BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami pen penur urun unan an,,
peni pening ngka kata tan, n, atau atau perp perpin inda daha han n cepa cepatt dari dari satu satu kela kelain inan an cair cairan an
intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000). Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000). Dari penger pengertian tian tersebu tersebutt dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa kebutu kebutuhan han cairan cairan sangat sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. B. Tujuan 1. Tujuan Um Umum Meng Menget etah ahui ui gamb gambar aran an umum umum meng mengen enai ai asuh asuhan an kepe keperaw rawat atan an gang ganggu guan an volume cairan. 2. Tuju ujuan Khu Khusus sus Tujuan Tujuan umum umum mempel mempelajar ajarii asuhan asuhan keperaw keperawatn atn ganggu gangguan an volume volume cairan cairan adalah : a. Mengetahui Mengetahui konsep konsep dasar dasar anatomi anatomi fisioli fisioligi gi cairan cairan tubuh tubuh b. Mengetahui Mengetahui konsep konsep dasar dasar kekurangan kekurangan volume volume cairan cairan c. Mengetahui Mengetahui asuhan asuhan keperawa keperawatan tan kekuran kekurangan gan volume volume cairan cairan d. Menget Mengetahu ahuii konsep konsep dasar dasar kelebih kelebihan an volume volume cairan cairan e. Mengetahui Mengetahui asuhan asuhan keperaw keperawatan atan kelebihan kelebihan volume volume cairan. C. Meto Metode de Penu Penuli lisa san n Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode narasi, adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan dasar ilmiah yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan volume cair an. D. Sistem Sistemati atika ka Penuli Penulisan san Makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun secara sistematik dengan urutan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pendahuluan menguraikan menguraikan tentang : latar belakang belakang , tujuan, tujuan, metode penulisan penulisan dan sistematika penulisan.
1
BAB II Tinjau Tinjauan an Teori Teori mengur menguraik aikan an tentan tentang g konsep konsep dasar dasar anatom anatomii dan fisiol fisiologi ogi,, kons konsep ep dasa dasarr
peny penyak akit it,,
peng pengert ertia ian, n, etio etiolo logi gi,,
pato patofi fisi siol olog ogi, i, mani manifes festa tasi si
klin klinis is,,
pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis, pedoman penyuluhan pasien-keluarga dan asuhan keperawatan. BAB III Berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Anatomi dan Fisiologi Cairan dan Elektrolit
1. Pengertian Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagia bagian n dari dari fisiol fisiologi ogi homeos homeostat tatis. is. Keseim Keseimban bangan gan cairan cairan dan elektro elektrolit lit meliba melibatka tkan n komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). terlarut). Elektrolit Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilka menghasilkan n partikel-parti partikel-partikel kel bermuatan bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit elektrolit saling bergantung bergantung satu dengan dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cair Cairan an intra intrase selu lule lerr adal adalah ah cair cairan an yang yang berad beradaa di dala dalam m sel sel di selu seluru ruh h tubu tubuh, h, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan Cairan intrav intravask askule ulerr (plasm (plasma) a) adalah adalah cairan cairan di dalam dalam sistem sistem vaskul vaskuler, er, cairan cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan cairan sekres sekresii khusus khusus seperti seperti cairan cairan serebr serebrosp ospina inal, l, cairan cairan intrao intraokul kuler, er, dan sekres sekresii saluran cerna. (http://lensaaskep.blog.com/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html) 2. Proporsi Cairan Tubuh Prosentase Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi bervariasi sesuai sesuai dengan dengan individu individu dan tergantung tergantung beberapa hal antara lain : a. Umur 3
b. Kondisi lemak tubuh c. Sex Perhatikan uraian berikut ini : 1) Bayi (baru lahir) 75 % 2) Dewasa : a) Pria (20-40 tahun) 60 % b) Wanita (20-40 tahun) 50 % 3) Usia Lanjut 45-50 % Pada orang dewasa kira-kira 40 % berat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat berat badann badannya ya berada berada di luar luar sel (ekstr (ekstrase aselul luler) er) yaig yaig terbagi terbagi dalam dalam 15 % cairan cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.
3. Elektrolit Utama Tubuh Manusia Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan bermuatan listrik listrik,, sepert sepertii : protei protein, n, urea, urea, glukos glukosa, a, oksige oksigen, n, karbon karbon dioksi dioksida da dan asam-as asam-asam am organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium magnesium (Mg++), (Mg++), Klorida Klorida (Cl-), bikarbonat bikarbonat (HCO3-), (HCO3-), fosfat (HPO42-), (HPO42-), sulfat (SO42-). Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum hukum netralitas netralitas listrik menyatakan menyatakan bahwa jumlah jumlah muatan-muatan muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif. Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intraseluler maupun pada plasma terinci dalam tabel di bawah ini : Plasma Interstitial a. Kation : Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca++), Magnesium (Mg ++) b. Anion : Klorida (Cl-), Bikarbonat Bikarbonat (HCO3-), Fosfat Fosfat (HPO42-), Sulfat (SO42-), Protein
4. Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu : 4
a.Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal. b.Fase II : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel c.Fase III : Cairan Cairan dan substa substansi nsi yang yang ada di dalamn dalamnya ya berpin berpindah dah dari dari cairan cairan inters interstiti titial al masuk masuk ke dalam dalam sel. sel. Pembul Pembuluh uh darah darah kapile kapilerr dan membran membran sel yang yang merupa merupakan kan membran membran semipermiab semipermiabel el mampu memfilter tidak semua substansi substansi dan komponen komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.Metode berpindah.Metode perpindahan perpindahan dari cairan dan elektrolit elektrolit tubuh dengan cara : 1) Diffusi 2) Filtrasi 3) Osmosis 4) Aktif Transport
Diffusi Diffusi dan osmos osmosis is adalah adalah mekani mekanisme sme transpo transporta rtasi si pasif. pasif. Hampir Hampir semua semua zat berpindah dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah perpindahan partik partikel-p el-part artike ikell dalam dalam segala segala arah melalu melaluii laruta larutan n atau atau gas.Be gas.Beber berapa apa faktor faktor yang yang mempengaru mempengaruhi hi mudah mudah tidaknya tidaknya difusi difusi zat terlarut terlarut menembus menembus membran kapiler dan sel yaitu : a)
Permeabilitas membran kapiler dan sel
b)
Konsenterasi
c)
Potensial listrik
d)
Perbedaan tekanan.
Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Difusi air terjadi pada daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang tinggi. Perpindahan zat terlarut melalui sebuah membra membran n sel yang yang melawa melawan n perbed perbedaan aan konsen konsentras trasii dan atau atau muatan muatan listri listrik k disebu disebutt transportasi aktif. Transportas Transportasii aktif berbeda berbeda dengan transportasi transportasi pasif karena karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium. Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan bagian bagian cairan cairan inters interstis tisial ial karena karena konse konsentr ntrasi asi natriu natrium m hampir hampir sama sama pada pada kedua kedua 5
bagian itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasi dihasilka lkan n oleh oleh darah darah kapile kapiler, r, terutam terutamaa akibat akibat oleh oleh pemomp pemompaan aan oleh oleh jantun jantung g dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal. Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.
5. Pengaturan Volume Cairan Tubuh Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan cairan tubuh tubuh selalu selalu berada berada dalam dalam kondis kondisii dan batas batas yang yang nyaman nyaman.. Dalam Dalam kondis kondisii normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn cairan antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine), ekresi pada proses metabolisme. Intake Cairan :
a.
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira 1500 1500 ml per per hari, hari, seda sedang ngka kan n kebu kebutu tuha han n cair cairan an tubu tubuh h kira kira-ki -kira ra 2500 2500 ml per per hari hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme. Peng Pengat atur ur utam utamaa inta intake ke caira cairan n adal adalah ah mela melalu luii meka mekani nism smee haus haus.. Pusa Pusatt haus haus dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intras intraselu eluler, ler, sekresi sekresi angiot angiotens ensin in II sebaga sebagaii respon respon dari dari penuru penurunan nan tekana tekanan n darah, darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal. Output Cairan :
b.
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu : 1)
Urine : Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output 6
urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. 2)
IWL (Invisible Water Loss) : IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat. 3)
Keringat : Berker Berkering ingat at terjad terjadii sebaga sebagaii respon respon terhad terhadap ap kondis kondisii tubuh tubuh yang yang panas, panas,
respon ini berasal berasal dari anterior anterior hypotalamu hypotalamus, s, sedangkan sedangkan impulsnya impulsnya ditransfer ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang dirangsang oleh susunan susunan syaraf simpatis simpatis pada kulit. 4)
Feces : Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang
diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
6. Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Caira n dan Elektrolit Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain : a.
Umur : Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan dan anak anak-a -ana nak k lebi lebih h muda mudah h meng mengal alami ami gang ganggu guan an kese keseim imba bang ngan an caira cairan n dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung. b. b. Ikli Iklim m: Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang seseorang yang beraktifitas beraktifitas di lingkungan lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari. c. Diet :
7
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake intake nutris nutrisii tidak tidak adekua adekuatt maka maka tubuh tubuh akan akan membak membakar ar protein protein dan lemak lemak sehing sehingga ga akan akan serum serum albumi albumin n dan cadang cadangan an protein protein akan akan menuru menurun n padaha padahall keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema. d. Stre Stress ss : Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glikog glikogen en otot. otot. Mekani Mekanisme sme ini dapat dapat mening meningkat katkan kan natriu natrium m dan retens retensii air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah. e. Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya : 1)
Traum raumaa sepe sepert rtii luka luka bak bakar ar aka akan n men mening ingkatk katkan an keh kehil ilan ang gan air air mel melal alu ui
IWL. 2)
Penyak Penyakit it ginjal ginjal dan kardio kardiovas vaskul kuler er sangat sangat mempen mempengar garuhi uhi proses proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. 3)
Pasi Pasien en deng dengan an penu penuru runa nan n tin tingk gkat at kes kesad adar aran an akan akan meng mengal alam amii gang ganggu guan an
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri. f. Tindakan Medis : Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain. g. Pengobatan : Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh. h. Pembedahan : Pasien dengan tindakan pembedahan pembedahan memiliki resiko resiko tinggi tinggi mengalami mengalami gangguan gangguan keseimbang keseimbangan an cairan dan elektrolit elektrolit tubuh, tubuh, dikarenakan dikarenakan kehilangan kehilangan darah selama pembedahan.
B. 1. a.
Konsep Dasar Gangguan Volume Cairan HIPOVOLEMIA (Kekurangan (Kekurangan Volume Cairan)
Pengertian
8
Kekura Kekuranga ngan n Volume Volume cairan cairan (FVD) (FVD) terjadi terjadi jika jika air dan elektro elektrolit lit hilang hilang pada pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama. (Brunner & suddarth, 2002). 1) Hipovolemia
adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler
(CES). 2) Hipovolemia
adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES)
3) Hipovolemia
adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler
(CES) b.
Etiologi Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :
1) Penurunan masukan. 2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dll. 3) Perdarahan. c. Patofisiologi
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga juga hipovo hipovolem lemia. ia. Umumny Umumnya, a, ganggu gangguan an ini diawal diawalii dengan dengan kehila kehilanga ngan n cairan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secar Secaraa umum umum,, defi defisi sitt volu volume me caira cairan n dise diseba babk bkan an oleh oleh bebe beberap rapaa hal, hal, yait yaitu u kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untu untuk k meng mengem emba bali lika kany nyaa ke loka lokasi si semu semula la dala dalam m kond kondis isii caira cairan n ekst ekstras rasel elul uler er istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti seperti terperan terperangka gkapny pnyaa cairan cairan dalam dalam salura saluran n pencern pencernaan aan,, dapat dapat terjad terjadii akibat akibat obstruksi saluran pencernaan . d.
Manifestasi Klinis Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung pada jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai dengan 9
ketidak seimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan f rekwensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut. Komplikasi
e.
Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan : 1) Dehidrasi (Ringan, sedang berat). 2) Renjatan hipovolemik. 3) Kejang pada dehidrasi hipertonik.
f. Pemeriksaan Pemeriksaan Diagnostik Diagnostik 1) Pemeriksaan penunjang. Penurunan Penurunan tekanan darah (TD), khususny khususnyaa bila berdiri berdiri (hipotensi (hipotensi ortostatik); ortostatik); peningkatan frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah kering dan kasar; mata cekung; vena leher kempes; peningkatan suhu dan penurunan berat badan akut akut.. Bayi Bayi dan dan anak anak - anak anak : penu penuru runa nan n air mata mata,, depr depres esii font fontan anel el ante anterio rior. r. Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus; hipotensi terlentang dan oliguria.
Tabel. 1. Penurunan berat badan sebagai indikator dari kekurangan CES pada orang dewasa dan anak-anak.
Tabel. 2. Pengkajian perubahan pada hipovolemia 2)
Riwayat kesehatan.
3)
Evalusi status volume cairan.
4)
Kadar Nitrogen Urea dalam darah (BUN) > 25mg/ 100 ml. 10
5)
Peningkatan kadar Hematokrit > 50%.
6)
Berat jenis urine > 1,025.
Penatalaksanaan Medis
g. 1)
Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa
dan elektrolit. 2)
Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
3)
Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena sesuai pesanan / order dari medis.Catatan : Rehidrasi pada kecepatan yang berlebihan dapat menyebabkan GJK (gagal ginjal jantung kongestif) 4) h.
Tindakan terhadap penyebab dasar. Pedoman Penyuluhan pasien-keluarga
Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut : 1) Tanda dan gejala hipovolemia. 2) Pentingnya mempertahankan masukan adekuat, khususnya pada anak kecil dan lansia, yang lebih mungkin untuk terjadi dehidrasi. 3) Obat-obatan : nama, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping. i. Asuhan Asuhan Keperawata Keperawatan n 1) Peng engkaji kajian an Data Subjektif a) Kaji Kaji batas batasan an karak karakte teris risti tik. k. (1) Asupan Asupan cairan cairan (juml (jumlah ah dan jenis jenis)) (2) Kulit Kulit (kerin (kering g dan dan turgo turgor) r) (3) Penurunan Penurunan berat badan (jumlah (jumlah dan lamanya) lamanya) (4) Haluaran Haluaran urine urine (berku (berkurang rang dan meningkat) meningkat) b) Kaji faktor-faktor yang berhubungan
(1) Diabetes Diabetes mellitus mellitus (diagnosa (diagnosa dan riwayat riwayat keluarga/diabe keluarga/diabetes tes insipidus) insipidus) (2) (2) Peny Penyak akit it jant jantun ung g (3) (3) Peny Penyak akit it ginj ginjal al (4) Gangguan Gangguan atau bedah gastrointes gastrointestinal tinal (5) (5) Peng Penggu guna naan an alcoho alcoholl (6) (6)
Peng Pengob obat atan an
: laks laksat atif if/e /en nema, ema, diure diureti ticc dan efek efek samp sampin ing g yang ang
mengiritasi saluran pencernaan (antibiotika dan kemoterapi) 11
(7) Alergi Alergi (makan (makanan an dan dan susu susu)) (8) Panas Panas ting tinggi/ gi/kele kelemba mbaban ban (9) Olahraga Olahraga yang yang terlalu terlalu banyak banyak mengelua mengeluarkan rkan keringat keringat (10)Depresi (11)Nyeri Data Objektif a) Kaji Kaji bata batasa san n karak karakte teri rist stik ik 1) Berat Berat badan badan sekar sekarang ang dan dan sebelu sebelum m sakit sakit 2) Asupan Asupan (1-2 (1-2 hari hari terakhi terakhir) r) 3) Haluar Haluaran an (1-2 (1-2 hari hari terakhi terakhir) r) 4) Tand Tanda-t a-tan anda da deh dehid idra rasi si a) Kulit Kulit : mukos mukosaa bibir kering kering,, lidah berker berkerut ut atau kering kering,, turgor turgor kulit kurang elastis, warna kulit pucat atau memerah, kelembaban kering atau diforesis, fontanel bayi cekung dan bola mata cekung. b) Haluaran urine : jumlah bervariasi sangat banyak atau sedikit, warna
kuning tua atau kuning jernih dan berat jenis naik atau turun. b) Kaji Kaji faktorfaktor-fak faktor tor yang yang berhub berhubung ungan an Kehilanga ngan n GI abnorm abnormal al : muntah muntah,, penghi penghisap sapan an NG, diare, diare, draina drainase se 1) Kehila intestinal. Kehilangan kulit abnormal abnormal : diaforesis diaforesis berlebihan sekunder terhadap 2) Kehilangan demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik. 3) Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus, diuresis
osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras. 4) Spas Spasiu ium m keti ketiga ga atau atau perp perpin inda daha han n cair cairan an plas plasma ma ke inte inters rsti tisi sial al :
peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites. 5) Hemo Hemorr rrag agik ik 6) Perubahan Perubahan masukan masukan : koma, koma, kekurang kekurangan an cairan. cairan. 2)
Diagnosa Kep Keperawatan Keku Kekura rang ngan an volu volume me caira cairan n adal adalah ah kond kondis isii keti ketika ka indi indivi vidu du,, yang yang tidak tidak menjalani puasa, mengalami atau resiko memgalami resiko dehidrasi vascular, interstisial, atau intravascular.
Batasan Karakteristik
a)
Mayor : 12
(1) Ketidakcukupan asupan cairan per oral (2) Balance negative antara asupan dan haluaran
(3) Penurunan Penurunan berat badan (4) Kulit/membr Kulit/membrane ane mukosa kering kering ( turgor menurun) menurun) b) Minor : (1) (1)
Peni Pening ngka kata tan n nat natri rium um seru serum m
(2)
Penuru Penurunun nun haluar haluaran an urine urine atau atau halu haluara aran n urine urine berle berlebih bih
(3) (3)
Urin Urinee pek pekat at atau atau serin sering g berk berkem emih ih
(4) (4)
Penu Penuru runa nan n turg turgor or kuli kulitt
(5) (5)
Hau Haus, mu mual/a al/an norek orekssia
Faktor yang berhubungan : a. Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes
insipidus. b. Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan
cairan melalui evaporasi akibat luka bakar. c. Berh Berhub ubun unga gan n deng dengan an kehi kehila lang ngan an caira cairan, n, seku sekund nder er akib akibat at dema demam, m,
drainase abnormal, dari luka, diare. Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretic atau alcohol yang
d.
berlebihan. e. Berhubungan dengan mual, muntah. f. Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi atau
keletihan. g. Berhubungan dengan masalah diet. h. Berhubungan Berhubungan denganpemb denganpemberian erian makan perselang perselang dengan dengan konsentra konsentrasi si
tinggi. i. Berhubung Berhubungan an dengan dengan konsentras konsentrasii menelan menelan atau kesulitan makan sendiri akibat nyeri mulut. Tujuan
Menyeimbangkan volume cairan sesuai dg. Kebutuhan tubuh. Kriteria Hasil
Individu akan : a. Meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml/hari (kecuali bila ada
kontraindikasi).
13
b. Menceritakan perlunya untuk meningkatkan masukan cairan selama stres
atau panas. c. Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal. d. Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi .
3)
Intervensi disukai; beri minuman kesukaan kesukaan dalam a) Kaji yang disukai dan yang tidak disukai; batas diet. b) Rencanakan tujuan masukan cairan untuk setiap pergantian (mis; 1000 ml
selama pagi, 800 ml sore, dan 200 ml malam hari). c) Kaji Kaji penger pengertia tian n indivi individu du tentan tentang g alasan-a alasan-alas lasan an untuk untuk memper mempertah tahank ankan an hidrasi yang adekuat dan metoda-metoda untuk mencapai tujuan masukan cairan. d) Untuk Untuk anak-an anak-anak, ak, tawark tawarkan an : (1) Bentuk-ben Bentuk-bentuk tuk cairan yang menarik menarik (es krim bertangkai, bertangkai, jus dingin, dingin, es berbentuk kerucut) (2) Wadah yang tidak tidak biasa (cangkir (cangkir berwarna, sedotan) sedotan) (3) Sebuah Sebuah permainan permainan atau aktivitas (suruh (suruh anak minum jika tiba giliran anak) e) Suruh indiv individu idu mempertah mempertahankan ankan laporan laporan yang yang tertulis tertulis dari dari masukan masukan cairan dan haluaran urine, jika perlu. f)Pantau masukan; pastikan sedikitnya 1500 ml peroral setiap 24 jam. g) Pantau haluaran haluaran;; pastikan pastikan sedikitny sedikitnyaa 1000-1500 1000-1500 ml setiap setiap 24 jam. jam. h) Pant Pantau au bera beratt jenis jenis uri urine ne i)Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, kehilangan berat berat badan badan 2%-4% 2%-4% menunj menunjuka ukan n dehidr dehidrasi asi ringan ringan,, 5%-9% 5%-9% dehidr dehidrasi asi sedang. j)Ajarkan bahwa kopi, teh, dan jus buah anggur menyebabkan diuresis dan dapt menambah kehilangan cairan. k) Pertimb Pertimbang angkan kan kehilang kehilangan an cairan cairan tambah tambahan an yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan muntah, diare, demam, selang drein. l)Pantau l)Pantau kada kadarr elek elektr trol olit it darah darah,, nitro nitroge gen n urea urea darah darah,, urin urinee dan dan seru serum m osmolalitas, kreatinin, hematokrit, dan hemoglobin. m) Untuk Untuk drai drainas nasee luka luka : (1) Pertahankan Pertahankan catatan catatan yang cermat tentang tentang jumlah dan jenis drainase. drainase. 14
(2) Timbang balutan, balutan, jika perlu, perlu, untuk memperkirakan kehilangan cairan. (3) Balut luka luka untuk meminimalkan meminimalkan kehilanga kehilangan n cairan. 4)
Evaluasi
Evaluasi pada kekurangan volume cairan yaitu mengacu pada kriteria hasil yaitu : a) Klien minum ± 2000 ml/hari. b) Klien mengerti tentang pentingnya meningkatkan masukan cairan selama
stress. c) Berat jenis urine normal.
Tidak terjadi terjadi tandatanda-tan tanda da dehira dehirasi si (mukos (mukosaa bibir bibir lembab lembab,, turgor turgor kulit kulit d) Tidak elastis).
2. HIPERVOLEMIA (Kelebihan Volume Cairan)
a. Pengertian Kead Keadaan aan dima dimana na seor seoran ang g indi indivi vidu du meng mengal alam amii atau atau beri berisi siko ko meng mengal alam amii kelebihan cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000). Kelebi Kelebihan han volume volume cairan cairan mengac mengacu u pada pada perlua perluasan san isoton isotonok ok dari dari CES yang yang disebabkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesuda sesudah h ada pening peningkat katan an kandun kandungan gan natriu natrium m tubuh tubuh total, total, yang yang pada pada akhirn akhirnya ya menyebabkan peningkatan air tubuh total. (Brunner & Suddarth. 2002). b. Etiologi Hipervolemia ini dapat terjadi jika terdapat : 1) Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air. 2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air. 3) Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV). 4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
c.Patofisiologi Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan disebabkan oleh peningkatan peningkatan jumlah natrium dalam seru serum. m. Kele Kelebi biha han n caira cairan n terja terjadi di akib akibat at overl overloa oad d caira cairan n / adan adanya ya gang ganggu guan an mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan cair an. d.
Manifestasi Klinis 15
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipervolemia antara lain : sesak nafas, ortopnea. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hiperlemia adalah berupa pelepasan Peptida Natriuretik Atrium (PNA), menimbulkan peningkatan filtrasi dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal dan penurunan pelepasan aldosteron dan ADH. Abnormalitas pada homeostatisis elektrolit, keseimbangan asam-basa dan osmolalitas sering menyertai hipervolemia. Hipervolemia dapat menimbulkan gagal jantung dan edema pulmuner, khususnya pada pasien dengan disfungsi kardiovaskuler e.Komplikasi Akibat lanjut dari kelebihan volume cairan adalah : 1) Gagal ginjal, akut atau kronik 2) Berh Berhub ubun unga gan n deng dengan an peni pening ngka kata tan n prel preloa oad, d, penu penuru runa nan n kont kontrak rakti tili litas tas,, dan dan penurunan curah jantung 3) Infa Infark rk miok miokar ard d 4) Gaga Gagall jantu jantung ng kon konge gest stif if 5) Gaga Gagall jant jantun ung g kiri kiri 6) Peny Penyak akit it katu katup p 7) Taki Takika kard rdi/a i/arit ritmi miaa Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik koloid plasma rendah, etensi natrium 8) Penyak Penyakit it hepar hepar : Sirosis Sirosis,, Asites Asites,, Kanker Kanker 9) Berhubung Berhubungan an dengan dengan kerusakan kerusakan arus balik vena 10) Varikose vena 11) Penyakit vaskuler perifer 12) Flebitis kronis f. Pemeriksaan Diagnostik
1)
Pemeriksaan Fisik
Oedema, peningkatan berat badan, peningkatan TD (penurunan TD saat jantung gagal) nadi kuat, asites, krekles (rales). Ronkhi, mengi, distensi vena leher, kulit lembab, takikardia, irama galop 2)
Protein rendah
3)
Anemia
4)
Retensi air yang berlebihan 16
5)
Peningkatan natrium dalam urine
Penatalaksanaan Medis
g.
Tujuan terapi adalah mengatasi masalah pencetus dan mengembalikan CES pada normal. Tindakan dapat berupa hal berikut : 1) Pembatasan natrium dan air. 2) Diuretik. 3) Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup. h.Pedoman Penyuluhan Keluarga Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut: 1) Tanda dan gejala hipervolemia. 2) Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan dokter setelah pulang
dari rumah sakit; sesak nafas, nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru. 3) Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan pengganti garam; dan
hindari makanan yang mengandung natrium tinggi. 4) Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan
potensial efek samping; tanda dan gejala hipokalemia bila pasien mnggunakan diuretik. 5) Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia berlanjut. 6) Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari.
i. Asuhan Asuhan Keperawa Keperawatan tan 1)
Pengkajian
Data Subjektif a)
Kaji batasan karakteristik (1)Riway (1) Riwayat at gejala Adanya keluhan :
b)
(a )
Napas pendek
(b)
Penambahan berat badan
(c )
Awitan/durasi
(d)
Lokasi
(e )
Gambaran
( f)
Kelemahan/keletihan
(g)
Edema
Kaji faktor-faktor yang berhubungan 17
(1)
Riwaya Riwayatt fakt faktoror-fak faktor tor penyeb penyebab ab dan penun penunjan jang g (a)
Riwayat di diabetes pa pada ke keluarga rga at atau pe perorangan
(b)
Kehamilan
(c )
Awal menstruasi
(d)
Penyakit jantung atau gagal ginjal
(e )
Penyakit hati
(f )
Alkoholik
(g)
Hiper atau hipertiroidisme
(h)
Terapi steroid
(i)
Malnutrisi
(j)
Masukan garam berlebihan
(k)
Penggunaan en enema ai air ha hangat yan yang g ber berllebihan
(l)
Obstruksi limfatik
(m)
Penggantian cai cairan yang berle rlebihan
(2) (2) Masu Masuka kan n nutr nutris isii (a) Perkiraan Perkiraan masukan masukan protein (adekuat (adekuat/tak /tak adekuat) adekuat) (b) Perkiraan Perkiraan masukan kalori (adekuat/tak (adekuat/tak adekuat/kele adekuat/kelebihan bihan)) (c) Perkiraan Perkiraan masukan cairan cairan (adekuat/tak (adekuat/tak adekuat/kelebih adekuat/kelebihan) an) (d) Konsumsi Konsumsi alcohol alcohol setiap hari hari (jenis dan jumlah) jumlah) (e) Masukan Masukan dan haluaran haluaran dalam dalam 24-72 24-72 jam Data Objektif a)
Kaji batasan karakteristik (1)Tanda kelebihan cairan ( a)
Nadi (kuat atau tidak teratur).
(b) (b)
Pern ernapas apasan an : frek frekue uens nsii (tak (takip ipn nea), ea), ku kualit alitas as dan dangk gkal al,, bun bunyi par paru u
ronki, tekanan darah meningkat. (2)Edema (a) Tekan ibu ibu jari paling sedikit sedikit 5 detik, detik, catat sisa sisa lekukanny lekukannya. a. (b) Catat Catat derajat derajat dan lokasi lokasi (kaki, (kaki, tumit, tumit, tangan tangan,, sacrum sacrum,, keselu keseluruh ruhan an secara umum). (3) (3)
Pena Penamb mbah ahan an bera beratt bada badan n (tim (timba bang ng bera beratt bada badan n seti setiap ap hari hari deng dengan an
timbangan yang sama). (4) (4)
Dist Disten ensi si vena vena lehe leherr (dis (diste tens nsii vena vena setin setingg ggii 45 deraja derajatt mung mungki kin n ada ada
indikasi terjadinya kelebihan cairan atau berkurangnya curah jantung. 18
2)
Diagnosa Kep Keperawatan Kelebi Kelebihan han volum volumee cairan cairan adalah adalah Kondis Kondisii ketika ketika indivi individu du mengal mengalami ami atau
beresiko mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau interstisial. Batasan Karakteristik Karakteristik
Mayor : a) Edema b) b) Kuli Kulitt tegan tegang, g, men mengk gkil ilap ap Minor : a)
Asupan melebihi ha haluaran
b)
Sesak napas
c)
Kenaikan berat badan
Faktor yang berhubungan :
a.Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan, sekunder akibat gagal jantung. b.
Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan
curah jantung, sekunder akibat infark miokard, gagal jantung, penyakit katup jantu jantung ng Berhub Berhubung ungan an dengan dengan hipert hipertens ensii porta, porta, tekana tekanan n osmoti osmotic, c, koloid koloid plasma yang rendah, retensi natrium, sekunder akibat penyakit hepar, serosis hepatis, asites, dan kanker. c. Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder akibat varises
vena, thrombus, imobilitas, flebitis kronis. d.
Berh Berhub ubun unga gan n deng dengan an rete retens nsii natr natriu ium m dan dan air, air, seku sekund nder er akib akibat at
penggunaan kortikosteroid. e.
Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan.
f. Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak, malnutrisi. g.
Berhub Berhubung ungan an dengan dengan venost venostasi asis/b s/bend endung ungan an vena, vena, sekund sekunder er akibat akibat
imobil imobilitas itas,, bidai bidai atau atau baluta balutan n yang yang kuat, kuat, serta serta berdir berdirii atau atau duduk duduk dalam dalam waktu yang lama. h.Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil i. Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat, sekunder akibat
mastetomi. Tujuan
Kebutuhan cairan klien dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh klien. Kriteria Hasil 19
Individu akan : Mengungkapkan faktor -faktor penyebab dan metode-metode pencegahan
(1)
edema. (2) (2) 3)
memp memperl erlih ihat atka kan n pen penur urun unan an edem edemaa perif perifer er dan dan sak sakral ral..
Intervensi a) Kaji asupan diet dan kebiasaan yang mendorong terjadinya retensi cairan. b) Anjurkan individu untuk menurunkan masukan garam. c) Ajarkan individu untuk. d) Membaca label untuk kandungan natrium.
e) Hindari Hindari makanan makanan yang menyen menyenangka angkan, n, makanan makanan kaleng, kaleng, dan makanan makanan beku. beku. f)
Masak Masak tanpa tanpa garam garam dan gunaka gunakan n bumbubumbu-bum bumbu bu untuk untuk menamb menambah ah rasa (lemon, kemangi, mint).
g) Gunakan cuka mengganti garam untuk rasa sop, rebusan, dan lain-lain.
h) Kaji adanya adanya tanda-t tanda-tanda anda venosta venostatis tis pada pada bagian bagian tergantun tergantung. g. i)
Jaga Jaga ekstrem ekstremitas itas yang yang mengal mengalami ami edema edema seting setinggi gi diatas diatas jantun jantung g apabil apabilaa mungkin (kecuali jika terdapat kontraindikasi oleh gagal jantung).
j) j) Inst Instru ruk ksik sikan ind individ ividu u
untu untuk k
men menghin ghind dari ari
cela celana na yang yang terb terbu uat
dari dari
kaos/k kaos/kors orset, et, celana celana seting setinggi gi lutut, lutut, dan menyil menyilang angkan kan tungka tungkaii bawah bawah dan latihan tetap meninggikan tungkai bila mungkin. k) Untuk Untuk drain drainase ase yang yang tida tidak k adekua adekuatt : (1)
Jaga ekstremitas ditinggikan diatas bantal.
(2)
Ukur tekanan darah pada lengan yang tidak sakit.
(3) (3)
Jang angan membe emberi ri sunti untika kan n atau atau memas emasu ukan kan cair cairan an intr intrav aven enaa pada ada
lengan yang sakit. (4) (4)
Lindu indung ngii len leng gan yan yang sak sakit it dari dari cede cedera ra..
(5) (5)
Anju Anjurk rkan an indiv individ idu u untu untuk k meng menghi hind ndar arii dete deterj rjen en yang yang kuat kuat,, memb membaw awaa
kantong yang berat, merokok, mencederai kulit ari atau bintil pada kuku, meraih kedalam oven yang panas, menggunakan perhiasan atau jam tangan, atau menggunakan bando. (6) (6)
Perin eringa gatk tkan an ind individ ividu u untu untuk k men menemu emui dokt dokter er jika jika len lengan gan menja enjad di
merah, bengkak, atau keras lain dari biasa. (7) (7) 4)
Lin Lindung dungii len lenga gan n yan yang g ede edema ma dari dari cede cedera ra..
Evaluasi Evaluasi pada kelebihan volume cairan yaitu mengacu pada kriteria hasil yaitu : 20
a)
Klie Klien n tahu tahu apa apa peny penyeb ebab ab edem edemaa dan dan suda sudah h meng menger erti ti tent tentan ang g
pencegahan edema. b)
Tidak ada tanda-tanda edema.
21
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan Pengaturan Pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan perlu memperhatikan memperhatikan 2 parameter parameter penting, penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan cairan ekstra ekstrasel sel dengan dengan memper mempertah tahank ankan an keseim keseimban bangan gan garam garam dan mengo mengontr ntrol ol osmo osmola lari rita tass
ekst ekstra rase sell
deng dengan an
memp memper erta taha hank nkan an
kese keseim imba bang ngan an
cair cairan an..
Ginj Ginjal al
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air air dan dan gara garam m ters terseb ebut ut.. Ginj Ginjal al juga juga turu turutt berp berper eran an dala dalam m memp memper erta taha hank nkan an keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai sesuai kebutuhan kebutuhan.. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbang keseimbangan an asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO 2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
B.
Saran Berdasarkan Berdasarkan beberapa kesimpulan kesimpulan diatas, maka penulis penulis mengajukan mengajukan beberapa sara saran n untu untuk k dija dijadi dika kan n seba sebaga gaii baha bahan n perti pertimb mban anga gan n dala dalam m mela melaku kuka kan n asuh asuhan an keperawatan pada pasien dengan gangguan volume cairan sebagai berikut : 1.Perlunya 1.Perlunya ditingkatk ditingkatkan an dan dipertahankan dipertahankan komunikas komunikasii yang efektif antara klien, keluarga keluarga dan perawat agar terbina hubungan saling percaya dalam memberikan memberikan asuh asuhan an kepe keperaw rawat atan an sehi sehing ngga ga pera perawa watt dapa dapatt mend mendap apat atka kan n datadata-da data ta yang yang dibutuhkan. 2.
Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan dipertahankan dan dilengkapi
dengan respon klien agar asuhan keperawatan yang diberikan lebih efektif.
22
DAFTAR PUSTAKA
Brunner&Su Brunner&Suddarth ddarth.. (2000). (2000). Keperaw 8). Volu Volume me 1. Keperawatan atan Medical Medical Medah.(E Medah.(Edisi disi 8). Jakarta : EGC
Doenges. ME. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta : EGC
Martin.T. (1998). Standar Keperawatan Keperawatan Pasien : Pasien Standar Care . Jakarta : EGC
Syaifuddin. Syaifuddin. (2006). (2006). Anatomi Anatomi Fisiolog Fisiologii Untuk Untuk Mahasisw Mahasiswa a Keperawat Keperawatan an (Edisi (Edisi 3). Jakarta : EGC www.google.com.http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/implikasikeperawatan-atas-masalah-cairan-tubuh/ . Pukul : 17.11 WIB
23