PENGENALAN STRUKTUR TUBUH SERANGGA
(Laporan Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman)
Oleh
Alfa Ela
1514131154
Kelompok 3
LABORATURIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Serangga termasuk ke dalam Filum Arthropoda (termasuk pada kelas insekta). Filum Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.
Hampir semua serangga mempunyai sayap, sehingga menjadikan serangga satu-satunya hewan tidak bertulang belakang yang bisa terbang. Seranggadapat dibagi menjadi dua subkelas yaitu: serangga tak bersayap, yang dikenal sebagai Apterygota (meliputi ordo Thysanura), dan serangga bersayap, yang dikenal sebagai Pterygota.
Berdasarkan bentuk rahangnya, serangga dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, Monocondylia (meliputi ordo Archaegnatha) dan Dicondylia (meliputi Thysanura dan subkelas pterygota).Bentuk tubuhnya beragam, ada yang panjang, pipih, dan bulat. Ukurannyapun beragam mulai dari 0,2 mm – 35 cm. Pada bagian depan kepalanya, serangga mempunyai dua antena yang berfungsi sebagai alat peraba. Serangga mempunyai mata campuran yang terdiri dari ribuan "mata tunggal". Pada beberapa jenis serangga seperti lebah, kupu-kupu, dan lalat, alat perabanya terletak di kaki. Contoh serangga adalah lebah, kupu-kupu, lalat, capung, dan nyamuk.
Dalam mengamati penampilan atau anatomi yang tertampak pada serangga satu dengan serangga yang lainnya, akan menunjukkan satu kesamaan dengan yang lainnya dalam hal ini serangga menunjukkan keragaman yang sangat besar dalam bentuknya. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk memahami dan mempelajari anatomi serangga secara menyeluruh.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui bentuk umum serangga sebagaisalah satu organisme hama yang terpenting.
Untuk mengenali perbedaan alat mulut serangga.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pensil, pulpen, kertas dan cawan.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tubuh serangga (belalang) yang sudah diawetkan.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Menyiapkan alat dan bahan.
Mengamati bagian-bagian tubuh serangga yang sudah diawetkan.
Mencatat bagian-bagian tubuh serangga.
PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Nama Serangga : Belalang
Nama Ilmiah : Dissosteira carolina
Ordo : Orthoptera
Pembahasan
Klasifikasi belalang
Belalang merupakan serangga (insecta) pemakan tumbuhan (herbivora) yang berasal dari ordo orthoptera atau serangga bersayap lurus. Berikut ini adalah klasifikasi belalang (Dissosteira Carolina).
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididae
Genus : Dissoteira
Spesies : Dissosteira carolin
Pengertian arthropoda
Pengertian arthropoda adalah hewan dengan kaki yang beruas-ruas, berkuku serta bersegmen. Istilah dari arthropoda sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu arthro yang artinya ruas dan podos yang artinya kaki. Jadi arthropoda yaitu hewan triploblastic selomata dan bilateral simetris. Dimana tubuh dari arthropoda terdiri atas kepala, dada, serta abdomen yang mana keseluruhannya dibungkus oleh zat kitin dan kerangka luar.
Klasifikasi dari Arthropoda
Adapun dibawah ini klasifikasi arthropoda berdasarkan dari struktur tubuhnya. Arthropoda bisa dibedakan menjadi 4 kelas yaitu :
Arachnoidea
Arachnoidea dimana berasal dari bahasa yunani yaitu arachno yang artinya laba-laba. Contoh dari arachonoidea sendiri yaitu kalajengking, laba-laba, tungau. Yang pada umumnya arachnoidea mempunyai sifat parasite yang bisa merugikan manusia, hewan maupun tumbuhan.
Insecta (serangga)
Insecta yang dalam bahasa latin yaitu insect yang artinya serangga. Insecta merupakan satu-satunya kelompok dari invertebrate yang bisa terbang. Adapun penyebaran dari insect sangatlah luas dengan kenakeragaman tinggi di antara kelas-kelas yang lain.
Crustacea
Crustacea adalah salah satu hewan air yang hidupnya di laut dan juga di air tawar. Dimana crustacean sendiri mempunyai tubuh yang bersegmen (beruas) dan terdiri dari sefalotoraks (kepala dan dadanya menjadi satu) serta abdomen (perut).
Myriapoda
Myriapoda merupakan gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda yang mana tubuhnya beruas-ruas dan dari setiap ruasnya mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki.
Ciri-ciri dari Arthropoda
Adapun dibawah ini ciri-ciri umum dari arthropoda yaitu :
Mempunyai ukuran tubuh yang beragam.
Mempunyai alat pernapasan yang berupa insang, trakea, dan paru-paru.
Arthropoda ada yang hidup di darat, laut, udara, dan air tawar.
Memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu tubuh bersegmen (ruas), rangka luar (eksoskeleton) dan ekor.
Tubuh dari arthropoda terdiri atas kepala, dada, dan perut yang bersegmen-segmen.
Bereproduksi secara seksual dan aseksual (Kakdolop, 2015).
Ciri-ciri serangga (Insecta)
Insecta berasal dari bahasa Latin, Insectum yang berarti terpotong menjadi bagian-bagian yang dikenal dengan serangga. Ukuran tubuh serangga yang beragam, yaitu dengan panjang 2-40 mm. Serangga ada yang berukuran mikroskopis dan ada juga yang memiliki ukuran panjang sekitar 260 mm, seperti Phobaeticus serratipes. Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala (kaput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Toraks terdiri atas tiga segmen (ruas) dan pada setiap ruas terdapat sepasang kaki jalan sehingga kaki serangga berjumlah tiga pasang atau enam buah. Abdomen terdiri dari 11 ruas, dari beberapa ruas bersatu sehingga menjadi kurang 11 ruas.
Insecta (serangga) memiliki beberapa ciri-ciri berdasarkan anatomi dan morfologi insecta. Ciri-ciri insecta (serangga) adalah sebagai berikut :
Tubuh dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, dada, dan perut.
Pada kepala terdapat satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
Alat mulut difungsikan untuk mengunyah, mengigit, menjilat dan mengisap
Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya
Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium).
Dada (thorax) terdiri dari tiga ruas yaitu prothorax, mesothorax, dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.
Setiap mesotoraks dan metatoraks terdapat dua pasang sayap, tetapi ada juga yang tidak memiliki sayap.
Alat pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum, dan anus.
Sistem pernapasan dengan sistem trakhea.
Sistem saraf tangga tali.
Pada umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur sampai dewasa.
Tempat hidup di air tawar dan darat.
Sistem peredaran darah terbuka.
Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal.
Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membram Tympanum (Zakapedia, 2015).
Bagian-bagian serangga
Serangga memiliki tiga bagian tubuh utama yaitu kepala, dada dan perut. Mereka memiliki enam kaki dan setidaknya satu pasang antena.
Tiga bagian tubuh utama serangga
Antena, mulut dan mata serangga terletak di kepala. Mata majemuk terdiri dari sampai dengan 4.000 lensa terpisah yang menggabungkan gambar di dalam otak serangga. Seperti mata yang kompleks memberikan penglihatan yang sangat baik. Serangga menggunakan antena untuk mencium dan merasakan. Jika antena mereka rusak mereka menjadi tak berdaya.
Thorax memiliki tiga pasang kaki dan dua pasang sayap, namun, beberapa serangga tidak memiliki sayap sama sekali.
Perut adalah bagian terbesar dari serangga. Yang berisi organ untuk mencerna makanan, melepaskan limbah dan membiarkan serangga berkembang biak (Budisma, 2014).
Morfologi serangga
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen) (Fahlevi, 2010).
Kepala (Caput)
Kepala pada serangga terdiri dari satu rentetan ruas-ruas metamer tubuh. kepala serangga berfungsi untuk mengumpulkan makanan, manipulasi, penerima sensoris dan perpaduan saraf. Pada kepala serangga terdapat alat mulut,antena, mata majemuk, dan mata tunggal (osellus) (Jumar, 2000).
Alat Mulut : Bagian mulut serangga tersusun atas labrum, sepasang mandibula, sepasang maksila, labium dan hypofaring. Tipe bagian-bagian mulut serangga telah menentukan bagaimana serangga itu makan (Borroret al, 1992).
Dasar bentuk mulut pada serangga dapat digolongkan menjadi menggigit-mengunyah (Seperti pada: Ordo Orthoptera, Coleoptera, Isoptera, dan pada larva serangga), menusuk-menghisap (seperti pada Ordo Homoptera dan Hemiptera), menghisap (seperti pada Ordo Lepidoptera), menjilat-menghisap (seperti pada Ordo Diptera) (Jumar 2000).
Antena : Antena pada serangga berfungsi sebagai alat perasa dan bertindak sebagai organ-organ pengecap, organ pembau, serta organ untuk mendengar (Borror et al (1992).
Mata Majemuk dan mata Tunggal (Ocelli) : Serangga dewasa memiliki 2 tipe mata, yaitu mata tunggal dan mata majemuk. Mata tunggal dinamakan ocellus (jamak: ocelli). Mata tunggal dapat dijumpai pada larva, nimfa, maupun pada serangga dewasa. Mata majemuk sepasang dijumpai pada serangga dewasa dengan letak masing-masing pada sisi kepala dan posisinya sedikit menonjol ke luar, sehingga mata majemuk ini mampu menampung semua pandangan dari berbagai arah. Mata majemuk (mata faset), terdiri atas ribuan ommatidia (Jumar (2000).
Dada (Toraks)
Toraks merupakan tagma (segmen) lokomotor tubuh dan toraks mangandung tungkai-tungkai dan sayap-sayap. Toraks terdiri atas tiga ruas, bagian anterior protoraks, mesotoraks, dan bagian posterior metatoraks. Diantara serangga-serangga memiliki dua pasang spirakel terbuka pada toraks. Spirakel yang satu berkaitan dengan mesotoraks dan yang lain berkaitan dengan metatoraks. Meso dan metahoraks mengalami beberapa perubahan yang berkaitan dengan penerbangan (Borror et al (1992).
Sayap : Sayap-sayap serangga adalah pertumbuhan-pertumbuhan keluar dari dinding tubuh yang terletak pada dorso-lateral antara notum dan pleuraSayap timbul sebagai pertumbuhan keluar seperti kantung, tetapi bila berkembang dengan sempurna, maka akan berbentuk gepeng dan seperti sayap dan diperkuat oleh suatu deretan rangka-rangka sayap. Pada serangga, sayap berkembang sempurna dan berfungsi dengan baik hanya ada dalam stadium dewasa, kecuali pada Ordo Ephemeroptera, sayap berfungsi pada instar terakhirnya.Tidak semua serangga memiliki sayap. Serangga tidak bersayap digolongkan ke dalam sub kelas Apterygota, sedangkan serangga yang memiliki sayap dimasukkan ke dalam golongan sub kelas Pterygota (Borror et al, 1992).
Sayap serangga juga mengalami modifikasi. Modifikasi sayap menurut Jumar adalah sebagai berikut:
Pada Ordo Tysanoptera, sayap depan berupa rumbai.
Pada Ordo Coleoptera, sayap depan mengeras dan dinamakan elitra (tunggal: elitron). Elitra berfungsi untuk melindungi sayap belakang yang berupa selaput (membran).
Pada Ordo Diptera, sayap depan berkembang sempurna, sedangkan sayap belakang mengalami modifikasi menjadi struktur seperti gada yang disebut halter. Halter berfungsi sebagai penyeimbang tubuh pada saat terbang.
Pada Ordo Hemiptera, sayap depan sebagian mengeras dan sebagian lagi tetap berupa membran. Sayap depan ini disebut sebagai hemielitra (tunggal: hemielitron).
Pada Ordo Orthoptera, sayap depan berupa perkamen, diduga sebagai pelindung dan disebut sebagai tegmina (tunggal: tegmen) (Jumar, 2000).
Tungkai/Kaki : tungkai-tungkai thoraks serangga bersklerotisasi (mengeras) dan selanjutnya dibagi menjadi sejumlah ruas. Secara khas, terdapat 6 ruas pada kaki serangga. Ruas yang pertama yaitu koksa yang merupakan merupakan ruas dasar; trokhanter, satu ruas kecil (biasanya dua ruas) sesudah koksa; femur, biasanya ruas pertama yang panjang pada tungkai; tibia, ruas kedua yang panjang; tarsus,biasanya beberapa ruas kecil di belakang tibia; pretarsus, terdiri dari kuku-kuku dan berbagai struktur serupa bantalan atau serupa seta pada ujung tarsus. Sebuah bantalan atau gelambir antara kuku-kuku biasanya disebut arolium dan bantalan yang terletak di dasar kuku disebut pulvil (Borror, 1992).
Menurut Jumar, tungkai-tungkai serangga mengalami modifikasi. Sejumlah modifikasi tersebut adalah:
Tipe cursorial, adalah tungkai yang digunakan untuk berjalan dan berlari.
Tipe fussorial, tungkai yang digunakan untuk menggali, ditandai dengan adanya kuku depan yang keras.
Tipe saltatorial, tungkai yang berfungsi untuk meloncat, ditandai dengan pembesaran femur pada tungkai belakang.
Tipe raptorial, tungkai yang berfungsi untuk menangkap dan mencengkeram mangsa, ditandai dengan pembesaran femur tungkai depan.
Tipe natatorial, tungkai yang berfungsi untuk berenang, ditandai dengan bentuk yang pipih serta adanya sekelompok "rambut-rambut renang" yang panjang.
Tipe ambolatorial, tungkai yang berfungsi untuk berjalan ditandai dengan femur dan tibia yang lebih panjang dari bagian tungkai lainnya. Bentuk ini merupakan bentuk umum tungkai serangga (Jumar 2000).
Perut (Abdomen)
Pada umumnya abdomen serangga terdiri dari 11 segmen metameri (berulang). Tiap segmen metamer memiliki satu sklereit dorsal tergum (jamak: terga), satu sklereitventral sternum (jamak: sterna) dan satu selaput daerah lateral pleuron (jamak: pleura). Alat kelamin serangga biasanya terletak pada atau kira-kira pada ruas abdomen 8 dan 9. Ruas-ruas ini memiliki kekhususan yang berkaitan dengan kopulasi dan peletakan telur (Borroret al., 1992).
Perbedaan haustelata dan mandibulata
Bagian-bagian mulut serangga dapat dibedakan menjadi dua tipe umum, yaitu mandibulata (mengunyah) dan haustelata (menghisap).
Tipe alat mulut mengunyah, mandibel bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi, dan serangga tersebut biasanya mampu menggigit serta mengunyah makanannya.
Tipe alat mulut memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Mandibel pada bagian mulut penghisap mungkin memanjang dan berbentuk stilet atau tidak ada.
Di bawah ini terdapat bagian-bagian dari alat mulut serangga mandibulata dan haustelata yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tipe alat mulut menggigit-mengunyah
Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut.
Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.
Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan.
Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.
Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.
Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan sepasang paraglosa.Contoh serangga dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera.
Tipe alat mulut menusuk-menghisap
Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara (Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi menjadi selongsong stilet. Ada empat stilet yang sangat runcing, berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman. Keempat stilet berasal dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat mulut serangga pengunyah (Enggal, 1995).
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Serangga memiliki tiga bagian tubuh utama yaitu kepala, dada dan perut.
Bagian-bagian mulut serangga dapat dibedakan menjadi dua tipe umum, yaitu mandibulata (mengunyah) dan haustelata (menghisap).
DAFTAR PUSTAKA
Borror. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga, edisi IV. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Budisma. 2014. Ciri-ciri Umum Serangga Insekta. http://budisma.net/2014/12/ciri-ciri-umum-serangga-insekta.html. Diakses pada 25 Oktober Pukul 18.17 WIB.
Enggal. 2014. Deskripsi Serangga Bertipe Mulut Haustelata dan Mandibulata. https://enggal1995.wordpress.com/2014/12/31/deskripsi-serangga-bertipe-mulut-haustelata-dan-mandibulata/. Diakses pada 25 Oktober Pukul 18.10 WIB.
Jumar. 2000. Entolomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta
Kakdolop. 2015. Pengertian serta Klasifikasi dan Ciri. http://www.kakdolop.com/2015/10/pengertian-serta-klasifikasi-dan-ciri.html. Diakses pada 25 Oktober Pukul 18.15 WIB.
Zakapedia. 2015. Pengertian Arthropoda. http://www.artikelsiana.com/2015/07/arthropoda-pengertian-ciri-klasifikasi-reproduksi-peranan. Html. Diakses pada 25 Oktober Pukul 18.25 WIB.