OTITIS MEDIA AKUT
Oleh Taufik Abidin Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Pendahuluan
Otitis Otitis media media peradan peradangan gan sebagi sebagian an atau atau seluru seluruh h mukosa mukosa teling telingaa tengah tengah,, tuba tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan non-supuratif, dimana masing-masing memiliki bentuk akut dan kronis. Otitis media akut termasuk kedalam jenis otitis media supuratif. Selain itu, terdapat juga jenis otitis media spesifik, yaitu otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitik, dan otitis media adhesiva. Otitis media pada anak-anak sering kali disertai dengan infeksi pada saluran pernapasan atas. Pada penelitian terhadap 112 pasien ISPA (6-35 bulan), didapatkan 30% mengalami otitis media akut dan 8% sinusitis. Epidemiologi seluruh dunia terjadinya otitis media berusia 1 thn sekitar 62%, sedangkan anak-anak berusia 3 thn sekitar 83%. Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak mengalami minimal satu e pisode otitis media sebelum usia 3 tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris setidaknya setidaknya 25% anak mengalami mengalami minimal satu episode episode sebelum sebelum usia sepuluh tahun. Resiko kekambuhan otitis media terjadi pada beberapa faktor, antara lain usia <5 thn, otitis prone (pasien yang mengalami otitis pertama kali pada usia <6 bln, 3 kali dalam 6 bln terakhir), infeksi pernapasan, perokok, dan laki-laki. Kasus yang akan dibahas di bawah ini adalah otitis media akut akibat komplikasi dari rhinitis alergi yang dialami oleh anak usia 6 thn.
1
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Umur
: An. “S” : 6 tahun.
Jenis Jenis kelami kelamin n : LakiLaki-lak lakii Pekerjaan
: siswa SD
Alamat
: Narmada
MRS
: 08 Agustus 2008
No. RM
: 87 77 95
Anamnesis
Keluhan utama
: keluar cairan putih dari telinga kiri setelah
beberapa hari batuk dan pilek. Riwaya Riwayatt penyakit penyakit seka sekaran rang g
: pasien pasien mengal mengalami ami batuk batuk & pilek pilek berul berulang ang selam selamaa
beberapa waktu ini. Kemudian 2 hari terakhir ini keluar cairan bening dari telinga kiri dengan konsistensi kenyal, tidak bau, dan disertai nyeri telinga. Pasien tidak mengalami demam dan pusing. Riway Riwayat at peny penyaki akitt dahu dahulu lu
: pasi pasien en tid tidak ak per perna nah h menga mengala lami mi peny penyaki akitt yang yang
sama sebelumnya.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum pasien
: baik
Status lokalis: Telinga
2
Telinga kanan
Telinga kiri
Aurikula
Edema (-), hiperemi (-),
Edema (-), hiperemi (-),
Preaurikula
massa (-). Edema (-), hiperemi (-),
massa (-). Edema (-), hiperemi (-),
massa (-), fistula (-), abses
massa (-), fistula (-), abses
(-).
(-).
Edema (-), hiperemi (-),
Edema (-), hiperemi (-),
massa (-), fistula (-), abses
massa (-), fistula (-), abses
(-).
(-).
Nyeri pergerakan aurikula
Nyeri pergerakan aurikula
(-), nyeri tekan tragus (-).
(-), nyeri tekan tragus (-).
Edema (-), hiperemi (-),
Edema (+), hiperemi (-),
serumen (+), furunkel (-).
serumen (+) kental,
Retroaurikula
Palpasi
MAE
furunkel (-). Membran timpani
Intak, berwarna putih,
Perforasi (+) sentral, aktif,
reflek cahaya (+).
reflek cahaya (-).
Hidung
Rinoskopi anterior
Cavum nasi kanan
Cavum nasi kiri
Mukosa hidung
Hiperemi (+), sekret (+)
Hiperemi (+), sekret (+)
Septum
mukus purulen, massa (-). Deviasi (-), dislokasi (-).
mukus purulen, massa (-). Deviasi (-), dislokasi (-).
Edema (+), hiperemi (+).
Edema (+), hiperemi (+).
Konka inferior dan media
3
Meatus inferior dan
Sekret (+), polip (-)
Sekret (+), polip (-).
media
Tenggorokan
Keterangan Mukosa
Hiperemi (+), edema (-).
Tonsil
T1-T1.
Pembesaran Kelenjar Limfe: (-).
Diagnosis
Otitis media akut stadium perforasi aurikuler sunistra et causa rhinitis kronis.
Penatalaksanaan
1. Antibiotik Antibiotik.. Bisa digunakan digunakan siprofloxa siprofloxacin, cin, amoxicilli amoxicillin, n, penisilin, penisilin, sefotaksi sefotaksim, m, eritromisin, dan lain-lain. 2. Dekongestan. Dekongestan. Obat Obat dekongesta dekongestan n yang biasa biasa digunakan digunakan antara antara lain lain pseudoefe pseudoefedrin, drin, efedrin, oxymetazolin, fenilpropanolamin, dan xylometazolin. 3. Antihistam Antihistamin. in. Jenis antihis antihistamin tamin misalny misalnyaa Loratadin, Loratadin, terfenidin, terfenidin, klofenirami klofeniramin, n, dipenhidramin, dan lain-lain. 4. Kortikoster Kortikosteroid, oid, misalnya misalnya budesoni budesonid, d, metil prednis prednisolon, olon, dexametas dexametason, on, dan prednison.
TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA Definisi
4
Otitis media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.
Etiologi
Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media. Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga. Selain itu, ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling p aling sering. Kuma Kuman n
peny penyeb ebab ab OMA OMA adal adalah ah bakt bakter erii
piog piogen enik ik,,
sepe sepert rtii Streptococcus
hemoliticus, hemoliticus, Haemophilus Influenzae (27%), Staphylococcus aureus (2%), Streptococcus Pneumoniae (38%), Pneumococcus (38%), Pneumococcus.. Pada Pada anakanak-an anak ak,, maki makin n seri sering ng ters terser eran ang g ISP ISPA, maki makin n besar besar kemu kemungk ngkin inan an terj terjad adiny inyaa otit otitis is media media akut akut (OMA (OMA). ). Pada Pada bayi, bayi, OMA OMA diper dipermu mudah dah kare karena na tuba tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak ho risontal.
Patogenesis
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga telinga tengah lewat saluran Eustachius. Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga sehingga terjadi terjadi pembengkakan pembengkakan di sekitar sekitar saluran, saluran, tersumbatny tersumbatnyaa saluran, saluran, dan datangnya datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam teli teling ngaa
teng tengah ah..
Sela Selain in itu itu
pemb pemben engk gkak akan an
jari jaring ngan an
seki sekita tarr
salu salura ran n
Eust Eustac achi hius us
menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga. Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang gendang teling telingaa dan tulangtulang-tul tulang ang kecil kecil penghubu penghubung ng gendang gendang teling telingaa dengan dengan organ organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat dapat menyebab menyebabkan kan gangguan gangguan pendeng pendengara aran n hingga hingga 45 desibel desibel (kisar (kisaran an pembica pembicaraa raan n normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang
5
terlal terlalu u banyak banyak terseb tersebut ut akhirny akhirnyaa dapat dapat merobek merobek gendang gendang teling telingaa karena karena tekanan tekananny nya. a. OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik. OMA memiliki beberapa stadium klinis antara lain: 1. Stadi Stadium um oklusi oklusi tuba tuba eust eustachi achius us a. Terdapat erdapat gamba gambaran ran retra retraksi ksi membr membran an timpani timpani.. b. Membran Membran timpani timpani berwarna berwarna normal normal atau keruh pucat. c. Sukar Sukar dibeda dibedakan kan dengan dengan otiti otitiss media media serosa serosa virus virus.. 2. Stad Stadiu ium m hipe hipere remi miss a. Pembuluh Pembuluh darah darah tampak tampak lebar dan edema edema pada pada membran membran timpani. timpani. b. Sekret Sekret yang telah telah terbentu terbentuk k mungkin mungkin masih masih bersifat bersifat eksudat eksudat yang yang serosa serosa sehingga sukar terlihat. 3. Stad Stadiu ium m sup supur uras asii a. Membra Membran n timpani timpani menonj menonjol ol ke arah arah luar luar.. b. Sel epitel epitel superf superfisi isila la hancu hancurr. c. Terbent erbentuk uk eksudat eksudat puru purulen len di kavum kavum timp timpani ani.. d. Pasien Pasien tampak tampak sangat sakit, sakit, nadi dan suhu meningkat meningkat,, serta serta nyeri nyeri di telinga telinga tambah hebat. 4. Stad Stadiu ium m perf perfor oras asii a. Membr Membran an timp timpani ani rupt ruptur ur.. b. Keluar Keluar nanah nanah dari dari teling telingaa tengah tengah.. c. Pasien Pasien lebih lebih tenang, tenang, suhu badan turun, dan dapat dapat tidur tidur nyenyak. nyenyak. 5. Stad Stadiu ium m res resol olus usii a. Bila membran membran timpani timpani tetap utuh, maka perlaha perlahan-laha n-lahan n akan normal normal kembali. b. Bila terjadi terjadi perforasi, perforasi, maka sekret sekret akan berkurang berkurang dan mengering mengering.. c. Resolusi Resolusi dapat dapat terjadi terjadi tanpa pengobatan pengobatan bila bila virulensi virulensi rendah dan daya daya tahan tubuh baik. Diagnosis
6
Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh tinggi serta ada riwayat batuk pilek sebelumnya. Anak juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang, dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun, dan anak tertidur tenang. Pada anak yang lebih besar atau dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran dan rasa penuh dalam telinga. Diagnosis terhadap OMA tidak sulit, dengan melihat gejala klinis dan keadaan membran membran timpani timpani biasany biasanyaa diagno diagnosis sis sudah sudah dapat dapat ditega ditegakkan kkan.. Penila Penilaian ian membra membran n timpani dapat dilihat melalui pemeriksaan lampu kepala dan otoskopi. Perforasi yang terd terdapa apatt pada pada memb membra ran n timp timpani ani berm bermac acam am-m -mac acam, am, antar antaraa lain lain perfo perfora rasi si sent sentra ral, l, marginal, atik, subtotal, dan total.
Penatalaksanaan
Terapi OMA tergantung tergantung pada stadiumnya stadiumnya.. Pada stadium oklusi, oklusi, tujuan tujuan terapi dikhususkan dikhususkan untuk membuka membuka kembali kembali tuba eustachius. eustachius. Diberikan Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak <12 thn dan HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa.. selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik. Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Bila Bila memb membra ran n timp timpani ani suda sudah h hipe hipere remi mi difu difus, s, seba sebaik ikny nyaa dila dilaku kukan kan miri miring ngot otom omi. i. Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberi diberikan kan kombina kombinasi si dengan dengan asam asam klavuna klavunalat lat atau atau sefalo sefalospo sporin rin.. Untuk Untuk terapi terapi awal awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, mg/KgBB, amoksisilin amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari. Pengoba Pengobatan tan stadiu stadium m supura supurasi si selain selain antibi antibioti otik, k, pasien pasien harus harus diruju dirujuk k untuk untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang. Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.
7
Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis.
Komplikasi
Sebel Sebelum um ada ada anti antibi biot otik ik,, kompl komplik ikas asii pali paling ng seri sering ng pada pada OMA OMA iala ialah h abses abses subperiostea subperiosteall sampai sampai komplikasi komplikasi yang berat seperti meningitis meningitis dan abses otak. Otitis Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.
Pencegahan
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah: 1. Pencega Pencegahan han ISP ISPA pada pada bayi bayi dan anak-an anak-anak. ak. 2. Pember Pemberian ian ASI minim minimal al selam selamaa 6 bulan. bulan. 3. Penghindaran Penghindaran pemberian pemberian susu susu di botol saat anak berbari berbaring. ng. 4. Penghi Penghindar ndaran an pajanan pajanan terh terhadap adap asap asap rokok rokok.. Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.
Diskusi
Otitis Otitis media media merupak merupakan an suatu suatu peradan peradangan gan pada pada teling telingah ah tengah tengah.. Otitis Otitis dapat dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang paling sering ialah sumbatan tuba eustachius akibat infeksi. Selain itu, otitis media dapat juga merupakan suatu komplikasi akibat penyakit lain misalnya rhinitis, sinusitis, faringitis, otitis eksterna, dan lain-lain. Gejala yang sering ditimbulkan pada otitis media biasanya ialah rasa nyeri, pendengaran berkurang, demam, pusing, juga kadang disertai mendengar suara dengung (tinitus). Pada kasus di atas, pasien mengalami gejala nyeri pada telinga kiri sejak 3 hari, yang disertai dengan batuk pilek berulang berulang sejak lama. Pasien Pasien juga mengeluhkan mengeluhkan adanya keluar cairan jernih dari telinga kirinya. Untuk menegakkan diagnosis otitis media, perlu dilakukan dilakukan pemeriksaan pemeriksaan otoskopi. otoskopi. Ditemukan Ditemukan adanya perforasi sentral pada membran membran teling telingaa kiri kiri yang yang disert disertai ai adanya adanya pengelu pengeluara aran n cairan cairan.. Kemung Kemungkin kinan an stadiu stadium m otitis otitis medianya ialah stadium perforasi.
8
Penyebab yang mungkin sebagai pencetus otitis media pada pasien di atas ialah rhinit rhinitis is yang yang sudah sudah lama lama dialam dialami. i. Pasien Pasien mengala mengalami mi batuk batuk pilek pilek sudah sudah lama. lama. Dari Dari pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan konka nasalis inferior mengalami edema & hiperemi yang disertai adanya cairan mukus purulen. Kemungkinan pasien mengalami rhinitis kronis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab dari otitis medianya ialah komplikasi dari rhinitis kronis. Pengo Pengoba bata tan n yang yang dibe diberi rika kan n pada pada pasie pasien n di atas atas ialah ialah pember pemberia ian n anti antibi biot otik ik (Bellamox sirup), kortikosteroid (Somerol), analgesik, antihistamin (Salbutamol), dan dekongestan (Lapifed). Kemudian pasien diminta untuk kontrol lagi 1 minggu jika gejala tidak hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Otitis Media Akut . Accessed: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htm.. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htm Acute Otitis Media and Sinusitis Complicating Revai, Krystal et al. 2007. Incidence 2007. Incidence of Acute Upper Respiratory Tract Infection: The Effect of Age. Age. PEDIA PEDI ATRICS Vol. Vol. 119 No. 6 June 2007, pp. e1408-e1412. Moses, Scott. 2008. Otitis Media. Media . Accessed: www.fpnotebook.com. Djaafar, ZA. 2006. Kelainan 2006. Kelainan Telinga Tengah. Tengah. Dalam: Telinga Hidung Tenggorokan, cetakan ke-5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
9