ;arabidae sebagai predator ulat penggulung daun Palagium sp. Harmonia octamaculata ("amili ;occniellidae sebagai predator kutu 8assidae dan 5phididae.
b.
rthoptera, misalnya Conocephalus longipennis (famili -etigonidae 8
sebagai predator dari telur dan lara pengerek batang padi dan )alang sangit. c.
+iptera, misalkan Philodicus $avanicus dan #mmatius conopsoides (famili 5silidae sebagai predator serangga lain. Syrphus serrarius (famili Syrphidae sebagai predator berbagai jenis aphids.
d.
rdonata, misalnya Agriocnemis femina femina dan Agriocnemis pygmaea (famili ;oecnagrionidae sebagai predator )ereng coklat dan ngengat hama putih palsu. Anax $unius (famili 5eshnidae sebagai predator dari beberapa jenis ngengat.
e.
/emiptera, misalnya Cyrtorhinus lividipenis ( famili !iridae sebagai predator telur dan nimfa )ereng coklat dan )ereng hijau.
f.
>europtera, misalnya Chrysopa sp. (famili ;hrysopidae sebagai predator berbagai hama Apids sp.
g.
/yminoptera, misalnya #ecophylla smaragdina (famili "ormasidae sebagai predator hama tanaman jeruk.
'.
Pat%gen
?olongan mikroorganisme atau jasad renik yang menyebabkan serangga sakit dan akhirnya mati. atogen adalah salah satu faktor hayati yang turut serta dalam mempengaruhi dan menekan perkembangan serangga hama. *arena mikroorganisme ini dapat menyerang dan menyebabkan kematian serangga hama, maka patogen disebut sebagai salah satu musuh alami serangga hama selain predator dan parasitoid dan juga dimanfaatkan dalam kegiatan pengendalian. %eberapa patogen dalam kondisi lingkungan tertentu dapat menjadi faktor mortalitas utama bagi populasi serangga tetapi ada banyak patogen pengaruhnya kecil terhadap gejolak populasi serangga. leh karena kemampuanya membunuh serangga hama sejak lama patogen digunakan sebagai 5gen enendali hayati %biological control agens&. enggunaan patogen sebagai pengendali hama sejak abab ke@ yaitu 9
pengendali hama kumbang moncong pada bit gula, Cleonus punctiventus dengan menggunakan sejenis jamur. *elompok serangga dalam kehidupan diserang banyak patogen atau penyakit yang berupa irus, bakteri, proto:oa, jamur, riket:ia dan nenatoda. Ini merupakan macam patogenik yang dapat digunakan sebagai agen pengendali hayati.
a.
Bakteri
%akteri yang biasa digunakan adalah bakteri yang menghasilkan spora. %akteri yang menyerang serangga dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu bakteri yang tidak membentuk spora dan bakteri yang membentuk spora. %akteri penghasil spora merupakan bakteri yang sangat penting yang saat ini banyak digunakan sebagai insektisida mikrobia. ;ontoh bakteri yang biasa digunakan sebagai berikut. ;ontohnya 'acillus popiliae sebagai patogen dari kumbang jepang Popilie $aponika dan kumbang skarabia lainya 'acillus thuringiensis sangat efektif dalam mengendaliakan lara dari ordo Lepidoptera dan lara nyamuk. b.
(a#ur
8amur yang menginfeksi serangga disebut (amur Entopatogenik . Saat ini telah dikenal lebih dari AB0 spesies jamur entopatogenik dan sekitar 00 genera jamur. %erbeda dengan irus, jamur patogen masuk kedalam tubuh serangga tidak melalui saluran makanan tetapi langsung masuk kedalam tubuh melalui kulit atau integumen. Setelah konodia jamur masuk kedalam tubuh serangga, jamur memperbanyak diri melalui pembentukan hife dalam jaringan epicutikula, epidermis, hemocoel serta jaringanjaringan lainnya, dan pada akhirnya semua jaringan dipenuhi oleh miselia jamur. +i samping itu juga ada beberapa jamur yang dapat mempengaruhi pigmentasi serangga dan menghasilkan 10
toksin yang sangat mempengaruhi fisiologis serangga. enyebaran dan infeksi jamur sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kepadatan inang, kesediaan spora, cuaca terutama angin dan kebasahan. *ebasahan tinggi dan angin kencang sangant membantu penyebaran konidia dan pemerataan infeksi patogen pada seluruh indiidu populasi inang. ;ontoh jamur yang sering dipakai dalam pengendalian dengan patogen jamur adalah 8amur )etarhi*ium anisopliae digunakan untuk mengendaliakan hama #ryctes rhinoceros pada tanaman kelapa dan juga hama )ereng hijau yang meyerang tanaman padi.
).
*irus
Saat ini kurang lebih B00 irus telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari serangga antropoda. $irusirus antropoda sebagian besar
masuk
dalam
genera +ucleopolyhidrovirus, -ranulavirus,
.ridovirus, Entomopoxvirus, Cypovirus dan +odavirus. +iantara ke6 genera
ini jenis >$ ( +ucleopolyhidrovirus& merupakan genus
terpenting karena 40 C jenis irus yang dikenal menyerang serangga termasuk jenus ini. Selain >$ ada jenus lain yaitu ?$ (-ranulavirus&, ;$ ( Cytoplasmic Polyhidrosis /irus dan kelompok lain yang lebih kecil jumlahnya. #ara serangga terinfeksi oleh irus umumnya melemah pada saluran pencernaan makanan ini terjadi se)aktu lara makan bagian tanaman yang telah mengandung polyhidra. Selain itu juga dapat masuk ketubuh serangga se)aktu meletakkan telur atau melalui bagian tubuh yang terluka, mungkin oleh serangan musuh alami. $irus juga dapat ditranmisikan le)at induk ysng telah terinfeksi melalui telur ysng diturunkan. ;ontoh irus yang dapat dipakai untuk pengendalian hayati adalah >$ ( +ucleopolyhedro virus paling banyak menyerang pada 11
serangga ordo lepidoptera, /yminoptera, +iptera serta ;oleoptera.
.
Nenat%a
+isamping irus, jamur dan bakteri juga ada banyak spesies nematoda yang bersifat parasitik terhadap serangga hama, baik yang bersifat parasit obligat maupun fakultatif. +ari D famili yang menyerang serangga "amili !ermithidae merupakan famili yang paling banyak7terpenting terdiri atas B0 genera dan 200 spesies. >ematoda muda meninggalkan telur dan masuk kedalam tubuh serangga melalui kutikula dan masuk kedalam homocoel, setelah berganti kulit beberapa kali maka nematoda de)asa keluar dari tubuh serangga, dan serangga mati sebelum atau sesudan nematoda keluar. *euntungan
menggunakan
nematoda
entomopagen
adalah
kemampuan mematikan inang sangat cepat, karena serangan nematoda akan mengalami kematian dalam )aktu 244@ jam setelah aplikasi. -ubuh serangga akan lemas terjadi penurunan aktiitas dan terjadi perubahan )arna tubuh menjadi merah kecoklatan jika terserang Steinernema spp dan hitam jika terserang Heterorhabditis spp. >ematoda akan berkembangbiak dalam tubuh serangga inang sampai menghasilkan keturunan yang sangat banyak. >ematoda akan memasuki fase reproduktif yaitu memperbanyak keturunan apabila populasi nematoda dalam tubuh inang rendah sedangkan bila populasi tinggi akan memasuki fase infektif. >ematoda stadium ketiga sering disebut $uvenil infektif akan keluar dari tubuh serangga dan berusaha untuk mencari inang baru. 8uenil infektif mampu bertahan hidup lama sampai memperoleh inang kembali dan fase ini merupakan satusatunya fase yang bersifat infektif terhadap serangga inang. ;ontoh nematoda yang sering digunakan untuk pengendalian hayati adalah >enatoda Steinernema spp dapat mengendalikan hama dari rdo #epidoptera dan 12
;oleoptera.
e.
Pr%t%+%a an ,ikettsia
Spesiesspesies proto:oa yang patogenik terhadap serangga pada umumnya termasuk dalam sub kelompok !ikrosporodia. -elah dikenal kurang lebih 2B0 spesies mikrospodia yang menyerang serangga. -iga jenis mikrosporodia yang telah dikenal antara lain +osema locustae, >. Acridopagus dan >. Cuneatum telah di jadikan sebagai agen hayati untuk mengendalikan hama belalang kususnya di 5merika. enyebaran mikrosporadia melalui makanan dan dipindahkan dari induk yang terinfeksi keketurunanya. engaruh mikrosporodia terhadap kehidupan inang relatif lambat dan gejala luarnya sangat berariasi. !ikrosporodia tersebar luas secara alami dapat menjadi faktor mortalitas yang penting bagi serangga inangnya. 8enis rikettsia banyak menyerang kumbang. *ematian akibat riketsia akan terjadi 4 bulan setelah aplikasi atau lebih lama dibandingkan kematian akibat agen hayati seperti jamur, bakteri, nematoda dan irus. ;ontoh roto:oa dan &ikettsia yang dapat dipakai dalam pengendalian hayati adalah Cocodia mampu menginfeksi hama gudang "ribolium confusum
C.
Strategi Pengenalian Ha!ati
-eknik pengendalian hayati dengan menggunakan parasitoid dan predator yang dilakukan sampai saat ini dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu, *onserasi, Introduksi, dan 5ugmentasi. !eskipun ketiga teknik pengendalian hayati tersebut berbeda tetapi dalam pelaksanaanya sering digunaka secara bersama.
$.
-%nserasi
!enurut &ukmana. dan sugandi, (2002. !usuh alami mempunyai andil yang sangat besar dalam pembangunan pertanian ber)a)asan 13
lingkungan karena daya kendali terhadap hama cukup tinggi dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. 5gar upaya ini dapat berlangsung dan berkesinambungan secara terusmenerus musuh alami perlu dijaga kelestariaanya. !elindungi dan mempertinggi populasi musuh alami yang dapat digunakan sebagai pengendali hama yang ada dialam baik sebagai parasitoid, predator maupun
patogen. -ujuannya adalah menghindari
tindakantindakan yang dapat mengganggu kelestarian populasi musuh alami misalnya dengan memakai sistem tanam yang lebih beraneka ragam, menanam dan melestarikan tanaman berbunga sebagai makanan dari musuh alami, menekan pemakaian pestisida yang berlebihan, melestarikan tanaman liar yang mendukung inang alternatif parasitoid atau mangsa alternatif predator. elepasan musuh alami sebaiknya dilakukan saat kondisi lingkungan mendukung aktifitasnya, misalnya pagi atau sore hari, sehingga saat kondisinya lingkungan kurang mendukung misal cuaca panas, musuh alami telah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi. Selain itu pelepasan dilakukan saat populasi hama mulai meningkat meninggalkan batas keseimbangan alami.
&.
Intr%uksi
!enambah atau memasukan populasi musuh alami yang digunakan dalam jumlah banyak( perbanyakan di laboratorium untuk pengendali baik sebagai parasitoid, predator maupun patogen. -eknik introduksi atau importasi musuh alami seringkali disebut sebagai praktek klasik pengendalian hayati. /al ini disebabkan karena sejak diketahui sebagian besar usaha pengendalian hayati menggunakan teknik introduksi. *eberhasilan teknik introduksi misalnya pada 1 introduksi kumbang /edalia, 0odolia carnidalis dari benua 5ustralia yang menyerang perkebunan jeruk dikalifornia untuk mengendalikan hama kutu perisai .cerya purchasi. 14
*eberhasilan ini kemudian dicobakan pada hamahama lain dan banyak juga yang berhasil baik secara lengkap, subtansial maupun parsial. !enurut Untung ( 2006 ada beberapa langkah klasik yang dapat ditempuh untuk melakukan introduksi musuh alami pada suatu tempat. #angkahlangkah dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut 1
'.
a.
enjelajahan atau 'kplorasi di negeri asal.
b.
engiriman parasitoid dan predator dari negeri asal.
c.
erbanyakan parasitoid dan predator di laboratorium.
d.
elepasan dan pemapanan parasitoid dan predator yang di impor.
e.
'aluasi efektiitas pengendali hayati.
Aug#entasi
-eknik 5ugmentasi adalah upaya peningkatan jumlah dan pengaruh musuh alami yang sebelunya telah berfungsi di ekosistem tersebut, baik dengan cara pelepasan sejumlah tambahan baru maupun dengan cara memodifikasi ekosistem sedemikian rupa sehingga jumlah dan kemamgusan musuh alami dapat ditingkatkan. elepasan secara augmentasi ini akan berhasil bila dilakukan secara periodik. 5da 3 cara pelepasan pereodik Edalah sebagai berikut 1 $.
Pelepasan In%kulatif
elepasan musuh alami dilakukan satu kali dalam satu musim atau dalam satu tahun dengan tujuan musuh alami dapat mengadakan kolonisasi dan menyebarluas secara alami sehingga dapat menjaga keseimbangan. &.
Pelepasan Suple#en
elepasan dilakukan setelah kegiatan sampling diketahui populasi hama mulai meninggalkan populasi musuh alaminya. -ujuannya adalah untuk membantu musuh alami yang sudah ada agar kembali berfungsi dan dapat mengendalikan populasi hama. 15
'.
Pelepasan Inunatif atau Pelepasan Massal
elepasan ini diharapkan agar indiiduindiidu musuh alami yang dilepas secara sekaligus dapat menurunkan populasi hama secara cepat terutama setelah ratusan ribu atau jutaan indiidu parasitoid atau predator dilepaskan. 5da 2 cara 5ugmentasi 1 elepasan inundatif parasitoid sering disebut penggunaan Insektisida biologi karena musuh alami diharapkan dapat bekerja secepat insektisida kimia dalam penurunan populasi hama, memanipulasi atau memodifikasi ekosistem 1 Sehingga ekosistem tersebut lebih mendorong peningkatan populasi dan efektifitas serta efisiensi musuh alami.
D.
-eterpauan Dengan -%#p%nen PHT Lain
Sesuai
dengan
konsep
dasar
engendalian
/ama
-erpadu
(/-,
pengendalian hayati memegang peranan yang sangat penting karena pengendalian ini sangat menentukan semua usaha teknik pengendalian yang lain secara bersamaan ditujukan untuk mempertahankan dan memperkuat berfungsi dari musuh alami sehingga populasi hama tetap berada diba)ah ambang ekonomi. engendalian hama terpadu (/- adalah pengendalian hama yang memiliki dasar ekologis dan menyadarkan diri pada faktorfaktor mortalitas alami seperti musuh alami dan cuaca serta mencari teknik pengendalian yang mendatangkan gangguan sekecil mungkin terhadap faktorfaktor tesebut. /- menggunakan pestisida hanya setelah adanya pemantauan populasi hama yang sistemis dan pemamtauan musuh alami menunjukan diperlukannya penggunaan pestisida. Secara ideal program pengendalian hama terpadu, mempertimbangkan semua kegiatan pengendalian hama yang ada. +alam /- musuh alami, caracara bercocok tanam, arietas tanaman, agensia mikrobia, memanipulasi genetik, senya)a kimia tertentu ( seperti se= attraktan7penarik serangga kelamin tertentu dan pestisida menjadi faktor tergabung dalam proses pengendalian hama. rinsip dasar /- bukan bertujuan atau cara pengendalian melainkan suatu 16
metode ilmiah untuk mengendalikan hama (- agar secara ekonomis tidak merugikan, dan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan. Untuk mencapai Sasaran atau tujuan dari /- yaitu produktiitas pertanian tinggi, kesejahteraan petani meningkat, populasi hama atau kerusakan yang ditimbulkannya secara ekonomis tidak merugikan, kualitas dan keseimbangan lingkungan terpelihara. Selain sasaran dan tujuan, yang tidak kalah penting adalah adanya Strategi /-. Strategi engendalian /ama -erpadu yaitu dengan cara memadukan semua teknik atau metode pengendalian hama secara optimal baik secara ekologis maupun secara ekonomis, pengendalian hama (- lebih menekankan pada caracara nonkimia)i (budidaya tanaman sehat dan pemanfaatan musuh alami. enggunaan pestisida selektif pada saat populasi hama mencapai ambang ekonomi atau ambang pengendali hama -. Selain /- ekologi ada juga teknologi /- dengan cara pengelolaan ekosistem dengan cara bercocok tanam, penggunaan arietas yang tahan hama -, pengendalian secara fisik atau mekanik, engendalian secara genetik (jantan mandul, penggunaan pestisida secara selektif, penggunaan - dengan peraturan atau karantina.
17
BAB III PENUTUP
A.
-esi#pulan
.
+idalan suatu ekosistem terjadi hubungan timbal balik baik intra maupun antarspesies, mekanisme hubungan tersebut adalah predasi yang kemudian akan disebut sebagai rantai makanan.
2.
rinsip pengendalian hayati adalah pengendalian serangga hama dengan cara biologi,
yaitu
dengan
memanfaatkan
musuhmusuh
alaminya(agen
pengendali biologi, seperti predator, parasit dan patogen. 3.
engendalian hayati memiliki keuntungan dan kelemahan.
4.
+i lihat dari fungsinya musuh alami dapat dikelompokkan menjadi, arasitoid, redator dan atogen.
B.
arasitoid dapat digolongkan berdasarkan fase tubuh inang yang diserang1 arasitoid telur, arasitoid telur < lara, arasitoid lara, arasitoid lara < pupa, arasitoid pupa, arasitoid imago.
6.
redator adalah binatang atau serangga yang memangsa serangga lain. redator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan, membunuh atau memangsa serangga lain.
A.
atogen adalah golongan mikroorganisme atau jasad renik yang menyebabkan serangga sakit dan akhirnya mati. !ikroorganisme yang dapat menjadi patogen adalah irus, bakteri, proto:oa, jamur, riket:ia dan nenatoda.
@.
engelolaan ekosistem dengan cara bercocok tanam, penggunaan arietas yang tahan hama -, pengendalian secara fisik atau mekanik, pengendalian yang akan di lakukan, engendalian secara genetik, ingat bah)a resiko itu tidak pernah penggunaan pestisida secara selektif, datang di a)al akan tetapi muncul enggunaan - dengan peraturan akhit, dan penyesalan tu tidak pernah atau karantina, ini merupakan hadir sebelumnya akan tetapi akan teknologi /-. timbul setelahnya. 18
B.
Saran
Sebaiknya dalam setiap penulisan makalah mahasis)a lebih aktif dalam penyusunan makalah agar makalah yang dihasilkan dapat sesuai dengan harapan. +alam setiap penyusunan makalah sebaiknya dilakukan pengaplikasian dari materi yang di susun, agar apa yang telah di susun tidak menjadi sesuatu yang siasia belaka.
19
DA/TA, PUSTA-A
5nonim, 2002. M%el Buia!a tana#an Se"at ( 'udidaya "anaman Sayuran Secara Sehat )elalui Penerapan PH" , +irjen erlindungan -anaman. 8akarta "lint #.
! dan $an den %osch. &, (2000. Pengenalian Ha#a Terpau0
Sebuah Pengantar . *anisius. Fogyakarta &ukmana.&. dan Sugandi. 2002. Ha#a Tana#an an Teknik Pengenaliaan!a , *anisius.Fogyakarta. http177dirarianing.blogspot.com7203707pengendalianhamasecarahayati biologis.html http177id.)ikipedia.org7)iki7engendalianGhamaGbiologis http177infohamapenyakittumbuhan.blogspot.com72027047bentukbentuk pengendalianhamatanaman.html http177syukuribnu.)ordpress.com72037047207agensiahayati7 http177)ahanapertanian.blogspot.com7207027agenhayatidan pemnanfaatannya.html pustaka.litbang.deptan.go.id7publikasi7)r262044.pdf
20