PENGANTAR KEPENDIDIKAN BAB I HAKIKAT PENDIDIKAN
A. Pend Pendah ahul ulua uan n Tujuan: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami pendidikan sebagai sebagai bagian dari proses kehidupan kehidupan manusia manusia serta serta mampu memberikan memberikan penafsiran penafsiran dan analisis terhadap kondisi pendidikan sesuai dengan pengalaman yang dimiliki. Sasaran: Setelah proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan mampu: 1) menjelaskan menjelaskan hakikat hakikat pendidik pendidikan an yang dikaitkan dikaitkan dengan dengan eksistens eksistensii manusia manusia 2) menjel menjelask askan an defini definisi si pendi pendidik dikan an 3) menjel menjelask askan an tujuan tujuan dan fungs fungsii pendidi pendidikan kan 4) menyebutkan menyebutkan unsure unsure-unsur -unsur dalam penyelenggara penyelenggaraan an pendidikan pendidikan 5) menjelaskan menjelaskan pendidikan pendidikan sebagai sebagai suatu suatu system system B. Manus Manusia ia dan dan Pendi Pendidik dikan an
Manusia sebagai mahluk yang memiliki akal pikiran, tentunya akan selalu berupaya menjad menjadika ikan n hidup hidup dan kehidupa kehidupanny nnyaa menjad menjadii lebih lebih baik, baik, lebih lebih berada beradab, b, dan lebih lebih sejahtera sejahtera dari sebelumnya. sebelumnya. Perkembanga Perkembangan n ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi teknologi adalah adalah salah satu bentuk kekuatan pikir manusia dalam menghadapi alam (lingkungan) di mana ia berada, manusia bertindak/berbuat bukan sekadar untuk survive survive (bertahan hidup) tetapi manus manusia ia terl terlah ahir ir sebag sebagai ai soso sosok k pemb pembah ahar aru u bagi bagi ling lingku kunga ngann nnya ya.. Hal Hal inil inilah ah yang yang membedakan antara manusia dan mahluk lain di muka bumi ini, betapapun hebatnya seekor Anjing dalam mengendus mengendus jejak jejak kejahatan kejahatan sebagaimana sebagaimana dilakukan oleh anjing anjing pelacak, ternyata ia tidak mampu menjadikan hidupnya lebih baik atau dalam kasus yang lebih lebih sederh sederhana ana,, tidak tidak ada seekor seekor anjing anjing pun yang yang sadar sadar mau berbagi berbagi dan bertuk bertukar ar makanan makanan dengan dengan kawanny kawannya, a, anjing anjing tetapl tetaplah ah anjing anjing yang yang tidak tidak memili memiliki ki pikir pikiran an dan perasaan sebagaimana yang dimiliki manusia. Dengan Dengan akal akal pikira pikiran n yang yang dimili dimilikin kinya, ya, manusi manusiaa mampu mampu melangs melangsungk ungkan an dan mengembangkan kehidupannya sesuai dengan waktu dan ruang yang ia tempati (hidup di segala segala zaman) zaman).. Dalam Dalam hal ini manusi manusiaa secara secara kolekt kolektif if meyaki meyakini ni adanya adanya nilainilai-nil nilai, ai, budaya, doktrin dan kebenaran yang mesti dilestarikan dengan cara ditransfer kepada generasi berikutya. Pada generasi yang lahir kemudian akan melakukan verifikasi dan Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
1
PENGANTAR KEPENDIDIKAN pengembangan ke arah yang lebih sesuai dengan kondisi zaman, tentunya dilakukan oleh sebuah kelompok atau lembaga yang bernama pendidikan. Sosok pendidikan pendidikan sebagaimana sebagaimana juga manusia manusia dapat dikatakan sangat kompleks, kompleks, karena terkait dengan berbagai aspek kehidupan dan kepentingan-kepentingan seperti ideology, politik, social, budaya, agama, ekonomi, kemanusiaan, dan lain sebagainya. Di sinilah terkadang kurikulum menjadi ajang berbagai kepentingan, ada sebagian kalangan yang yang mengin mengingin ginkan kan pendidi pendidikan kan itu itu berbas berbasis is kepada kepada agama, agama, sehing sehingga ga memuncu memunculka lkan n pend pendid idik ikan an yang yang berb berbas asis is atau atau berc bercor orak ak agam agamaa tert terten entu tu,, namu namun n ada ada juga juga yang yang menghar mengharapka apkan n pendid pendidika ikan n itu itu bersif bersifat at profan profan (keduni (keduniaan aan). ). Di lain lain sisi, sisi, pemeri pemerinta ntah h sebagai manifest manifest organisasi organisasi politik juga menginginkan menginginkan pendidikan pendidikan atau kurikulum yang dapat menopang dan mendukung ideology-ideologi politiknya. Oleh karena itu, karakter pendidikan pada hakikatnya merupakan pencerminan dari kondisi Negara (karakter-karakter manusia yang ada di dalamnya) yang menggambarkan ambisi ambisi-am -ambis bisii para para pemimp pemimpin in dan kekuata kekuatan-ke n-kekuat kuatan an social social-po -polit litik ik yang yang sedang sedang berkuasa. Dengan sendirinya pendidikan juga merupakan refleksi dari orde penguasa yang ada. Contohnya, dalam Negara yang bercorak demokratis yang warga negaranya menghargai sifat-sifat unik dari setiap person, akan Nampak system pendidikannya yang sangat sangat memper memperhat hatikan ikan dan mengem mengembang bangkan kan keunika keunikan n masing masing-ma -masin sing g pribadi pribadi dan kebebasannya. Di sisi lain, di Negara totaliter dengan pemerintahan yang menguasai segala-galanya lewat kekuasaan absolutnya, pemerintah membatasi kebebasan individu denga dengan n memb member erika ikan n pend pendid idik ikan an yang yang unif unifor orm m bagi bagi semu semuaa anak anak didi didik. k. Syst System em pendidikannya Cuma satu, yaitu mencerminkan ide-ide politik untuk mendominir rakyat. Kartini Kartono (1977:77-82). Di samping itu, wujud pendidikan dapat dipahami sebagai lembaga atau institusi, system system,, admini administr strasi asi dan birokr birokrasi asi,, peril perilaku aku dan proses proses belaja belajar-m r-meng engaja ajar, r, banguna bangunan n keilmuan, dan lain sebagainya. Ini semua mengindikasikan bahwa pendidikan itu tidak dapat berdiri sendiri, dan mengandung makna yang bias secara fenomenal. Pencar Pencarian ian terhad terhadap ap esensi esensi pendidi pendidikan kan sepert sepertii apa, apa, bagaim bagaimana ana dan untuk untuk apa pendidikan itu sebenarnya diselenggarakan telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu, sampai saat ini, para ahli pendidikan memberikan memberikan kesimpulan kesimpulan terhadap unsure-unsu unsure-unsur r dasar dalam pendidikan yaitu: 1) adanya pemberi, 2) penerima, 3) tujuan baik, 4) cara Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
2
PENGANTAR KEPENDIDIKAN yang baik dan 5) konteks yang positif. Dengan adanya lima unsure dasar ini, pendidikan dapat dapat dirumu dirumuska skan n sebaga sebagaii aktivi aktivitas tas intera interakti ktiff antara antara pember pemberii dan peneri penerima ma untuk untuk mencapai tujuan dengan cara yang baik dalam konteks yang positif (Muhadjir, 2000: 1-8)
C. Penger Pengertian tian Pendidi Pendidikan kan
Pendidikan atau pedagogi itu adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju kepada kedewasaan dan kemandirian (Langeveld, dalam Widodo, 2007:15). Sementara King Kingsl sley ey menge mengemu muka kaka kan n bahw bahwaa pendi pendidi dikan kan adal adalah ah pros proses es yang yang memu memung ngki kink nkan an kekayaan budaya non fisik dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak atau mengajar orang-orang dewasa (Kingsley, 1965:4) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232), pendidikan berasal dari kata “didik’, lalu diberikan awalan kata “me” sehinggan menjadi “mendidik” yang artinya memelihara dan memberi latihan. dalam memeliahara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran. Beberapa definisi pendidikan yang lain, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. John Dewey. Pendi Pendidik dikan an adalah adalah proses proses pembent pembentuka ukan n kecakap kecakapan-k an-keca ecakapa kapan n fundam fundament ental al secara secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama manusia 2. M.J. Longeveled Pendidikan Pendidikan adalah usaha , pengaruh, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anaka agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. 3. Thompson Pend Pendid idik ikan an adal adalah ah peng pengaru aruh h lingk lingkun ungan gan terha terhada dap p indi indivi vidu du untu untukk me meng nghas hasil ilkan kan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya. 4. Frederick J. Mc Donald Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. 5. H. Horne Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
3
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Pendi Pendidik dikan an adalah adalah proses proses yang yang terus-m terus-mener enerus us dari penyesua penyesuaian ian yang berkemba berkembang ng 4 secara fisik dan mental yang sadar dan bebas kepada Tuhan. 6. J.J. Russeau Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-anak, akan tetapi dibutuhkan pada saat dewasa. 7. Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan kesempurnaan hidup yaitu yaitu hidup dan menghidupkan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. 8. Ahmad D. Marimba Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 9. Insan Kamil Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis sistematis dalam mengembangkan mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. 10. Ivan Illc Pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 11. Edgar Dalle Pend Pendid idik ikan an adala adalah h usaha usaha sada sadarr yang yang dila dilaku kukan kan oleh oleh kelua keluarga rga,, masy masyara araka kat, t, dan dan pemerintah pemerintah melalui kegiatan kegiatan bimbingan, bimbingan, pengajaran, dan latihan, latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. 12. Hartoto Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, terencana, sistematis, sistematis, dan terus-menerus terus-menerus dalam upaya memanusiakan manusia. 13. Ngalim Purwanto Pendidikan adalah segala urusan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 14. Driakara
5
Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia. 15. W.P. Napitulu Pendidikan adalah kegiatan yang secara sadar, teratur, dan terencana dalam tujuan mengubah tingkah laku ke arah yang diinginkan. diinginkan. Definisi Pendidikan Pendidikan menurut undangundang dan GBHN 16. UU No. 2 tahun 1989 Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 17. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional Pendi Pendidik dikan an adalah adalah usaha usaha proses pembelajaran agar untuk untuk me memi mili liki ki kekua kekuata tan n kecerdasan, kecerdasan, akhlak mulia, bangsa, dan negara.
sadar sadar terenca terencana na untuk untuk mewujud mewujudkan kan suasana suasana belaja belajarr dan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya spiri spiritu tual al keag keagama amaan an,, penge pengend ndal alia ian n diri diri,, kepri kepribad badia ian, n, serta keterampila keterampilan n yang diperlukan darinya, masyarakat,
18. GBHN Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dari beberapa definisi pendidikan di atas, pada dasarnya pengertian pendidikan yang dikemukakan memiliki kesamaan yaitu usaha sadar, terencana, sistematis, berlangsung terus-menerus, dan menuju kedewasaan. D. Tu Tujua juan n Pend Pendidi idikan kan
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatn sifatnya ya sangat sangat komple kompleks. ks. Karena Karena sifatn sifatnya ya yang yang komple kompleks ks itu, itu, maka maka tidak tidak sebuah sebuah batasanpun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Dibawah ini dikemukakan beberapa batasan tentang pendidikan yang bebeda berdasarkan fungsinya. 1. Pendidi Pendidikan kan sebag sebagai ai Proses Proses Transf Transform ormasi asi Budaya Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan buda budaya ya dari dari suat suatu u gener generas asii ke gener generas asii lain lainny nya. a. Nila Nilaii-ni nila laii kebud kebuday ayaa aan n ters terseb ebut ut mengal mengalami ami proses proses transf transform ormasi asi dari dari generas generasii tua ke genera generasi si muda. muda. Ada 3 bentuk bentuk Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa rasa tanggun tanggungja gjawab wab dan lain-l lain-lain ain,, yang yang kurang kurang cocok cocok diperb diperbaik aikii misaln misalnya ya tata tata cara cara perkawinan, dan tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal. Disini Disini tampak tampak bahwa,p bahwa,pros roses es pewaris pewarisan an budaya budaya tidak tidak semata semata-ma -mata ta mengek mengekalk alkan an budaya budaya secara secara estafet. estafet. Pendidikan Pendidikan justru mempunyai mempunyai tugas kenyiapkan kenyiapkan peserta peserta didik untuk hari esok. 2. Sebagai Sebagai Proses Proses Pembent Pembentukan ukan Pribadi Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai sutu kegiatan yang sistematis dan sitemik dan terarah kepada terbentuknya kep ribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang belum dewasa, dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terakhir disebut pendidikan diri sendiri. 3. Pendidi Pendidikan kan sebag sebagai ai Proses Proses Penyiap Penyiapan an warga warga Negara Negara
Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. 4. Pendidi Pendidikan kan seba sebagai gai Penyi Penyiapan apan Tena Tenaga ga Kerja Kerja
Pendidkan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. 5. Definisi Definisi Pendidi Pendidikan kan Menurut Menurut GBH GBHN N
GBHN GBHN 1988 1988 (BP (BP 7 Pusa Pusat, t, 1990: 1990:105 105)) memb member erik ikan an batas batasan an tent tentan ang g pendi pendidi dika kan n nasional sebagai berikut: Pensisikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
6
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 6. MacamMacam-mac macam am tuj tujuan uan pen pendidi didikan. kan.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Di dalam dalam prak prakte tek k pendi pendidi dika kan n khusu khususn snya ya pada pada sist sistem em pers perseko ekola lahan han,, di dala dalam m rentangan antara tujuan umum dan tujuan yang sangat khusus terdapat sejumlah tujuan antara antara.. Tujuan Tujuan antara antara berfun berfungsi gsi untuk untuk menjem menjembat batani ani pencap pencapaia aian n tujuan tujuan umum umum dari dari sejumlah tujuan rincian khusus. Umumnya ada 4 jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan antara , yaitu tujuan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional. •
Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah Pancasila.
•
Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan
tertentu untuk mencapainya. •
Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
•
Tujuan instruksional , tujuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan disebut
tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi pokok bahasan/sub pokok bahasan. E. Fung Fungsi si Pendi Pendidik dikan an pendidikan adalah Secara Secara umum umum fungsi lingkungan pendidikan adalah memban membantu tu pesert pesertaa didik didik
dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkun lingkungan gan masyar masyarakat akat terten tertentu tu tempat tempat ia mengal mengalami ami pendid pendidika ikan. n. Menurut Menurut Ki Hajar Hajar Dewantara Dewantara lingkungan lingkungan tersebut tersebut meliputi meliputi lingkungan lingkungan keluarga, lingkungan lingkungan sekolah sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan. 1. Keluarga Keluar Keluarga ga merupa merupakan kan lembag lembagaa pendidi pendidikan kan tertua tertua,, bersif bersifat at inform informal, al, yang yang
pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
7
PENGANTAR KEPENDIDIKAN kodrat kodratii orang orang tua bertan bertanggun ggung g jawab jawab memeli memelihara hara,, merawa merawat, t, melind melindung ungi, i, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga berfungsi: Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
Menjamin kehidupan emosional anak Menjamin
Menanamkan dasar pendidikan moral Menanamkan
Memberikan dasar pendidikan sosial. Memberikan
Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak. Meletakkan
2. Sekolah Tidak Tidak semua semua tugas tugas mendid mendidik ik dapat dapat dilaks dilaksana anakan kan oleh oleh orang orang tua dalam dalam
kelu keluar arga ga,,
teru teruta tama ma dala dalam m
hal hal
ilmu ilmu peng penget etah ahua uan n
dan dan
berb berbag agai ai maca macam m
keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Sekola Sekolah h bertan bertanggun ggung g jawab jawab atas atas pendid pendidika ikan n anak-an anak-anak ak selama selama mereka mereka dise disera rahk hkan an kepad kepadany anya. a. Kare Karena na itu itu seba sebagai gai sumb sumban anga gan n seko sekola lah h seba sebaga gaii lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut; Sekolah Sekolah membantu membantu orang tua mengerjakan mengerjakan kebiasaan-ke kebiasaan-kebiasaa biasaan n yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. Seko Sekola lah h memb member erik ikan an pend pendid idik ikan an untuk untuk kehi kehidup dupan an di dala dalam m masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. Sekolah Sekolah melaqtih melaqtih anak-anak anak-anak memperoleh memperoleh kecakapan-kecak kecakapan-kecakapan apan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. Di seko sekola lah h dibe diberi rika kan n pelaj pelajar aran an etik etika, a, keaga keagama maan an,, este esteti tika ka,, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya. 3. Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, pendidikan, masyarakat masyarakat merupakan lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
8
PENGANTAR KEPENDIDIKAN berad beradaa di luar luar dari dari pendid pendidika ikan n sekola sekolah. h. Dengan Dengan demiki demikian, an, berart berartii pengar pengaruh uh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembe pembentu ntukan kan pengert pengertiaia-pen penger gertia tian n (penge (pengetah tahuan uan), ), sikap sikap dan minat, minat, maupun maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
F. Pendidi Pendidikan kan Sebagai Sebagai Suatu Suatu Siste Sistem m E.1 Pengertian Sistem
a.
Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau
terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh.
b.
Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan
yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
c.
Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem subsistem yang
terorg terorgani anisas sasika ikan n dan berkai berkaitan tan sesuai sesuai rencan rencanaa untuk untuk mencapa mencapaii suatu suatu tujuan tujuan tertentu.
d.
(Tatang Amirin, 1992:11)
E.2 Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan.
Pendid Pendidika ikan n sebaga sebagaii sebuah sebuah sistem sistem terdir terdirii dari dari sejuml sejumlah ah kompon komponen. en. Kompone Komponen n tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan). E.3Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem, bida bidang ng
ekon ekonom omi, i,
pend pendid idik ikan, an,da dan n
polit politik ik
masi masing ng-m -mas asin ing-m g-mas asin ing g
seba sebagai gai sist sistem em..
Pend Pendid idik ikan an form formal al,, nonf nonfor orma mal, l, dan info inform rmal al meru merupa pakan kan subs subsis iste tem m dari dari pendidikan sebagai sistem dan seterusnya. E.4 Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
bidan bidang g
9
PENGANTAR KEPENDIDIKAN a.
Cara memandang sistem
Peru Peruba baha han n
cara cara mema memand ndan ang g
suat suatu u
10
stat status us dari dari komp kompon onen en menj menjad adii
site sitem m
ataupunsebaliknya suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar, tidak lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem atau dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.
b.
Masalah berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab akibat, alternatif maslah, dan latar belakang masalah.
c.
Analisis sitem pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif. efektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat dalam maslah pendidikan yang akan dipecahkan.
d.
Saling hubungan antarkomponen
Komponen-kompo Komponen-komponen nen yang baik menunjang menunjang terbentukny terbentuknyaa suatu sistem yang baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan secra fungsional dengan komponen lain.
e.
Hubungan sitem dengan suprasistem
Dalam Dalam ruang ruang lingku lingkup p besar besar terlih terlihat at pula pula siste sistem m yang yang satu satu saling saling berhubu berhubunga ngan n dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap segi kehidupan itu kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan pengembangan. E.5 Keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:
a.
pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Masing-masing saling mengisi Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN b.
Pembeda Pembedaan an dilaku dilakukan kan hanya hanya untuk untuk kepent kepenting ingan an analisi analisiss agar agar
masing-masing dapat dipahami lebih baik.
c.
Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan,
sebab sebab pendidi pendidikan kan membent membentuk uk wadah, wadah, sedangk sedangkan an pengaja pengajaran ran mengus mengusaha ahakan kan isinya. Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah. E.6 Pendidikan Pendidikan prajabatan prajabatan (preservice (preservice education) education) dan pendidikan pendidikan dalam jabatan (inservice education) sebagai sebuah sistem.
Pendidikan Pendidikan prajabatan prajabatan berfungsi memberikan memberikan bekal secara formal formal kepada calon pekerj pekerjaa dalam dalam bidang bidang terten tertentu tu dalam dalam period periodee waktu waktu terten tertentu. tu. Sedangk Sedangkan an pendidi pendidikan kan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada oramg-orang yang telah bekerja bekerja berupa penataran, kursus-kursus kursus-kursus,, dan lain-lain. lain-lain. Dengan kata lain pendidikan pendidikan praja prajabat batan an hanya hanya member memberika ikan n bekal bekal dasar, dasar, sedangk sedangkan an bekal bekal prakti praktiss yang yang siap siap pakai pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan. E.7 Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenja jenjang ng pedidik pedidikan an yang yang telah telah baku, baku, misaln misalnya ya SD,SM SD,SMP,S P,SMA, MA, dan PT. Pendid Pendidika ikan n nonfo nonform rmal al lebi lebih h difo difoku kusk skan an pada pada pemb pember eria ian n keah keahli lian an atau atau skil skilll guna guna terj terjun un ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan dibedakan tetapi tetapi sulit dipisah-pisahk dipisah-pisahkan an karena keberhasilan keberhasilan pendidikan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
11
PENGANTAR KEPENDIDIKAN BAB II
12
FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pend Pendah ahul ulua uan n Tujuan: Setela Setelah h mempel mempelaja ajari ri bab ini, ini, mahasi mahasiswa swa dihara diharapka pkan n memil memiliki iki pemaha pemahaman man kritis kritis terh terhad adap ap berb berbag agai ai pende pendeka kata tan n dala dalam m mema memaha hami mi dan dan meme memeca cahka hkan n pers persoal oalan an pendidikan yang mendasar dalam pendidikan. Sasaran: Setelah proses belajar mengajar mahasiswa diharapkan mampu: 1) Menjelaskan Menjelaskan definisi definisi filsafat filsafat pendidikan pendidikan 2) Menjelaskan Menjelaskan cabang-ca cabang-cabang bang filsafat filsafat dan dan mengkaitkan mengkaitkannya nya dengan pendidik pendidikan an 3) Menjelaskan Menjelaskan hubungan hubungan filsaf filsafat at dan dan pendidikan pendidikan 4) Menjelaskan Menjelaskan berbagai berbagai macam macam aliran aliran filsafa filsafatt pendidikan pendidikan 5) Menganalisi Menganalisiss secara kritis kritis filsafa filsafatt pendidikan pendidikan di Indonesia Indonesia dan penerapannya penerapannya B. Filsa Filsafat fat Pendi Pendidik dikan an
Bila dirujuk dari akar kata pembentuknya, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philo yang yang berart berartii cinta cinta dan Sophia Sophia yang yang berart berartii kebijak kebijaksan sanaan aan (wisdom). wisdom). Dengan Dengan demikian, demikian, filsafat filsafat dapat diartikan diartikan sebagai “cinta kepada kebijaksanaa kebijaksanaan”. n”. deng dengan an demi demiki kian an juga juga bert bertuj ujua uan n
hany hanyaa
untu untuk k
Berfilsaf Berfilsafat at
menc mencar ari, i, memp memper erta taha hank nkan an dan dan
melaks melaksanak anakan an kebenar kebenaran/ an/keb kebija ijaksa ksanaa naan n atau atau dituju ditujukan kan untuk untuk kebenar kebenaran an itu itu sendir sendiri, i, berfilsafat tidak bertujuan untuk ketenaran, pujian, kekayaan, atau yang lainnya. Inilah yang kemudian dikenal dengan tradisi pemikiran filosofis Yunani yaitu suatu pemahaman atas “kebenaran-kebenaran pertama” ( first first truth), truth), seperti baik, adil dan kebenaran itu sendiri, serta penerapan dari kebenaran-kebenaran pertama ini dalam problema-problema kehidupan. Namun dalam perkembangannya, pengertian ini banyak ditolak oleh filosoffilosof filosof yang lainnya dengan lebih meyakini meyakini filsafat filsafat sebagai pemikiran pemikiran “teoretik “teoretik”” secara secara keseluruhan daripada sekadar perhatian kepada petunjuk moral atau tingkah laku. Untuk Untuk lebih lebih memben membenant antu u memaham memahamii filsa filsafat fat,, tentun tentunya ya dapat dapat diliha dilihatt dari dari tugas tugas filsafat yang paling mendasar yaitu untuk menemukan konsep-konsep yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam ilmu pengetahuan, lalu menganalisisnya dan menentukan makna-makna yang tepat dan saling berhubungan. Artinya, pengetahuan yang jelas dan akurat tentang sesuatu didahulukan atas hal-hal yang secara umum masih Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN kabur. kabur. Ketiad Ketiadaan aan pengeta pengetahuan huan yang yang jelas jelas tentan tentang g arti arti dan hubunga hubungan-h n-hubu ubungan ngan dari dari konsep-konsep yang kita gunakan, akan menjerumuskan kita kepada kekeliruan yang fatal dalam menghadapi menghadapi persoalan-p persoalan-persoal ersoalan an (masalah) (masalah) tertentu. Selain itu, filsafat juga bertugas bertugas untuk membongkar secara kritis kritis segala segala bentuk keyakinan-keyaki keyakinan-keyakinan nan yang kita miliki secara radikal, universal, konseptual, sistematik, bebas dan bertanggung jawab. Beberapa definisi filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf berikut ini, mungkin akan lebih membantu untuk menafsirkan dan menjelaskan mengapa filsafat pendidikan dipelajari: 1) Filsafat Filsafat adalah adalah sekumpulan sekumpulan sikap sikap dan kepercayaan kepercayaan terhadap terhadap kehidupan kehidupan dan alam alam yang yang biasan biasanya ya diteri diterima ma secara secara tidak tidak kriti kritis. s. Defini Definisi si ini merupa merupakan kan arti arti yang yang informal informal tentang tentang filsafat. filsafat. Filsafat Filsafat dianggap dianggap sebagai sikap atau kepercayaan kepercayaan yang ia miliki. 2) Filsafat Filsafat adalah adalah suatu proses proses kritik kritik atau pemikiran pemikiran terhadap terhadap kepercayaan kepercayaan dan sikap sikap yang sangat kita junjung tinggi. Pengertian filsafat ini merefleksikan bentuk atau tugas tugas dari dari filsa filsafat fat kritik kritik,, khususny khususnyaa dalam dalam mengkr mengkriti itisi si keyaki keyakinan nan-key -keyaki akinan nan dalam kehidupan kita sehari-hari. 3) Filsa Filsafat fat adalah adalah usaha usaha untuk mendapa mendapatka tkan n gambar gambaran an keselu keseluruh ruhan. an. Inilah Inilah yang yang menjad menjadii tugas tugas dari dari filsaf filsafat at spekul spekulati atiff dalam dalam usahan usahanya ya mentra mentranse nsenden ndensik sikan an pengalaman-pengalaman dan ilmu pengetahuan dalam visi atau gambaran yang komprehensif. 4) Filsafat Filsafat adalah adalah sebagai analisa analisa logis logis dari bahasa bahasa dan penjelasan penjelasan tentang tentang arti kata kata dan dan konse konsep. p. Peng Penger erti tian an ini ini term termas asuk uk dala dalam m kate katego gori ri kerj kerjaa fils filsaf afat at krit kritik ik sebaga sebagaima imana na telah telah diurai diuraikan kan sebelu sebelumny mnyaa bahwa bahwa filsaf filsafat at mempun mempunyai yai tugas tugas menganalisis konsep-konsep seperti substansi, gerak, waktu, dan sebag ainya. 5) Filsa Filsafat fat adalah adalah sekump sekumpula ulan n proble problemama-pro proble blema ma yang yang langsu langsung ng yang yang mendapa mendapatt perhatian perhatian dari manusia manusia dan yang dicarikan jawabannya jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. filsafat. Pengertian Pengertian ini pada prinsipnya prinsipnya berada dalam pemikiran pemikiran para filsuf filsuf dalam rangka menjawab berbagai problematika kehidupan dan tentunya terus berlangsung tanpa mengenal titik lelah (Widodo, 2007: 9)
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
13
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Cabang-Cabang Filsafat 1) Ontologi
Ontologi atau sering juga disebut metafisika (meta = melampaui, fisik = dunia nyata/fisik) adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat segala sesuatu yang ada, atau membahas watak yang sangat mendasar (ultimate (ultimate)) dari benda atau realitas yang berada di belakang pengalaman yang langsung (immediate (immediate experience). experience). Ontology berbicara tentang segala hal yang ada, pertanyaan-pertanyaan yang akan dibongkarnya tidak terbatas, misalnya apakah hakikat ruang, waktu, gerak, materi, dan perubahan itu? Apakah yang merupakan asal mula jagad raya ini? Dan lain sebagainya. Kaitan Kaitannya nya dengan dengan pendid pendidika ikan, n, ontolo ontologi gi ilmu ilmu pendid pendidika ikan n membaha membahass tentan tentang g hakikat hakikat substansi dan pola organisasi Ilmu pendidikan 2) Epis Episte temo molo logi gi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal mula, susunan, metodemetode, dan sahnya pengetahuan. Pertanyaan yang mendasar adalah: Apakah mengetahui itu? itu? Apaka Apakah h yang yang meru merupa paka kan n asal asal mula mula penge pengeta tahua huan n kita kita?? Bagai Bagaima mana na cara cara kita kita mengetahui mengetahui bila kita mempunyai pengetahuan? pengetahuan? Bagaimanakah Bagaimanakah cara kita memperoleh memperoleh pengetahuan? Dan lain sebagainya. Dengan demikian, epistemologi membahas tentang hakikat objek formal dan material ilmu pendidikan 3) Aksio siologi ogi
Aksiologi berbicara tentang nilai dan kegunaan dari segala sesuatu terkait dengan kaidah moral pengembangan penggunaan ilmu pengetahuan yang diperoleh. Aksiologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakikat nilai kegunaan teoretis dan praktis ilmu pendidikan 4) Logika
Logika Logika merupa merupakan kan cabang cabang filsaf filsafat at yang yang membic membicara arakan kan tentan tentang g aturan aturan-at -atura uran n berpik berpikir ir agar dengan dengan aturan aturan-at -atura uran n terseb tersebut ut dapat dapat diambi diambill kesimp kesimpula ulan n yang yang benar. benar. Dengan kata lain logika adalah pengkajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguat menguatkan kan premis premis-pr -premi emiss atau atau sebabsebab-seb sebab ab mengena mengenaii konklus konklusii aturan aturan-at -atura uran n itu, itu, sehingga dapat kita pakai untuk membedakan argument yang baik dan yang tidak baik. Logika dibagi dalam dua cabang utama, yaitu logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif berusaha menemukan menemukan aturan-atur aturan-aturan an yang dapat dipergunakan dipergunakan untuk Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
14
PENGANTAR KEPENDIDIKAN menarik kesimpulan-kesimpulan yang bersifat keharusan dari satu premis tertentu atau lebih, lebih, sedang sedangkan kan logika logika indukt induktif if mencob mencobaa menari menarik k kesim kesimpul pulan an tidak tidak dari dari susunan susunan proposisi-proposisi melainkan dari sifat-sifat seperangkat bahan yang diamati. Logika ini mencoba untuk bergerak dari suatu perangkat perangkat fakta yang diamati secara khusus khusus menuju kepada pernyataan pernyataan yang bersifat umum mengenai semua fakta yang bercorak demikian, atau bergerak dari suatu perangkat akibat tertentu menuju kepada sebab atau sebab-sebab dari akibat-akibat tersebut
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Tahapan Ontologi (hakikat ilmu pendidikan)
Obyek apa yang telah ditelaah ilmu pendidikan? Bagaimana wujud yang hakiki dari d ari obyek tersebut? • Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya • tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan? Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya • pengetahuan yang berupa ilmu pendidikan? Bagaimana prosedurnya? • Epistemologi Baga Bagaim iman anaa pros proses es yang yang memu memung ngki kink nkan an diti ditimb mban anya ya • (Cara pengetahuan yang berupa ilmu pendidikan? Mendapatkan Bagaimana prosedurnya? • Pengetahuan) Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan • pengetahuan dengan benar? Apa yang disebut dengan kebenaran itu sendiri? • Apa kriterianya? • Sara Sarana na/c /car ara/ a/te tekn knik ik apa apa yang yang memb memban antu tu kita kita dala dalam m • mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu pendidikan? Aksiologi Untuk apa pengetahuan tersebut digunakan? • (Guna Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan • Pengetahuan) kaidah-kaidah moral? Bagaim Bagaimana ana penetu penetuan an obyek obyek yang yang ditela ditelaah ah berdas berdasark arkan an • pilihan-pilihan moral? Baga Bagaim iman anaa kai kaitan ant antara ara tekn teknik ik pros prosed edur ural al yang ang • merupa merupakan kan operasi operasional onalisa isasi si metode metode ilmiah ilmiah dengan dengan normanormanorma moral/profesional? diadopsi dari Suryasumantri, 1993 •
Dari uraian di atas, Widodo (2007:9. Lihat juga Mudyahardjo, 2004:5) kemudian mendef mendefini iniska skan n filsaf filsafat at pendidi pendidikan kan sebaga sebagaii suatu suatu pendeka pendekatan tan dalam dalam memaha memahami mi dan Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
15
PENGANTAR KEPENDIDIKAN memeca memecahkan hkan persoa persoalan lan-pe -perso rsoala alan n yang yang mendas mendasar ar dalam dalam pendid pendidika ikan, n, sepert sepertii dalam dalam menentukan tujuan pendidikan, kurikulum, metode pembelajaran, manusia, masyarakat, dan kebud kebuday ayaa aan n yang yang tidak tidak dapat dapat dipi dipisa sahka hkan n dari dari duni duniaa pendi pendidi dika kan n itu itu send sendir iri. i. Pendidikan Pendidikan tidak dapat terlepas terlepas dari aliran filsafat filsafat yang melandasiny melandasinya, a, sebagaimana sebagaimana dila dilakuk kukan an oleh oleh Amer Amerik ikaa Seri Serika katt yang yang mele meleta takk kkan an fils filsaf afat at pend pendid idik ikan an atas atas dasar dasar pengkajian beberapa aliran filsafat tertentu, seperti pragmatisme, realisme, idealisme, dan eksist eksistens ensial ialism isme, e, lalu lalu dikaji dikaji bagaima bagaimana na konsek konsekuen uensi si dan impli implikas kasiny inyaa dalam dalam dunia dunia pendid pendidika ikan. n.
Begitu Begitu juga dengan dengan pendidi pendidikan kan Indones Indonesia ia yang tidak tidak bisa bisa terlep terlepas as dari dari
filsafat Pancasila yang notabenenya merupakan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Mudyah Mudyahard ardjo jo (2004: (2004:5) 5) membed membedakan akan pendidi pendidikan kan dalam dalam dua macam, macam, yaitu yaitu (1) praktek praktek pendidikan pendidikan dan (2) ilmu pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan. pendidikan. Yang selanjutnya, selanjutnya, juga membedakan membedakan filsafat pendidikan pendidikan ke dalam dua macam, macam, yaitu yaitu (1) filsafat praktek pendidikan, dan (2) filsafat ilmu pendidikan. Filsafat praktek pendidikan adalah adalah analisi analisiss kritis kritis dan kompre komprehens hensif if tentan tentang g bagaim bagaimana ana seharu seharusny snyaa pendid pendidika ikan n diselenggarakan dan dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Filsafat praktek pendidikan dapat dapat dibeda dibedakan kan menjad menjadi: i: (1) filsaf filsafat at proses proses pendidi pendidikan kan (biasa (biasanya nya disebu disebutt filsa filsafat fat pendidikan) dan (2) filsafat sosial pendidikan. Filsafat proses pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya kegiatan pendidikan dilaksanakan dalam kehidupan manusia. manusia. Filsafat Filsafat proses pendidikan pendidikan biasanya biasanya membahas membahas tiga masalah pokok, yaitu (1) apakah sebenarnya pendidikan itu; (2) apakah tujuan pendidikan itu sebenarnya; dan (3) dengan cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai. (Henderson, 1959, sebagaimana dikutip Mudyahardjo, 2004:5). Seme Sement ntar araa fils filsaf afat at sosi sosial al pendi pendidi dika kan n memb membah ahas as hubun hubunga gan n anta antara ra pena penata taan an masyarakat manusia dengan pendidikan. Atau dapat pula dikatakan bahwa filsafat sosial pendidikan merupakan analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dalam mewujudkan tatanan masyarakat manusia idaman.
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
16
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Bagan 01
17
Status Filsafat Ilmu Pendidikan Sebagai Filsafat Ontologi Metafisika
Kosmologi Humanologi Teologi
Filsafat Umum
Epistemologi Induksi Logika Deduksi Aksiologi
Etika Estetika Filsafat Proses Pendidikan
FILSAFAT
Filsafat Praktek Pendidikan
Ontologi Ilmu Pendidikan
Filsafat Pendidikan
Epistemologi Ilmu Pendidikan
Filsafat Hukum Filsafat Khusus Filsafat Sejarah
Dan lainlainnya
Sumber: Mudyahardjo (2004:7)
Filsafat Sosial Pendidikan
Filsafat Ilmu Pendidikan
Metodologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN C. Epistem Epistemolog ologii Ilmu Ilmu Pendid Pendidikan ikan
18
1) Ob Obje jek k Forma Formall Ilmu Ilmu Pendid Pendidika ikan n
Obje Objek k form formal al ilmu ilmu pend pendid idik ikan an berk berken enaa aan n deng dengan an bida bidang ng yang yang menj menjad adii keseluruhan ruang lingkup garapan ilmu pendidikan. Sedangkan objek material ilmu ilmu pend pendid idik ikan an berk berken enaa aan n
deng dengan an aspe aspekk-as aspe pek k
yang yang menj menjad adii
gara garapa pan n
penelidikan langsung ilmu pendidikan. Obje Objek k form formal al ilmu ilmu pend pendid idik ikan an menur menurut ut Mudy Mudyah ahar ardj djo o
(2004 (2004:4 :45) 5) adala adalah h
pendi pendidik dikan, an, yang yang dapat dapat diarti diartikan kan secara secara maha maha luas, luas, sempit sempit dan luas luas terbat terbatas. as. Pendidikan Pendidikan dalam artian yang maha luas adalah segala segala situasi situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Pendidikan adalah pengalaman belajar, yang oleh karenanya karenanya pendidikan pendidikan dapat pula didefinisikan didefinisikan sebagai keseluruhan keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidupnya. Sedangkan dalam pengertian pendidikan dalam arti sempit adalah sekolah atau persekolah persekolahan an schooling (schooling ). ). Sekola Sekolah h adalah adalah lembag lembagaa pendid pendidika ikan n formal formal sebaga sebagaii salah satu hasil rekaya dari peradaban manusia, di samping keluarga, dunia kerja, negara dan lembaga keagamaan. Oleh karena itu, pendidikan dalam arti sempit adalah adalah pengaru pengaruh h yang yang diupay diupayaka akan n dan direkay direkayasa asa sekola sekolah h terhad terhadap ap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mereka mempunyai kemampuan yang sempurna sempurna dan kesadaran kesadaran penuh terhadap hubungan-hubun hubungan-hubungan gan dan tugas-tugas tugas-tugas sosial mereka. Definisi maha luas tentang pendidikan, antara lain mengandung kelemahan tidak dapat menggambarkan menggambarkan dengan tegas batas-batas batas-batas pengaruh pendidikan pendidikan dan bukan pendidikan pendidikan terhadap terhadap pertumbuhan pertumbuhan individu. individu. Sedangkan Sedangkan kekuatannya, kekuatannya, antara lain terletak terletak pada menempatkan menempatkan kegiatan atau pengalaman pengalaman belajar sebagai inti dalam proses pendidikan yang berlangsung di mana pun dalam lingkungan hidup, baik di sekola sekolah h maupun maupun di luar luar sekola sekolah. h. Defini Definisi si pendidi pendidikan kan dalam dalam arti arti sempit sempit juga juga memiliki kelemahan di antaranya terletak pada sangat kuatnya campur tangan pendidikan dalam proses pendidikan sehingga proses pendidikan lebih merupakan kegiatan mengajar daripada kegiatan belajar yang mengandung makna pendidik mempunyai otoritas sangat kuat, dan pendidikan terasing dari kehidupan sehingga lulusannya lulusannya ditolak oleh masyarakat masyarakat.. Adapun kekuatannya, kekuatannya, antara antara lain terletak Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN pada bentuk kegiatan pendidikannya yang dilaksanakan secara terprogram dan
19
sistematis.
Tabel 01: Perbandingan Konsep Pendidikan dalam arti Maha Luas, Sempit, dan Luas Terbatas Tertium Komparison Definisi
Maha Luas
Sempit
Luas Terbatas
Pendidikan ad adalah hi hidup. Pendidik Pendidikan an adalah adalah segala segala pengalam pengalaman an belajar belajar yang berlangs berlangsung ung dalam dalam segala segala lingku ngkung ngan an hidu hidup p dan dan sepanjang hidup. Pendidik Pendidikan an adalah adalah segala segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang
Pendidikan adalah Pendid Pendidika ikan n adalah adalah usaha usaha persekola persekolahan. han. Pendidik Pendidikan an sadar yang dilakukan oleh adal adalah ah peng pengaj ajar aran an yang yang keluarga, keluarga, masyarak masyarakat, at, dan dis diselen eleng ggar garakan kan oleh oleh pemerintah, melalui sekola sekolah h sebaga sebagaii lembag lembagaa kegiatan bimbingan, pendidikan formal. pengajaran dan/atau Pendidika Pendidikan n adalah adalah segala segala latihan, latihan, yang berlangsu berlangsung ng pengaruh yang diupayakan di seko sekola lah h dan dan di luar uar sekolah terhadap anak atau sekolah untuk rema remaja ja yang yang dise disera rahk hkan an memp memper ersi siap apka kan n pese pesert rtaa kepadanya, agar didik agar dapat mempun mempunya yaii kemamp kemampuan uan memainkan peranan secara yang sempurna dan tepa tepatt dala dalam m ber berbag bagai kesadaran penuh lingkungan hidup. hubung hubunganan-hub hubung ungan an dan tugas-tugas sosial. Tujuan Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan terkan terkandun dung g dalam dalam setiap setiap ditentukan oleh pihak luar. meru merupa paka kan n perp perpad adua uan n pengalam pengalaman an belajar, belajar, tidak tidak Tujuan pendidikan terbatas anta ntara per perkem kembang bangan an ditentukan dari luar. pada pengembanga npribadi secara optimal dan Tujuan Tujuan pendidika pendidikan n adalah adalah kema kemamp mpu uan ter tertent tentu. u. tujuan sosial dapat pe pertum tumbuha buhan. n. Tujua ujuan n Tujuan Tujuan pendidika pendidikan n adalah adalah memainkan peranan sosial pendidikan tidaklahmemp memper ersi siap apka kan n pese pesert rtaa secara tepat. Tujuan terbatas. Tujuan didik untuk dapat hidup di pen pendi didi dika kan n menc mencak akup up pendi pendidik dikan an sama sama dengan dengan masyarakat. tujuan-tujuan setiap bentuk tujuan hidup kegiatan pendidikan (bimbingan/pengajaran/ latihan) latihan) dan satuan-sat satuan-satuan uan pendi pendidik dikan an (sekol (sekolah/ ah/lua luar r sekolah). Tempat Pendi Pendidik dikan an berlan berlangsu gsung ng Pendid Pendidika ikan n berlan berlangsu gsung ng Pendid Pendidika ikan n berlan berlangsu gsung ng Pendidikan dalam segala bentuk dalam lembaga pendidikan dalam sebagian lingkungan ling lingku kung ngan an hidu hidup, p, baik baik formal atau sekolah dalam hidu hidup. p. pend pendid idik ikan an tida tidak k khusus khusus dicipt diciptaka akan n untuk untuk segala bentuk berlangsung dalam kepent kepenting ingan an pendid pendidika ikan n ling lingku kung ngan an hidu hidup p yang yang maupun maupun lingkunga lingkungan n yang tersel terseleng enggar garaka akan n dengan dengan ada dengan sendirinya. send sendir irin inya ya.. Pend Pendid idik ikan an berlangsung di sekolah dan satu satuan an pend pendid idik ikan an luar luar sekolah. Bentuk kegiatan Pendidik Pendidikan an terentan terentang g dari Isi Isi pend pendid idik ikan an ters tersus usun un Kegiatan pendidikan dapat pendidikan kegiatan kegiatan yang mistis atau secara secara terpro terprogra gram m dalam dalam ber berbe bent ntuk uk pend pendid idik ikan an tidak dak seng sengaaja sampa ampaii bentuk kurikulumform fo . rmal al,, non non form formal al dan dan dengan kegiatan Kegiatan pendidikan lebih informal. Kegiatan Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN pendidikan ya nberorientasi g pada pendidik terpro terprogra gram. m. Pendi Pendidik dikan an (gur (guru) u).. Sehi Sehing ngga ga guru guru berbe berbentu ntuk k segala segala macam macam mempunya mempunyaii peranan peranan yang pengalaman belajar dalam sentra sentrall dan menent menentuka ukan. n. hidup. Pendidikan Kegiatan pendidikan berlangsung dalamterjadwa terjadwall dalam tenggang tenggang beran beraneka eka ragam ragam bentuk bentuk,, waktu tertentu. pola, dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi di mana mana pun pun dala dalam m hidu hidup. p. Pendidikan lebih berorien berorientasi tasi pada peserta peserta didik
Masa Pendidikan
Pendukung
pendidikan dapat ber berbe bent ntuk uk bimb bimbin inga gan, n, 20 pengajaran dan/atau latihan. Kegiatan pendidikan selalu meru merupa paka kan n usah usahaa sada sadar r yang tercakup di dalamnya penge pengelol lolaa aan n pendid pendidika ikan n secara nasional dan pengelolaan dalam satuansatuan pendidikan di sekolah. Kegiatan pendi pendidik dikan an berori berorient entasi asi pada komunikasi pendidikan peserta didik Pendid Pendidika ikan n berlan berlangsu gsung ng seumur hidup, yang kegiatan-kegiatannya kegiatan-kegiatannya tidak berla berlangs ngsung ung sembar sembarang ang,, tetapi terbatas pada adanya usaha sadar.
Pendi Pendidik dikan an berlan berlangsu gsung ng Pendid Pendidika ikan n berlan berlangsu gsung ng seumur hidup dalam setiap dala dalam m wakt waktu u terb terbat atas as,, saat selama ada pengaruh pengaruh yaitu pada masa anak-anak lingkungan terhadap dan dan rem remaja aja. Kegi egiatan atan pertu pertumbu mbuhan han seseor seseorang ang.. pendidika pendidikan n terbatas terbatas pada Pendi Pendidik dikan an berlan berlangsu gsung ng kegiatan bersekolah. sejak lahir hingga meni eningga nggall duni duniaa, dan dan berlangsung sembarang. Kaum humanis, kaum Kaum behaviori behavioris, s, mereka mereka Kaum Kaum real realis isme me krit kritis is,, humanis radikal cenderung cenderung pada mere mereka ka meng mengup upay ayak akan an tidak percaya pada pelak pelaksan sanaan aan pendid pendidika ikan n perpaduan perpaduan yang harmonis harmonis pen pendi didi dika kan n di seko sekola lah. h. secara terprogram antara antara pendidikan pendidikan sekolah sekolah Kaum moderat moderat cenderung cenderung dan pendidikan luar memper memperbai baiki ki pendid pendidika ikan n sekolah sekolah
Sumber: Mudyahardjo (2004:62-63)
2) Objek Objek Mater Material ial Ilmu Ilmu Pendid Pendidika ikan n Sebagai Sebagaiman manaa telah telah diungk diungkap ap di atas, atas, bahwa bahwa objek objek materi material al ilmu ilmu pendid pendidika ikan n adalah adalah salah salah satu satu aspek aspek pendidi pendidikan. kan. Apabila Apabila diliha dilihatt dari dari segi segi ini, ini, maka maka ilmu ilmu pendi pendidik dikan an dibagi dibagi menjad menjadii dua, yaitu yaitu 1) ilmu ilmu pendid pendidika ikan n makro, makro, yaitu yaitu yang yang menyelidiki keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang yang berkai berkaitan tan satu satu dengan dengan lainny lainnyaa untuk untuk mengus mengusahak ahakan an tercap tercapain ainya ya tujuan tujuan nasional, dan 2) ilmu pendidikan mikro, atau ilmu pendidikan yang menyelidiki satuan pendidikan atau kegiatan pendidikan secara keseluruhan atau hanya satu satuan atau satu bentuk kegiatan pendidikan. Bagan berikut, diharapkan dapat membantu kita untuk lebih memahami bagian atau cabang-cabang dari ilmu pendidikan (objek material ilmu pendidikan).
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 21
Bagan 02 Klasifikasi Cabang-cabang Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan Administratif
Ilmu Pendidikan Makro
Ilmu Pendidikan Komparatif Ilmu Pendidikan Historis Ilmu Pendidikan Kependudukan
Pedagogik Teoretis
ILMU PENDIDIKAN
Ilmu Pendidikan Psikologis Ilmu Mendidik Umum
Ilmu Pendidikan Sosiologis Ilmu Pendidikan Antropologis Ilmu Pendidikan Ekonomik
Ilmu Pendidikan Mikro
Ilmu Persekolah
Ilmu Mendidik Khusus
Ilmu Pendidikan Luar Sekolah Ilmu Pendidikan Luar Biasa (Orthopedagogik
Mudyahardjo (2004: 87)
D. Aksiolo Aksiologi gi Ilmu Ilmu Pendidi Pendidikan kan
1) Aksiologi Aksiologi Ilmu Ilmu Pendidi Pendidikan kan (Nilai (Nilai Kegunaan Kegunaan Teoretis) Teoretis)
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Meskipun status ilmiahnya masih belum sejajar dengan ilmu-ilmu yang sudah mapan mapan,, ilmu ilmu pend pendid idik ikan an dapa dapatt memb member erik ikan an sumb sumban angan gan teor teoret etis is terh terhada adap p perkembangan ilmu-ilmu sosial (Social (Social Sciences) Sciences) atau ilmu-ilmu tingkah laku Behavioral Sciences Sciences). Sumban ( Behavioral Sumbangan gan terseb tersebut, ut, antara antara lain lain berupa berupa memper memperlua luass konsep-konsep ilmiah yang berkenaan dengan kehidupan sosial atau pada tingkah laku manusia. Ilmu pendidikan menghasilkan konsep-konsep ilmiah tentang pola tingka tingkah h laku laku dalam dalam proses proses belaja belajarr mengaj mengajar ar yang yang berlan berlangsu gsung ng di lingku lingkungan ngan hidup manusia. Konsep tersebut menambah rekanan konsep-konsep aspek sosial budaya dalam kehidupan manusia. 2) Aksiologi Aksiologi Ilmu Ilmu Pendidi Pendidikan kan (Nilai (Nilai Kegunaan Kegunaan Praktis) Praktis) Konsep-konsep yang dihasilkan oleh ilmu pendidikan dapat memberi pedoman dasar dasar kerja kerja pendid pendidika ikan/p n/penge engelol lolaa pendidi pendidikan kan dalam dalam melaks melaksana anakan kan tugasn tugasnya. ya. Kons Konsep ep-k -kon onse sep p yang yang dikem dikemban bangk gkan an ilmu ilmu pendi pendidi dika kan, n, berk berken enaa aan n
denga dengan n
bagaimana proses pengelolaan dan pelaksanaan praktek pendidikan terselenggara. Dengan demikian demikian konsep-konsep konsep-konsep tersebut tersebut merupakan merupakan prinsip-pr prinsip-prinsip insip tentang praktek-praktek pengelolaan dan kegiatan pendidikan (mendidik). Hasil Hasil peneli penelitia tian n Arora Arora Kamla Kamla sebaga sebagaima imana na dikuti dikutip p Mudyah Mudyahard ardjo jo (2004: (2004:196 196)) meny menyat ataka akan n
bahwa bahwa kara karakt kter eris isti tik k
prof profes esio ional nal yang yang sang sangat at memp mempen enga garu ruhi hi
efektivita efektivitass guru mengajar adalah berkenaan dengan kemampuan-kemamp kemampuan-kemampuan: uan: 1) menerangkan dengan jelas topik-topik yang menjadi bahan ajaran, 2) menyajikan dengan dengan jelas jelas tentan tentang g mata mata pelaja pelajaran ran,, 3) mengor mengorgan ganisa isasik sikan an secara secara siste sistemat matis is tentang mata pelajaran, 4) berekspresi, 5) membangkitkan minat dan dorongan sisw siswaa untu untuk k bela belaja jar, r, dan dan 6) meny menyus usun un renc rencana ana dan dan persi persiap apan an menga mengaja jar. r. Peng Pengua uasa saan an
keen keenam am
kema kemamp mpua uan n
ters terseb ebut ut
meru merupa paka kan n
awal awal
dan dan
sang sangat at
mempengaruhi efektivitas guru mengajar. E. Aliran-A Aliran-Alir liran an Filsaf Filsafat at Pendid Pendidikan ikan
Persoalan Persoalan bagaimana bagaimana pendidikan pendidikan akan diselenggar diselenggarakan akan secara ideal/seme ideal/semestiny stinya, a, sangat tergantung dari cara pandang masyarakat terhadap nilai-nilai moral dan politik yang kemudian melahirkan ideologi pendidikannya. Untuk itu perlu dipahami apa yang melandasi praktek-praktek pendidikan dewasa ini, sehingga kita tidak terjebak ke dalam
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
22
PENGANTAR KEPENDIDIKAN penafsiran yang keliru mengenai pendidikan sebagai sebuah sistem dan sebagai manifes dari kehidupan manusia itu sendiri. Rasionalisme menganggap bahwa kecerdasan yang terlatih adalah penyedia cara terbaik untuk hidup, pemikiran ini cenderung kearah pemerintahan yang terbuka dan libe libera ral, l, sert sertaa ke arah arah cora corak k yang yang seru serupa pa denga dengan n (dan (dan mendu mendukun kung) g) syst system em-s -sis iste tem m pemerintaha pemerintahan n yang liberal. liberal. Sebaliknya Sebaliknya,, non-rasiona non-rasionall menganggap menganggap bahwa kebanyakan kebanyakan kebenaran yang punya arti penting hanya bisa diakses melalui cara-cara non-rasional; misalnya lewat wahyu, iman, atau intuisi mistis, atau menganggap bahwa penalaran aktif, kurang kurang dapat dapat dipe diperc rcay ayaa keti ketimb mban ang g pola pola-po -pola la keya keyaki kina nan n dan dan peri perila laku ku soci social al yang yang konvensional. Orientasi-orientasi semacam itu hampir pasti memilih pula ‘pendidikan yang keras’ Konser Konservat vatism ismee pendidi pendidikan kan mengang menganggap gap bahwa bahwa nalar nalar adalah adalah baik, baik, namun namun nalar nalar mesti mesti tetap tetap menjad menjadii subordi subordinat nat atau atau bawaha bawahan n dari dari pola-p pola-pola ola keyaki keyakinan nan dan perila perilaku ku social yang lebih dulu dinalar (atau yang memiliki potensi kenalaran), yang muncul dari penyesuaian penyesuaian-penye -penyesuaia suaian n budaya terhadap terhadap keadaan-keadaa keadaan-keadaan n yang muncul sepanjang sepanjang sejarah sebuah masyarakat yang sebelumnya tidak dinalat (namun yang diprakirakan berkualitas nalar). Liberalisme, Liberasionisme dan Anarkisme (ketiga-tiganya) menganggap bahwa kebai kebaikan kan tert tertin inggi ggi adal adalah ah untu untuk k hidu hidup p sede sedemi miki kian an rupa rupa hing hingga ga memu memung ngki kink nkan an pengungkapan sepenuh-penuhnya dari kecerdasan terlatih, yakni pemikiran kritis yang dipandang sebagai penerapan praktis dari proses-proses penyelesaian masalah personal maupu maupun n soci social al seca secara ra ilmi ilmiah ah.. Keti Ketiga gany nyaa berb berbed edaa dala dalam m hal bagai bagaima mana na mere mereka ka memandang kondisi-kondisi yang diperlukan bagi terjadinya pemikiran kritis semacam itu. Liberalisme menekankan pemikiran kritis individu sebagai asal-usul dan landasan bagi semua perubahan social yang tercerahkan. Seorang liberalis meragukan ideologyideologi ideologi social social yang tidak lahir dari temuan penyelidika penyelidikan n yang berdasarkan berdasarkan objektivita objektivitass ilmiah. Dalam hal ini, ia memprioritaskan yang personal (individu) di atas yang social (termasuk yang politis). Sementara itu, seorang liberasionis merasa bahwa pemikiran kritis individual itu mustahil berlangsung dalam ketiadaan sebuah system politik yang mendor mendorong ong dan memeli memelihara hara kondisi kondisi-kon -kondis disii social social dan intele intelektu ktual al yang yang merupak merupakan an Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
23
PENGANTAR KEPENDIDIKAN prasy prasyara aratt bagi bagi kecerda kecerdasan san umum umum yang yang sepenuh sepenuhnya nya berkem berkemban bang. g. Sebali Sebalikny knyaa juga, juga, seorang anarkis merasa bahwa, bias dikatakan semua system politik dan pendidikan pasti meru merupa paka kan n keku kekuat atan an yang yang meng mengas asin ingk gkan an dan dan meni menind ndas as,, dan dan bera berada da di anta antara ra kecenderungan alamiah individu ke arah perwujudan diri, dengan kecenderungan yang juga sama alamiahnya alamiahnya untuk menjadi menjadi terlibat terlibat secara budaya (namun tidak secara secara social) social) dalam semua corak pemikiran kritis yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kehidupan social yang dihidupkan oleh kecerdasan dan kerjasama. Satu dari sekian problem yang berat dalam berbicara mengenai keterkaitan yang ada antara antara pendid pendidika ikan n dengan dengan sudut sudut pandang pandang filoso filosofis fis yang yang melanda melandasin sinya ya adalah adalah persoalan melacak pola yang relative jelas dan langsung mencerminkan hubungan antara berbagai perbedaan fundamental di wailayah etika serta filosofi politik di satu sisi dan berbagai perbedaan ideology pendidikan di sisi yang lain. Secara umum, O’neill (2002:125-126) menguraikan adanya tiga pola keterkaitan yang berlangsung antara posisi-posisi dasar dalam etika social serta teori pendidikan. logis, yang terjadi di mana ada hubungan yang relative jelas dan 1. Keteraitan logis, perlu, yang tersimpul di antara posisi-posisi moral dan politis; atau keterkaitan yang yang jela jelass anta antara ra posi posisi si-p -pos osis isii itu itu (yan (yang g seca secara ra umum umum dipa dipanda ndang ng dalam dalam perpaduan, sebagai etika social) dengan ideology pendidikan. Ada umpamanya, sebuah sebuah hubunga hubungan n logis logis yang yang cukup cukup jelas jelas antara antara rasion rasionali alisme sme filoso filosofis fis atau atau teolog teologis is di ranah ranah moral moral dengan dengan sebuah sebuah komit komitmen men polit politis is dalam dalam salah salah satu satu bentuk bentuk merit meritokr okrasi asi,, sepert sepertii juga juga ada hubunga hubungan n yang yang cukup cukup terbuka terbuka antara antara meritokrasi meritokrasi politis dengan pemakaian pemakaian sekolah-seko sekolah-sekolah lah untuk mengembangkan mengembangkan sebuah elit intelektual atau elit moral. 2. Keterkaitan psikologis yang terjadi di mana, seperti telah diungkapkan tadi, mungki mungkin n tidak tidak ada kepasti kepastian an hubungan hubungan logis logis antara antara sebuah sebuah filos filosofi ofi sosial sosial tertentu tertentu dengan pendirian pendirian tertentu di bidang pendidikan; pendidikan; namun ada hubungan timbal-balik yang cukup jelas terlihat antara keduanya, yang muncul dengan lebih dihubungkan dengan dinamika kejiwaan (psikodinamika) yang mengatur pilihan atas keduanya (atau mungkin ditentukan oleh sesuatu yang lain sama sekali, namun tetap bersifat penentu dari luar), ketimbang adanya hubungan alamiah apa pun yang inheren antara keduanya. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
24
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 3. Keterkaitan sosial adalah sosial adalah asosiasi yang nampak jelas yang ada di antara posisi moral moral dan filoso filosofis fis di dalam dalam budaya budaya terten tertentu tu di suatu suatu saat saat terten tertentu tu dalam dalam sejarah. Posisi-posisi konservatif tertentu (seperti fundamentalisme secular dan jenis-jenis konservatisme secular) khususnya merumuskan diri sendiri dalam peristilahan ‘tradisi-tradisi budaya’ atau ‘pola-pola keyakinan dan perilaku yang lestari’. Keduanya terkenal sulit dirumuskan dengan ketepatan dan ketegasan, dan keduanya jelas sekali sangat dikondisikan oleh wajah budaya tertentu di suatu saat tertentu. Sudut pandang semacam itu hanya bias didiskusikan secara cerdas cerdas di dalam dalam kerang kerangka ka kerja kerja batasa batasan-ba n-batas tasan an budaya budaya dan sejara sejarah h yang yang dirumuskan lebih dulu dengan tegas. Jadi, program tertentu yang diajukan oleh banyak banyak konserv konservati atifis fis social social,, dalam dalam kaitan kaitannya nya dengan dengan polit politik ik pendidi pendidikan kan,, cenderung untuk jauh berbeda dalam budaya yang berbeda dan dalam era yang berbeda berbeda meski meski budaya budaya pokokny pokoknyaa sama. sama. Misaln Misalnya, ya, seoran seorang g Ameri Amerika ka yang yang berpandangan politik konservatif di tahun 1783 akan menjadi seorang individu yang yang berlai berlainan nan dengan dengan seoran seorang g Amerik Amerikaa yang yang berpand berpandanga angan n konserv konservati atiff di tahun 1876 atau 1978. Untuk itu kita perlu kembali kepada persoalan mendasar tentang pendidikan dan manusia. Pendidikan tidak lain (kalau boleh dikatakan demikian) menurut pandangan di atas, atas, sebena sebenarny rnyaa adalah adalah proses proses perwuj perwujudan udan diri diri indivi individu du manusi manusiaa untuk untuk mencap mencapai ai kebaikan dan kebahagiaan yang hakiki melalui garis intelektualitas dan moralitas yang dimilikinya. Ada tiga dalil pokok mengenai nilai sebagai perwujudan diri manusia, yaitu: 1) Petunj Petunjukuk-pet petunj unjuk uk moral moral hanya hanya berlak berlaku u tentan tentang g hal-ha hal-hall yang yang bagi manusia manusia adalah mungkin (untuk dilakukan atau tidak dilakukan, untuk menjadi atau untuk tidak menjadi); 2) Selu Seluru ruh h kemu kemung ngki kina nan n meru meruju juk k pada pada pote potens nsii-pot poten ensi si tert terten entu tu dalam dalam diri diri manusia, yang bisa dikenali, untuk bertindak atau untuk menjadi. 3) Dengan Dengan demikian demikian,, ‘hidup ‘hidup yang baik’ pada puncakny puncaknyaa bisa bisa dirumu dirumuska skan n (meski (meski perumusan perumusan ini dilakukan dilakukan pada tingkat tingkat generalisa generalisasi si yang tinggi) sehubungan sehubungan deng dengan an pote potens nsii-po pote tens nsii
manu manusi siaa
yang yang ada ada
untu untuk k
dise disemp mpur urna naka kan n
diwujudkan. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
atau atau
25
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Dari tiga dalil pokok ini, kita dapat membedakan mana perilaku yang termasuk mewuju mewujud d (bermo (bermoral ral)) yang yang dilakuk dilakukan an oleh oleh seseor seseorang ang dan mana mana yang yang tidak tidak bermor bermoral al (potensi-potensi pada diri individu tidak mewujud-imoral). Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana mungkin manusia menjalani hidup yang baik, atau hidup di mana dirinya mewujud. Secara umum, ada enam sudut pandang fundamental tentang bagaimana caranya hidup secara baik, dan keenam sudut pandang ini juga merupakan dasar dari pandangan filosofis bagi munculnya aliran-aliran filsafat pendidikan (hal ini mendominasi kebudayaan Barat kontemporer), O’neill (2002:94-95): 1. Yang Yang menga mengang nggap gap bahwa bahwa kebai kebaika kan n tert tertin ingg ggii tumb tumbuh uh dari dari keta ketaat atan an terh terhad adap ap berbagai tolok ukur (standar) intuitif dan/atau yang terungkap pada keyakinan dan perilaku. 2. Yang Yang mengan menganggap ggap bahwa kebaik kebaikan an terti tertinggi nggi tumbuh tumbuh dari dari pencera pencerahan han filoso filosofis fis dan/ dan/at atau au
keag keagam amaa aan n
yang yang
dida didasa sark rkan an
pada pada
pena penala lara ran n
spek spekul ulat atif if
sert sertaa
kebijaksanaan metafisis. 3. Yang Yang menga mengang nggap gap bahwa bahwa kebai kebaika kan n tert tertin ingg ggii tumb tumbuh uh dari dari keta ketaat atan an terh terhad adap ap berbagai tolok ukur yang mapan (konvensional) tentang keyakinan dan perilaku. 4. Yang Yang mengang menganggap gap bahwa bahwa kebaik kebaikan an tertin tertinggi ggi tumbuh tumbuh dari dari kecerd kecerdasa asan n prakti praktiss (yakni pemecahan masalah secara efektif) 5. Yang Yang meng mengan angg ggap ap bahw bahwaa keba kebaik ikan an tert tertin ingg ggii tumb tumbuh uh dari dari peng pengem emba bang ngan an lembaga-lembaga sosial yang baru dan lebih manusiawi (humanistik). 6. Yang Yang meng mengan angg ggap ap bahw bahwaa keba kebaik ikan an tert tertin ingg ggii tumb tumbuh uh dari dari peng pengha hapu pusa san n pembatasan-p pembatasan-pembat embatasan asan kelembagaan, kelembagaan, sebagai sebuah cara untuk memajukan memajukan perwujudan kebebasan personal yang sepenuh-penuhnya. Keenam filosofi moral di atas, kemudian dibagi lagi ke dalam ranah filosofi politik dasar, dasar, tiga tiga dianta diantaran ranya ya merupa merupakan kan ungkapa ungkapan n polit politis is mendas mendasar ar dari dari sudut sudut pandang pandang Konservatif. 1) Konservatis Konservatisme me reaksioner reaksioner (otorit (otoritariani arianisme sme anti-inte anti-intelektua lektual) l) 2) Konservatis Konservatisme me filosofis filosofis (otori (otoritari tarianisme anisme intele intelektual) ktual) 3) Konservatis Konservatisme me sosial sosial (konvens (konvensional ionalisme isme otoritaria otoritarian) n) Di samping itu ada tiga ungkapan politis dari sudut pandang Liberal, yaitu: 1) Libe Libera rali lism smee polit politis is Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
26
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 2) Libera Liberasio sionis nisme me politi politiss
27
3) Anar Anarki kism smee poli politi tiss Dasar-dasar filosofis bagi landasan pendidikan sebagaimana diungkap di atas, dapat diringkas ke dalam bentuk bagan sebagaimana berikut.
BAGAN 1: DASAR-DASAR FILOSOFIS BAGI IDEOLOGI PENDIDIKAN
Kebahagiaan Personal (perwujudan diri) Dapat dicapai dengan mengikuti mengikuti sebuah filosofi moral moral yang didasarkan didasarkan pada FILOSOFI MORAL
Ketaatan Terhadap Tolok Ukur Keyakinan dan Perilaku yang Intuitif dan/atau Diwahyukan Totalitarian Teleologis Nasionalisme Fundamentalis Amerika Populisme “Akal Sehat” Fundamentalisme Kristen dan Tradisi-tradisi yang terkait
Pencerahan filosofis dan/atau Religius Berdasarkan Penalaran Spekulatif dan Kebijaksanaan Metafisis Plato Aristoteles St. Thomas Aquinas Moses Maimonides St. Ignatius Loyola Rene Descartes Ralph Waldo Emerson
Ketaatan Terhadap Tolok Ukur Keyakinan dan Perilaku Yang Sudah Mapan
Santo Agustinus Aliran utama Kristen Protestan Berbasis Pembaharuan (Reformis) Thomas Hobbes Thomas Harrington John Adams James Madison John C. Calboun Niccola Machiavelli Herbert Spencer Georg W.F. Hegel Emile Durkheim Winston Churchill Charles de Gaulle Milton Friedman Ayn Rand
Yang mengungkapkan diri dalam tingkat politis sebagai
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 28
FILOSOFI POLITIK
Konservatisme Reaksioner (Otoritarianisme (Otoritarianisme AntiIntelektual) Otoritarianisme Nasionalistis atau Religius
Konservatisme Filosofis (Absolutisme Intelektual)
Meritokrasi Intelektual dan /atau Moral
Konservatisme Sosial Kapitalisme Demokratis (Demokrasi Konstitusional Tak Langsung, menekankan pemerintahan berdasarkan hukum, proses yang ditentukan dan hak milik di dalam sebuah ekonomi yang relatif tidak dikendalikan oleh negara
Yang pada gilirannya diterapkan pada pendidikan dalam bentuk
IDEOLOGI PENDIDIKAN
FUNDAMENTALISME PENDIDIKAN
INTELEKTUALISME PENDIDIKAN
KONSERVATISME PENDIDIKAN
Pembangunan LembagaLembaga Sosial yang Baru dan Lebih Manusiawi (Humanistik)
Penghapusan PembatasanPembatasan Kelembagaan untuk Menumbuhkembangkan kebebasan personal
LANJUTAN…..1
Kecerdasan Praktis (Pemecahan Masalah Secara Efektif)
John Dewey William H. Kilpatrick Boyd Bode Sidney Hook John Childs George Geiger
Jeremy Bentham Robert Owen Henry Saint Simon William Morris Karl Marx Nicholai Lenin John M. Keynes Eugene Debs Mao Ze Dong (Mao Tse Tung) Herbert Marcuse Erich Fromm
William Godwin Peter Kropotkin Pierre Proudhon Henry David Thoreau Leo Tolstoi
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Lanjutan….2
29
LIBERALISME
LIBERASIONISME Sosialisme Demokrasi (Demokrasi Perwakilan dalam Sebuah Ekonomi yang dikendalikan oleh Negara)
Demokrasi Sosial (Demokrasi Perwakilan dalam sebuah sistem Ekonomi Campuran)
ANARKISME Kerjasama Bebas yang DiDeinstitusionalisasikan (Demokrasi Partisipasional Partisipasional Langsung dalam Sebuah Era Pasca-Sosialistis)
LANJUTAN….3
LIBERALISME PENDIDKKAN
LIBERASIONISME PENDIDIKAN
ANARKISME PENDIDIKAN
1. Fundame Fundamental ntalisme isme Pendidi Pendidikan kan
Fundamentalisme meliputi semua corak konservatisme politik yang pada dasarnya antianti-in inte tele lekt ktual ual dala dalam m
arti arti
bahwa bahwa mere mereka ka
ingi ingin n
memi memini nima malk lkan an
pert pertim imba banga ngann-
pertimbangan pertimbangan filosofis filosofis dan/atau dan/atau intelektual intelektual,, serta cenderung untuk mendasarkan mendasarkan diri mereka pada penerimaan penerimaan yang relatif relatif tanpa kritik terhadap kebenaran yang diwahyukan diwahyukan atau konsensus sosial yang sudah mapan (yang biasanya diabsahkan sebagai ‘akal sehat’) Dalam Dalam ungkapan ungkapan politi politisny snya, a, konserv konservati atisme sme reaksi reaksioner oner gagasan gagasan untuk untuk kembal kembalii kepada kebijaksana kebijaksanaan-kebi an-kebijaksa jaksanaan naan atau kebijakan-ke kebijakan-kebijaka bijakan n masa silam, silam, baik yang benar-benar pernah ada ataupun yang sekadar dikhayalkan. Ada dua variasi dari sudut pan panda dang ng
semac emacam am
itu itu
jika ika
dite diterrapka apkan n
dal dalam
pend pendiidika dikan. n.
Var Variasi iasi
per pertam tama,
fundamental fundamentalisme isme pendidikan pendidikan religius religius,, yang yang tampak tampak dalam dalam pondok pondok pesant pesantren ren.. Varias Variasii kedua fundamentali fundamentalisme sme pendidikan pendidikan sekular, sekular, berciri berciri mengembangkan mengembangkan komitmen komitmen yang sama tidak luwesnya luwesnya dibanding yang disepakati, disepakati, yang umumnya umumnya menjadi menjadi pandangan pandangan dunia ‘orang biasa’. Ideologi Ideologi mendasar mendasar pendidikan pendidikan fundamental fundamentalisme isme menurut menurut O’neill O’neill (2002:249-253) (2002:249-253) adalah sebagai berikut. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN
Tujuan pendidikan secara menyeluruh
Tujuan utama pendidikan adalah untuk membangkitkan dan meneguhkan kembali cara-cara lama yang lebih baik, untuk memapankan kembali tolok ukur keyakinan dan perilaku tradisional.
Tujuan-tujuan sekolah
Sekola Sekolah h ada karena karena dua alasan alasan mendas mendasar: ar: 1) untuk untuk memban membantu tu memban membangun gun kembali masyarakat dengan cara mendorong langkah kembali ke tujuan-tujuan asli asliny nyaa dan dan agar agar teta tetap p kons konsis iste ten n denga dengan n tuju tujuan an itu; itu; 2) untu untuk k meny menyal alur urka kan n informasi dan keterampilan-keterampilan yang perlu agar berhasil dalam tatanan sosial yang ada sekarang.
Ciri-ciri umum
Fundamentalisme pendidikan dapat dikarakteristisasikan sebagai berikut. 1) Ia yaki yakin n bahwa bahwa penge pengeta tahua huan n teru teruta tama ma meru merupak pakan an alat alat untuk untuk memb memban angun gun kembali masyarakat dalam mengejar pola kesempurnaan moral yang pernah ada di masa silam. 2) Ia menek menekan ankan kan bahw bahwaa manus manusia ia adal adalah ah agen agen mora moral, l, mene meneka kanka nkan n keta ketaat atan an terh terhada adap p atur aturan an mora morall yang yang jela jelass dan dan lengk lengkap ap,, dan dan mene meneka kanka nkan n nila nilaii patriotisme yang dirumuskan secara sempit. 3) Seca Secara ra diam diam-d -dia iam m atau ataupun pun tera terang ng-t -ter erang angan an antianti-in inte tele lekt ktual ual,, mene menent ntang ang pengujian kritis terhadap pola-pola keyakinan dan perilaku yang mereka pilih. 4) Pendidikan Pendidikan pertama-t pertama-tama ama dipandang dipandang sebagai sebagai proses proses regeneras regenerasii moral. moral. 5) Memusatkan Memusatkan perhatian perhatian pada tujuan tujuan asli tradisitradisi-tradi tradisi si serta lembaga-l lembaga-lembaga embaga sosi sosial al yang yang ada, ada, mene meneka kanka nkan n ‘kem ‘kemba bali li ke masa masa sila silam’ m’ sebag sebagai ai sebu sebuah ah orientasi-ulang yang bersifat korektif terhadap pandangan modern yang terlalu menekankan masa kini dan masa depan. 6) Menek Menekan ankan kan penge pengenal nalan an kemb kembal alii cara cara-c -car araa lama lama yang yang suda sudah h teru teruji ji oleh oleh waktu, kebutuhan untuk kembali kepada kebaikan-kebaikan nyata atau yang dikhayalkan ada di era yang lalu. 7) Berd Berdas asar arkan kan pada pada sist sistem em sosi sosial al dan/ dan/at atau au keag keagam amaa aan n yang yang tert tertut utup up,, yang yang menjad menjadii ciri ciri era sebelu sebelumny mnya, a, membela membela gerakan gerakan kembal kembalii kepada kepada kondisi kondisi-kondisi yang lebih baik yang pernah berlangsung. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
30
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 8) Berlan Berlandas daskan kan prakir prakiraanaan-pra prakir kiraan aan yang yang tersir tersirat at dan/at dan/atau au yang yang tidak tidak pernah pernah diuji kebenarannya kebenarannya tentang tentang hakikat hakikat kenyataan, kenyataan, yang umumnya didasarkan didasarkan pada ‘akal sehat’ atau kepastian intuitif atau iman keagamaan. 9) Meng Mengan angg ggap ap bahw bahwaa wewe wewena nang ng inte intele lekt ktua uall tert tertin ingg ggii bera berada da di tang tangan an komunitas orang-orang yang memiliki iman sejati (the (the true believers), believers), bahwa kebenaran ditentukan melalui sebuah kesepakatan di antara orang-orang yang telah mencapai pencerahan moral.
Anak-anak sebagai pelajar
Anak-anak condong ke arah kekeliruan dan kejahatan jika tidak ada bimbingan yang kuat dan pengajaran yang baik. Kesamaan-kesamaan individual lebih penting ketimbang perbedaan-perbedaan di antara antara mereka mereka,, dan kesama kesamaanan-kes kesama amaan an ini secara secara tepat tepat bersif bersifat at menent menentukan ukan dalam memapankan program-program pendidikan yang baik. Anak-a Anak-anak nak secara secara moral moral setara setara di sebuah sebuah jagat jagat ketida ketidakse ksetar taraan aan kesemp kesempata atan n objekt objektif. if. Mereka Mereka musti musti memil memiliki iki kesemp kesempata atan-ke n-kesem sempat patan an setara setara supaya supaya bisa bisa berju berjuang ang untuk untuk mendapa mendapatka tkan n ganjar ganjaran an yang yang terbat terbatas as yang yang tersed tersedia, ia, namun namun keber keberha hasi sila lan n must mustii dikon dikondi disi sika kan n pada pada pres presta tasi si pers persona onall dala dalam m dunia dunia yang yang bercirikan persaingan keras bagi keberhasilan moral dan material. Seorang anak pada intinya mampu menentukan nasibnya sendiri; ia memiliki kehendak bebas yang personal, dalam arti tradisional dari istilah itu.
Administrasi dan kontrol
Wewen We wenan ang g di bida bidang ng pendi pendidi dikan kan haru haruss dile dileta takka kkan n di tanga tangan n para para mana manaje jer r akademik terlatih, yang tidak musti merupakan kaum intelek ataupun pendidikan profesional. Wewenang guru harus didasarkan pada profil moral yang lebih tinggi dalam diri guru tersebut.
Hakikat kurikulum
1) Sekola Sekolah h harus harus menekanka menekankan n karakt karakter er moral yang yang layak, layak, melatih melatih siswa siswa untuk menjadi pribadi yang baik diukur dengan tolok ukur-tolok ukur perilaku moral tradisional.
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
31
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 2) Sekola Sekolah h mesti mesti memusatk memusatkan an perhat perhatian ian pada pembah pembaharu aruan an pola-po pola-pola la budaya lama; ia harus membantu siswa untuk menemukan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi-tradisi budaya mendasar. 3) Penekan Penekanan an harus diberi diberikan kan pada regeneras regenerasii moral, moral, dalam dalam hal membangu membangun n kembal kembalii masyar masyaraka akatt menuru menurutt jalurjalur-jal jalur ur pendeka pendekatan tan tradis tradision ional al terhad terhadap ap keyakinan dan perilaku. 4) Lapangan Lapangan studi studi harus harus dipilih dipilih untuk mengara mengarahkan hkan siswa. siswa. 5) Teka Tekana nan n mesti mesti dile dileta takk kkan an di penyesuaian di penyesuaian moral (indoktrinasi moral (indoktrinasi moral) melebihi pengetahuan akademik (yakni belajar tentang bagaimana caranya belajar, serta menguasai jenis pengetahuan dan keterampilan teknis yang hanya secara tidak lang langsu sung ng
terk terkai aitt
deng dengan an
pers persoa oala lann-pe pers rsoa oala lan n
manu manusi siaa
yang yang
utam utama) a)..
Indokt Indoktrin rinasi asi moral moral juga juga harus harus lebih lebih dipent dipenting ingkan kan ketimb ketimbang ang penyes penyesuai uaian an praktis, praktis, yakn yaknii bela belaja jarr tent tentang ang halhal-ha hall yang yang sege segera ra bergu berguna. na. Sekal Sekalig igus us meminimal meminimalkan kan penyesuaian penyesuaian intelektual (yakni (yakni yang yang ideasional , beruru berurusan san dengan teori penafsiran yang luas). 6) Sekolah Sekolah musti menekanka menekankan n latihan latihan moral dan jenis jenis keterampilan keterampilan-keter -keterampil ampilan an akademik serta praktis yang diperlukan untuk membantu siswa untuk menjadi anggota yang aktif dalam tatanan sosial yang diregenerasikan secara tepat: keterampil keterampilan-ket an-keterampi erampilan lan belajar belajar yang mendasar, mendasar, pelatihan pelatihan pembentukan pembentukan karakter, pendidikan fisik (termasuk pelajaran kesehatan), sejarah nasional, kesusasteraan nasional, pelajaran agama, dan seterusnya.
Metode pengajaran dan penilaian hasil belajar
1) Penekanan Penekanan harus dilet diletakkan akkan pada tatacaratatacara-tatac tatacara ara pengajaran pengajaran di dalam dalam kelas yang tradisional, seperti misalnya ceramah, hapalan, belajar dengan diawasi dan dituntun, serta diskusi kelompok yang terstruktur secara ketat. 2) Ulan Ulanga gan/ n/te tess
sesu sesuda dah h
pel pelajar ajaran an dibe diberi rika kan, n, adal adalah ah car cara
terba erbaiik
untu untuk k
memapankan kebiasaan yang tepat di kelas-kelas yang rendah, namun ia harus dikem dikemba bangk ngkan an supa supaya ya sisw siswaa lebi lebih h puny punyaa inis inisia iati tiff send sendir irii dan dan denga dengan n pendek pendekata atan-pe n-pendek ndekata atan n yang yang lebih lebih bersif bersifat at mengar mengarahk ahkan an diri diri sendir sendiri, i, di tingkat-tingkat pendidikan yang lebih tinggi; adalah perlu untuk melaksanakan ulangan serta hapalan yang banyak. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
32
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 3) Yang Yang terbai terbaik k adalah adalah pembelaj pembelajaran aran yang ditent ditentukan ukan dan diarahkan diarahkan oleh guru. guru. Sebab ebab,,
sis siswa
tidak dak
cuku cukup p
terce ercerrahka ahkan n
unt untuk
meng mengar arah ahka kan n
pros proses es
perkembangan intelektualnya sendiri. 4) Sang Sang guru guru harus harus dipandang dipandang sebagai sebagai panutan panutan dalam hal kesempurn kesempurnaan aan moral moral dan akademik. 5) Tes-tes Tes-tes untuk mengukur mengukur keterampil keterampilan an dan informasi informasi yang dimili dimiliki ki siswa lebih lebih baik daripada tes-tes yang menekankan kemampuan analitis dan spekulasi spekulasi abstrak siswa. 6) Persainga Persaingan n antar-persona antar-personall untuk mendapatka mendapatkan n nilai terbaik terbaik (dalam (dalam ujian, tes, tes, kelakuan, dan sebagainya) dan peringkat nilai tertinggi di kelas antara para sisw siswaa adala adalah h hal hal yang yang dikeh dikehen enda daki ki dan dan perl perlu u diad diadaka akan n demi demi memu memupu puk k kesempurnaan. 7) Penekan kanan
harus
diber berikan kan
pad pada
yang
kognit nitif
(khus hususnya nya
yang
informasional) dengan tekanan kedua pada yang afektif dan interpersonal. 8) Pene Penekan kanan an haru haruss dile dileta takka kkan n pada pada pemu pemuli liha han n kemb kembal alii prin prinsi sipp-pr prin insi sip p dan dan praktik-praktik pendidikan tradisional (nasional dan/atau etnis). 9) Bimbingan Bimbingan dan penyuluhan penyuluhan pribadi pribadi serta serta terapi terapi kejiwaan kejiwaan adalah fungsi-f fungsi-fungsi ungsi keluarga dan/atau gereja, bukan sekolah.
Pengendalian ruang kelas
Para siswa mesti menjadi warganegara yang baik dalam penyesuaian diri dengan cita-cita masyarakat yang melakukan regenerasi moral. Para Para guru guru secar secaraa umum umum harus harus bersik bersikap ap ketat, ketat, non-per non-permis misif, if, dalam dalam tataca tatacararatatacara pengendalian situasi di ruang kelas, sedangkan para siswa diharapkan menyesuaikan diri dengan wewenang yang telah ditetapkan. Pendi Pendidi dikan kan mora morall (lat (latih ihan an pemb pemben entu tukan kan wata watak) k) adal adalah ah dasar dasar dan dan tuju tujuan an persekolahan. 2. Intelek Intelektual tualism ismee Pendidikan Pendidikan
Intelektualisme lahir dari ungkapan-ungkapan konservatisme politik yang didasarkan pada sistem-si sistem-sistem stem pemikiran filosofis filosofis atau religius religius yang pada dasarnya dasarnya otoritaria otoritarian. n. Secara umum, konservatis konservatisme me filosofis filosofis ingin mengubah mengubah praktik-pra praktik-praktik ktik politik yang ada (termasuk (termasuk praktik-pr praktik-praktik aktik pendidikan), pendidikan), demi menyesuaik menyesuaikannya annya secara lebih sempurna sempurna Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
33
PENGANTAR KEPENDIDIKAN dengan cita-cita intelektual atau rohaniah yang sudah mapan dan tidak bervariasi. Dalam pend pendid idik ikan an
kont kontem empo pore rer, r,
konse konserv rvat atis isme me
filo filoso sofi fiss
mengu mengungk ngkap apka kan n
diri diri
sebag sebagai ai
inte intele lekt ktua uali lism smee pendi pendidi dikan kan,, di mana mana ada dua dua vari varias asii menda mendasa sar: r: inte intele lekt ktua uali lism smee pendid pendidika ikan, n, yang yang pada pada intiny intinyaa bersif bersifat at sekula sekularr dan dapat dapat diamat diamatii dalam dalam pemiki pemikiran ran bebera beberapa pa orang orang teoret teoretisi isi pendidi pendidikan kan kontemp kontempore orerr sepert sepertii misal misalnya nya Robert Robert Maynar Maynard d Hutchins dan Mortimer Adler. Dan Intelektualisme teologis, yang memiliki orientasi sebagai sebagaiman manaa terpan terpantul tul dalam dalam tulisa tulisan-t n-tuli ulisan san para para filos filosof of pendidi pendidikan kan Katoli Katolik k Roma Roma kontemporer seperti William McGucken dan John Donahue. Ideologi dasar intelektualisme pendidikan dirangkum O’neill (2002:287-290) berikut ini.
Tujuan Pendidikan Secara Meneyeluruh
Tujuan utama pendidikan adalah untuk mengenali, merumuskan, melestarikan dan menyalurkan Kebenaran (yakni pengetahuan tentang makna dan nilai penting kehidupan secara mendasar).
Sasaran-sasaran Sekolah
Sekolah Sekolah diadakan karena dua alasan mendasar: 1) Untuk mengajar siswa tentang tentang bagaimana cara menalar (bagaimana cara berpikir secara jernih dan tertata), dan 2) Untuk menyalurkan kebijaksanaan yang tahan lama dari masa silam.
Ciri-ciri Umum Intelektualisme Pendidikan
1) Menganggap Menganggap bahwa pengeta pengetahuan huan adalah adalah sebuah tujuan tujuan dalam dalam dirinya dirinya sendiri, sendiri, bahwa ‘tahu’ bukanlah sekadar cara meningkatkan keefektifan perilaku praktis semata. 2) Mene Meneka kanka nkan n manus manusia ia sebag sebagai ai manus manusia ia,, yakn yaknii bahwa bahwa manus manusia ia memi memili liki ki haki hakika katt unive univers rsal al yang yang mela melamp mpaui aui kead keadaa aan-k n-kea eadaa daan n tert terten entu tu di suat suatu u saat/tempat. 3) Meneka Menekankan nkan nilainilai-nil nilai ai intele intelektu ktuali alisme sme tradis tradision ional, al, yakni yakni pemupuk pemupukan an nalar nalar serta penerusan kebijaksanaan spekulatif (filosofis). 4) Memanda Memandang ng pendidika pendidikan n sebaga sebagaii sebuah sebuah orienta orientasi si ke arah arah kehidupa kehidupan n secara secara umum, bukan sebagai hal penyesuaian situasional. 5) Berpus Berpusat at pada sejarah sejarah intele intelektua ktuall manusi manusiaa sebagai sebagaiman manaa dirumu dirumuska skan n dengan dengan tradisi intelektual Barat yang dominan (klasikisme). Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
34
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 6) Menekankan Menekankan stabilita stabilitass filosofis filosofis sebagai priori prioritas tas yang lebih lebih tinggi ketimbang ketimbang kebu kebutu tuha han n
akan akan
peru peruba baha han, n,
mene meneka kank nkan an
stab stabil ilit itas as
inte intele lekt ktua uall
dan dan
keberlanjut keberlanjutan an (kontinuita (kontinuitas), s), apa yang biasa disebut disebut ‘kebenaran-ke ‘kebenaran-kebenara benaran n kekal’ (perenial) yang melampaui ruang dan waktu. 7) Berd Berdas asar arka kan n pada pada sist sistem em ideo ideolo logi giss tert tertut utup up yang yang beri berisi si kemu kemutl tlak akan an-kemutlakan filosofis. 8) Berd Berdir irii
di atas atas land landas asan an kebe kebena nara rann-ke kebe bena nara ran n
yang yang terb terbuk ukti ti deng dengan an
sendirinya, yang inheren di dalam nalar dan/atau kenyataan itu sendiri. 9) Menganggap Menganggap bahwa wewenang wewenang intelektu intelektual al tertinggi tertinggi terletak terletak pada kecerdas kecerdasan an (intelek) itu sendiri, bahwa kebenaran dapat dipahami lewat cara penalaran murni.
Anak-anak sebagai Pelajar
Seorang anak condong ke arah kebijaksanaan dan kebaikan, karena secara hakiki ia adalah mahluk yang rasional dan sosial. Kesamaan-kes Kesamaan-kesamaan amaan individual individual lebih penting penting ketimbang ketimbang perbedaan-per perbedaan-perbedaan bedaan indi indivi vidua dual, l, dan kesam kesamaa aann-kes kesam amaa aan n itu itu secar secaraa teta tetap p bers bersif ifat at menen menentu tukan kan (determinatif) dalam memapankan program-program pendidikan yang layak. Anak Anak-a -ana nak k seca secara ra mora morall seta setara ra di dala dalam m sebu sebuah ah duni duniaa keti ketida daks kset etar araa aan n kesempatan-k kesempatan-kesempa esempatan tan objektif; objektif; mereka mereka harus memperoleh memperoleh kesempatan kesempatan yang setara setara untuk untuk mencap mencapai ai keunggul keunggulan an intele intelektu ktual, al, meskip meskipun un kemamp kemampuan uan untuk untuk mencap mencapai ai keunggu keunggulan lan intele intelektu ktual al terseb tersebut ut tidakl tidaklah ah terseb tersebar ar secara secara merata merata ke seluruh populasi. Seoran Seorang g anak pada dasarn dasarnya ya bersif bersifat at menent menentuka ukan n nasib nasib sendir sendiri; i; ia memili memiliki ki kehendak bebas yang personal dalam arti tradisional.
Administrasi dan Kontrol
Wewen We wenan ang g pendi pendidi dika kan n must mustii dita ditana namka mkan n di tang tangan an elit elit inte intele lektu ktual al yang yang berpendidikan tinggi. Wewenang guru harus didasarkan kepada kebijaksanaan sang guru yang lebih tinggi dibanding para siswa.
Sifat-sifat Hakiki Kurikulum
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
35
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 1) Sekolah Sekolah musti menekanka menekankan n disiplin disiplin intelektual, intelektual, melatih melatih siswa siswa supaya mampu mampu menalarkan secara jelas dan tertata. 2) Sekolah Sekolah harus memusatka memusatkan n diri pada penalaran penalaran serta serta kebijaksanaan kebijaksanaan spekulat spekulatif. if. 3) Penekanan Penekanan harus memusat memusatkan kan pada gagasan-gagas gagasan-gagasan an serta teori-t teori-teori eori abstrak. abstrak. 4) Pelaks Pelaksanaa anaan n kegiat kegiatan an belaja belajarr mengaj mengajar ar harus harus menjad menjadii hampir hampir sepenuhny sepenuhnyaa diarahkan atau mengikuti garis-garis yang telah ditetapkan. 5) Yang Yang haru haruss dite diteka kank nkan an adal adalah ah yang yang inte intele lekt ktua ual, l, (yak (yakni ni yang yang bers bersif ifat at ideasional ideasional,, berkaitan berkaitan dengan teori penafsiran penafsiran yang luas). luas). Ketimbang Ketimbang yang praktis, (yang segera berguna bagi siswa), ataupun yang akademis, (belajar tentang bagaimana caranya belajar, dan menguasai jenis pengetahuan teknis secara tidak langsung dengan persoalan-persoalan manusia yang nyata). 6) Sekolah Sekolah harus menekankan menekankan filosofi filosofi dan/atau dan/atau teologi, teologi, kesusastr kesusastraan aan (khususnya (khususnya sastra dan inetelektual klasik yang sudah mapan di dunia Barat), serta tafsir seja sejara rah h yang yang luas luas cakup cakupan anny nya, a, dala dalam m trad tradis isii Edwar Edward d Gibb Gibbon, on, Oswa Oswald ld Spengler, dan Arnold Toynbee.
Metode-metode Pengajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Tekanan harus diletakkan pada tatacara-tatacara ruang kelas tradisional, seperti misalnya ceramah, hapalan, tes-tes Sokratik (diarahkan oleh guru), dan diskusi kelompok yang sangat terstruktur. Ulangan/lat Ulangan/latihan ihan berdasarkan berdasarkan hapalan adalah adalah cara terbaik terbaik untuk membiasakan membiasakan kebiasa kebiasaan an yang yang tepat tepat di tingkat tingkat pendid pendidika ikan n yang yang lebih lebih rendah, rendah, namun namun mesti mesti dikembangkan ke arah pendekatan-pendekatan yang lebih terbuka dan bersifat intelektual intelektual,, menampilka menampilkan n penalaran penalaran formal formal (deduktif/ (deduktif/dari dari yang umum menuju menuju khusus), selama tahap-tahap pendidikan lanjutan. Pembel Pembelaja ajaran ran yang yang ditent ditentukan ukan dan diarah diarahkan kan oleh oleh guru guru adalah adalah yang yang terbai terbaik, k, namun sang guru musti selalu berusaha untuk bekerjasama dengan sifat-sifat yang haki hakiki ki sisw siswaa yang yang seca secara ra alam alamia iah h rasi rasion onal al,, dari daripa pada da menu menunt ntun un kepat kepatuha uhan n membuta melalui tatacara-tatacara indoktrinasi. Guru harus dipandang sebagai sosok panutan keunggulan intelektual serta seorang ‘wasit atau juru penengah’ kebenaran.
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
36
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Tes-tes yang ditujukan untuk mengukur ketajaman intelektual (seperti ujian-ujian berco bercorak rak esai) esai) lebih lebih disuka disukaii ketimb ketimbang ang yang yang meneka menekankan nkan isi isi faktua faktuall (seper (seperti ti dalam ujian-ujian yang bercorak ‘pilihan objektif’). Lantaran kemampuan intelektual tersebar secara tidak merata, dan keunggulan intele intelektu ktual al adalah adalah sesuat sesuatu u yang yang sulit sulit dicapa dicapai, i, maka maka persai persainga ngan n antar antar pribadi pribadi hingga taraf tertentu bisa dikatakan tersirat dalam situasi akademis manapun yang baik, dan persaingan dalam mengejar keunggulan intelektual dapat dimanfaatkan untuk memajukan sasaran-sasaran intelektual yang absah. Penekanan harus diletakkan pada yang kognitif, melebihi yang afektif dan yang bersifat antarpribadi. Peneka Penekanan nan harus harus pula pula dileta diletakkan kkan pada pada ketaat ketaatan an terhada terhadap p prinsi prinsip-p p-pri rinsi nsip p dan praktik-praktik pendidikan yang dikenali dan dirumuskan oleh para pemikir besar dari tradisi intelektual Barat. Bimbingan dan penyuluhan personal serta terapi kejiwaan bukanlah hal-hal yang diperhatikan oleh sekolah, dan seharusnya ditangani oleh agen-agen sosial lain yang lebih cocok untuk menyediakan tuntunan serta terapi semacam itu.
Kendali Ruang Kelas
Siswa-siswi harus menjadi warganegara yang baik dalam ranah berbagai tolok ukur moral tertentu yang bersifat mutlak, dan mereka musti dianggap mampu secara moral untuk bertanggungjawab atas perilaku mereka sendiri. permisif ), Para guru harus secara umum tidak bersikap ‘serba membolehkan’, ( permisif ), dalam tatacara-tatacara memegang kendali ruang kelas, namun wewenang harus selalu diabsahkan dan/atau bisa dibenarkan oleh nalar. Pendidikan moral (pelatihan watak) adalah aspek yang penting dan terelakkan dari persekolahan, namun sekolah musti memusatkan perhatiannya pada penjelasan dan pembuktian landasan intelektual dari prinsip-prinsip moral yang pokok.
3. Konserv Konservatis atisme me Pendid Pendidikan ikan
Konservatisme pada dasarnya adalah posisi yang mendukung ketaatan terhadap lembaga-lemb lembaga-lembaga aga dan proses-proses proses-proses budaya yang sudah teruji oleh waktu (sudah cukup tua atau dan mapan), didampingi dengan rasa hormat mendalam terhadap hukum dan Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
37
PENGANTAR KEPENDIDIKAN tatanan tatanan,, sebagai sebagai landas landasan an perubah perubahan an sosial sosial yang yang konstr konstrukt uktif if.. Sejala Sejalan n dengan dengan itu, itu, di tingkat politis, orang-orang konservatif cukup mewakili dalam tulisan-tulisan para tokoh seperti Edmund Burke, James Madison, dan para penulis The Federalis Paper . Dalam dunia pendidikan seorang konservatif beranggapan bahwa sasaran utama sekolah adalah pelestarian dan penerusan pola-pola sosial serta tradisi-tradisi yang sudah mapan. Ada dua ungkapan dasar konservatif dalam pendidikan. Yang pertama adalah konservatisme pendidikan religius, religius, yang menekankan peran sentral pelatihan rohaniah sebag sebagai ai land landas asan an pemb pemban angu gunan nan karak karakte terr mora morall yang yang tepa tepat. t. Yang Yang kedua kedua adala adalah h konserv konservati atisme sme pendidi pendidikan kan sekular sekular , yang yang memu memusa satk tkan an perh perhat atia iann nnya ya pada pada perl perlun unya ya melestarikan dan meneruskan keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik yang sudah ada, sebagai cara untuk menjamin pertahanan hidup secara sosial serta efektivitas secara kuat oleh orientasi pendidikan yang bersifat lebih Al-kitabiah dan Evangelis (mendakwahkan agama) yang secara teologis jelas-jelas kurang liberal jika dibandingkan dengan berbagai aliran utama. Ideologi mendasar konservatisme pendidikan adalah (dengan tanpa membedakan antara konservatisme sekular dan teologis):
Tujuan Pendidikan Secara Keseluruhan
Tujuan utama pendidikan adalah untuk melestarikan dan menyalurkan pola-pola perilaku sosial konvensional.
Sasaran-sasaran Sekolah
Sekolah diadakan karena dua alasan: 1) Untuk Untuk mendor mendorong ong tentang tentang pemaham pemahaman an dan pengharga penghargaan an terhada terhadap p lembag lembagaalembaga, lembaga, tradisi-t tradisi-tradis radisi, i, proses-pro proses-proses ses budaya yang telah teruji teruji oleh waktu, termasuk rasa hormat yang mendalam terhadap hukum dan tatanan. 2) Untuk Untuk menyal menyalur ur dan menanamk menanamkan an inform informasi asi serta serta keperl keperluan uan informas informasii yang yang diperlukan supaya berhasil di dalam tatanan sosial yang ada.
Ciri-ciri umum Konservatisme Pendidikan
1) Menga Mengang nggap gap bahwa bahwa nila nilaii dasa dasarr peng penget etah ahua uan n ada pada pada kegun kegunaan aan sosi sosial alny nya, a, bahwa pengetahuan pengetahuan adalah sebuah cara untuk mengajukan mengajukan nilai-nila nilai-nilaii sosial sosial yang mapan
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
38
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 2) Menekan Menekankan kan peran manusia manusia sebagai sebagai wargan warganegar egara; a; manusi manusiaa dalam dalam perannya perannya sebagai anggota sebuah negara yang mapan. 3) Menekankan Menekankan penyesuaian penyesuaian diri diri yang bernalar bernalar;; menyandarkan menyandarkan diri diri pada jawabanjawaban jawaban terbaik dari masa silam sebagai tuntunan yang paling bisa dipercaya untuk memandu tindakan di masa kini. 4) Memand Memandang ang pendidi pendidikan kan sebaga sebagaii sebuah sebuah pembel pembelaja ajaran ran (sosia (sosialis lisasi asi)) nilai-n nilai-nila ilaii sistem yang mapan. 5) Memusatkan Memusatkan perhatian perhatian kepada kepada tradisi-tr tradisi-tradisi adisi dan lembaga-l lembaga-lembaga embaga sosial sosial yang ada, meneka menekankan nkan situas situasii sekara sekarang ng (yang (yang dipanda dipandang ng melalu melaluii sudut sudut pandang pandang kese keseja jara raha han n
yang yang
rela relati tiff
dang dangka kald ldan an
berp berpus usat at
pada pada
etni etnisn snya ya
send sendir irii
(etnosentris). 6) Menekankan
stabilitas
budaya,
melebihi
kebutuhan
akan
pembaharuan/perombakan budaya, hanya menerima perubahan-perubahan yang pada dasarnya cocok dengan tatanan sosial yang sudah mapan. 7) Berd Berdas asar arkan kan sebu sebuah ah sist sistem em buday budayaa tert tertut utup up (etn (etnos osen entr tris isme me), ), mene meneka kanka nkan n tradisi-tradisi sosial yang dominan, dan menekankan perubahan secara bertahap di dalam situasi sosial yang secara umum stabil. 8) Mengakar Mengakar pada kepastian-ke kepastian-kepasti pastian an yang sudah teruji teruji oleh oleh waktu, dan meyakin meyakinii bahwa bahwa gagasa gagasan-ga n-gagas gasan an serta serta prakti praktik-pr k-prakt aktik ik kemapa kemapanan nan lebih lebih sahih sahih dan berhas berhasil il ketimb ketimbang ang gagasa gagasan-ga n-gagas gasan an serta serta prakti praktik-pr k-prakt aktik ik yang yang lahir lahir dari dari spekulasi yang relatif tak terkendalikan. 9) Mengang Menganggap gap bahwa wewena wewenang ng intele intelektu ktual al terti tertinggi nggi adalah adalah budaya budaya dominan dominan dengan segenap sistem keyakinan dan perilakunya yang mapan
Anak sebagai Pelajar
Siswa memerlukan bimbingan yang ketat serta pengarahan yang jelas sebelum ia menjad menjadii terbel terbelaja ajarka rkan n (terso (tersosia sialis lisasi asikan) kan) secara secara efekti efektiff sebaga sebagaii seoran seorang g warga warga negara yang bertanggung jawab. Kesamaan-kesamaan individual lebih penting ketimbang perbedaan-perbedaannya. Dan kesamaan-kes kesamaan-kesamaan amaan itu menentukan menentukan dalam menetapkan program-pr program-program ogram pendidikan yang tepat.
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
39
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Anak-anak secara moral setara di dalam sebuah dunia kesempatan-kesempatan di dalam dunia objektif yang tak setara; mereka harus memiliki kesempatan setara untuk mengejar sejumlah sejumlah ganjaran terbatas terbatas yang tersedia. Namun keberhasila keberhasilan n musti dikondisikan berdasarkan prestasi kebaikan personal. Seorang anak pada intinya menentukan nasibnya sendiri; ia memiliki kehendak bebas personal dalam arti yang tradisional.
Administrasi dan Pengendalian
Wewenang pendidikan musti ditanamkan dalam diri para pendidikan profesional yang matang serta bertanggung jawab yang memiliki memiliki rasa hormat hormat yang mendalam terh terhad adap ap pros proses es yang yang tela telah h dite diteta tapk pkan an dalam dalam yang yang cukup cukup bija bijaks ksan anaa untuk untuk menghi menghindar ndarii perubah perubahan-p an-peru erubah bahan an yang yang berleb berlebihih-leb lebiha ihan n dalam dalam menang menanggapi gapi tuntutan masyarakat luas. Wewenang guru mesti didasarkan pada peran dan status sosial yang dimilikinya.
Hakikat Kurikulum
a)
Sekol ekolah ah mest esti melak elakuk ukan an pem pembel belajar ajaran an pol politis, is, mel melati atih sisw siswaa unt untuk
menjadi warga negara yang baik. b)
Sekola Sekolah h harus harus memper memperhat hatika ikan n pada pada pengkon pengkondis disian ian sosial sosial memban membantu tu sisw siswaa
untuk mencapai pemenuhan nilai-nilai budaya konvensional. c)
Penek enekan anan an haru haruss dil diletak etakka kan n pada pada kete keterrampi ampillan-k an-ket eter eram ampi pillan dasa dasar, r,
pengetahuan praktis dan pelatihan watak. d)
Mata Mata pelaj pelajara aran n apa apa saja saja yang yang akan akan diaj diajark arkan an haru haruss diar diarahka ahkan n sepen sepenuhny uhnya. a.
e)
Pene Peneka kana nan n mest mestii dile dileta takk kkan an pada pada yang yang akade akademi mik k mele melebi bihi hi yang yang prak prakti tiss
dan yang intelek. f)
Sekol Sekolah ah haru haruss mene menekan kanka kan n pelat pelatih ihan an yang yang dasa dasarr dalam dalam hal hal keter keterem empi pila lann-
keterampilan belajar yang fundamental (the three R’s). sebuah tinjauan sepintas mengenai ilmu-ilmu alam yang mendasar, pendidikan fisik (termasuk pelajaran tentang kesehatan), serta pendekatan yang relatif bersifat akademis kepada ilmuilmu ilmu penget pengetahu ahuan an sosial sosial yang yang lebih lebih konvens konvension ional al (sejar (sejarah ah bangsa bangsa/ne /negar gara, a, lembaga politik negara, sejarah dunia, dan sebagainya).
Metode-metode Pengajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
40
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 1) Harus Harus ada penyes penyesuai uaian an praktis praktis antara antara tatacara tatacara-ta -tatac tacara ara di ruang ruang kelas yang tradis tradision ional al dengan dengan yang yang progre progresif sif,, sang sang guru guru mesti mesti menggun menggunaka akan n metode metode apapun yang paling efektif dalam meningkatkan kegiatan belajar, namun ia harus harus lebih lebih cender cenderung ung ke arah arah menyes menyesuai uaikan kan tatacar tatacara-t a-tata atacar caraa taradi taradisio sional nal dengan cara-cara baru seperti seperti misalnya peragaan, studi lapangan, penelitian penelitian di labora laborator torium ium,, dan sejeni sejenisny snya. a. Ketim Ketimbang bang condong condong ke arah arah yang yang menjau menjauhi hi praktik-praktik pengajaran yang mapan (umpamanya sistem ‘sekolah bebas’, pengajaran tanpa diarahkan ataupun pengajaran indivdiual). 2) Pend Pendis isip ipli linan nan jasm jasman anii dan dan ment mental al (lew (lewat at bari bariss-be berb rbar aris is,, berh berhit itung ung di luar luar kepala, kepala, menghapal, menghapal, dan sebagainya) sebagainya) adalah cara terbaik terbaik untuk memapankan kebiasaan yang tepat di tingkat-tingkat pendidikan yang lebih rendah; namun harus dikembangkan ke arah pendekatan-pendekatan yang lebih terbuka dan lebi lebih h inte intele lekt ktual ual (mis (misal alny nyaa ceram ceramah ah dan dan disk diskus usii tera terara rah) h) di taha tahapp-ta taha hap p pendidikan lanjut; hapalan dan belajar secara otomatis adalah perlu. 3) Yang terbaik terbaik adalah adalah belajar belajar dengan ditentuk ditentukan an dan diarahkan diarahkan oleh guru. guru. Namun Namun para para siswa siswa mesti mesti diiji diijinkan nkan berper berperans ans serta serta dalam dalam aspek-a aspek-aspe spek k yang yang kurang kurang penting dalam perencanaan pendidikan. 4) Sang Sang guru guru harus harus dipandang dipandang sebagai sebagai seoran seorang g pakar pakar ‘penyunti ‘penyuntik’ k’ penget pengetahu ahuan an serta keterampilan-keterampilan khusus. 5) Tes-tes Tes-tes untuk mengukur mengukur keterampi keterampilan lan serta informa informasi si yang dikuasai dikuasai siswa siswa lebih baik ketimbang tes-tes yang diberikan untuk menguji kemampuan analitis atau spekulatif abstrak. 6) Persaingan Persaingan antarpers antarpersonal onal untuk mengejar mengejar peringkat peringkat antara siswa-si siswa-siswai swai adalah adalah perlu sekaligus dikehendaki demi memupuk keunggulan. 7) Penekanan Penekanan diletakkan diletakkan kepada kepada yang yang kognitif kognitif dengan dengan penekanan penekanan kedua pada pada yang efektif serta yang bersifat antarpribadi. 8) Penekanan Penekanan mesti diletakkan diletakkan pada pelestari pelestarian an prinsip-prin prinsip-prinsip sip dan praktik-prakt praktik-praktik ik pendidikan yang konvensional. 9) Bimbingan Bimbingan dan penyuluhan penyuluhan personal personal serta serta terapi terapi kejiwaan kejiwaan harus dibatasi dibatasi hanya hanya untuk untuk siswasiswa-si siswi swi yang yang mengal mengalami ami proble problem m emosio emosional nal yang yang berat, berat, yang yang
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
41
PENGANTAR KEPENDIDIKAN mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar dalam situasi persekolahan yang normal
Kendali di Ruang Kelas
Siswa-siswi harus menjadi warga negara yang baik dalam ranah pandangan budaya dominan mengenai kewarganegaraan yang baik dan perilaku yang baik. Pada guru secara umum harus bersifat non-permisif, tidak membolehkan segala hal dalam tatacara-tatacara memegang kendali di ruang kelas. Namun wewenang guru mesti disisipi dengan penalaran. Pendi Pendidi dikan kan mora morall (pel (pelat atih ihan an wata watak) k) adal adalah ah satu satu dari dari aspe aspekk-as aspe pek k pent pentin ing g persekolahan.
4. Liberal Liberalisme isme Pendidi Pendidikan kan
Bagi seoran seorang g pendid pendidik ik libera liberal, l, tujuan tujuan jangka jangka panjan panjang g pendidi pendidikan kan adalah adalah untuk untuk melestarikan dan memperbaiki tatanan sosial yang ada dengan cara mengajar setiap siswa sebagai sebagaiman manaa carany caranyaa mengha menghadapi dapi persoa persoalan lan-per -persoa soalan lan dalam dalam kehidupa kehidupanny nnyaa sendir sendirii secara efektif. Liberalisme pendidikan ini berbeda-beda dalam intensitasnya, dari yang relati relatiff lunak, lunak, yakni yakni libera liberalis lisme me metodi metodiss yang yang diajuk diajukan an oleh oleh teoret teoretisi isi sepert sepertii Maria Maria Montess Montessori ori,, ke liberalisme liberalisme direktif direktif (liber (liberali alisme sme yang yang bersif bersifat at mengar mengarahk ahkan) an) yang yang barangkali paling sarat dengan muatan filosofi John Dewey hingga ke liberalisme nondirektif , atau ‘liberalisme ‘liberalisme laissez faire’ faire’ (liberalisme tanpa pengarahan) yang merupakan sudut pandang A.S. Neill atau Carl Rogers. Beberapa landasan pendidikan Liberal (O’neill, 2002:352-354) yaitu: 1) Seluruh Seluruh kegiatan belajar bersifat bersifat relatif terhadap terhadap sifat-sifa sifat-sifatt dan isi pengalaman pengalaman personal. personal. Pengalaman personal personal melahirkan melahirkan pengetahuan pengetahuan personal, personal, dan seluruh seluruh pen penge gettahua ahuan n
pers person onal al
deng dengan an
dem demiki ikian
merup erupak akan an
kelu keluar aran an
dari dari
pengal pengalama aman/p n/peri erilak laku u person personal al sehubun sehubungan gan dengan dengan sejuml sejumlah ah kondisi kondisi objekt objektif if tertentu. (inilah prinsip dasar relatifisme psikologis) 2) Begitu Begitu subjektivitas subjektivitas (yakni sebuah rasa kesadaran personal personal yang diniatkan, yang semakin berkembang ke arah sebuah sistem diri yang mekar secara penuh, atau disebut juga ‘kepribadian’) muncul dari proses-proses perkembangan personal, seluru seluruh h tindak tindakan an belaja belajarr yang yang punya punya arti arti pentin penting g cender cenderung ung untuk untuk bersif bersifat at Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
42
PENGANTAR KEPENDIDIKAN subjektif, dalam arti bahwa ia sebagian besar diatur oleh yang volisional, dan karenanya merupakan perhatian yang bersifat pilih-pilih atau selektif. (landasan subjektifisme). 3) Seluru Seluruh h kegiat kegiatan an belaja belajarr pada pada puncakn puncaknya ya mengaka mengakarr pada pada keterl keterliba ibatan tan dalam dalam pengertian-i pengertian-inderaw nderawii yang aktif. aktif. (ini adalah landasan landasan berbagai berbagai prinsip prinsip filosofis filosofis yang yang terkai terkaitt dengan dengan empir empirism isme, e, behavio behavioris risme, me, materi materiali alisme sme,, dan empiri empirisme sme biogis). 4) Seluru Seluruh h kegiat kegiatan an belaja belajarr pada pada dasarn dasarnya ya merupak merupakan an proses proses penguji pengujian an gagasan gagasan-gagasan, dalam situasi-situasi pemecahan masalah secara praktis. (prinsip dasar pragmatisme dan instrumentalisme). 5) Cara terbaik terbaik untuk mempelajar mempelajarii sesuatu – dan, sebagai implikasi implikasinya, nya, juga cara terbaik untuk hidup, karena belajar secara efektif adalah kunci ke kehidupan yang efekti efektiff – adalah adalah dengan dengan cara cara melakuk melakukan an penyel penyelidi idikan kan kriti kritiss yang yang diatur diatur oleh oleh penger pengertia tian-pe n-penge ngerti rtian an eksper eksperime imental ntal,, yang yang mencir mencirika ikan n cara cara berpik berpikir ir ilmiah ilmiah.. (Landasan eksperimentalisme filosofis dan eksperimentalisme ilmiah). 6) Pengal Pengalama aman n kejiwa kejiwaan an yang yang paling paling dini – pengal pengalama aman n yang yang dialam dialamii oleh oleh orang orang yang belajar (the (the learner ) pada waktu ia masih kanak-kanak, termasuk latihanlatiha latihan n emosio emosional nal dan kognit kognitif if yang yang pertam pertama-t a-tama ama diteri diteriman manya ya – sangat sangatlah lah penting karena pengalaman itu berlangsung lebih dulu ketimbang pengalaman pengal pengalama aman n logis logis dan psikol psikologi ogiss lanjut lanjutanny annya. a. Pengal Pengalama aman n paling paling dini dini tadi tadi menjadi landasan pembentukan kemapanan sistem-diri yang kemudian ada (dan pada gilirannya melahirkan subjektifitas), seperti juga menjadi dasar bagi proses proses kepribadian yang lebih jauh lagi, yang muncul di usia yang lebih tua. (dasar sudut pandang psikologis developmentalisme). 7) Tindaka Tindakan n belaja belajarr dikenda dikendalik likan an oleh oleh konsek konsekuens uensi-k i-kons onsekue ekuensi nsi emosio emosional nal dari dari reinforcement ). perilaku personal – yakni prinsip penguatan ((reinforcement ). Jika hal-hal lain setara setara,, indivi individu du hanya hanya mempel mempelaja ajari ri tindak tindakan-t an-tind indaka akan n yang yang mengha menghasil silkan kan konsekuensi-konsekuensi hedonis (kenikmatan atau ketidaknikmatan), entah itu yang bersifat bersifat fisik fisik ataukah ataukah psikologis psikologis.. Tindakan-ti Tindakan-tindakan ndakan netral netral yang sifatnya afekti afektiff (hedon (hedonis) is) tidakl tidaklah ah dipela dipelajar jarii (demi (demi segala segala tujuan tujuan prakti praktis), s), sedang sedangkan kan perilaku yang dikuatkan secara negatif (artinya, ditolak) biasanya ditinggalkan Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
43
PENGANTAR KEPENDIDIKAN demi perilaku bercorak lain yang memunculkan (atau menjanjikan munculnya) corakcorak-cor corak ak pergaul pergaulan an yang yang lebih lebih posit positif. if. Prinsi Prinsip p kesenan kesenangan/ gan/ken kenikm ikmatan atan mengatur mengatur seluruh seluruh pengalaman pengalaman manusia. manusia. Dalam kegiatan belajar, jika hal-hal lain setara, pengalaman kenikmatan menentukan apa yang harus dipelajari selanjutnya, dan penyelidikan eksperimental menjadi cara belajar yang efektif, dan karena itu bergu berguna na untuk untuk memaks memaksima imalka lkan n pengal pengalama aman n kenikma kenikmatan tan/ke /kesena senanga ngan n selama selama mungkin. (landasan hedonisme psikologis). 8) Karena manusia adalah mahluk sosial yang bersandar pada orang-orang lain untuk berta bertahan han hidup hidup selama selama masa masa bayi bayi dan kanakkanak-kan kanak, ak, dan bergant bergantung ung kepada kepada kondisi kondisi-ko -kondi ndisi si budaya budaya yang yang menjam menjamin in perila perilaku ku yang yang berhas berhasil il baik baik dalam dalam persa persaing ingan an antarantar-spe spesie sies, s, maupun maupun dalam dalam persai persainga ngan n antarantar-mas masyar yaraka akatt dalam dalam spesies spesies (manusia) (manusia) itu sendiri, sendiri, ataupun persaingan persaingan antar-indiv antar-individu idu dalam sebuah masyar masyarakat akat;; maka maka kegiat kegiatan an belaja belajarr secara secara person personal al selalu selalu berlan berlangsu gsung ng dalam dalam konteks pengalaman sosial, dan hakikat serta isi pengalaman sosial itu, secara logis maupun psikologis, mendahului pengalaman yang murni bersifat personal. Dengan begitu, maka seluruh pengalaman personal sejalan dengan (atau cocok dengan) rumusan sosial mengenai kenyataan (rumus itu sudah ada lebih dulu dan sudah mendominasi). (Inilah landasan relatifisme budaya). 9) Penyel Penyelidi idikan kan eksper eksperime imenta ntal, l, sepert sepertii juga juga jenis jenis persek persekola olahan han yang yang tersim tersimpul pul di dalam orientasi nilai semacam itu, hanya bisa ada di bawah kondisi-kondisi sosial yang memungkinkan dilakukannya penyelidikan eksperimental sejati, khususnya penerapan metode-metode penelitian ilmiah kepada berbagai persoalan personal dan sosial – bukan hanya sekadar diterapkan di wilayah ilmu-ilmu pengetahuan fisik yang bebas nilai saja. Singkatnya, sebuah proses penyelidikan personal yang bersifat terbuka dan kritis, jika diangkat menjadi sebuah sasaran/tujuan kolektif bagi bagi masyar masyarakat akat secara secara keselu keseluruh ruhan, an, menyir menyiratk atkan an adanya adanya sejeni sejeniss organi organisas sasii budaya yang mampu menyediakan berbagai prasyarat sosial, ekonomi, dan politik demi perwujudan pemikiran eksperimental. Penyelidikan personal apapun yang terb terbuk ukaa dan dan krit kritis is meme memerl rluk ukan an sebu sebuah ah masy masyar arak akat at yang yang terb terbuk ukaa (yan (yang g demokratis) yang berdiri di atas landasan pembagian kekuasaan ekonomis yang relatif merata, dan menampilkan hak-hak politik yang rinci dan gamblang, dalam Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
44
PENGANTAR KEPENDIDIKAN wilayah kebebasan berbicara, kebebasan berserikat, dan seterusnya. (Landasan cita-cita ‘demokrasi sosial’). 10) Berd Berdas asar arka kan n kondi kondisi si-k -kon ondi disi si yang yang dipap dipapar arka kan n di atas atas,, seor seoran ang g anak anak deng dengan an pote otensi
rata-ra -rata
dapat
menja njadi
efekti ktif
secar cara
per personal
sekal kaligus gus
bertanggungj bertanggungjawab awab secara secara sosial. sosial. Kecerdasan Kecerdasan praktis praktis terlatih, terlatih, yang dipandang dipandang sebaga sebagaii tujuan tujuan sosial sosial,, dapat dapat menjad menjadii dasar dasar bagi bagi lingkar lingkaran an sinerg sinergism ismee positi positif f sebagaimana sebagaimana telah dipaparkan dipaparkan sebelumnya sebelumnya,, dan karena itu kecerdasan kecerdasan praktis praktis yang yang terl terlat atih ih meng mengabs absahk ahkan an adany adanyaa sikap sikap opti optimi mist stis is sehub sehubun ungan gan denga dengan n kemampuan manusia untuk mengatur dirinya sendiri secara cerdas. Ideologi mendasar liberalisme pendidikan dengan demikian dapat diuraikan sebagai berikut. Tujuan Pendidikan Secara Keseluruhan
•
Tujuan utama pendidikan adalah untuk mempromosikan perilaku personal yang efektif. •
Sasaran-sasaran Sekolah
Sekolah ada lantaran dua alasan mendasar: 1) Menyediakan Menyediakan informas informasii dan keterampila keterampilan-kete n-keterampi rampilan lan yang diperluka diperlukan n oleh siswa untuk belajar secara efektif bagi dirinya sendiri. 2) Untu Untuk k menga mengaja jarr para para sisw siswaa bagai bagaima mana na cara cara meme memeca cahk hkan an masa masala lah h prakt praktis is lewat penerapan penerapan tatacara-t tatacara-tatacar atacaraa penyelesai penyelesaian an masalah masalah secara individual individual maupun kelompok yang didasarkan pada metode-metode ilmiah-rasional. •
Ciri-ciri Umum Liberalisme Pendidikan
1) Meng Mengan angga ggap p bahwa bahwa penge pengeta tahua huan n teru teruta tama ma berf berfun ungs gsii sebag sebagai ai sebua sebuah h alat alat untu untuk k
digu diguna naka kan n
dala dalam m
peme pemeca caha han n
masa masala lah h
seca secara ra
prak prakti tis, s,
bahw bahwaa
pengetahuan adalah sebuah jalan ke arah tujuan berupa perilaku efektif dalam menangani situasi-situasi sehari-hari. 2) Mene Meneka kanka nkan n kepr keprib ibad adia ian n unik unik dala dalam m diri diri tiap tiap indi indivi vidu du,, atau atau ketu ketung ngga gala lan n (singularitas) setiap pribadi sebagai sebuah pribadi. 3) Meneka Menekankan nkan pemiki pemikiran ran efekti efektiff (kecer (kecerdas dasan an prakti praktis), s), mengar mengarahk ahkan an perhat perhatian ian utamanya kepada kemampuan setiap individu untuk menyelesaikan persoalan persoalan personalnya sendiri secara efektif. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
45
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 4) Memandang Memandang pendidikan pendidikan sebagai sebagai perkemban perkembangan gan dari keefekti keefektivan van personal. personal. 5) Memusa Memusatka tkan n perhat perhatian ian kepada kepada tatacar tatacara-t a-tata atacar caraa pemeca pemecahan han masala masalah h secara secara indivi individual dual maupun maupun berkel berkelomp ompok, ok, menekan menekankan kan situas situasii sekara sekarang ng dan masa masa depan yang dekat sebagaimana dipahami berdasarkan kebutuhan-kebutuhan serta problem-problem individual yang ada. 6) Meneka Menekankan nkan perubahan perubahan sosial sosial secara secara tidak langsu langsung, ng, melalu melaluii perkem perkemban bangan gan kemamp kemampuan uan tiap tiap orang orang berper berperila ilaku ku prakti praktiss dan efekti efektif, f, dalam dalam mengej mengejar ar sasara sasaran-s n-sasa asaran ran
person personaln alnya ya
sendir sendiri, i,
menekan menekankan kan
peruba perubahanhan-per peruba ubahan han
berskala kecil yang terus menerus/berkelanjutan, di dalam sebuah situasi yang pada umumnya stabil. 7) Berdasarkan Berdasarkan kepada kepada sebuah sistem sistem penyelidi penyelidikan kan eksperiment eksperimental al yang terbuka terbuka (pembuktian pengetahuan secara ilmiah-rasional) dan/atau prakiraan-prakiraan yang sesuai dengan sistem penyelidikan itu. 8) Dididirik Dididirikan an di atas tatacara-t tatacara-tataca atacara ra pembuktian pembuktian secara secara ilmiah-rasi ilmiah-rasional onal 9) Menganggap Menganggap bahwa wewenang wewenang intelek intelektual tual tertinggi tertinggi terlet terletak ak pada pengetahuan pengetahuan yang yang dipero diperoleh leh dari dari pembuk pembuktia tian n eksper eksperime imenta ntall dan/ata dan/atau u tataca tatacarara-tat tataca acara ra pengambilan keputusan secara demokratis. •
Anak Sebagai Pelajar
Seor Seoran ang g anak anak pada pada umum umumny nyaa cend cender erun ung g untuk untuk menj menjad adii baik baik (yak (yakni ni,, untuk untuk menginginkan menginginkan/mela /melakukan kukan tindakan tindakan yang efektif efektif dan tercerahkan tercerahkan)) berdasarkan berdasarkan kons konsek ekue uens nsii-ko kons nsek ekue uens nsii
alam alamia iah h
dari dari
peri perila laku kuny nyaa
send sendir irii
yang yang
teru teruss
berkelanjutan. Perb Perbed edaa aann-pe perb rbed edaa aan n
indi indivi vidu dual al
lebi lebih h
pent pentin ing g
keti ketimb mban ang g
pers persam amaa aann-
persamaannya, dan perbedaan-perbedaan itu bersifat menentukan (determinatif) dalam penetapan program-program pendidikan. Anak Anak-a -ana nak k seca secara ra mora morall seta setara ra,, dan dan mere mereka ka mest mestii memi memili liki ki kese keseta tara raan an kesempatan untuk berjuang demi ganjaran-ganjaran sosial yang pada dasarnya disetarakan (dibagikan merata). Kedirian (kepribadian) tumbuh dari pengkondisian sosial, dan diri yang bersifat sosial itu menjadi dasar bagi seluruh penentuan ‘diri’ selanjutnya: si anak adalah ‘bebas’ hanya di dalam konteks determinisme sosial dan psikologis. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
46
PENGANTAR KEPENDIDIKAN •
Administrasi dan Pengendalian Pendidikan
Wewena Wewenang ng pendid pendidika ikan n harus harus ditana ditanamka mkan n di tangan tangan para para pendid pendidik ik yang yang telah telah memper memperole oleh h latiha latihan n tingkat tingkat tinggi tinggi,, yang yang memil memiliki iki komitm komitmen en terhada terhadap p proses proses penye penyelid lidika ikan n kritis kritis dan yang yang mampu mampu membuat membuat perubah perubahan-p an-peru erubaha bahan n yang yang diperlukan sehubungan dengan informasi baru yang relevan. Wewenang guru harus didasarkan terutama pada keterampilan-keterampilan yang dimilikinya dalam bidang pendidikan. •
Sifat-sifat Hakiki Kurikulum
1) Seko Sekola lah h haru haruss mene meneka kank nkan an keef keefek ekti tifa fan n peso pesona nal, l, mela melati tih h anak anak untu untuk k menyesuaikan diri secara efektif dengan tuntutan-tuntutan situasinya sendiri sebagaimana ia memahami situasi tersebut. 2) Sekolah Sekolah mesti mesti menekanka menekankan n pemecahan pemecahan masalah masalah secara secara prakti praktiss 3) Pene Penekan kanan an haru haruss dile dileta takka kkan n pada pada tata tataca cara ra-t -tat atac acar araa peny penyel eles esai aian an masa masala lah h secara praktis. 4) Pelajaran Pelajaran harus bersifa bersifatt ditentukan ditentukan lebih dulu/wajib dulu/wajib sekaligus sekaligus pilihan, pilihan, dengan penekanan yang kira-kira seimbang/sama besar. 5) Pene Peneka kana nan n haru haruss dile dileta takk kkan an pada pada yang yang bers bersif ifat at inte intele lekt ktua uall dan dan prak prakti tiss melebihi yang akademik. 6) Sekola Sekolah h harus menekank menekankan an penjelaja penjelajahan han yang terbuka terbuka dan kritis kritis ke dalam dalam masalah-masalah dan isu-isu kontemporer, sebagaimana itu semua dipahami sebaga sebagaii hal-ha hal-hall penting penting oleh oleh para para siswa siswa sendir sendiri. i. Penekan Penekanan an utama utama mesti mesti diarahkan ke pendekatan-pendekatan pemecahan masalah yang berdasarkan kegiat kegiatan an kelomp kelompok ok serta serta bersif bersifat at antarantar-dis disipl iplin in (keil (keilmua muan), n), meliba melibatka tkan n pelatihan pelatihan dalam area-area area-area tertentu tertentu seperti seperti misalnya misalnya logika praktis, metode ilmiah, ilmu-ilmu pengetahuan sosial dan behavioral, sejarah, dans sebagian besar dari ilmu-ilmu alam serta humanistik. •
Metode-metode Pengajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Guru Guru harus harus menyan menyandar darkan kan diri diri teruta terutama ma pada pada tataca tatacara-t ra-tata atacar caraa pemeca pemecahan han masalah secara individual maupun kelompok yang diterapkan pada persoalan persoalan persoalan yang dikenali dikenali berdasarkan berdasarkan minat-minat minat-minat personal personal para siswa siswa sendiri, sendiri,
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
47
PENGANTAR KEPENDIDIKAN peneka penekanan nan harus harus dileta diletakkan kkan pada pada tataca tatacara-t ra-tata atacar caraa di ruang ruang kelas kelas yang yang lebih lebih terbuka dan bersifat eksperimental. Disipl Disiplin in dan hapala hapalan n bisa bisa bernil bernilai ai jika jika ia diperl diperluka ukan n demi demi menguas menguasai ai suatu suatu keterampilan yang pada puncaknya akan diperlukan untuk menangani problema personal yang penting secara efektif. Namun kegiatan belajar cenderung untuk menjadi sebuah dampak sampingan dari sebuah kegiatan yang bermakna; dan disiplin serta hapalan harus ditekan hingga menjadi seminimal mungkin. Kegi Kegiat atan an bela belaja jarr yang yang diar diarah ahka kan n oleh oleh sisw siswa, a, seir seirin ing g denga dengan n pere perenc ncan anaa aan n pendidikan yang bersifat persekutuan (kolaboratif) antara guru dengan para siswa, adalah kegiatan belajar yang lebih baik ketimbang yang ditentukan dan diarahkan oleh guru. Sang guru mesti dipandang sebagai pengorganisir dan penuntun kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pe pengalaman-pengalam ngalaman an belajar. belajar. Ujian yang didasarkan didasarkan pada peragaan peragaan aktif (simulasi) yang bersifat praktis di kelas dalam situasi-situasi yang mirip dengan kehidupan cenderung lebih baik ketimbang ujian biasa lewat kertas dan pensil. Persaingan antar pribadi serta penjenjangan atau penyusunan peringkat nilai siswa harus diminimalisir dan/atau dilenyapkan sama sekali karena yang seperti itu menyuburkan sikap-sikap buruk dan melemahkan motivasi diri siswa. Pene Peneka kana nan n mest mestii dile dileta takka kkan n pada pada yang yang bersi bersifa fatt afek afekti tiff (mot (motiv ivas asi) i),, yang yang membentuk dasar bagi yang kognitif; landasan-landasan inderawi, daya tangkap dan motorik-emosional juga penting artinya bagi kegiatan belajar. Penekanan mesti diletakkan pada penyesuaian prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang ada sekarang dengan yang lebih baik. Bimbingan dan penyuluhan personal serta serta terapi terapi kejiwa kejiwaan an adalah adalah aspek aspek pusat pusat persek persekola olahan han yang yang normal normal,, sebab sebab keduanya menjamin kondisi-kondisi/syarat-syarat emosional yang diperlukan bagi berlangsungnya kegiatan belajar yang efektif. •
Kendali Ruang Kelas
Para siswa harus dianggap dianggap bertanggung bertanggung jawab atas tindakan-tinda tindakan-tindakan kan mereka sendiri dalam arti seketika, namun haruslah diakui bahwa pertanggungjawaban siswa pada puncaknya tidak dapat dituntut dalam ranah konsep tradisional apapun tentang ‘kehendak bebas’ Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
48
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Para guru secara umum harus bersifat demokratis dan objektif dalam menentukan tolok ukur tingkah laku; ia harus meminta nasihat/usulan dan persetujuan siswa dalam memapankan aturan-aturan tentang perilaku di dalam kelas. Lantaran Lantaran tindakan tindakan bermoral bermoral pada puncaknya adalah tindakan tindakan paling paling cerdas yang tersed tersedia ia dalam dalam situa situasi si khusus khusus yang yang manapu manapun n juga, juga, maka maka pendid pendidika ikan n moral moral (pelatihan (pelatihan watak) pastilah pastilah merupakan merupakan keluaran keluaran sampingan sampingan dari tindakan guru membant membantu u siswa siswa untuk untuk mengem mengemban bangkan gkan kemamp kemampuann uannya ya untuk untuk memecah memecahkan kan masalah secara efektif. 5. Liberasi Liberasionis onisme me Pendidi Pendidikan kan
Liberasionisme adalah sebuah sudut pandang yang menganggap bahwa kita mesti segera segera melaku melakukan kan peromb perombakan akan berlin berlingkup gkup besar besar terhada terhadap p tatana tatanan n polit politik ik yang yang ada seka sekara rang ng,,
seba sebaga gaii
cara cara
untu untuk k
mema memaju juka kan n
kebe kebeba basa sann-ke kebe beba basa san n
indi indivi vidu du
dan dan
mempromosi mempromosikan kan perujudan perujudan potensi-pot potensi-potensi ensi diri semaksimal semaksimal mungkin. mungkin. Liberasion Liberasionisme isme pendid pendidika ikan n mencak mencakup up sebuah sebuah spektr spektrum um pandang pandangan an yang yang luas, luas, yang yang merent merentang ang dan liberas liberasion ionism ismee
pembaha pembaharuan ruan yang yang
rela relati tiff
bers bersif ifat at
kons konser erva vati tif, f,
yang yang
diaj diajuk ukan an
dipert dipertenga engahan han 1960-a 1960-an n dalam dalam berbaga berbagaii protes protes menunt menuntut ut hak-hak hak-hak warga warga negara negara,, ke liberasionisme me revolusioner revolusioner (seringkali komitm komitmen en yang yang kuat dan mendes mendesak ak terhad terhadap ap liberasionis Marxis) dengan seruannya agar sistem pendidikan segera mengambil peran aktif dalam menggulingkan tatanan politik yang ada sekarang. Bagi pendidi pendidik k liber liberasi asioni onis, s, sekola sekolah h harusl haruslah ah bersif bersifat at obyektif (rasional-ilmiah), namun tidak sentral . Sekola Sekolah h memili memiliki ki fungsi fungsi ideologis ideologis:: ia ada bukan bukan hanya hanya untuk untuk mengajarkan kepada siswa bagaimanakah cara berpikir yang efektif (secara rasional dan ilmiah), melainkan juga untuk membantu siswa mengenai kebijaksanaan tertinggi yang ada di dalam pemecahan-pemecahan masalah secara intelek yang paling meyakinkan, yang tersedia sehubungan dengan berbagai problema manusia yang terpenting. Dengan kata kata lain, lain, libera liberasio sionis nisme me pendid pendidika ikan n diland dilandasi asi oleh oleh sebuah sebuah sistem sistem kebena kebenaran ran yang yang terbuka, namun ia mencakup komitmen tertentu terhadap rangkaian tindakan apa pun yang didukung oleh kesepakatan yang sarat pengetahuan dan bersifat obyektif dalam komunitas intelektual di suatu saat tertentu. Pada puncaknya, liberasionisme pendidikan adalah sebuah orientasi ‘berpusat pada problem atau tatacara’. Namun ia juga meliputi komit komitme men n kedu keduaa yang yang kuat kuat terh terhada adap p jawab jawaban an-j -jaw awab aban an terb terbai aik k yang yang dibu dibuat at oleh oleh Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
49
PENGANTAR KEPENDIDIKAN kecerdasan yang terlatih. Ia memandang bahwa sekolah secara moral berkewajiban untuk mengenali dan mempromosikan program-program sosial konstruktif dan bukan hanya mela melati tih h piki pikira ran n sisw siswa. a. Seko Sekola lah h pun pun haru haruss mema memaju juka kan n pola pola tind tindaka akan n yang yang pali paling ng meyakinkan yang didukung oleh sebuah analisis obyektif berdasarkan fakta-fakta yang ada. Ideologi dasar liberasionisme pendidikan adalah sebagai berikut.
Tujuan Pendidikan secara Menyeluruh
Tujuan utama pendidikan pendidikan adalah untuk mendorong mendorong pembaharuanpembaharuan-pembaha pembaharuan ruan sosial yang perlu, dengan cara memaksimalkan kemerdekaan personal di dalam sekolah, sekolah, serta serta dengan cara membela membela kondisi-kond kondisi-kondisi isi yang lebih manusiawi dan memanusiakan di dalam masyarakat scara umum.
Sasaran-sasaran Sekolah
Sekolah ada lantaran tiga alasan utama: 1) Untuk Untuk membantu membantu para siswa siswa mengenal mengenalii dan menangga menanggapi pi kebutuhan kebutuhan akan pembaharuan/perombakan sosial 2) Untu Untuk k
meny menyed edia iaka kan n
info inform rmas asii
dan dan
kete ketera ramp mpil ilan an-k -ket eter eram ampi pila lan n
yang yang
diperlukan siswa supaya bisa belajar secara efektif bagi dirinya sendiri. 3) Untu Untuk k meng mengaj ajar ar para para sisw siswaa tent tentan ang g baga bagaim iman anaa cara carany nyaa meme memeca cahk hkan an masala masalah-m h-masa asalah lah prakti praktiss melalu melaluii penera penerapan pan teknik teknik-te -tekni knik k penyele penyelesai saian an masalah secara individual maupun kelompok yang didasari oleh metodemetode ilmiah-rasional.
Ciri-ciri Umum Libersionisme Pendidikan
1) Meng Mengan angg ggap ap bahw bahwaa peng penget etah ahua uan n adal adalah ah alat alat yang yang dipe diperl rluk ukan an untu untuk k melakukan pembaharuan/perombakan sosial. 2) Menekankan Menekankan manusia manusia sebagai sebagai sebentuk sebentuk keluar keluaran an budaya, budaya, budaya budaya merupakan merupakan penentu-sosial kedirian. 3) Mene Menekan kanka kan n anali analiti tiss objek objekti tiff (ilm (ilmia iah-r h-ras asio iona nal) l) sert sertaa eval evaluas uasi/ i/pe peni nila laia ian n terhadap kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik sosial yang ada. 4) Mengang Menganggap gap pendidik pendidikan an sebagai sebagai peruju perujudan dan yang paling paling utuh utuh dari dari potens potensii potensi khas tiap orang sebagai mahluk manusia.
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
50
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 5) Memusa Memusatka tkan n perhat perhatian ian kepada kepada kondisi kondisi-kon -kondis disii sosial sosial yang menghal menghalang ang-halangi perujudan paling penuh dari potensi-potensi individu, menekankan masa depan (yakni, perubahan-perubahan dalam sistem yang ada sekarang, yang yang perl perlu u untu untuk k mend mendir irik ikan an masy masyar araka akatt yang yang lebi lebih h manus manusia iawi wi dan dan memanusiakan). 6) Menekan Menekankan kan perubaha perubahan-pe n-perub rubaha ahan n ruang ruang lingkup lingkup besar besar yang segera segera harus harus dilakukan di dalam masyarakat yang ada sekarang, menekankan perubahan per perub ubah ahan an pent pentin ing g yang yang akan akan memp mempen enga garu ruhi hi sifa sifatt-si sifa fatt haki hakiki ki dan dan pelaksanaan sistem sosial yang mapan. 7) Dida Didassarka arkan n
pada pada
sis sistem tem
peny penyel elid idiikan kan
eks eksper periment mental al
yang ang
terbu erbuka ka
(pembu (pembukti ktian an penget pengetahu ahuan an secara secara ilmiah ilmiah-ra -rasio sional nal)) dan/ata dan/atau u prakir prakiraan aan- prakiraan yang sesuai dengan sistem penyelidikan semacam itu. 8) Didir Didirika ikan n di atas atas landas landasan an prakir prakiraanaan-pra prakir kiraan aan Marxis Marxis atau atau Marxis Marxis baru tentan tentang g seluru seluruh h kesadar kesadaran an person personal al yang yang ditent ditentuka ukan n oleh oleh faktor faktor sosial sosial-ekonomis 9) Mengang Menganggap gap bahwa wewenang wewenang intele intelektu ktual al tertinggi tertinggi ada di tangan tangan mereka mereka yang ang
memah emaham amii
kons konsek ekue uens nsii-ko kons nsek ekue uens nsii
pat patolog ologiis
(bers bersiifat
merusak/berpenyakit) dari kapitalisme kontemporer dan segenap sikap sosial yang dihubungkan dengannya.
Anak-anak Sebagai Pebelajar
Anak-anak condong untuk menjadi baik (yakni, ke arah tindakan yang efektif dan tercerahkan) jika diasuh dalam sebuah masyarakat yang baik (yakni bersifat rasional dan berkemanusiaan) Perbedaan-per Perbedaan-perbedaan bedaan individual individual lebih penting penting ketimbang ketimbang kesamaan-kes kesamaan-kesamaan amaan individual, dan perbedaan-perbedaan itu bersifat menentukan dalam penetapan program-program pendidikan. Anak-anak secara moral setara dan mereka mesti mendapatkan kesempatan yang setara setara untuk berjuang demi ganjaran-ganj ganjaran-ganjaran aran sosial dan intelektual intelektual yang lebih luas, lebih mudah diakses, dan dibagikan secara lebih adil/merata.
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
51
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Kedirian (kepribadian) tumbuh dari pengkondisian sosial, dan dari yang bersifat sosial sosial ini menjadi landasan bagi penentuan ‘diri’ lanjutan, lanjutan, anak hanya bebas di dalam konteks determinisme sosial dan psikologis.
Administrasi dan Pengendalian
Wewenang pendidikan mesti ditanamkan di tangan minoritas yang tercerahkan, yang terdiri atas para intelektual intelektual yang bertanggung-jawab, bertanggung-jawab, yang sepenuhnya sepenuhnya sada sadarr
akan akan kebu kebutu tuha han n
obje objekt ktif if bagi bagi peru peruba baha hann-pe peru ruba baha han n
sosia osiall
yang yang
konstruktif, dan yang mampu menanamkan perubahan-perubahan semacam itu melalui sekolah-sekolah. Wewe We wena nang ng guru guru mest mestii teru teruta tama ma dida didasa sari ri keta ketaja jama man n inte intele lekt ktual ualny nyaa sert sertaa kesadaran sosialnya yang tercerahkan.
Sifat-sifat Hakiki Kurikulum
1) Sekolah Sekolah harus menekankan menekankan pembaharuan pembaharuan/perom /perombakan bakan sosio-ek sosio-ekonomis onomis 2) Sekola Sekolah h mesti mesti memusatk memusatkan an perhat perhatian ian pada pemaha pemahaman man diri serta serta tindak tindakan an sosial sekaligus. 3) Penek Penekan anan an mest mestii dile dileta takka kkan n pada pada tind tindaka akan n yang yang cerd cerdas as dala dalam m meng mengej ejar ar keadilan sosial. 4) Mata Mata pelaj pelajar aran an haru haruss bers bersif ifat at pili pilihan han dala dalam m batas batas-b -bat atas as penen penentu tuan an yang yang umum. 5) Penek Penekan anan an haru haruss dile dileta takka kkan n pada pada pene penera rapa pan n prakt praktis is dari dari yang yang sifa sifatn tnya ya intelektual (praksis) melebihi apa yang secara sempit bersifat praktis ataupun akademis. 6) Sekola Sekolah h mesti mesti meneka menekankan nkan proble problemama-pro proble blema ma sosial sosial yang yang kontrov kontrovers ersial ial,, meneka menekankan nkan pengena pengenalan lan dan analis analisis is terhada terhadap p nilainilai-nil nilai ai dan prakir prakiraan aan- prakiraan dasar yang menggarisbawahi isu-isu sosial, dan memperagakan kepedulian khusus terhadap penerapan apa yang dipelajari di dalam ruang kelas kepada kegiatan-kegiatan yang punya arti penting secara sosial di luar sekolah; sekolah mesti secara tipikal menampilkan pendekatan-pendekatan antar-disiplin keilmuan yang berpusat pada problema, yang meliputi wilayah kajian seperti filosofi, psikologi, kesusasteraan kontemporer, sejarah, dan ilmu-ilmu behavioral dan sosial. Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
52
PENGANTAR KEPENDIDIKAN
Metode-metode Pengajaran serta Penilaian Hasil Belajar
53
Harus ada penekanan yang kurang lebih seimbang atau setara pada pemahaman problema (pengenalan dan analisis terhadap problema-problema secara tepat) serta pemecahan masalah. Disipl Disiplin in dan hapalan hapalan mungki mungkin n kadang-k kadang-kada adang ng perlu perlu supaya supaya bisa bisa menguas menguasai ai sebuah keterampilan yang akan diperlukan demi manangani problema-problema personal atau sosial yang penting secara efektif, namun kegiatan belajar pada dasarnya adalah keluaran sampingan dari kegiatan yang bermakna, dan hapalan harus diminimalisir dan/atau dihapus sama sekali jika mungkin. Kegiatan belajar mengajar yang diarahkan oleh siswa dalam kerangka kerja kuriku kurikulum lum yang yang ditent ditentuka ukan n berdas berdasark arkan an relevan relevansi si sosial sosialnya nya adalah adalah lebih lebih tinggi/lebih baik daripada belajar dengan ditentukan dan diarahkan oleh guru. Sang guru dipandang sebagai panutan dalam hal komitmen intelektual serta keterlibatan sosialnya. Ujian
yang
didasarkan
kepada
perilaku
para
siswa
yang
tanpa
dilatih/dipesiapkan lebih dulu sebagai tanggapan atas persoalan-persoalan sosial yang penting adalah lebih disukai ketimbang ujian yang dinilai berdasarkan testes biasa di ruang kelas. Persaingan antarpribadi dan penyusunan peringkat nilai siswa secara tradisional harus diminimalisir dan/atau dihapus sama sekali jika mungkin, sebab hal-hal semacam itu menuntun siswa pada sikap-sikap buruk dan motivasi diri yang merosot. merosot. Penekanan Penekanan harus diletakkan pada perlunya perlunya lembaga-lem lembaga-lembaga baga sosial sosial yang baru (termasuk lembaga pendidikan). Bimbingan dan penyuluhan personal, serta terapi kejiwaan, sebagaimana ada di luar sekolah di saat ini, umumnya berfungsi sebagai bentuk tersembunyi dari kontrol sosial dan pelatihan penyesuaian diri anak, yang menghalangi kesadaran anak akan kondisi-kondisi sosial yang melatarbelakanginya, yang melahirkan problema-problema kejiwaan individual.
Kendali di Ruang Kelas
Para siswa siswa mesti mesti dianggap dianggap bertanggungj bertanggungjawab awab atas tindakan-ti tindakan-tindakan ndakan mereka mereka sendiri sendiri dalam arti seketika, seketika, namun mesti diakui bahwa pertanggungj pertanggungjawaban awaban Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN siswa pada puncaknya tidak bisa dituntut dalam arti menurut konsep ‘kehendak bebas’ tradisional. Para guru harus bersifat bersifat demokratis demokratis dan objektif objektif dalam menentukan menentukan tolok ukur perilaku, dan tolok ukur semacam itu harus ditentukan secara bersama-sama dengan para siswa, sebagai cara mengembangkan rasa tanggung-jawab moral mereka. Lantaran tindakan yang bermoral adalah tindakan yang paling cerdas, dalam situasi apapun, maka peningkatan kecerdasan praktis adalah corak pendidikan moral yang paling efektif. Di sisi lain, tindakan yang cerdas, sebagai sebuah cita-cita atau corak ideal secara sosial yang dianjurkan, memerlukan adanya masyarakat yang cerdas (yang objektif) di mana setiap orang diberi kesempatan yang yang
seta setara ra
untu untuk k
memb membua uatt
pili piliha hann-pi pili liha han n
terc tercer erah ahka kan n
berd berdas asar arka kan n
kesempatan-kesempatan pendidikan yang setara.
6. Anarkism Anarkismee Pendidi Pendidikan kan
Penganut anarkisme pada umumnya menerima sistem penyelidikan eksperimental yang terbuka (pembuktian pengetahuan melalui penalaran ilmiah) sama halnya dengan pendidik pendidik liberal liberal dan liberasioni liberasionis, s, atau menerima menerima prakiraan-p prakiraan-prakir rakiraan aan yang dianggap dianggap selaras dengan sistem pendidikan semacam itu. Perbedaannya terletak pada anggapan pend pendid idik ik anark anarkis isme me yang yang meng mengan angga ggap p bahwa bahwa kita kita haru haruss mene meneka kanka nkan n perl perlun unya ya meminimalkan dan atau menghapuskan pembatasan-pembatasan kelembagaan terhadap per peril ilak aku u pers person onal al,, bahw bahwaa kita kita mest mesti, i, seja sejauh uh mung mungki kin n yang yang bisa bisa kita kita laku lakuka kan n mendeinstit mendeinstitusinali usinalisasikan sasikan masyarakat masyarakat , memb membua uatt masy masyar arak akat at bebas bebas-l -lem emba baga. ga. Bagi Bagi mereka, pendekatan terbaik terhadap pendidikan adalah pendekatan yang mengupayakan untuk untuk memper mempercepa cepatt peromb perombaka akan n humani humanisti stik k berska berskala la besar besar yang yang mendes mendesak ak dalam dalam masyar masyaraka akat, t, dengan dengan cara cara menghap menghapusk uskan an sistem sistem persek persekola olahan han.. Pemiki Pemikiran ran-pem -pemiki ikiran ran semacam ini terpancar dalam pemikiran-pemikiran Ivan Illich dan Paul Goodman. Sudut pandang anarkisme pendidikan meliputi berbagai posisi yang merentang dari anarkisme taktis, taktis, yang ingin melebur sekolah-sekolah sebagai cara untuk membebaskan kekayaan dan sumb sumber erda daya ya (yan (yang g terp terpak akai ai di sana sana)) untuk untuk keper keperlu luan an-k -kepe eperl rlua uan n sosi sosial al yang yang
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
54
PENGANTAR KEPENDIDIKAN mendesak, hingga ke anarkisme utopis, yang memimpikan terciptanya masyarakat yang secara permanen terbebaskan dari segala pembatasan kelembagaan. Dalam hal ini, ideologi dasar anarkisme pendidikan adalah:
Tujuan Pendidikan Secara Keseluruhan
Tujuan Tujuan utama utama pendidi pendidikan kan adalah adalah untuk untuk membawa membawa pembah pembaharu aruan/ an/per peromba ombakan kan bersk berskala ala besar besar dan segera segera,, di dalam dalam masyar masyaraka akat, t, dengan dengan cara cara menghi menghilan langkan gkan persekolahan wajib.
Tujuan-tujuan Sekolah
Sistem persekolahan formal yang ada sekarang harus dihapuskan sepenuhnya dan digantikan dengan sebuah pola belajar sukarela serta mengarahkan diri sendiri; akses akses yang yang bebas bebas dan univer universal sal ke bahan-b bahan-baha ahan n pendidi pendidikan kan serta serta kesema kesematan tan-kesempatan belajar mesti disediakan, namun tanpa sistem pengajaran wajib.
Ciri-ciri umum Anarkisme Pendidikan
1) Meng Mengan angga ggap p bahwa bahwa penge pengeta tahu huan an adal adalah ah sebua sebuah h kelu keluar aran an-s -sam ampi ping ngan an (by product ) alamiah dari kehidupan sehari-hari. 2) Mengan Menganggap ggap kepribadi kepribadian an indivi individua duall sebagai sebagai sebuah sebuah nilai nilai yang yang melamp melampaui aui tuntutan-tuntutan masyarakat manapun. 3) Meneka Menekankan nkan piliha pilihan n bebas bebas dan penent penentuan uan nasib sendir sendirii dalam dalam sebuah sebuah latar latar belakang sosial yang waras dan humanistik (berorientasi pada pribadi). 4) Menganggap Menganggap pendidikan pendidikan sebagai sebagai sebuah sebuah fungsi fungsi alamiah alamiah dari kehidupan kehidupan sehari sehari-hari di dalam lingkungan sosial yang rasional dan produktif. 5) Memuaskan Memuaskan perhatian perhatian kepada kepada perkembangan perkembangan sebuah sebuah ‘masyarak ‘masyarakat at pendidikan’ pendidikan’ yang melenyapkan melenyapkan atau secara radikal radikal meminimali meminimalisir sir keperluan akan adanya sekola sekolah-s h-seko ekolah lah formal formal,, juga juga seluru seluruh h kekanga kekangan n terlem terlembaga baga lainny lainnyaa atau atau (posthistorical ) perilaku personal. Menekankan masa depan paska-kesejarahan posthistorical di mana orang akan mampu berfungsi sebagai mahluk-mahluk bermoral yang mengatur diri sendiri. 6) Menekankan Menekankan perubahan perubahan berkelanj berkelanjutan utan serta serta pembaharuan pembaharuan diri di dalam sebauh sebauh masy masyar arak akat at yang yang seca secara ra lahi lahirr kemb kembal ali, i, mene menekan kanka kan n kebut kebutuha uhan n untu untuk k meminimalkan dan/ atau mengenyahkan kekangan-kekangan terlembaga atas perilaku personal (deinstitusionalisasi (deinstitusionalisasi). ). Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
55
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 7) Didasa Didasarka rkan n pada pada sebauh sebauh sistem sistem penyel penyelidi idikan kan eksper eksperime imenta ntall yang yang terbuka terbuka (pembu (pembukti ktian an penget pengetahu ahuan an secara secara ilmiah ilmiah-ra -rasio sional nal)) dan/ atau atau berlan berlandas daskan kan prakiraan-prakiraan yang sesuai dengan sistem penyelidikan semacam itu. 8) Berdiri Berdiri di atas prakiraanprakiraan-praki prakiraan raan anarkistis anarkistis atau atau semu-anarkist semu-anarkistis is mengenai mengenai bisa disempurnakanny disempurnakannyaa moral manusia di bawah kondisi-kondisi kondisi-kondisi sosial yang paling puncak. 9) Menganggap Menganggap bahwa bahwa wewenang wewenang intelektua intelektuall secara tepat tepat ada di di tangan tangan mereka mereka yang secara tepat telah mendiagnosis konflik dasar yang ada antara keperluankeperluan individual dengan tuntutan-tuntutan negara.
Anak sebagai Pebelajar
Anak-anak cenderung menjadi baik (yakni, menginginkan tindakan yang efektif dan tercerahkan) ketika anak-anak itu diasuh dalam sebuah masyarakat yang baik (yakni rasional dan berkemanusiaan). Perb Perbed edaan aan-p -per erbe beda daan an
antar antar-i -indi ndivi vidu du
berg berger erak ak
menen menenta tang ng
kebi kebija jaks ksan anaan aan
merese meresepkan pkan pengala pengalaman man-pen -pengal galama aman n pendid pendidika ikan n yang yang sama sama atau atau serupa serupa bagi setiap orang. Anak-a Anak-anak nak secara secara moral moral setara setara,, dan mereka mereka mesti mesti mendap mendapatk atkan an kesemp kesempata atannkesempatan untuk belajar apapun yang mereka pilih sendiri, demi memperoleh tujuan apapun yang mereka anggap layak dikejar. Kedirian (kepribadian) tumbuh dari pengkondisian sosial, dan diri yang bersifat sosial ini menjadi landasan bagi seluruh penentuan ‘diri’ selanjutnya. Anak bebas hanya dalam konteks determinisme sosial dan psikologis. Masyarakat dan negara tidaklah tidaklah sama artinya (tidak sinonim). sinonim). Masyarakat Masyarakat adalah perlu bagi pemenuhan diri. Tetapi negara menghalangi perujudan sepenuhnya masyarakat tersebut.
Administrasi dan Pengendalian
Wewenang pendidikan mesti dikembalikan kepada rakyat dengan mengizinkan setiap orang untuk mengendalikan hakikat dan pelaksanaan perkembangan dirinya sendiri. Tidak perlu ada wewenang khusus yang diberikan pada guru sebagai guru
Sifat-sifat Hakikat Kurikulum
1) Sekolah Sekolah harus dihapus dihapuskan kan demi memperb memperbesar esar pilihan pilihan personal personal yang yang bebas.
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
56
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 2) Pendid Pendidika ikan n tidak tidak sama sama dengan dengan persek persekola olahan; han; satu-sat satu-satuny unyaa kegiat kegiatan an belaja belajar r yang sebenarnya hanyalah belajar yang ditentukan sendiri; dan ini hanya bisa berlangsung secara efektif di dalam sebuah masyarakat yang ‘tanpa sekolah’ 3) Penek enekan anan an haru haruss
dile dilettakka akkan n
pada pada pem pemungk ungkin inan an tiap indi indivi vidu du unt untuk
menentukan tujuan-tujuan belajarnya sendiri. 4) Di dalam tuntutan tuntutan-tu -tuntu ntutan tan yang dikenak dikenakan an oleh oleh sistem sistem keberadaa keberadaan n sosial sosial manapu manapun n (yang (yang mengis mengisyar yaratk atkan an perlun perlunya ya pengal pengalama aman-pe n-pengal ngalama aman n sosial sosial tertentu dan dengan demikian juga kegiatan belajar bersama/umum), seluruh kegiatan belajar harus ditentukan sendiri oleh yang belajar. 5) Penekan Penekanan an harus dileta diletakkan kkan pada apa yang relevan relevan secara personal personal dengan dengan mengo mengorb rban anka kan n pembed pembedaa aan n trad tradis isio iona nall anta antara ra apa apa yang yang akad akadem emis is,, yang yang intelektual, dan yang praktis. 6) Setiap Setiap orang orang harus bebas untuk untuk menentuk menentukan an hakikat hakikat dan sejauhm sejauhmana ana ia akan akan belajar.
Metode-metode Pengajaran dan Penilaian Hasil belajar
a) Siswa Siswa secara secara indivi individual dual mesti menjadi menjadi penentu penentu metode metode-me -metod todee pengaja pengajaran ran mana mana yang yang paling paling sesuai sesuai dengan dengan tujuan tujuan-tu -tujua juan n dan rancang rancanganan-ran rancang cangan an pendidikannya sendiri. b) Nilai disipli disiplin n dan hapalan serta serta lain-lainny lain-lainnyaa yang berkaitan berkaitan dengan itu itu harus diberi diberikan kan menjad menjadii ‘rahas ‘rahasia’ ia’ orang orang yang yang belaja belajarr itu sendir sendiri; i; mereka mereka yang yang menghe menghendak ndakii pendekat pendekatan-p an-pende endekat katan an direkt direktif if atau atau
otori otoritar tarian ian terhad terhadap ap
kegiatan belajar mesti bebas untuk memilih pendekatan seperti itu dengan dasar individual. c) PeranPeran-per peran an tradisio tradisional nal guru dan siswa siswa yang diterapk diterapkan an oleh oleh lembag lembagaa harus harus dihapuskan. d) Guru Guru adalah adalah sebuah sebuah aspek yang bisa dihapus/ dihapus/dib dibuan uang g (atau (atau paling paling banter; banter; menjadi sebuah pilihan saja) dari proses pendidikan. e) Peni Penila laia ian/ n/eva evalu luas asii yang yang terb terbai aik k adal adalah ah penil penilai aian an diri diri send sendir iri, i, yang yang haru haruss difungsikan hampir secara eksklusif untuk tujuan persaingan diri. f) Secara Secara alamia alamiah h manusi manusiaa bersif bersifat at sosial sosial dan mau bekerjasa bekerjasama. ma. Dan sejalan sejalan dengan dengan itu, itu, kegiat kegiatan an belaja belajarr harus harus meneka menekankan nkan kerjas kerjasama ama memini meminimal malkan kan Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
57
PENGANTAR KEPENDIDIKAN persaingan persaingan antarpriba antarpribadi di demi ganjaran-ganj ganjaran-ganjaran. aran. Lantaran Lantaran individu individu secara alam alamia iah h bersi bersifa fatt meng menguj ujud udkan kan diri diri,, maka maka ia seca secara ra intr intrin insi sik k memi memili liki ki persaingan persaingan-diri -diri (bersaing dengan dirinya sendiri), sendiri), serta serta tidak memerlukan dorongan dari luar untuk belajar. g) Pembedaan Pembedaan tradisiona tradisionall antara yang kognitif, kognitif, afektif afektif,, dan interpersonal interpersonal adalah adalah pembe pembedaa daan n palsu/ palsu/art artifi ifisia siall dan tidak tidak produkt produktif if dalam dalam memand memandang ang proses proses belajar yang sebenarnya bersifat total serta organis. h) Bisa Bisa dika dikata taka kan n bahw bahwaa selu seluru ruh h lemb lembag agaa sosi sosial al yang yang berk berkel elan anju juta tan n dan dan melest melestari arikan kan diri diri sendir sendirii (seper (seperti ti sekola sekolah-s h-seko ekolah lah)) harus harus dimusn dimusnahk ahkan an seluruhnya. i) Bimbingan Bimbingan dan penyul penyuluhan uhan individual individual,, serta terapi terapi kejiwaan, kejiwaan, sebagaim sebagaimana ana itu itu dilaks dilaksana anakan kan melalu melaluii sekola sekolah-s h-seko ekolah lah,, hanyal hanyalah ah satu satu bagian bagian dari dari sistem sistem pembatasan sosial yang dalam kenyataan menyebabkan timbulnya berbagai problema kejiwaan yang mereka pura-pura sembuhkan.
Kendali di ruang Kelas
Anak-anak haruslah secara fundamental menentukan diri sendiri, dan gagasangagasan gagasan bahwa bahwa anak-an anak-anak ak sama sama dengan/ dengan/sin sinoni onim m dengan dengan muridmurid-mur murid id adalah adalah pelanggaran tersirat atas anggapan ini. Hakikat serta isi pengalaman-pengalaman sekolah (jika ada) harus ditentukan oleh individu-individu individu-individu yang terlibat, dan tidak tidak didiktekan oleh agen-agen dari luar. Hanya Hanya peranperan-per peran an tingkah tingkah laku laku yang yang tergan tergantun tung g situas situasii (situa (situasio sional nal), ), yang yang diperoleh melalui kerjasama antara seluruh peserta dalam kondisi-kondisi yang ada, yang bisa diterima. Aturan-aturan umum yang diterapkan atas situasi-situasi tertentu tidaklah terkait secara organis dengan tuntutan-tuntutan situasi-situasi itu; dan dan denga dengan n demi demiki kian an sala salah h dala dalam m mena menamp mpil ilkan kan jeni jeniss kenda kendali li yang yang dalam dalam kenyataan mungkin diperlukan. Tindakan moral tak pelak lagi merupakan keluaran-sampingan dari kehidupan moral dalam sebuah masyarakat moral. moral. Sekolah-sekolah hanya memainkan satu peranan insidental dalam menentukan tingkah laku bermoral.
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
58
PENGANTAR KEPENDIDIKAN 59
BAB III PENDIDIKAN DALAM D ALAM PERSPEKTIF STRUKTURALISME, INSTRUMENTALISME DAN ESENSIALISME A. Pend Pendid idik ikan an Struk Struktu tura rali lism smee B. Pend Pendid idik ikan an Instr Instrum ument ental alis isme me C. Pend Pendid idik ikan an Esen Esensi sial alis isme me BAB IV KARAKTERISTIK DAN POLA-POLA PENDIDIKAN A. Pend Pendid idik ikan an di Ero Eropa pa Abad Abad ke-1 ke-15 5 B. Karakt Karakteri eristi stik k Pendi Pendidik dikan an di Asia Asia C. Karakt Karakteri eristi stik k dan Pola Pendi Pendidik dikan an di Negara Negara Berkem Berkembang bang BAB V KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA A. Kebijakan Kebijakan Pendidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah Menengah B. Otonom Otonomii Pendi Pendidik dikan an Ting Tinggi gi C. Otonomi Otonomi Daerah Daerah dan Beberapa Beberapa Kebijaka Kebijakan n Mendasar Mendasar D. Paradigma Paradigma Baru Pendidikan Pendidikan Nasional Nasional BAB VI PENDIDIKAN DAN TANTANGAN MASA DEPAN A. Sumber Sumber Daya Daya Manus Manusia ia Indone Indonesia sia B. Transf Transform ormasi asi Pendid Pendidika ikan n C. Pendid Pendidika ikan n Nasional Nasional dan Globali Globalisas sasii D. Mengkaji Mengkaji Ulang Ulang Sistem Sistem Pendidikan Pendidikan Nasiona Nasionall
DAFTAR PUSTAKA
Jalal, Jalal, Fasli Fasli & Dedi Supriadi Supriadi.. 2001. 2001. Reformasi Reformasi Pendidikan Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Otonomi Daerah. Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa O’neil, William F. 2001. 2001. Ideologi-Ideologi Pendidikan, Pendidikan, Alih Bahasa: Omi Intan Naomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sidi, Sidi, Indra Indra Djati, Djati, 2001. 2001. Menuju Menuju Masyara Masyarakat kat Belaja Belajarr Mengga Menggagas gas Paradig Paradigma ma Baru Pendidikan. Pendidikan. Jakarta: Paramadina.
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.
PENGANTAR KEPENDIDIKAN Thut, I.N & Don Adams, 2005. Pola-Pola 2005. Pola-Pola Pendidikan Dalam Masyarakat Kontemporer . 60 Penerjemah: SPA Teamwork. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tilaar, H.A.R. 1997. Pengembangan 1997. Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Era Globalisasi Visi, Misi, dan Program Aksi Pendidikan dan Pelatihan Menuju 2020. 2020. Jakarta: PT. Grasindo -------,2002. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru 70 Tahun Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed . Jakarta: PT. Grasindo Tirtahardja, Umar & Lasulo. 1994. Pengantar Pendidikan, Pendidikan, Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Depdikbud. Islam. Jakarta: PT. Widodo, Sembodo Ardi, 2007. Kajian 2007. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam. Nimas Multima
Bahan ajar Pengantar Kependidikan program studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKAL FKIP-UNIKAL Oleh: Muhammad Ali Gunawan, M.Pd.