PENGELOLAAN LAHAN KERING SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN II
Oleh : Kelompok 3 Kelas F Nuuss!"#a Al"$a
%&'&%'%3'%'(
Sak)" Pamu$*kas
%&'&%'%3'%'&
+h"$,"#a S" Raha!u
%&'&%'%3'%-%
L"$a Ro,"a$"
%&'&%'%3'%-.
Gu*u$ Gu$a/a$
%&'&%'%3'%-0
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS FAKULTAS PERTANIAN UNI1ERSITAS PA2JA2JARAN JATINANGOR -'%.
2AFTAR ISI
BAB I PEN2 PEN2AH AHUL ULUA UAN N 3
%% La)a Belaka$*3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA( -% Laha$ Ke"$*( -- Po)e$s" Laha$ Ke"$*& -3 Ke$,ala Laha$ Ke"$*& BAB III PEMBAHASAN4 3% Pe$*elolaa$ Laha$ Ke"$*4 BAB I1 KESIMPULAN %2AFTAR PUSTAKA%3
BAB I PEN2AHULUAN %% La)a Belaka$*
Lahan kering adalah bagian dari ekosistem teresterial yang luasnya relatif luas dibandingkan dengan lahan basah (Odum, 1971). Selanjutnya menurut Hidayat dkk (!!!) lahan kering adalah ham"aran lahan yang tidak "ernah digenangi air atau tergenang
-
air "ada sebagian #aktu selama setahun. Lahan kering se$ara keseluruhan memiliki luas lebih kurang 7! %. &ada saat ini "emanfaatan lahan kering untuk ke"erluan "ertanian baik tanaman semusim mau"un tanaman tahunan' "erkebunan sudah sangat berkembang. &ertambahan jumlah "enduduk yang terjadi dengan sangat $e"at menyebabkan kebutuhan akan bahan "angan dan "erumahan juga akan meningkat. Sejalan dengan itu "engembangan lahan kering untuk "ertanian tanaman "angan dan "erkebunan untuk memenuhi kebutuhan sudah meru"akan keharusan. saha intensifikasi dengan "ola usaha tani belum bisa memenuhi kebutuhan. "aya lainnya dengan "embukaan lahan baru sudah tidak terelakkan lagi. Luas lahan "ertanian (lahan kering dan basah) di ndonesia *9,7 juta Ha sedang di +a#a 9, juta Ha. Luas lahan kering di ndonesia *1,7 juta Ha sedang di +a#a ,1 juta Ha. ni berarti di ndonesia -, % lahan "ertanian beru"a lahan kering,sedang di +a#a /,*% beru"a lahan kering. Sejak akhir abad ke 19 "erkembangan "ertanian lahan kering khususnya di "ulau +a#a dirasakan sangat "esat dan sam"ai saat ini sudah menyebar ke luar "ulau +a#a. 0ntara tahun 1-7* 19* (*! tahun) "eningkatannya men$a"ai lebih dari /*! "ersen (Lombart, !!!). Hal ini terjadi akibat ketersediaan lahan basah di dataran rendah bagi kebanyakan "etani yang memanfaatkannya sebagai lahan "ertanian "angan semakin berkurang. Sebagian lagi "enyusutan lahan basah didataran rendah akibat kon2ersi lahan menjadi lahan non "ertanian yang tidak terkendali. Lahan kering da"at dibagi dalam dua golongan yaitu lahan kering dataran rendah yang berada "ada ketinggian antara ! 7!! meter d"l dan lahan kering dataran tinggi barada "ada ketinggi diatas 7!! meter d"l (Hidayat, !!!).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA -% Laha$ Ke"$*
Lahan kering umumnya terda"at didataran tinggi (daerah "egunungan) yang ditandai dengan to"ografinya yang bergelombang dan meru"akan daerah "enerima dan "eresa" air hujan yang kemudian dialirkan kedataran rendah, baik melalui "ermukaan
3
tanah (sungai) mau"un melalui jaringan bumi air tanah. +adi lahan kering didefinisikan sebagai dataran tinggi yang lahan "ertaniannya lebih banyak menggantungkan diri "ada $urah hujan. Lahan kering diterjemahkan dari kata 3u"land4 yang menunjukkan ke"ada gambaran 3daerah atas4. Hingga saat ini takrif "engertian lahan kering di ndonesia belum dise"akati benar. 5i dalam bahasa nggris banyak istilah6istilah yng di"adankan dengan lahan kering se"erti u"land, dryland dan unirrigated land, yang menyiratkan "enggunan "ertanian tadah hujan. stilah u"land farming, dryland farming dan rainfed farming dua istilah terakhir yang digunakan untuk "ertanian di daerah ber$urah hujan terbatas. &engertian u"land mengandung arti lahan atasan yang meru"akan la#an kata ba#ahan (lo#land) yang terkait dengan kondisi drainase. Sedangkan istilah unirrigated land biasanya digunakan untuk teknik "ertanian yang tidak memiliki fasilitas irigasi. amun "engertian lahan tidak beririgasi tidak memisahkan "engusahaan lahan dengan system sa#ah tadah hujan. 8ese"akatan "engertian lahan kering dalam seminar nasional "engembangan #ilayah lahan kering ke / di Lam"ung (u"land dan rainfed) adalah ham"aran lahan yang didayagunakan tan"a "enggenangan air, baik se$ara "ermanen mau"un musiman dengan sumber air beru"a hujan atau air irigasi. 5efinisi yang diberikan oleh soil Sur2ey Staffs (199-), lahan kering adalah ham"aran lahan yang tidak "ernah tergenang atau digenangi air selama "eriode sebagian besar #aktu dalam setahun. :i"ologi lahan ini da"at dijum"ai dari dataran rendah (!67!! m d"l) hingga dataran tinggi (; 7!!m d"l). 5ari "engertian diatas, maka jenis "enggunaan lahan yang termasuk dalam kelom"ok lahan kering men$aku" lahan tadah hujan, tegalan, lading, kebun $am"uran, "erkebunan, hutan, semak, "adang rum"ut, dan "adang alang6alang.
-- Po)e$s" Laha$ Ke"$*
Lahan kering meru"akan salah satu agroekosistem yang mem"unyai "otensi besar untuk usaha "ertanian, baik tanaman "angan, hortikultura (sayuran dan buah6 buahan) mau"un tanaman tahunan dan "eternakan. :idak semua lahan kering sesuai untuk "ertanian, terutama karena adanya faktor "embatas tanah se"erti lereng yang sangat $uram atau solum tanah dangkal dan berbatu, atau termasuk ka#asan hutan.
(
Lahan kering mem"unyai "otensi yang $uku" luas untuk dikembangkan, dengan luas yang men$a"ai *1,7 juta ha (Haryati, !!) untuk seluruh indonesia maka "engembangan sangat "erlu dilakukan.
&ermasalahan dalam "engelolaan lahan kering ber2ariasi "ada setia" #ilayah, baik as"ek teknis mau"un sosial6ekonomis. amun, dengan strategi dan teknologi yang te"at, berbagai masalah tersebut da"at diatasi. -3% Kesu5u a$ Ta$ah
&ada umumnya lahan kering memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah, terutama "ada tanah6tanah yang tererosi, sehingga la"isan olah tanah menjadi ti"is dan kadar bahan organik rendah. 8ondisi ini makin di"erburuk dengan terbatasnya "enggunaan "u"uk organik, terutama "ada tanaman "angan semusim. 5i sam"ing itu, se$ara alami kadar bahan organik tanah di daerah tro"is $e"at menurun, men$a"ai /!=!% dalam #aktu 1! tahun (>ro#n dan Lugo 199! dalam Suriadikarta et al. !!). >ahan organik memiliki "eran "enting dalam mem"erbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah.
-3- Topo*a#"
5i ndonesia, lahan kering sebagian besar terda"at di #ilayah bergunung (; /!%) dan berbukit (1*=/!%), dengan luas masing6masing *1,/! juta ha dan /,9! juta ha (Hidayat dan
&
dimanfaatkan untuk tanaman "angan, sedangkan "erkebunan banyak diusahakan "ada lahan datar6bergelombang dengan lereng A 1*%. Lahan kering yang telah dimanfaatkan untuk "erkebunan men$aku" 19,! juta ha (>adan &usat Statistik !!*), terutama untuk tanaman kela"a sa#it, kela"a, dan karet. -33 Ke)ese,"aa$ A" Pe)a$"a$
8eterbatasan air "ada lahan kering mengakibatkan usaha tani tidak da"at dilakukan se"anjang tahun, dengan indeks "ertanaman (&) kurang dari 1,*!. &enyebabnya antara lain adalah distribusi dan "ola hujan yang fluktuatif, baik se$ara s"asial mau"un tem"oral. Bilayah barat lebih basah dibandingkan dengan #ilayah timur, dan se$ara tem"oral terda"at "erbedaan distribusi hujan "ada musim hujan dan kemarau. &ada bebera"a #ilayah di Sumatera, 8alimantan, dan Sula#esi, $urah hujan melebihi .!!! mm'tahun, sehingga & da"at ditingkatkan menjadi =,*! (Las et al. !!!C 0mien et al. !!1). -3( Kepem"l"ka$ Laha$
:antangan yang lebih berat dan sukar diatasi adalah "ermasalahan sosial ekonomi, antara lain "emilikan lahan oleh "etani $enderung menyem"it. 5ata sensus "ertanian tahun 199/ dan !!/, serta hasil "enelitian &uslitbangtanak "ada tahun !!'!!/ (0bdura$hman et al. !!*) menunjukkan luas lahan "ertanian di +a#a $enderung menurun, sedangkan di luar +a#a sedikit meningkat. 5i lain "ihak, jumlah rumah tangga "etani (D:&) meningkat se$ara signifikan dari ,! juta menjadi 7,! juta dalam 1! tahun terakhir. Luas "enguasaan lahan rata6rata nasional menurun dari !,- ha menjadi !,7/ ha "er D:&. Sejalan dengan itu, jumlah "etani gurem (luas lahan gara"an A !,*! ha) meningkat dari 1!,-! juta D:& "ada tahun 199/ menjadi 1/,7! juta "ada tahun !!/, atau rata6rata meningkat ,!%'tahun. >ila luas lahan "ertanian tidak bertambah se$ara signifikan seiring dengan laju "ertambahan "enduduk maka jumlah "etani gurem akan makin bertambah dan "eluang "erambahan hutan meningkat. -3& Pe$**u$aa$ ,a$ Ke)ese,"aa$ Laha$
adan &usat Statistik (!!*), lahan "ertanian ndonesia meli"uti 7!,! juta ha, sekitar 1,*/ juta ha di antaranya beru"a lahan kering dengan "rodukti2itas relatif rendah, jauh di ba#ah "otensi hasil. &rodukti2itas "adi gogo berkisar antara =/ t'ha, "adahal "otensinya da"at men$a"ai =* t'ha (Sumarno dan Hidayat !!7). 5emikian juga
.
komoditas lain, se"erti kedelai, masih da"at ditingkatkan.
BAB III PEMBAHASAN 3% Pe$*elolaa$ Laha$ Ke"$*
&engelolaan agrokosistem lahan kering di"andang sebagai bagian dari "engelolaan ekosistem sumberdaya alam oleh masyarakat "etani yang menem"ati areal dimana mereka meneta".
3%% Ko$se6as"
Salah satu u"aya "enanganan kerusakan lahan akibat ek"lorasi adalah dengan menera"kan sistem budidaya lorong dalam "engembangan sistem usahatani lahan kering, karena sistem ini memberikan banyak keuntungan diantaranya da"at menekan terjadinya
4
erosi, meningkatkan "rodukti2itas tanah karena adanya "enambahan bahan organik melalui hasil "angkasan tanaman "agar, da"at meningkatkan "ertumbuhan dan "roduksi tanaman serta da"at men$i"takan kondisi iklim mikro (suhu) diantara lorong tanaman. &emberian bahan hijauan sebagai mulsa yang berasal dari "angkasan tanaman legume yang di"angkas "ada umur 1,* bulan sekali da"at meningkatkan kadar bahan organik tanah dan ketersediaan air, mem"erbaiki sifat fisik tanah, dan meningkatkan "roduksi. Sistem bertanam lorong da"at men$egah erosi se$ara ganda yaitu dengan mulsa hasil "angkasan dan "engurangan laju aliran "ermukaan. Hasil "engkajian >asri dkk,. (!!1) dengan "enera"an sistim budidaya lorong di 8abu"aten Dejang lebong menunjukkan bah#a dengan adanya barisan tanaman "enyangga erosi rum"ut raja (8ing grass) yang ditanam sejajar dengan garis kontur se$ara efektif da"at mengurangi laju erosi. Selanjutnya dari hasil "angkasan king grass yang dilaksanakan setia" bulan da"at menghasilkan !,* ton bahan hijauan yang da"at diberikan untuk sa"i selama ! hari. 5ari luasan "lot seluas 1 ha akan dihasilkan 1 ton bahan hijauan yang da"at digunakan untuk "akan sa"i. &ada "engkajian tahun berikutnya (tahun kedua) teras sudah mulai terbentuk sebagai akibat "enanaman teras 2egetatif dengan tanaman rum"ut raja. 5engan terbentuknya teras maka "ada lahan miring ini sudah terbentuk lahan usahatani yang re"resentatif untuk berbagai jenis tanaman baik tanaman "angan mau"un tanaman "erkebunan yang sesuai dengan kondisi setem"at dan menekan terjadinya erosi di#aktu hujan. 5engan terbentuknya teras se$ara bertaha" sam"ai menjadi "ermanen, disam"ing menjaga kelestarian lahan juga menyebabkan "roduktifitas lahan akan lebih baik. :eknologi konser2asi lainnya yang ditera"kan adalah "aket teknologi untuk "ertanaman ko"i muda di "erkebunan rakyat. &aket ini se$ara fisik dan ekonomis da"at ditera"kan ditingkat "etani dengan efisiensi yang lebih baik. 5engan ditera"kannya "aket konser2asi sistem 2egetatif "ada "ertanaman ko"i rakyat sangat bermanfaat bagi "etani dalam hal (a). Lahan usaha mereka da"at dikelola se$ara berkelanjutan karena kesuburan lahan da"at di"ertahankanC (b). "rodukti2itas tanaman da"at di"ertahankan atau ditingkatkanC ($). hasil tanaman da"at ditingkatkanC (d). "enda"atan rumah tangga "etani meningkat (e) 8elestarian lingkungan "ada lahan miring da"at di"ertahankan. 3%% Pe$*a)ua$ Pola Ta$am
7
Lahan kering yang murni hanya mengandalkan ketersediaan air dari $urah hujan dalam "roses "roduksi "ertanian, dimana "engaturan sistim "ertanaman diatur dalam bentuk tum"ang sari menggunakan tanaman dengan umur "anen yang berbeda dan dalam "ertumbuhannya tidak banyak memerlukan air dan meru"akan salah satu alternatif untuk meme$ahkan masalah keterbatasan air. Lahan kering "ada umumnya ra#an terhada" erosi baik oleh air mau"un oleh angin. Salah satu alternatif teknologi untuk mengatasi erosi yaitu menggunakan sistim "ertanaman lorong. Eungsi lainnya dari "ertanaman lorong adalah untuk men$i"takan iklim mikro di lahan kering iklim kering dan tanaman yang digunakan disesuaikan dengan tanaman yang biasa ditanam "etani dan tentunya memiliki "angsa "asar. Hasil "enelitian Bisnu dkk (!!*) menyatakan dengan mengkombinasikan bebera"a tanaman "angan ubi kayu, jagung, ka$ang tanah, kedelai dan ka$ang hijau yang disusun dalam suatu "ertanaman tum"ang sari da"at memberikan keuntungan dan da"at memberikan kestabilan $uku" baik dalam menghada"i keterbatasan $urah hujan. 5ibidang ekonomi mam"u memberikan kesinambungan "enda"atan selama satu tahun ke"ada "etani. 3%% Em5u$*
Fmbung atau tandon air adalah #aduk berukuran mikro dilahan "ertanian (small farm reser2oir) yang dibangun untuk menam"ung kelebihan air hujan di#aktu musim hujan dan menggunakannya jika di"erlukan tanaman "ada #aktu musim kemarau. :eknik "enggunaannya demikian sesuai bagi ekosistem lahan tadah hujan yang memiliki intensitas dan distribusi $urah hujan yang tidak "asti (Syamsiah dan Eagi, !!). &embuatan embung dan "enera"annya di lahan kering bagi "etani sudah banyak dilakukan khususnya di ndonesia bagiagian timur yang memiliki iklim kering dengan keterbatasan air. 5i Lombok :imur sebagai daerah yang beriklim kering "enggunaan embung sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian besar "etani. +umlah embung milik rakyat saat ini adalah 1.*- buah dengan luas keseluruhan 7**,*- ha beru"a genangan dan /.!-/ ha beru"a irigasi, rata6rata luas "emilikan embung setia" "etani di Lombok :imur adalah !,*1 ha. Hasil "enelitian Bisnu dkk ( !!*) di bebera"a 5esa di Lombok :imur dengan komoditi tembakau "ada musim kering (<8 ) mem"erlihatkan bah#a dengan "enera"an'"emanfaatan embung sebagai sumber air yang di$am"ur dengan dengan "u"uk
0
(nge$or) maka "enggunaan air menjadi lebih efisien dan biaya tenaga kerja da"at ditekan karena "enyiraman dan "emu"ukan dilakukan se$ara bersamaan. 3%% Pemaka"a$ Pupuk O*a$"k
&engolahan lahan untuk "ertanian se$ara terus menerus akan menyebabkan lahan menjadi kurus sehingga untuk usahatani selanjutnya "erlu in"ut yang banyak untuk mengembalikan hara tanah yang sudah banyak disera" tanaman. &emakaian "u"uk an organik yang tidak seimbang se$ara terus menerus untuk "roses "roduksi da"at merusak lahan dan dalam jangka "anjang lahan menjadi tidak efektif lagi untuk usaha "ertanian. Salah satu alternatif untuk menyelamatkan keberlanjutan "enggunaan lahan adalah dengan mengurangi in"ut yang berasal dari bahan kimia dan beralih ke"ada "emakaian "u"uk organik yang berasal dari bahan organik sisa tanaman atau limbah. Se$ara umum saat ini "ermasalahan yang dihada"i "etani di ndonesia adalah kesulitan menda"atkan "u"uk an organik yang kebutuhannya $endrung meningkat. 8esulitan ini sebagian akibat ketersediaan yang tidak men$uku"i mau"un sistem "endistribusian yang kurang te"at dan faktor faktor lainnya. Sebagai gambaran &roduksi nasional tahun !!- sekitar juta ton sedangkan kebutuhan men$a"ai 9 juta ton. 8endala ini berimbas ka"ada "enurunan "roduktifitas lahan dan "roduksi berbagai komoditas "ertanian se$ara nasional. Salah satu u"aya yang da"at dilakukan untuk mengatasi kelangkaan "u"uk dan mengurangi ketergantungan akan "u"uk an organik adalah dengan mengo"timalkan "emanfaatan sumberdaya alam yang tersedia se$ara lokal. &emanfaatan limbah "ertanian yang selama ini belum menjadi "erhatian sebagai bahan dasar "u"uk organik dihara"kan da"at mem"erke$il ketergantungan terhada" "u"uk an organik. 5ilain "ihak "emanfaatan limbah "ertanian da"at men$i"takan efisisnsi "enggunaan lahan yang ketersediaannya semakin terbatas serta da"at menjaga kelestarian lingkungan. Limbah "ertanian adalah bagian atau sisa "roduksi "ertanian yang tidak da"at dimanfaatkan se$ara langsung. Limbah ini a"abila telah mengalami "roses dekom"osisi banyak mengandung unsur hara yang di"erlukan bagi "ertumbuhan tanaman. 0"abila tanaman mati, maka selanjutnya terjadi "roses dekom"osisi akibat aktifitas mikroorganisme dengan hasil akhir beru"a humus (Sutanto, !!). 8andungan hara
%'
setia" sisa tanaman berbeda6beda. 5ari "enelitian &uslitbangbun (!!) di"eroleh hasil kandungan hara bebera"a am"as tanaman. :abel 1. 8andungan hara , & dan 8 "ada bebera"a am"as biji tanaman dan "u"uk kandang No
Pupuk o*a$"k
1 0m"as biji jarak "agar 0m"as biji jarak ke"yar / 0m"as biji mimba 0m"as ka$ang tanah * 0m"as kela"a 0m"as biji ka"as 7 0m"as #ijen - &u"uk kandang ayam 9 &u"uk kandang sa"i Sumber &uslitbangbun
N 89
P-O& 89
K-O 89
, *,*! *,! 7,!! /,!! /,9! ,! ,9! !,97
,!9 1,-! 1,!! 1,*! 1,-! 1,9! ,!! ,9! !,9
1,1,!! 1,! 1,/! 1,7! 1,! 1,! ,! 1,
&enelitian dengan "emakaian "u"uk organik yang berasal dari am"as biji mimba sudah "ernah dilakukan di 5esa :ebat
%%
BAB I1 KESIMPULAN +alan keluar untuk menembus kebuntuan "eningkatan "roduksi bahan "angan nasional adalah dengan mengo"timalkan "emanfaatan lahan kering melalui a) "eningkatan "rodukti2itas lahan "ertanian yang sudah ada saat ini, dan b) "erluasan lahan "ertanian tanaman "angan dengan memanfaatkan lahan kering terlantar.
%-
2AFTAR PUSTAKA
0bdura$hman, 0., 0. adan &usat Statistik, 5e"artemen 8esehatan, >a""enas, 5e"artemen &ertanian, dan 8ementerian Diset dan :eknologi, +akarta. >adan &usat Statistik. !!*. Statistik ndonesia tahun !!*. >adan &usat Statistik, +akarta >asri., H, 0.5armadi, Janfir#an Januar, 5.0"rial, B.alai &engkajian :eknologi &ertanian >engkulu. Haryati, ., Haryono, dan 0. 0bdura$hman. 199*. &engendalian erosi dan aliran "ermukaan serta "roduksi tanaman "angan dengan berbagai teknik konser2asi "ada tanah :y"i$ Futro"e"ts di ngaran, +a#a :engah. &emb. &en. :anah dan &u"uk 1/!6 *!. Hidayat, 0., Hikmatullah, dan 5. Santoso. !!!. &oternsi dan &engelolaan Lahan 8ering 5ataran Dendah. &usat &enelitian :anah dan 0groklimat, >adan &enelitian 5an &engembangan &ertanian. >ogor. Hidayat, 0. dan 0. ogor. Las, ., S. &urba, >. Sugiharto, dan 0. Hamdani !!!. &royeksi kebutuhan dan "asokan "angan tahun !!!=!!. &usat &enelitian :anah dan 0groklimat, >ogor. Lombart, 5. !!!. usa +a#a Silang >udaya, Barisan 8erajaan kerajaan 8onsentris. &enerbit. &.:. Gramedia &ustaka tama. +akarta. Odum, F.&. 1971. Eundamentals of F$ology. B.>. Saunder ?om"any. &hiladel"hia. Soerianegara, shemat. 1977. &engelolaan Sumberdaya 0lam >agian . &>. >ogor Subandi. !!7. :eknologi dan strategi "engembangan kedelai "ada lahan kering masam. "tek :anaman &angan (1) 1=*. Sumarno dan D. Hidayat. !!7. &erluasan areal "adi gogo sebagai "ilihan untuk mendukung ketahanan "angan nasional. "tek :anaman &angan (1) =!. Suriadikarta, 5.0., :. &rihatini, 5. Setyorini, dan B. Hartatiek. !!. :eknologi "engelolaan bahan organik tanah. hlm. 1-/=/-. 5alam :eknologi &engelolaan Lahan 8ering ogor. Sutanto, D. !!. &enera"an &ertanian Organik. &enerbit 8anisius. Jogyakarta.
%3
Syamsiah, . dan 0.< Eagi. 1997. :eknologi Fmbung. Sumberdaya 0ir dan klim dalam me#ujutkan &ertanian Ffisien. 8erjasama 5e"artemen &ertanian dengan &erhim"unan asuki dan +ohanes. !!*. 0lternatif Sistem sahatani dan &engelolaan sumberdaya air dalam "engembangan lahan kering di :>. &rosiding Seminar asional no2asi :eknologi &ertanian . // hal.
%(