PEMERIKSAAN ELEKTROLIT (Na, K, Cl) (EASYLITE PLUS)
Elektrolit Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk ion bebas (free ions). Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu kation dan anion. Jika elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka elektrolit tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika elektrolit tersebut mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut disebut sebagai anion. Contoh dari kation adalah natrium (Na ) dan nalium (K ) & contoh dari anion adalah klorida (Cl ). Elektrolit yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah natrium (Na ), kalium (K ).
Tujuan Untuk mendeteksi adanya gangguan keseimbangan cairan tubuh dapat dilakukan pemeriksaan elektrolit plasma yang meliputi pemeriksaan Na, K, CI.
Persiapan pasien
:-
Pengumpulan bahan pemeriksaan Bahan yang akan di periksa yaitu darah vena. Langkah – langkah pengumpulan bahan pemeriksaan yaitu : Siapkan alat yang akan di gunakan Cuci tangan dan gunakan APD Desinfeksi lokasi penusukan dengan cara berputar dari dalam keluar dengan alkohol 70% dan biarkan sampai kering. Lokasi penusukan harus bebas dari luka. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku. Pasang Torniquet pada lengan atas dan pasien diminta untuk mengepal dan Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya.
Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat dengan jarum menghadap keatas. Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar menghadap kebawah. Agar aliran bebas responden diminta untuk membuka kepalan tangannya, darah kemudian dihisap sebanyak 10 ml. Torniquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang penusukan dengan kapas alkohol (agar tidak sakit). Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar darah lagi. Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester.
Pengolahan bahan pemeriksaan
Darah yang beku di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
Pisahkan serum / plasma dari endapan.
Serum siap digunakan untuk pemeriksaan. Serum / plasma stabil selama 24 jam pada suhu 2-8˚C.
Metode ISE (Ion Selective Elektroda)
Prinsip Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat dari selang kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium.Elektrode Kalium terbuat dari selang plastik yang menggunakan valinomycine sebagai elemen selektif. Elektrode Chloride termasuk tabung plastik, khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion Chloride. Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase (tegangan) yang stabil dan tetap.
Indikasi klinik
Penurunan Natrium terdapat pada penderita muntah, diare, penghisapan lambung, cedera jaringan, diet rendah garam, luka bakar, gagal ginjal, penggunaan obat diuretic Furosemid, Thiazid dan Manitol.
Peningkatan Natrium terdapat pada penderita dehidrasi, gangguan jantung kronis, hiperfungsi adrenal, gagal hepatic, intake Na tinggi, dan penggunaan obat kortison, anti biotic, laksansia dan obat batuk.
Peningkatan kalium (hiperkalemia) dapat terjadi apabila ada gangguan
ginjal, oliguri, anuria,infuse KCL, oerlukaan, metabolic asidosis, dan penggunaan obat sefalosporin, heparin,epinefrin, histamine. Penurunan kalium (hipokalemia) dapat terjadi karena input kalium rendah dan eksresi lewat urin berlebihan, misalnya pada penyakit muntah, diare, dehidrasi, malnutrisi, diet ketat,trauma, luka pembedahan, penghisapan lambung, DM asidosis, banyak makan permen, luka bakar, hiperaldosteron, alkalosis metabolic dan penggunaan obat diuretic, cortisone, insulin dan aspirin.
Peningkatan klorida dapat terjadi pada penderita dehidrasi, hiperfungsi adrenal, peningkatan Na, cedera kepala, decompensasio cordis, infuse NaCl, asidosis metabolic, gangguan ginjal, dan dapat karena obat Amonium Chlorid (OBH), penggunaan kortison dan asetazolamid.
Penurunan Klorida dapat terjadi pada penderita muntah, penghisapan lambung, diare, diet rendah garam, Ge, colitis, insufisiensi adrenal, infeksi akut, luka bakar, alkalosis metabolic, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, asidosis respiratorik, penurunan kadar Kalium dan Natrium, dapat juga terjadi karena penggunaan obat Thiazid, diuretic loop dan bikarbonat.
Reagen Solution Pack Na/K/Cl
Standar ISE Solution Pack yang terdiri dari :
a. Standar A
: 350 mL
Mengandung : a) Natrium
150,0 mmol/L
b) Kalium
50
mmol/L
c) Klorida
115,1 mmol/L
b. Standar B
: 85 mL
Mengandung : a) Natrium
50,0 mmol/L
b) Kalium
1,8 mmol/L
c) Klorida
59,8 mmol/L
c. Larutan Referens Mengandung : kalium klorida 1,2 mmol/L
Control Kontrol Normal Kontrol Abnormal High
Alat
Easylite Mikropipet Cuvet Blue tip / Yellow tip
Bahan Utama : Serum Alternatif : Plasma lithium heparin
Prosedur Kerja A. Pengerjaan Kontrol
1. Kontrol terdiri dari Kontrol Normal dan Kontrol Abnormal High 2. Kontrol dilakukan setiap hari 3. Masukan kontrol ke dalam cup kecil 4. Pilih “Second Menu” 5. Dengan menekan tombol “No” cari menu “Qual Control” 6. Lakukan kontrol satu persatu, pilih menu “Normal Control” atau Abnormal (High) Control 7. Dokumenkan hasil kontrol tadi. 8. Bila hasil kontrol diterima maka pemeriksaan dapat dilakukan 9. Bila kontrol tidak diterima, cek reagen, bahan kontrol dan lain lain apakah ada yang tidak sesuai. 10. Bila sudah diperiksa / dicek, ulangi periksa bahan kontrol, jika masih diluar batas keberterimaan lakukan kalibrasi 11. Bila masih belum dapat diterima panggil teknisi
B. Pembacaan sample 1. Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL. 2. Dipilih analyze blood dan tekan yes, maka probe sampel akan turun. 3. Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum, kemudian tekan yes. 4. Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe tertarik naik dan alat melakukan analisa sampel. 5. Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display. 6. Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan.
Nilai Normal
Natrium
: 135 – 145 mEq/L
Kalium
: 3.5 – 5,2 mEq/L
Clorida
: 96 – 106 mEq/L
Nilai Kritis Natrium
: < 120 atau > 160 mEq/L
Kalium Dewasa
: < 2,5 atau > 6,5 mEq/L
Kalium Anak-anak
: < 2,5 atau > 8 mEq/L
Bila hasil masuk dalam nilai kritis segera lapor ke bagian keperawatan untuk kemudian di teruskan melapor kepada dokter yang merawat
Interference Sampel Hemolysis, lipemik
Pembahasan Bila hasil abnormal pemeriksaan diulang, bila perlu diambil hindari menggunakan sampel hemolisa
sampel baru dan