Penalaran Hukum Penal enalar aran an adal adalah ah suat suatu u pros proses es berf berfki kirr manu manusi sia a untu untuk k meng menghu hung ng-hubungkan data atau pakta yang ada sehingga pada satu kesimpulan. Data atau akta yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar disinilah letak kerjanya penalaran orang akan menerima data dan akta yang yang bena benarr dan dan tent tentu u saja saja akan akan meno menola lak k akt akta a yang yang belu belum m jela jelas s kebenara kebenarannya nnya.. Data yang dapat dapat dipergunak dipergunakan an dalam penalaran untuk untuk menapai satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan . kaliamat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut reposisi. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (obs (observ ervas asii empi empirik rik)) yang yang meng mengha hasi silk lkan an seju sejuml mlah ah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – prop propos osis isii yang yang seje sejeni nis s ber berdasa dasark rkan an seju sejuml mlah ah propo proposis sisii yang yang diketa diketahui hui atau atau diangg dianggap ap benar benar orang orang menyim menyimpul pulka kan n sebuah sebuah propo proposis sisii baru baru yang yang sebelu sebelumny mnya a tidak tidak diketa diketahui hui.. Prose Proses s inilah inilah yang disebut menalar.!"# menalar.!"# $alar menurut kamus bahasa %ndonesia artinya & pertimbangan tertentu tent tentan ang g baik baik dan dan buru buruk k akal akal budi budi akti aktivi vita tas s yang yang memu memung ngki kink nkan an seseorang berpikir logis jangkauan pikir kekuatan pikir.!'# pikir. !'# Dalam penalaran penalaran proposis proposisii yang dijadikan dijadikan dasar penyimpulan penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (onseu (onseuene) ene).. *ntuk memperol memperoleh eh pengetahu pengetahuan an ilmiah dapa dapatt digu diguna naka kan n dua dua jeni jenis s pena penala lara ran n yait yaitu u Penala enalara ran n Dedu Dedukt kti i dan dan Penalaran %ndukti. Penalaran hukum adalah esensi terpenting dari pekerjaan seorang hakim sekalipun eksponen +ritial ,egal tudies seperti Dunan ennedy selalu menyangsikan kekhasan dari penalaran hukum tersebut. ennedy pernah beruja berujar r /0eaher eahers s teah teah nonsen nonsense se 1hen 1hen they they persua persuade de studen students ts that that legal reasoning is distint as a method or reahing orret results rom ethial or politial disourse in general. 0here is never a 2orret legal solution3 that is other than the orret ethial or politial solution to the legal problem4 (airys "56'7 89). ennedy mungkin lupa bah1a hukum ber berhubu hubung ngan an deng dengan an prob proble lema mati tik ka keman emanus usia iaan an yang yang kompl omplek eks s sehingga mustahil ia dapat senantiasa dinalarkan seara monolitik. Penalaran Penalaran hukum adalah adalah enomena enomena yang multiaset multiaset.. endat endatii demikian demikian penalaran itu tidak boleh dilakukan sekehendak hati. Penalaran hukum adal adalah ah pena penala lara ran n yang yang reaso easona nabl ble e buk bukan sema semata ta logi logia al. l. :illi illiam am ;eler ;elerme meye yerr ("5< ("5<=7 =7 8) memb membed edak akan an anta antara ra kedua edua isti istila lah h itu itu deng dengan an katakata katakata sebagai berikut7 /:e are dealing 1ith human beings and not 1ith things. :e must reasonable. 0his means that the la1 and its deisions must be supported by reason& they must be produts o arbitrary ation. 0o 0o be reasonable does not neessarily mean to be logial. ,ogi an lead to injustie hene 1e must guard against its abusive use.4 Penalaran hukum memang paling tepat ditelusuri jika berangkat dari putusan hakim. >lasan >lasannya nya sederh sederhana ana sebaga sebagaima imana na dikata dikataka kan n oleh oleh >.?. >.?. ?uest ?uest /0he /0he
objet o a sientif inuiry is disovery& the objet o a legal inuiry is deision4 (@oot '=='7 'A). 0entu saja penalaran hukum berlaku dalam semua pekerjaan para pengemban proesi hukum lainnya di luar hakim. $amun intensitas penalaran hukum yang dilakukan oleh para hakim memang paling tinggi tingkatannya. 0idak mengherankan jika akhirnya ada pandangan yang menyatakan bah1a legal reasoning itu pada hakikatnya adalah judiial reasoning. >da dua jenis metode dalam menalar yaitu indukti dan dedukti .
Cetode indukti
Penalaran %ndukti adalah suatu penalaran yang berpangkal pada peristi1a khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan yang baru yang bersiat umum. dalam hal ini penalaran indukti merupakan kebalikan dari penalaran dedukti. *ntuk turun turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memiliki konsep seara anggih tetapi ukup dengan mengamati lapangan dan dari pengamatan lapanngan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini teori bukan merupakan prasyaratan mutlak tetapi keermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kuni sukses untuk dapat mendeskripsikan gejala dan melakukan generalisasi. @ukum yang disimpulkan dienomena yang diselidiki berlaku bagi enomena sejenis yang belum diteliti. ?eneralisasi adalah bentuk dari metode berpikir indukti. enis penalran indukti yaitu7 a.
?eneralisasi
?eneralisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah enomenal individual untuk menurunkan suatu inerensi yang bersiat umum yang menakup semua enomena. ?eneralisasi juga dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang dimulai dengan peristi1a – peristi1a khusus untuk mengambil kesimpulan seara umum. b.
>nalogi
>nalogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainanberdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. esimpulan yang diambil dengan analogi yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain dengan ara membandingkan kondisinya. .
ausal
ausal adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan akta khusus yang menjadi sebab dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. erta bah1a setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.!A#
Cetode dedukti
Penalaran Dedukti adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristi1a umumyang kebenarannya telah diketahu dan diyakini dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan yang baru yang bersiat lebih khusus. Cetode ini dia1ali pembentukan teori hipotesis defnisi oprasional instrumen dan oprasionalisasi. Dengan kata lain untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian lapangan. Dengan demikian konteks penalaran dedukti tersebut konsep dan teori merupakan kata kuni untuk memahami suatu gejala atau peristi1a.enis penalaran dedukti yang menarik kesimpulan seara tidak langsung yaitu7 a. ilogisme ategorial 7 ilogisme yang terjadi dari tiga proposisi. ilogisme kategorial disusun berdasarkan klasifkasi premis dan kesimpulan yang kategoris. onditional hipotesis yaitu 7 bila premis minornya membenarkan anteseden simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya Cenolak anteseden simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. b. ilogisme @ipotesis 7 ilogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Cenurut Parera ("55"7 "A") ilogisme hipotesis terdiri atas premis mayor premis minor dan kesimpulan. >kan tetapi premis mayor bersiat hipotesis atau pengadaian dengan jika E konklusi tertentu itu terjadi maka kondisi yang lain akan menyusul terjadi. Premis minor menyatakan kondisi pertama terjadi atau tidak terjadi. . ilogisme >kternati 7 silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternati. Proposisi alternati yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatinya. impulannya akan menolak alternati yang lain. Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatinya. onklusi tergantung dari premis minornya. d. Fntimen 7 ilogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan seharihari baik dalam tulisan maupun tulisan. Gang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Fntimen atau Fnthymeme berasal dari bahasa Gunani /en4 artinya di dalam dan /thymos4 artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas istilah /enthymeme4 kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme.!8#
,ogika diturunkan dari kata siat logike bahasa Gunani yang berhubungan dengan kata benda logos berarti pikiran atau perkataan sebagai pernyataan dari pikiran. @al ini membuktikan bah1a ternyata ada
hubungan yang erat antara pikiran dan perkataan yang merupakan pernyataan dalam bahasa. !H#+ontoh7 Casyarakat %ndonesia konsumti (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumti sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. 0ujuan dilakukannya suatu penalaran adalah untuk menapai kebenaran. Demikian pula dengan hukum tujuan diadakannya penalaran hukum yakni disesuaikan dengan tujuan hukum itu sendiri. 0ujuan hukum mengau pada 4sasaran yang ingin diapai oleh ungsi hukum. 0ujuan hukum tidak bisa dilepaskan dari tujuan akhir dari hidup bermasyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai dan alsaah hidup yang menjadi dasar hidup masyarakat itu yang akhirnya bermuara pada keadilan. Dalam melakukan penalaran pengertian dan proposisi mempunyai peranan penting karena tanpa adanya pengertian tidak mungkin disusun proposisi dan tanpa adanya proposisi tidak mungkin dilakukan penalaran. Penalaran adalah sebuah proses mental di mana kita (melalui akal budi) bergerak dari apa yang telah kita ketahui menuju ke pengetahuan yang baru (hal yang belum kita ketahui). >tau kita bergerak dari pengetahuan yang kita miliki menuju ke pengetahuan yang baru yang berhubungan dengan pengetahuan yang telah kita miliki tersebut. emua bentuk penalaran selalu bertolak dari sesuatu yang sudah ada atau sudah kita ketahui. ita tidak mungkin menalar bertolak dari ketidaktahuan. elalu ada sesuatu yang tersedia yang kita pergunakan sebagai titik tolak untuk menalar. 0itik tolak tersebut kita namakan /yang telah diketahui4 yaitu sesuatu yang dapat dijadikan sebagai premis evidensi bukti dasar bahkan alasan-alasan dari mana hal-hal yang belum diketahui /dapat disimpulkan4. esimpulan itu disebut konklusi. %nilah kiranya yang merupakan alasan mengapa penalaran dapat juga didefnisikan sebagai /berpikir konklusi4 atau /berpikir untuk menarik kesimpulan4. Penyimpulan ini dilakukan dengan ara /induksi dan deduksi4. %nduksi dalam hukum dimulai dengan mengumpulkan akta-akta empiris. Berfkir seara flosofs dengan penalaran dapat digunakan dalam memenuhi ajaran agama dengan maksud agar hikmah hakikat atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami seara seksama. Berfkir flsaat adalah berfkir seara mendalam sistematik dan universal dalam rangka menari kebenaran dan sebagai tolak ukur kebenaran harus ditinjau dari objeknya yang menyangkut tujuan dari ilmu hukum itu sendiri diantara tujuan hukum ialah dalam rangka7 ".
Cempelajari asas-asas hukum yang pokok
'.
Cempelajari sistem ormal hukum
A. Cempelajari kepentingan-kepentingan sosial yang dilindungi oleh hukum
8. Cempelajari tentang keadilan bagaimana me1ujudkannya melalui hukum H. Cempelajari masa!<#
pemikiran-pemikiran
mengenai
hukum
sepanjang
onsep dan imbol dalam Penalaran Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak untuk me1ujudkannya diperlukan simbol. imbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa sehingga 1ujud penalaran akan akan berupa argumen. Pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. >rgumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan paparan di atas jelas bah1a tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. 0idak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. >tau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.. yarat-syarat ebenaran dalam Penalaran 7 ika seseorang melakukan penalaran maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. ebenaran dapat diapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi. uatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah. Dalam penalaran pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. adi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar seara ormal maupun material. Iormal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
+iri-iri penalaran yaitu 7 >danya suatu pola berfkir yang seara luas logika (penalaran merupakan suatu proses berfkir logis).
dapat
disebut
iat analitik dari proses berfkir. >nalisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berfkir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
@akikat Penalaran penalaran merupakan suatu kegiatan berfkir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenarannya. Penalaran merapakan proses berfkir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Didalam logika dedukti kita dengan mudah memperoleh kesesatan karena adanya kata – kata yang bersiat @omonim yaitu kata yang memiliki banyak arti dalam logika biasanya disebut kesalahan sematik (>mbiguitas) atau bahasa adapun untuk menghindari ambiguitas dapat dengan berbagai ara misalnya menunjukan langsung adanya kesesatan sematik dengan mengemukakan konotasi sejati. Cemilih kata yang arti tunggal mengunakan 1ilayah pengertian yang tepat apakah universal atau partikuler. Dapat juga dengan konotasi subyek yang berlaku khusus atau objekti yang bersiat komprehensi. esesatan didalam logika dapat dikemukakan seperti prasangka pribadi pengamatan yang tidak lengkap atau kurang teliti. esesatan juga terjadi pada hipotesis karena suatu hipotesis bersiat meragukan dan bertentangan dengan akta. 0idak ukup perbedaan itu menjadikannya suatu keenderungan homogen masih pula terdapat kebersaman yang bersiat kebetulan. esesatan yang terjadi karena generalisasi yang tergesa – gesa atau analogi yang keliru. enis – jenis kesesatan Jelevansi7 >rgumentum ad @ominem kesasatan terjadi apabila seseorang berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu usul tidak berdasarkan alasan penalaran akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan atau keadaan orang yang mengusulkan atau yang diusuli. >rgument ad Kereundiam kesesatan ini juga menerima atau menolak sesuatu tidak berdasarkan nilai penalarannya akan tetapi karena orang yang mengemukakan adalah orang yang ber1iba1a dapat diperaya seorang ahli. >rgumentum ad baulum kesesatan terjadi apabila penerimaan atau penolakan suatu penalaran didasarkan atas kekuatan anaman tekanan untuk memenangkan atau menyakinkan suatu hal. >rgumentum ad miseriordiam seruan untuk membangkitkan belas kasihan. >rgumentum ad populum sasasran kesalahan pada kelompok bukan masalahnya. >rgument ad igorantion suatu harus di terima karena tidak dapat di tujukan tidak dapat di buktikan .!9# Cenghindari sesat pikir tidaklah mudah karena banyak hambatan dalam menuju pemikiran yang lurus dan jernih. @ambatan-hambatan itu adalah
purbasangka propaganda otoriterianisme kurangnya pengetahuan tentang hukum berpikir benar dan tidak ermat menggunakan kata-kata.
Purbasangka
Purbasangka yakni putusan yang mengabaikan atau mengeilkan bukti. Canusia pada umumnya sukar mengambil putusan sampai samua bukti yang dibutuhkan terkumpul. Ceskipun bukti-bukti telah terkumpul putusan tetap lebih berorientasi pada kepentingan pribadi. Penyebab purbasangka adalah terburu-buru terjerat tradisi larut pada kepentingan pribadi serta berbaik sangka atau buruk sangka pada bukti-bukti.
Propaganda
Propaganda yaitu usaha membentuk opini umum bukan berdasarkan bukti-bukti rasional tetapi mengundang kekuatan emosi. >kibatnya putusan yang diambil oleh orang-orang yang larut dalam propaganda bukan putusan logis tetapi putusan emosional.
Ltoriterianisme
Ltoriterianisme yaitu mengikuti ajaran doktrin partai atau madMhab agama tanpa penyaringan. Ltoriterianisme memba1a dampak-dampak negati antara lain menghalangi sikap kritis sehingga menghambat penarian kebenaran dan kemajuan berfkir. Bila tokoh-tokoh dari pemegang otoritas itu berbiara bukan pada bidangnya ia akan menyesatkan. Pengikut otoriterianisme akan melestarikan dan memperluas keyakinan yang tersesat.
urangnya Pengetahuan tentang @ukum Berpikir Benar
emampuan ba1aan tidak mampu untuk menyelesaikan masalahmasalah pemikiran yang agak rumit yang menyebabkan tidak dapat terhindar dari kekeliruan. emakin luas pengetahuan orang tentang bentuk-bentuk sesat pikir akan semakin terhindar dari kemungkinan kekeliruan berpikir.
0idak +ermat Cenggunakan ata-kata
Banyak kata yang digunakan oleh masyarakat seara keliru dan tidak sedikit orang yang mengikuti begitu saja.!6#
>pakah ebenaran itu N a1aban terhadap pertanyaan itu bermaammaam tergantung pada kriteria untuk menentukan kebenaran. Dilihat dari kriteria ini munullah berbagai teori kebenaran. Di dalam epistemologi ada beberapa teori kebenaran yang dominan7 ".
0eori oherensi
Cenurut teori ini kebenaran adalah keruntutan pernyataan.Pernyataanpernyataan dikatakan benar apabila ada keruntutan di dalamnya artinya pernyataan satu tidak bertentangan seara logika dengan pernyataan' yang lain.
+ontoh "7
emua segitiga mempunyai sudut yang berjumlah "6=O Penggaris ini berbentuk segitiga adi jumlah sudut penggaris ini "6= O
+ontoh '7
emua manusia membutuhkan air Judi adalah seorang manusia adi Judi membutuhkan air
'.
0eori ebenaran orespodensi
ebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan dengan kenyataan.esuatu pernyataan dikatakan benar apabila ada bukti empiris yang mendukungnya.
+ontoh-ontoh7
-
emua besi bila dipanaskan akan memuai.
-
akarta adalah ibukota negara J%
-
Panasila adalah dasar negara J%
-
Lrang %ndonesia terdiri dari berbagai suku bangsa
-
ebagian besar mahasis1a I%P adalah perempuan
A.
0eori ebenaran Pragmatis
Cenurut teori ini sesuatu pernyataan atau pemikiran dikatakan benar apabila dapat mendatangkan manaat atau kegunaan pada banyak orang. adi tidak ukup bila suatu pernyataan dilihat seara korespondensi atau koherensi. @al yang lebih penting adalah apakah pernyataan itu dapat dilaksanakan ditindaklanjuti dalam perbuatan yang bermanaat. >pabila sesuatu itu bermanaat bagi manusia berarti sesuatu itu benar. >pabila suatu ide yang brilian dapat dilaksanakan seara operasional barulah ide tersebut benar +ontoh7 Pernyataan /emua besi bila dipanaskan akan memuai4 mempunyai kebenaran pragmatis bagi tukang pandai besi atau pabrik untuk mengolah besi sehingga menjadi alat-alat yang bermanaat bagi manusia. Cisalnya ada peristi1a kebakaran. Pernyataan tentang apa sebab kebakaran tidak bermanaat maka tidak benar. @al yang benar adalah
tindakan epat untuk memadamkan api seperti menari ember dan air menelepon pemadam kebakaran dlsb esepakatan para bapak pendiri negara tentang dasar negara Panasila onsensus anggota CPJ untuk mengubahmengamandemen **D "58H sebagai salah satu 1ujud dari agenda reormasi hokum esepakatan komunitas ilmiah (ilmu1an) dalam paradigma dan metode ilmiah bidang ilmu masing-masing.
8.
menetapkan
0eori ebenaran onsensus
uatu pernyataan dikatakan benar apabila dihasilkan dari suatu konsensus bersama (kesepakatan). *ntuk menapai konsensus ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Cenurut urgen @abermas konsensus harus memenuhi syarat7 -
eterpahaman Q hal yang dibiarakan dapat dipahami
-
diskursus1aana Q ada dialog antar ide
ketulusankejujuran Q semua sehingga ada keterbukaan
kepentinganinterest
dikemukakan
LtoritasQ orang yang terlibat dalam konsensus memang memiliki ke1enangan untuk itu sehingga keputusannya dapat dipertanggungja1abkan.!5#
III. A.
PENUTUP Kesimpulan
Penalaran bertujuan pertama yaitu untuk menghasikan suatu pemikiran seara kontrukti sehingga menghasilkan suatu pemikiran yang benar. edua yaitu mempertajam pemikiran agar melahirkan pemikiran yang benar dan menghindari suatu kesimpulan yang salah. etiga yaitu untuk berpikir seara sistematis dan metodologis sehingga dapat menemukan problema-problema. Penalaran indukti merupakan prosedur yang berpangkal dari peristi1a khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersiat umum. Dalam hal ini penalaran indukti merupakan kebalikan dari penalaran dedukti. Dengan demikian untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan seara bersama-sama dan saling mengisi dan dilaksanakan dalam suatu 1ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.
Canaat ,ogika dibidang hukum yaitu untuk menemukan masalahmasalah serta menyelesaikan masalah-masalah dengan logika. ,ogika dapat membantu berpikir agar dapat menghindari kesalahan atau kekeliruan. Berpikir logis sering menggunakan pola pikir Dedukti yaitu suatu penetapan kesimpulan dari yang bersiat umum ke khusus (Premis Cayor to Premis Cinor). $amun terkadang logika juga menggunakan pola pikir %ndukti (Premis Cinor to Premis Cayorhusus – *mum).