TUGAS REFERAT
OTITIS MEDIA AKUT
Oleh: Aya Sophia, S.Ked Singgih Adi S, S.Ked Yuli Ratna Dewi, S.Ked M. Syarif, S.Ked Angelina Monica S, S.Ked Dewi Khodijah, S.Ked
Pembimbing: dr. Samsul Arief, Sp.THT SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD GAMBIRAN KEDIRI 2011
KATA PENGANTAR
Assalamu ’alaikum Wr.Wb. Segenap Segenap puji syukur penulis penulis panjatkan panjatkan hanya kepada ALLAH ALLAH SWT yang telah telah melimp melimpahk ahkan an segala segala rahmat rahmat,, hidaya hidayah h dan inayah inayah-Ny -Nyaa kepada kepada penuli penulis, s, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul ”Otitis Media Akut”. Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pembimbing, dr. Samsul Arief, Arief, Sp.THT Sp.THT,, terima terima kasih kasih atas bimbin bimbingan gan,, saran, saran, petunj petunjuk uk dan waktun waktunya, ya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas referat ini. Penulis menyadari bahwa hasil penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.
Kediri, September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
1.1 Pendahuluan Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan sebagian atau seluruh bagia bagian n mukosa mukosa teling telingaa tengah tengah , tuba tuba eustha eusthaciu cius, s, antrum antrum mastoi mastoid d dan sel-sel sel-sel mastoid yang berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun virus ke dalam telinga tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai akibat dari infeksi saluran napas atas yang berulang. Prevalensi kejadian OMA banyak diderita oleh anak-anak maupun bayi diband dibanding ingkan kan pada pada orang orang dewasa dewasa tua maupun maupun dewasa dewasa muda. muda. Pada Pada anak-a anak-anak nak makin makin sering sering mender menderita ita infeks infeksii salura saluran n napas napas atas, atas, maka maka makin makin besar besar pula pula kemungkinan terjadinya OMA disamping oleh karena system imunitas anak yang belum berkembang secara sempurna. Tuba Tuba eustha eusthaciu ciuss adalah adalah salura saluran n yang yang menghu menghubun bungka gkan n rongga rongga teling telingaa tengah dengan nasofaring yang berfungsi sebagai ventilasi, drainase sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah. Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh yang terganggu, sumbatan dan obstruksi pada tuba eusthacius merupakan faktor penyebab utama utama dari otitis media sehingga invasi kuman ke dalam telinga tengah juga gampang terjad terjadii yang yang pada pada akhirn akhirnya ya menyeb menyebabk abkan an peruba perubahan han mukosa mukosa teling telingaa tengah tengah sampai dengan terjadinya peradangan berat.
1.2 Tujuan Penulisan Tuju Tujuan an dari dari penu penuli lisa san n refer referat at ini ini adal adalah ah untu untuk k meng menget etah ahui ui defin definis isi, i, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, pencegahan dari otitis media akut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Otitis media media akut merupakan merupakan radang infeksi infeksi atau inflamasi inflamasi pada telinga telinga tengah oleh bakteri atau virus dengan gejala klinik nyeri telinga, demam, bahkan hingga hingga hilangnya hilangnya pendengaran, pendengaran, tinnitus dan vertigo. vertigo. Penyakit Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan umumnya berlangsung dalam waktu 3-6 minggu. 2.2 Etiolo Etiologi gi Penyebab utama otitis media akut (OMA) adalah invasi bakteri piogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Bakteri tersering penyebab OMA diantaranya Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pnemokokus. Selain itu kadang-kadang ditemukan juga Haemofilus influenza, Escherichia coli, Streptokok Streptokokus us anhemolitik anhemolitikus, us, Proteus Proteus vulgaris vulgaris dan Pseudomon Pseudomonas as aurogenosa aurogenosa.. Haemof Haemofilu iluss influe influenza nza sering sering ditemu ditemukan kan pada anak berusi berusiaa dibawa dibawah h
5 tahun. tahun.
Infeksi saluran napas atas yang berulang dan disfungsi tuba eustachii juga menjadi penyebab terjadinya OAM pada anak dan dewasa. 2.3 Insidensi Otitis media akut paling sering diderita oleh anak usia 3 bulan- 3 tahun. Tetapi tidak jarang juga mengenai orang dewasa. Anak-anak lebih sering terkena OMA dikarenakan beberapa hal, diantaranya : 1. Sistem Sistem kekeb kekebalan alan tubuh tubuh anak anak yang yang belum belum sempurn sempurnaa
2. Tuba eusth eusthacius acius anak anak lebih lebih pendek, pendek, lebar lebar dan dan terletak terletak horizonta horizontall 3. Adenoi Adenoid d anak relative relative lebih lebih besar dan terleta terletak k berdekatan berdekatan dengan dengan muara muara saluran saluran tuba eusthachii eusthachii sehingga sehingga mengganggu mengganggu pembukaan tuba eusthachii. eusthachii. Adenoid yang mudah terinfeksi menjadi jalur penyebaran bakteri dan virus ke telinga tengah. 2.4 Patogenesis Faktor pencetus terjadinya OMA dapat didahului oleh terjadinya infeksi saluran pernapasan atas yang berulang disertai dengan gangguan pertahanan tubuh oleh silia dari mukosa tuba eusthachii,enzim dan antibodi yang menimbulkan tekanan negative sehingga terjadi invasi bakteri dari mukosa nasofaring ke dalam teling telingaa tengah tengah melalu melaluii tuba tuba eustha eusthachi chiii dan meneta menetapdi pdi dalam dalam teling telingaa tengah tengah menjadi otitis media akut. Ada 5 stadiu stadium m otitis otitis media media akut akut (OMA) (OMA) berdas berdasark arkan an pada pada peruba perubahan han mukosa telinga tengah, yaitu : 1. Stad tadium ium Oklu Oklussi Ditand Ditandai ai dengan dengan gambar gambaran an retraks retraksii membra membrane ne timpan timpanii akibat akibat tekana tekanan n negative negative telinga telinga tengah. tengah. KadangKadang- kadang kadang membrane membrane timpani timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi sulit dideteksi. 2. Stad Stadiu ium m Hip Hiper erem emis is
Tama Tamapa pak k pemb pembul uluh uh dara darah h yang yang mele meleba barr di seba sebagi gian an atau atau selu seluru ruh h membrane timpani disertai oedem. Sekret yang mulai terbentuk masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar dinilai. 3. Stadiu Stadium m Supur Supurasi asi Oedem yang hebat pada mukosa telinga tengah disertai dengan hancurnya sel epitel epitel superfi superficia ciall serta serta terben terbentuk tuknya nya eksuda eksudatt purule purulen n di kavum kavum timpan timpanii menyeb menyebabk abkan an membra membrane ne timpan timpanii menonj menonjol ol kea rah liang liang teling telingaa luar. luar. Gejala Gejala klinis pasien Nampak terasa sakit, nadi, demam, serta rasa nyeri pada telinga bertambah bertambah hebat. Pada keadaan keadaan lebih lanjut, lanjut, dapat terjadi iskemia akibat tekanan eksudat eksudat purulent purulent yang makin bertambah, bertambah, tromboflebitis tromboflebitis pada vena-vena kecil bahkan hingga nekrosis mukosa dan submukosa. 4. Stad Stadiu ium m Per Perfo fora rasi si Rupturnya membrane timpani sehingga nanah keluar dari telinga tengah ke liang telinga luar. Kadang pengeluaran secret bersifat pulsasi. Stadium ini sering sering diakib diakibatk atkan an oleh oleh terlam terlambat batnya nya pember pemberian ian antibi antibioti otika ka dan tinggi tingginya nya virulensi kuman. 5. Stad Stadiu ium m Res Resol olus usii Ditandai oleh membrane timpani yang berangsur normal hingga perforasi membrane timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. Hal ini terjadi jika membrane timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah. 2.5 Diagnosis
Diagnosis OMA harus memenuhi 3 hal berikut ini : 1. Penyak Penyakit it ini ini onsetn onsetnya ya menda mendadak dak (aku (akut) t) 2. Dite Ditemu muka kann nnya ya tanda tanda efus efusii (efus (efusi: i: peng pengum umpu pulan lan caira cairan n di suat suatu u rong rongga ga tubuh) tubuh) di telinga telinga tengah tengah.. Efusi Efusi dibukt dibuktika ikan n dengan dengan memper memperhati hatikan kan tanda tanda berikut:
3.
a.
Mengembangnya gend endang ang telinga
b. b.
Terb Terbat atas as/t /tid idak ak ada adany nyaa ger gerak akan an gend gendan ang g tel telin inga ga
c.
Adan Adanya ya baya bayang ngan an cai caira ran n di di bel belak akan ang g gen genda dang ng teli teling ngaa
d.
Cairan ran yang ang keluar dari te telinga
Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah yang dibuktikan dengan
adanya salah satu diantara tanda berikut : a.
b. b.
Kemerahan pada gendang telinga Nyer Nyerii telin telinga ga yan yang g meng mengga gang nggu gu tid tidur ur dan dan akti aktivi vita tass norma normall Anak Anak dengan dengan OMA dapat dapat mengal mengalami ami nyeri nyeri telinga telinga atau atau riwaya riwayatt
menarik menarik-nar -narik ik daun daun teling telingaa pada pada bayi, bayi, keluar keluarnya nya cairan cairan dari dari telinga telinga,, berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah serta rewel. rewel. Namun Namun gejala gejala-gej -gejala ala ini tidak tidak spesif spesifik ik untuk untuk OMA sehing sehingga ga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata. Efusi telinga tengah tengah diperiksa diperiksa dengan otoskop otoskop untuk melihat melihat dengan dengan jelas keadaan gendang telinga/membrane timpani yang menggembung,
erit eritema ema bahk bahkan an kuni kuning ng dan dan sura suram m sert sertaa adan adanya ya cair cairan an berwa berwarn rnaa kekuningan di liang telinga. Jika konfirmasi konfirmasi diperlukan, diperlukan, umumnya umumnya dilakukan dilakukan dengan dengan otoskopi otoskopi pneumatic (alat untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa pompa udara udara kecil kecil untuk untuk menila menilaii respon respon gendan gendang g telinga telinga terhada terhadap p perubahan perubahan tekanan udara). Gerakan gendang gendang telinga yang kurang dapat dilihat dengan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai pemer pemeriks iksaan aan tambah tambahan an untuk untuk memper memperkua kuatt diagno diagnosis sis OMA. OMA. Namun Namun umunya umunya OMA sudah sudah dapat dapat ditega ditegakka kkan n dengan dengan pemerik pemeriksaa saan n otosko otoskop p biasa. Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan (penusukan terhadap gendang telinga). Namun Namun pemeriksaan pemeriksaan ini tidak dilaku dilakukan kan pada pada sembar sembarang ang anak. anak. Indika Indikasi si perlun perlunya ya timpan timpanose osente ntesis sis anatara lain OMA pada bayi berumur di bawah 6 minggu dengan riwayat perawatan perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan dengan gangguan gangguan kekebalan tubu tubuh, h, anak anak yang yang tida tidak k memb member er resp respon on pada pada bebe beberap rapaa pemb pember eria ian n antibiotic atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi. OMA harus dibedakan dengan otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai menyerupai OMA. Untuk Untuk membedakan membedakannya nya dapat diperhatikan diperhatikan hal-hal berikut : GEJALA DAN TANDA Nyeri telinga, demam, rewel Efusi telinga tengah Gendang telinga suram Gendang yang menggembung
OMA + + + + /-
OMA EFUSI + + /-
Gerakan gendang berkurang Berkurangnya pendengaran
+ +
+ +
2.6 Penatalaksanaan Pena Penatal talak aksa sana naan an
OMA OMA
terga tergant ntun ung g
pada pada
stad stadiu ium m
peny penyak akitn itnya ya..
Pengobatan Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, napas,
dengan dengan
pemberian pemberian antibiotik, antibiotik, dekon dekonges gestan tan lokal lokal atau sistem sistemik, ik, dan
antipiretik. Tujuan pengobatan pengobatan pada otitis media adalah untuk menghindari menghindari komplikasi intrakrania dan ekstrakrania ekstrakrania yang mungkin terjadi, mengobati gejala, memperbaiki fungsi tuba Eustachius, menghindari perforasi membran timpani, dan memperbaiki sistem imum lokal dan sistemik.2 Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak <12 thn dan HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa, antihistamin bila ada tanda-tanda alergi, serta antipiretik. Selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik selama 7 hari: •
Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x sehari atau
•
Amoksisilin: Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x sehari atau
•
Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x sehari Pada Pada stadiu stadium m presup presupura urasi, si, diberik diberikan an antibi antibioti otik, k, obat obat tetes tetes hidung hidung,, dan
analge analgesik sik.. Bila Bila membra membran n timpan timpanii sudah sudah hiperem hiperemii difus, difus, sebaik sebaiknya nya dilaku dilakukan kan miringotomi. Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin, selama 10-14 hari: •
Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x sehari atau
•
Amoksisilin: Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x sehari atau
•
Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x sehari Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat
atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritro eritromis misin in 4x40 4x40 mg/kgB mg/kgBB/h B/hari. ari. Kemudi Kemudian an diberi diberikan kan obat obat tetes tetes hidung hidung nasal nasal dekongestan maksimal 5 hari, antihistamin bila ada tanda-tanda alergi, antipiretik, analgetik dan pengobatan simtomatis lainnya. 2 Pada Pada stadiu stadium m supura supurasi si terjad terjadii edema edema yang yang hebat hebat pada pada mukosa mukosa teling telingaa tengah tengah dan hancur hancurnya nya sel epitel epitel superfi superficia cial, l, serta serta terbent terbentukn uknya ya eksuda eksudatt yang yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membrane timpani menonjol (bulging) kea rah liang telinga luar.pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemi, akibat tekanan pada pada kapiler kapiler-kap -kapile iler, r, serta serta timbul timbul trombo trombofle flebit bitis is pada pada vena-v vena-vena ena kecil kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan , di tempat ini akan terjadi rupture. 2 Bila tidak dilakukan insisi membrane timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan rupture dan nanah keluar ke liang telinga. Dengan dilakukan miringotomi luka insisiakan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi rupture, maka lubang tempat rupture (perforasi) tidak
mudah menutup kembali. Miringotomi dilakukan jika membrane timpani masih utuh.2 Selain miringotomi, diberikan juga antibiotik antibiotik pada stadium ini, yaitu: •
Amoxyciline : Dewasa 3x 500mg/hari, Bayi/anak 50mg/kgBB/hari
•
Erythromycine : Dewasa/ anak sama dengan dosis amoxyciline
•
Cotrimoxazole : (kombinasi trimethroprim 80mg dan sulfamethoxazole 400mgtablet)
untuk
dewasa
2x2
tablet,
Anak (
trimethroprim rim
40mg
dan
sulfamethoxazole 200mg) suspense 2x1 cth. •
Jika kuman sudah resisten (infeksi berulang): kombinasi amoxyciline dan asam clavulanic, dewasa 3x625 mg/hari. Bayi /anak, disesuaikan dengan BB dan usia. Antibi Antibioti otik k diberi diberikan kan 7-10 7-10 hari, hari, pember pemberian ian yang yang tidak tidak adekua adekuatt dapat dapat
menyeb menyebabk abkan an kekamb kekambuha uhan. n. Pender Penderita ita yang yang alergi alergi penicil penicillin lin dapat dapat diberi diberikan kan golongan makrolid (Azithromicine, Roxythromicine). 2 Pada Pada
stadi stadium um
perfor perforas asi, i,
serin sering g
terlih terlihat at
sekre sekrett
banya banyak k
keluar keluar,,
kadang kadang secara berdenyut berdenyut atau pulsasi. pulsasi. Diberikan obat cuci telinga telinga (ear toilet ) H2O2 3% (4-5 tetes sehari) selama 3 sampai dengan dengan 5 hari serta antibiotik yang adekuat, berupa berupa ciprofloxa ciprofloxacin cin 200 mg (2x1) (2x1) selama 3-14 hari. hari. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup kembali dalam 7 sampai sampai dengan 10 hari. 2 , 3 Pada stadium resolusi, membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan dan
perforasi menutup. menutup. Bila Bila tidak terjadi resolusi
biasanya sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi di membran timpani. Antibiotik dapat dilanjutkan dilanjutkan sampai sampai 3 minggu. minggu. Bila Bila keadaan ini ini berterusan, berterusan, mungkin telah terjadi mastoiditis.
2
Sekitar 80% kasus OMA sembuh dalam 3 hari tanpa pemberian antibiotik. Observasi Observasi dapat dilakukan. dilakukan. Antibiotik dianjurkan jika gejala tidak membaik dalam dua sampai sampai tiga hari, atau ada perburukan perburukan gejala. Ternyata pemberian antibiotik yang segera dan dosis sesuai dapat terhindar dari tejadinya kompl komplik ikasi asi supu supurati ratiff seteru seterusn snya ya.. Masalah Masalah yang yang terbentuknya terbentuknya bakteri
muncul muncul
adalah adalah
risiko risiko
yang resisten terhadap antibiotik meningkat. meningkat. Menurut Menurut
(2004), mengkategorikan mengkategorikan OMA yang dapat American Academy of Pediatrics (2004), diobservasi dan yang harus segera diterapi dengan antibiotik sebagai berikut. Tabel 1. Kriteria Terapi Antibiotik dan Observasi pada Anak dengan OMA Usia
Diagnosis pa st i (certain ) Diag Diagno nosi siss mer merag agu ukan
Kurang dar i 6 bulan
Ant ibiot ik
Ant ibiot ik
6 bulan sampa i 2 tahun Ant ibiot ik 2 tahun ke atas
Ant ibiot ik
Ant ibiot ik jika geja la berat, jika
ge jala Observasi
berat,
Diagnosis pasti OMA harus memiliki tiga kriteria, yaitu bersifat akut, terdapat efusi efusi telinga telinga tengah, dan terdapat terdapat tanda serta gejala inflamasi telinga tengah. Gejala ringan adalah nyeri telinga ringan r ingan dan demam kurang dari 39°C dalam 24 jam terakhir. Sedangkan Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang-berat atau demam 39°C. Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya hanya dapat dilakukan pada anak usia enam bulan sampai dengan dua tahun, dengan gejala ringan saat pemeriksaan, pemeriksaan, atau diagnosis meragukan meragukan pada anak anak di atas dua
tahun. Follow-up
dilaksanakan
dan
pemberian
analgesia
seperti
asetaminofen dan ibuprofen tetap diberikan pada masa observasi. Menurut American Academic of Pediatric (2004), amoksisilin merupakan
80mg/kgBB/hari sebagai t erapi antibiotik awal first-line terapi dengan pemberian 80mg/kgBB/hari selama lima hari. Amoksisilin Amoksisilin efektif terhadap
Streptococcus penumoniae .
Jika pasien alergi ringan terhadap amoksisilin, amoksisilin, dapat diberikan diberikan sefalosporin
cefdinir .
seperti terhadap
Second-line
Haemophilus
terapi seperti amoksisilin-klavulanat efektif
influenzae dan
Moraxe Moraxell lla a catar catarrha rhali lis, s,
termasuk
Streptococcus penumoniae. penumoniae. Pneumococcal Pneumococcal 7- valent conjugate vaccine dapat dianjurkan untuk menurunkan prevalensi otitis media Pembedahan
•
Terdapat beberapa tindakan pembedahan yang dapat menangani OMA rekuren, seperti miringotomi dengan
insersi tuba t impanosintesis, impanosintesis, dan
adenoidektomi. 1.
Miringotomi Miringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, supa supa ya terjadi t erjadi drainase sekret dari telinga telinga tengah t engah ke liang telinga telinga luar. Syaratnya adalah harus dilakukan secara secara dapat dilihat langsung, anak harus tenang sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik. baik. Lokasi miringotomi miringotomi ialah di kuadran posterior-inferior. posterior-inferior. Bila terapi yang diberikan sudah adekuat, miringotomi tidak perlu dilaku dilakukan kan,, kecuali kecuali jika terdapat terdapat pus pus di teling telingaa miringos miringostomi tomi pada pada anak deng dengan an OMA adalah adalah nyeri nyeri kompl komplik ikas asii
OMA OMA
sepe seperti rti
pare paresi siss
nerv nervus us
tengah. tengah.
Indikasi Indikasi
berat, berat,
demam, demam,
fasi fasial alis is,,
mast mastoi oidi ditis tis,,
labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat. Miringotomi merupakan terapi kegagalan terhadap dua kali kali third-line pada pasien yang mengalami kegagalan terapi antibiotik pada satu episode OMA. Salah satu tindakan
miringotomi atau timpanosintesis dijalankan terhadap anak OMA yang respon
kurang
memuaskan
terhadap
terapi
second-line ,
untuk
menidentifikasi mikroorganisme melalui kultur.2 2.
Timpanosintesis Timpanosintesis Timpanosintesis
merupakan merupakan pungsi pungsi pada membran membran timpani,
dengan analgesia lokal supaya mendapatkan mendapatkan sekret untuk tujuan pemeriksaan. Indikasi timpanosintesis adalah terapi antibiotik tidak memuaskan, terdapat komplikasi komplikasi supuratif, supuratif, pada bayi baru lahir atau pasien yang sistem imun tubuh rendah. Menurut Buchman (2003), pipa timpanostomi timpanostomi dapat
menurun morbiditas morbiditas OMA seperti otalgia, otalgia, efusi
telinga tengah, gangguan pendengaran secara signifikan dibanding dengan plasebo dalam tiga penelitian prospertif, randomized trial yang telah dijalankan. 3.
Adenoidektomi Adenoidektomi efektif dalam menurunkan risiko terjadi otitis media dengan efusi dan OMA
rekuren, rekuren, pada anak yang pernah
menjalankan miringotomi miringotomi dan insersi tuba timpanosintesis, timpanosintesis, tetapi hasil masih tidak memuaskan. memuaskan. Pada anak kecil dengan OMA rekuren yang tidak
pernah
didahului
dengan
insersi
tuba,
tidak
dianjurkan
adenoidektomi, kecuali kecuali jika terjadi obstruks o bstruksii jalan napas dan rinosinusitis rekuren. 2.7 Komplikasi Sebelum adanya antibiotik, OMA dapat menimbulkan komplikasi, mulai dari abses subperiosteal sampai abses otak dan meningitis. Sekarang semua jenis
komp kompli lika kasi si ters terseb ebut ut bias biasan anya ya dida didapa patt pada pada otit otitis is medi mediaa supu supurat ratif if kron kronik ik.. Komplikasi OMA terbagi kepada komplikasi intratemporal (perforasi membran timp timpan ani, i,
mast mastoi oidi diti tiss
akut akut,,
pare paresi siss
nerv nervus us
fasi fasial alis is,,
labi labiri rint ntis is,,
petr petros osit itis is), ),
ekstratemporal (abses subperiosteal), dan intrakranial (abses otak, tromboflebitis). 2.8 Pencegahan Terdapat
beberapa beberapa
hal yang dapat
Mencegah Mencegah ISPA pada bayi dan
mencegah terjadinya OMA.
anak-anak anak-anak,, menangani menangani ISPA ISPA dengan dengan
pengob pengobatan atan adekua adekuat, t, menganju menganjurkan rkan pemberian pemberian ASI minim minimal al
enam bulan, bulan,
menghindarkan menghindarkan pajanan terhadap lingkungan lingkungan merokok, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Charismawati, Anisa, Otitis Media Akut, Kepaniteraan Klinik lab/SMF Ilmu
2.
3.
4.
5.
Farmasi Fakultas Kedokteran UNS UNS / RSUD DR. DR. MOERWADI. Surakarta. 2011 Djaaf Djaafar ar,, Zain Zainul ul A., A., Helm Helmi, i, Ratn Ratnaa D. Rest Restut uti. i. Kelai Kelaina nan n Teli Teling ngaa Teng Tengah ah.. Dalam: Dalam: Buku Buku Ajar Ilmu Ilmu Keseha Kesehatan tan Teling Telingaa Hidung Hidung Tenggoro Tenggorok k Kepala Kepala & Leher Edisi Edisi Keenam. Keenam. Jakarta: Jakarta: Fakultas Fakultas Kedokteran Kedokteran Universitas Universitas Indonesia; Indonesia; 2007. h. 65-68. Hafifa. Hafifa. Tatalak Tatalaksan sanaa Otitis Otitis Media Media Akut Akut (OMA) Pada Stadiu Stadium m Perfor Perforasi asi.. 2011 (Online) (http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php? page=TATALAKSANA+OTITIS+MEDIA+AKUT+(OMA) +PADA+STADIUM+PERFORASI, diakses tanggal 29 Agustus 2011) Fikri Fikri S., Ahmad. Ahmad. Penangan Penanganan an Otitis Otitis Media Akut Akut (OMA) Stadium Stadium Perfora Perforasi si Pada Wanita Usia 25 Tahun. 2011 (Online) (http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php? page=PENANGANAN+OTITIS+MEDIA+AKUT+%28OMA %29+STADIUM+PERFORASI+PADA+WANITA+USIA+25+TAHUN, diakses tanggal 1 September 2011). Harmdji Harmdji S, Soepriyadi Soepriyadi,, Wisnubroto Wisnubroto,, Otitis Media Media Supuratif Supuratif Akut. Akut. Dalam: Dalam: Tim Revisi PDT RSUD dr. Soetomo. Surabaya. 2005. h. 10-3.