Pemeriksaan Fisik Abdomen dr. Mulyono Agung Prihatiyanto
ANATOMI Proc. Xypoideus m. Rectus abdominis
Costal margins Mid line/linea alba
Iliac crest
umbilikus Ligamentum inguinale
spleen stomach
liver Gall bladder
duodenum Ascending colon Iliac artery
pancreas Transverse colon Descendece colon Sigmoid colon bladder
INSPEKSI -Lihat kontour dari perut -Lihat apakah peristaltik bisa terlihat
-Jaringan parut/sikatrik ( bila ada deskripsikan ukuran, bentuk, dan lokasi) -Striae -Dilatasi vena -Kelainan primer kulit( makula,papula,vesikula, bulla dll) -Lihat umbilikus( kontour,lokasi,bulging)
-Bentuk dari perut ( datar,bulat, distended, scaphoid) -Adakah organomegali/ massa -Perut simetris/ tidak. -Pulsasi dinding perut
AUSKULTASI Bertujuan : 1.Mendengarkan motilitas usus , mencari beberapa suara usus 2.Mencari bruits, suara vaskuler. 3. Mencari suara-suara usus terhadap proses inflamasi ataupun obstruksi. 4. Suara usus normal frekuensi 5 – 34 kali/ menit 5. Pasien dengan tekanan darah tinggi dapat didengarkan bruits di epigastrium dan perut kuadran atas.
PERKUSI - Perkusi dapat membantu untuk mengasses adanya distibusi gas di abdoment dan untuk mengidentifikasi massa yang solid atau kistik. - Mengidentifikasi liver span dan area troube - Perkusi seluruh kuadran dari perut, deskripsikan dimana suara-suara timpani atau pekak. Timpani biasanya lebih dominan oleh karena adanya udara di sistem gastro intestinal.tetapi ada juga yang pekak dikarenakan adanya cairan atau feses. - Catat adanya area pekak yang mengindikasikan adanya massa atau pembesaran organ.
PALPASI
PALPASI RINGAN
-Rasakan ketegangan dinding perut, defans muskuler, dan beberapa organ atau massa yang dapat diraba -Buat posisi tangan horisontal pada posisi forearm dengan jari-jari berjajar bersama dengan arah mendatar pada permukaan perut, palpasilah dengan halus, perlahan lahan bergeser gantiarea. Ketika bergeser rasakan adanya kelainan atau tidak pada permukaan abdomen. Identifikasi beberapa organ atau massa di superfisial dinding abdomen dan beberapa area yang tegang. Jika pada tangan dirasa adanya hambatan/tegangan cobalah untuk merasakan spasme otot yang involuntair . Pasien diminta untuk relaksasi, rasakan relaksasi otot abdomen yang dalam keadaan normal terjadi pada fase inspiasi. Bisa juga pasien diminta bernafas dengan mulut dan rahang bawah terbuka.
Deep Palpasi/Palpasi dalam Bertujuan mencari adanya massa di abdomen, dengan menggunakan permukaan tangan dan jari-jari rasakan dari seluruh kuadran perut.. Identifikasi adanya massa kemudian catat terletak dimana, ukuran, konsistensi, permukaan, tekanan, pulsasi, dan ada/tidak pergeseran dengan adanya respirasi. Kemudian cocokkan penemuanpenemuan pada palpasi dengan pemeriksaan perkusi
ASSESMENT PERITONEAL INFLAMASI Nyeri perut dan ketegangan biasanya berhubungan dengan spasme dari otot-otot termasuk proses inflamasi dari peritoneum. Loalisasi dimana nyeri terjadi (sebelum melakukan papasi) Suruhlah pasien batuk dan identifikasi apakah dengan batuknya menimbulkan rasa nyeri. Kemudian palpasi perlahan-lahan untuk mengidentifikasi daerah yang menegang. Pemeriksaan Rebound Fenomena : - Tekan perlahan-lahan dan kemudian lepaskan dengan cepat. Lihat dan dengarkan adanya tanda dan keluhan nyeri dari pasien, Tanyakan pada pasien lebih nyeri pada saat ditekan atau dilepas, kemudian pastikan lokasi dari nyeri. Nyeri yang bertambah pada saat dilepas dengan cepat menunjukkan adanya inflamasi dari peritoneum.
PEMERIKSAAN LIVER PERKUSI Liver span diukur dengan perkusi di LMCD. Dimulai dari garis di bawah di daerah bawah dari umbilikus (perkusi Timpani) perkusi ke atas hingga bertemu suara redup, setelah yakin redup pertama tersebut merupakan batas bawah hepar. Untuk menentukan batas atas hepar pelan-pelan perkusi sepanjang LMCD dari atas ke bawah, sonor kemudian redup. Pada wanita untuk memastikan perkusi sonor singkirkan mamae pelanpelan.
Liver span diukur dari batas atas dan batas bawah daerah redup tadi (dalam centimeter) Liverspan normal biasanya lebih besar pria daripada wanita dan pada orang yang tinggi daripada pendek. Normal 6-12 cm di LMCD, dan 4-8 cm di linea mid sternal. Jika hepar kesan membesar tepi bawah hepar ditandai dan perkusi daerah lain atau sekitarnya.
Liver span
Liver span bertambah saat hepar membesar. Lier span berkurang saat hepar mengecil, atau saat udara bebas mengisi diatas diafragma yang disebabkan lubang karena perforasi. Pengamatan secara rasional berkurangnya liver span pada masa penyembuhan hepatitis fulminan. Daerah redup hepar dapat bergeser kebawah saat diafragma lebih rendah misal pada PPOK tetapi liver span tetap normal.
Redup pada efusi pleura kanan dan pada konsolidasi paru jika dekat dengan redup hepar maka dapat menyebabkan kesalahan dalam pengukuran liver span sehingga hepar seolah-olah membesar. Sedang udara kolon di kuadran kanan atas yang pada perkusi timpani dapat mengacaukan hasil sehingga hepar kesannya mengecil.
PALPASI
Letakkan tangan kiri di belakang pasien sejajar dan menyangga costa ke 11 dan 12 kanan dan jaringan lunak diatasnya. Ingatkan pasien agar tetap santai saat ada di tangan anda. Dengan menekan tangan kiri anda ke depan , hepar pasien akan lebih mudah dirasakan oleh tangan kanan anda. Letakkan tangan kanan anda di kanan atas abdomen pasien sebelah lateral muskulus rektus, dengan ujung jari anda dibawah garis batas redup hepar yang bawah. Beberapa pemeriksa suka menekankan jarinya ke atas searah kepala pasien. Ada juga yang lebih memilih posisi obligh.
Minta pasien untuk menarik napas dalam. Cobalah untuk merasakan tepi hepar saat menyentuh ujung jari anda. Jika anda merasakannya cobalah sedikit mengurangi tekanan palpasi anda, sehingga hepar dapat masuk dibawah telapak tangan anda dan anda dapat merasakan permukaannya. . Catat adanya nyeri tekan. Saat inspirasi hepar teraba kira-kira 3 cm di bawah arcus costa pada LMCD. Demikian juga lien dan ginjal lebih mudah dirasakan pada saat inspirasi. Gambarkan dan uraikan tepi hepar dan ukur jaraknya dari bawah arcus costa dekstra pada LMCD
Tehnik Hooking Mungkin bisa membantu terutama pada pasien obese. Berdirilah disebelah kanan dada pasien, letakkan kedua tangan berdampingan, disebelah kanan abdomen dibawah dari batas pekak hepar. Tekan kedalam dengan jari anda dan keatas arkus costae. Minta pasien tarik napas dalam, tepi hepar akan teraba oleh kedua jari tangan
LIEN
Lien yang membesar akan meluas ke anterior, bawah dan medial, sering kali menggantikan suara timpani dari gaster dan kolon menjadi redup (organ solid). Jika membesar akan teraba dibawah arkus costa. Perkusi tidak dapat mengkonfirmasi adanya pembesaran lien tapi dapat menguatkan dugaan pembesaran lien. Sedangkan palpasi dapat mengkonfirmasi adanya pembesaran lien , tetapi sering terlewat atau tidak terdeteksi jika lien yang membesar tidak sampai kebawah costae. PERKUSI Ada 2 teknik yang dapat membantu anda untuk mengetahui splenomegali : 1. Perkusi pada dinding dada anterior sebelah kiri bawah diantara suara sonor paru dan tepi costae, sebuah area yang disebut “ruang Troube” Saat perkusi sepanjang rute tersebut tandai perluasan ke lateral daerah timpani, hal tersebut bervariasi. Tetapi jika timpani menetap khususnya kelateral berarti tidak ada spenomegali.
2. Periksa tanda perkusi lien . Perkusi mulai dari SIC yang paling bawah, sepanjang linea axilaris anterior sinistra. Daerah ini biasanya timpani, kemudian minta pasien untuk menarik napas dalam dan perkusi lagi, saat ukuran lien normal perkusinya akan timpani lagi
PALPASI Dengan tangan kiri anda untuk menopang daerah costaekiri bawah dan jaringan lunak sekitarnya, kemudian tekan kedepan. Dengan tangan kanan anda dibawah arkus costae sinistra, tekan lien kedalam. Mulailah palpasi cukup rendah sehingga berada dibawah lien yang kemungkinan membesar.(jika tangan anda dekat dibawah arkus costa sinistra, tidak akan cukup leluasa untuk meraih dibawah dinding dada) Minta pasien tarik napas dalam, cobalah untuk merasakan tepi lien saat menyentuh ujung jari anda, catat adanya nyeri tekan. Ukur besar lien dalam shuffner. Area troube redup bisa disebabkan oleh cairan atau massa dalam gaster dan colon. Tanda perkusi lien (+) menandakan adanya pembesaran lien. Dapat diketahui dengan adanya perubahan pada perkusi dari timpani menjadi redup.
PALPASI LIEN
GINJAL
PALPASI -Ginjal kiri Pemeriksa berdiri disebelah kiri pasien. Letakkan tangan kanan dibawah dan sejajar dengan costa 12 dengan ujung jari menyentuh sudut costo vertebra. Angkat dan coba menggeser ginjal ke anterior, letakkan tangan kiri dengan lembut di kuadran kiri atas, lateral dan sejajar dengan m. Rektus. Minta pasien tarik napas dalam , saat puncak inspirasi tekan tangan kiri pelan dan dala, pada kuadran kiri atas tepat dibawah arkus costa sinistra dan coba menangkap ginjal diantara kedua tangan.
-Ginjal kanan Pemeriksa kembali kesebelah kanan pasien. Gunakan tangan kiri untuk mengangkat pinggang dan tangan kanan untuk menekan kuadran kanan atas. Lakukan hal seperti tadi. Ginjal kanan yang normal mungkin bisa teraba, terutama pada wanita yang kurus dan relaks, bisa tidak atau sedikit nyeri. Pada dasarnya lokasi ginjal kanan berada di lebih anterior daripada biasanyadan hal ini harus dibedakan dengan hepar. Tepi hepar umumnya lebih tajam dan meluas kemedial dan lateral, hepar tidak dapat ditangkap, ujung bawah ginjal oval.
ASCITES Test pekak sisi Perkusi dinding abdomen dari arah central ke beberapa arah seperti pada gambar. Tandai perubahan bunyi dari timpani ke pekak, dan buatlah gambar pemetaannya. Test Pekak alih Setelah membuat gambar pemetaan dari pekak sisi, suruh pasien berubah posisi miring ke samping, perkusi dan tandai lagi daerah dengan perubahan timpani ke pekak. Pada orang normal batasnya konstan. Pada ascites pekak berubah dan timpani cenderung berada diposisi atas karena cairan menempati posisi di bawah.
Test undulasi Suruhlah pasien atau asisten untuk meletakkan tangan di sepanjanggaris id line (seperti gambar). Kemudian ketok pada salah satu sisi dinding abdomen, getaran dari cairan akan dirasakan sebagai gelombang yang dirasakan pada tangan sisi yang lain.