Penatalaksanaan simptomatik yaitu antipiretika (contohnya Ibuprofen) bila suhu tinggi, obat batuk, dan memperbaiki keadaan umum. Pemberian cairan yang cukup diperlukan untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan berkeringat ketika demam. Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi sekunder, serta antikonvulsi (contohnya Karbamazepin, Valproat) apabila terjadi kejang. Istirahat yang cukup juga sangat dianjurkan. •
Rawat inap diperlukan apabila hiperpirexia (suhu >39 °C), kejang, asupan oral sulit, atau adanya komplikasi •
Pencegahan Imunisasi campak yang diberikan pada bayi berusia 9 bulan merupakan pencegahan yang paling efektif. Vaksin campak berasal dari virus hidup yang dilemahkan. Vaksin diberikan dengan cara subkutan dalam atau intramuskular dengan dosis 0,5 cc Pemberian imunisasi campak satu kali akan memberikan kekebalan selama 14 tahun, sedangakan untuk mengendalikan penyakit yang diperlukan cakupan imunisasi paling sedikit 80% per wilayah secara merata selama bertahun-tahun. Keberhasilan program imunisasi dapat diukur dari penurunan jumlah kasus campak dari waktu ke waktu. Kegagalan imunisasi dapat disebabkan oleh : 1. Terdapatnya kekebalan yang dibawa sejak lahir yang berasal dari antibodi ibu. Antibodi itu akan menetralisi vaksin yang diberikan 2. Terjadi kerusakan vaksin akibat penyimpanan, pengangkutan dan penggunaan di luar pedoman. 1. Imunisasi aktif. Imunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan tetapi mungkin diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi (endemik). Imunisasi aktif dilakukan dengan menggunakan
strain Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebut diberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10 – 15 bulan karena sebelum umur 10 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis diberikan vansinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi pada umur 15 bulan. Di Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak berumur 9 bulan ke atas. Vaksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi terhadap telur. Hanya saja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai 2 minggu sembuh. Vaksin ini juga dapat diberikan pada penderita tuberkulosis aktif yang sedang mendapat tuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif4. 2. Imunisasi pasif. Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. Proteksi sempurna terindikasi untuk bayi, anak dengan penyakit kronis dan untuk kontak dibangsal rumah sakit anak5. 3. Isolasi Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari gunamenghindari penularan lingkungan
__2_D
sekitar.
Prognosis pada penyakit campak dapat berupa dubia ad bonam jika keadaan umumnya baik (anak yang sehat dan kondisi gizinya cukup) atau dubia ad malam jika keadaan umumnya buruk/terjadi komplikasi.