68
36
9
35
67
66
37
49
7
50
45
8
iv
69
i
v
vi
2
3
1
ix
vii
viii
PENGARUH BRAND IMAGE DAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK KINIKO
DI BATUSANGKAR
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
OLEH:
RIO TAMASARI
NIM. 88808/ 2007
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
ABSTRAK
Rio Tamasari, 88808/2007 : Pengaruh Brand Image Dan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Bubuk Kiniko Di Batusangkar.
Pembimbing : 1. RiniSarianti, SE, MSi
2. WhyosiSeptrizola. SE
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko di Batusangkar, (2) bagaimana pengaruh produk terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko di Batusangkar.
Penelitian ini merupakan penelitian kausatif yang dilaksanakan bulan Desember 2013 di Batusangkar. Populasi dalam penelitian ini tidak diketahui jumlahnya. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Pengujian instrument dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Analisis data menggunakan uji analisis regresi logistik, serta uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Brand image memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen kopi bubuk Kiniko di Batusangkar dengan sig = 0,047) Produk memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen kopi bubuk Kiniko di Batusangkar dengan sig = 0,039.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi menunjukkan nilai r square sebesar 0,631, menunjukkan bahwa sebesar 63,1% pengambilan keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko dipengaruhi oleh Brand Image dan produk, sedangkan sisanya 36,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: "Pengaruh Brand Image Dan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Bubuk Kiniko Di Batusangkar". Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Strata Satu pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini Penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Ibu Rini Sarianti, SE, M.Si selaku pembimbing I, dan Ibu Whyosi Septrizola, SE selaku pembimbing II, yang membimbing Penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.
Bapak dan Ibu tim penguji skripsi saya ini : (1) Ibu Rini Sarianti, SE, M.Si (2) Ibu Whyosi Septrizola, SE (3) Bapak Prof. Dr. Yasri, M. S (4) Ibu Yunita Engriani, SE, MM yang telah bersedia menguji dan memberikan perbaikan skripsi saya ini.
Bapak Prof. Dr.Yunia Wardi, Drs, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Ibu Erni Masdupi, S.E, M.Si, Ph.D dan Ibu Rahmiati S.E, M.Sc, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Ibu Rini Sarianti, SE, M.Si selaku pembimbing akademik.
Bapak Hendra Mianto, A.Md selaku staf Tata Usaha Program Studi Manajemen yang telah membantu dalam kelancaran proses administrasi.
Dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang yang telah memberikan ilmu selama saya kuliah di Universitas Negeri padang, serta para pegawai yang telah membantu dalam kelancaran proses administrasi.
Karyawan dan karyawati perpustakaan Universitas Negeri Padang dan FE UNP.
Teristimewa penulis ucapkan pada kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil, motivasi, dan mendo'akan penulis demi terwujudnya cita-cita penulis.
Rekan-rekan seperjuangan Manajemen 2007, senior dan junior yang telah memberikan motivasi dan turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga bantuan, bimbingan, petunjuk, arahan dan kerja sama yang diberikan tidak sia-sia dikemudian hari dan semoga ALLAH SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan baik segi materi maupun teknik penulisan. Masih banyak hal-hal yang harus dibenahi dan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini
Padang, Januari, 2014
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 1
Identifikasi Masalah 5
Batasan Masalah 6
Rumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 7
Manfaat Penelitian 7
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Kajian Teori 8
Konsep Keputusan Pembelian 8
Konsep Merek 21
Brand Image (Citra Merek) 22
Konsep Produk 26
Hubungan Antara Brand Image dengan Keputusan Pembelian 31
Hubungan Antara Produk dengan Keputusan Pembelian 32
Temuan Penelitian Terdahulu 33
Kerangka Konseptual 33
Hipotesis 35
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian 36
Waktu dan Tempat Penelitian 36
Populasi dan Sampel 36
Jenis dan Sumber Data 38
Teknik Pengumpulan Data 39
Definisi Operasional Variabel 39
Instrument Penelitian 42
Teknik Analisis Data 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian 49
Uji Hipotesis 62
Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 66
Saran 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data penjualan kopi bubuk Kiniko Tahun 2011 2
Tabel 3.1 Definisi Operasional 41
Tabel 3.2 Pembobotan Pernyataan Responden 42
Tabel 4.1 Jenis kelamin Responden 55
Tabel 4.2 Umur Responden 55
Tabel 4.3 Pekerjaan Responden 56
Tabel 4.4 Pendapatan Responden 56
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi Skor Variabel Brand Image (X1) 57
Tabel 4.6 Tabel Distribusi Frekuensi Skor Produk (X2) 59
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Skor Keputusan Pembelian(Y) 60
Tabel 4.8 Hosmer and Lemeshow Test 61
Tabel 4.9 Nilai Koefisien Regresi Logistik 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Proses Pembelian Model Lima Tahap 16
Gambar 2 Proses dalam melakukan pencarian informasi internal terhadap suatu merek produk 18
Gambar 3 Kerangka Konseptual 35
Gambar 4 Struktur Organisasi 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Tabulasi Data Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas X1 dan X2
Lampiran 4 Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 5 Analisis Regresi Logistik
Lampiran 6 Tabel Frequencies Hasil Penelitian (X1)
Lampiran 7 Tabel Frequencies Hasil Penelitian (X2)
Lampiran 8 Tabel Frequencies Hasil Penelitian (Y)
Lampiran 9 Tabel Distribusi Frequencies Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
LatarBelakangMasalah
Dunia bisnis saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tidak hanya pada perusahaan besar, namun juga terjadi pada usaha kecil menengah. Perkembangan usaha kecil menengah saat ini sudah mulai menunjukkan suatu perubahan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dengan telah banyaknya usaha kecil menengah yang berdiri, seperti usaha makanan dan minuman. Perkembangan ini seharusnya diperhatikan oleh pemerintah karena kita ketahui bahwa usaha kecil menengah ini kurang berkembang akibat terbatasnya modal yang dimiliki oleh para pengusaha. Oleh karena itu, usaha yang dijalankan tidak dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Usaha kecil menengah yang ada di Sumatera Barat pada umumnya banyak membuka usaha makanan dan minuman khas masing-masing daerah. Misalnya saja usaha kerajinan tangan seperti sulaman, keterampilan dari perak, kerajinan dari rotan, dan berbagai jenis ukiran. Untuk usaha makanan sendiri bisa kita contohkan, yaitu berupa makanan khas dari kota Bukittinggi dan kota Payakumbuh. Kedua kota ini sudah terkenal dengan makanan cemilan khasnya masing-masing. Kota Bukittinggi terkenal dengan cemilan berupa keripik balado dan kota Payakumbuh terkenal dengan cemilan batiah dan galamainya.
Di kota Batusangkar, terdapat perusahaan kopi seduh tradisional lokal dengan merek Kiniko, dengan berbagai ukuran dalam kemasan rentengan maupun kotak. Dengan ramuan yang khas, dan terbuat dari biji kopi pilihan, tanpa camuran (kopi murni) membuat kualitas kopi ini terjaga. Perusahaan ini didirikan oleh pemiliknya yang idealis sehingga mutu sangat terjaga. Terletak di kawasan strategis sebagai tempat daerah kunjungan wisata domestik maupun internasional namun pada kenyataannya kondisi penjualan perusahaan masih mengalami fluktuasi, seperti terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Jumlah Penjualan Kopi Bubuk Kiniko di Batusangkar Tahun 2011
Tahun
Bulan
Jumlah Penjualan (Dalam Bungkus)
% Perubahan Jumlah Penjualan
2011
Januari
8.630
-
Februari
8.563
-0,78
Maret
8.500
-0,74
April
8.500
0,00
Mei
8.600
1,18
Juni
8.650
0,58
Juli
8.540
-1,27
Agustus
8.400
-1,64
September
8.650
2,98
Oktober
8.700
0,58
November
8.840
1,61
Desember
8.600
-2,71
Sumber: CV. Kiniko, Tahun 2012.
Pada Tabel 1.1 di atas terlihat pertumbuhan penjualan yang tidak stabil dan terkadang mengalami beberapa penurunan seperti terlihat pada bulan Agustus 2011, naik untuk dua bulan berikutnya, dan kembali turun pada bulan November 2011. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu menjaga, mempertahankan penjualan produknya. Kegiatan promosi sudah pernah dilakukan akan tetapi tidak membuahkan hasil yang diinginkan, hal ini dikarenakan promosi yang dilakukan hanya beberapa kali saja dan tidak berulang kembali.
Konsumen memiliki kebutuhan serta keinginan yang unik dan mereka dapat berbeda dalam hal kebutuhan, sumber daya dan pola pembelian karena banyaknya produk yang sama beredar di pasaran yang memiliki kungulan masin-masing yang ditawarkan. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus mengetahui apa dan bagaimana kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan sangat perlu untuk mengetahui bagai mana sebenarnya sikap konsumen atas CV. Kiniko dan apa saja yang dapat mendorong konsuen untuk melakukan pembelian di CV. Kiniko.
Salah satu cara untuk mengetahui sikap konsumen atas CV. Kiniko adalah dengan memperhatikan produk-produk yang dimiliki CV. Kiniko yang akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Untuk itu perlu diketahui pengertian dari keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009:188), "Keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli."
Dari pengertian di atas bahwa keputusan pembelian konsumen merupakan titik puncak dari proses pencarian dan evaluasi atas beberapa perilaku alternatif yang ada untuk menentukan pembelian yang nyata atas suatu produk yang menguntungkan atau memberikan manfaat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan oleh konsumen sebelum melakukan pembelian diantaranya adalah brand image dan produk.
Brand image kopi bubuk Kiniko sudah melekat pada benak konsumen di Batusangkar, hal ini dikarenakan kopi bubuk Kiniko merupakan merek lokal dan sudah dikonsumsi secara turun temurun, akan tetapi pada saat sekarang ini semakin banyaknya pesaing yang datang membuat penjualan kopi bubuk Kiniko pengalami fluktuasi. Dalam dinamika pasar yang penuh persaingan, brand image (citra merek) mempunyai peran penting, karena dapat membedakan suatu perusahaan atau produk dengan yang lain. Produk mudah sekali ditiru tetapi merek khususnya citra merek yang terekam dibenak konsumen, tidak dapat ditiru. Tanpa citra yang kuat dan positif sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada, serta meminta mereka membayar dengan harga yang lebih tinggi (Susanto dan Wijanarko, 2004:80).
Menurut Tjiptono (2002:49), Brand image (brand description) merupakan deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen tentang merek tertentu. Sedangkan asosiasi merupakan atribut yang ada didalam merek dan memiliki suatu tingkat kekuatan. Selain itu, menurut Rangkuti (2002:43), "Brand image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen". Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image. Hal ini sering juga disebut dengan kepribadian merek (brand personality).
Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa atau orang pribadi, organisasi, dan ide. Jadi produk bisa berupa manfaat tangible (keuntungan atau dampak yang terjadi yang dapat diukur secara ekonomis (uang)), maupun intangible (keuntungan atau dampak yang tidak dapat diukur secara ekonomis (uang)), yang dapat memuaskan pelanggan. Produk kopi yang ditawarkan CV. Kiniko memiliki kualitas yang bagus, aroma yang harum serta tidak ada penyampuran pada pembuatan kopi ini. Serta produk lain yang ditawarkan cukup beragam, yaitu: kopi bubuk, kopi jahe, kopi daun, serbat, ramuan pinang, pisang sale, dodol papaya, dodol nenas, dodol sirsak, dan kipang mihun.
Konsumen memiliki banyak pilihan dalam melakukan pembelian di CV. Kiniko. Namun hal itu belum menjamin konsumen melakukan pembelian karena sudah banyak produk yang sama beredar di pasaran dengan beragam merek dan harga sehingga membuat konsumen memiliki beragam pilihan dalam melakukan pembelian terhadap produk yang sama. Dalam persaingan pasar yang kompetitif, CV. Kiniko harus tetap menjaga kualitas produknya agar tidak kalah saing dari produk-produk yang sama yang meiliki kualitas serta promosi yang bagus.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang nantinya akan dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul "Pengaruh Brand Image dan Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Bubuk Kiniko di Batusangkar"
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka terdapat beberapa masalah di antaranya:
Keterbatasan modal.
Banyaknya usaha kecil menengah yang bermunculan.
Brand image yang positif belum menjamin keputusan pembelian.
Penjualan yang berfluktuasi.
Promosi yang belum efektif.
Keanekaragaman produk belum bisa memuaskan pelanggan.
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka pembahasan dalam penelitian ini hanya terfokus pada pengaruh brand image dan produk Kiniko terhadap keputusan pembelian konsumen Kopi Bubuk Kiniko di Batusangkar.
Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian Kopi Bubuk Kiniko di Batusangkar.
Bagaimana pengaruh produk terhadap keputusan pembelian Kopi Bubuk Kiniko di Batusangkar.
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian Kopi Bubuk Kiniko di Batusangkar.
Untuk mengetahui produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Kopi Bubuk Kiniko di Batusangkar.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat yang dapat diperoleh dari penelitian adalah:
Bagi penulis
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan atau kebijakan dimasa yang akan datang.
Bagi akademik
Sebagai sumbangan ilmiah dan juga sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di Fakultas Ekonomi UNP.
Bagi penulis berikutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur/acuan dalam melakukan penelitian atau penulisan skripsi di masa yang akan datang.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Konsep Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah bagian dari perilaku konsumen yang merupakan suatu proses penyeleksiaan dari beberapa alternatif yang ada. Menurut Angel, et all dalam Tjiptono (2008:19), menyatakan bahwa "Pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang mendahului tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa yang digunakan." Menurut Mowen (2002:324), "Sejalan dengan meningkatnya keterlibatan dalam keputusan pembelian, konsumen cendrung terlibat dalam pencarian informasi yang ekstensif tentang alternatif produk, yang kemudian membentuk kepercayaan yang besar terhadap semua alternativ tersebut singkatnya, apabila konsumen sangat terlibat dalam keputusan pembelian tertentu mereka melakukan aktifitas penyelesaian masalah yang luas dan bergeser melalui hirarki proses pembelajaran standar lalu informasi kepercayaan."
Pemahaman mengenai konsep pengambilan keputusan pembelian merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh pemasar guna mencapai keberhasilan dala kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, pemasar harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi para pembeli. Disamping itu
pemasar juga harus mengembangkan pemahaman mengenai cara konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus pemasar harus mengidentifikasi orang yang akan membuat keputusan pembelian, jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian.
Dari beberapa definisi keputusan pembelian yang dikemukakan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan pembelian merupakan proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan perilaku.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
Menurut Cleland dan Bruno dalam Simamora (2003:51), Mendefenisikasn bahwa:
"Yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian ulang hanya dua bagian yaitu: faktor harga dan bukan harga . Faktor bukan harga terdiri dari faktor produk dan faktor non produk. Faktor produk adalah atribut-atribut yang terkait langsung pada produk, yang terkait produk adalah: merek, tahan lama, desain yang menarik, produk yang bergengsi, pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan faktor non produk adalah ketersediaan pasokan produk, produk yang mudah didapatkan."
Menurut Kotler dan Amrstrong (2008:181), terdapat dua faktor yang bisa mempengaruhi niat pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor sikap orang lain
Seseorang yang mempunyai arti penting dalam memberikan pemikirannya kepada seseorang, sehingga mungkin bisa mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen.
Faktor situsional yang tidak diharapkan
Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatannya, harga, dan manfaat yang diharapkannya terhadap produk yang ingin dibeli. Tetapi kejadian yang tidak terduga bisa mengubah semuanya seperti ekonomi yang menurun, pesaing yang semakin banyak, pengaruh negatif seseorang dan yang lain-lain.
Menurut Lamb (2001:96), ada beberapa strategi yang digunakan oleh pedagang atau pengecer untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen guna meningkatkan penjualan perusahaan, yaitu:
Menentukan target pasar
Memilih bauran eceran (Retail mix) yang terdiri atas:
4P (produk, harga, lokasi, promosi)
Personal dan persentasion
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu srategi yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk. Jika strategi yang digunakan oleh perusahaan dapat berjalan lancar maka akan mempengaruhi keputusan pembelian ulang juga.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Dalam pemasaran terdapat bauran (marketing mix) yang merupakan strategi bagi pemasar untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Kegiatan pemasaran perusahaan merupakan usaha langsung untuk mencapai, memberikan informasi, dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan produknya. Menurut Kotler (2005:19), terdapat empat bauran pemasaran (4p), yaitu: product( produk), price (harga) , promotion (promosi), place (distribusi).
Product (produk)
Menurut Kotler dan Keller (2009: 4), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, ide. Adapun unsur- unsur yang meliputi produk yaitu: atribut produk. Menurut Tjiptono (1997:103), Atribut produk adalah unsur – unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
Atribut produk meliputi:
Merek
Menurut American Marketing Asosiation dalam Kotler dan Keller (2009:258), Merek adalah nama istilah, tanda, lambing, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikaan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing. Sedangkan menurut Tjiptono (1997:104), Merek merupakan nama, istilah, tanda symbol/lambang, desain warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.
Jadi dapat disimpulkan merek adalah: istilah, tanda, simbol khusus atau kombinasi dari atribut-atribut lainnya dan dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa untuk membedakan dari produk pesaing.
Menurut Tjiptono (2008:104), merek dapat digunakan untuk beberapa tujuan yaitu:
Sebagai identitas yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.
Alat promosi yaitu, sebagai daya tarik produk.
Untuk membina citra yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kulaitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.
Untuk mengendalikan pasar.
Salah satu kegunaan merek adalah membentuk citra(image). Dalam dinamika pasar yang penuh persaingan, citra merek (brand image) mempunyai peran sangat penting membedakan suatu perusahaan atau produk dengan yang lain. Produk mudah sekali ditiru tetapi merek khususnya citra merek yang terekam dalam benak konsumen tidak dapat ditiru. Tanpa citra yang kuat dan positif sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanngan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada, serta meminta mereka membayar dengan harga yang lebih tingi (Susanto Wijanarko,2004:80) sedangkan menurut Rangkuti (2002:43), Brand image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen.
Kemasan
Menurut Tjiptono (2008:106), pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkusan (wapper) untuk suatu produk.
Adapun tujuan penggunaan kemasan adalah:
Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar isi dan sebagainya.
Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya (seperti obat nayamuk, parfum), dan lain – lain.
Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reausable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain.
Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya.
Sebagai identitas (image) produk, misalnya awet, lembut atau mewah.
Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, mudah dihitung, dan mudah ditangani.
Informasi (labeling), yaitu menyangkut isi pemakaian dan kualitas.
Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.
Jaminan ( garansi)
Menurut Tjiptono (2008:108), Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan / dijanjikan.
Price (harga)
Menurut (2005: 149), Harga merupakan satu-satunya unsur\ bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi/ perusahaan. Seiring dengan itu menurut Kotler dan Keller (2009:67), Harga adalah: salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkam biaya.
Menurut Tjiptono (2008:151), Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk jasa dan dan barang lain nya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa. Jadi dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang (satuan moneter) yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan sejumlah barang jasa untuk memenuhi kebutuhannya, dan akan mendatangkan pendapatan bagi organisasi / perusahaan tersebut.
Place ( distribusi)
Menurut Tjiptono (2008:185), pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha mmeperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dan produsen kepada konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).
Promosi
Merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran, betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarkannya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Menurut Tjiptono (2008:219): Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/menbujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, mebeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan.
d. Proses Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2009:206), ada tujuh peran yang dalam proses keputusan pembelian yaitu:
Pencetus (miniator), yaitu: pengguna orang lain dalam organisasi yang meminta pembelian sesuatu.
Pengguna (user), yaitu: Mereka yang akan menggunakan produk atau jasa. Dalam banyak kasus, pengguna mencetuskan proposal pembelian dan membantu mendefinisikan persyaratan produk.
Pihak yang mempengaruhi (influencer), yaitu: orang yang mempengaruhi keputusan pembelian, seiring dengan membantu mendefinisikan spesifikasi dan menyediakan informasi untuk mengevaluasi alternative-alternatif. Personel teknis adalah influencer yang sangat penting.
Pengambil keputusan (decider) yaitu: orang yang memutuskan persyaratan produk atau pemasok.
Pemberi persetujuan (approver), yaitu: orang yang mengotorisasikan tindakan yang direncanakan oleh pengambil keputusan atau pembeli.
Pembeli (buyer) yaitu: Orang yang mempunyai otoritas resmi untuk memilih pemasok dan mengatur syarat pembelian. Pembeli dapat membantu menyusun spesifikasi produk, tetapi mereka memainkan peran utama dalam memilih vendor dan bernegosiasi. Dalam pembelian yang lebih rumit, pembeli bisa melibatkan manajer tingkat tinngi.
Penjaga gerbang (gatekeeper) yaitu: Orang yang mempunyai kekuatan untuk mencegah penjual atau informasi agar tidak menjangkau anggota pusat pembelian. Misalnya: agen pembelian, resepsionis, dan operator telepon dapat mencegah wiraniaga agar tidak menghubungi pengguna atau pengambil keputusan.
e. Tahap-tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Kotler (2009:184), ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk:
Pengenalan masalahPencarian informasiEvaluasi AlternatifKeputusan PembelianPerilaku Pasca Pembelian
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Gambar 1
Proses Pembelian Model Lima Tahap
Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai dari ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan dari normal seseorang rasa lapar, haus, seks, naik ke tingakt maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa muncul akibat rangsanagan eksternal.
Pencarian informasi
Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok:
Pribadi: Keluarga, teman, tetangga, rekan.
Komersial: Iklan, web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
Publik: Media massa, organisasi pengingat konsumen.
Eksperimental: Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber ini bervariasi dengan kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen menerima informasi terpenting tentang sebuah produk dari komersial yaitu sumber yang didominasi pemasar. Meskipun demikian, informasi yang paling efektif sering berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan otoritas independen.
Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi kepurusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau evaluasi. Misalnya, dokter sering mempelajari obat-obat baru dari sumber-sumber komersial tetaapi beralih ke dokter lain untuk sumber evaluasi.
Menurut Mowen (2002:18), perilaku pencarian konsumen mengacu pada semua tindakan yang diambil konsumen untuk mengidentifikasi dan memeperoleh informasi tentang area pemecahan masalah. Ada dua jenis proses pencarian yang dilakukan oleh konsumen:
Pencarian Internal
Menurut Mowen (2002:18), Merupakan usaha konsumen untuk memanggil kembali memori informasi tentang produk atau jasa yang dapat memecahkan masalah. Adapun proses dalam melakukan pencarian internal yaitu:
Potensi SeluruhMerek dan ProdukPerangkat KesadaranMengenal Merek dan ProdukPerangkat Kesadaran Tidak Mengenal Merek dan ProdukPerangkat PertimbanganProduk dan merek yang memberikan pertimbanganPerangkat tambahan: produk dan merek yang dipandang hampir samaPerangkat tidak layak: produk dan merek yang tidak dapat diterima
Potensi Seluruh
Merek dan Produk
Perangkat Kesadaran
Mengenal Merek dan Produk
Perangkat Kesadaran Tidak Mengenal Merek dan Produk
Perangkat Pertimbangan
Produk dan merek yang memberikan pertimbangan
Perangkat tambahan: produk dan merek yang dipandang hampir sama
Perangkat tidak layak: produk dan merek yang tidak dapat diterima
Gambar 2
Proses dalam melakukan pencarian informasi internal
terhadap suatu merek produk
Sumber: Mowen dan Minor (2002:19)
Menurut Mowen dan Minor (2002:20), Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pencarian internal dipandang sebagai proses dua tahap. Pertama, konsumen memanggil kembali memori jangka panjang atas semua produk dan merek yang disadari konsumen. Perangkat kesadaran (awareness set) merupakan suatu sub perangkat dari seluruh merek potensial di alam semesta dan produk yang tersedia. Pada tingkat minimum, suatu perusahaan ingin agar mereknya menjadi bagian dari perangkat kesadaran setiap konsumen, karena bila konsumen tidak menyadari suatu merek, mereka tidak akan memeperkenalkan merek tersebut. Sekitar 90 persen dari produk-produk baru ditarik dalam tiga tahun sejak merek diperkenalkan.
Setelah mendapatkan perangkat kesadaran memori jangka panjang, tahap kedua yaitu: konsumen memisahkan produk dan merek ke dalam tiga kategori: (1) Perangkat pertimbangan (consideration set) yaitu: merek-merek dan produk-produk yang dapat dipertimbangkan lebih lanjut. (2)Perangkat lamban(inert set) yaitu: merek-merek dan produk yang diacuhkan oleh konsumen. (3)Perangkat tak layak (inept set) yaitu: merek dan produk yang oleh konsumen dianggap tidak layak.
Pencarian eksternal
Menurut Mowen dan Minor (2002:18), pencarian eksternal meliputi: akuisisi informasi dari sumber-sumber luar, seperti teman, periklanan, pengepakan, "laporan konsumen"dan personil penjualan.
Menurut Mowen dan Minor (2002:21), Para konsumen terlibat dalam suatu pencarian exsternal yang bertujuan memperoleh informasi yang cukup untuk mengidentifikasi dan membandingkan alternatif. Secara formal pencarian external didefinisikan sebagai tingkat perhatian, persepsi, upaya yang diarahkan untuk memperoleh data lingkungan yang berhubungan dengan pembelian spesifik berdasarkan pertimbangan.
Menurut Mowen dan Minor (2002:21), Jenis-jenis informasi yang dicari melalui pencarian eksternal yaitu: (1) Merek-merek alternatif yang tersedia, (2) kriteria evaluasi yang membandingkan merek, (3) pentingnya berbagai kriteria evaluasi, (4) informasi yang membentuk keyakinan: atribut yang dimiliki merek, manfaat yang diberikan berbagai atribut.
Evaluasi alternatif
Menurut Kotler dan Keller (2009:186), Ada beberapa proses, dan sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional.
Ada beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi:
Konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan.
Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
Konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.
Keputusan pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2009:187), Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub keputusan: merek (merek A), penyalur (penyalur 2), kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan metode pembayaran (kartu kredit).
Perilaku pasca pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2009:190), Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawarirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut.
Karena tugas pemasar tersebut berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasaca pembelian, dan penggunanan produk pasca pembelian.
Konsep Merek
Pengertian Merek
Menurut American Marketing asosiation dalam Kotler dan Keller (2009:258), Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, desain, atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensisikan mereka dari para pesaing. Maka merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendifferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional, atau nyata berhubungan dengan kinerja produk dari merek. Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbiolis, emosional, aatau tidak nyata berhungan dengan apa yang dipresentasikan merek. Menurut Susanto dan Wijanarko (2004:1), merek yang kuat merupakan asset yang tak berwujud (intangible asset) yang sangat berharga bagi perusahaan yang merupakan alat strategi utama.
Menurut William J Stanton dalam Rangkuti (2002:36), Merek adalah nama, istilah, simbol dan desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. Sedangkan menurut Tjiptono (2008:104), Merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol/lambang, desain warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.
Dari pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan merek adalah: istilah, tanda, symbol khusus atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang merupakan asset tak berwujud (intangible asset) dan dimasukkan untuk menidentifikasi barang atau jasa untuk membedakannya dari produk pesaing.
Brand Image (Citra Merek)
Pengertian Brand Image
Dalam dinamika pasar yang penuh persaingan, brand image (citra merek) mempunyai peran penting karena dapat membedakan suatu perusahaan atau produk dengan yang lain. Produk mudah sekali ditiru tetapi merek khususnya citra merek yang terekam dibenak konsumen, tidak dapat ditiru. Tanpa citra yang kuat dan positif sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada, serta meminta mereka membayar dengan harga yang lebih tinggi (Susanto dan Wijanarko, 2004:80).
Menurut Tjiptono (2002:49), Brand image (brand description) merupakan deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen tentang merek tertentu. Sedangkan asosiasi merupakan atribut yang ada didalam merek dan memiliki suatu tingkat kekuatan. Selain itu menurut Rangkuti (2002:43), Brand image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image, hal ini sering juga disebut dengan kepribadian merek (brand personality). Menurut Kartajaya (2006:373): Citra merek yang terjadi dibenak konsumen tidak selalu sama dengan pesan yang dibawakan iklan bahkan positioning yang diinginkan. Sebab berbagai asosiasi yang tertanam dibenak konsumen tidaklah hanya berasal dari periklanan. Pengalaman ketika membeli,menggunakan, bahkan menjual kembali produk tersebut juga akan menghasilkan berbagai asumsi. Kalau asumsi yang terbentuk itu memperkuat positioning yang dikomunikasikan lewat periklanan dan menguntungkan. Namun juga pengalaman membentuk asosiasi yang tidak diinginkan maka hal ini akan menimbulkan masalah.
Menurut Darmadi (2001:69), Asosiasi adalah segala kesan yang muncul dibenak konsumen yang lekat dengan ingatannya mengenai suatu merek. Sedangkan menurut Aaker dalam Rangkuti (2002:43), Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek.
Dari kedua pendapat para ahli diatas maka dapat di simpulkan bahwa asoasiasi adalah segala sesuatu yang melekat dibenak konsumen mengenai merek tersebut. Jadi keterikatan suatu merek akan lebih kuat bila diiringi dengan pembelian dan akan berlanjut pada keputusan pembelian ulang terhadap merek tersebut. Dengan begitu diharapkan berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangsang sehingga membentuk citra tentang merek (brand image) dalam benak konsumen.
Menurut Darmadi (2001:69), berbagai fungsi asosiasi tersebut adalah:
Membantu proses penyusunan informasi
Membedakan, suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi upaya perbedaan suatu merek dengan merek yang lain.
Alasan pembelian, asosiasi merek memerlukan berbagi atribut produk atau manfaat bagi konsumen yang dapat meberikan alas an spesifik bagi konsumen untuk mebeli dan menggunakan merek tersebut.
Menciptakan sikap atau perasaan positif, beberapa asosiasi mampu merangsang suatu perasaan positif terhadap merek yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Kotler (2002:225), Citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang konsumen terhadap suatu produk tertentu. Suatu merek yang telah mapan memiliki posisi penjualan yang lebih tinggi dalam persaingan bila didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi yang paling berhubungan akan menambah suatu rangkaian yang disebut brand image (Darmadi, 2004:69).
Komponen Brand Image
Menurut Simamora dalam Nedi (2008:21), komponen brand image terdiri atas 3 bagian, yaitu:
Citra produsen (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa meliputi: popularitas, kredibilitas serta jaringan perusahaan.
Citra konsumen (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi pemakai itu sendiri, gaya hidup/kepribadian, serta status sosialnya.
Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunanya, serta jaminan.
Manfaat Brand Image
Menurut Sutisna (2001:83), ada beberapa manfaat dari citra merek yang positif, antara lain:
Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.
Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama.
Kebijakan family branding dan leverage branding dapat dilakukan jika citra produk yang telah ada positif.
Pada umumnya citra merek (Brand image) menjadi pijakan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian dan loyalitas terhadap merek tersebut.
Faktor-faktor pembentuk Brand image
Schiffman dan Kanuk dalam Nedi (2008:21), menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek adalah sebagai berikut:
Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.
Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.
Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.
Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya.
Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen.
Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi citra jangka panjang.
Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.
Konsep Produk
Pengertian Produk
Pengertian produk menurut Tjiptono (2008:95), yaitu "Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan." Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:4). "Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk memuaskan keinginan kebutuhan."
Jadi, produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa atau orang pribadi, organisasi, dan ide. Dimana produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.
Level Produk/ Tingkatan Produk
Dalam merencanakan tawaran pasar, pemasar perlu berfikir melalui lima level produk. Tiap level menambahkan lebih banyak pelanggan dan kelimanya membentuk hirarki nilai pelanggan. Lima level produk yang perlu dipahami dalam merencanakan penawaran atau produk adalah (Tjiptono,2008:96):
Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari bsetiap produk.
Produk generic, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).
Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal(layak) diharapkan dam disepakati untuk dibeli.
Produk pelengkap (augmented product), yakni berupa atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.
Hirarki Produk
Setiap produk berkaitan hirarkis dengan produk-produk tertentu lainnya.Hirarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Menurut Kotler dan Keller (2009:15), hirarki produk terdiri atas tujuh tingkatan, yaitu:
Keluarga kebutuhan (Need family), yaitu kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk. Contohnya keamanan.
Keluarga produk (Product family), yaitu semua kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti dengan efektifitas yang masuk akal. Contohnya, tabungan dan penghasilan.
Kelas produk (product class), yaitu sekelompok produk dalam keluarga produk yang diakui mempunyai ikatan fungsional tertentu. Contoh instrument keuangan.
Lini produk (product line), yaitu sekelompok produk dalam kelas produk yang saling terkait erat karena produk tersebut melakukan fungsi yang sama, dan dipasarkan melalui saluran yang sama, atau masuk dalam rentang harga tertentu. Sebuah lini produk bisa terdiri dari merek-merek berbeda atau kelompok merek tunggal atau merek individual yang merupakan lini diperluas. Contoh: asuransi jiwa.
Jenis produk (product type), yaitu sekelompok barang dalam lini produk yang sama-sama memiliki salah satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk tersebut. Contoh Asuransi berjangka.
Barang (item) (yang juga disebut unit pencatatan persediaan (Stockkeeping unit),atau varian produk (product variant) yaitu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan atau ciri lain. Contoh asuransi berjangka prudential yang dapat diperpanjang
Klasifikasi Produk
Menurut Tjiptono (2008:98), klasifikasi produk bisa dilakukan atas atas berbagai macam sudut pandang. Barang berwujud tidak hanya produk yang dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu:
1) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan. dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu:
Barang tidak tahan lama (non durable goods)
Yaitu barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaina, dimana umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya adalah sabun, minuman, makanan ringan, gula, dan garam.
Barang tahan lama (durable goods)
Yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contonya Tv, lemari, mobil, komputer dan lain-lain.
2) Jasa
Merupakan aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual contohnya salon kecantikan, hotel dan lain-lain.
Selain berdasarkan daya tahannya, produk umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini menurut Kotler dan Keller (2009:6), produk dapat dibedakan atas:
Barang konsumen
Yaitu: Mengklasifikasikan sejumlah besar barang yang dibeli konsumen berdasarkan kebiasaan belanja. Kami membedakan menjadi barang sehari-hari, belanja, khusus, dan tidak dicari.
Convenience Goods (barang sehari-hari)
Yaitu konsumen biasanya sering membeli degan segera dan dengan usaha minimum. Contohnya meliputi minuman ringan, sabun, dan surat kabar.
Shopping goods (barang belanja)
Yaitu barang-barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. Contohnya meliputi perabotan, pakaian, mobil bekas, dan peralatan rumah tangga.
Specialty goods (barang special)
Yaitu mempunyai karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak yang membeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contohnya meliputi mobil, komponen stereo, peralatan fotografi, dan setelan pria.
Un sought goods (barang yang tidak dicari)
Yaitu barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau biasanya mereka tidak terpikir untuk membelinya. Contohnya detector asap.
Barang industri
Barang industri dapat diklasifikasikan berdasarkan biaya relative mereka dan bagaimana mereka memasuki proses produksi: bahan dam suku cadang, barang modal, serta pasokan dan layanan bisnis. Ada tiga kelompok barang industri yang dapat dibedakan menurut Kotler dan Keller (2009:7), "yaitu bahan baku dan suku cadang barang modal, pasokan dan layanan bisnis". Bahan baku dan suku cadang (materials and parts) adalah barang-barang yang seluruhnya masuk keprodusen tersebut. Barang modal (capital items) adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang modal memiliki dua kelompok: instalasi dan peralatan. Instalasi terdiri dari atas bangunan (pabrik dan kantor) dan peralatan (generataor, bor, computer, mainframe dan elevator).
Jadi setiap perusahaan perlu memahami kriteria suatu produk termasuk jenis yang mana, tergantung pada masing-masing individu. Klasifikasi produk terhadap suatu barang konsumen dapat berubah seiring dengan semakin lamanya suatu barang konsumen dapat berubah seiring dengan semakin lamanya suatu barang tersedia di pasar.
Hubungan Antara Brand Image Dengan Keputusan Pembelian
Menurut Schifman dan Kanuk (2007:173), "Jika konsumen tidak mempunyai pengalaman dengan suatu produk, mereka cenderung untuk "mempercayai" merek yang disukai atau yang terkenal. Para konsumen sering menganggap merek-merek yang terkenal lebih baik dan pantas dibeli karena adanya jaminan penuh terhadap kualitas, keandalan, kinerja, dan pelayanan".
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Peter dan Olsen dalam Rangkuti (2004:20), tentang pengambilan keputusan pembelian, "Apabila pelanggan dihadapkan pada pilihan seperti nama merek, harga, serta, berbagai atribut produk lainnya, ia akan cenedrung memilih nama merek terlebih dahulu setelah itu baru memikirkan harga. Pada kondisi seperti ini, merek merupakan pertimbangan pertama dalam pengambilan keputusan secara cepat".
Menurut Kapferer dalam Rangkuti (2004:16), "Apabila suatu konsep merek yang kuat dapat dikomunikasikan secara baik kepada pasar sasaran yang tepat, maka merek akan menghasilkan brand image yang dapat mencerminkan identitas merek yang jelas".
Hubungan Antara Produk Dengan Keputusan Pembelian
Pengertian produk menurut Tjiptono (2008:95), yaitu "Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan".
Menurut Peter dan Olso (2000:168), "Strategi produk didesain untuk mempengaruhi konsumen baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Pada tahap jangka pendek akan mempengaruhi konsumen agar selalu melakukan pembelian, sedangkan pada jangka panjang akan mempengaruhi konsumen agar selalu melakukan pembelian ulang dan akan menciptakan yang namanya loyalitas". Strategi ini didesain dengan baik agar dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk dan diharapkan akan berlanjut pada pembelian ulang.
Temuan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yudi (2006) tentang pengaruh brand image da produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Vario di Kota Padang, dapat disimpulkan bahwa brand image dan produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Vario di Kota Padang.
Penelitian yang dilakukan oleh Hendra (2009) tentang pengaruh brand image dan produk terhadap keputusan pembelian ulang pada konsumen pasta gigi pepsodent di kota Padang, dapat disimpulkan bahwa brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang pada konsumen pasta gigi Pepsodent di kota Padang.
Kerangka Konseptual
Merek memegang penting salah satunya menjembatani harapan konsumen pada saat produsen menawarkan suatu produk. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibeli sehubungan dengan nama produk, manfaat produk, bentuk produk, nilai-nilai produsen, kwalitas produk, daya tarik produk, kemudahan layanan dan lain sebagainya. Demikian juga Kopi.
Dalam penelitian ini variabel citra merek (brand image) dan produk diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko.
Keputusan pembelian adalah berbagai informasi yang yang telah didapat konsumen tentang preferensi dan keinginan mereka untuk membuat keputusan akhir, apakah akan membeli atau/tidak. Konsumen akan melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk apabila produk yang dihasilkan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan keinginan konsumen tersebut. Dengan brand image yang kuat yang dimiliki produk kopi Kiniko diharapkan konsumen akan melakukan pembelian.
Brand image mempunyai peran sangat penting karena membedakan suatu perusahaan atau produk dengan yang lain. Produk mudah sekali ditiru tetapi merek khususnya citra merek yang terekam dalam benak konsumen tidak dapat ditiru.
Persaingan yang semakin kuat dan kompetitif menurut suatu kerja keras bagi perusahaan agar mampu bertahan dan sukses dalam memenangkan persaingan. Perusahaan harus berusaha untuk memberikan suatu produk yang berkualitas agar dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan akan mempertahankan kelangasungan hidup dan profitabilitas perusahaan. Agar dapat mempengaruhi konsumen baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Berdasarkan masalah dan kajian teori yang telah penulis uraikan sebelumnya, penulis akan meneliti tentang pengaruh brand image dan produk terhadap keputusan pembelian. Untuk mengarahkan penulisan skripsi ini, maka diperlukan suatu kerangka pemikiran yang akan menjadi acuannya.
Brand Image (X1)Keputusan Pembelian (Y)Produk (X2)Secara sistematis kerangka berpikir dalam penulisan ini akan digambarkan sebagai berikut:
Brand
Image (X1)
Keputusan Pembelian (Y)
Produk (X2)
Gambar 3. Kerangka Konseptual.
Hipotesis
Dari perumusan masalah di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko di Batusangkar.
Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pembelian kopi bubuk Kiniko di Batusangkar.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka penelitian ini digolongkan kepada penelitian kausatif. Menurut Idris (2010:13), "Penelitian kausatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menentukan hubungan sebab akibat dari suatu variabel bebas terhadap variabel terikat." Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berbentuk penelitian kausatif yang menentukan hubungan sebab akibat antara variabel bebas terhadap variabel terikat yakni sejauh mana variabel bebas berakibat terhadap variabel terikat tersebut.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2013. Lokasi penelitian adalah di Batusangkar.
Populasi dan Sampel
Populasi
Sekaran (2006:121) menjelaskan bahwa, populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin diinvestigasi oleh peneliti. Dalam penelitian ini populasi tidak diketahui, oleh sebab itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen atau orang
yang berminat melakukan pembelian terhadap kopi merek kopi Kiniko di Batusangkar.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan pendekatan rumus Cochran oleh Wiiliam G. Cochran dalam Israel (2009:3), sebagai berikut:
n = Z2pq
е2
Dimana :
n = jumlah sampel
Z = nilai pada kurva normal (1-α) = 95%
p = proporsi estimasi dari kejadian pada populasi (0.5)
q = 1-p (1-0.5 = 0.5)
e = standar deviasi / kelonggaran (10%)
maka:
n = (1.95)2(0.5)(0.5)
(0,1)2
n = 95,06 (Untuk keperluan penelitian ini, maka jumlah sampel yang akan dijadikan responden adalah 100 orang)
Karena jumlah populasinya tidak diketahui maka dalam pengambilan sampel penulis menggunakan metode non probabilitas. Didalam pengambilan sampel ditentukanlah beberapa kriteria yaitu warga Batusangkar yang datang langsung ke CV. Kiniko maupun yang di temui di warung kopi.
Selanjutnya dilapangan peneliti menggunakan teknik accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel yang terjadi secara kebetulan/berdasarkan faktor spontanitas. Artinya, siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan ciri-ciri yang dikehendaki, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel.
Jenis dan Sumber Data
Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perorangan, seperti hasil wawancaraa tau pengisian kuesioner (Umar, 1997:125). Dalam penelitian ini data primer berupa jawaban kuesioner responden dari pertanyaan yang telah dibuat peneliti terhadap variabel bebas yaitu brand image dan produk selanjutnya keputusan pembelian sebagai variabel tidak bebas.
Data Sekunder
Data Sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidaklangsung melalui media perantara/diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Nur, 1999:147). Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang relevan dengan penelitian serta gambaran umum perusahaan
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui :
1. Kuesioner (angket). Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab yang digunakan untuk mendapatkan data primer.
2. Dokumentasi, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang bersumber pada tulisan seperti buku, majalah, surat kabar yang berhubungan dengan penelitian ini.
F. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat variabel, yaitu: variabel bebas (independen) yang terdiri dari brand image (XI) dan produk (X2) serta variabel terikat (dependen) yaitu keputusan pembelian (Y). Untuk menghindari luasnya pembahasan dan kesalahan dalam penafsiran maka perlu dijelaskan secara operasional variabel-variabel yang ada antara lain:
Variabel bebas (X)
Brand image yaitu: segala sesuatu yang muncul dibenak konsumen tentang suatu produk.
Komponen brand image terdiri atas 3 bagian, yaitu:
Citra produsen (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa.
Citra konsumen (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.
Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk.
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli, digunakan, atau observasi pasar, sehingga pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Variabel terikat (Y)
Keputusan pembelian
Suatu kegiatan membeli sebuah barang atau jasa yang dipilih berdasarkan informasi yang telah didapat tentang produk apakah akan membeli atau tidak, yang ditandai dengan melakukan pembelian terhadap produk kiniko yang mana indikator yang digunakan adalah memutuskan untuk membeli kopi bubuk atau tidak membeli kopi bubuk Kiniko.
Definisi operasional variabel dapat dilihat dalam Tabel 3.1, sebagai berikut:
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel
Defenisi
Indikator
Sub Indikator
Pengukuran
Brand
Image
(X1)
merupakan deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen tentang merek tertentu
Merek
Merek kopi Kiniko mudah diingat dan diucapkan
Merek kopi Kiniko melekat pada benak saya
Mudah menemukan kopi merek Kiniko
Skala likert
a.Sanga tsetuju
b.Setuju
c,Kurang setuju
d.Tidak setuju
e.Sangat tidak setuju
Logo
Logo kopi Kiniko mudah diingat
Kualitas
Kopi Kiniko memiliki Kualitas yang bagus
Kemasan produk praktis
Manfaat
Banyaknya manfaat yang ditawarkan oleh kopi Kiniko
Kopi Kiniko memberikan manfaat bagi saya
Kopi Kiniko cocok dikonsumsi pria dan wanita
Produk
(X2)
merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk memuaskan keinginan kebutuhan
Rasa
Cita rasa yang ditawarkan kopi Kiniko dapat memuaskan saya
Memiliki aroma yang harum
Skala likert
a.Sangat setuju
b.Setuju
c.Kurang setuju
d.Tidak setuju
e.Sangat tidak setuju
Harga
Harga kopi Kiniko terjangkau oleh semua kalangan
Harga kopi Kiniko sesuai dengan kualitas yang diberikan
Kemasan
Kemasan menarik, aman dan bersih
Adanya beragam ukuran kemasan yang ditawarkan
Khasiat
Memberikan khasiat untuk menghilangkan kantuk
Keputusan pembelian
(Y)
Merupakan proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif, dan memilih salah satu diantaranya
Keputusan pembelian
Membeli
b. Tidak membeli
Skala nominal
Ya (1)
Tidak (0)
Instrument Penelitian
Bentuk Instrumen
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data yang dikembangkan dengan kajian teori, definisi operasional, variabel penyebab, variabel akibat yang selanjutnya dikembangkan dengan penjabaran indikator-indikator. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dimana responden diminta untuk memberikan tanggapan dengan menandai salah satu pilihan jawaban yang diberikan.
Kuesioner yang digunakan dalam penelituian yang akan dilakukan ini disusun dengan menggunakan Skala Likert. Teknik pengukuran yang ditetapkan adalah berdasarkan ranking atau peringkat atribut yang dinyatakan, dimana responden hanya memilih satu dari alternatif yang disediakan. Dalam Tabel 3.2, penulisan ini menggunakan pembobotan sebagai berikut:
Tabel 3.2. Pembobotan Pernyataan Responden
Keterangan
Bobot
Pengukuan
a. Alternatif jawaban sangat setuju diberi nilai
5
Sangat Kuat
b. Alternatif jawaban setuju diberi nilai
4
Kuat
c. Alternatif jawaban kurang setuju diberi nilai
3
Sedang
d. Alternatif jawaban tidak setuju diberi nilai
2
Kurang Kuat
e. Alternatif jawaban sangat tidak setuju diberi nilai
1
Tidak Kuat
Penilaian responden terhadap brand image dan produk dikatakan positif jika bobot jawaban 3, sedangkan penilaian responden dikatakan negatif jika bobot jawaban < 3.
Untuk variabel terikat responden hanya memilih satu dari dua alternatif yang disediakan, yang masing-masing jawaban diberi skor seperti berikut:
Ya = 1
Tidak = 0
Untuk memastikan apakah instrument yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua macam pengujian, yaitu reliabilitas dan validitas.
UjiValiditas
Validitas mengambarkan bahwa pernyataan yang digunakan mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur. Suatu angket dikatakan valid jika pernyataan dalam angket tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dari angket itu. Jika butir-butir sudah valid berarti butir-butir tersebut sudah dapat mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dalam penelitian ini instrumen disusun berdasarkan pada validitas bangun dengan jalan mengembangkan indikator menjadi butir-butir pertanyaan ke dalam instumen. Untuk mengetahui kolerasi antara skor item dengan skor total instrumen digunakan rumus Product Moment (Idris, 2010:8), yaitu:
Dimana:
= Koefisien kolerasi satu item dengan item total
X = Jumlah skor tiap item
X = Jumlah kuadrat skor item
= Jumlah skor seluruh item
= Jumlah kuadran skor seluruh item
= Jumlah hasil kali skor x dan y
= Jumlah responden
Kriteria pengujiannya adalah jika berarti valid, sebaliknya jika < berarti tidak valid. Analisis data dengan bantuan menggunakan program SPSS versi 16,00. mengacu pada tabel r untuk uji satu arah.
Dari hasil uji coba 30 responden terhadap penelitian ini ternyata semua item pertanyaan pada kuesioner dinyatakan validitas. Di sini dapat dilihat dari tabel corrected item total correlationyang terdapat pada lampiran semua item pertanyaan yang pada variabel x1 yaitu brand image> 0,364, Begitu juga dengan variabel x2 yaitu produk > 0,364.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relative consisten apabila pengukuran terhadap aspek yang sama pada alat ukur yang sama.
Sedangkan untuk mengukur keandalan (reability) kuesioner digunakan rumus Cronbach Alpha (Idris, 2010:8), sebagai berikut:
Dimana:
= Koefisien reliabilitas
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya jumlah item
= Jumlah varians skor item
= Varians skor total
Tingkat reabilitas dengan metode Cronbach Alpha diukur berdasarkan skala alpha 0 (nol) sampai 1 (satu). Adapun kriteria pengujian reabillitas adalah jika berarti reliabel, sebaliknya jika < berarti tidak reliabel.
Dari hasil pengujian 30 responden dinyatakan penelitian ini reliabilitas dapat dilihat pada tabel cronbach's Alpha yang terdapat pada lampiran yang pada variabel nilainya untuk X1 sebesar 0.903 dan X2 sebesar 0.888 berarti mendekati 1. Jadi, semua item pertanyaan pada penelitian ini dinyatakan reliabilitas.
Teknik Analisis Data
Verifikasi Data
Yaitu dengan memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk memastikan apakah semua pertanyaan sudah dijawab dengan lengkap oleh responden.
Menghitung Nilai Jawaban
Menghitung nilai rerata jawaban responden dengan menggunakan rumus:
=
Dimana:
= Mean (rata-rata)
Xi = Data pengamatan
n = Jumlah data sampel
Menghitung nilai AP masing-masing kategori jawaban dari deskriptif variabel, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
AP = /Sit .100%
Dimana:
AP = Angka persentase yang dicari
Rs = Skor rata-rata (mean) setiap variabel
n = Skor ideal setiap variabel (Riduwan dan Akon,2007:158)
Menurut Riduwan (2004:88), nilai persentase dimasukkan ke dalam kriteria interpretasi skor sebagai berikut:
Angka 0% -20% = sangat lemah
Angka 21%-40%= Lemah
Angka 41%-60% = Cukup
Angka 61%-80% = Kuat
Angka 81%- 100% = Sangat Kuat
Analisis Induktif
Regresi Logistik
Regresi Logistik bertujuan untuk memprediksi besar variabel terikat yang berupa sebuah variabel binary dengan menggunakan variabel bebas yang sudah diketahui besarnya syarat analisis regresi logistik asal datanya harus nominal, untuk memperkirakan pengaruh Brand image dan produk terhadap keputusan kopi bubuk Kinio, maka digunakan persamaan sebagai berikut (Idris, 2010:56):
Dimana:
E = error
A = konstanta
U = persamaan regresi linear
B = koefisien regresi
= Brand image
= produk
Variabel terikat adalah jenis data nominal dengan 2 karakter yaitu:
0=tidak 1=ya
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis 1, 2 maka digunakan analisis Wald Test, yaitu untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan rumus sebagai berikut: (Dalam Supriadi, 2006:50)
Dimana :
= nilai
koefisien regresi.
standar kesalahan koefisien regresi.
Dimana:
Jika maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Jika < maka Ha ditolak dan Ho diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
CV. Kiniko adalah suatu usaha kecil menengah bergerak di bidang pengolahan makanan dan minuman tradisional yang berdiri pada tahun 1981 dan dikeluarkan izin sebagai Badan Usaha Kecil No.453/3122/VII/ 86288/1986 dengan Nama KINIKO ENTERPRISE. Didirikan oleh Almarhum Drs. Abdul Aziz Idris.Lokasi perusahaan terletak di Nagari Tabek Patah Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar yang merupakan kawasan strategis sebagai tempat daerah kunjungan Wisata Domestik maupun Internasional.
Visi:
"Terbukanya pola pikir dan wawasan penduduk di Nagari Tabek Patah."
Misi:
"Meningkatkan kesejahteraan Penduduk di Nagari Tabek Patah khususnya dan Batusangkar pada umumnya melalui penyerapan tenaga kerja hasil panen."
Maksud Tujuan Pendirian Perusahaan:
Melaksanakan anjuran Bapak Presiden Soeharto yaitu agar sebaiknya Industri didirikan di desa sehingga bisa:
Menyerap tenaga kerja.
Memajukan/mencerdaskan masyarakat desa.
Meningkatkan pendapatan masyarakat desa.
Mencegah pengangguran dan urbanisasi.
Memajukan industri di Tanah Datar.
Mengolah hasil kopi di Tanah Datar.
Memperkenalkan Tanah Datar, khususnya Sumatera Barat umumnya ke dunia luar bahwa di daerah ini bisa diandalkan kemampuannya dalam bidang perindustrian.
Kiniko mempunyai rencana sebagai berikut:
Rencana jangka pendek, yaitu:
Meningkatkan penjualan dengan daerah pemasaran seluruh pulau Sumatera.
Mengusahakan hasil kopi yang ada di Tanah Datar dapat diserap/dibeli oleh Kiniko.
Mengusahakan menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin.
Memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Meningkatkan disiplin kerja.
Membuat hubungan yang harmonis sesama karyawan dan karyawan dengan atasan.
Rencana jangka panjang, yaitu:
Kiniko telah menanam bibit di kebun-kebun sendiri untuk kebutuhan bahan mentah di kemudian hari.
Bahan-bahan mentah yang ada di Tanah Datar yang bisa diolah menjadi barang jadi, akan diusahakan oleh Kiniko untuk memproduksi.
Kiniko akan berusaha terus untuk lebih maju dan berkembang sehingga bisa sejajar dengan perusahaan yang kebih maju.
Melanjutkan semua rencana yang ada dalam jangka pendek.
Mengusahakan pemasaran secara nasional dan mengekspor ke luar negeri.
Produksi CV. Kiniko
CV. Kiniko telah mendapatkan sertifikat SNI No.01-3542-94 dan telah terdaftar di Badan POM Dep Kes RI No.SP.05/0312/93. Adapun produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Kopi Bubuk
Kopi Jahe
Kopi Daun
Serbat
Ramuan Pinang
Pisang Sale Stick
Dodol Pepaya
Dodol Nenas
Dodol Sirsak
Kipang Mihun
Kopi bubuk Kiniko merupakan kopi olahan tradisional, terbuat dari kopi Robusta dengan pengolahan sederhana dan dapat menghasilkan bubuk kopi yang halus.Selain mengolah bijinya, Kiniko pun mengangkat kembali minuman tradisional Minang Kabau yang bermukim di daerah pegunungan, terbuat dari daun kopi.
Wilayah Pemasaran dan Target Market Produk CV. KINIKO
Produk-produk yang dihasilkan CV. Kiniko lebih banyak dipasarkan di daerah-daerah yang ada di Sumatera Barat, seperti kota Batusangkar, kota Bukittinggi, kota Padang Panjang, kota Solok, kota Sawahlunto/Sijunjung, kota Payakumbuh, dan kota Padang. Dalam perkembangannya hingga saat ini CV. Kiniko telah mengembangkan wilayah pemasarannya hingga sampai ke propinsi Riau, tepatnya di kota Pekanbaru. Tidak hanya itu, produk olahan makanan dan minuman CV. Kiniko ini juga sudah dikenal di Negeri Jiran Malaysia, hasil kerja sama dengan Travel Biro (ASITA) yang terdapat di Sumatera Barat.
Adapun target pasar yang dibidik oleh CV. Kiniko untuk produk yang dihasilkannya yaitu kelas menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan merupakan produk usaha kecil menengah yang standar dan pengolahan atau proses produksi yang masih bersifat tradisional. Oleh karena itu, harga yang ditawarkan mudah terjangkau oleh konsumen karena harga ditetapkan berdasarkan biaya-biaya produksi atau berdasarkan harga pokok produksi.
Penghargaan yang Diperoleh CV. Kiniko
Piagam Penghargaan Gubernur Sumbar Bapak Hasan Basri Durin.
Piagam Penghargaan Citra Eksekutif Pembangunan Indonesia 2002.
Piagam Penghargaan Bupati Tanah Datar Bapak Mahdar Saisa.
Piagam Penghargaan Kepala Biro Pusat Statistik Prop Sumbar Bapak Drs.Armuni Umar.
Piagam Penghargaan Enterpreneur Sumatera Barat Versi Kadin Padang.
Struktur Organisasi CV. Kiniko
Organisasi adalah suatu wadah serta proses kerja sama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formil dalam rangkaian hierarki untuk tujuan yang telah ditentukan. Organisasi dalam arti struktur adalah gambaran secara sistematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha pencapaian tujuan.
Sebuah perusahaan pasti menginginkan terciptanya suatu kondisi dengan sistem kerja yang efisien dan efektif. Begitu juga dengan CV. Kiniko yang juga menginginkan hal tersebut dapat terwujudkan. Adapun struktur organisasi CV. Kiniko adalah sebagai berikut:
PENDIRIKOMANDITERDIREKTURPURCHASINGADM KEUANGANPERSONALIAPUBLIC RELATIONGM PABRIKADM/KEU PABRIKCHEEF SECURITYGM CENTRA & CAFEGM PERTANIANBHN BAKU/JADIKARYAWANSALESPRODUKSI KOPIPRODUKSI MAKANANPACKING MINUMANDRIVERSTOCK BARANGCLEANING SERVICESTOCK BRGKASIR CENTRAKASIR CAFE
PENDIRI
KOMANDITER
DIREKTUR
PURCHASING
ADM KEUANGAN
PERSONALIA
PUBLIC RELATION
GM PABRIK
ADM/KEU PABRIK
CHEEF SECURITY
GM CENTRA & CAFE
GM PERTANIAN
BHN BAKU/JADI
KARYAWAN
SALES
PRODUKSI KOPI
PRODUKSI MAKANAN
PACKING MINUMAN
DRIVER
STOCK BARANG
CLEANING SERVICE
STOCK BRG
KASIR CENTRA
KASIR CAFE
Sumber : CV. KINIKO tahun 2013
Gambar 4.1
Struktur Organisasi CV. Kiniko
B. Karakteristik Responden
1. Deskripsi Respon
Dari jumlah kuesioner penelitian yang disebar yaitu sebanyak 100 kuesioner, maka penulis memperoleh gambaran tentang karakteristik responden dan data-data lainnya sebagai berikut:
Tabel 4.1. Jenis kelamin Responden
Jenis Kelamin
Frekwensi
Persentase (%)
Laki-laki
73
73
Perempuan
27
27
Jumlah
100
100
Sumber: Data primer (diolah) 2013.
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang ditemui yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 73 orang (73%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 orang (27%). Berarti pemakai kopi bubuk Kiniko ini banyak dikonsumsi oleh kaum laki-laki.
Tabel 4.2. Umur Responden
Umur (tahun)
Frekwensi
Persentase(%)
17-22
9
9
23-28
32
32
29-34
17
17
35-40
23
23
>40
19
19
Jumlah
100
100%
Sumber: Data primer (diolah) 2013.
Dari Tabel 4.2 di atas dapat kita lihat bahwa responden yang banyak ditemui dalam penelitian ini adalah yang berusia antara 23 – 28 tahun yaitu sebesar 32 orang (32%) dan responden yang paling sedikit ditemui adalah yang berusia 17-22 tahun yaitu sebesar 9 orang (9%). Kopi bubuk Kiniko baik dikonsumsi kalangan muda dan tua berarti disini image kopi bubuk Kiniko sangat kuat bagi kaum muda dan tua.
Tabel 4.3. Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Frekwensi
Persentase(%)
PNS
21
21
TNI/Polisi
1
1
Swasta
12
12
Wiraswasta
59
59
Mahasiswa
7
7
Jumlah
100
100%
Sumber: Data primer (diolah) 2013.
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang banyak ditemui dalam penelitian ini adalah responden yang jenis pekerjaannya wirasawasta yaitu sebesar 59 orang (59%) dan responden yang paling sedikit ditemui adalah responden TNI/Polisi yaitu sebesar 1 orang (1%).
Tabel 4.4. Pendapatan Responden
Pendapatan
Frekwensi
Persentae (%)
1000.000-1.500.000
21
21
1.500.000-2.000.000
28
28
2.000.000-3.000.000
39
39
3.000.000-5.000.000
11
11
5.000.000
1
1
Jumlah
100
100%
Sumber: Data primer (diolah), 2013.
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden yang banyak ditemui dalam penelitian ini berdasarkan jumlah pendapatan per bulannya yaitu sebesar Rp2.000.000-3.000.000 sebanyak 39 orang (39%). Sedangkan responden yang paling sedikit ditemui adalah responden yang berpenghasilan sebesar >Rp5.000.000 dan yang berpenghasilan Rp1.000.000-Rp1.500.000 yaitu 21 orang (21%). Dari data yang dilihat dapat disimpulkan bahwa calon pembeli kopi bubuk Kiniko ini memang cocok untuk semua usia.
2. Deskripsi Variabel Penelitian
Hasil penelitian ini didasarkan pada isian responden yang berjumlah 100 orang responden. Berasarkan penelitian yang telah dilakukan masing-masing variabel penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Variabel Brand Image
Indikator yang ada dalam variabel brand image dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Variabel Brand Image (X1)
Indikator
No. Item
SS
S
KS
TS
STS
Skor
Rerata
AP
Fi
%
Fi
%
Fi
%
Fi
%
Fi
%
Total
(mean)
( % )
Mudah diingat
1
32
32.00
51
51.00
16
16.00
1
1.00
0
0
414
4.14
82.80
Melekat dibenak
2
19
19.00
57
57.00
21
21.00
3
3.00
0
0
392
3.92
78.40
Mudah ditemukan
3
21
21.00
51
51.00
25
25.00
3
3.00
0
0
390
3.9
78.00
Logo mudah diingat
4
24
24.00
57
57.00
19
19.00
0
0.00
0
0
405
4.05
81.00
Kualitas
5
29
29.00
54
54.00
13
13.00
4
4.00
0
0
408
4.08
81.60
Kemasan
6
25
25.00
51
51.00
23
23.00
1
1.00
0
0
400
4
80.00
Memberikan manfaat
7
27
27.00
56
56.00
15
15.00
2
2.00
0
0
408
4.08
81.60
Menberikan manfaat bagi saya
8
27
27.00
52
52.00
21
21.00
0
0.00
0
0
406
4.06
81.20
Cocok dikonsumsi pria dan wanita
9
15
15.00
67
67.00
17
17.00
1
1.00
0
0
396
3.96
79.20
RERATA VARIABEL
24
55.1
18.89
1.7
0
402.1
4.02
80.42
Sumber : Data Primer diolah 2013.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa variabel brand image memiliki skor rata-rata 4.02 dengan angka presentasi sebesar 80.42% berarti brand image termasuk kategori kuat. Hal ini menggambarkan bahwa brand image dari kopi bubuk Kiniko sudah kuat tertanam di benak konsumen. Oleh karena kopi bubuk Kiniko merupakan produk lokal yang sudah dipercaya oleh konsumen serta mereka sudah dari lama mengenal kopi bubuk Kiniko.
Dari 9 sub indikator tentang brand image yang mendapatkan rerata tertinggi merek mudah diingat dengan rerata 4,14 dengan angka presentasi 82,80%, yang berarti merek kopi bubuk Kiniko mudah diingat oleh konsumen. Sedangkan pernyataan yang mempunyai rerata terendah adalah kualitas bagus dengan rerata 3,9 dengan angka presentasi 78,00%. Hal ini termasuk dalam kategori kuat yang berarti kualitas kopi bubuk Kiniko dapat dipercaya.
Variabel Produk
Indikator yang ada dalam variabel produk dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Produk (X2)
Indikator
No. Item
SS
S
KS
TS
STS
Skor
Rerata
AP
Fi
%
Fi
%
Fi
%
Fi
%
Fi
%
Total
(mean)
( % )
Cita rasa
10
10
10.00
49
49.00
35
35.00
6
6.00
0
0
363
3.63
72.60
Aroma yang harum
11
19
19.00
49
49.00
30
30.00
2
2.00
0
0
385
3.85
77.00
Harga terjangkau
12
20
20.00
53
53.00
20
20.00
7
7.00
0
0
386
3.86
77.20
Harga sesuai dengan kualitas
13
16
16.00
50
50.00
25
25.00
9
9.00
0
0
373
3.73
74.60
Kemasan aman
14
12
12.00
51
51.00
31
31.00
6
6.00
0
0
369
3.69
73.80
Adanya beragam ukuran kemasan
15
14
14.00
40
40.00
33
33.00
13
13.00
0
0
355
3.55
71.00
Khasiat
16
18
18.00
51
51.00
23
23.00
8
8.00
0
0
379
3.79
75.80
RERATA VARIABEL
16
7.79
49
24.50
28.14
14.07
7.3
3.64
0
0
372.9
3.72
74.57
Sumber : Data Primer diolah 2013.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajiakan pada Tabel 4.6 di atas, terlihat bahwa variabel produk memilki skor rata-rata 3,72 dengan angka presentasi sebesar 74.57%. Hal ini menggambarkan bahwa konsumen merasa bahwa produk yang ditawarkan kopi bubuk Kiniko sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Dari 7 sub indikator tentang produk yang mendapatkan rerata tertinggi adalah kemasan kopi dengan rerata 3.55 dengan angka presentasi 77.20%, yang berarti dimana kopi bubuk Kiniko memiliki kemasan yang baik. Sedangkan item yang mempunyai rerata terendah adalah harga terjangkau dengan rerata 3.55 dengan angka presentasi 71.00%, yang berarti produk dari kopi bubuk Kiniko suadah memenuhi kebutuhan dan keinginanan konsumen.
Variabel Keputusan Pembelian
Indikator yang ada dalam variabel bebas keputusan pembelian adalah keputusan untuk melakukan pembelian atau tidak membeli kopi bubuk Kiniko seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Keputusan Pembelian(Y)
PERNYATAAN
No. Item
YA
TIDAK
n
%
skor total
Rerata (mean)
Fi
%
Fi
%
Berminat Untuk Membeli
17
77
77.00
23
23.00
100
100
77
15,4
Sumber : Data Primer diolah Desember 2013.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajiakan Tabel 4.7 di atas, terlihat bahwa dari 100 orang responden, 77% dari responden akan melakukan pembelian terhadap kopi bubuk Kiniko di Batusangkar, sedangkan 23% responden tidak berkeinginan untuk membeli kopi bubuk Kiniko. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya pilihan akan produk yang sama.
Analisis Regresi Logistik
Berdasarkan rumusan masalah peneltian yaitu untuk mengetahui sejauhmana pengaruh variabel brand image dan produk terhadap keputusan pembelian konsumen kopi bubuk Kiniko di Batusangkar. dengan menggunakan Logistic Regression diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8. Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
Df
Sig.
1
.238
8
1.000
Sumber : Data Primer diolah 2013.
Dari hasil pengujian, diperoleh nilai Chi Square sebesar 0,238 dengan nilai Sig sebesar 1,000. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai Sig lebih besar dari pada nilai alpha (0,05), yang berarti keputusan yang diambil adalah menerima H0. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Dengan demikian model regresi logistik bisa digunakan untuk analisis selanjutnya.
Tabel 4.9. Nilai Koefisien Regresi Logistik
Variabels in the Equation
B
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
Step 1a
X1
.599
.301
3.960
1
.047
1.820
X2
1.707
.825
4.282
1
.039
5.515
Constant
-59.803
26.242
5.193
1
.023
.000
a. Variabel(s) entered on step 1: X1, X2.
Sumber: Data primer diolah 2013.
Dari tabel di atas didapat persamaan regresi logistik sebagai berikut:
Y = -59.803+ 0.599X1 + 1.707X2 + e
Dari hasil pengujian signifikansi model terlihat bahwa variabel X1 (brand image) signifikan pada probabilitas 0.047 dan variabel X2 (produk) signifikan pada probabilitas 0,039.
Dari persamaan di atas dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar minus 59.803 menunjukkan bahwa konsumen tidak akan membeli kopi bubuk Kiniko jika mereka tidak dipengaruhi oleh brand image dan produk sehinga dalam penelitian ini terlihat dengan adanya variabel brand image dan produk maka konsumen akan melakukan pembelian terhadap kopi bubuk Kiniko. Kemudian dilihat dari nilai koefisien peluang menunjukkan bahwa konsumen yang menyatakan bahwa Brand Image kopi Kiniko bagus memiliki peluang 1.820 kali lebih tinggi untuk melakukan pembelian daripada konsumen yang menyatakan Brand Image kopi bubuk Kiniko itu jelek. Sedankan konsumen yang menyatakan produk kopi bubuk Kiniko baik memiliki peluang 5.515 kali lebih tinggi untuk membeli kopi bubuk Kiniko daripada konsumen yang menyatakan produk kopi Kiniko tidak baik.
Uji Hipotesis
Brand image mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko.
Pada uji hipotesis diperoleh thit = 3.960 terletak pada Sig. 0,047< 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima. Artinya ada pengaruh signifikan antara variabel brand image terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko. Pada uji hipotesis Wald test dilihat dari derajat kebebasan (df)= n – k – 1 = 100 – 2 – 1 = 97 dan α = 0.05 diperoleh t hit = 3.960 dan nilai t tab= 1,98472 Dengan demikian t hit>t tab, maka hipotesis diterima.
Produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko
Pada uji hipotesis diperoleh thit = 4.282 terletak pada Sig. 0,039< 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima. Artinya ada pengaruh signifikan antara variabel produk terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko. Pada uji hipotesis Wald test dilihat dari derajat kebebasan (df)= n – k – 1 = 100 – 2 – 1 = 97 dan α = 0.05 diperoleh t hit = 4.282 dan nilai t tab= 1,98472 Dengan demikian t hit>t tab, maka hipotesis diterima.
Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini bertujuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan hasil penelitian dengan tujuan penelitian. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu:
Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kiniko
Dari hasil analisis regresi logistik dan uji hipotesis ditemukan bahwa brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Brand image menjadi hal yang sangat penting diperhatikan oleh perusahaan, melalui brand image yang baik, maka dapat menimbulkan nilai emosional pada diri konsumen, dimana akan timbulnya perasaan positif (positive feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu merek, demikian sebaliknya apabila suatu merek memiliki citra (image) yang buruk dimata konsumen, kecil kemungkinan konsumen untuk membeli produk tersebut (Kotler dan Keller dalam Ferrinadewi, 2003:160).
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Schifman dan Kanuk (2007:173) "Jika konsumen tidak mempunyai pengalaman dengan suatu produk, mereka cendrung untuk "mempercayai" merek yang disukai atau yang terkenal. Para konsumen sering menganggap merek-merek yang terkenal lebih baik dan pantas dibeli karena adanya jaminan penuh terhadap kualitas, keandalan, kinerja, dan pelayanan."
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagian besar responden menyatakan bahwa brand image dari kopi bubuk Kiniko menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk melakukan keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko karena kopi bubuk Kiniko merupakan produk lokal dan para konsumen telah lama mengenal kopi bubuk Kiniko tersebut. Pernyataan yang mendapat skor teringgi pada variabel brand image adalah merek mudah diingat dengan rerata 4,14 dengan angka presentasi 82,800%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa merek kopi bubuk Kiniko mudah diingat.
Membangkitkan sisi emosional konsumen menjadi sangat penting agar kedekatan konsumen dengan merek bisa terjalin sehingga berbagai asosiasi konsumen tentang produk dapat tercipta, membangun citra sebuah merek (brand Image) berarti akan melibatkan sisi emosional dari konsumen/pasar. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan semakin banyak asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika asosiasi merek yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan citra merek.
Sehinggga dapat disimpulkan, agar suatu perusahaan dapat memenangkan persaingan dipasar salah satu modal pentingnya yaitu memiliki citra merek yang positif, citra merek yang positif tersebut akan dapat terwujud melalui berbagai usaha pemasaran yang ditempuh yang benar-benar menempatkan konsumen sebagai orientasi utama dalam setiap keputusan perusahaan.
Pengaruh Produk terhadap Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kiniko
Dari hasil analisis regresi logistik dan uji hipotesis ditemukan bahwa produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko. Hal ini sesuai dengan pendapat pendapat Fandi (2008:103), "Atribut produk dipandang penting bagi konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian dan diharapkan dapat berlanjut kepada pembelian ulang". Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu mempertahankan dan terus melakukan inovasi dalam menghasilkan produk.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagian besar responden menyatakan bahwa produk yang ditawarkan oleh kopi bubuk Kiniko akan menjadi salah satu pertimbangan untuk melakukan pembelian, Pernyataan yang mendapat skor tertinggi pada variabel produk adalah kemasan kopi dengan rerata 3.55 dengan angka presentasi 77.20%. Hal ini menunjukkan bahwa responden percaya bahwa kopi bubuk Kiniko memiliki kemasan yang aman dan mudah untuk disimpan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh brand image dan produk terhadap keputusan pembelian konsumen kopi bubuk Kiniko di Batusangkar maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Brand image mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko di Batusangkar karena brand image kopi bubuk Kiniko sudah melekat di benak konsumen dan kopi bubuk Kiniko sudah memiliki nilai yang positif bagi konsumennya sehinga mempengaruhi keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko bagi calon pembelinya.
Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko di Batusangkar, karena kopi bubuk Kiniko sudah bisa memenuhi kebutuhan mereka akan minuman kopi serta kopi bubuk Kiniko mempunyai mutu produk yang baik dan memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen sehingga mempengaruhi keputusan pembelian bagi calon pembeli kopi bubuk Kiniko.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfat bagi perusahaan dalam meningkatkan penjualan kopi bubuk Kiniko di Batusangkar. Adapun saran yang yang diberikan kepada perusahaan antara lain:
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa variabel produk merupakan variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan kualitas dari produk dan kemasan yang menarik agar lebih memenuhi kebutuhaan konsumen dan melakukan promosi agar konsumen lebih mengenal kopi bubuk Kiniko.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa variabel brand image merupakan variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Kiniko di Batusangkar. Oleh karena itu, sebaiknya pihak perusahaan harus melakukan inovasi terhadap produknya sehingga membedakannya dengan produk lainya yang agar dapat meningkatkan penjualan kopi bubuk Kiniko di masa akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Gregorius. 2005. Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
____________, et all. 2004. Brand Equity Ten. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Tony Simanjuntak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ferrinadewi, Erna. 2003. Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hendra, Deni. 2009. Pengaruh Brand Image dan produk terhadap Keputusan Pembelian ulang pepsodent di kota padang. Skripsi. FE UNP: Tidak di publikasikan
Idris. 2010. Aplikasi SPSS Dalam Analisis Data Kuantitatif.
Indriantoro, Nur. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE
Israel, D Gleen.2009. "Determining Sample Size" Journal the Institute of food and Agricultural Sciens(IFAS) hlm 3
Kartajaya, Hermawan. 2006. Hermawan Kartarajaya On Marketing. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kotler Philip. dan Keller Kevin Lane. Manajemen Pemasaran 1. Terjemahan Oleh Bob Sabran. 2009. Jakarta: Erlangga.
___________. dan Keller Kevin Lane. Manajemen Pemasaran jilid 2. Terjemahan oleh Bob Sabran. 2009. Jakarta: Erlangga.
___________. dan Keller Kevin Lane. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Terjemahan Oleh Benjamin Molan. 2005. Jakarta: PT. Indeks.
Mowen, Johnc, dan Minor, Michael. Perilaku Konsumen. Terjemahan oleh Lina Salim. 2002. Jakarta: PT. Erlangga.
Nazir. 2003. MetodePenelitian. Jakarta: Graha Indonesia.
Nedi. 2008. Hubungan Citra Merek ( brand image) dan Keputusan pembelian (studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia Palembang) . www.thewinnerlife.blogsspot.com/2013/.
Peter, Paul J, dan Olson, Jerry.2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Rangkuti, Freddy. 2002. The Power of Brand, Teknik mngelola Brand Ekuity dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Riduwan dan Akdon. 2007. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung:Alfabeta
Santoso, Singgih. 2001. Riset Pemasaran; Konsep & Aplikasi Dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputasi.
Schiffman, Leon G dan Leslie, Lajar Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi 7. Alih Bahasa Zoelkifli Kasip. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Sutisna & Teddy Prawitra. 2001. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susanto, AB dan Wijanarko. 2004. Power Branding, Membangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya. Jakarta: PT Mizan Publika.
Tjiptono, Fandy. 2002. Brand Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
___________. 2008. StrategiPemasaran. Yogyakarta: Andi.
Umar, Husein. 1997. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Lampiran 1:
Kuesioner
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Jalan Prof. Dr. Moh. Hamka Air Tawar Barat Padang 25131
Telp. 0751 - 445089
Assalammu'alaikum Wr, Wb
Saya, Rio Tamasari 2007/88808, adalah mahasiswa FE UNP Program Studi Manajemen, bermaksud mengadakan penelitian dengan judul "Pengaruh Brand Image dan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Bubuk Kiniko Di Batusangkar ". Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka penulisan skripsi, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Maka saya bermohon dengan hormat, kepada Sdr/i untuk menjawab beberapa pertanyaan pada angket yang telah disediakan. Jawaban Sdr/i diharapkan objektif, artinya diisi apa adanya.
Hormat saya,
Rio Tamasari
88808
No Responden :KUESIONER PENELITIAN
No Responden :
Identitas Responden :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
Pekerjaan : a. PNS
b. TNI/Polisi
c. Swasta
d. Wiraswasta
e. Mahasiswa
Pendapatan per bulan : a. Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000,-
b. Rp. 1.500.000 - Rp. 2.000.000,-
c. Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000,-
d. Rp. 3.000.000 - Rp. 5.000.000,-
e. > Rp. 5.000.000,-
Alamat:
Petunjuk Pengisian :
Bacalah dengan baik setiap pernyataan.
Setiap pernyataan terdiri dari 5 (lima) alternatif jawaban.
Jawaban pernyataan kuesioner penelitian ini dengan cara memberikan tanda (V) pada kolom jawaban yang sesuai dengan keadaan Saudara/I.
Alternatif jawaban adalah sebagai berikut :
NO
Pertanyaan Sikap
Bobot
1.
Sangat Setuju (SS)
5
2.
Setuju (S)
4
3.
Kurang Setuju (KS)
3
4.
Tidak Setuju (TS)
2
5.
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat, dengan memberikan tanda ceklis (V) dalam kolom kategori jawaban
Brand Image
No
Pernyataan
SS
S
KS
TS
STS
1.
Merek kopi Kiniko mudah di ingat dan diucapkan
2.
Merek kopi Kiniko melekat kuat pada benak saya
3.
Mudah menemukan kopi merek Kiniko
4.
Logo kopi Kiniko mudah di ingat
5.
Kopi kiniko memiliki kualitas yang bagus
6.
Kemasan produk praktis
7.
Banyaknya manfaat yang ditawarkan oleh kopi Kiniko
8.
Kopi Kiniko memberikan manfaat bagi saya
9.
Kopi Kiniko cocok dikonsumsi pria dan wanita
PRODUK
No
Pernyataan
SS
S
KS
TS
STS
10.
Cita rasa yang ditawarkan kopi Kiniko dapat memuaskan saya
11.
Memiliki aroma yang harum
12.
Harga kopi Kiniko terjangkau oleh semua kalangan
13.
Harga kopi Kiniko sesuai dengan kualitas yang diberikan
14.
Kemasan menarik, aman, dan bersih
15.
Adanya berbagai ukuran kemasan yang ditawarkan
16.
Memberikan khasiat untuk menghilangkan kantuk
KEPUTUSAN PEMBELIAN
17. Apakah anda akan melakukan keputusan pembelian terhadap sepada kopi Kiniko?
a. Ya
b. Tidak
Lampiran 2:
Tabulasi Data Uji Validitas
dan Reliabilitas
No
Citra Merek (X1)
Produk (X2)
Y
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
4
3
3
4
3
3
4
3
4
31
3
4
4
3
4
3
3
24
1
2
4
4
5
3
3
3
4
3
4
33
4
4
4
3
3
4
3
25
1
3
5
4
5
4
4
4
5
4
4
39
4
4
5
4
4
4
4
29
1
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
29
3
3
4
3
3
3
3
22
0
5
5
4
4
4
5
5
4
5
5
41
5
5
4
4
5
4
4
31
1
6
4
4
4
3
4
4
4
3
3
33
4
4
3
3
3
4
4
25
0
7
4
3
4
3
3
3
4
3
3
30
4
4
4
3
4
4
4
27
1
8
5
5
4
4
4
5
4
5
4
40
4
5
4
4
4
4
5
30
1
9
4
4
4
4
5
4
5
4
4
38
4
4
4
5
4
4
4
29
1
10
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
3
3
3
4
4
4
4
25
1
11
4
4
3
3
4
4
3
3
3
31
3
3
3
3
3
3
4
22
0
12
4
4
3
4
3
4
5
5
5
37
4
4
4
4
4
4
4
28
0
13
4
4
4
3
4
4
4
3
3
33
4
4
4
4
4
4
4
28
1
14
5
4
4
4
3
3
5
4
4
36
4
5
4
5
4
4
4
30
1
15
4
4
3
3
3
3
4
4
2
30
3
4
3
3
3
4
3
23
0
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
4
4
4
4
4
4
4
28
1
17
4
3
3
3
3
4
4
3
3
30
3
4
4
3
3
3
3
23
0
18
3
3
3
3
4
3
3
4
3
29
3
3
3
4
3
4
3
23
0
19
4
4
4
4
4
4
4
5
4
37
4
5
5
5
4
5
5
33
1
20
4
4
4
3
4
4
4
4
4
35
3
4
4
5
4
4
4
28
0
21
5
5
4
5
4
4
5
5
5
42
5
5
5
5
5
5
5
35
1
22
5
5
4
5
5
4
5
5
5
43
5
5
5
5
5
5
5
35
1
23
4
4
4
2
3
4
4
3
3
31
3
4
4
3
3
3
4
24
1
24
5
5
5
4
5
5
5
5
4
43
4
5
5
5
4
4
5
32
1
25
4
4
3
3
4
3
4
3
3
31
3
3
4
2
3
4
3
22
1
26
4
3
3
2
2
3
3
3
3
26
2
3
4
3
3
4
3
22
1
27
3
3
3
2
3
2
3
4
4
27
2
3
3
4
5
3
4
24
1
28
3
3
3
3
3
3
3
5
3
29
3
4
4
3
3
4
4
25
0
29
3
4
4
4
4
3
5
3
3
33
3
4
3
4
3
5
3
25
1
30
3
3
3
4
3
3
3
3
3
28
3
3
3
4
4
4
4
25
1
Lampiran 3:
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas X1
RELIABILITY
/VARIABLES=X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
%
Cases
Valid
30
100.0
Excludeda
0
.0
Total
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.903
9
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
X1.1
4.07
.640
30
X1.2
3.87
.629
30
X1.3
3.70
.651
30
X1.4
3.47
.776
30
X1.5
3.67
.758
30
X1.6
3.63
.718
30
X1.7
4.03
.718
30
X1.8
3.83
.834
30
X1.9
3.63
.765
30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X1.1
29.83
19.523
.712
.891
X1.2
30.03
19.275
.776
.887
X1.3
30.20
20.097
.588
.899
X1.4
30.43
18.599
.710
.890
X1.5
30.23
18.944
.672
.893
X1.6
30.27
19.099
.691
.891
X1.7
29.87
19.085
.694
.891
X1.8
30.07
18.961
.592
.900
X1.9
30.27
18.823
.685
.892
Scale Statistics
Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
33.90
23.955
4.894
9
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas X2
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
%
Cases
Valid
30
100.0
Excludeda
0
.0
Total
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.888
7
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
X2.1
3.53
.776
30
X2.2
3.97
.718
30
X2.3
3.90
.662
30
X2.4
3.80
.847
30
X2.5
3.73
.691
30
X2.6
3.93
.583
30
X2.7
3.87
.681
30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X2.1
23.20
10.510
.751
.863
X2.2
22.77
10.737
.773
.860
X2.3
22.83
11.730
.601
.881
X2.4
22.93
10.340
.704
.871
X2.5
23.00
11.379
.650
.875
X2.6
22.80
12.303
.549
.886
X2.7
22.87
11.016
.754
.863
Scale Statistics
Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
26.73
14.892
3.859
7
Lampiran 4:
TABULASI DATA PENELITIAN
No Res
X 1
X2
Y
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
4
4
3
4
4
3
4
5
4
35
4
5
4
4
2
3
3
25
1
2
4
4
3
4
3
3
4
3
4
32
5
4
5
5
4
4
5
32
1
3
5
4
4
5
4
4
4
5
4
39
3
5
4
4
4
3
4
27
1
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
33
3
4
5
3
4
4
4
27
1
5
4
3
3
4
3
4
3
4
4
32
4
3
3
3
4
3
4
24
1
6
3
4
4
4
5
4
4
3
4
35
4
3
4
4
4
4
4
27
1
7
4
3
3
3
4
3
3
3
4
30
3
3
3
3
3
4
3
22
0
8
5
4
5
4
5
5
5
5
5
43
4
3
4
4
4
5
4
28
1
9
4
3
4
4
4
5
4
4
4
36
4
4
4
5
4
5
4
30
1
10
4
5
5
4
5
4
5
4
4
40
4
4
5
4
4
3
4
28
1
11
4
4
3
5
4
5
4
5
4
38
3
4
5
3
4
4
4
27
1
12
4
3
3
4
3
2
4
3
4
30
3
3
3
3
3
4
4
23
0
13
4
4
4
5
5
4
4
5
4
39
4
5
4
5
5
4
4
31
1
14
4
5
4
4
5
5
4
5
4
40
4
4
4
4
4
3
3
26
1
15
3
4
5
5
3
4
3
4
4
35
3
4
5
4
5
4
5
30
1
16
4
4
3
5
4
3
4
5
4
36
4
5
4
4
4
3
3
27
1
17
4
4
5
5
4
4
5
4
4
39
4
4
4
4
4
4
3
27
1
18
4
2
4
3
3
3
3
4
3
29
3
4
3
4
3
3
4
24
0
19
5
4
4
4
4
3
4
4
3
35
4
4
3
3
4
3
5
26
1
20
4
4
5
4
5
4
4
4
4
38
3
4
4
3
4
4
4
26
1
21
4
5
4
5
5
4
4
4
4
39
5
4
4
3
4
4
5
29
1
22
4
4
5
4
4
4
5
4
4
38
3
4
4
3
4
3
4
25
1
23
5
4
3
5
4
4
4
4
4
37
4
5
5
5
5
4
5
33
1
24
4
3
4
3
4
3
3
4
3
31
3
3
3
3
3
2
3
20
0
25
5
5
4
4
4
5
4
5
4
40
4
4
4
4
5
5
5
31
1
26
4
4
5
4
5
4
3
5
3
37
3
5
3
5
4
5
5
30
1
27
4
3
4
5
4
4
5
4
4
37
3
4
4
4
4
5
4
28
1
28
4
4
3
4
4
4
4
4
5
36
4
4
5
4
4
5
3
29
1
29
5
5
4
5
4
4
5
4
4
40
3
4
4
4
3
4
3
25
1
30
5
4
4
4
4
4
4
5
3
37
4
5
4
4
5
4
4
30
1
31
4
5
5
4
4
4
4
3
5
38
4
3
3
3
3
4
4
24
1
32
3
4
5
4
4
5
4
4
4
37
4
3
4
3
3
4
3
24
1
33
4
3
2
4
3
3
4
3
4
30
2
3
2
2
2
2
2
15
0
34
4
4
5
4
5
4
4
4
5
39
4
5
5
4
5
4
4
31
1
35
4
3
4
3
4
5
4
4
4
35
5
4
4
4
4
5
5
31
1
36
5
4
4
3
4
3
3
4
4
34
3
4
4
3
4
4
4
26
1
37
5
4
4
4
3
4
5
4
3
36
4
4
4
4
4
4
3
27
1
38
4
5
4
4
4
3
4
4
3
35
4
5
4
5
5
4
5
32
1
39
5
4
3
3
4
4
4
4
4
35
4
5
5
4
4
4
5
31
1
40
5
4
3
4
4
3
5
4
3
35
5
5
5
5
4
5
4
33
1
41
4
2
4
4
2
3
2
4
4
29
2
3
3
2
2
2
2
16
0
42
3
3
4
5
4
5
4
4
4
36
4
4
4
4
4
4
4
28
1
43
5
5
4
4
4
3
4
4
4
37
3
4
4
5
4
4
4
28
1
44
4
4
3
4
5
4
4
3
4
35
4
5
4
3
4
4
5
29
1
45
3
4
3
3
3
4
3
3
4
30
2
2
2
3
2
2
2
15
0
46
5
4
4
5
4
5
4
4
4
39
4
4
5
5
4
3
3
28
1
47
5
4
4
5
5
5
5
4
5
42
4
4
5
5
4
5
5
32
1
48
4
4
4
4
5
4
4
4
4
37
4
4
4
4
3
3
4
26
1
49
4
3
5
4
4
4
5
4
5
38
3
4
3
2
3
2
4
21
1
50
5
4
4
3
4
5
5
3
4
37
3
3
4
4
4
4
4
26
1
51
3
4
2
4
4
4
2
4
3
30
3
3
2
2
2
2
2
16
0
52
5
5
5
5
5
4
5
5
4
43
5
5
4
5
4
5
4
32
1
53
5
4
4
4
5
4
5
4
4
39
4
4
4
5
4
4
4
29
1
54
4
4
4
5
5
4
5
4
5
40
4
4
4
4
4
4
3
27
1
55
3
3
3
3
4
4
3
3
4
30
2
2
2
2
3
2
3
16
0
56
5
3
4
4
5
5
4
4
5
39
4
4
5
4
4
3
5
29
1
57
4
5
4
4
5
5
4
5
5
41
4
4
4
4
4
4
4
28
1
58
4
4
3
4
5
4
5
5
5
39
5
4
5
4
5
5
5
33
1
59
4
5
5
5
5
4
4
4
4
40
4
4
4
4
5
4
4
29
1
60
3
3
4
3
4
3
3
3
4
30
3
3
2
3
3
2
3
19
0
61
4
3
5
4
4
5
5
4
4
38
3
4
4
5
4
4
4
28
1
62
4
3
3
4
3
4
4
3
3
31
3
3
3
3
3
2
2
19
0
63
5
5
4
5
4
5
5
5
4
42
3
4
4
4
3
3
4
25
1
64
3
4
3
3
4
3
3
3
4
30
3
3
3
2
3
3
3
20
0
65
5
4
5
4
4
4
5
4
3
38
5
3
3
4
4
3
4
26
1
66
4
4
5
5
5
4
5
5
5
42
4
5
5
4
4
5
4
31
1
67
5
4
4
4
4
4
4
4
4
37
4
4
4
4
4
3
4
27
1
68
3
4
4
3
4
3
3
3
3
30
3
3
3
3
3
3
3
21
0
69
4
4
5
5
4
5
5
4
4
40
4
4
4
4
3
4
4
27
1
70
3
3
4
3
4
3
4
3
4
31
3
3
3
3
3
3
3
21
0
71
4
4
3
5
4
5
5
4
4
38
5
4
4
4
4
4
4
29
1
72
4
3
3
4
3
3
4
4
3
31
2
3
3
3
3
3
3
20
0
73
5
4
4
5
4
4
5
4
4
39
3
4
4
4
4
3
4
26
1
74
4
4
4
4
4
5
5
5
4
39
4
4
4
4
3
3
5
27
1
75
4
2
4
4
2
4
4
3
4
31
2
3
2
2
3
3
3
18
0
76
5
4
5
4
4
4
5
5
4
40
3
5
4
4
4
3
4
27
1
77
5
5
4
5
4
4
4
4
4
39
4
4
4
4
3
3
4
26
1
78
2
3
3
4
4
4
4
4
4
32
4
4
4
2
3
2
2
21
0
79
5
4
5
4
5
5
5
5
4
42
4
5
4
4
4
4
4
29
1
80
5
5
4
4
5
5
5
5
4
42
4
4
4
4
3
3
4
26
1
81
4
3
4
4
2
4
3
3
4
31
3
3
2
4
2
2
2
18
0
82
4
5
4
4
4
5
5
5
4
40
4
3
4
4
4
3
4
26
1
83
5
4
4
4
5
4
4
5
3
38
5
4
5
3
3
4
5
29
1
84
4
5
4
4
5
3
4
5
5
39
4
4
5
4
5
3
4
29
1
85
4
4
5
3
5
5
4
5
3
38
4
4
5
4
3
3
4
27
1
86
4
4
3
3
3
3
3
3
2
28
3
3
4
2
3
2
2
19
0
87
3
4
4
4
4
3
4
5
4
35
4
5
4
4
4
5
5
31
1
88
3
4
4
4
4
5
4
4
4
36
4
4
4
4
5
4
4
29
1
89
3
3
2
3
4
4
4
4
4
31
3
3
3
4
3
3
3
22
0
90
4
4
3
3
2
4
4
3
3
30
5
4
5
5
4
4
5
32
1
91
5
5
4
4
5
4
4
4
5
40
3
5
4
3
5
3
3
26
1
92
5
5
3
4
4
4
4
5
4
38
3
4
3
5
4
4
4
27
1
93
3
4
4
5
4
3
4
5
5
37
4
5
5
5
4
3
4
30
1
94
5
5
4
5
4
5
4
3
4
39
3
3
4
3
3
3
3
22
0
95
5
4
4
4
5
3
4
4
4
37
3
3
4
4
3
4
4
25
1
96
4
4
4
3
4
4
4
4
4
35
4
3
4
4
4
5
4
28
1
97
4
4
4
4
5
4
4
4
4
37
4
3
4
4
4
4
4
27
1
98
4
4
5
4
3
4
4
5
4
37
4
3
3
3
3
2
3
21
0
99
5
4
4
4
5
5
4
4
5
40
4
4
4
4
4
3
4
27
1
100
3
4
3
3
4
4
3
3
3
30
3
3
3
3
3
4
4
23
0
LAMPIRAN 5:
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa
N
Percent
Selected Cases
Included in Analysis
100
100.0
Missing Cases
0
.0
Total
100
100.0
Unselected Cases
0
.0
Total
100
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value
Internal Value
0
0
1
1
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0
1
108.154
1.080
2
107.856
1.204
3
107.855
1.208
4
107.855
1.208
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 107.855
c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Y
Percentage Correct
0
1
Step 0
Y
0
0
23
.0
1
0
77
100.0
Overall Percentage
77.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
Step 0
Constant
1.208
.238
25.857
1
.000
3.348
Variables not in the Equation
Score
Df
Sig.
Step 0
Variables
X1
56.839
1
.000
X2
67.343
1
.000
Overall Statistics
77.388
2
.000
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
X1
X2
Step 1
1
41.667
-11.149
.177
.224
2
21.994
-18.860
.283
.398
3
14.004
-26.592
.359
.616
4
10.384
-34.718
.411
.888
5
8.820
-43.361
.466
1.181
6
8.268
-51.663
.530
1.451
7
8.148
-57.577
.579
1.638
8
8.140
-59.628
.597
1.702
9
8.140
-59.802
.599
1.707
10
8.140
-59.803
.599
1.707
11
8.140
-59.803
.599
1.707
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 107.855
d. Estimation terminated at iteration number 11 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
df
Sig.
Step 1
Step
99.715
2
.000
Block
99.715
2
.000
Model
99.715
2
.000
Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1
8.140a
.631
.956
a. Estimation terminated at iteration number 11 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
df
Sig.
1
.238
8
1.000
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Y = 0
Y = 1
Total
Observed
Expected
Observed
Expected
Step 1
1
10
10.000
0
.000
10
2
10
9.801
0
.199
10
3
3
3.181
7
6.819
10
4
0
.016
11
10.984
11
5
0
.002
9
8.998
9
6
0
.001
10
9.999
10
7
0
.000
10
10.000
10
8
0
.000
10
10.000
10
9
0
.000
10
10.000
10
10
0
.000
10
10.000
10
Classification Tablea
Observed
Predicted
Y
Percentage Correct
0
1
Step 1
Y
0
22
1
95.7
1
1
76
98.7
Overall Percentage
98.0
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
Step 1a
X1
.599
.301
3.960
1
.047
1.820
X2
1.707
.825
4.282
1
.039
5.515
Constant
-59.803
26.242
5.193
1
.023
.000
a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2.
Correlation Matrix
Constant
X1
X2
Step 1
Constant
1.000
-.816
-.948
X1
-.816
1.000
.591
X2
-.948
.591
1.000