Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
PENENTUAN GULA REDUKSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI
I.
PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Belakangan ini, penentuan kadar gula reduksi banyak digunakan dalam aplikasi bidang kesehatan, terutama dalam bidang pemeriksaan kadar gula dalam darah dan dalam urin. Dengan pengembangan penentuan kadar gula reduksi
dengan
mempercepat
berbagai
penentuan
metoda kadar
gula
diharapkan bagi
akan
seseorang.
Penentuan kadar gula dalam darah dan urin digunakan untuk mengetahui penyakit diabetes mellitus.
I.2
Tujuan 1. Menentukan gula reduksi dari sampel. 2. Memahami prinsip spektrofotometri dalam biokimia.
I.3
Aplikasi 1. Menentukan gula darah dalam penentuan penyakit diabetes. 2. Menentukan kadar gula dalam sampel yang digunakan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa
yang
menghasilkan
senyawa-senyawa
ini
bila
dihidrolisa. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris , yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan memiliki nisbah karbon terhadap hidrogen
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh,rumus empiris D-glukosa adalah C6H12O6, yang juga dapat ditulis sebagai (CH2O)6 atau C6(H2O)6. Walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris (CH 2O)n, yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang lain lagi juga mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur. Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan bagian utama kalori total yang dikonsumsi manusia dan bagi kebanyakan kehidupan hewan,seperti juga bagi berbagai mikroorganisme.
Karbohidrat
juga
merupakan
pusat
metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lainnya yang menggunakan energi solar untuk melakukan sintesa karbohidrat dari CO2 dan H2O. Sejumlah besar pati dan karbohidrat lain yang dibuat oleh fotosintesa menjadi energi pokok dsan sumber karbon bagi sel non-fotosintetik pada hewan,tanaman dan dunia mikrobial. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat : monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida (kata “sakarida” berasal dari bahasa Yunani yang berarti gula). Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Monosakarida yang paling banyak di alam adalah D-glukosa 6-karbon. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos “sedikit” ) terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersamasama oleh ikatan kovalen. Diantaranya, adalah disakarida yang mempunyai dua unit monosakarida. Teristimewanya adalah sukrosa, atau gula tebu, yang terdiri dari gula D-glukosa 6karbon dan D-fruktosa yang digabungkan dengan ikatan kovalen. Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit tidak terdapat secara bebas, tetapi digabungkan
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
seebagai rantai samping polipeptida pada glikoprotein dan proteoglikan. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa polisakarida seperti selulosa, mempunyai rantai linear,sedangkan yang lain seperti glikogen, mempunyai rantai bercabang. Polisakarida yang banyak dijumpai pada dunia tanaman, yaitu pati dan selulosa, terdiri dari unit berulang D-glukosa, tetapi senyawasenyawa ini berbeda dalam hal cara unit D-glukosa dikaitkan satu sama lain. Nama semua monosakarida dan disakarida yang umum dikenal berakhir dengan akhiran –osa. Monosakarida tidak berwarna, merupakan kristal padat yang bebas larut di dalam air, tetapi tidak larut
III.
METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Alat dan Bahan No.
Alat
Fungsi
1.
Labu ukur 100
Untuk mengencerkan larutan
2.
mL Tabung reaksi
Untuk meletakkan sampel
3.
Termometer
Untuk mengukur temperatur
4.
Rak tabung
Untuk meletakkan tabung reaksi
5.
reaksi Spektrofotomete
Untuk mengukur serapan (Absorban)
6.
r Pipet takar
Untuk memipet sampel secara akurat
7.
Labu ukur 10 mL
Untuk mengencerkan larutan
8.
Kuvet
Untuk meletakkan sampel yang akan
Beaker gelas
diukur serapannya Untuk meletakkan sampel
9.
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
250 mL
No.
Bahan
Fungsi
1.
Larutan standar glukosa 1000 Sebagai larutan induk
2.
ppm Reagen Nelson
Sebagai oksidator
3.
Larutan sampel
Sebagai sampel
4.
Akuades
Sebagai pelarut
5.
Reagen Fosfomolibdat
Sebagai pengompleks
III.2 Cara Kerja A. Pembuatan Kurva Standar 1. Dari larutan standar dibuat larutan glukosa dengan variasi 0,2,4,6,8,10,20,30,40 ppm. 2. Disiapkan 9 tabung reaksi bersih. Ke dalam delapan tabung reaksi dimasukkan masing-masingnya 1 mL standar glukosa dan tabung satunya lagi diisi dengan akuades blanko. 3. Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 1 mL Reagen Nelson dan semua tabung dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 20 menit. 4. Diambil semua tabung dan segera didinginkan dalam gelas piala berisi air dingin segingga suhu tabung mencapai 25°C. 5. Setelah semua tabung cukup dingin,ditambahkan 1 mL
Reagen
Fosfomolibdat
dan
dikocok
hingga
endapan yang terbentuk larut kembali. 6. Setelah endapan larut sempurna,ditambahkan 7 mL akuades dan dikocok sampai homogen.
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
7. Serapan masing-masing larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm. 8. Dibuat kurva larutan standar yang menunjukkan hubungan konsentrasi glukosa dan absorban.
B. Penentuan Gula Reduksi Pada Sampel 1. Diminta larutan sampel pada asisten 2. Diambil 1 mL larutan sampel tersebut
dan
ditambahkan 1 mL Reagen Nelson dan selanjutnya diperlakukan seperti larutan diatas. 3. Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan serapan larutan sampel dan kurva standar.
III.3 Skema Kerja A. Pembuatan Kurva Standar Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
Larutan standar - Dibuat glukosa standar
-
variasi
larutan
0,2,4,6,8,10,20,30,40 ppm Disiapkan 9 tabung reaksi bersih Dimasukkan masing-masing 1 mL
standar
glukosa
pada
8
tabung reaksi,tabung lain diisi akuades Tabung reaksi berisi larutan standar- Ditambah 1 mL Reagen Nelson - Dipanaskan 20 menit - Didinginkan (T=25°C) - Ditambah 1 mL Reagen -
Fosfomolibdat Dikocok hingga endapan larut
-
kembali Ditambah 7 mL akuades Dikocok sampai homogen
Tabung reaksi berisi - Diukur serapan pada panjang campuran gelombang 540 nm Kurva larutan standar B. Penentuan Gula Reduksi Pada Sampel Larutan sampel -
Diambil 1 mL Ditambah 1 mL Reagen Nelson Diberi perlakuan seperti larutan
-
diatas Jumlah
gula
reduksi
dapat
ditentukan berdasarkan serapan
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
larutan
sampel
dan
kurva
standar.
Jumlah gula reduksi
IV.
HASIL dan PEMBAHASAN IV.1 Hasil dan Pengamatan A. Pengenceran larutan standar glukosa 1000 ppm 1. Konsentrasi 40 ppm V1.N1 = V2.N2 V1.1000 ppm = 100 mL.40 ppm V1 = 4 mL 2. Konsentrasi 30 ppm V1.N1 = V2.N2 V1.40 ppm = 10 mL.30 ppm V1 = 7,5 mL 3. Konsentrasi 20 ppm V1.N1 = V2.N2 V1.40 ppm = 10 mL.20 ppm V1 = 5 mL 4. Konsentrasi 10 ppm V1.N1 = V2.N2 V1.40 ppm = 10 mL.10 ppm V1 = 2,5 mL 5. Konsentrasi 8 ppm V1.N1 = V2.N2 Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
6.
7.
8.
9.
V1.40 ppm V1
= =
Konsentrasi V1.N1 V1.40 ppm V1 Konsentrasi V1.N1 V1.40 ppm V1 Konsentrasi V1.N1 V1.40 ppm V1 Konsentrasi V1.N1 V1.40 ppm V1
6 ppm = = = 4 ppm = = = 2 ppm = = = 0 ppm = = =
10 mL.8 ppm 2 mL V2.N2 10 mL.6 ppm 1,5 mL V2.N2 10 mL.4 ppm 1 mL V2.N2 10 mL.2 ppm 0,5 mL V2.N2 10 mL.0 ppm 0 mL
B. Tabel Pengamatan Konsent
+ 1 mL
Setelah
+ 1 mL
Serap
rasi
Reagen
pemanas
Reagen
an (A)
(ppm)
Nelson
an
Fosfomolibd
0 2 4 6 8 10 20 30
+ ++ +++ ++++ ++++ +++++ +++++ +++++
+ ++ +++ ++++ ++++ +++++ +++++ +++++
at + ++ +++ ++++ ++++ +++++ +++++ ++++++
0 0,077 0,090 0,092 0,110 0,114 0,124 0,155
40
+ +++++
+ +++++
++++++
0,187
sampel
+ ++++
+ ++++
++++
0,132
C. Tabel Regresi x = konsentrasi y = absorban X
y
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
xy
x2
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
0 2 4 6 8 10 20 30 40 sampel
0 0,077 0,090 0,092 0,110 0,114 0,124 0,155 0,187 0,132
x = 13,33
0 0,154 0,360 0,552 0,880 1,140 2,480 4,650 7,480 -
0 4 16 36 64 100 400 900 1600 -
y = 0,1054
D. Persamaan Regresi B =
n Σ xy- ( Σ x ) ( Σ y) n Σ x 2 - (Σ x)2
=
9 ( 17,696 ) - (120)(0,949) =0,0033175 9 ( 3120 ) - (120)2
A = y - Bx = 0,1054 – ( 0,0033175 ) (13,33) = 0,0612 Jadi, persamaan regresinya adalah : y = A + Bx = 0,0612 + 0,0033175x E. Penentuan konsentrasi sampel y = Absorban pada sampel y
= A + Bx
0,132 = 0,0612 + 0,0033175x x = 21,40 ppm F. Penentuan volume sampel V1 . N1 V1. 40 ppm V1
= = =
V2. N2 10 mL . 21,40 ppm 5,35 mL
G. Persen kesalahan V sebenarnya−V percobaan x 100 % kesalahan = V sebenanya
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
6.0 mL−5,35 mL x 100 6.0 mL
=
= 10,83 %
H. Grafik hubungan Konsentrasi dengan Absorban
Grafik Hubungan Konsentrasi VS Absorban 0.2 f(x) = 0x + 0.06 R² = 0.77
0.15
Absorban
0.1 0.05 0 0
5
10
15
20
25
30
35
40
Konsentrasi (ppm)
IV.2 Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan,yaitu penentuan gula
reduksi secara spektrofotometri ,bertujuan untuk menentukan gula reduksi dari sampel dan dapat memahami prinsip spektrofotometri dalam biokimia. Gula reduksi merupakan gula yang mampu mereduksi senyawa
pengoksidasi,dengan
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
kata
lain
gula
ini
sendiri
45
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
mengalami oksidasi. Sampel gula reduksi yang digunakan pada percobaan kali ini adalah glukosa. Sampel ini diperoleh dari larutan standar glukosa 1000 ppm. Pada percobaan ini dilakukan penambahan reagen nelson. Reagen nelson merupakan reagen yang akan mengalami reduksi oleh gula reduksi, reagen ini berperan sebagai oksidator.
Reagen
nelson
yang
digunakan
merupakan
gabungan dari reagen nelson A dan reagen nelson B dengan perbandingan volume 25 : 1 (mL). Warna dari reagen nelson ini adalah biru. Gula pereduksi (glukosa) akan mereduksi senyawa pengoksidasi (CuSO4.5H2O) menjadi endapan berwarna merah bata (Cu2O). Pada saat penambahan reagen nelson, maka akan terlihat adanya endapan pada dasar tabung reaksi yang diasumsikan sebagai endapan merah bata Cu2O. Dengan reaksi sbb : Glukosa (aldehid)
asam
(oksidasi) Reagen nelson(CuSO4.5H2O)
karboksilat
Cu2O
(reduksi) Fungsi penambahan reagen fosfomolibdat pada percobaan ini
adalah
sebagai
reagen
pengompleks
yang
akan
memperjelas intensitas warna dari larutan, agar dapat diukur menggunakan alat spektrofotometer. Hal ini dilakukan karena prinsip dari alat spektrofotometer yaitu pengukuran harus pada larutan yang berwarna. Pada pengukuran serapan, dilakukan pada panjang gelombang 540 nm, ini merupakan panjang gelombang maksimum dari larutan. Analisa yang digunakan pada percobaan ini adalah analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif yaitu pada penentuan karbohidrat dengan menggunakan reagen nelson, sedangkan analisa kuantitatif yaitu pada pengukuran serapan menggunakan
spektrofotometer
konsentrasi gula pereduksi.
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
untuk
menentukan
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi dari larutan maka semakin besar pula intensitas warna yang dihasilkan, dan semakin banyak pula gula reduksi yang mengalami oksidasi. Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan volume dari sampel sebesar 5,35 ml dengan % kesalahan 10,83%. Hasil yang didapatkan ini sudah cukup memuaskan karena % kesalahannya tidak terlalu besar.
V.
KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan : 1. Glukosa merupakan gula reduksi karena mempunyai gugus aldehid
bebas
yang
dapat
teroksidasi
menjadi
asam
karboksilat 2. Nilai absorban berbanding lurus dengan konsentrasi 3. Semakin besar nilai konsentrasi,maka akan semakin pekat intensitas warna yang dihasilkan dikarenakan semakin banyak gula reduksi yang teroksidasi. 4. Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks 5. % kesalahan yang didapatkan sebesar 10,83%
V.2 Saran
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
Agar praktikum berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi maka diharapkan agar : 1. Pahami terlebih dahulu prinsip dan prosedur pengerjaan sebelum melakukan percobaan. 2. Teliti dan berhati-hati dalam
melakukan
pengenceran. 3. Kuvet yang
untuk
akan
digunakan
proses
pengukuran
spektrofotometer harus benar-benar bersih. 4. Cermat dalam menggunakan dan membaca nilai dari alat spektrofotometri.
JAWABAN PERTANYAAN 1. Berdasarkan gugus yang dipunyai,sebutkanpembagian karbohidrat! 1. Aldosa : Karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid 2. Ketosa : Karbohidrat yang mempunyai gugus keton 2. Sebutkan kelompok karbohidrat berdasarkan penguraiannya! 1. Monosakarida adalah 2. Polisakarida
: atau gula sederhana
karbohidrat
diuraikan lagi. : Karbohidrat
yang
rantai
tidak
dapat
panjang
yang
mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. 3. Oligosakarida : Karbohidrat yang dapat diuraikan menjadi dua Monosakarida. 3. Mengapa sukrosa termasuk gula nonpereduksi? Sukrosa termasuk gula nonpereduksi disebabkan sukrosa tidak mengandung aton karbon anomer bebas,karena karbon anomer kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa berikatan satu dengan yang lain. 4. Sebutkan contoh-contoh gula pereduksi! - Glukosa - Fruktosa - Galaktosa - Maltosa - Selulosa Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri
Praktikum Biokimia Semester Ganjil Tahun 2013/2014
-
Gliseraldehid
5. Apa fungsi reagen fosfomolibdat? Reagen fosfomolibdat berfungsi
sebagai
reagen
pengompleks atau pewarna yang dapat memberikan warna pada larutan sehingga dapat diukur menggunakan metode spektrofotometri. 6. Tuliskan prinsip kerja spektrofotometri! Prinsip kerja metode spektrofotometri adalah pengukuran berdasarkan
serapan
sinar
monokromatis
oleh
suatu
larutan berwarna pada panjang gelombang tertentu. 7. Jelaskan perbedaan metoda DNS dengan Somogi Nelson dan Lowry! Metoda DNS : Metoda Somogi Nelson dan Lowry :
DAFTAR PUSTAKA
Penentuan Gula Reduksi Secara Spektrofotometri