Penatalaksanaan penyakit mata
Obat mata di Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut :
Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi Obat mata golongan kortikosteroid Antiseptik mata dengan kortikosteroid kortikosteroid Obat midriatikum Obat miotikum Obat glukoma Obat mata lainnya
Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi
Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea mata luka/ulkus. Pemilihan obat antiseptik dan antiinfeksi mata tergantung mikroba yang menginfeksi mata, kemudian disesuaikan dengan zat aktif obat mata
Obat Mata ANTI-INFEKSI
1. Larutan & Salep Antibiotika Topikal a. Bacitrasin b. Erythromycin c. Neomycin d. Polymyxin B
2. Sediaan Topikal Dari Antibiotika Sistemik a. Tetracycline b. Gentamicin c. Tobramycin (Tobrex) d. Chloramphenicol e. Ciprofloxacin (Ciloxan) f. Norfloxacin (Chibroxin) g. Ofloxacin (Ocuflox)
3. Kombinasi Obat Antibiotika
5. Obat AntiFungus Topikal a. Natamycin (Natacyn) b. Nystatin (Mycosatin) c. Amphotericin B (Fungizone) d. Miconazole (Monistat)
4. SULFONAMIDE a. Natrium Sulfacetamide (Sulfamyd,dll) b. Sulfisoxazole (Gantrisin)
6. Obat Anti Virus a. Idoxuridine (herplex, Stoxil) b. Vidarabine (Vira A) c. Trifluridine (Viroptic) d. Acyclovir (Zovirax)
Berikut jenis zat aktif yang ada dalam obat antiseptik dan antiinfeksi mata :
Sulfacetamid Na Tersedia dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kandungan zat aktif (Sulfasetamid Na) 10 %. Ciprofloxacin HCl Tersedia dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kandungan zat aktif (Siprofloksasin HCl) 3 mg/mL atau 0,3%.
Tobramycin Tersedia dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kandungan zat aktif (Tobramisin) 3 mg/mL atau 0.3%. Sedangkan sediaannya dalam bentuk salep mata juga mengandung 0,3 % zat aktif. Chloramphenicol dan kombinasinya Tersedia dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kandungan zat aktif (Kloramfenikol) 0,5% dan 1 %. Sedangkan sediaannya dalam bentuk salep mata juga mengandung 1 % zat aktif.
Levofloxacin Tersedia dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kandungan zat aktif (Levofloksasin) 0.5%. Dibekacin Sulfat Tersedia dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kandungan zat aktif (Dibekasin Sulfat) 0.3%.
Fusidic acid Tersedia dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kandungan zat aktif (Asam Fusidat) 1%. Gentamycin Sulfat Tersedia dalam bentuk sediaan tetes mata dan salep mata dengan kandungan zat aktif (Gentamisin Sulfat) 0,3%.
Oxytetracycline dan turunannya Tersedia dalam bentuk sediaan tetes mata dan salep mata dengan kandungan zat aktif (Oksitetrasiklin) 1%. Ada jjuga yang dikombinasi dengan Polimiksin B Sulfat.
Kombinasi Neomycin Sulfat dan antibiotik lainnya Untuk sediaan tetes mata Neomisin Sulfat dikombinasi dengan Polymixin B Sulfat dan Phenylephrine atau Polymixin B Sulfat dan Gramicidin. Sedangkan sediaan salep matanya Neomycin Sulfat dikombinasi dengan Polymixin B Sulfat atau Bacitracin Ofloxacin Tersedia dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kandungan zat aktif (Ofloksasin) 0,3%. Acyclovir Tersedia dalam bentuk sediaan salep mata dengan kandungan zat aktif (Asiklovir) 3%.
Kortikosteroid mata
Obat mata yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengatasi masalah mata seperti alergi, bengkak ataupun gatal. Karena infeksi mata seringkali menyebabkan gejala gatal dan bengkak sehingga sediaan obat antiseptik mata sering dikombinasi dengan kortikosteroid untuk mengatasi gejala alerginya.
Sediaan Kerja singkat mempunyai masa paruh biologis : < dr 12 Jam Sediaan kerja lama masa paruh’a lbh dr 36 Jam Sediaan Kerja sedang mempunyai masa paruh antara 12-36 jam
FARMAKOKINETIK
Glukokortikoid A : Kulit.,sakus konjungtiva dan ruang sinovial D : 90% kortisol terikat pd 2 jenis protein plasma (Kortikosteroid dan albumin) M : dihepar E : 70% diekskresi dlm Urin
INDIKASI
Penyakit Mata
Kortikosteroid dpt mengatasi gejala inflamasi mata bag.luar maupun pd segmen bawah anterior. Obat ini dpt diberikan untuk kantung konjungtiva. Umum’a diberikan larutan deksametason fosfat 0,1% pagi & siang. Inflamasi segmen posterior.,umum’a diatasi dgn 30 m prednison oral per hari dlm dosis yg terbagi.
Kotikosteroid dpt
tekanan intraokular.
Pada konjungtivitis krna bakteri.,virus atau fungus dpt menimbulkan masking effect shg infeksi menjalar ke dlm kebutaan
Pada Laserasi dan abrasio mata akibat trauma mekanik kortikosteroid topikal dpt memperlambat penyembuhan & menyebarkan infeksi
Kortikosteroid tdk boleh diberikan pada pasien glaukoma.
KONRAINDIKASI
Sampai skrg belum ada kontraindikasi absolut kortikosteroid Kontraindikasi relatif yaitu infeksi berat.,diabetes mellitus.,hipertensi dan gangg.sistem kardiovaskular.
Efek Sampin9
Ada 2 penyebab timbul’a efek samping pada penggunaan kortikosteroid : 1. Timbul krna penghentian pemberian scr tiba” 2. Timbul krna pemberian terus menerus t’utama dlm dosis besar
Bila t’jd infeksi, dosis kortikosteroid harus tetap dipertahankan aau ditambah dan harus dilakukan pengobatan antibiotik yg terbaik.
Kepekaan trhdp infeksi pada pasien yg mendapat kortikosteroid tdk bersifat spesifik untuk bakteri atau fungus patogen tertentu. (tidak khusus untuk salah satu penyakit saja)
Kortikosteroid Topikal INDIKASI Terapi kortikosteroid topikal diindikasikan bagi keadaan” Radang di segmen anterior bola mata. Contoh’a adalah Konjungtivitis alergika.,uveitis., episkleritis.,skleritis.,fliktenulosis.,keratitis interstisial dan konjungtivitis vernalis..
Lama penobatan tergantung jenis lesi
Terapi awal mata beradang berat berupa penetesan setiap 1 atau 2 jam sewaktu sadar
Bila tampak baik respon’a.,dosis diturunkan dan dhentikan sesegera mungkin
PERHATIAN!!! Steroid kan aktivitas virus herpes simpleks kornea mengalami perforasi bila obat ini dipakai u/ menobati keratitis.
Efek samping steroid lokal : penumbuhan jamur, pembentukan katarak dan glaukoma sudut t’buka
Daftar Kortikosteroid topikal
Salep hidrokortison Suspensi prednisolon asetat 0,125% dan 1% Larutan prednisolon Na fosfat 0,125% dan 1% Suspensi deksametason Na fosfat 0,1% dan salep 0,05% Suspensi medrysone 1% Suspensi fluorometolon 0,1% dan 0,25%
Antiseptik mata dengan kortikosteroid
Obat mata golongan ini mengandung antispetik (biasanya antibiotik) dan kortikosteroid. Kombinasi ini diharapkan dapat mengatasi infeksi mata dengan salah satu gejalanya bengkak atau alergi.
Gentamycin Sulfat (sebagai antiseptik) dan Betamethasone dihydrogenphosphat dinatrium (sebagai kortikosteroid). Tobramycin (sebagai antiseptik) dan Dexamethasone (sebagai kortikosteroid). Polymixin B Sulfat, Neomycin (sebagai antiseptik) dan Dexamethasone (sebagai kortikosteroid). Chloramphemicol, Polymixin B Sulfat (sebagai antiseptik) dan Dexamethasone Na Phosphate (sebagai kortikosteroid). Oxytetracycline (sebagai antiseptik) dan Hydrocortisone (sebagai kortikosteroid).
Obat Midriatikum
Obat midriatikum adalah obat yang digunakan untuk membesarkan pupil mata. Juga digunakan untuk siklopegia dengan melemahkan otot siliari sehingga memungkinkan mata untuk fokus pada obyek yang dekat. Obat midriatikum menggunakan tekanan pada efeknya dengan memblokade inervasi dari pupil spingter dan otot siliari.
Atropin Atropine, adalah alkaloid derivat solanasid dari Atropa belladonna yaitu suatu ester organik asam tropik dan tropin. Atropin merupakan antimuskarinik pertama yang digunakan sebagai obat, Atropin sangat potensial sebagai obat midriatikum-siklopegia dengan panjang waktu kerja lebih dari dua minggu. Homatropin Homatropine adalah alkaloid semisintetik yang dibuat dari kombinasi asam mandelat dengan tropine. Durasi kerja Homatropin lebih pendek dibanding dengan Atropin.
Tropikamid Tropicamide, adalah derivat sintetik dari asam tropik, tersedia sebagai obat mata pada akhir tahun 1950-an. Tropikamid mempunyai waktu kerja dan lama kerja lebih pendek dibandingkan dengan antimuskarinik lainnya, sehingga mempunyai daya serapnya (difusi) terbesar dan proporsi obat yang tersedia untuk penetrasi ke kornea lebih tinggi.
Obat Miotikum Obat miotikum adalah obat yang menyebabkan miosis (konstriksi dari pupil mata). Betaxolol dan Pilokarpin adalah contoh obat Miotikum yang sering digunakan.
Betaxolol adalah senyawa penghambat beta adregenik. Pilocarpine adalah alkaloid muskarinik yang diperoleh dari daun belukar tropis Amerika dari genus Pilocarpus. Pilokarpin bekerja sebagai reseptor agonis muskarinik pada sistem saraf parasimpatik.
Pilocarpine digunakan untuk glaukoma untuk mencegah kerusakan lebih lanjut akibat tekanan yang dapat berisiko kebutaan, Pilokarpin mengatasi gejalanya dengan menurunkan tekanan pada mata penderita glaukoma. Pilokarpin bekerja pada reseptor muskarinik (M3) yang terdapat pada otot spingter iris, yang menyebabkan otot berkontraksi dan menyebabkan pupil mata mengalami miosis. Pembukaan terhadap jala mata trabekular secara langsung meningkatkan tekanan pada cabang skleral. Aksi ini memfasilitasi pengeluaran cairan pada kelopak mata sehingga menurunkan tekanan intraokular (dalam mata).
Obat glaukoma 1.
Glaukoma sudut terbuka 1.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.
2.Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. 3.Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
2. Glaukoma sudut tertutup Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide). Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker. Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
3. Glaukoma sekunder Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.
4. Glaukoma kongenitalis Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.