LAPORAN PRAKTIKUM
PEMULIAAN TANAMAN
ACARA I
BIOLOGI BUNGA
Semester :
Genap 2017
Oleh :
Dena Nurfalah
NIM. A1D015059
Rombongan 3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkawinan silang antar spesies dan dalam spesies memiliki beberapa
perbedaan dalam tingkat keragaman genetik nantinya. Jenis perkawinan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sehingga dalam proses perkawinan
dalam tanaman atau sering disebut dengan penyerbukan diperlukan pengetahuan
khusus mengenai morfologi dan sifat-sifat pada bunga.
Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan yang terdiri dari
putik, benang sari dan organ yang lain sebagai pelengkap bunga. Bunga
sangat berperan penting dalam proses pembentukan biji. Tumbuhan memiliki
morfologi bunga yang khas pada setiap spesies. Perbedaan morfologi bunga
dapat berupa kelengkapan bunga, warna mahkota bunga, bentuk mahkota, jumlah
mahkota, jumlah benang sari dan sebagainya.
Tanaman mempunyai bunga yang berbeda satu sama lain. Bunga setiap
tanaman mempunyai karakteristik yang mencirikan tanaman tersebut. Bagian-
bagian bunga adalah kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, tangkai
sari, putik, tangkai putik. Berdasarkan kelengkapannya, bunga ada yang
lengkap dan tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai semua
bagian bunga yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik.
Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki salah satu dari bagian
tersebut. Berdasarkan alat kelaminnya, bunga dibagi menjadi menjadi bunga
sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang
memiliki kedua alat kelamin yaitu putik dan benang sari. Bunga tidak
sempurna adalah bunga yang hanya memiliki salah satu dari alat kelamin.
Morfologi bunga yang berbeda-beda pada setiap tumbuhan menyebabkan
pola penyerbukanpun berbeda. Pola variasi genetik di alam sangat ditentukan
oleh mekanisme penyerbukan pada tanaman, Pengamatan terhadap beberapa bunga
dapat diketahui warna, bentuk dan susunan bunganya. Warna, bentuk dan
susunan bunga disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan tersebut sehingga
pada bunga dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan. Biologi bunga perlu
dipelajari untuk mengetahui struktur bunga dan menentukan tipe penyerbukan
tanaman (penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang). Pengetahuan ini akan
sangat penting untuk diketahui khususnya bagi pemulia tanaman apabila akan
melakukan persilangan.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan tujuan untuk :
1. Mempelajari struktur bunga
2. Mempelajari tipe persilangan dari tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru dari suatu tumbuhan, dengan kata
lain tumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang biak. Bagian tumbuhan
yang dapat tumbuh menjadi individu baru disebut alat perkembangbiakan.
Bagian tumbuhan yang dapat berkembang biakan sangat bervariasi, oleh sebab
itu alat perkembangbakan dibedakan menjadi dua macam yaitu alat
perkembangbiakan vegetatif dan generatif (Tjitrosoepomo, 1996).
Tumbuhan yang dikembangbiakan dengan biji (generatif), alat
perkembangbiakannya adalah bunga. Bunga merupakan alat bantu dalam
perkembang biakan secara seksual dan merupakan bagian dari tanaman. Bunga
menjadikan tanaman tetap berkembang biak menjadi berbagai macam bentuk
dengan jenis atau spesies yang berbeda-beda. Bunga merupakan organ atau
bagian terpenting dari tumbuhan agar selalu dapat berkembang biak. Bunga
merupakan salah satu alat perkembangbiakan generatif tanaman yang
melibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan (Sunarto,1997).
Menurut Darjanto (1990) dari penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa
bunga dapat terletak di ujung batang atau cabang dan ketiak daun, yang
letaknya sama dengan tempat tunas yang akan tumbuh menjadi cabang. Bunga
menurut bagian-bagian yang dimilikinya terbagi menjadi bunga lengkap dan
bunga sempurna. Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya dibedakan menjadi
bunga sempurna dan bunga tidak sempurna (Tjitrosoepomo, 1996).
Bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu : kelopak (calyx), mahkota
(corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistilum). Bunga dapat
dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek yang bedaun dan telah
mengalami perubahan bentuk kuncup. Kelopak merupakan rangkaian dari daun-
daun bunga pertama dari bawah, yang pada kuncup bunga terletak paling
luar. Adapun fungsi kelopak adalah untuk melindungi bagian-bagian bunga
lainnya dari gangguan luar sebelum kuncup bunga itu mekar. Rangkaian daun
bunga yang kedua dari bawah adalah corolla, yang biasanya lebih halus,
lebih lemas, tidak kaku, lebar, dan lebih indah warnanya. Rangkaian daun
bunga yang ketiga semuanya masih bergulung dan disebut benang sari. Benang
sari adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan pada
bunga. Benang sari yang normal mempunyai tangkai sari (bagian dari benang
sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang) dan kepala sari
(bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari). Dan
rangkaian daun yang keempat disebut putik, yang berada paling ujung dan
berlekatan menjadi empat bunga duduk di atas dasar bunga (receptaculum),
yaitu di ujung tangkai bunga yang biasanya melebar. Putik adalah bagian
bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas
kepala putik, tangkai putik (berupa sebuah pipa atau tabung yang panjang
dan merupakan tiang penghubung antara kepala putik dan bakal buah), dan
bakal buah yaitu bagian dari putik yang terletak paling bawah dan duduk di
atas dasar bunga (Darjanto, 1984).
Bunga yang menyerbuk sendiri biasanya memiliki mahkota bunga yang
menutupi stamen dan pistil, sehingga serangga tidak dapat mencapainya.
Modifikasi untuk bunga menyerbuk silang sangat beragam. Banyak
spesies, stamen dan pistil matang dalam waktu yang berlainan. Beberapa
bunga stamen dan pistil tertata sedemikian rupa hingga sulit terjadi
penyerbukan sendiri. Mekanisme lain lagi bunga jantan dan betina terpisah
pada tanaman yang berbeda (Kimball, 1987).
Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari, atau
dengan kata lain memiliki kedua alat kelamin bunga. Sedangkan bunga tidak
sempurna adalah bunga yang hanya memiliki satu alat kelamin saja antara
jantan atau betina, dengan kata lain memiliki benang sari saja atau putik
saja (Soenarto, 1994).
Penyerbukan adalah proses perpindahan tepung sari atau kepala sari ke
kepala putik. Apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau
bunga lain pada satu tanaman, maka disebut dengan penyerbukan sendiri (self
pollination). Bila serbuk sari berasal dari bunga tanamn lain disebut
dengan penyerbukan silang (cross pollination). Baik tanaman yang menyerbuk
sendiri maupun tanaman yang menyerbuk silang memiliki kemungkinan yang sama
untuk terjadinnya penyerbukan yang berkebalikan. Tanamna yang menyerbuk
silang memiliki kemungkinan terjadinnya penyerbukan sendiri sebesar 5%.
Begitu juga tanaman yang menyerbuk sendiri memiliki peluang terjadinya
penyerbukan silang sebesar 5%. Terjadinnya penyerbukan silang akan
meningkatkan keragaman sifat dan genotip dari tanaman. Sedangkan
penyerbukan sendiri akan meningkatkan kehomogenitasan dari suatu tanaman
(Sunarto, 1997).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bunga yang diamati yaitu
bunga Cabai (Capsicum annum), bunga Pepaya (Carica papaya), bunga Jagung
(Zea mays), bunga Bougenville (Bougenville sp.), dan bunga Sepatu (Hibiscus
rosa sinensis), sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
loupe, dan alat tulis.
B. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja pada praktikum kali ini adalah :
1. Morfologi bunga dari masing-masing henis tanaman diamati. Apabila perlu
dengan menggunakan loupe untuk mengamati bagian-bagian yang kecil.
2. Bunga digambar lengkap dengan bagian-bagiannya dan keterangannya serta
diberikan gambar literaturnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
"NO. "NAMA "GAMBAR "GAMBAR LITERATUR "KETERANGAN "
" "LATIN " "(Fahn, 1992) " "
"1. "Capsicum " " "Mahkota Bunga "
" "annum " " "Kelopak "
" "(Cabai) " " "Benang sari "
" " " " "Putik "
" " " " "(Menyerbuk "
" " " " "sendiri) "
" " " " " "
" " " " " "
"2. "Carica " " "Mahkota Bunga "
" "papaya " " "Putik "
" "(Pepaya) " " " "
"3. "Carica " " "Benang sari "
" "papaya " " "Benang sari "
" "(Pepaya " " "Putik "
" "Hermaprod" " "Tangkai buah "
" "it) " " "Mahkota "
" " " " "Tangkai putik "
" " " " "(Menyerbuk "
" " " " "sendiri) "
"4. "Carica " " "Tangkai bunga "
" "papaya " " "Mahkota "
" "(Pepaya " " "Benang sari "
" "jantan) " " "(Menyerbuk "
" " " " "silang) "
"5. "Zea mays " " "Glume atas "
" "(Jagung " " "Pedicelled "
" "jantan) " " "spikelet "
" " " " "Kepala sari "
" " " " "Pale "
" " " " "Lemma "
" " " " "Glumme bawah "
" " " " "(Menyerbuk "
" " " " "silang) "
"6. "Zea mays " " "Sili (rambut) "
" "(Jagung " " "Ovul "
" "betina) " " "Empuler "
" " " " "Kulit tongkol "
" " " " "(Menyerbuk "
" " " " "silang) "
".7. "Bougenvil" " "Modifikasi daun"
" "le sp. " " "Tangkai mahkota"
" "(Bougenvi" " "Mahkota bunga "
" "lle) " " "Putik "
" " " " "Benang sari "
"8. "Hibiscus " " "Tangkai benang "
" "rosa " " "sari "
" "sinensis " " "Kepala putik "
" "(Bunga " " "Putik "
" "Sepatu) " " "Mahkota bunga "
" " " " "Kelopak bunga "
" " " " "(Menyerbuk "
" " " " "sendiri) "
"9. "Oryza " " "Kepala putik "
" "sativa " " "Kepala sari "
" "(Padi) " " "Palea "
" " " " "Lemma "
" " " " "Tangkai sari "
" " " " "Tangkai putik "
" " " " "Lodicules "
" " " " "Bakal buah "
" " " " "(Menyerbuk "
" " " " "sendiri) "
B. Pembahasan
Bunga merupakan alat bantu dalam perkembangbiakan secara seksual dan
merupakan bagian dari tanaman. Bunga menjadikan tanaman tetap berkembang
biak menjadi berbagai macam bentuk dengan jenis atau spesies yang berbeda-
beda. Bunga merupakan organ atau bagian terpenting dari tumbuhan agar
selalu dapat berkembang biak. Bunga merupakan salah satu alat
perkembangbiakan generatif tanaman yang melibatkan organ tanaman sebagai
alat penyerbukan. Bunga mempunyai fungsi sebagai alat perkembangbiakan atau
perkawinan, perbedaan bentuk dan susunan benang sari dan putik bunga
menunjukan perbedaan golongannya, alat pemikat untuk kelestariannya yaitu
bentuknya yang indah beragam, warnanya yang permai beragam, baunya harum
dan sedap wangi, dan menghasilkan madu manis dan cawan madunya yang bagus
(Sunarto, 1997).
Bunga (flos) dapat dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek
yang berdaun dan telah mengalami perubahan bentuk. Tempat melekatnya daun
pada batang disebut nodus sedangkan jarak antar daun yang satu dengan yang
lain disebut internodus. Bunga mempunyai bagian-bagian yang utama antara
lain : mahkota (corola), kelopak (calyx), benang sari (stamen) serta putik
(pistillum). Suatu bunga tersusun atas rangkaian bagian-bagian yang
bertumpuk. Kelopak merupakan rangkaian pertama yang terletak paling bawah
dan biasanya berwarna hijau. Di bagian atasnya merupakan berupa mahkota
yang tampak lebih halus, lebih besar, dan lebih indah warnanya. Rangkaian
yang ketiga berupa benang sari yang biasanya masih menggulung. Rangkaian
yang keempat yang terletak paling atas berlekatan menjadi satu adalah
putik (Darjanto, 1990).
Menurut Tjitrosoepomo (2005) jika dilihat dari bagian-bagian
penyusunnya, bunga dapat dibedakan menjadi bunga lengkap, bunga tak
lengkap, bunga sempurna dan bunga tak sempurna. Bunga lengkap adalah bunga
yang terdiri dari kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang
sari (androecium) dan putik (gynaecium). Bunga tak lengkap adalah bunga
yang tidak memiliki salah satu bagian bunga seperti bunga lengkap, misalnya
tidak memiliki kelopak. Bunga sempurn aldalah bunga yang memiliki benang
sari (androecium) dan putik (gynaecium). Bunga tak sempurna adalah bunga
yang hanya memiliki salah satu dari alat kelamin, memiliki benang sari
(androecium) atau putik (gynaecium) saja. Pengetahuan mengenai hal ini
sangat diperlukan dalam pemuliaan tanaman utuk menentukan teknik pemuliaan
tanaman menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang.
Bunga menurut bagian-bagian yang dimilikinya terbagi menjadi bunga
lengkap dan bunga sempurna. Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya
dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna (Tjitrosoepomo,
1996). Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai semua organ lengkap
meliputi dasar bunga, kelopak, mahkota, benang sari, dan putik, sedangkan
bunga tidak lengkap adalah bunga mempunyai organ tidak lengkap, yakni tidak
memiliki salah satu atau lebih dati organ bunga. (Nasir, 2001). Bunga
sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari, atau dengan
kata lain memiliki kedua alat kelamin bunga. Sedangkan bunga tidak
sempurna adalah bunga yang hanya memiliki satu alat kelamin saja antara
jantan atau betina, dengan kata lain memiliki benang sari saja atau putik
saja (Soenarto, 1994).
Biologi bunga adalah ilmu yang penting dalam pertanian. Pengetahuan
mengenai biologi bunga sangat penting khususnya dalam program pemuliaan
tanaman yaitu dalam kegiatan seleksi. Haryudin (2008), pengetahuan tentang
biologi bunga penting diketahui untuk memilih varietas-varietas unggul yang
harus dipertahankan dan varietas yang perlu disingkirkan. Hal ini berguna
dalam memilih tetua persilangan sesuai dengan sifat yang dikehendaki oleh
pemulia.
Biologi bunga merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
pemuliaan tanaman, karena dengan mempelajari biologi bunga para pemulia
tanaman dapat mempelajari berbagai macam struktur bunga, sehingga bisa
diketahui kedudukan benang sari dan putik dari bunga yang bersangkutan. Hal
ini dapat digunakan untuk mengetahui tipe persilangan yang terjadi pada
tanaman, dan bagaimana sifat tanaman tersebut. Pengetahuan tentang
bagaimana kedudukan putik dan benang sari adalah hal yang paling penting
dalam pemuliaan tanaman. Apakah putik lebih rendah dari benang sari atau
sebaliknya sangat menentukan tipe penyerbukan tanaman.
Biologi bunga perlu dipelajari untuk menentukan tipe penyerbukan
tanaman (penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang). Pengetahuan ini akan
sangat penting untuk diketahui khususnya bagi pemulia tanaman apabila akan
melakukan persilangan. Untuk dapat menyelenggarakan penyerbukan silang
buatan dengan hasil yang baik diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat
dari kedua jenis tanaman yang akan dipersilangkan dan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pembungaan, penyerbukan, serta pembentukan buah. Metode
pemuliaan tanaman diharapkan dapat menyelenggarakan penyerbukan silang yang
baik.
Bunga cabai biasanya muncul tunggal dan letaknya di ujung (terminal),
panjang tangkai hingga 3 cm dan tangkai buah hingga 8 cm. Bunga cabai
umumnya bersifat tunggal dan tumbuh pada ujung ruas, serta merupakan bunga
sempurna (hermaphrodite). Mahkota bunga berwarna putih atau ungu tergantung
kultivarnya, helaian mahkota bunga berjumlah lima atau enam helai. Setiap
bunga memiliki satu putik (stigma) dengan kepala putik berbentuk bulat.
Posisi benang sari dan putik dalam bunga mempengaruhi penyerbukan. Apabila
posisi kepala putik lebih tinggi dari kotak sari akan terjadi penyerbukan
silang dan sebaliknya, sedangkan apabila putik lebih rendah dari benang
sari maka akan terjadi penyerbukan sendiri. Hal ini yang menyebabkan
tanaman cabai pada kultivar tertentu dapat mengadakan penyerbukan sendiri
atau penyerbukan silang (Kartasapoetra, 2004).
Bunga sepatu termasuk bunga tunggal, bentuknya terompet, terletak di
ketiak daun, kelopaknya berbentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan,
mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda,
benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk
tabung, dan bunga berwarna merah. Buahnya kecil, lonjong, berdiameter
kurang lebih 4 mm, jika masih muda berwarna putih dan jika sudah tua
berwarna coklat. Bentuk biji pipih dan berwarna putih. Akarnya tunggang dan
berwarna coklat muda (Syamsuhidayat, 1991).
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga
jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol
muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari
titik tumbuh apikal di di ujung tanaman. Rambut jagung (silk) adalah
pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut
jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar
dari ujung kelobot. Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian
besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut
bunga betina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari
spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai
(tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta
serbuk sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau
tertiup angin sehingga terjadi penyerbukan silang. Panjang rambut jagung
bergantung pada panjang tongkol dan kelobot. Penyerbukan pada jagung
terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol.
Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain,
dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena
itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop),
di mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain.
Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas,
suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk
sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudah terlepas (shedding).
Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji mulai terbentuk sesudah 10-15
hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol berubah menjadi coklat dan
kemudian kering (Subekti, dkk, 2007).
Bunga pepaya termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai
atau poros bunga. Tanaman pepaya memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga
jantan, bunga betina, dan bunga hermafrodit. Bunga jantan adalah bunga yang
hanya 4 memiliki benang sari saja, sedangkan bunga betina hanya memiliki
putik saja. Bunga jantan tersusun atas malai dengan panjang 25-100 cm,
menggantung, dan tidak bertangkai. Kelopak daunnya berbentuk cawan,
berukuran kecil, bergerigi lima dengan daun mahkota berbentuk terompet yang
panjangnya 2.5 cm, memiliki lima cuping yang memencar berwarna kuning cerah
dengan sepuluh utas benang sari yang tersusun dalam dua lapisan yang
bergantian dengan cuping daun mahkota. Bunga betina memiliki panjang 3.5-5
cm dengan kelopak daun berbentuk cawan yang panjangnya 3-4 mm dan berwarna
hijau-kuning. Mahkotanya tersusun atas lima daun mahkota yang hampir
memisah. Daun mahkotanya melilit, berdaging dan berwarna kuning. Bakal
buahnya bulat telur sampai lonjong dengan panjang 2-3 cm dan memiliki
rongga tengah yang berisi bakal biji yang sangat banyak. Bunga betina
memiliki lima putik berbentuk kipas, tidak bertangkai, dan bercelah lima.
Bunga hermafrodit terdiri dari dua macam yaitu tipe elongata dan
pentandria. Untuk tipe elongata bungabunganya berkelompok, bertangkai
pendek, memiliki daun mahkota yang sebagian menyatu. Bunga hermafrodit
memiliki sepuluh utas benang sari yang tersusun dalam dua seri dan bakal
buah yang memanjang. Bunga pada tipe pentandria menyerupai bunga betina
dengan lima benang sari. Buah yang berasal dari bunga hermafrodit bentuknya
seperti buah pear,bulat panjang dan beralur. Bunga hermafrodit pentandria
apabila menjadi buah akan berbentuk bulat telur, sedangkan pada bunga
hermafrodit elongata apabila menjadi buah akan berbentuk bulat panjang,
bunga pertama muncul pada saat tanaman berumur sekitar 3-4 bulan (Kalie,
1982).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bunga mempunyai struktur yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari
dan putik. Bunga bugenfil termasuk dalam bunga tidak lengkap tetapi
sempurna. Bunga cabai dan bunga sepatu termasuk bunga lengkap dan
sempurna. Bunga jagung termasuk bunga tidak lengkap dan tidak sempurna.
Bunga pepaya terbagi menjadi tiga yaitu bunga jantan, bunga betina dan
hermaprodit.
2. Persilangan tanaman terdiri dari dua tipe yaitu tipe menyerbuk sendiri
dan menyerbuk silang. Bunga bugenfil, bunga cabai dan bunga sepatu
adalah tanaman dengan tipe persilangan menyerbuk sendiri. Bunga jagung
adalah tanaman menyerbuk silang. Bunga cabai dapat menyerbuk sendiri dan
menyerbuk silang.
B. Saran
Contoh bunga yang akan di identifikasi dan digambar harus lebih baik
lagi dan tidak ada bagian tang hilang, sehingga praktikan dapat mengetahui
dengan jelas struktur pada bunga tersebut sesuai aslinya.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1989. Pemuliaan Tanaman. PT. Bina Aksara. Jakarta.
Darjanto dan Satifah, S. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. PT Gramedia. Jakarta.
Kalie, M. 1982. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kartasapoetra.2004. Budi Daya Tanaman Berkhasiat Obat. PT.Rineka Cipta,
Jakarta.
Kasim, F. (2002). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Uji Multilokasi Tanaman
Jagung. Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, tanggal 21-22
Desember 2002
.
Kimball, J.W. 1987. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Mangoendidjojo. W. 2003. Dasar Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisisus,
Yogyakarta.
Nasir. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal. Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Soenarto. 1994. Pemuliaan Tanaman. IKPI, Semarang.
Subekti, N. A., dkk, 2008. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung.
Balai Penelitian Tanaman serealia, Maros.
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang.
Syamsuhidayat. 1991. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia, Edisi Kedua.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1995. Morfologi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada Press.
Yogyakarta.