TUGAS SMF ANAK VITAL SIGN
Di susun Oleh : Elsya Natalia P,S.Ked Innagita ,S.Ked Tri Hidayati M, S.Ked
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA TAHUN AJARAN 2015 – 2016
Pemeriksaan Vital Sign PadaAnak Dan Bayi Tanda Vital merupakan parameter yang harus diukur pada setiap pasien. Parameter tersebut terdiri pengukuran nadi, tekanan darah respirasi dan suhu tubuh. Pengukuran Nadi Pemeriksaan nadi dilakukan dengan palpasi pada arteri – arteri yang dapat diraba secara superfisialis misalnya arteri radialis, arteri brakialis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri Carotis danar terimal leolus lateralis. Pemeriksaan nadi meliputi jumlah atau frekuensi nadi semenit, pengisian nadi, irama nadi,dan ekualitas nadi. Frekuensi Nadi Semenit Pemeriksaan harus dilakukan 1 menit penuh. Hal ini dikarenakan irama nadi dapat berubah – berubah dalam semenit pada penyakit atau kondisi tertenu. Pengukuran terbaik jika dalam kondisi anak dengan tenang, tetapi jika tidak memungkinkan maka dalam hasil pengukuran harus dicantumkan kondisi anak saat diperiksa apakah menangis,tidur atau memberontak. Frekuensi nadi juga tergantung pada usia anak, suhu tubuh, kelainan sistem saraf pusat,dan kelainan jantung TekananDarah Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan manset yang harus disesuaikan dengan panjang lengan atas pasien dengan pemasangan manset yang tidak boleh terlalu longgar atau terlalu ketat. Penggunaan manset yang lebih besar atau lebih kecil dari yang semestinya menyebabkan pengukuran tekanan darah tidak akurat. Manset ideal yang digunakan sepanjang 2/3 panjang lengan atas atau 3 cm diatas atau lipat lutut. Pemeriksaan tekanan darah yang ideal dilakukan di empat ektremitas tetapi jika ekualitas nadi di empat ekstremitas sama, pengukuran tekanan darah boleh dilakukan di satu ekstremitas saja yaitu dilengan kanan atas. Pemelihan lengan kanan atas untuk menghindari kesalahan pengukuran akibat koartasio aorta yang terletak sebelah proksimal arteri subklavia kiri yang menyebabkan tekanan dilengan kanan atas lebih tinggi dari tempat lain. Pada saat pengukuran penderita (duduk berbaring setengah duduk atau tidur telentang) dan keadaan penderita (menangis, memberontak, tenang) harus dicatat karena dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Setelah manset dipasang melingkar, diafragma stetoskop diletakkan diarea arteri brachialis atau arteri popliteal lalu manset dipompa kemudian pompa dilanjutkan hingga 20 sampai 30 lagi setelah itu pompa dibuka perlahan – lahan dengan kecepatan 2 sampai 3 mm/ detik sambil didengarkan bunyi nadi pertama (bunyi korotkof) distetoskop yang merupakan tekanan sistolik poma tetap dibuka perlahan – lahan dengan kecepatan yang sama sehingga suara nadi tersebut menghilang dan merupakan tekanan diastolic. Pernafasan Suatu siklus yang terdiri dari periode inspirasi dan ekspirasi. Parameter pernafasan yaitu, laju pernafasan semenit, irama atau keteraturan pernafasan, kedalaman nafas dan pola pernafasan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan inspeksi dengan pada baju terbuka. Cara ini tidak mudah untuk pemula karena harus mengamati dua hal sekaligus yakni dada penderita dan detik jarum jam cara lain adalah dengan meletakkan tangan di dada dan di hitung gerakan pernafasan selama semenit. Suhu Tubuh Suhu tubuh di ukur dengan menggunakan thermometer. Saat ini banyak ditemukan berbagai macam thermometer air raksa, digital, inframerah dan thermometer sekali pakai berupa pita masing – masing thermometer memiliki keunggulan dan kekurangan. Cara pengukuran sebaiknya disesuaikan dengan usia dan kondisi penderita. Pada bayi dibawah usia dua tahun sebaiknya ukur didubur, sedangkan untuk anak usia anak di atas 2 tahun pengukuran dilakukan di axial atau oral. Posisi pengukuran didubur adalah tidur miring dengan lutut di tekuk kearah dada dan thermometer
diselipkan di dubur sejajar dengan kolum
navertebralis sampai batas reserfoil air raksa. Posisi lain adalah tidur terlentenag dengan kaki diangkat saat thermometer diselipkan di dubur atau tidur telungkup. Cara pengukuran di dubur tidak boleh dilakukan jika terdapat proses radang di dubur dan sekitarnya. Suhu tubuh aksila normal berkisal 36oC – 37oC. Interpretasi pengukuran suhu adalah demam jika suhu >36 oC C, hipertermia >41 oC dan hipotermia jika suhu <35oC.
DAFTAR PUSTAKA Anthony CL.Arnon RG, Fitch CW. Pediatric Cardiology, Singapore Toppan Co,;1979 Sastroasmoro S, Dasar diagnosis dan tatalaksana penyakit jantung bawaaan. Jakarta: Bagian IKA FKUI;1999