Gaga Gagall jant jantun ung g adal adalah ah sindr sindrom omaa klin klinis is yang yang komp komple leks ks terja terjadi di akib akibat at kerusa kerusakan kan struku strukurr atau atau fungsi fungsi jantun jantung g sehing sehingga ga kemamp kemampuan uan pengis pengisian ian dan pemompaan ventrikel manjadi terganggu. Prinsip penatalaksanaan gagal jantung meliputi mengurangi beban tekanan, mengurangi kontraktilitas dan mengurangi beban
volume.
Tujuan
pengendalian
volume
tubuh
adalah
tercapainya
keseimbangan komposisi cairan tubuh pada keadaan homeostasis. Pengendalian cairan cairan tubuh tubuh dapat dapat dilaku dilakukan kan dengan dengan penimb penimbang angan an berat berat badan badan yang yang rutin, rutin, penilaian status volume cairan tubuh, pembatasan asupan air dan natrium, dan pemberian diuretic. Pada Pada klie klien n gaga gagall jant jantun ung, g, terj terjad adin inya ya peni penimb mbun unan an dara darah h di paru paru.. Penimbunan ini menurunkan pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah di paru sehingga oksigenasi darah di paru berkurang dan terjadi peningkatan CO2 pembentukan asam asa m di dalam darah. Selain itu, salah satu konsekuensi serius dari gagal jantung khususnya kiri adalah kurangnya aliran darah ke ginjal. Hal ini menimbulkan reaksi ginjal untuk meretensi air dan Na. Oleh karena itu pada gagal jantung terjadi hipervolemi dan juga Edema. Oleh karena pada klien CHF terjadi terjadi peningkata peningkatan n cairan, cairan, maka kebutuhan kebutuhan cairan pada klien CHF harus dikuranggi dari kebutuhan normal. Kebutuhan cairan per hari pada klien CHF adalah:
BB x 25 ml/kg Pada keadaan umum, dewasa normal dikalikan dengan 30 ml/kg dengan rentang normal perkalian adalah 25-35 ml/kg. Dalam hal ini, klien CHF dikalikan dengan batas bawah dengan tujuan mencegah peningkatan kadar cairan dalam tubuh. Edema pada CHF terjadi karena perluasan cairan di ruang interstina karena penumpukan Na+ dalam tubuhnya. Oleh karena itu, ada baiknya klien diberi terapi dengan cairan hipotonis karena diduga klien mengalami Hypernatremia.
Untuk mengetahui berapa banyak cairan hipotonis yang akan diberikan adalah terlebih dahulu kita mengetahui kadar Na dalam tubuh klien dengan melalui pemeriksaan lab. Setelah itu kita pakai rumus:
Hypernatremia
Na sekarang
BB
- BB = Jumlah air yang ditambahkan
Na normal Karena kemungkinan klien hypernatremia, maka rumus diatas digunakan untuk mencari jumlah cairan hipotonis yang diperlukan untuk menetralkan kadar Na. Contoh cairannya dextrose 5%. Pemantauan harus terus dilakukan pada klien. Pemasukan dan pengeluaran harus tetap seimbang. Untuk mempermudah dapat dilakukan dengan rumus:
Pemasukan = Pengeluaran
Vol. infuse + air metabolisme 200ml = Vol. urin + penguapan 300ml Dimana Vol infuse yang diberikan adalah (ml) = Vol.urin + 700 ml. Pada klien CHF, kebutuhan cairan menurun, oleh karena itu jumlah cairan dikurangi menjadi 75-80% dari kebutuhan rumatan. Atau dapat dibatasi sampai: 65cc/kgBB/hari
Air
metabolism
diperlukan
untuk
melihat
kemampuan
tubuh
mengeluarkan CO2. Dalam hal ini, karena klien juga mengalami hipervolemi maka diharapkan IWL dapat mencapai 40ml/ jam dimana dalam keadaan normal hanya mencapai sekitar 300-400 ml/ hari. Jadi rumus keseimbangan pemasukan dan pengeluaran tersebut dapat digunakan untuk pemantauan cairan dan kebutuhan cairan pada klien CHF.
Daftar Pustaka
Brunner&Suddarth. (2000). Keperawatan Medical Medah.(Edisi 8). Volume 1. Jakarta : EGC http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kebutuhan%20cairan%20pada%20chf %20per %20hari&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A %2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups %2F23282371%2F258563444%2Fname%2FCAIRAN%2BDAN %2BELEKTROLIT_kirim.doc&ei=Ay13UNOeFIaJrAfF2IBA&usg=AFQ jCNGBryUzTz4EWyVeG-WenCMYCtcecg Sherwood, L. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke system. Ed. 2. Jakarta: EGC.