BOARD AUDIT COMMITTEE COMMUNICATIONS and
ETHICS AND WHISTLEBLOWER PROGRAMS Makalah Pengauditan Manajeen untuk D!"# Su$ekti Djaaluddin% M#Si% Ak#% CA
Diringkas Oleh Kelompok 1/Kelas A
1 Leni Pradasari 2 Maylia Nurkhusna 3 Merry Anggita Mukti
( F0313049) ( F0313056) ( F031305)
!"M"!#"$ %"NAP 2015&2016 FA'L#A! "'NM* +AN ,*!N*! N!
CHAPTER &'
BOARD AUDIT COMMITTEE COMMUNICATIONS Penge!tian Menurut Arrens & Loebbecke yang dimaksud dengan Komite Audit adalah adalah sebagai berikut : An audit committee is a selected number number of members members of company board of directors whose whose responsibilities include helping auditors remain independent of management. Most audit committees are made up of three to five or sometimes as many as seven directors who are not part of company management.
Keberad Keb eradaan aan kom komite ite aud audit it pad padaa saat ini tela telah h dit diterim erimaa seb sebaga agaii sua suatu tu bag bagian ian dar darii organisasi orga nisasi perusa perusahaan haan (Corp ). Bahkan untuk menilai pelaksanaan good pelaksanaan good Corporate orate Govern Governance ance). corporate governance di governance di perusahaan, adanya komite audit yang eekti merupakan salah satu aspek asp ek dal dalam am kri kriter teria ia pen penilai ilaian. an. !el !elain ain itu keh kehadir adiran an kom komite ite aud audit it akh akhir" ir"akh akhir ir ini tel telah ah mendapat menda pat respon yang positi dari berbag berbagai ai pihak pihak,, antara lain #emeri #emerintah, ntah, Badan #enga$as #asar #as ar Mod Modal al (Ba (Bapep pepam) am),, Bur Bursa sa %e %ek, k, #ar #araa n' n'esto estor, r, #ro #roesi esi u ukum kum (Ad (Ad'ok 'okat) at),, #ro #roesi esi Akuntan dan lain"lain. Ketentuan mengenai komite audit uga diatur dalam !urat edaran Bapepam *omor !%"+-#M-+++ tertanggal +/ Mei +++. ()unika"i ()ite Audit
!alah satu ungsi komite audit adalah menembatani pemegang saham ( share ( share holder ) dan de$an komisaris dengan kegiatan pengendalian yang diselenggarakan oleh manaemen, auditor internal dan eksternal auditor. Komite audit pada umumnya memiliki akses langsung dengan setiap unsur pengendalian dalam perusahaan. #ada saat ini komunikasi antara komite audit dengan berbagai pihak, belum teralin dengan erat dan belum beralan sebagaimana mestinya. Komunikasi komite audit dengan pihak yang berkepentingan yang beralan dengan lancar, akan menghasilkan kinera perusahaan meningkat, terutama dari aspek pengendalian. Berikut ini dielaskan komunikasi komite audit dengan berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain : *#
()unika"i ()ite Audit dengan De+an ()i"a!i"
!alah satu ungsi pokok komite audit adalah membantu tugas komisaris dalam aspek pengendalian perusahaan. 0alam rapat internal yang diselenggarakan secara rutin, komite audit melaporkan hasil tugas yang dibebankan oleh komisaris dalam bentuk laporan berkala. !elain itu apabila ditugaskan secara khusus oleh komisaris, maka komite audit akan membuat laporan khusus yang dituukan kepada komisaris.
()unika"i ()ite Audit dengan Manajeen
Komunikasi antara komite audit dengan manaemen memegang peranan yang cukup penting dalam trangka meningkatkan pengendalian perusahaan. #ola hubungan ( relationship relationship)) antara komite audit dengan manaemen menurut 1idley & 1oth (2334) sebagai berikut : Members of management should attend audit committee meetings and be actively involved in reporting on on many of the matters discussed above. At the same time, the audit committee
has the responsibility to view management’s assertions with a healthy skepticism and to look to the internal and external auditors for perspective. here he re may be occ occassi assions ons whe when n the au audit dit com commit mittee tee mee meets ts pri private vately ly wit with h mem member berss of manage man agemen ment, t, suc such h us to dis discus cusss the app appoin ointme tment nt or dis dismis missal sal of int interna ernall or ext externa ernal l audito aud itors. rs. An And d the there re sho should uld be occ occass assion ionss whe when n the aud audit it com commit mittee tee mee meets ts in exec executi utive ve session with no one else present. !or example, to fulfill thir oversight over sight role, the may want to have candid discussions about the "uality of management. Menurut the #nst #nstitu itute te of #nt #ntern ernal al Au Audit ditors ors $es $esear earch ch !ou !ounda ndatio tion n tangg tanggung ung a$ab komite kom ite aud audit it mem memerlu erlukan kan inte interak raksi si seca secara ra sig signi niika ikan n den dengan gan man manaem aemen en seca secara ra ee eekti kti.. *amun kehadiran manaemen tidak diharuskan dalam tiap rapat. #raktek yang baik membutuhk membu tuhkan an partisipasi akti dari manaemen manaemen dalam rapat komite. komite. Laporan atas beberapa akti'itas manaemen yang krusial terhadap komite merupakan salah satu tanggunga$abnya. '#
()unika"i ()ite Audit dengan Inte!nal Audit)!
Komunikasi Komu nikasi internal auditor dengan komite audit antara lain diatu diaturr dalam %tatement on Auditing %tandard (%A% ) *o. 52, yaitu disebutkan 6 (delapan) hal, sebagai berikut : a.
#ertanggunga$aban atas struktur kendali internal dan Laporan Keuangan bebas kesalahan material,
b.
seleksi kebiakan akuntansi,
c.
estimasi akuntansi,
d.
dampak adustment hasil audit,
e.
pertanggunga$aban data non keuangan yang disepakati bersama,
.
ketidaksepakatan manaemen dan internal auditor,
g.
diskusi pilihan eksternal auditor,
h.
Masalah proses akun akuntansi, tansi, keterla keterlambatan mbatan lapora laporan n tak masuk akal dan batas $aktu lapora laporan n tak masuk akal. ,#
()unika"i ()ite Audit dengan Ek"te!nal Audit)!
!alah satu tanggunga$ab komite audit adalah menilai (mere'ie$) hasil laporan audit dari eksternal auditor. Kedudukan komite audit yang merupakan kepanangan tangan dari de$an de$ an kom komisar isaris is den dengan gan kom kompete petensi nsi ya yang ng dim dimilil ililiki iki dih diharap arapkan kan dap dapat at men mengop goptim timalk alkan an ungsi auditor eksternal bagi perusahaan. 0alam !tandar #roesional Akuntan #ublik (!#A#) !tandar Auditing *o. 6+ diatur mengenai komunikasi antara Akuntan #ublik (%ksternal Auditor) dengan komite audit. Komunikasi antara Komite Audit dengan %ksternal Auditor dapat berbentuk lisan atau tertulis. Masalah Masalah yang dapat dikomunikasikan dikomunikasikan antara lain : 2)
7anggu 7a nggung ng a$ab a$ab auditor auditor berdasarkan berdasarkan standar standar auditin auditing g yang ditetap ditetapkan kan nstitut nstitut Ak Akuntan untan #ublik ndonesia. Audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan nstitut Akuntan #ublik ndonesia dapat dituukan ke berbagai masalah yang menadi kepentingan komite audit. !ebagai contoh, komite audit biasanya berkepentingan dengan pengendalian intern dan apakah laporan keuangan bebas dari salah sai material. Agar komite audit memahami siat keyakinan yang diberikan oleh suatu audit, auditor harus mengkomunikasikan tingkat tanggung a$ab yang dipi di piku kuln lny ya
meng me ngen enai ai
masa ma sala lah" h"ma masa sala lah h
ters te rseb ebut ut
berd be rdas asar arka kan n
stan st anda darr
audi au diti ting ng
yang ya ng
ditetapkan nstitut Akuntan #ublik ndonesia. 8uga penting bagi komite audit untuk memahami bah$a standar auditing yang ditetapkan nstitut Akuntan #ublik ndonesia didesain untuk memperoleh keyakinan memadai, bukan mutlak, atas laporan keuangan. )
Kebiakan akuntansi signiikan. Auditor harus menentukan bah$a komite audit mendapatkan inormasi tentang pemilihan dan perubahan kebiakan akuntansi atau pelaksanaannya. Auditor uga harus menentukan bah$a komite audit mendapatkan inormasi tentang metode yang digunakan untuk mempertanggunga$abkan transaksi signiikan yang tidak biasa dan dampak kebiakan akuntansi signiikan untuk isu akuntansi yang baru atau kontro'ersial yang belum ada panduan atau kesepakatan mengenai perlakuan akuntansinya dari badan ber$enang. !ebagai contoh, mungkin terdapat isu akuntansi signiikan dalam bidang seperti pengakuan pendapatan, pendanaan
tidak disaikan di
laporan posisi keuangan
(neraca)(off&balance
sheet
financing ), dan akuntansi untuk in'estasi ekuitas (e"uity investment ). )
#ertimbangan manaemen dan estimasi akuntansi. %stimasi akuntansi merupakan bagian terpadu dari laporan keuangan yang disusun oleh manaemen dan didasarkan atas pertimbangan kini manaemen. #ertimbangan tersebut biasanya didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman tentang peristi$a sekarang dan masa lalu serta asumsi tentang peristi$a masa yang akan datang. %stimasi akuntansi tertentu sangat sensiti karena estimasi tersebut signiikan bagi laporan keuangan dan karena kemungkinan bah$a peristi$a masa yang akan datang yang mempengaruhinya dapat sangat berbeda dari pertimbangan sekarang manaemen. Auditor harus menentukan bah$a komite audit mendapatkan inormasi tentang proses yang digunakan oleh manaemen dalam merumuskan estimasi akuntansi yang sangat sensiti tersebut dan tentang dasar yang dipakai oleh auditor dalam menyimpulkan ke$aaran estimasi tersebut.
9)
#enyesuaian audit signiikan. Auditor harus memberikan inormasi kepada komite audit tentang penyesuaian yang timbul dari audit yang menurut pertimbangannya dapat berdampak signiikan atas proses pelaporan entitas, baik secara indi'idu atau secara bersama"sama. ntuk tuuan ini, penyesuaian audit, baik yang dicatat maupun yang tidak dicatat oleh entitas, merupakan koreksi yang diusulkan terhadap laporan keuangan yang menurut pertimbangan auditor, mungkin tidak akan terdeteksi kecuali melalui prosedur audit yang dilaksanakan. Masalah yang menadi dasar penyesuaian yang diusulkan oleh auditor, namun tidak dicatat oleh entitas dapat secara potensial menyebabkan salah sai material dalam laporan keuangan masa yang akan datang, meskipun auditor berkesimpulan bah$a penyesuaian tersebut tidak material bagi laporan keuangan sekarang.
/)
normasi lain dalam dokumen yang berisi laporan keuangan auditan. Komite audit seringkali mempertimbangkan inormasi yang disusun oleh manaemen yang menyertai laporan keuangan entitas. #erusahaan tertentu yang menyerahkan laporan kepada Bapepam diharuskan untuk menyaikan inormasi ;Analisis dan #embahasan mum oleh Manaemen; terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha dalam laporan tahunan kepada pemegang saham. !A !eksi //+ <#!A *o. 99= normasi Lain dala m 0okumen yang
Beri si Laporan Keu angan Auditan menetapkan tanggung a$ab auditor untuk inormasi semacam itu. Auditor harus membicarakan dengan komite audit mengenai tanggung a$abnya atas inormasi lain dalam dokumen yang berisi laporan keuangan auditan, dan prosedur yang telah dilaksanakan, serta hasilnya. 5)
Ketidaksepakatan dengan manaemen. Ketidaksepakatan dengan manaemen dapat teradi sehubungan dengan penerapan prinsip akuntansi terhadap transaksi dan peristi$a khusus entitas serta basis yang digunakan oleh manaemen untuk membuat estimasi akuntansi. Ketidaksepakatan dapat uga timbul berkaitan dengan lingkup audit, pengungkapan yang dicantumkan dalam laporan keuangan entitas, serta kata"kata yang digunakan oleh auditor dalam laporan auditnya. Auditor harus membahas dengan komite audit setiap ketidaksepakatannya dengan manaemen, baik yang dapat diselesaikan dengan memuaskan maupun yang tidak, tentang masalah"masalah yang secara indi'idual maupun bersama"sama signiikan terhadap laporan keuangan entitas atau laporan auditor. ntuk tuuan ini, ketidaksepakatan tidak mencakup perbedaan pendapat berdasarkan akta yang tidak lengkap atau inormasi a$al yang dapat diselesaikankemudian.
4)
Konsultansi dengan Akuntan lain. 0alam beberapa hal, manaemen dapat memutuskan untuk berkonsultasi dengan akuntan lain tentang masalah auditing dan akuntansi. Bila auditor mengetahui bah$a konsultasi semacam ini teradi, ia harus membahas dengan komite audit mengenai pandangannya terhadap masalah signiikan yang dikonsultasikan oleh manaemen.
6)
su besar yang dibicarakan dengan manaemen sebelum keputusan mempertahankan Auditor. Auditor harus membahas dengan komite audit mengenai isu utama yang telah dibahas dengan manaemen yang berkaitan dengan usaha mula"mula atau usaha selanutnya untuk tetap mempertahankan penggunaan asa auditor tersebut termasuk, di antaranya, pembahasan mengenai penerapan prinsip akuntansi dan standar auditing.
3)
Kesulitan yang diumpai dalam pelaksanaan audit. Auditor harus memberikan inormasi kepada komite audit bila terdapat kesulitan serius yang diumpainya dalam berhubungan dengan manaemen mengenai pelaksanaan audit. al ini termasuk, di antaranya, penundaan yang tidak beralasan oleh manaemen mengenai saat dimulainya audit atau penyediaan inormasi yang diperlukan, dan apakah ad$al $aktu yang dibuat oleh manaemen masuk akal dalam keadaan tersebut. Masalah lain yang mungkin diumpai oleh auditor adalah tidak tersedianya personel klien dan kegagalan personel klien untuk menyelesaikan datar yang dibuat klien pada $aktunya, 8ika auditor menganggap masalah ini signiikan, ia harus memberi tahu komite audit. (uali-ika"i Angg)ta ()ite Audit
Agar komunikasi Komite Audit dengan berbagai pihak tersebut dapat beralan dengan lancar, maka anggota komite audit perlu memiliki kemampuan yang cukup "ualified . Kualiikasi anggota ( personal Commission sebagai berikut :
"ualifications)
komite
audit
menurut he readway
ndependen ' independence(
Memahami akti'itas bisnis (broad business knowledge)
Memiliki kemampuan komunikasi (communication skills), natural curiosity dan healthy
skepticism .
)igilance . Menurut iro 7ugiman (2335) Anggota komite audit disamping harus ahli di bidangnya uga dituntut untuk mengetahui dan menguasai bidang akuntansi dan auditing, analisa laporan keuangan, pembelanaan perusahaan, sistem inormasi manaemen, sistem dan pengendalian perusahaan, serta tanggap terhadap segala perkembangan. Menurut American #nstitute of Certified *ublic Accountants 'A#C*A( umlah anggota (si>e) dari komite audit berdasarkan hasil sur'ey terhadap perusahaan yang memiliki komite audit ternyata sekitar 3+ ? memiliki komite audit dengan umlah sampai dengan / anggota. #ada umumnya , sebagian besar
komite audit tersebut
memiliki anggota yang
berpengalaman dan mempunyai udgment tentang bisnis (perusahaan) dengan baik. Berdasarkan
Keputusan
0ireksi
Bursa
%ek
8akarta
(B%8)
*omor
Kep"
2/-B%8-+5-+++ dinyatakan bah$a keanggotaan komite audit sekurang"kurangnya terdiri dari (tiga) orang anggota, seorang diantaranya merupakan komisaris independen #erusahaan 7ercatat yang sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit, sedangkan anggota lainnya merupakan pihak ekstern yang independen dimana sekurang"kurangnya satu diantaranya memiliki kemampuan dibidang akuntansi dan atau keuangan. Anggota komite audit diangkat dan diberhentikan oleh de$an komisaris. !esuai !urat Keputusan Menteri *egara #endayagunaan BM* *o. Kep"2-M" #BM*-2333 tanggal 6 Maret 2333, keanggotaan komite audit sekurang"kurangnya terdiri dari (tiga) orang yaitu satu orang anggota komisaris sekaligus sebagai ketua komite audit dan dua orang ahli yang bukan merupakan pega$ai BM* yang bersangkutan. !elanutnya persyaratan untuk dapat diangkat sebagai anggota komite audit susuai pasal / !K tersebut adalah : 2.
memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kera yang cukup di bidang penga$asan - pemeriksaan dan bidang"bidang lainnya yang dianggap perlu sehingga dapat melaksanakan ungsinya secara optimal,
.
tidak memiliki kepentingan - keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negati dan konlik kepentingan terhadap BM* yang bersangkutan, misalnya mempunyai kaitan keluarga sedarah dan semenda sampai deraat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis ke samping dengan pega$ai atau peabat BM* yang bersangkutan, mempunyai kaitan dengan rekanan BM* yang bersangkutan,
.
mampu berkomunikasi secara eekti. Mengingat saat ini sedang maraknya upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KK*), maka untuk menghindari adanya KK* maka anggota komite audit dipilih orang yang independen yang berasal dari luar perusahaan sehingga tidak ada conflict of interest dengan perusahaan. !elain itu keanggotaan komite audit perlu dibatasi masa
tugasnya, misalnya hanya boleh menadi anggota komite audit suatu perusahaan maksimal dua periode (dua tahun) saa atau hanya dapat diperpanang maksimal 2 (satu) kali. E-ekti.ita" ()ite Audit
@alaupun komite audit telah diakui keberadaannya di hampir semua perusahaan di negara mau, hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai tolok ukur keberhasilan atau eekti'itas komite audit. !ementara belum terdapat hasil pembuktian secara empiris mengenai hal ini, !ommer (2332) berpandangan bah$a komite audit di banyak perusahaan masih belum melakukan tugasnya dengan baik. Menurut !ommer, banyak komite audit yang hanya sekedar melakukan tugas"tugas rutin, seperti re'ie$ laporan dan seleksi auditor eksternal, dan tidak mempertanyakan secara kritis dan menganalisis secara mendalam kondisi pengendalian dan pelaksanaan tanggunga$ab oleh manaemen. #enyebabnya diduga bukan saa karena banyak dari mereka tidak memiliki kompetensi dan independensi yang memadai, tetapi uga karena banyak yang belum memahami peran pokoknya (Makalah Manao, 2334). #enelitian tentang aktor"aktor yang mempengaruhi eekti'itas komite audit telah dilakukan oleh Kalbers & ogarty. asil penelitian tersebut antara lain mengungkapkan bah$a terdapat (tiga) aktor yang dominan yang berpengaruh terhadap keberhasilan komite audit dalam menalankan tugasnya, yaitu : Ke$enangan ormal dan tertulis bagi komite audit, Kerasama manaemen dan kualitas atau kompetensi personil dari komite audit. 0alam Makalah er$idayatmo (+++), antara lain dinyatakan bah$a pada !eptember 2336,
Arthur
Le'itt, Chairman
the
+%
%ecurities
xcange
Commission
'%C(,
mengumumkan seperangkat inisiati (he -evitt #nitiatives) yang meliputi bermacam subek dan proposal peraturan untuk menanggulangi kemungkinan teradinya penyimpangan akuntansi sehingga diharapkan akan meningkatkan keandalan dan transparansi laporan keuangan. Aspek terpenting dari he -evitt #nitiatives adalah perlunya meningkatkan eekti'itas komite audit perusahaan karena komite audit yang berkualitas, mempunyai komitmen, independen dan kritis akan menadi pelindung paling handal bagi kepentingan publik. !ebagai tindak lanut dari he -evitt #nitiatives, dibentuklah he lue $ibbon Committee on #mproving he ffectiveness of Corporate Audit Committees . #ada ebruari 2333, !% menyetuui peraturan terbaru tentang komite audit yang hampir semuanya diadaptasi dari rekomendasihe lue $ibbon Committee. Man-aat ()ite Audit
Menurut iro 7ugiman (233/) manaat yang bisa diambil dengan dibentuknya komite audit antara lain : a.
0e$an komisaris dan de$an direksi akan banyak terbantu dalam pengelolaan perusahaan.
b.
Bagi eksternal auditor, keberadaan komite audit sangat
diperlukan
sebagai
orum
atau media komunikasi dengan perusahaan, sehingga diharapkan semua akti'itas dan kegiatan yang dilakukan oleh eksternal auditor dalam hal ini akan mengadakan pemeriksaan, disamping secara langsung kepada obyek pemeriksaan uga dibantu dengan mengadakan konsultasi dengan komite audit. Makalah Caki Barid$an (+++), antara lain menyebutkan bah$a dalam rangka menga$asi kebiakan direksi, dengan bantuan komite audit, komisaris dapat melakukan berbagai kegiatan penga$asan yang meliputi berbagai hal termasuk
melakukan
pemeriksaan
terhadap kesalahan
dalam
keputusan
rapat
direksi
serta
penyimpangan dalam pelaksanaan keputusan rapat direksi tersebut. !elain itu komite audit berungsi membantu komisaris, terutama untuk melakukan penelaahan terhadap kebenaran inormasi yang disampaikan oleh direksi kepada komisaris . Komite audit uga dapat berungsi menilai eekti'itas ungsi !atuan #enga$asan ntern (!#), sehingga dapat memberikan
saran"saran
peningkatan
eekti'itas
!#
untuk
meningkatkan
sistem
pengendalian internal perusahaan . #eranan komite audit cukup penting dalam meningkatkan kinera perusahaan, terutama dari aspek pengendalian. #erusahaan yang memiliki komite audit biasanya manaemen perusahaannya lebih transparan dan terbuka (open), sehingga prinsip good corporate governance dapat lebih diterapkan dengan baik. !elain itu apabila perusahaan tersebut telah go publik, maka minat para in'estor untuk membeli sahamnya lebih besar dari pada perusahaan yang tidak memiliki komite audit.
(OMUNI(ASI MASALAH /ANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN /ANG DITEMU(AN DALAM SUATU AUDIT (ONDISI /ANG DAPAT DILAPOR(AN
!elama
melaksanakan
audit,
auditor
mungkin
mengetahui
persoalan
yang
menyangkut pengendalian intern yang mungkin perlu diketahui oleh komite audit. 0alam !A !eksi /, persoalan yang diharuskan untuk dilaporkan kepada komite audit untuk selanutnya disebut dengan kondisi yang dapat dilaporkan. !ecara khusus, ini adalah persoalan yang menarik perhatian auditor, yang menurut pertimbangannya, harus dikomunikasikan kepada komite audit, karena merupakan kekurangan material dalam desain atau operasi pengendalian intern, yang berakibat buruk terhadap kemampuan organisasi tersebut dalam mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manaemen dalam laporan keuangan. Kekurangan demikian dapat mencakup aspek lima komponen pengendalian internal (a) lingkungan pengendalian, (b) penaksiran risiko, (c) akti'itas pengendalian, (d) inormasi dan komunikasi, dan (e) pemantauan. Auditor mungkin uga mengidentiikasi persoalan yang menurut pertimbangannya, bukan merupakan kondisi yang dapat dilaporkan sebagai yang dideinisikan, namun, auditor mungkin memutuskan untuk mengkomunikasikan persoalan demikian bagi kepentingan manaemen (dan bagi penerima semestinya laporan audit lainnya). IDENTI0I(ASI (ONDISI /ANG DAPAT DILAPOR(AN
7uuan auditor dalam mengaudit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan entitas secara keseluruhan. Auditor tidak berke$aiban mencari kondisi yang dapat dilaporkan. *amun, auditor mungkin menemukan kondisi yang dapat dilaporkan melalui pertimbangannya atas komponen pengendalian intern, penerapan prosedur audit terhadap saldo akun dan transaksi, atau mungkin dengan cara lain selama
pelaksanaan audit. 0itemukan atau tidaknya kondisi yang dapat dilaporkan akan berbeda antara satu perikatan dengan perikatan yang lain, karena dipengaruhi oleh siat, saat, dan lingkup prosedur audit serta aktor"aktor lainnya, seperti ukuran entitas, kerumitan dan siat serta keanekaragaman kegiatan usahanya. 0alam menentukan permasalahan apa saa yang merupakan kondisi yang dapat dilaporkan, auditor harus mempertimbangkan berbagai aktor yang berhubungan dengan entitas tersebut, seperti ukuran, kerumitan dan keanekaragaman akti'itas, struktur organisasi dan karakteristik kepemilikan. Adanya kondisi yang dapat dilaporkan yang menyangkut desain atau operasi pengendalian intern mungkin telah diketahui, dan dalam kenyataannya, mungkin merupakan keputusan yang diambil dengan sadar oleh manaemen " suatu keputusan yang diketahui oleh komite audit " untuk menerima tingkat risiko tersebut karena pertimbangan biaya atau pertimbangan lainnya. al ini merupakan tanggung a$ab manaemen untuk mengambil keputusan mengenai biaya yang akan ditanggung serta manaat yang bersangkutan. Auditor dapat memutuskan bah$a permasalahan tersebut tidak perlu dilaporkan asalkan komite audit telah mengetahui kekurangan tersebut dan memahami risiko yang bersangkutan. !ecara berkala, auditor harus mempertimbangkan, apakah karena perubahan dalam manaemen, penerima laporan, atau hanya karena beralannya $aktu, perlu untuk melaporkan permasalahan demikian secara tepat $aktu. (RITERIA /ANG DISEPA(ATI
#ada $aktu menentukan lingkup auditnya, auditor
dan kliennya mungkin
membicarakan pengendalian intern dan berungsi atau tidaknya pengendalian tersebut. Klien mungkin meminta auditor untuk $aspada terhadap permasalahan tertentu dan untuk melaporkan kondisi di luar yang dibahas dalam !A !eksi /. Auditor sebaiknya uga melaporkan masalah lain, yang menurut penilaiannya, berguna untuk manaemen, $alaupun tanpa permintaan khusus untuk itu. Lingkup yang disepakati bersama antara auditor dan klien untuk melaporkan kondisi yang ditemukan dapat meliputi, misalnya, pelaporan persoalan yang tidak sepenting dibandingkan dengan yang disebutkan dalam !A !eksi /, adanya kondisi yang dikemukakan oleh klien, atau hasil penyelidikan lebih lanut dari permasalahan yang ditemukan untuk mengidentiikasikan penyebabnya. 0alam lingkup demikian, mungkin auditor diminta untuk mengunungi lokasi tertentu, menilai prosedur pengendalian tertentu, atau melaksanakan prosedur tertentu yang tidak direncanakan sebelumnya. PELAPORAN 1 BENTU( DAN ISI
Kondisi yang ditemukan oleh auditor, yang menurut !A !eksi /dapat dilaporkan atau yang merupakan hasil kesepakatan dengan klien harus dilaporkan, sebaiknya dilakukan secara tertulis. Apabila inormasi tersebut dikomunikasikan secara lisan, auditor harus mendokumentasikan komunikasi tersebut dalam kertas keranya.
Laporan tersebut harus menyatakan bah$a komunikasi dilakukan semata"mata sebagai inormasi dan digunakan oleh penerima laporan audit, manaemen, dan pihak lain dalam organisasi itu. Apabila ada ketentuan bah$a laporan itu harus disampaikan uga kepada badan pemerintah, pengacuan secara spesiik mengenai badan pemerintah tersebut dan dasar penyampaiannya harus dinyatakan secara elas. !etiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus: a. Menunukkan bah$a tuuan audit adalah untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan dan tidak untuk memberi keyakinan atas pengendalian intern. b. Memuat deinisi kondisi yang dapat dilaporkan. c. Memuat pembatasan distribusi laporan Berikut ini disaikan suatu contoh bagian laporan yang disusun sesuai dengan ketentuan di atas. 0alam perencanaan dan pelaksanaan audit kami atas laporan keuangan #7 KD7 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 2 0esember +D+, kami mempertimbangkan pengendalian intern perusahaan untuk menentukan prosedur audit dengan tuuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan tidak untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern. *amun, kami temukan permasalahan tertentu yang menyangkut pengendalian intern dan operasinya yang kami pandang merupakan kondisi yang dapat dilaporkan menurut standar auditing yang ditetapkan katan Akuntan ndonesia. Kondisi yang dapat dilaporkan mencakup permasalahan yang kami temukan, yang menyangkut kekurangan material dalam desain atau operasi pengendalian intern, yang menurut pendapat kami, dapat secara negati mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manaemen dalam laporan keuangan.
!uatu kondisi yang dapat dilaporkan mungkin sedemikian pentingnya sehingga dapat dianggap sebagai kelemahan material. !uatu kelemahan material pada pengendalian intern merupakan kondisi yang dapat dilaporkan, yang desain atau operasi komponen pengendalian intern tertentu tidak mengurangi risiko sampai tingkat yang relati'e rendah. 1isiko yang dimaksud mencakup kekeliruan atau kecurangan dalam umlah material yang bersangkutan dengan laporan keuangan, yang dapat teradi dan tidak ditemukan secara tepat $aktu oleh karya$an dalam pelaksanaan normal tugas yang diberikan. @alaupun !A !eksi / tidak mengharuskan auditor untuk secara terpisah mengindentiikasikan dan mengkomunikasikan kelemahan material, auditor mungkin memilih atau klien mungkin meminta agar auditor secara
terpisah mengindentiikasikan
dan
mengkomunikasikan
kondisi
yang dapat
dilaporkan, yang menurut pertimbangan auditor merupakan kelemahan material. Berikut ini adalah contoh bagian dari laporan yang dapat digunakan, ika auditor ingin, atau diminta untuk, memberitahu komite audit secara tertulis bah$a satu atau lebih kondisi yang dapat dilaporkan telah diidentiikasi, tetapi tidak ada yang dipandang sebagai kelemahan material.
!A !eksi / tidak menghalangi seorang auditor untuk mengkomunikasikan kepada klien berbagai pengamatan dan saran yang menyangkut akti'itas klien tersebut, di luar permasalahan yang menyangkut pengendalian intern. #ermasalahan tersebut dapat menyangkut eisiensi operasi atau administrasi, strategi usaha, dan hal"hal lain yang dipandang bermanaat untuk klien.
PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS 0UNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN (EUANGAN
Menurut The Institute of Internal Auditors 2 *333 4 Internal Auditing is an independent, objective assurance and consulting activity dessigned to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate the effectiveness of ris management, control, and governance processes .
!edangkan International !tandards for the "rofessional "ractice of Internal Auditing #!""IA$, mendeinisikan Audit nternal adalah suatu kegiatan assurance dan
konsultasi (consulting ) yang independen dan obekti yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi suatu organisasi. Kegiatan kegiatan tersebut membantu organisasi yang bersangkutan mencapai tuuan"tuuannya dengan menge'aluasi dan memperbaiki eekti'itas proses manaemen risiko, pengendalian, dan tata kelola ( governance) melalui pendekatan yang teratur dan sistematik. PERAN AUDITOR DAN AUDITOR INTERN !alah satu tanggung a$ab auditor dalam audit atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan nstitut Akuntan #ublik ndonesia (A#) adalah untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan entitas. 0alam memenuhi tanggung a$ab ini, auditor mempertahankan independensinya dari entitas tersebut. Auditor intern bertanggung a$ab untuk menyediakan asa analisis dan e'aluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan inormasi lain kepada manaemen entitas dan de$an komisaris, atau pihak lain yang setara $e$enang dan tanggung a$abnya. ntuk memenuhi tanggung a$abnya tersebut, auditor intern mempertahankan obekti'itasnya yang berkaitan dengan akti'itas yang diauditnya. PEMEROLEHAN PEMAHAMAN TENTANG 0UNGSI AUDIT INTERN
7anggung a$ab penting ungsi audit intern adalah memantau kinera pengendalian entitas. #ada $aktu auditor berusaha memahami pengendalian intern, ia harus berusaha memahami ungsi audit intern yang cukup untuk mengidentiikasi akti'itas audit intern yang rele'an dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya ber'ariasi, tergantung atas siat akti'itas audit intern tersebut. Auditor biasanya harus
meminta keterangan kepada manaemen yang bersangkutan dan sta audit intern mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan auditor intern berikut ini: 2. !tatus auditor intern dalam organisasi entitas. . #enerapan standar proesional . #erencanaan audit, termasuk siat, saat, dan lingkup pekeraan audit. 9. Akses ke catatan dan apakah terdapat pembatasan atas lingkup akti'itas mereka. 0i samping itu, auditor mungkin meminta keterangan mengenai anggaran dasar pembentukan ungsi audit intern, pernyataan misi, atau pengarahan lain yang serupa dari manaemen atau de$an komisaris. #ermintaan keterangan ini biasanya akan menghasilkan inormasi mengenai tuuan dan sasaran yang ditetapkan untuk ungsi audit intern. Akti'itas audit intern tertentu dapat tidak rele'an dengan audit atas laporan keuangan entitas. !ebagai contoh, prosedur auditor intern untuk menilai eisiensi proses pengambilan keputusan manaemen tertentu biasanya tidak rele'an dengan audit atas laporan keuangan. Akti'itas rele'an adalah akti'itas yang memberikan bukti tentang rancangan dan eekti'itas pengendalian yang berkaitan dengan kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi yang terkandung dalam laporan keuangan atau yang memberikan bukti langsung mengenai salah sai potensial data tersebut. Auditor dapat menemukan hasil prosedur berikut ini yang bermanaat dalam menetapkan rele'ansi akti'itas audit intern: a.
Mempertimbangkan pengetahuan dari audit tahun sebelumnya.
b.
Me"review bagaimana auditor intern mengalokasikan sumber daya auditnya ke bidang keuangan
c.
bidang operasi sebagai respon dalam proses penentuan risiko.
d.
Membaca laporan auditor intern untuk memperoleh inormasi rinci mengenai lingkup akti'itas auditor intern. 8ika, setelah memahami ungsi audit intern, auditor berkesimpulan bah$a akti'itas auditor intern tidak rele'an dengan audit atas laporan keuangan, auditor tidak harus memberikan pertimbangan lebih lanut terhadap ungsi audit intern, kecuali auditor meminta bantuan langsung dari auditor intern. Bahkan bila beberapa akti'itas auditor intern rele'an dengan audit, auditor dapat menyimpulkan bah$a tidaklah eisien untuk mempertimbangkan lebih lanut pekeraan auditor intern. 8ika auditor memutuskan bah$a akan lebih eisien mempertimbangkan bagaimana pekeraan auditor intern dapat berdampak terhadap siat, saat, dan lingkup prosedur audit, auditor harus menetapkan kompetensi dan obekti'itas ungsi audit intern sealan dengan dampak yang diinginkan dari pekeraan auditor intern terhadap audit. PENENTUAN (OMPETENSI DAN OB5E(TI6ITAS AUDITOR INTERN ()7eten"i Audit)! Inte!n
#ada $aktu menentukan kompetensi auditor intern, auditor harus memperoleh atau memutakhirkan inormasi dari audit tahun sebelumnya mengenai aktor"aktor berikut ini: a. 7ingkat pendidikan dan pengalaman proesional auditor intern. b. a>ah proesional dan pendidikan proesional berkelanutan. c. Kebiakan, program, dan prosedur audit. d. #raktik yang bersangkutan dengan penugasan auditor intern. . !uper'isi dan review terhadap akti'itas auditor intern. g. Mutu dokumentasi dalam kertas kera, laporan, dan rekomendasi. h. #enilaian atas kinera auditor intern. O$jekti.ita" Audit)! Inte!n
#ada $aktu menetapkan obekti'itas auditor intern, auditor harus memperoleh atau memutakhirkan inormasi dari tahun sebelumnya mengenai aktor"aktor berikut ini: a. !tatus organisasi auditor intern yang bertanggung a$ab atas ungsi audit intern, yang meliputi: (2) Apakah auditor intern melapor kepada peabat yang memiliki status memadai untuk menamin lingkup audit yang luas dan memiliki pertimbangan dan tindakan memadai atas temuan" temuan dan rekomendasi auditor intern. () Apakah auditor intern memiliki akses langsung dan melaporkan secara teratur kepada de$an komisaris, komite audit, atau manaer pemilik. () Apakah de$an komisaris, komite audit, atau manaer pemilik melakukan penga$asan terhadap keputusan pengangkatan dan pemberhentian yang bersangkutan dengan auditor intern. b. Kebiakan untuk mempertahankan obekti'itas auditor intern mengenai bidang yang diaudit, termasuk: (2) Kebiakan pelarangan auditor intern melakukan akti'itas dalam bidang yang diaudit yang keluarganya bekera pada posisi penting atau posisi yang sensiti terhadap audit. () Kebiakan pelarangan auditor intern melakukan audit di bidang yang sama dengan bidang yang baru saa diselesaikannya. Penentuan ()7eten"i dan O$jekti.ita"
0alam menetapkan kompetensi dan obekti'itas, auditor biasanya mempertimbangkan inormasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dengan ungsi audit intern, dari diskusi dengan manaemen, dan dari review terhadap mutu yang terakhir dilaksanakan oleh pihak eksternal, ika hal ini dilaksanakan, atas akti'itas ungsi audit intern. Auditor dapat pula menggunakan standar proesional auditing intern sebagai kriteria untuk melakukan penentuan kompetensi dan obekti'itas auditor intern. Auditor uga mempertimbangkan perlunya melakukan penguian eekti'itas aktor"aktor Lingkup penguian tersebut ber'ariasi sesuai dengan dampak yang diinginkan dari pekeraan auditor intern terhadap audit. 8ika auditor menentukan bah$a auditor intern cukup kompeten dan obekti, ia kemudian harus mempertimbangkan bagaimana pekeraan auditor intern terhadap audit
DAMPA( PE(ER5AAN AUDITOR INTERN ATAS AUDIT
#ekeraan auditor intern dapat berdampak terhadap siat, saat, dan lingkup audit, termasuk: a. #rosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat berusaha memahami pengendalian intern entitas b. #rosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat menetapkan risiko c. #rosedur substanti yang dilaksanakan oleh auditor Bila pekeraan auditor intern diharapkan berdampak terhadap audit, panduan harus diikuti untuk mempertimbangkan luasnya dampak, mengkoordinasi pekeraan dengan auditor intern, dan menilai dan mengui eekti'itas pekeraan auditor intern. Peahaan ata" 7engendalian Inte!n
Auditor berusaha memahami secara memadai desain pengendalian yang rele'an dengan audit laporan keuangan untuk merencanakan audit dan untuk menentukan apakah kebiakan dan prosedur tersebut dilaksanakan. Karena tuuan utama ungsi audit intern pada umumnya adalah me"review, menetapkan, dan memantau pengendalian, prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dalam bidang ini memberikan inormasi yang bermanaat bagi auditor. !ebagai contoh, auditor intern membuat bagan alir ( flowchart ) sistem penualan dan piutang yang dikomputersasi. Auditor dapat melakukan reviewterhadap bagan alir tersebut untuk memperoleh inormasi mengenai rancangan kebiakan dan prosedur yang bersangkutan. 0i samping itu, auditor dapat mempertimbangkan hasil prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern atas kebiakan dan prosedur tersebut untuk memperoleh inormasi mengenai apakah kebiakan dan prosedur tersebut telah dilaksanakan. Penetuan Ri"ik)
Auditor menetapkan risiko salah sai material baik pada tingkat laporan keuangan maupun pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi. Tingkat La7)!an (euangan
#ada tingkat laporan keuangan, auditor melakukan penentuan menyeluruh atas risiko salah sai material. #ada $aktu melakukan penentuan ini, auditor harus menyadari bah$a pengendalian tertentu mungkin mempunyai dampak luas atas banyak asersi laporan keuangan. Lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi seringkali mempunyai dampak luas atas seumlah saldo akun dan golongan transaksi dan oleh karena itu dapat berdampak terhadap banyak asersi. #enentuan auditor atas risiko pada tingkat laporan keuangan seringkali berdampak terhadap strategi audit secara menyeluruh. ungsi audit intern dapat mempengaruhi penentuan menyeluruh risiko dan keputusan auditor tentang siat, saat, dan lingkup prosedur audit yang dilaksanakan. !ebagai contoh, ika rencana auditor intern
mencakup pekeraan audit yang rele'an di berbagai lokasi, auditor dapat melakukan koordinasi pekeraan dengan aduitor intern dan mengurangi umlah lokasi entitas yang seharusnya memerlukan pelaksanaan prosedur audit. Tingkat Sald) Akun atau G)l)ngan T!an"ak"i
#ada tingkat saldo akun atau golongan transaksi, auditor melakukan prosedur untuk memperoleh dan menge'aluasi bukti audit tentang asersi maneemen. Auditor menetapkan risiko pengendalian untuk setiap asersi yang signiikan dan melaksanakan penguian pengendalian 'test of control( untuk mendukung penentuan di ba$ah maksimum. #ada $aktu merencanakan dan melaksanakan penguian pengendalian, auditor dapat mempertimbangkan hasil prosedur yang direncanakan atau dilaksanakan oleh auditor intern. !ebagai contoh, lingkup auditor intern mungkin mencakup penguian pengendalian untuk kelengkapan utang usaha. asil penguian auditor intern tersebut dapat memberikan inormasi memadai tentang eekti'itas pengendalian dan dapat mengubah siat, saat, dan lingkup penguian yang dilaksanakan oleh auditor. P!)"edu! Su$"tanti-
Beberapa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dapat memberikan bukti langsung tentang salah sai material dalam asersi mengenai saldo akun atau golongan transaksi tertentu. !ebagai contoh, auditor intern, sebagai bagian pekeraannya, dapat melakukan konirmasi piutang usaha tertentu dan melakukan pengamatan sediaan isik tertentu. asil prosedur ini dapat memberikan bukti yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam membatasi risiko deteksi bagi asersi yang bersangkutan. !ebagai akibatnya, auditor dapat mengubah saat prosedur konirmasi, umlah piutang yang dikonirmasi, atau umlah lokasi sediaan isik yang diamati. LING(UP DAMPA( PE(ER5AAN AUDITOR INTERN
Meskipun pekeraan auditor intern berdampak terhadap prosedur audit, auditor harus melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk mendukung laporan auditor. Bukti yang diperoleh auditor dari pengetahuan pribadi langsung termasuk pemeriksaan isik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi umumnya bersiat lebih meyakinkan dibandingkan dengan inormasi yang diperoleh secara tidak langsung. 7anggung a$ab untuk melaporkan tentang laporan keuangan hanya terletak di tangan auditor. 7idak seperti halnya dengan situasi yang di dalamnya auditor menggunakan pekeraan auditor independen lain, tanggung a$ab ini tidak dapat dibagi dengan auditor intern. Karena auditor mempunyai tanggung a$ab akhir untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan, pertimbangan mengenai penentuan risiko ba$aan dan risiko pengendalian, materialitas salah sai, dan kecukupan penguian yang dilaksanakan, penilaian atas estimasi akuntansi signiikan, serta masalah lain yang berdampak terhadap laporan auditor harus tetap merupakan tanggung a$ab auditor.
0alam memutuskan luasnya dampak pekeraan auditor intern terhadap prosedur audit, auditor mempertimbangkan: a.
Materialitas umlah dalam laporan keuangan, yaitu saldo akun, atau golongan transaksi.
b.
1isiko (terdiri dari risiko ba$aan dan risiko pengendalian) salah sai material asersi yang bersangkutan dengan umlah dalam laporan keuangan.
c.
7ingkat subekti'itas dalam penilaian bukti audit yang dikumpulkan dalam mendukung asersi. 8ika materilitas umlah dalam laporan keuangan meningkat dan baik risiko salah sai material maupun tingkat subekti'itas uga meningkat, kebutuhan auditor untuk melakukan penguiannya sendiri terhadap asersi uga meningkat. 8ika aktor"aktor tersebut berkurang, kebutuhan auditor untuk melaksanakan penguiannya sendiri terhadap asersi uga berkurang. ntuk asersi yang berkaitan dengan umlah material dalam laporan keuangan, yang memilki risiko salah sai material yang tinggi atau tingkat subekti'itas dalam penilaian bukti audit yang tinggi, auditor harus melaksanakan prosedur memadai untuk memenuhi tanggung a$abnya. 0alam menentukan prosedur, auditor mempertimbangkan hasil pekeraan (seperti penguian pengendalian dan penguian substanti) yang dilaksanakan oleh auditor intern atas asersi yang bersangkutan. *amun, untuk asersi semacam itu, pertimbangan atas pekeraan auditor intern tidak dapat dengan sendirinya mengurangi risiko audit ketingkat yang dapat diterima untuk menghilangkan perlunya pelaksanaan penguian asersi tersebut secara langsung oleh auditor. Asersi tentang penilaian akti'a dan utang yang mencakup estimasi akuntansi yang signiikan, dan tentang eksistensi dan pengungkapan transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istime$a, hal bersyarat 'contingency(, ketidakpastian, serta peristi$a kemudian, adalah contoh asersi yang mungkin memiliki risiko salah sai material yang tinggi atau melibatkan tingkat subekti'itas yang tinggi dalam penilaian bukti audit. 0i lain pihak, untuk asersi tertentu yang berkaitan dengan umlah yang kurang material dalam laporan keuangan, yang memiliki risiko salah sai material rendah atau tingkat subekti'itas dalam penilaian bukti auditnya rendah, auditor dapat memutuskan, setelah mempertimbangkan keadaan dan hasil pekeraan (baik penguian pengendalian maupun penguian substanti) yang dilaksanakan oleh auditor intern atas asersi yang bersangkutan, bah$a risiko audit telah diturunkan ke tingkat yang dapat diterima dan bah$a penguian asersi tersebut secara langsung oleh auditor tidak perlu dilakukan. Asersi tentang eksistensi kas, akti'a yang dibayar di muka, dan penambahan akti'a tetap adalah contoh asersi yang mungkin memiliki risiko salah sai material yang rendah atau melibatkan tingkat subekti'itas yang rendah dalam penilaian bukti audit. (OORDINASI PE(ER5AAN AUDIT DENGAN AUDITOR INTERN
8ika pekeraan auditor intern diharapkan mempunyai dampak terhadap prosedur yang dilasanakan oleh auditor, hal ini
akan eisien
mengkoordinasikan pekeraan mereka dengan: a.
Menyelenggarakan rapat berkala.
ika auditor dan
auditor intern
b.
Menad$alkan pekeraan audit.
c.
Memberikan kesempatan akses ke kerta kera auditor intern.
d.
Me"review laporan auditor.
e.
Membicarakan kemungkinan adanya masalah akuntansi dan auditing yang ditemukan. PENILAIAN DAN PENGU5IAN E0E(TI6ITAS PE(ER5AAN AUDITOR INTERN
Auditor harus melaksanakan prosedur untuk menilai mutu dan eekti'itas pekeraan auditor intern, yang secara signiikan berdampak terhadap siat, saat, dan lingkup prosedur auditor. !iat dan lingkup prosedur yang harus dilaksanakan oleh auditor dalam melakukan penilaian ini merupakan masalah pertimbangan auditor, tergantung atas luas dampak pekeraan auditor intern atas prosedur auditor untuk saldo akun dan golongan transaksi yang siginiikan. 0alam mengembangkan prosedur penilaian, auditor harus mempertimbangkan aktor"aktor apakah:
CHAPTER &, ETHICS AND WHISTLEBLOWER PROGRAMS
A# SE5ARAH WHISTLEBLOWING
ndang"undang terbaru whistleblowing adalah %arbanes&0xley Act (!EF) yang mendorong pega$ai untuk melaporkan pelanggaran yang teradi tanpa ada rasa takut tindakan balas dendam. ndang"undang yang muncul karena skandal"skandal besar yang teradi di A!, seperti %nron dan @orldcom, uga menyebutkan, usaha balas dendam terhadap seorang whistleblower merupakan pelanggaran. 0i negara"negara lain pun, whistleblowing telah memilki dasar hukum yang kuat. 0i Australia ada Australian %tandard A%1223 sedangkan di nggris ada *ublic Concern at 4ork . nti isinya sama dengan undang"undang yang berlaku di Amerika. ( -earning Center Group, 5226 ). 0alam konteks badan usaha, whistleblower diperlukan untuk mencegah teradinya fraud melalui penga$asan lingkungan. 0engan adanya mekanisme whistleblower diharapkan perusahaan dapat menegakkan standar pelayanan dan etika, menerapkan sistem pencegahan dini (early warning system) dan meningkatkan confidence di dalam organisasi. *amun, menerapkan whistleblowing di ndonesia tentu tidak semudah itu. Budaya
umum
pega$ai
mungkin
belum
mendukung
terciptanya
mekanisme
whistleblowing .
B# PENGERTIAN WHISTLEBLOWING SECARA UMUM
4histleblowing adalah usaha yang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang karya$an untuk mengungkapkan sesuatu yang dipercayai sebagai kecurangan atau pelanggaran, baik yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya. #ihak yang dilapori itu bisa saa atasan yang lebih tinggi atau masyarakat luas. 4histleblowing menarik perhatian dunia luar dengan melaporkan kesalahanGkesalahan organisasinya atau keluhan karya$an ke banyak orang. ontoh : 2. 4histleblowing adalah
tindakan
seorang
karya$an
yang
membocorkan
penyimpangan yang dilakukan oleh perusahaan dengan membuang susu dalam umlah besar demi mempertahankan stabilitas harga susu. . Manipulasi di bagian produksi yang mengurangi atau menaikkan kadar unsur kimia tertentu dari standar normal dengan maksud untuk mengurangi biaya
produksi atau membuat konsumen ketagihan dan pada akhirnya mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan. . Laporan mengenai manipulasi atas neraca perusahaan hanya untuk bisa go public. Laporan mengenai kecurangan"kecurangan ini bukan pembocoran rahasia.
WHISTLEBLOWING
Berdasar pembagiannya, whistleblowing dapat dibedakan menadi dua macam, yaitu : *4 Whi"tle$l)+ing Inte!nal
4histleblowing internal teradi ketika seorang atau beberapa orang karya$an tahu mengenai kecurangan yang dilakukan oleh karya$an lain atau kepala bagiannya kemudian melaporkan kecurangan itu kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi. Moti'asi utama whistleblowing adalah moti'asi moral yaitu, demi mencegah kerugian bagi perusahaan. anya saa, tidak mudah mengetahui apakah moti'asinya baik. 8adi, pemimpin harus bersikap hati"hati dan netral bukan dalam pengertian tidak peduli (indiferent ) , melainkan serius menanggapinya dan tetap memegang prinsip praduga tak bersalah. 0i pihak lain, moti'asi si pelapor bisa saa memang baik tapi bisa saa ahat. 0engan sikap seperti ini maka bisa dicegah dua kemungkinan yang sama"sama merugikan. !ikap langsung percaya bisa memperdaya pemimpin ketika ternyata moti'asi dasar pelapor itu ahat, dan ternyata laporan itu tidak benar. !ikap tidak tanggap uga bisa merugikan karena bisa saa moti'asi pelapor memang baik dan ternyata isi laporan itu benar. &4 Whi"tle Bl)+ing Ek"te!nal
4histleblowing eksternal menyangkut kasus dimana seorang pekera mengetahui kecurangan yang dilakukan perusahaannya lalu membocorkannya kepada masyarakat karena dia tahu bah$a kecurangan itu akan merugikan masyarakat. 0alam kasus whistleblowing eksternal, keraguan atas loyalitas karya$an auh lebih kuat dari pada whistleblowing internal. !eringkali semua karya$an dilarang untuk membocorkan kecurangan perusahaan pada pihak luar karena tindakan itu dianggap sebagai tindakan yang bertentangan dengan prinsip loyalitas. 0asar pemikiran dari pernyataan di atas, karya$an itu sudah diberi gai karena itu ia tidak boleh membocorkan kecurangan perusahaan yang merusak nama baik perusahaan. !eharusnya dasar pemikiran yang benar karya$an tidak ingin perusahaan dituntut, diboikot dan bangkrut, dan karena itu lebih baik
kecurangan tersebut dibongkar. !emakin lama tindak kecurangan tidak dibongkar, maka dampak negati terhadap perusahaan akan semakin besar. !ebaliknya karya$an yang berusaha mendiamkannya harus dianggap sebagai tidak loyal, tidak peduli, dan tidak punya komitmen moral terhadap perusahaannya. Se)!ang %histleblower akan enda7atkan & a8a ja"a% 9aitu :
2. 8asa sebagai seorang pahla$an bagi orang yang mendapat keuntungan dari tindakan whistleblowing yang dilakukan. 0ikatakan pahla$an karena whistleblower menunung
tinggi
nilai
moral
diatas
kepentingan
pribadinya. . 8asa sebagai seorang pengkhianat bagi organisasi atau oknum yang telah sengaa melakukan tindak kecurangan. !elain itu, dikatakan sebagai seorang pengkhianat karena mengexpose kesalahan. %histleblowing tidak akan di7!)tek"i ketika:
a. 7uduhan karya$an tidak rele'an atau tidak berdasarkan pada akta yang ada sehingga tuduhan tersebut merupakan tuduhan yang tidak berta nggunga$ab. b. Membuka rahasia badan usaha yang berkaitan dengan rencana untuk pengembangan produk. al ini tidak dapat disebut sebagai whistleblowing , tetapi membocorkan rahasia badan usaha. c. Membuka rahasia pribadi seseorang dengan tuuan untuk menatuhkan nama baik pribadi tersebut. 0akt)!1-akt)! 9ang 7e!lu di7e!ti$angkan "e$elu "e"e)!ang elakukan whistleblowing % 9aitu:
2. Mengui
moti apa
yang
diinginkan
seseorang
sebelum melakukan
whistleblowing . . arus mencari data, karena whistleblowing harus disertai dengan bukti"bukti atau akta"akta yang akurat. . Menentukan dugaan secara spesiik. 9. Melakukan konsultasi dengan pengacara terlebih dahulu. Langkah1langkah 9ang 7e!lu dilakukan aga! +hi"tle$l)+ing tidak te!jadi:
2. Mengembangkan prosedur keluhan internal atau pekera secara eekti. Misalnya dengan menyediakan saluran untuk menampung keluhan internal karya$an. . Memberikan sesuatu reward and punishment kepada karya$an. Apabila seorang karya$an memiliki prestasi yang bagus, maka bisa diberi hadiah atau
bonus. *amun apabila seorang karya$an melakukan kesalahan, maka bisa diberikan sanksi. . Menunukkan tanggung a$ab eksekuti senior dengan cara melakukan in'estigasi dan mencatat kesalahan. 9. Menindak kegiatan"kegiatan yang ilegal. Apabila diketahui melakukan kesalahan, maka dilakukan eksekusi seperti melakukan pemecatan agar para karya$an menadi disiplin.
C# PRO DAN (ONTRA TER(AIT WHISTLEBLOWING
4histleblowing merupakan enomena yang marak teradi di abad 2 terhadap ketidakpuasan karya$an terhadap manaemen. #ada a$alnya, 4histleblower dianggap sebagai orang yang tidak loyal karena menatuhkan perusahaannya sendiri atau mengungkapkan keburukan dari perusahaannya. 7etapi seiring beralan $aktu, whistleblowing mulai mendapat pengakuan dari pemerintah. *egara uga memberikan asilitas perlindungan terhadap pelaku whistleblowing dengan konsekuensi bukti dan akta akurat berisi kebenaran. 4histleblowing sering disamakan begitu saa dengan membuka
rahasia
perusahaan, padahal keduanya tidak sama. 1ahasia perusahaan adalah sesuatu yang konidensial dan harus dirahasiakan, dan umumnya tidak menyangkut eek yang merugikan apa pun bagi pihak lain, entah itu masyarakat atau perusahaan lain. 4histleblowing umumnya menyangkut kecurangan tertentu yang merugikan baik perusahaan sendiri maupun pihak lain, dan apabila kecurangan tersebut dibongkar akan mempunyai dampak yang merugikan bagi perusahaan, dampak terkecilnya yaitu dapat merusak nama baik perusahaan tersebut.
D# HUBUNGAN ANTARA WHISTLEBOWER DENGAN INTERNAL AUDITOR
#nternal auditor sering kali dipandang sebagai ethical leader dalam suatu bisnis. Ketika ada kasus atau pertanyaan yang berkaitan dengan fraud dalam operational perusahaan, pihak manaemen selalu meresponnya dengan memanggil internal auditor untuk mengi'estigasi kemungkinan fraud tersebut. Karena memiliki standar proesi yang kuat, yang uga dikenal sebagai kode etik proesi, internal auditor sudah seharusnya menadi panutan atau contoh dalam melakukan sesuatu yang beretika ( ethical leader ) dalam bisnis.
#engetahuan dan pemahaman atas kode etik proesi memiliki peran yang auh lebih besar dari sekedar ungsi internal auditor dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang telah berkomitmen untuk menalankan bisnis dengan memegang prinsip etika, tetapi hal tersebut seringkali tidak bertahan lama. 0alam %arbanes 0xley Act (!EF), telah ditekankan mengenai pentingnya dalam menerapkan s uatu lingkungan yang beretika pada perusahaan dalam menalankan bisnis. Banyak inisiati yang uga sudah dilakukan oleh departemen lain, seperti human resource department dan corporate legal . !elain menekankan pada lingkungan bisnis yang beretika, perusahaan uga harus menekankan pada kode etik setiap stakeholder perusahaan, pengakuan pada nilai"nilai bisnis yang dianut oleh perusahaan, dan uga program whistleblower . Konsep dari program whistleblower adalah semua karya$an atau stakeholder lainnya dapat melaporkan suatu kecurangan atau akti'itas yang tidak sesuai dengan kode etik yang berlaku. #rogram whistleblower ini telah menadi elemen dari !EF. #nternal auditor harus mengerti tentang peran dari whistleblower dan memahami bagaimana akti'itas ini berpengaruh bagi lingkungan pengendalian dalam bisnis.
E# ENTERPRISE ETHICS% COMPLIANCE% AND GO6ERNANCE
#ara in'estigator, regulator, dan $arta$an menyatakan bah$a mayoritas perusahaan"perusahaan yang terkenal, gagal dalam menalankan bisnisnya kerena perilaku tidak etis yang dilakukan oleh manager dari berbagai le'el. Kegagalan dalam bisnis seperti yang diungkapkan di atas, bukan merupakan suatu hal yang baru lagi. #nternal auditor tentu sudah tidak asing lagi dengan program"program etika dan kode etik (code of conduct ). Code of conduct merupakan komponen utama dari standar proesi internal audit . 7elah banyak internal auditor yang terlibat dalam mereview dan membantu dalam meningkatkan program etika perusahaan yang telah disusun. !EF telah mengatur secara khusus mengenai kode etik dari karya$an senior dan uga mengenai program whistleblower yang diarahkan oleh komite audit. 0alam !EF, telah diatur bah$a E (Chief !inancial 0fficer ) harus menandatangani kode etik yang ada dalam perusahaan. al ini dilakukan karena tidak ada suatu aminan bah$a E akan selalu mengikuti kode etik yang berlaku dalam perusahaan. al"hal yang diatur dalam !EF hanya terbatas bagi senior financial officer . #erusahaan dalam hal ini harus secara umum mengimplementasikan nilai"nilai etis yang telah diatur dalam !EF kedalam keseluruhan perusahaan dan kepada para stakeholdernya. Beberapa kode etik sangat spesiik dan memang diperuntukkan bagi financial officer , tetapi perusahaan secara keseluruhan uga
membutuhkan nilai"nilai yang lebih besar atau umum untuk diaplikasikan kedalam perusahaan. #rogram etika yang eekti bagi perusahaan dimulai dengan pemahaman mengenai resiko lingkungan bisnis. #enekanan kode etik tersebut mungkin akan berbeda pada tiap le'el abatan dalam perusahaan, tetapi setiap orang harus memperhatikan nilai"nilai dalam perusahaan dan uga misi perusahaan. #nternal auditor menadi posisi penting dalam mengimplementasikan kode etik pada perusahaan tersebut. #nternal auditor tidak hanya harus megerti mengenai internal accounting control perusahaan, tetapi uga harus memiliki pemahaman mengenai program etika perusahaan yang eekti. 2a4 Ethi8" 0i!"t Ste7: De.el)7ing A Mi""i)n Stateent
!etiap perusahaan, baik yang berskala kecil maupun besar harus memiliki misi yang mendeskripsikan tuuan dan nilai yang dianut perusahaan tersebut. Misi harus menadi sumber arahan bagi para karya$an, pelanggan, stockholder mengenai apa yang hendak dicapai oleh perusahaan. Misi perusahan yang eekti dapat membantu menciptakan etika organisasi yang kuat dan menciptakan good corporate governance dalam perusahaan. Misi yang eekti tersebut uga dapat menadi suatu aset yang berharga bagi perusahaan dalam mencapai tuuan perusahaan. 2$4 Unde!"tanding the Ethi8" Ri"k En.i!)nent
!etiap perusahaan pasti memiliki resiko bisnis yang dapat membatasi akti'itas operasional perusahaan, pertumbuhan perusahaan, proitabilitas maupun hal lainnya. #rogram etika yang eekti yang telah disusun oleh perusahaan tidak dapat diadikan sebagai suatu pegangan atau patokan bah$a perusahaan tersebut dapat bebas dari resiko, seperti gempa bumi atau bencana besar, tetapi program etika tersebut dapat membantu menadi HperisaiI untuk menghadapi berbagai resiko bisnis yang mungkin teradi di luar aktor tersebut. Beberapa karya$an akuntansi memutuskan untuk melanggar peraturan yang ada sebelum !EF, dimana pengabaian terhadap etika ini dapat memunculkan resiko dalam berbagai hal. ontoh: karya$an yang mengcopy software komputer dan menggunakannya di personal computer miliknya, pekera pabrik yang mengabaikan prosedur pengecekan produk inal, supplier yang mengirimkan barang dalam umlah yang lebih sedikit dari yang dipesan karena tidak pernah dilakukan pengecekan terhadap shipping notice. ontoh di atas merupakan contoh terhadap pelanggaran aturan yang ada dan dapat berpotensi menimbulkan resiko dalam bisnis.
i# Ethi8"1Related 0inding" 0!) Pa"t Audit" O! S7e8ial Audit"
8ika internal audit telah menyelesaikan seumlah besar kepatuhan terkait operasional perusahaan dan uga terhadap audit keuangannya, pemeriksaan ulang terhadap working paper dan laporan audit dapat memberikan gambaran terkait sikap etika secara keseluruhan. 7emuan"temuan dalam working paper yang meliputi kesalahan"kesalahan yang ringan yang teradi secara terus"menerus menunukkan tren secara keseluruhan terhadap perilaku etis. ontoh: kesalahan berkelanutan yang dilakukan oleh karya$an dalam beberapa proses yang relati kecil seperti mengamankan atau memastikan tanda tangan persetuuan kedua atas transaksi bernilai kecil, dimana kebiakan mengharuskan untuk tanda tangan kedua, atau kegagalan untuk mendokumentasikan aplikasi teknologi inormasi baru, meskipun ada persyaratan dokumentasi pengembangan sistem. 7im audit yang bertanggung a$ab dapat memutuskan untuk memasukkan temuan yang dianggap kecil tersebut untuk disertakan dalam laporan audit, dan temuan"temuan tersebut meruuk pada permasalahan sikap etis. Beberapa temuan kecil yang teradi tersebut mengakibatkan beberapa peraturan dalam perusahaan perlu diubah. ii# E7l)9ee And Stakeh)lde! Ethi8" Attitude Su!.e9"
%urvey yang dilakukan terhadap para karya$an, stakeholder dapat menadi salah satu cara untuk menilai perilaku etis dalam perusahaan. 0engan survey tersebut, kita dapat memperoleh banyak inormasi terkait perilaku etis dan praktek dari tiap"tiap pihak yang terlibat dalam akti'itas bisnis, seperti pekera pabrik, sta karya$an, manaer senior, supplier dan lainnya. %urvey tersebut dapat berisi pertanyaan"pertanyaan yang umum, tetapi tiap"tiap kelompok akan menerima pertanyaan yang spesiik terkait tanggung a$abnya. ontoh pertanyaan survey dapat dilihat pada halaman /// %Fhibit 9.2. %urvey terkait etika yang dilakukan tersebut akan mempermudah auditor internal, tim penyusun kode etik yang berlaku dalam perusahaan, maupun pihak"pihak lainnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai lingkungan yang beretika dalam perusahaan. 284 Sua!i;ing Ethi8" Su!.e9" Re"ult": D) We Ha.e a P!)$le<
asil dari survey terkait etika atau penilaian yang dilakukan oleh audit internal pada masa lalu dapat menyediakan suatu aminan terhadap proses atau tindakan yang telah dilakukan dengan cukup baik di dalam perusahaan. !EF
membahas mengenai etika dan uga permasalahan terkait whistleblower terkait karya$an bagian keuangan senior dan uga terhadap kemungkinan teradinya fraud terhadap laporan keuangan. #rogram etika yang eekti tersebut akan memba$a manaat bagi perusahaan. 8ika perusahaan tidak memiliki program etika, internal audit adalah langkah yang tepat untuk membantu menyediakan program etika ini bagi perusahaan.
0# (ODE ETI( PERUSAHAAN
Kode etik ini telah ditempatkan di tempat yang utama dalam suatu perusahaan selama bertahun"tahun. !oF mensyaratkan bah$a setiap perusahaan harus memiliki kode etik proesi untuk dapat memahami berbagai konlik kepentingan yang mungkin timbul maupun untuk mengui kepatuhan terhadap peraturan pemerintah yang berlaku. 2a4 ()de etik $e!i"ikan : A7a 9ang "eha!u"n9a enjadi 7e"an da!i k)de etik te!"e$ut< Kode etik haruslah berupa serangkaian aturan yang elas, tidak
membingungkan, dan menguraikan seluruh harapan yang ingin dicapai baik oleh stakeholders maupun oleh seluruh anggota perusahaan. Kode itu haruslah didasarkan pada nilai"nilai dan permasalahan yang ada dalam perusahaan. Kode etik ini harus dapat diterapkan kepada semua anggota perusahaan dari le'el atas sampai le'el paling ba$ah yang ada dalam perusahaan. 8ika suatu perusahaan sudah memiliki suatu kode etik, internal auditor harus menad$alkan peninauan kembali kode etik tersebut dari $aktu ke $aktu. Kode etik yang lama seringkali hanya dirancang hanya untuk karya$an le'el ba$ah dan sedikit mengatur mengenai karya$an perusahaan yang lebih senior. #nternal audit dapat bekera sama dengan manaemen senior serta komite audit untuk memeriksa setiap kode etik yang ada, apakah masih layak atau rele'an dengan !EF. !etiap
lintas
ungsi
manaemen,
dapat
bersatu
bersama
untuk
mengembangkan atau meninau kembali kode etik yang ada. 7im tersebut harus dapat memeriksa permasalahan bisnis apa saa yang sedang dihadapi perusahaan, dan merancang serangkaian aturan yang dapat diaplikasikan sesuai untuk permasalahan tersebut. !etiap perusahaan memiliki kode etik yang berbeda, dari segi cara, ormat, dan ukurannya. 2$4 ()unika"i te!hada7 "takeh)lde!"% dan ea"tikan (e7atuhan
Kode etik perusahaan haruslah seperti dokumen yang HhidupI, maksudnya harus selalu berkembang menyesuaikan kondisi lingkungan yang ada. 8ika dokumen menampilkan suatu kode etik yang baru, atau yang telah mengalami re'isi, perusahaan harus mengambil tindakan untuk mengatasi dampak yang akan teradi, dengan cara menyampaikan salinan dari kode etik tersebut kepada seluruh karya$an dan stakeholders. Berdasarkan aturan !EF yang ada, langkah a$al yang baik haruslah dapat menampilkan secara ormal kode etik yang baru kepada top management perusahaan, khususnya kepada karya$an keuangan. 7im manaemen senior, harus menyatakan bah$a mereka telah membaca, memahami, dan akan mematuhi kode etik yang ada. #erusahaan haruslah mmenyampaikan kode etik tesebut ke seluruh stakeholders perusahaan. al ini dapat dilakukan dengan berbagai tahapan, yang pertama menyampaikannya pada unit atau le'el yang lebih kecil dalam perusahaan, barulah ke stakeholder. Bukan hanya sekedar membuat aturan tertulis mengenai kode etik tersebut, tetapi perusahaan harus memiliki upaya ormal untuk menampilkan kode etik tersebut dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian. !uatu kode etik yang baru dapat dikomunikasikan oleh %E melalui 'ideo, $ebsite, pelatihan, dan cara"cara lainnya untuk menekankan bah$a kode etik itu merupakan sesuatu yang penting. #erusahaan haruslah memastikan seluruh stakeholders telah mengetahui dan mematuhi kode etik yang ada. al ini dapat tercapai melalui pertanyaan berikut : " Apakah anda telah menerima dan membaca kode etik yang adaJ " Apakah anda mengerti tentang isi dari kode etik tersebutJ " Apakah anda setuu untuk mematuhi semua kebiakan dan aturan yang ada di dalamnyaJ #erusahaan uga harus memastikan bah$a setiap karya$annya telah memahami dengan baik dan menyanggupi untuk patuh terhadap kode etik. Mengikuti kode etik yang ada adalah suatu bagian dari aturan kera, dan apabila karya$an gagal mematuhi kode etik secara terus"menerus maka bisa diadikan alasan untuk pemutusan hubungan kera. 284 Pelangga!an ()de Etik dan Tindakan Pe!$aikan 2()!ekti-4 Kode etik adalah serangakian aturan yang menyiratkan tindakan yang diharapkan teradi di dalam suatu perusahaan. !ebagai tambahan selain mempublikasikan kode etik dan memperoleh penerimaan dari stakeholders, dibutuhkan uga suatu mekanisme untuk melaporkan pelanggaran terhadap kode
etik yang ada, melakukan in'estigasi pada pihak"pihak terkait, serta bagaimana cara penanganan terhadap pelanggaran tersebut. 8ika perusahaan telah menyampaikan dengan tegas kode etik yang ada dengan sebuah pesan dari %E tentang pentingnya tindakan yang etis, semua stakeholders diharapkan untuk mengikuti aturan tersebut. Bagaimanapun uga, manusia tetap saa manusia, dan akan selalu ada yang melanggar aturan atau beralan diluarnya. !uatu perusahaan haruslah membuat suatu cara untuk membuat karya$an atau pihak luar dapat melaporkan pelanggaran"pelanggaran yang potensial teradi atas kode etik tersebut, melalui cara yang aman dan rahasia. Banyak cara pelaporan tersebut dapat dilakukan melalui whistleblower. Kode etik merupakan serangkaian aturan untuk tindakan yang diharapkan teradi oleh perusahaan, maka ketika aturan ini dilanggar, hal tersebut haruslah diin'estigasi dan ada tindakan perbaikan harus diambil secara konsisten. Kebanyakan pelanggaran terhadap kode etik ini dapat ditangani melalui prosedur normal bagian 10 perusahaan, yang mana harus menciptakan proses tindak lanut, yang pertama G tama dapat dilakukan melalui peringatan 'erbal, atau bisa dengan kemungkinan pemutusan hubungan kera untuk pelanggaran yang telah dilakukan berulang kali. Beberapa pelanggaran, harus dilaporkan kepada pihak yang ber$aib di luar perusahaan. #elanggaran terhadap aturan !EF, seperti misalnya pencurian barang di gudang akan dilaporkan kepada aksa penuntut yang ada di $ilayah bersangkutan. Ketika hal ini diberitahukan dan dilaporkan ke pihak luar, hal tersebut telah keluar dari kendali atau tanggung a$ab perusahaan. Keseluruhan tuuan dari semua ini adalah perusahaan memiliki beberapa proses untuk memastikan seluruh stakeholders berlaku baik dan beretika, seperti yang telah dielaskan di dalam kode etik, dan untuk menyediakan mekanisme pelaporan pelanggaran yang konsisten, dan pengambilan tindakan disiplin apabila dibutuhkan. 2d4 Menjaga ()de Etik Teta7 Dilak"anakan Banyak dari aturan dasar perusahaan tentang berperilaku baik dan beretika, dan aturan"aturan spesiik lainnya, tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun. !eperti contoh, aturan yang menyatakan bah$a stakeholders memiliki tanggung a$ab untuk menaga aset, properti, kas, dan sumber daya lainnya, aturan tersebut tidak mengalami perubahan dari $aktu ke $aktu. #erusahaan haruslah melakukan peninauan kembali terhadap kode etik yang telah dipublikasi secara berkala, paling tidak satu kali dalam dua tahun, untuk memastikan bah$a
petunuk atau arahan itu masih bisa berlaku dan masih dapat diterima pada saat ini. #eninauan berkala ini bisa meliputi pernyataan yang menyatakan kebutuhan akan laporan keuangan yang akurat dan tepat $aktu pada semua le'el dalam perusahaan, atau bisa meliputi komitmen perusahaan untuk menghindari segala bentuk kecurangan nansial. !etiap perubahan atau re'isi yang dilakukan terhadap kode etik perusahaan, haruslah disampaikan kepada semua pihak dengan proses yang sama elasnya seperti pada saat kode etik itu pertama kali dipublikasikan. 1e'isi atau perubahan itu uga harus disampaikan kepada semua stakeholders, dengan penelasan tentang perubahan yang dilakukan dan keharusan untuk memahaminya. Apabila ada karya$an atau stakeholder baru yang bergabung dalam perusahaan, mereka uga harus diberikan kode etik yang berlaku di perusahaan, dan mereka harus membaca serta bersedia mematuhinya. #ertimbangan bagi karya$an baru, mereka bisa delaskan dan diberikan pemahaman mengenai kode etik yang ada, serta komitmen perusahaan dalam menalankannya, melalui online video. Begitu uga apabila kode etik itu mengalami re'isi atau tidak, seluruh stakeholders harus ditanya secara berkala untuk menegaskan kembali mereka telah membaca kode etik tersebut dan bersedia terus patuh terhadapnya. !ealan dengan misi yang telah ditetapkan, perusahaan harus menaga konsistensi dari kode etik dan aturanGaturan
yang ada didepan seluruh
stakeholders di setiap saat. al ini dapat tercapai melalui poster bulletin board yang ditempelkan di areaGarea tertentu dalam perusahaan, dimasukkan dalam segment tertentu saat ada pelatihan karya$an. #nternal auditor harus memainkan peranan penting dalam mendorong berlakunya kode etik ini dan memonitor kepatuhan tiap anggota perusahaan melalui review, serta kontak berkelanutan terhadap perusahaan. #nternal auditor harus sangat $aspada terhadap kode etik perusahaan, dan menggunakannya sebagai dasar dalam pelaporan adanya pelanggaran, serta dalam membuat rekomendasi sepanang melakukan internal audit. G# MENDESAIN ME(ANISME WHISTLEBLOWER /ANG SESUAI DENGAN PERUSAHAAN 0alam mengatasi dan mengin'estigasi adanya indikasi penyimpangan, perusahaan
sangat memerlukan pengelolaan yang baik di dalam perusahaan. 0alam banyak kasus penyimpangan yang teradi, biasanya manaemen puncak perusahaan atau peabat tinggi
perusahaan merupakan pihak yang menadi sorotan utama, namun sebenarnya penyimpangan perilaku tersebut bisa uga teradi di berbagai lapisan kera organisasi. #enyimpangan pengelolaan perusahaan ini dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. !elain itu, secara tidak langsung penyimpangan ini uga dapat membangun budaya yang tidak baik, bukan hanya pada hubungan internal organisasi perusahaan, namun uga terhadap hubungan eksternal dengan para pihak yang menadi mitra kera perusahaan. Eleh sebab itu, dapat dilihat bah$a dampak yang teradi sangat signiikan bagi perusahaan ika penyimpangan ini dilakukan secara terus menerus tanpa adanya suatu usaha perbaikan pengelolaan perusahaan. !eiring dengan semakin meningkatnya perhatian berbagai pihak terhadap tata kelola suatu perusahaan, kini banyak organisasi di beberapa negara yang telah membuat saluran pengaduan tanpa nama, atau yang dikenal dengan sebutan H4histleblower MechanismI. (ena7a ekani"e Whi"tle$l)+e! diangga7 7enting<
!elain karena di beberapa negara, sistem tersebut di$aibkan oleh peraturan, aktanya, inormasi dugaan (HtipsI) merupakan metode yang dianggap paling berhasil dalam menemukan adanya fraud dibandingkan dengan metode lainnya. al ini dibuktikan oleh Association of Certified !raud xaminer yang melakukan sur'ey di perusahaan" perusahaan Amerika pada tahun ++9"++5.
!ebenarnya di
ndonesia mekanisme
di
atas
sudah diterapkan,
bukan hanya
di
perusahaan,
namun uga
dipemerintahan,
yaitu
dengan
adanya
institusi
yang
memang
beberapa menerima
pelaporan
dari masyarakat,
seperti
Komisi
#emberantasan Korupsi (K#K) dan Lembaga #erlindungan !aksi dan Korban (L#!K). #edoman tata kelola perusahaan yang baik di ndonesia uga merekomendasikan agar *egara harus dapat menciptakan situasi kondusi untuk melaksanakan tata kelola
perusahaan yang baik dengan memberlakukan peraturan perundang"undangan untuk melindungi saksi pelapor yang memberikan inormasi mengenai suatu kasus yang teradi pada suatu institusi, baik perusahaan maupun bentuk lain. Memang saat ini belum ada peraturan yang me$aibkan keberadaan mekanisme H4histleblower I dalam sebuah organisasi, namun ndonesia sudah memiliki ndang" ndang tentang #erlindungan !aksi dan Korban ( *o.2-++5) untuk menamin perlindungan kepada saksi korban dalam semua tahap proses peradilan pidana $alaupun memang perlindungan ini belum mencakup saksi pelapor dan tidak memberikan insenti seperti pengurangan hukuman bagi pelapor yang terlibat dalam sebuah tindakan fraud . !elain sebagai salah satu alat untuk mendeteksi fraud , sebenarnya mekanisme whistleblower uga bermanaat sebagai alat untuk mendeteksi berbagai permasalahan yang ada dalam organisasi, seperti diskriminasi, pelecehan, atau penyimpangan perilaku lainnya yang tidak sesuai dengan standar etika yang berlaku di organisasi. !ehingga, ika diimplementasikan dengan serius, mekanisme whistleblower ini uga dapat berungsi sebagai salah satu alat pengendalian dan penga$asan, yang dapat membantu meningkatkan perilaku etis dalam organisasi, yang uga dapat mendorong perubahan kultur organisasi ke arah yang lebih baik. !i pemberi inormasi ini dapat berasal dari manaemen, karya$an sebuah organisasi, ataupun pihak lain yang memiliki interaksi dengan perangkat organisasi. 7erdapat beberapa pilihan model mekanisme whistleblower yang dapat diterapkan pada organisasi, yang tentu saa harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi organisasi. Mekanisme whistleblower adalah suatu sistem yang dapat diadikan media bagi saksi pelapor untuk menyampaikan inormasi mengenai tindakan penyimpangan yang diindikasi teradi di dalam suatu organisasi. #edoman ndonesia merekomendasikan kepada dunia usaha untuk melaksanakan ungsi ombudsman yang dapat menampung inormasi penyimpangan yang teradi pada perusahaan, dan ungsi ombudsman ini dapat dilaksanakan bersama pada suatu kelompok usaha atau sektor ekonomi tertentu. Mekanisme whistleblower , umumnya harus dapat menerima inormasi dari pelapor tanpa identitas (anonymous). Alasannya tentu saa agar pelapor dapat lebih bebas dan tidak takut untuk menyampaikan inormasi. *amun $alaupun tanpa identitas, diharapkan pelapor menyampaikan inormasi secara obyekti dan bertanggung a$ab. Eleh karena itu perlu ada sebuah sistem yang dirancang dengan baik, agar inormasi yang dilaporkan dapat disaring dengan benar, sehingga tidak menimbulkan dugaan yang tidak
beralasan atau bahkan rekayasa untuk menatuhkan seseorang untuk kepentingan pribadi G serta untuk menaga keamanan pelapor.
#edoman
tata
kelola
perusahaan
yang
baik
()
di
ndonesia
merekomendasikan kepada setiap perusahaan untuk menyusun peraturan yang menamin perlindungan terhadap indi'idu yang melaporkan teradinya pelanggaran terhadap etika bisnis, pedoman perilaku, peraturan perusahaan dan peraturan perundang"undangan.
dealnya, mekanisme Hwhistleblower I mencakup adanya HhotlineI yang menyediakan akses 9 am G 5/ hari setahun yang dilengkapi dengan interviewer yang handal. 8adi tentunya hotline yang disediakan bukan hanya searah saa dalam penerimaan inormasi, dan lebih dari sekedar pelaporan tertulis melalui surat, email, atau sms. ntuk hasil terbaik dan untuk menyederhanakan komunikasi, organisasi harus menyediakan hanya satu mekanisme untuk melaporkan berbagai permasalahan yang ada dalam organisasi, termasuk raud, pelecehan, maupun diskriminasi. 0engan sentralisasi pelaporan, inormasi kemudian akan disalurkan ke para pihak yang paling sesuai. #edoman ndonesia uga merekomendasikan bah$a 0e$an Komisaris berke$aiban untuk
menerima dan memastikan pengaduan atau pelaporan tentang pelanggaran terhadap etika bisnis, pedoman perilaku, peraturan perusahaan dan peraturan perundang"undangan, diproses secara $aar dan tepat $aktu. Agar sesuai dengan rekomendasi ini, 0e$an Komisaris dapat saa mendelegasikan akti'itas ini kepada perangkatnya, misalnya kepada Komite Audit. *amun, ada baiknya pelaporan tidak hanya diterima oleh satu pihak karena dapat mengurangi risiko penyembunyian inormasi tertentu dengan sengaa dan tentu saa menaga integritas mekanisme pelaporan. Erganisasi dapat memilih untuk menalankan sendiri mekanisme whistleblower , mulai dari penerimaan pengaduan hingga tindak lanutnya, atau melakukan outsourcing ungsi penerimaan pengaduan tersebut kepada pihak eksternal yang independen. #ihak tersebut bertanggunga$ab untuk menyampaikan laporan hasil pengaduan yang ada kepada 0e$an Komisaris, melalui tim khusus yang dibentuk untuk menangani pengaduan yang ada. 7im khusus yang dibentuk untuk menangani pengaduan ini sebaiknya beranggotakan $akil dari Komite Audit dan $akil dari setidaknya ungsi lain di organisasi yang memiliki keterkaitan dengan perilaku dan kepatuhan, misalnya Komite , Bagian !0M, Bagian ukum, Bagian Audit nternal-Kepatuhan. Akti'itas tindak lanut tetap merupakan tanggung a$ab dari organisasi yang bersangkutan. Agar mekanisme whistleblower ini eekti, tentu perlu dilakukan sosialisasi. !osialisasi mengenai keberadaan mekanisme whistleblower , uga dapat membantu menciptakan kondisi kera yang dilandasi etika, melalui adanya deskripsi yang elas mengenai berbagai enis perilaku yang diharapkan untuk diterapkan di dalam organisasi. Mekanisme tersebut harus diinormasikan kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk karya$an, mitra kera, dan in'estor. !elain itu, ika dimungkinkan, tersedianya sistem yang dapat secara otomatis memberikan nomor secara acak kepada telepon yang dilakukan oleh pelapor akan sangat bermanaat untuk memasilitasi dilakukannya peneleponan kembali. 7ermasuk sangat berguna untuk melakukan dialog lebih lanut dengan pelapor dalam proses in'estigasi. *amun demikian, tentu harus tetap dipastikan teraminnya kerahasiaan identitas pelapor dan uga perlindungan terhadap pelapor, agar tidak teradi hal"hal yang merugikan atau bahkan membahayakan pelapor. 7anpa adanya kepastian ini, mekanisme whistleblower
akan sama sekali tidak bermanaat dan hanya akan menadi paangan saa, karena tidak akan ada orang yang mau melaporkan sesuatu ika tindakan tersebut akan membahayakan dirinya atau bahkan keluarganya.
H# MENING(AT(AN PENERAPAN TATA (ELOLA PERUSAHAAN
!ebuah program etika yang kuat, berdasarkan pernyataan misi berarti dan kode etik, merupakan unsur kunci dalam setiap program secara keseluruhan tata kelola perusahaan di perusahaan. !kandal akuntansi yang mengarah ke !EF yang dalam banyak hal, teradi di tingkat atas perusahaan, baik yang disebabkan oleh petugas keuangan, seorang %E, atau akuntan publik. 7im eksekuti di perusahaan skandal akuntansi yang menetapkan aturan mereka sendiri dengan pertimbangan yang diberikan ke seluruh perusahaan. !ebagai hasilnya. !EF ini terutama diokuskan pada kelompok senior. *amun etika yang kuat secara keseluruhan akan memperbaiki praktek"praktek tata kelola perusahaan untuk seluruh perusahaan, bukan hanya orang"orang di kantor eksekuti. !ebagai bagian dari peran mereka sebagai pemimpin etika dalam perusahaan mereka, auditor internal harus menyadari kebutuhan untuk tata kelola perusahaan secara keseluruhan di seluruh perusahaan dan kebiakan etika. Auditor nternal harus memiliki etika yang kuat dan program kepatuhan di tempat dalam grup audit internal mereka sendiri dan harus mencari praktek"praktek serupa dalam perusahaan total. #raktek ini dianurkan untuk dilaksanakan tetapi uga memba$a kekha$atiran tentang praktek akuntansi dan keuangan yang menadi perhatian manaemen. #ernyataan kebiakan tersebut uga harus menekankan bah$a manaemen tidak akan mentolerir pembalasan terhadap karya$an yang menimbulkan kekha$atiran. Kebiakan ini dapat membantu mendorong terbukanya proses untuk menangani isu"isu dengan eekti. Auditor nternal harus menyadari praktek"praktek ini sebagai bagian dari BEK mereka dan harus memainkan peran kunci dalam membantu baik untuk memulai dan untuk meninau proses ini.
PEMBAHASAN (ASUS Whi"tle$l)+ing = the En.i!)nent: The Ca"e )- A.8) En.i!)nental
hantale LerouF $orks as a clerk or A'co %n'ironmental !er'ices, a small toFic" $aste disposal company. 7he company has a contract to dispose o medical $aste rom a local hospital. 0uring the course o her $ork, hantale comes across documents that suggest that A'co has actually been disposing o some o this medical $aste in a local municipal landill. hantale is shocked. !he kno$s this practice is illegal. And e'en though only a small portion o the medical $aste that A'co handles is being disposed o this $ay, any amount at all seems a $orrisome threat to public health. hantale gathers together the appropriate documents and takes them to her immediate superior, 0a'e Lamb. 0a'e says, ;Look, dont think that sort o thing is your concern, or mine. @ere in charge o record"keeping, not making decisions about $here this stu gets dumped. suggest you drop it.; 7he neFt day, hantale decides to go one step urther, and talk to Angela 'an @ilgenburg, the companys Eperations Manager. Angela is clearly irritated. Angela says, ;7his isnt your concern. Look, these are the sorts o cost"cutting mo'es that let a little company like ours compete $ith our giant competitors. Besides, e'eryone kno$s that the regulations in this area are o'erly cautious. 7heres no real danger to anyone rom the tiny amount o medical $aste that slips into the municipal dump. consider this matter closed.; hantale considers her situation. 7he message rom her superiors $as loud and clear. !he strongly suspects that making urther noises about this issue could eopardi>e her ob. urther, she generally has aith in the companys management. 7hey'e al$ays seemed like honest, trust$orthy people. But she $as troubled by this apparent disregard or public saety. En the other hand, she asks hersel $hether maybe Angela $as right in arguing that the danger $as minimal. hantale looks up the phone number o an old riend $ho $orked or the local ne$spaper.
>ue"ti)n" -)! Di"8u""i)n:
2. @hat should hantale doJ . @hat are the reasonable limits on loyalty to ones employerJ . @ould it make a dierence i hantale had a position o greater authorityJ 9. @ould it make a dierence i hantale had scientiic eFpertiseJ
An"+e!":
2. hantale sebaiknya melaporkan praktek ilegal perusahaan A'co %n'ironmental !er'ices tersebut ke bagian eksternal - pihak ketiga yang mampu menangani permasalahan lingkungan seperti yang teradi dalam perusahaan tersebut. ang mana A'co %n'ironmental !er'ices membuang beberapa limbah medis di daerah yang berpenduduk. @alaupun limbah yang dibuang tidak terlalu banyak, namun hal tersebut dapat mengancam kesehatan masyarakat yang ada di daerah pembuangan limbah medis tersebut. . Loyalitas karya$an terkait dengan kasus whistleblower pada perusahaan A'co %n'ironmental !er'ices adalah sebagai berikut : a. Ketika seorang karya$an memilih untuk menadi seorang whistleblower internal, maka loyalitas karya$an terhadap perusahaannya tersebut dapat dikatakan baik. 4histleblower internal adalah seorang atau beberapa orang karya$an yang tahu mengenai kecurangan yang dilakukan oleh karya$an lain atau kepala bagiannya, namun ia melaporkan kecurangan itu kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi, bukan kepada pihak diluar perusahaan. b. !edangkan seorang karya$an yang memilih untuk menadi whistleblower eksternal, maka keraguan akan loyalitas seorang karya$an akan auh lebih kuat daripada whistleblower internal. 4histleblower eksternal merupakan seorang pekera yang mengetahui kecurangan yang dilakukan di dalam perusahaannya, lalu ia membocorkannya kepada pihak masyarakat karena ia tahu bah$a kecurangan itu akan merugikan masyarakat. !eringkali karya$an dalam suatu perusahaan dilarang untuk membocorkan kecurangan perusahaan maupun tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh perusahaan kepada pihak lain diluar perusahaan. al itu dikarenakan tindakan tersebut dianggap sebagai tindakan yang bertentangan dengan prinsip loyalitas. . #erbedaan yang dapat teradi apabila hantale memiliki posisi dan otoritas yang lebih tinggi di dalam perusahaan A'co %n'ironmental !er'ices adalah hantale dapat menegakkan standar pelayanan dan etika dalam perusahaan tersebut, serta mengantisipasi agar perusahaan tidak melakukan tindakan"tindakan yang merugikan masyarakat banyak, seperti pembuangan limbah di daerah yang berpenduduk dengan cara mempekerakan karya$an yang ahli dalam masalah lingkungan. Karena ika semakin lama tindak kecurangan dibiarkan, maka dampak negati terhadap perusahaan akan semakin besar, apabila nantinya terbongkar pada pihak luar.
9. 0engan memiliki pengetahuan yang lebih, hantale akan lebih dapat menelaskan pada atasannya dampak"dampak yang teradi akibat praktek illegal yang dilakukan. !elain itu, hantale uga dapat memberikan rekomendasi pada atasannya apa yang seharusnya dilakukan dalam menanggulangi praktek illegal yang dilakukan tanpa menaikkan biaya yang dapat merugikan perusahaan.