PENGARUH TEHNIK RELAKSASI PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DERAJAT II
6
PENGARUH TEHNIK RELAKSASI PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DERAJAT II
2.1 Konsep Konsep Hipertensi Hipertensi 2.1.1
Definisi Hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah tertentu,
yaitu yaitu diatas diatas tingkat tingkat tekanan tekanan darah darah tersebut tersebut dengan dengan memberik memberikan an pengobata pengobatan n akan akan
meng mengha hasi silk lkan an
lebi lebih h
bany banyak ak
manf manfaa aatt
diba diband ndin ingk gkan an
deng dengan an
tida tidak k
memberikan pengobatan (Arjatmo, 2001). Hipe Hipert rten ensi si atau atau teka tekana nan n dara darah h ting tinggi gi adal adalah ah suat suatu u gang ganggu guan an pada pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya (Lanny Sustrani, 2004:12). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah distolik 90 mmHg atau lebih sedang dalam pengobatan antihipertensi (Arif Mansjoer, 2000:518). Menurut WHO (1978), batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg atau tekanan darah yang sama dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension. hypertension.
2.1. 2.1.2 2
Klas Klasif ifik ikas asii Hip Hiper erte tens nsii Menurut Arief Mansjoer (2000:518), berdasarkan penyebabnya hipertensi
dibagi menjadi dua golongan,yaitu: golongan,yaitu: a.
Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak
diketahu diketahuii penyebab penyebabnya, nya, disebut disebut juga hipertens hipertensii idiopati idiopatik. k. Terdapat Terdapat sekitar sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan,
7
hiperaktifitas susunan saraf simpati, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi ekskresi Na, peningka peningkatan tan Na dan Ca intraselu intraseluler, ler, dan faktor-fak faktor-faktor tor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok serta polisitemia. polisitemia. b.
Hipertensi se sekunder at atau hi hipertensi re renal. Te Terdapat
seki sekita tarr 5% kasu kasus. s. Peny Penyeb ebab ab spes spesif ifik ikny nya a dike diketa tahu huii sepe seperti rti gang ganggu guan an estrogen, estrogen, penyakit penyakit ginjal, ginjal, hipertens hipertensii vascular vascular renal, renal, hiperald hiperaldoster osteronni onnisme sme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain. Klasifikasi lain yang digunakan dengan memasukkan tekanan arteri sistolik dan diastolik sebagai berikut : 1.
Normo Normoten tensi, si, bila bila sist sistoli olik k 120-<1 120-<140 40 mmHg mmHg dan dan dias diastol tolik ik 80-<9 80-<90 0 mmHg. mmHg.
2.
Borde Borderli rline, ne, bil bila a sistol sistolik ik 140-1 140-160 60 mmHg mmHg dan dan diast diastoli olikny knya a 90-<9 90-<95 5 mmHg. mmHg.
3.
Hipe Hiperte rtensi nsi bil bila a sistol sistolikn iknya ya 160 160 mmHg mmHg dan dan dia diasto stolilikny knya a >95 >95 mmHg. mmHg. Klasifikasi hipertensi menurut WHO, 1997 adalah :
a.
Normotensi, bi bila sistoliknya <1 <140 mmHg dan diastoliknya <9 <90 mmHg.
b.
Perbatasan, bila sistoliknya 141-159 mmHg dan diastoliknya 91-94 mmHg.
c.
Hipertensi, bi bila sistoliknya > 160 mmHg dan diastoliknya >95 mmHg. Tabel 1 : Klasifikasi Tekanan Darah untuk yang Berumur 18 Tahun atau Lebih Kategori Sistolik (mmHg) Optomal < 120 Normal < 130 Normal - tinggi 130-139 Hipertensi Derajat I 140-159 Derajat II 160-179 Derajat III ≥ 180 Arjatmo Tjokronegoro(2001:454). Tjokronegoro(2001:454).
Diastolik (mmHg) < 80 < 85 85-89 90-99 100-109 ≥ 110
2.2 Penyebab Penyebab Hipertensi Hipertensi Menu Menuru rutt Leon Leonar ard d Marv Marvyn yn (199 (1995: 5:35 35), ), ada ada bebe bebera rapa pa peny penyeb ebab ab yang yang mendukung terhadinya hipertensi yaitu faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol.
8
Faktor yang dapat dikontrol meliputi : 1.
Kelebihan protein dalam diet.
Terlalu Terlalu banyak banyak protein protein dapat dapat menyebab menyebabkan kan pengenta pengentalan lan aliran aliran darah. darah. Lemak daging kaya akan kolesterol, semakin kental cairan, semakin sulit menga mengalilir, r, dan dan semaki semakin n besar besar pula pula tekana tekanan n yang yang dibutu dibutuhka hkan n untuk untuk memaksanya melewati pembuluh yang sempit. 2.
Kelebihan
pemasukan
lemak
hewan
yang
menyebabkan
kolesterol menumpuk pada dinding pembuluh darah. Lemak yang diperoleh dari makanan hewan padat dan keras seperti lilin. Sebali Sebalikny knya a lemak lemak yang yang berasa berasall dari dari serea sereal, l, biji-b biji-bijijian ian dan sayura sayuran n berbe berbentu ntuk k cairan cairan sepert sepertii minyak minyak benih benih gandum gandum.. Bila Bila lemak lemak hewa hewan n tertumpuk terlalu banyak dalam tubuh maka akan menyumbat sebagian dari dari pembul pembuluh uh darah darah sehin sehingga gga menyeb menyebabk abkan an tekan tekanan an darah darah yang yang mengalirr meningkat. 3.
Makanan
tak
bervitamin
yang
mengganggu
keseimbangan
kelenjar. Bila diet kekurangan nilai vitamin dan mineral penting, kelenjar endokrin akan gagal berfungsi dengan efisien. Kelenjar ini gagal mengeluarkan bermacam hormon ke dalam aliran darah dan seluruh susunan kimiawi tubuh terganggu. 4.
Terlalu banyak garam dalam diet.
Pemasukan garam yang tinggi dapat menaikkan tekanan darah. Bagian garam yang menyebabkan hipertensi adalah sodium yang juga terdapat pada bubuk pengembang kue. 5.
Pema Pemasu suka kan n kal kalor orii yan yang g tin tingg ggii dap dapat at meny menyeb ebab abka kan n kel keleb ebih ihan an bera beratt
badan.
9
Setiap Setiap makan makan kita membutuhk membutuhkan an darah darah untuk untuk mencerna mencernanya. nya. Semakin Semakin banyak makan semakin banyak jumlah darah yang diperlukan. Dengan kata lain semakin banyak makan semakin berat tugas jantung, ginjal dan mekanisme sirkulasi. 6. Stre Stress ss
Bahaya aya str stres ess s yan yang g titidak dak bol bole eh di diabai baikan kan. bisa
bers bersiifat fat
fis fisik
mau maupun
men mental tal,
namun mun
sul sulit
untuk tuk
membedakannya. Bentuk stress dapat berupa situasi yang mengancam hidup atau masalah yang timbul. Yang terjadi adalah jantung berdenyut lebih kuat atau lebih cepat. Kelenjar seperti tiroid dan adrenalin bereaksi dengan dengan mening meningkat katka kan n penge pengelua luaran ran hormon hormon aktif aktif merek mereka, a, sehin sehingga gga kebutuhan akan otak akan darah juga meningkat. 7.
Merokok
Tembakau Tembakau mempunyai mempunyai efek yang cukup cukup besar. besar. Pada prinsipnya prinsipnya efek tersebut merupakan penyempitan pembuluh darah, melalui lapisan otot pembu pembuluh luh itu. itu. Sirkul Sirkulasi asi darah darah terha terhadap dap nikot nikotin in dengan dengan penye penyempi mpitan tan pembuluh darah diikuti dengan kenaikan tekanan darah. Sedangkan faktor yang tidak dapat dikontrol, meliputi : 1. Ketur turunan 2. Jeni enis kel kelamin min 3. Umur Untuk hipertensi hipertensi sekunder menurut Arief Manjoer Manjoer (2001:518) dapat dapat disebabkan disebabkan oleh: 1. Peng Penggu guna naan an estr estrog ogen en 2. Peny Penyak akit it ginj ginjal al 3. Hipe Hiperte rtensi nsi vaskul vaskuler er renal renal 4. Hipe Hiperal raldos doster teron onism isme e prim primer er 5. Sind Sindro rom m chus chushi hing ng
10
6. Feok Feokro romo mosi sito toma ma 7. Koar Koarkt ktas asio io aort aorta a 8.
Kehamilan
2.3 Gejala Klinis Pada Penderita Penderita Hipertensi Hipertensi Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Kadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung (Arief Manjoer, 2000:519). Gejala-gejala Gejala-gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya, adapun menurut Lanny Sustrani (2004:12) gejala hipertensi tersebut antara lain: Sakit kepala Jantung berdebar-debar berdebar-debar Sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat Mudah lelah Penglihatan kabur Wajah memerah Hidung berdarah Sering buang air kecil, terutama di malam hari Telinga berdering (tinnitus) Dunia terasa berputar (vertigo)
Sedan Sedangka gkan n menuru menurutt Arief Arief Manjo Manjoer er (2000 (2000:51 :518-5 8-519 19)) gejal gejala-g a-geja ejala la hiper hiperten tensi si meliputi:
11
Rasa berat di tengkuk Sukar tidur Cepat marah 4.
Mata Mata berk berkun unan angg-ku kuna nang ng dan dan pus pusin ing. g.
2.4 Patofisiolo Patofisiologi gi Hipertens Hipertensii Tekanan darah berarti tenaga yang digunakan oleh darah terhadap setiap satuan satuan daerah daerah dinding dinding pembuluh pembuluh tersebut. tersebut. Tekanan Tekanan darah darah dipenga dipengaruhi ruhi oleh oleh curah jantung dan tahanan perifer. Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan mempengaruhi mempengaruhi tekanan darah. Pada dasarnya, awal awal dari suatu kelainan kelainan tekanan darah darah tinggi tinggi disebabk disebabkan an oleh peningkatan peningkatan aktifitas pusat vasomotor dan meningkatnya meningkatnya kadar norepineprin norepineprin plasma sehingga terjadi terjadi kegagag kegagaglan lan system system pengenda pengendalia lian n tekanan tekanan darah darah yang meliputi, meliputi, tidak tidak berfungsi berfungsinya nya reflek reflek baroresep baroreseptor tor ataupun ataupun kemorese kemoreseptor. ptor. Epinepr Epineprin in adalah adalah zat yang disekresikan pada ujung-ujung saraf simpatis atau saraf vasokonstriktor yang langsung bekerja pada otot polos pembuluh darah sehingga menyebabkan vaso vasoko kons nstr trik iksi si
(Guy (Guyto ton: n:
1990 1990). ).
Impu Impuls ls
baro barore rese sept ptor or
meng mengha hamb mbat at
pusa pusatt
vasokons vasokonstrikto triktorr di medulla medulla oblongata oblongata dan merangsa merangsang ng pusat pusat nervus nervus vagus. vagus. Efeknya adalah vasodilatasi di seluruh system sirkulasi perifer dan menurunyya frekuensi dan kekuatan kontraksi. Oleh karena itu, perangsangan baroreseptor oleh tekanan di dalam arteri secara reflek menyebabkan penurunan tekanan arteri arteri.. Sebal Sebalikn iknya, ya, tekan tekanan an darah darah mempun mempunyai yai efek efek naik naik kemba kembalili ke norma normall ( Guyton, 1990: 198). Sedangkan mekanisme reflek kemoreseptor berlangsung jik jika a
terj terjad adii
peru peruba baha han n
kimi kimia a
dara darah h
sepe sepert rtii
rend rendah ahny nya a
kada kadarr
oksi oksige gen, n,
mening meningkat katnya nya kadara kadara karbo karbon n dioks dioksid ida a dan hydrog hydrogen en atau atau menuru menurunny nnya a pH. pH. Keadaan ini merangsang reseptor kimia yang terdapat di sinus caroticus untuk mengirim rangsang yang berjalan didalam Herving´s nerve dan saraf vagus ke
12
pusat vasomotor di area pressor atau vasokonstriktor, yang juga terdapat bagian cardi cardioac oaccel celela elator tor yang yang mengel mengeluar uarka kan n rangs rangsang ang yang yang berja berjala lan n dalam dalam saraf saraf simpat simpatis is menuj menuju u ke jantu jantung, ng, dan dan area area vasoko vasokonst nstrik riktor tor mengir mengirim im rangsa rangsang ng kepemb kepembulu uluh h darah darah sehing sehingga ga menyeb menyebabk abkan an penge pengecil cilan an diame diameter ter pembul pembuluh uh darah. Tidak berfungsinya kedua reflek tersebut mengakibatkan pusat vasomotor di batang otak menjadi hiperaktif (Dr. Ibnu Masud. 1989:119). Pusat vasomotor terletak bilateral di dalam substansia retikularis sepertiga bawah pons dan dua pertiga atas medulla oblongata. Pusat ini mengirimkan impuls ke bawah melalui medulla spinalis dan serabut vasokonstriktor kesemua pembuluh darah di dalam tubuh. Pusat vasomotor bersifat tonically active, yaitu mempunyai kecenderungan untuk selalu mengirimkan impuls saraf. Saat pusat vasomotor vasomotor mengatur tingkat penyempi penyempitan tan pembuluh pembuluh darah, ia juga mengatur mengatur aktivitas aktivitas jantung. jantung. Bagian lateral
mengirim mengirimkan kan impuls eksitasi eksitasi melalui serabut serabut
saraf saraf simpa simpatis tis ke jantun jantung g untuk untuk mening meningkat katkan kan frekue frekuensi nsi dan dan kontra kontrakti ktililitas tas jantung jantung,, bagian bagian medial medial yang terletak dekat dekat nucleus nucleus motoris motoris dorsalis dorsalis nervus vagus, vagus, mengirim mengirim impuls impuls melelui melelui nervus nervus vagus vagus ke jantung jantung untuk menurunkan menurunkan frekuensi jantung. Namun bila beberapa impuls saraf yang turun melalui nervus vagus ke jantung dan dapat memintasi bagian vasokonstriktor pusat vasomotor tersebut. Hipotalamus juga mempengaruhi system vsokonstriktor karena dapat menimb menimbulk ulkan an efek efek eksita eksitasi si dan dan inhib inhibisi isi.. Bagian Bagian poster posterola olater teral al hipota hipotala lamus mus menyebabkan eksitasi, sedangkan bagian anterioir menyebabkan eksitasi atau inhibisi, tergantung bagian mana yang dirangsang ( Guyton, 1990: 190-191) Pengendalian tekanan darah yang dilakukan oleh renin-agiotensin diawali dengan disekresinya bahan renin oleh juxtaglomerular cell yang terdapat pada dinding dinding arteriol arteriola a aferen aferen yang telah telah mengadak mengadakan an penyatua penyatuan n dengan dengan macula macula densa densa di dindi dinding ng tubulu tubulus s distal distalis. is. Maka Maka terja terjadi di perub perubaha ahan n angio angioten tensin sinoge ogen n menjadi angiotensin I dan dalam sirkulasi pulmonal angitensin I diubah menjadi
13
angi angiot oten ensi sin n II. II. Sela Selanj njut utny nya a baha bahan n ini ini yang yang berp berper eran an terh terhad adap ap terj terjad adin inya ya perubahan tekanan darah. Angiotensin II mempengaruhi dan merangsang pusat haus pada hypothalamus dalam otak sehingga meningkatkan masukan air dan meran merangsa gsang ng pusat pusat vasomo vasomotor tor sehin sehingga gga menin meningka gkatka tkan n rangsa rangsanga ngan n saraf saraf simpat simpatis is pada pada arteri arteriol ola a myocar myocardi dium um dan pacu pacu jantu jantung. ng. Angio Angioten tensi sin n II juga juga memiliki memiliki kemampua kemampuan n merangsa merangsang ng bagian bagian cortex cortex kelenja kelenjarr adrenali adrenalis, s, sehingga sehingga memproduksi aldosteron yang meningkatkan reabsorbsi air natrium pada tubulus distalis distalis,, sehingga sehingga terjadi proses proses retensi retensi air dan natrium natrium yang menyebabkan menyebabkan kenaik kenaikan an volume volume darah darah (Guyto (Guyton, n, 1990: 1990: 202). 202). Angiot Angiotens ensin in merup merupaka akan n zat vaso vasoko kons nstr trik ikto torr yang yang pali paling ng kuat kuat,, satu satu pers persep epul uluh uh juta juta gram gram saja saja dapa dapatt mening meningkat katkan kan tekan tekanan an arter arterii pada pada manusi manusia a sebesa sebesarr 10 sampa sampaii 20 mmHg mmHg (Guyto (Guyton: n: 1990). 1990). Teori Teori yang yang mener meneran angka gkan n mekan mekanism isme e sekres sekresii rennin rennin oleh oleh juxta juxtagl glome omerul rular ar cell cell ialah ialah::
intrar intraren enal al arteri arteriol olar ar barore barorecep ceptor tor theory theory yang yang
menjelaskan bahwa jika tekanan arteriola aferen menurun, maka strech reseptor pada dinding arteriola aferen menjadi aktif yang menyebabkan juxtaglomerular cell mengeluarkan rennin. Teori macula densa menjelaskan bahwa jika terjadi peningkatan ekskresi ion natrium pada tubulus distalis, terjadi perubahan pada sel macula macula densa densa sehin sehingga gga terja terjadi di perub perubah ahan an aktivi aktivitas tas yang yang menye menyebab babkan kan rangsang pada juxtaglomerular cell untuk mengeluarkan rennin. Serta rangsang simpatis pada juxtaglomerular cell dapat mensekresi rennin (Guyton, 1990: 202 Pada sistem hemodinamik hormon yang berperan mengatur volume darah antara antara lain aldostero aldosteron n dan antideur antideuretik etik hormone hormone (ADH). (ADH). Aldostero Aldosteron n bekerja bekerja secara sekunder setelah menghambat ekskresi natrium di bagian tubulus distal dan kemudian meningkatkan meningkatkan nilai osmotik intravaskuler intravaskuler dan terjadi difusi cairan cairan interstitial ke intravaskuler, sehingga volume meningkat. Sedangkan antideuretik hormo hormon n dapat dapat menin meningka gkatka tkan n volume volume darah darah melaui melaui efek efek langs langsun ung g dengan dengan reab reabso sorb rbsi si air air di bagi bagian an tubu tubulu lus s dista distall dan dan duct ductus us coll collag agen ens, s, sehi sehing ngga ga
14
menurunkan volume ekskresi air melalui ginjal. Dengan meningkatnya volume dara darah, h,
maka maka
terj terjad adil ilah ah
kena kenaik ikan an
alir aliran an
bali balik k
vena vena
yang yang
sela selanj njut utny nya a
mempen mempengar garuh uhii isi akhir akhir diasto diastolik lik,, tekana tekanan n pengis pengisian ian jantun jantung g dan dan kekua kekuatan tan kont kontra raks ksii
jant jantun ung. g.
Anti Anti
deur deuret etik ik
horm hormon on
juga juga
mamp mampu u
meny menyeb ebab abka kan n
vasokons vasokonstriks triksii pembuluh pembuluh darah darah dan meningka meningkatkan tkan tahanann tahanannya ya (Gyton, (Gyton, 1990: 1990: 207). Keti Ketida dak k
seim seimba bang ngan an
fact factor or
diat diatas as
yang yang
meny menyeb ebab abka kan n
terj terjad adin inya ya
peningkatan tekanan darah. Selain faktor yang telah disebutkan diatas, faktor lingkungan lingkungan seperti stress psikososial, psikososial, obesitas sehingga menyebabkan timbunan plak plak pada pada pemb pembul uluh uh dara darah, h, alko alkoho hol, l, mero meroko kok k dan dan kura kurang ng olah olah raga raga juga juga berpengaruh berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi.
2.5 Bahaya Bahaya dan Komplikasi Komplikasi Tekanan darah yang tinggi sangat berpengaruh buruk terhadap pembuluh jantung. Apabila terjadi terkanan darah yang tinggi secara terus-menerus pada pembuluh darah maka jantung akan terpaksa bekerja dengan keras lagi untuk mengimbanginya. Jantung harus memompa darah lebih cepat lagi dari keadaan norm normal al.. Bila Bila hal hal ini ini terj terjad adii dala dalam m wakt waktu u yang yang lama lama maka maka jant jantun ung g akan akan membengk membengkak ak dan terus bekelanjuta bekelanjutan n maka jantung akan melemah melemah dan tidak tidak sanggup lagi mengirimkan darah sehingga dalam waktu yang lama akan terjadi gaga gagall jant jantun ung g yang yang disu disusu sull deng dengan an sesa sesak k napa napas s kemu kemudi dian an tubu tubuh h akan akan membengkak karena pembuluh darah tidak mampu mengalirkan cairan dengan baik ke sel tubuh (Leonard Marvyn, 1995:6-13). Peningkatan aktivitas pusat vasomotor dan peningkatan tahan perifer total menimbulkan iskemia ginjal sehingga terjadi penurunan laju filtrasi glumerolus (Masud: 1989:116).
15
Komplikasi lain adalah terganggunya dinding pembuluh darah arteri. Arteri yang terkena adalah arteri otot jantung, aorta, pembuluh darah otak, pembuluh darah retina. Dinding pembuluh darah tersebut mengalami penimbunan lemak karena lemak yang seharusnya dihancurkan atau dilarutkan menjadi menetap akibat fungsi pembuluh darah yang sudah rusak, sehingga dinding pembuluh darah darah itu mengal mengalami ami kekaku kekakuan an atau atau tidak tidak elasti elastis s lagi lagi yang yang disebu disebutt denga dengan n aterosklerosis. Jika hal ini dibiarkan, maka dapat terjadi pembekuan pembuluh darah yang sangat berbahaya. Bila terjadi pembekuan pembuluh darah di otak dapa dapatt meng mengak akib ibat atka kan n kelu kelump mpuh uhan an seba sebagi gian an atau atau selu seluru ruh h tubu tubuh h bahk bahkan an kematian secara tiba-tiba. Bila terjadi pada mata, maka akan mengalami rabun atau buta. Bila terjadi pada ginjal, fungsi ginjal akan terganggu bahkan rusak (Leonard Marvyn, 1995:18-24).
2.6 Pengobata Pengobatan n Hipertens Hipertensii 2.6.1 .6.1
Farm armakol akolo ogis Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja,
tetapi tetapi juga menguran mengurangi gi dan mencega mencegah h komplika komplikasi si akibat akibat hipertens hipertensi. i. Sasaran Sasaran penur penurun unan an tekan tekanan an darah darah adalah adalah kuran kurang g dari dari 140/9 140/90 0 mmHg mmHg denga dengan n efek efek sampin samping g minima minimal. l. Sedang Sedangkan kan pengo pengoba batan tan hipert hiperten ensi si umumny umumnya a dilaku dilakukan kan seumur hidup penderita. Jenis obat anti hipertensi yang sering digunakan adalah sebagai berikut: 1. Diuretik tika Diure Diuretik tika a merupa merupakan kan obat obat yang yang mempe memperba rbanya nyak k kencin kencing, g, mempe memperti rtingg nggii pengeluaran pengeluaran garam (NaCl). Dengan turunnya kadar Na, maka tekanan darah akan turun, dan efek hipotensifnya kurang kuat. Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang sehingga dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretika yang hemat kalium. Obat yang banyak beredar
16
adalah Spironolactone, Spironolactone, HCT, Chlortalidone dan Indopanid I ndopanidae ae (Lany Gunawan, 2001). Perlu diketahui bahwa efek samping diuretik adalah berkurangnya kalium dan magnesiu magnesium, m, yang berakiba berakibatt kemungki kemungkinan nan meningka meningkatnya tnya kadar kadar kolestero kolesterol, l, encok, gangguan fungsi (disfungsi) seksual pria, dan yang paling fatal adalah terjadinya payah jantung (Lanny Sustrani, 2004:46). 2. Alfa-b fa-bllocke ocker r Alfa Alfa-b -blo lock cker er
adal adalah ah obat obat
yang yang dapa dapatt
memb memblo loki kirr
rese resept ptor or alfa alfa
dan dan
menyebabkan menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunnya tekanan darah. Karena efek hipite hipitensi nsinya nya ringa ringan, n, sedan sedangka gkan n efek efek sampi sampingn ngnya ya agak agak kuat, kuat, misal misalnya nya hipotensi hipotensi ortossatik ortossatik dan tachycard tachycardia, ia, maka jarang digunak digunakan. an. Obat yang termasuk termasuk dalam dalam jenis jenis Alfa-blo Alfa-blocker cker adalah adalah Prazosin Prazosin dan Terazosi Terazosin n (Lany (Lany Gunawan, Gunawan, 2001). 2001). Efek sampingnya sampingnya berupa berupa pening, pening, pingsan, pingsan, mual, mual, sakit sakit kepala, dan jantung berdebar-debar (Lanny Sustrani, 2004:49). 3. Beta Beta-b -bllocke cker Mekanisme kerja obat Beta-blocker belum diketahui dengan pasti. Diduga kerjanya berdasarkan beta blokase pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekue frekuensi nsi kontra kontraksi ksi jantun jantung. g. Deng Dengan an demik demikia ian, n, tekan tekanan an darah darah akan akan menurun dan daya hipotensinya baik. Obat yang terkenal dari jenis Betabloc blocke kerr adal adalah ah Prop Propan anol olol ol,, Aten Atenol olol ol,, Pind Pindol olol ol dan dan seba sebaga gain inya ya (Lan (Lany y Gunawan, 2001). Efek Efek sampin sampingny gnya a berup berupa a debar debar jantu jantung ng melam melamba bat, t, penin pening, g, kepal kepal terasa terasa ringan, kelelahan, sulit tidur (insomnia), gangguan gangguan pencernaan, mual, muntah dan badan merasa kedinginan. Efek samping lain yang serius tetapi jarang terjadi terjadi adalah adalah depresi,d depresi,disor isorient ientasi, asi, kecemasa kecemasan, n, penuruna penurunan n gairah gairah seksual seksual
17
dan impotensi, nyeri dada, sirkulasi darah terganggu, dan payah jantung Bila pasien mengidap penyakit jantung (Lanny Sustrani, 2004:46). 4. Obat Obat yan yang g beke bekerj rja a sentr sentral al Obat Obat yang yang beker bekerja ja sentra sentrall dapat dapat mengur menguran angi gi pelepa pelepasan san noradr noradren enali alin n sehingga menurunkan aktivitas saraf adrenergic perifer dan turunnya t ekanan darah. Penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ortostatik. Obat Obat yang yang termas termasuk uk dalam dalam jenis jenis ini ini adala adalah h Cloni Clonidi dine, ne, Guanfa Guanfacin cine e dan dan Metildopa (Lany Gunawan, Gunawan, 2001). 5. Vaso Vasod dilato lator r Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan mengembangkan dinding arteriole sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah menurun. Obat yang termasuk dalam dalam jenis jenis Vasodila Vasodilator tor adalah adalah Hidrala Hidralazine zine dan Ecarazine Ecarazine (Lanny Gunawan, 2001). Menurut Menurut Lany Sustrani Sustrani (2004:47-4 (2004:47-48) 8) dinyatak dinyatakan, an, bahwa bahwa efek sampingn sampingnya ya jarang terjadi tapi tetap perlu diwaspadai yaitu: a.
Menurunkan
tekanan
darah
dengan
cepat
sehingga
menyebabkan jumlah sel darah putih turun secara drastis dengan resiko mudah terkena infeksi. b.
Menimbulkan r ea eaksi al a lergi s ep eperti b en engkak di b ib ibir, leher,
tangan, dan kaki. c.
Ruam kulit yang jika parah dapat berkembang menjadi
sindrom Stevens-Johnson Stevens-Johnson
6.
Antagonis Kalsium
18
Mekan Mekanism isme e obat obat antago antagoni nis s kalsiu kalsium m adalah adalah mengha menghamba mbatt ion kalsiu kalsium m ke dalam dalam sel otot otot polos polos pembul pembuluh uh denga dengan n efek efek vasodi vasodilat latasi asi dan turunn turunnya ya tekanan darah. Obat jenis Antagonis Kalsium yang terkenal adalah Nifedipin dan Verapamil (Lany Gunawan, 2001). 7.
Penghambat ACE Obat Obat peng pengha hamb mbat at ACE ACE ini ini menu menuru runk nkan an teka tekana nan n dara darah h deng dengan an cara cara menghamb menghambat at Angioten Angiotensin sin convertin converting g enzyme enzyme yang berdaya berdaya vasokontr vasokontriksi iksi kuat. Obat jenis Penghambat ACE yang popular adalah Captopril (captropil) dan Enalapril (Lany Gunawan, 2001).
2.6. 2.6.2 2
Non Non Farm Farmak akol olog ogis is
Penatalaksanaan non farmakologis meliputi program penurunan berat badan bagi klien obesitas dengan membatasi konsumsi lemak, mengurangi konsumsi garam, olahraga teratur, makan banyak buah dan sayuran segar, tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, berusaha membina hidup yang positif dan mengendalikan stres dengan latihan relaksasi dan meditasi (National Safety Council, 2003:78-84). Tehnik relasasi sendiri dibagi dalam 2 macam, yaitu tehnik relaksasi fisik dan tehnik relaksasi mental. Adapun yang termasuk tehnik relaksasi fisik antara lain: pernafasan diafragma, relaksasi otot secara progresif ( progressive muscularr relaxatuion [PMR]), pelatihan otogenik, olahraga dan nutrisi. Sedangkan yang termasuk tehnik relaksasi mental yaitu meditasi dan imajinasi mental (National Safety Council, 2003:78-95). 2003:78-95).
2.6.2.1 Pernafasan Diafragma
19
Tehnik Tehnik relaksas relaksasii berasal berasal dari berbagai berbagai benua benua dan kebudaya kebudayaan an yang ada sejak beberapa tahun yang lalu. Contoh, tehnik pernafasan diafragma, relaksasi otot secara progresif, pelatihan otogenik, meditasi dan imajinasi mental (National Safety Council, 2003:68-95). 2003:68-95). Perna Pernafas fasan an diafra diafragma gma masih masih menjad menjadii metod metode e relaks relaksasi asi yang yang termud termudah ah.. Pernafasan diafragma merupakan pernafasan yang pelan, sadar, dan dalam. Metode ini melibatkan gerakan sadar abdomen bagian bawah atau daerah perut (National Safety Council: 2003:70). Pernafasan diafragma berfokus pada sensasi tubuh semata dengan merasakan udara mengalir dari hidung atau mulut secara perlahan-lahan menuju ke paru dan berbalik melalui jalur yang sama sehingga semua semua rangsa rangsanga ngan n yang yang berasa berasall dari dari indra indra lain lain dihamb dihambat. at. Hampi Hampirr semua semua pernafasan tenang yang normal dicapai melalui pergerakan inspirasi diafragma. Selama inspirasi diafragma menarik bawah atas rongga dada ke arah bawah, tetapi tenaga elastik tak cukup kuat untuk menyebabkan ekspirasi cepat yang diperluk diperlukan, an, sehingga sehingga keadaan ini dicapai dicapai dengan dengan kontraksi kontraksi otot perut, perut, yang mendorong isi perut ke atas pada bagian bawah diafragma (Guyton: 1990). Dalam keadaan panik, nafas seseorang menjadi lebih cepat dan pendek, dengan kontraksi otot dada bagian atas menjadi lebih kuat. Ketika dada bagian atas atas meng mengem emba bang ng,,
rang rangsa sang ngan an sara saraff
meni mening ngka kat, t, dan dan tand tandaa-ta tand nda a vita vitall
(freku (frekuen ensi si jantu jantung, ng, tekan tekanan an darah darah)) mulai mulai mening meningkat kat.. Dalam Dalam kondis kondisii relaks relaks,, metaboli metabolisme sme tubuh tubuh berjala berjalan n lambat lambat sehingga sehingga siklus siklus pernafas pernafasan an menjadi menjadi lebih lebih rend rendah ah..
Dan Dan
deng dengan an tehn tehnik ik rela relaks ksai ai pern pernaf afas asan an diaf diafra ragm gma a
yang yang lebi lebih h
meneka menekanak nakan an bagia bagian n perut perut,, seseor seseorang ang dapat dapat mengur mengurang angii frekue frekuensi nsi nafas nafas menjad menjadii sekita sekitarr tiga tiga sampai sampai empat empat kali kali perme permenit nit serta serta dapat dapat menuru menurunka nkan n tekanan darah dan kontraksi jantung (National Safety Council: 2003:71).
2.6.2.2 Langkah-langkah Langkah-langkah Pernafasan Pernafasan Diafragma
20
Posis Posisika ikan n tubuh tubuh secara secara nyaman nyaman baik baik posis posisii duduk duduk yang yang relaks relaks maupun maupun berbaring terlentang dengan mata tertutup. Longgarkan pakaian disekitar leher dan pinggang.Letakkan tangan di atas perut dan rasakan naik turunnya perut pada setiap pernafasan (National Safety Council: 2003:71). Konsentrasi dan perhatian penuh seperti halnya tehnik relaksasi lain. Bila mungkin minimalkan gangguan dengan mencari tempat yang tenang. Biarkan pikiran pikiran nanda nanda menerawa menerawang ng dan berlalu. berlalu. Pernafas Pernafasan an diafragm diafragma a memerluk memerlukan an keyakina keyakinan n untuk untuk memusatka memusatkan n perhatia perhatian n hanya hanya pada pernafasa pernafasan. n. Konsentr Konsentrasi asi pada empat fase pada satiep nafas: Fase I : inspirasi, menarik udara masuk ke dala dalam m paru paru mela melalu luii salu salura ran n hidu hidung ng,, fase fase II : beri beri sedi sediki kitt jeda jeda sebe sebelu lum m mengeluarkan mengeluarkan udara dari paru, fase III : ekshalasi, mengeluarkan udara dari paru melalui saluran masuknya udara tersebut, fase IV : beri jeda kembali setelah mengaluarkan mengaluarkan udara sebelum mulai menghirup nafas lagi. Pernafasan diafragma tidak sama dengan hiperventilasi (National Safety Council: Council: 2003:71-72). Visualisasi dengan penggunaan imajinasi dalan pernafasan diafragma dapat bermanfa bermanfaat at (Nationa (Nationall Safety Safety Council Council:: 2003:73). 2003:73). Tehnik Tehnik relaksa relaksasi si pernafasa pernafasan n diafragma ini dapat dilakukan selama 5 -15 menit, sebanyak 2-3 kali per harinya (Anonymous, 2006) 2006).. Serta Serta dapat dapat menuru menurunka nkan n tekana tekanan n darah darah 5-10 5-10 mmHg mmHg (Ethical (Ethical Digest, Digest, 2006:18) 2006:18) atau 10-15 mmHg menurut artikel Rubianto Rubianto (2007). Manfaat terpentingnya untuk menjaga dan memperbaiki fungsi pembuluh darah. Darah Darah mengalir mengalir membantuk membantuk gelomba gelombang ng transvers transversal, al, sehingga sehingga bersingg bersinggunga ungan n dengan dinding pembuluh darah yang terdapat reseptor yang akan membuat endotel mengeluarkan nitric oxide (NO) yang berperan untuk dilatasi pembuluh darah (Ethical Digest, 2005:30-31).
21
2.7 Penga Pengaruh ruh Tehnik Tehnik Relak Relaksa sasi si Pernaf Pernafasa asan n Diafra Diafragma gma pada Perub Perubaha ahan n Fisiologi Tubuh 2.7.1 Fisiologi Oksigenasi Oksig Oksigen en merup merupkan kan salah salah satu satu substa substansi nsi pokok pokok yang yang menunj menunjang ang hampir hampir seluruh kehidupan yang ada di bumi. Oksigen dibutuhkan oleh hampir seluruh penghuni bumi untukterlibat dalam proses pembangkitan energi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme ynag memungkinkan untuk mengambil oksigen bebas dari udara sampai dengan mend mendis istri tribu busi sika kann nnya ya ke selsel-se sell tubu tubuh h mahl mahluk uk hidu hidup p yang yang bers bersan angk gkut utan an.. Mekanisme tersebut berjalan lewat beberapa tahapan, antara lain fase ventilasi, fase transportasi, dan fase konsumsi (Albert M, 2005:104-105). 2005:104-105). Pada fase ventilas ventilasii pada prinsipnya prinsipnya terjadi terjadi pertukaran pertukaran antara udara udara paru, paru, yang merngandung konsentrasi oksigen lebih kecil dengan udara bebas yang jumla jumlah h oksige oksigenny nnya a relati relatiff besar. besar. Proses Proses ini berja berjala lan n secara secara berkel berkelan anjut jutan an dibawah dibawah kendali kendali pusat pusat pernafasa pernafasan n yang meneriam meneriam sinyal sinyal tentang tentang kebutuha kebutuhan n oksigen dan seluruh jaringan tubuh. Pusat pernafasan akan mengatur seberapa besar udara luar yang bisa dimasukkan ataupun seberapa beasar udara paru yang yang haris haris dikel dikeluar uarkan kan berda berdasar sar sinya sinyall yang yang diter diterima imanya nya.. Di paru paru terda terdapat pat perbeda perbedaaan aan tekanan tekanan parsial parsial antara antara oksigen oksigen yang terdapat terdapat di alveolus alveolus,, yang bernilai lebih tinggi dengan oksigen pembuluh kapiler yang menyelimuti kapiler tersebut. tersebut. Hal ini akan mengakib mengakibatkan atkan pergerak pergerakan an oksigen oksigen melinta melintasi si dinding dinding alveolus sampai menuju ke kapiler alveolus (Guyton, 1990:356-357). Setelah Setelah oksigen oksigen bergerak bergerak menembus menembus dinding dinding alveolu alveolus s kemudia kemudian n terikat terikat dengan hemoglobin (97%) ataupun terlarut dalam plasma (3%). Proses ini dan selanjutnya sampai dengan tibanya oksigen ke sel dinamakn fase transportasi (Guyton, 1990:366).
22
Besarnya tekanan parsial oksigen dalam darah alveolus paru adalah sekitar 104 mmHg. Setelah bercampur dengan darah vena yang berada dalam sirkulasi paru, tekanan akan turun menjadi 95 mmHg. Dengan tekanan 95 mmHg inilah oksigen meninggalkan paru dan dihantarkan menuju ke sel-sel seluruh tubuh. Ketika sampai di kapiler terjadi disosiai antara oksigen dan hemoglobin. Disosiasi ini dimungki dimungkinkan nkan karena karena terdapat terdapat perbedaa perbedaan n tekanan tekanan oksigen oksigen kapiler kapiler (95%), (95%), yang bernilai tinggi, dengan tekanan oksigen jaringan (40 mmHg). Oksigen yang terlepas kemidian didistribusiakn ke dalam sel-sel. Sementara itu oksigen yang bergerak bergerak dalam dalam vena yang meninggalka meninggalkan n jaringa jaringan n akan mempunyai mempunyai tekanan tekanan sebesar 40 40 mmHg (Guyton, 1990:359-364). 1990:359-364). Tujuan akhir pernafasan adalah untuk mempertahankan mempertahankan konsentrasi oksigen, karbondioksida dan ion hidrogen dalam cairan tubuh. Makin cepat oksigen baru dimasukkan ke dalam alveolus dari atmosfer, makin tinggi konsentrasinya. Oleh karena itu, konsentrasi oksigen di dalam alveolus, maupun tekanan parsialnya, diatur oleh keseimbangan antara kecepatan absorbsi oksigen ke dalam darah dan kecepatan masuknya oksigen baru ke dalam paru-paru oleh proses ventilasi (Guyton: 1990:372).
2.7.2
Pengaruh Tehnik Relaksasi Pernafasan Diafragma terhadap Penurunan Tekanan Darah
Tindakan relaksasi dilakukan dengan tujuan menurunkan jumlah rangsangan yang diciptakan oleh panca indra sehingga menahan terbentuknya respon stres, terutama dalam sistem saraf dan hormon (National Safety Council: 2003:68). Peni Pening ngka kata tan n
akti aktivi vita tas s
simp simpat atis is
akan akan
meny menyeb ebab abka kan n
dike dikelu luar arka kann nnya ya
neur neurot otra rans nsmi mite terr nore norepi pine nepr prin in dari dari ujun ujung g sara saraff yang yang bera berada da di otot otot polo polos s pembu pembulu luh h darah darah dan dan melalu melaluii rangsa rangsang ng pada pada adren adrenerg ergikik-1 1 resep reseptor tor terja terjadi di konstriks konstriksii pembuluh pembuluh darah. darah. ET-1 juga berespon berespon kontraksi kontraksi terhadap terhadap substansi substansi
23
vasokonstriktor seperti noradrenalin atau norepineprin dan serotonin (Djanggan Sargowo, 2003:7). Dengan Dengan tehnik tehnik relaksai relaksai pernafasa pernafasan n diafragma diafragma didapatk didapatkan an keadaan keadaan darah darah yang penuh oksigen oksigen dipompak dipompakan an oleh jantung menuju aorta, aorta, arteri, arteri, arteriol arteriola a memasuki memasuki mikrosir mikrosirkula kulasi si dari arteriola arteriola menuju menuju thoroughf thoroughfare are chanels chanels lalu lalu ke cabang cabang kapiler kapiler yang dikendal dikendalikan ikan oleh precapil precapillary lary sphincter sphincter.. Hampir Hampir semua semua darah dari sistem arteri menuju ke vena cava melalui mikrosirkulasi, mikrosirkulasi, namun pada keadaan tertentu darah dapat langsung dari arteriola menuju ke venula melalui hubungan pintas (shunt) arteriola-venula. Kapiler sebagai tempat pertukaran zat gizi gizi dan dan hasi hasill akhi akhirr meta metabo boli lism sme e di anta antara ra cair cairan an intra intrava vask skul uler er deng dengan an ekstra ekstravas vaskul kuler er dan dan selan selanjut jutnya nya dengan dengan intra intra sel (Ibnu (Ibnu Masud Masud,, 1989:4 1989:4-5) -5).. Seda Sedang ngka kan n
menu menuru rutt
(Guy (Guyto ton: n:19 1990 90))
bila bila
kons konsen entr tras asii
oksi oksige gen n
rend rendah ah
menyebab menyebabkan kan dilepaska dilepaskannya nnya sejumlah sejumlah zat vasokons vasokonstrikto triktorr dari jaringan jaringan paru, paru, kemudia kemudian n zat ini menyebab menyebabkan kan konstriks konstriksii arteri arteri kecil kecil dan arteriol arteriol Kebutuha Kebutuhan n oksige oksigen n yang yang memada memadaii dihar diharap apkan kan juga juga dapat dapat mempe memperba rbaiki iki pertum pertumbuh buhan an endotel pembuluh darah. Keadaan endotel yang baik dapat berfungsi untuk mempertahankan tonus dan struktur vaskuler, regulasi pertumbuhan sel vaskuler, regulasi trombosit dan fungsi fibrinolisis, mediator mekanisme inflamasi dan imun, regulasi leukosit dan adhesi adhesi platelet platelet pada permukaa permukaan, n, modulasi modulasi oksidasi oksidasi lipid lipid (aktivitas (aktivitas metabolik metabolik), ), dan untuk regulasi permiabilitas vaskuler. Sel endotel megeluarkan bahan yang sangat potent dalam menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Bahan tersebut dikenal dengan endothelium derived relaxing factor (EDRF) yang diidentikkan dengan nitric oxide (NO) (Djanggan Sargowo, Sargowo, 2003:6-8). Mekanisme kerja NO yaitu dengan adanya ligand yang berikatan dengan reseptor endotel menyebabkan diaktifkannya enzim NO-synthase dalam endotel yang mengubah L-arginin menjadi L-sitrulin dan NO. NO yang terbentuk dapat
24
keluar endotel ke lumen pembuluh darah dan menyebabkan dicegahnya adhesi trombo trombosit sit dan dan agres agresii trombo trombosit sit.. NO yang yang menuj menuju u jarin jaringa gan n suben subendot dotel el akan akan mengaktifkan enzim guanilat siklase yang souble dan mengubah GTP menjadi cGMP yang menurunkan ketersediaan Ca untuk mekanisme kontraksi sehingga terjadi terjadi relaksasi relaksasi pembuluh pembuluh darah. darah. Interaksi Interaksi ligand ligand yang lain dengan dengan reseptor reseptor dapat dapat menyeba menyebabkan bkan peningk peningkatan atan masukan Ca ke dalam dalam sel endotel endotel melalui melalui kanal kanal ion Ca. Selain Selain itu, ikatan ligand ligand dengan dengan reseptor reseptor dapat menyebab menyebabkan kan dikeluarkannya dikeluarkannya second messenger IP3 I P3 yang menyebabkan Ca dari sarcoplasmik retik retikulu ulum m kelua keluarr ke sitop sitoplas lasma. ma. Kedua Kedua sumbe sumberr penin peningka gkatan tan Ca sitop sitoplas lasma ma tersebut tersebut menyebab menyebabkan kan ikatan ikatan dengan dengan calmodul calmodulin in membentu membentuk k calmodul calmodulin-Ca in-Ca komp komple leks ks.. Komp Komple leks ks ters terseb ebut ut meng mengak akti tifk fkan an enzi enzim m NO synt synthe heta tase se yang yang mengubah L-arginin menjadi L-sitrulin dan NO. Seterusnya, NO mengaktifkan enzim gualinat yang mengubah GTP menjadi cGMP. Calmodulin-Ca kompleks, mela melalu luii meka mekani nism sme e yang yang kura kurang ng jela jelas s mens mensin inte tesi sis s endo endoth thel eliu ium m
deri derive ved d
hyperpolarizing faktor (EDHF) yang menyebabkan kanal K tetap membuka dan terjadi hiperpolarisasi hiperpolarisasi sel. Sehingga menurunkan menurunkan konsentrasi ion Ca di otot polos dan menjadi relaksasi (Djanggan Sargowo, 2003:9-10).
25