Pengendalian Hama Fisik/Mekanik
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Budi Budida daya ya
pada pada
tana tanam man
memerl merluk ukaan
peng pengeetahu tahuaan
tent tentan ang g
bagaimana cara pengendalian terhadap hama dan penyakit. Salah satu cara peng pengeenda ndalia lian pada pada ham hama pen penyaki yakitt terse rsebut but adal dalah deng dengan an pengendalian secara fisik dan mekanik. Pengendalian fisik dan mekanik merup merupaka akan n tindak tindakan an mengu mengubah bah lingku lingkunga ngan n khusus khusus untuk untuk memati mematikan kan atau atau meng mengha hamb mbat at kehi kehidu dupa pan n hama hama,, dan dan buka bukan n meru merupa paka kan n bagi bagian an praktek budidaya yang yang umum. Pengendalian fisik dan mekanik harus dilandasi oleh pengetahuan yang yang meny menyel elur uruh uh tent tentan ang g ekol ekolog ogii sera serang ngan an hama hama sehi sehing ngga ga dapa dapatt dike diketa tahu huii kapa kapan, n, dima dimana na,, dan dan baga bagaim iman anaa tind tindak akan an ters terseb ebut ut haru haruss dilakukan agar diperoleh hasil seefektif dan seefisien mungkin. selain itu haru haruss ada ada juga juga peng penget etah ahua uan n tent tentan ang g keny kenyat ataa aan n bahw bahwaa seti setiap ap jeni jeniss serang serangga ga memili memiliki ki batas batas tolera toleransi nsi terhad terhadap ap faktor faktor lingku lingkunga ngan n fisik fisik sepert sepertii suhu, suhu, kebasa kebasahan han,, bunyi, bunyi, sinar sinar,, spektr spektrum um elekt elektrom romagn agneti etik k dan lain-lain. Pengendalian fisik dan mekanik dalam PHT tidak mengakibatkan pengaruh negatif bagi lingkungan. pabila pabila dilakukan secara tepat
pengendalian fisik dan mekanik mampu menurunkan populasi hama seca secara ra nyat nyataa dan dan dapa dapatt meny menyel elam amat atka kan n pert pertan anam aman an kita kita.. !ntu !ntuk k memperoleh teknologi pengendalian yang efektif yang dapat menjadi masalah adalah cara pengorganisasian pengendalian. Hal ini disebabkan agar agar ada ada peng pengar aruh uhny nyaa terh terhad adap ap penu penuru runa nan n popu popula lasi si hama hama.. "ara "ara pengendalian ini memerlukan banyak tenaga dan harus dilakukan berulang kali. Peng Pengen enda dali lian an fisi fisik k meru merupa paka kan n usah usahaa kita kita meng menggu guna naka kan n atau atau meng mengub ubah ah fakt faktor or ling lingku kung ngan an fisi fisik k sede sedemi miki kian an rupa rupa sehi sehing ngga ga dapa dapatt menim menimbu bulk lkan an kema kemati tian an pada pada hama hama dan dan meng mengur uran angi gi popu popula lasi sinya nya.. #ematian
hama
disebabkan
karena
faktor
fisik
seperti
suhu,
kelembaban, suara yang dikenakan diluar batas toleransi serangga hama sasaran. Batas toleransi disini dapat berupa batas terendah dan tinggi. Beberapa pengendalian
perlakuan fisik
antara
atau lain
tindakan adalah
yan yang
terma rmasuk
pemanasan,
dalam
pembakaran,
pemanasan dengan energi radio frekuensi, pendinginan, pembasahan, pengeringan, lampu perangkap, radiasi sinar infra merah, gelombang suara, penghalang. Peng Pengen enda dali lian an meka mekani nik k
bert bertuj ujua uan n untu untuk k
mema memati tika kan n atau atau
memindahkan hama secara langsung, baik dengan tangan atau dengan bantuan
alat
dan
bahan
lain.
!ntuk
meningkatkan
efekti$itas
pengendalian dan penyebaran hama. %adi dapat ditentukan waktu pengendalian mekanik yang tetap, dan fase hidup yang menjadi praktik
pengendalian hama, yaitu pengambilan dengan tangan, gropyokan, memasang perangkap, pengusiran, dan cara-cara lain. Pengendalian fisik dan mekanik memiki tujuan langsung dan tidak langsung. &iantaranya mematikan hama, menggangu akti$itas fisiologi hama yang normal dengan cara lain dan diluar pestisida, dan mengubah lingkungan sedemikian rupa sehingga lingkungan menjadi kurang sesuai bagi kehidupan hama. Pengendalian secara fisik dan mekanik antara lain adalah dengan cara penggunaan penghalang fisik, pembakaran, 'rganisme Penganggu Tanaman
pemanasan,
gelombang
suara,
radiasi
cahaya,
lampu
perangkap, pengapasan, dan lain ( lain. Pengendalian hama dan gulma secara manual atau dengan menggunakan alat dan mesin pertanian juga dapat digolongkan sebagai cara pengendalian mekanik.
1.2
Tuuan
Tujuan dari makalah ini yaitu agar kita mengetahui kelebihan dan kelemahan pengendalian hama secara fisik dan mekanik serta aplikasi di lapangan.
BAB II
TIN!AUAN PU"TA#A
BAB III PEMBAHA"AN $.1 Pengendalian %isik/mekanik
Pengendalian fisik dan mekanik merupakan tindakan mengubah lingkungan khusus untuk mematikan atau menghambat kehidupan hama, dan
bukan
merupakan
bagian
praktek
budidaya
yang
umum.
Pengendalian fisik dan mekanik harus dilandasi oleh pengetahuan yang menyeluruh tentang ekologi serangan hama sehingga dapat diketahui kapan, dimana, dan bagaimana tindakan terdebut harus dilakukan agar diperoleh hasil seefektif dan seefisien mungkin. a.
Pengendalian fisik Pengendalian fisik adalah perlakuan atau tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan serangan hama. Pengendalian secara fisik antara lain) *. Pembakaran + dilakukan sebagai upaya pembasmian hama atau patogen
pada
tanaman
yang
tidak
mungkin
lagi
dapat
diselamatkan. Pembakaran gulma juga sering dilakukan petani. Pembakaran sebagai upaya pengendalian hama, patogen, dan gulma harus dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa musuh
alami hama dan mikroorganisme yang bermanfaat perlu untuk dilindungi. #elebihan -
) -
udah dilakukan
Biaya yang digunakan relati$e lebih kecil. Bisa dilakukan kapan saja.
#ekurangan ) -
!nsur hara tanah berkurang karena
pembakaran
Perlu pengawasan intensif supaya tidak terjadi kebakaran yang diluar sasaran. . Pemanasan + dilakukan untuk pengendalian hama atau patogen yang menyerang hasil tanaman yang disimpan di gudang. Pemanasan tidak dapat dilakukan terhadap tanaman yang sedang aktif tumbuh, karena pemanasan dapat meyebabkan denaturasi enim sehingga mengganngu metabolisme tanaman.
#elebihan
) - lebih efektif karena bisa mengendalikan dalam jumlah yang relati$e besar.
ekurangan ) - waktu pengendalian hanya bias dilakukan pada waktu tertentu. -&apat mengganggu metabolisme tanaman karena pemanasan yang tidak tepat.
/. Penggunaan suara + sebagai cara pengendalian hama lebih bersifat pengendalian sesaat, misalnya dilakukan untuk mengusir burung yang sedang atau hendak menyerang tanaman. Pengendalian
dengan suara atau bunyi ( bunyian ini harus dilakukan secara aktif oleh petani karena efekti$itasnya yang bersifat sesaat tersebut. #elebihan
) - Hemat biaya
- udah dilakukan #ekurangan
) - 0fektifitasnya bersifat sesaat
-Petani harus lebih aktif mengontrol.
1. Perangkap cahaya, beberapa serangga tertentu memiliki sifat tertarik pada cahaya terutama cahaya kuning. Sifat tersebut dapat kita manfaatkan untuk menarik perhatiannya dengan cara membuat perangkap yang berasal dari cahaya yang disekitarnya atau sekelilingnya menggunakan air, minyak tanah, oli dan lain sebagainya yang diharapkan mampu membunuh serangga tersebut. dapun cahaya itu sendiri dapat bersumber dari lilin, lampu tempel2lentera atau minyak tanah, maupun lampu bohlam. Perangkap cahaya ini cocok untuk hama yang aktif pada malam hari seperti penggerek batang, ganjur, dan walang sangit. Beberapa permasalahan penerapan sebagian teknik berikut akan dijelaskan secara singkat) 3 Perlakuan panas dan kebasahan. Pengendalian dengan perlakuan panas dan kebasahan paling berhasil
bila
diterapkan
dalam
ruang
tertutup
seperti
gudang
penyimpanan untuk pengendalian hama gudang. Pengendalian tersebut
terlebih dahulu perlu dipelajari toleransi serangga hama sasaran terhadap faktor fisik yang digunakan. Teknik pembakaran yang bertujuan untuk membunuh serangga hama yang masih ada pada tanaman di lapangan . sebelum dilakukan perlu diadakan pengkajian mendalam tentang perilaku dan ekologi hama serta dampak efek samping yang mmungkin timbul akibat pembakaran. Penentuan tentang kapan, dimana dan luas daerah pembakaran sangat penting dianalisis sebelum pembakaran.
$.2 Pengendalian mekanik
Pedangkan pengendalian mekanik adalah perlakuan atau tindakan yang bertujuan untuk mematikan atau memindahkan hama secara langsung, baik dengan tangan atau dengan bantuan alat dan bahan lainnya. Pengendalian hama dan gulma secara manual atau dengan menggunakan alat dan mesin pertanian juga dapat digolongkan sebagai cara pengendalian mekanik. Pemangkasan lokal + bagian tanaman yang terserang
dipotong
atau
dipangkas,
hasil
pangkasan
kemudian
dikumpulkan di suatu tempat yang terbuka dan aman, lalu dilakukan pembakaran. Pengendalian mekanik antara lain) *. Pengambilan menggunakan tangan. &apat dilakukan pada jenis hama ulat, belalangdan tikus dengan intensitas serangan hama dalam skala kecil.
#elebihan) relati$e mudah dilakukan #elemahan) tidak e$ektif jika digunakan untuk intensitas hama yang cukup besar.
. Penggunaan penghalang fisik 4membuat perangkap5+ sering dilakukan untuk melindungi tanaman dari serangan hama hewan besar, seperti babi hutan. Tanaman juga kadang harus dipagari agar terhindar dari ternak ruminansia. Buah ( buahan seperti mangga 4 Mangifera indica5, belimbing 4averrhoa carambola5, dan jambu biji 4 psidium guajava5 sering dibungkus untuk menghindari serangan lalat buah Bactrocera spp. #elebihan ) - tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan. #ekurangan ) - lebih sulit dilakukan dalam jumlah yang besar -
Hanya dilakukan untuk hama besar.
/. Pengusiran Sasaran teknik pengusiran adalah mengusir hama yang sedang berada di tanaman atau yang sedang menuju pertanaman. Sampai saat ini petani sering memasang patung-patungan yang terbuat dari kertas warna-warni di tengah sawah, juga mengeluarkan suara gaduh yang diperuntukan untuk mengusir burung yan biasa merusak bulir-bulir padi yang sedang masak.
#elebihan #ekurangannya
) - biaya pengendalian murah. ) - hama bisa datang setiap saat setelah
pengusiran.
EN&ENDALIAN HAMA "E'A(A BI)L)&I
Secara umum pengertian pengendalian hama secara biologi2hayati adlah penggunaan makhluk hidup untuk membatasi populasi organisme penggganggu tumbuhan 4'PT5. akhluk hidup dalam kelompok ini diidstilahkan juga sebagai musuh alami, seperti predator, parasitoid, patogen. &alam hal penggunaan dan pengedalian mikroorganisme yang berguna diperluas yaiu meliputi makhluk hidup termasuk yang bersel tunggal, $irion, dan bahan genetik. Tujuan pengendalian adalah mengupayakan agar populasi hama tidak meni,bulkan kerugian, melalui cara-cara pengendalian yang efektif, menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan. da dua pendekatan pengendalian , yaitu proaktif dan reaktif. Proaktif adalah upaya mengekang perkembangan hama agar populasinya tetap dibawah ambang ekonominya, contohnya seperti penanaman $arietas tahan, cara bercocok tanam yang baik, dan penggunaan musuh alami. Sedangkan reaktif adalah upaya menekan perkembangan hama agar populasinya kembali di bawa ambang ekonominya, umumnya berupa pengendalian kimiawi. "ara pengendalian hama dengan bercocok tanam yaitu yang pertama dengan pengolahan2pengerjaan tanah, hal ini ditujukan terhadap hama yang dalam siklus hidup mempunyai fase di dalam tanah. "ontoh nya, lar$a famili Scarabaeidae 4lundi5, lar$a penggerek banatang padi putih
4pada pangkal padi5 yang berdiapause. 6ang kedua dengan sanitasi, yaitu pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman terdahulu atau gulmanya, kemudian pencabuatan tanaman yang terserang hama. 6ang ketiga adalah pemupukan, pemupukan yang berimbang dengan kebtuhan tanaman antara 7, P, # dan unsur-unsur mikro, dengan tercukupinya unsur hara tersebut tanaman akan sehat dana akhirnya tanaman tersebut akan tahan dari serangan hama. 6ang keempat adalah pengairan, cara pengairan ini ada pengairan irigasi yang dibagi menjadi dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan Scirpophaga innotata, dan 7ymphula depunctalis, dan yang secra tidak langsung dengan perubahan iklmi mikro terutama 8H. 6ang kelima dengan tanam serempak, yaitu penanaman harus dilaksanakan di areal yang cukup luas, minimal satu hamparan dengan golongan air yang sama, tujuannya untuk membatasi perkembangbiakan serangga hama. "ontohnya, pengendalian walang sangit pada padi, pengendalian lalat kacang pada kedelai 4lalat ini menyerang kotiledon kedelai5. Pengendalian ini secra tidak langsung mengurangi polulasi, yaitu memeratakan serangan per petak 4dikonsentrasikan pada petak yang banyak makanannya5. 6ang keenam yaitu dengan rotasi2pergiliran tanaman, tujuannya untuk mematikan kehidupan hama dengan menghilangkan tanaman inang. "ara ini sangat efektif pada seranggaserangga monofag. 6ang ketujuh adalah penanaman tanaman perangkap atau bertani secara jalur 4Strip farming5, tanaman yang digunakan adalah $arietas2tanaman yang paling rentan dan ditanam lebih dahulu. enanam minimal dua jenis tanaman di lahan yang sama dalam barisan barisan 4tumpang sari5, contohnya tumpang sari antara kubis dan tomat dapat mengurangi populasi Plutella 9ylostella. Pengendalian hama dengan menggunakan $arietas resisten, cara ini tidak termasuk cara bercocok tana, karena yang diganti bukan cara tanam tetapi $arietasnya 4resisten tidak sama dengan kebal2immune5. Sifat resisten tanaman di dasari oleh faktor genetik. ekanisme resisten adalah sebagai berikut ) *5. non prefernce 4anti 9enosis5, yaitu tidak dipilih sebagai tempat hidup, temapt bertelur, sebagai makanan atau sebagai tempat berlindung 4sifat serangganya5. 5. ntibiosis 4dari segi tanamannya5, yaitu terjadi pengaru buruk terhadap kehidupan serangga
dalam hal mortalitas pradewasa meningkat, siklus hidup memanjang, keperidian 4jumlah telur yang mapu dihasilkan imago betina5 menurun, lama hidup imago menurun. /5. Toleransi 4dari segi tanamannya5, yaitu tanaman dapat mentolerii kerusakan akibat serangan serangga sehingga tanaman tersebut masih dapat hidup dan membentuk bagian-bagian yang baru kemudian masih bereproduksi dengan baik. Pada umumnya usaha pengendalian seragan hama yang kerap dilakukan adalah melalui pemberian insektisida. 7amun, penggunaan insektisida secara berlebihan akan berdampak terhadap keseimbangan ekosistem. isalnya, hama menjadi lebih kebal. rtinya, penggunaan bahan kmia secra berlabihan bukan tidak mungkin menyebabkan populasi hama maupun penyakitnya akan semaki bertambah. Selain itu, musuh alami dari hama yang berada di lahan pertanian maupun perkebunan juga akan ikut mati, bahkan terancam punah. Pengendalian kimia secara serampangan juga akan menyebabkan penurunan jasad renik. Padahal jasad renik memiliki peran besar sebagai pegurai benda mati menjadi bahan organik yang diperlukan untuk kesuburan tanah. Pengendalian kimia secra berlebihan juga menyebabkan tertinggalnya residu insektisida pada produk pertanian. Hal itu akan sangat membahayakan kesehatan manusia, misalnya menyebabkan kanker dan tumor. !paya mengganti insektisida bisa dilakukan dengan pengendalian hama secara biologis. enurut &r 8osichon !baidillah Phil, taksonom serangga dari :embaga ;lmu Pengetahuan ;ndonesia 4:;P;5, pengendalian hama secara biologis menggunakan musuh alami hama. etode itu diarahkan untuk mengendalikan hama secara alami dengan membiarkan musuh-musuh alami tetap hidup. "ara itu memang ramah lingkungan, tapi hasilnya tampak dalam jangka waktu lama. Seperti yang telah dijelaskan diatas, pengendalian hama secara biologi dengan menggunakan musuh alami seperti pemangsa atau disebut dengan predator, parasitoid, dan patogen. Pemangsa adalah serangga atau hewan pemakan serangga yang selama masa hidupnya banyak memakan mangsa. Secara fisiologis, ciri pemangsa adalah bentuknya
lebih besar dari mangsanya. %enis pemangsa, antara lain kumbang, lalat, laba-laba, tawon, dan seranga-serangga kecil lainnya. Parasitoid adalah serangga yang meletakkan telurnya pada permukaan atau di dalam tubuh serangga lain yang menjadi inang atau mangsanya. Parasitoid sering juga disebut parasit. #ebanyakan serangga parasitoid hanya menyerang jenis hama secara spesifik. Salah satu contoh parasitoid ini adalah serangga yang dengan suku 0ulophidae. Serangga parasitoid dewasa menyalurkan suatu cairan atau bertelur pada suatu hama sebagai inangnya. #etika telur parasitoid menetas, lar$a akan memakan inang dan membunuhnya. Setelah itu keluar meninggalkan inang untuk menjadi kepompong lalu menjadi serangga lagi. "ara pengendalian biologi lainya adalah menggunakan musuh alami patogen, yaitu makhluk hidup yang menjangkitkan penyakit pada inang. &alam kondisi tertentu, seperti kelembapan yang tinggi secara alami, suatu organisme rawan terhadap serangan patogen. Patogen dapat dimanfaatkan untuk dijadikan musuh alami dari hama pertanian. "ontoh patogen di antaranya, bakteri, $irus, dan jamur. enurut 8osichon, pengendalian biologi memiliki keunggulan lebih ramah lingkungan. Pasalnya, penggunaan insektisida dapat dikurangi bahkan tidak digunakan sama sekali. #endati demikian, kunci dari pengendalian hama secara biologi adalah mengenal terlebih dahulu aspek biologi dari serangga itu sendiri. spek biologi dari serangga antara lain siklus hidup, umur, dan deskripsi masing-masing spesies. ;nformasi tersebut menjadi penting untuk menentukan saat yang tepat untuk pengendalian hama. Hanya saja, kata 8osichon, kelemahan dari pengendalian biologi adalah penerapannya di le$el petani. Pengendalian biologi yang membutuhkan teknik khusus masih dikuasai para peneliti. Sedangkan perpanjangan tangan dari para peneliti, yaitu Penyuluh Petani :apangan 4PP:5 saat ini sudah jarang sekali ditemui di lapangan.
4http)22blog.ub.ac.id2tarihida2<*2<=2*=2pengendalian-hama-secara biologis25
#)MP)NEN PHT/PEN&ENDALIAN HAMA TE(PADU *Pengendalian "e+ara Fisik , Mekanik , &enetik dan #imia- aa0a estisida )rganisme Pengganggu Tanaman *)PT#)MP)NEN PHT
Perlindungan Tanaman adalah suatu usaha ataupun cara pengendalian 'rgnisme Pengganggu Tanaman 4'PT5 di sekitar area pertanian dimana pengendaliaan ini dilakukan tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem alam dan pengendalian dilakukan untuk menekan pertumbuhan hama hanya sampai dibawah mbang 0konomi405 Tujuan Perlindungan Tanaman adalah ) a. Pencegahan, pengendalian dan pemantauan 'PT, b. Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil-hasil pertanian,peningkatan daya saing produk pertanian dipasar, c. Peningkatan penghasilan dan kesejahteraan petani, d. Peningkatan kualitas dan keseimbangan lingkungan hidup. 'rganisme Pangganggu Tanaman terdiri dari tiga kelompok pengganggu yaitu hama 4binatang >ertebrata dan ;n$ertebrata5, penyakit 4ikoplasma, >irus, %amur, Bakteri5 dan gulma 4rumput-rumputan dan gulma berdaun lebar5. 'PT tersebut sangat besar peranannya di bidang pertanian karena sebagai pengganggu tanaman mereka mampu membuat luka tanaman. :uka menyebabkan kerusakan tanaman, selanjutnya kerusakan tanaman akan berdampak pada penurunan angka hasil dan mutu hasil produksi tanaman. khirnya penurunan angka hasil dan mutu hasil tersebut akan berdampak pada kerugian. 2. Masala )rganisme Pengganggu Tanaman *)PT-
&alam meningkatkan produksi pertanian banyak kendala yang kita hadapi diantaranya adalah gangguan organisme pengganggu Tanaman
4'PT5. Serangan 'PT mengakibatkan kerusakan tanaman dan penurunan hasil mulai dipertanaman hingga kepenyimpanan. kibat kerusakan yang ditimbulkan oleh 'PT tersebut akan mengakibatkan penurunan hasil baik secara kwantitas atau kwalitas. Hama terjadi karena adanya ketidakseimbangnya ekologi yang disebabkan oleh kontrol manusia terhadap penggunaan bahan kimiakimia secara berlebihan, tidak terukur dan berkelanjutan Berbagai jenis hama mempunyai peran penting terhadap penurunan produksi pertanian. Pada tanaman padi saja tercatat *<< jenis hama dan 1< jenis penyakit. Pada kedelai tercatat =< jenis hama dan /< jenis penyakit 4Soejitno,*?@@, Tjoa,*?=/5. asih banyak lagi jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan lainnya. Pada awalnya dan sampai saat ini petani masih menggunakan pestisida untuk mengendalikan gangguan organisme pengganggu tanaman. 7amun para pakar telah menyadari sejak lama adanya pengaruh buruk terhadap penggunaan pestisida yang tidak terkendali. asalah-masalah yang timbul antara lain tertinggalnya residu pada tanaman, tanah, air dan makanan. Timbulnya kasus resistensi hama dan resurgensi pada hama dan banyak kasus-kasus keracunan lain yang tidak langsung dapat dibuktikan.
$."istem PHT *Pengendalian Hama Teradu-
Pengendalian 'PT tetap harus mengarah dan berpegang pada prinsip bahwa sistim pengendalian pada suatu wilayah adalah efektif dan efisien serta berwawasan lingkungan. #onsepsi pengendalian yang dikombinasikan dari berbagai cara dan dikembangkan secara lebih luas yaitu sebagai suatu sistim pengelolaan populasi hama yang
menggunakan semua tehnik yang sesuai dan kompatibel 4saling mendukung5 untuk menurunkan populasi sampai tingkat dibawah ambang kerugian ekonomi dan konsep ini dikenal dengan konsep Pengendalian hama Terpadu 4PHT5. PHT adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan 'PT dengan menggunakan berbagai teknik pengendalian yang kompatibel dan di kembangkan dalam satu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Sistem penerapan PHT bersifat dinamis, artinya penerapan PHT bukan dalam bentuk paket teknologi, tetapi dalam bentuk lentur sesuai dengan ekosistem pertanaman. 'leh sebab itu, perlu informasi dan pengetahuan berupa unsur dasar dan komponen PHT. Ada 3 #4m4nen PHT 5 •
Pengendalian dengan #arantina 2 Perundang-undangan,
•
Pengendalian se+ara %isik
•
Pengendalian se+ara makanik
•
Pengendalian secara >arietas Tahan,
•
Pengendalian secara #ultur Teknis,
•
Pengendalian secara Hayati2Biologis
•
Pengendalian se+ara &enetik
•
Pengendalian se+ara #imia
Pengendalian se+ara Fisik
Pengendalian ini dilakukan dengan cara mengatur faktor-faktor fisik yang dapat mempengaruhi perkembangan hama, sehingga memberi kondisi tertentu yang menyebabkan hama sukar untuk hidup. Bahan-bahan simpanan sering diperlakukan dengan pemanasan 4pengeringan5 atau pendinginan. "ara ini dimaksudkan untuk membunuh atau menurunkan populasi hama sehingga dapat mencegah terjadinya peledakan hama. Bahan-bahan tersebut biasanya disimpan di tempak yang kedap udara sehingga serangga yang bearada di dalamnya dapat mati lemas oleh karena "' dan nitrogen. Pengolahan tanah dan pengairan dapat pula dimasukkan dalam pengendalian fisik+ karena cara-cara tersebut dapat menyebabkan kondisi tertentu yang tidak cocok bagi pertumbuhan serangga. !ntuk mengendalikan nematoda dapat dilakukan dengan penggenangan karena tanah yang mengandung banyak air akan mendesak oksigen keluar dari partikel tanah. &engan hilangnya kandungan ' dalam tanah, nematoda tidak dapat hidup lebih lama. Tindakan dalam pengendalian secara fisik) Pemanasan, Pembakaran, Pendinginan, Pembasahan, Pengeringan, :ampu perangkap, 8adiasi Sinar ;nfra erah, Aelombang Suara. "ontoh ) •
Suhu ) &engan cara merendam benih dalam air pada suhu tertentu, sehingga lar$a2 telur atau patogen yang terbawa benih jadi mati.
•
"ahaya) Penggunaan lampu perangkap untuk menangkap serangga fototropik positif 4tertarik cahaya5 dan fototropik negati$e 4menghindari cahaya5.
•
Penggenangan lubang-lubang tikus, dilakukan ketika menjelang pembuatan persemaian.
•
Penggenangan lahan untuk mengendalikan nematoda di dalam
tanah. Pengendalian se+ara Mekanik Pengendalian mekanik mencakup usaha untuk menghilangkan secara langsung hama serangga yang menyerang tanaman. Pengendalian mekanis ini biasanya bersifat manual yaitu dengan mengambil hama yang sedang menyerang dengan tangan secara langsung atau dengan melibakan tenaga manusia telah banyak dilakukan oleh banyak negara pada permulaan abad ini. "ara pengendalian hama ini sampai sekarang masih banyak dilakukan di daerah-daerah yang upah tenaga kerjanya masih relatif murah. "ontoh pengendalian mekanis yang dilakukan di ustralia adalah mengambil ulat-ulat atau siput secara langsung yang sedang menyerang tanaman kubis. Pengendalian mekanis juga telah lama dilakukan di ;ndonesia terutama terhadap ulat pucuk daun tembakau oleh Helico$erpa sp. !ntuk mengendalikan hama ini para petani pada pagi hari turun ke sawah untuk mengambil dan mengumpulkan ulat-ulat yang berada di pucuk tembakau. !lat yang telah terkumpul itu kemudian dibakar atau dimusnahkan. "ontoh ) *.Pengambilan dengan Tangan •
•
Pengumpulan kelompok telur Schirpophaga inotata di pertanaman padi. Pengumpulan lar$a Spodoptera litura pada daun kubis-kubisan.
.Pemangkasan 6aitu memangkas bagian tanaman yang terserang. 09) emangkas cabang kakao yang terserang Zeuzera coffea atau Upasia salmonicolor.
/.Aropyokan. Aropoyokan bertujuan untuk menurunkan populasi tikus secara serentak dalam suatu hamparan. aktu yang tepat untuk melakukan gropoyokan adalah saat tidak ada pertanaman dan tikus berada dalam sarang. 1.Penghalang 4barier mekanik5 Penggunaan pagar seng, plastik, atau parit2selokan, penggunaan plastik pembungkus pada buah, perangkap bubu dan Trap Barrier System. Pengendalian dengan 6arietas Taan S0%88H P08#0B7A7 Sejak abad ke *@ dan permulaan abab ke *? teknik tanaman tahan hama untuk mengendalikan hama telah dikenal di merika Serikat. #eberhasilan pertama penggunaan tanaman tahan hama dalam pengendaliaan hama terjadi sekitar akhir abad ke *? di Perancis dan 7egara-negara 0ropa lainya. Pada waktu itu industry anggur di 0ropa terancam bangkrut karena semua jenis tanaman anggur sangat peka terhadap hama Phylloxera vitifolia yang sangat berbahaya. Setelah diketahui bahwa di merika terdapat $arietas anggur yang tahan Phylloxera kemudian untuk mengendalikan hama tersebut petani 0ropa menanam tanaman anggur 4itis spp5 tahan yang berasal dari merika. Teknik pengendalian ini kemudian dikembangkan dan digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama penyakit tumbuhan. H!B!7A7 S087AA &07A7 T77 ;77A &ilihat dari hubungan taksonomi tanaman inangnya dapat dibedakan tiga kelompok serangga herbi$ora yaitu) *. onofag+ serangga yang tanaman inangnya berupa satu jenis tanaman atau sedikit jenis tanaman yang berdekatan yaitu sesama genus . 'ligofag+ serangga yang tanman inangnya berupa beberapa jenis tanaman dari beberapa genus sesama family /. Polifag+ serangga yang tanaman inangnya terdiri atas jenis dari banyak family yang berbeda atau dari ordo yang berbeda.
gar mekanisme ketahanan tanaman terhadap hama dapat diketahui maka kita perlu mengetahui hubungan serangga dengan tanaman dilihat dari perilaku dan fisiologi serangga serta sifat tanaman. 1. "i%at erilaku dan %isi4l4gi serangga
Sifat perilaku serangga herbi$ore yang rele$an dengan interaksi serangga dengan tanaman adalah tentang tanggapan 4respons5 oleh serangga terhadap rangsangan 4stimulant5 yang berasal dari tanaman sehingga serangga tertarik datang dan memakan tanaman. enurut #ongan 4*??<5 beberapa langkah yang diikuti oleh serangga herbi$ora dalam menganggapi rangsangan tanaman meliputi) a. Penemuan habitat inang b. Penemuan inang c. Pengenalan inang d. Penerimaan inang e. #ecocokan inang 2. "i%at tanaman seagai sumer rangsangan
&alam proses pemilihan dan penentuan inang oleh serangga peranan tanaman sebagai sumber rangsangan bagi serangga sangat penting. Sifat morfologi dan fisiologi tanaman merupakan sumber rangsangan utama. Taktik kultur teknis 4cultural control atau ecological management 5 adalah taktik memanipulasi lingkungan untuk membuat ketidakcocokan hama pada suatu lingkungan dengan cara mengganggu siklus reproduktif, mengeliminasi makanan, dan membuat lingkungan lebih cocok untuk perkembangan musuh alami. alaupun sudah tergolong tua, metode kultur teknis masih efektif menekan tingkat serangan hama
dan diterima luas dalam implementasi teknologi PHT. Tujuan akhir dari taktik kultur teknis adalah menemukan lin! yang lemah dari siklus musiman hama sehingga hama tidak berkembang. "ontohnya dengan cara mengatur jarak tanam, pola tanam, mengurangi kelembaban, pergiliran tanaman, dan mengatur waktu tanam, penanaman tanaman perangkap. Pengendalian hayati adalah taktik pengelolaan hama yang dilakukan secara sengaja dengan memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami untuk menurunkan atau mengendalikan populasi hama. !saha pengendalian hama yang mengikutsertakan organisme hidup, oleh karena itu pengendalian hama dengan teknik jantan mandul, $arietas tahan hama, dan manipulasi genetik termasuk dalam pengertian pengendalian hayati. Pengendalian hayati pada dasarnya adalah usaha untuk memanfaatkan dan menggunakan musuh alami sebagai pengendali populasi hama yang merugikan.Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh berbagai pengetahuan dasar ekologi, terutama teori tentang pengaturan populasi oleh pengendali alami dan keseimbangan ekosistem. usuh alami dalam fungsinya sebagai pengendali hama bekerja secara tergantung kepadatan, sehingga keefektifannya ditentukan pula oleh da tiga tujuan dari pengendalian hayati, yaitu reduksi, pencegahan, dan penundaan. 8eduksi populasi hama dilakukan setelah hama mencapai tingkat yang menimbulkan masalah. &engan reduksi, populasi hama diharapkan dapat berkurang ke tingkat yang cukup rendah sehingga hama tidak lagi menimbulkan masalah dalam jangka waktu yang lama. Pencegahan dalam pengendalian hayati dimaksudkan untuk menjaga populasi hama potensial agar tidak mencapai tingkat luka ekonomi 4T:05. Pencegahan membutuhkan inter$ensi awal sebelum hama potensial berkembang mencapai atau melewati T:0. Pada
penundaan, populasi hama dapat berkembang ke tingkat yang tinggi, tetapi terjadi ketika serangga tidak lagi dianggap sebagai hama karena berada di luar jendela waktu. Penundaan perkembangan hama membutuhkan inter$ensi awal sebelum populasi hama potensial mencapai atau melewati T:0. Tiga pendekatan dalam pengendalian hayati adalah importasi atau yang disebut pula dengan sebutan pengendalian hayati klasik, augmentasi, dan konser$asi. Pendekatan importasi melibatkan introduksi musuh alami 4pemangsa, parasitoid, dan patogen5 eksotik, dan umumnya digunakan untuk melawan hama eksotik pula. Pendekatannya didasarkan pada pemahaman bahwa makhluk hidup yang tidak disertai dengan musuh alami asli akan lebih bugar 4fit5 dan akan lebih melimpah dan lebih mampu bersaing daripada yang menjadi subjek pengendalian alami. !ntuk mengendalikannya perlu dicarikan musuh alami yang efektif di tempat asalnya. Praktek augmentasi didasarkan pada pengetahuan atau asumsi bahwa pada beberapa situasi jumlah indi$idu atau jenis musuh alami tidak cukup memadai untuk mengendalikan hama secara optimal. 'leh karena itu, untuk meningkatkan efekti$itas pengendalian hama, jumlah musuh alami perlu ditambah melalui pelepasan secara periodik. da dua pendekatan augmentasi, yaitu inokulasi sejumlah kecil musuh alami dan inundasi 4membanjiri5 dengan jumlah yang besar, tergantung pada tujuannya. Pengendalian hayati konser$asi pada dasarnya adalah melindungi, memelihara, dan meningkatkan efekti$itas populasi musuh alami yang sudah ada di suatu habitat. #onser$asi merupakan pendekatan paling penting jika kita ingin memelihara populasi musuh alami, baik asli maupun eksotik, di dalam ekosistem pertanian. Pengendalian se+ara &enetik Pengendalian secara genetik merupakan teknik pengendalian serangga hama dengan menggunakan jenisnya sendiri bukan musuh alaminya. Seperti Penggunaan Serangga %antan andul.
Teknik "erangga Mandul Teknik Serangga andul 4TS5 merupakan alternatif pengendalian hama termasuk $ektor penyakit yang potensial. Teknik ini relatif baru dan telah dilaporkan merupakan cara pengendalian $ektor2serangga yang ramah lingkungan, sangat efektif, spesies spesifik dan kompatibel dengan cara pengendalian lain. Prinsip dasar TS sangat sederhana yaitu membunuh serangga dengan serangga itu sendiri 4autocidal techni"ue5. Teknik ini meliputi iradiasi koloni serangga jantan di laboratorium dengan sinar C, n atau 9, kemudian secara periodik dilepas di habitat $ektor alami, sehingga tingkat kebolehjadian perkawinan antara serangga jantan mandul dan fertil menjadi makin besar dari generasi pertama ke generasi berikutnya. Hal tersebut akan berakibat makin menurunnya prosen fertilitas populasi serangga di habitatnya dan secara teoritis pada generasi ke-1 prosen fertilitas populasi mencapai titik terendah menjadi
sama dengan at kimia biasa namun mempunyai kelebihan sifat fisis memancarkan sinar radioaktif. #elebihan sifat fisis sebagai pemancar sinar radioaktif telah dimanfaatkan untuk memecahkan masalah berbagai sektor litbang antara lain seperti sektor industri, pertanian, kedokteran2kesehatan, biologi, pertanian, dan lingkungan. Eaktor yang dianggap menyebabkan kemandulan pada serangga irradiasi ialah mutasi lethal dominan. &alam hal ini inti sel telur atau inti sperma mengalami kerusakan sebagai akibat iradiasi sehingga terjadi mutasi gen. utasi lethal dominan tidak menghambat proses pembentukan gamet jantan maupun betina, dan ygot yang terjadi juga tidak dihambat namun embrio akan mengalami kematian. Prinsip dasar mekanisme kemandulan ini untuk selanjutnya dikembangkan sebagai dasar pengembangan teknik pengendalian serangga yang disebut Teknik %antan andul yang dalam perkembangannya disebut Teknik Serangga andul. enurut :a "hance syarat keberhasilan penggunaan TS sebagai berikut) Serangga tidak mengenal batas wilayah atau batas kepemilikan maka Teknik Serangga andul sangat cocok untuk konsep pengendalian pada daerah yang luas 4 area-wide5. Teknik Serangga andul kompatibel dengan semua teknik pengendalian yang lain termasuk pengendalian dengan insektisida yaitu pada saat populasi tinggi perlu diturunkan dengan penyemprotan insektisida dan berikutnya baru digunakan TS, karena TS lebih efektif dan efisien untuk pengendalian populasi serangga hama yang relatif rendah. &engan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka alternatif teknik pengendalian yang lain menunjukkan potensi untuk dapat diaplikasikan sehingga terminologi seperti pengendalian serangga $ector secara terpadu 4integrated pest control 5 , pengelolaan serangga terpadu 4integrated pest management 5, pengendalian secara kimiawi dan biologi mulai timbul yang secara konseptual prinsip dasarnya melekat sesuai
terminologi tersebut. Prinsip dasar TS adalah serangga dapat dengan mudah diproduksi secara masal, dapat dimandulkan, mampu berdaya saing kawin dan lokasinya terisolir. Pengelolaan serangga secara terpadu 4integrated pest management 5 adalah pemilihan, integrasi dan implementasi teknik pengendalian serangga2$ektor agar supaya secara ekonomis, ekologis, sosiologis menguntungkan. TS sangat baik untuk diintegrasikan dan kompatibel dengan teknik pengendalian secara biologis pada daerah yang luas. Pengendalian se+ara #imia erupakan teknik pengendalian 'PT dengan menggunakan bahan kimia beracun untuk melindungi tanaman atau hasil tanaman. Sering di sebut dengan teknik pengendalian menggunakan pestisida. Pestisida adalah sebutan untuk semua jenis obat 4at2bahan kimia5 pembasmi hama yang ditujukan untuk melindungi tanaman dari serangan serangga, jamur, bakteri, $irus dan hama lainnya seperti tikus, bekicot, dan nematoda 4cacing5. alaupun demikian, istilah pestisida tidak hanya dimaksudkan untuk racun pemberantas hama tanaman dan hasil pertanian, tetapi juga racun untuk memberantas binatang atau serangga dalam rumah, perkantoran atau gudang, serta at pengatur tumbuh pada tumbuhan di luar pupuk. Pengg4l4ngan Pestisida . Berdasarkan fungsi2sasaran penggunaannya, pestisida dibagi menjadi F jenis yaitu) *. #nse!tisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. ;nsektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. "ontoh ) basudin, basminon, tiodan, dikloro$inil dimetil fosfat, diainon,dll.
. $ungisida adalah pestisida untuk memberantas2mencegah pertumbuhan jamur2 cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. "ontoh ) tembaga oksiklorida, tembaga 4;5 oksida, carbendaim, organomerkuri, dan natrium dikromat. /. Ba!terisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau $irus. Salahsatu contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh $irus ">P& yang meyerang tanaman jeruk. !mumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu. 1. %odentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. :aimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang memakannya. "ontohnya ) arangan. =. &ematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda 4cacing5. Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. 7ematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. 7ematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya / minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. &ipasaran dikenal dengan nama &&, >apam, dan &aomet. F. 'erbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu 4gulma5 seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. "ontoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol. B. Berdasarkan bahan aktifnya, pestisida dibagi menjadi / jenis yaitu )
*. Pestisida organik 4(rganic pesticide5 ) pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari bagian tanaman atau binatang, misal ) neem oil yang berasal dari pohon mimba 4neem5. . Pestisida elemen 4 )lemental pesticide5 ) pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti) sulfur. /. Pestisida kimia2sintetis 4Syntetic pesticide5 ) pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia ". Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi jenis yaitu ) *. Pestisida sistemik 4Systemic Pesticide5 ) adalah pestisida yang diserap dan dialirkan keseluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. #elebihannya tidak hilang karena disiram. #elemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama. "ontoh ) 7eem oil. . Pestisida kontak langsung 4*ontact pesticide5) adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. %ika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida ini. "ontoh ) Sebagian besar pestisida kimia. E%ek Penggunaan Pestisida dapun dampak negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan pestisida diantaranya ) *.Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah.Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Bila seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang lebih besar untuk teracuni oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Gat beracun ini akan pindah ke
tubuh bayi lewat air susu yang diberikan. &an kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi 4bioakumulasi5.
.Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan masuk ke dalam sistem biota air 4kehidupan air5.#onsentrasi pestisida yang tinggi dalam air dapat membunuh organisme air diantaranya ikan dan udang. Sementara dalam kadar rendah dapat meracuni organisme kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan maka ia akan terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah turunnya populasi burung pelikan coklat dan burung kasa dari daerah rtika sampai daerah ntartika. Setelah diteliti ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar oleh pestisida organiklor yang menjadi penyebab rusaknya dinding telur burung itu sehingga gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus tentu saja perkembangbiakan burung itu akan terhenti, dan akhirnya jenis burung itu akan punah. /.da kemungkinan munculnya hama spesies baru yang tahan terhadap takaran pestisida yang diterapkan. Hama ini baru musnah bila takaran pestisida diperbesar jumlahnya. kibatnya, jelas akan mempercepat dan memperbesar tingkat pencemaran pestisida pada mahluk hidup dan lingkungan kehidupan, tidak terkecuali manusia yang menjadi pelaku utamanya.