BAB I PENDAHULUAN
Dahulu Dahulu penyakit penyakit kelami kelamin n dikena dikenall sebagai sebagai Venereal Diseases (V. (V.D) dan yang termasuk dalam venereal diseases ini, diseases ini, yaitu sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma lim fogranuloma venereum , dan granuloma inguinale.
Ternyata pada akhir-akhir ini ditemukan berbagai penyakit lain yang juga dapat timbu timbull akib akibat at hubu hubung ngan an seks seksua ual. l. Oleh Oleh kare karena na itu itu istil istilah ah V.D makin makin lama lama maki makin n diting ditinggal galkan kan dan diperk diperkena enalka lkan n istilah istilah Sexually Transmitted (S.T.D.) yang Transmitted Diseases (S.T.D.) berarti penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan kelamin . V.D tersebut ditamb ditambah ah berbag berbagai ai penya penyakit kit lain lain yang yang tidak tidak termasu termasuk k V.D. Istila Istilah h S.T S.T.D. ini telah telah diIndonesiakan menjadi .!.S. (enyakit !enular Seksual), ada pula yang menyebutnya .".S. (enyakit "ubungan Seksual). Sehubungan .!.S. ini sebagian besar disebabkan oleh oleh in#ek in#eksi, si, maka maka kemu kemudi dian an isti istila lah h S.T S.T.D. tela telah h diga digant ntii menj menjad adii S.T S.T.I. ( Sexually Transmitted Transmitted Infection). Infection). Salah satu gejala objekti# pada I!S adalah terdapatnya duh tubuh uretra. $entuk I!S dari dari kelain kelainan an tersebu tersebutt dapat dapat berupa berupa urethr urethriti itiss gonore gonore maupun maupun non-go non-gonor noree yang yang insidensinya di Indonesia masih %ukup tinggi. ada re#erat ini, akan dibahas mengenai penatalaksanaan duh tubuh urethra pada pria.
Penatalaksanaan Duh Tubuh Tubuh Uretra pada pada Pria
&
BAB II DUH TUBUH URETHRA PADA PRIA
2.1 Definisi
enyebab utama duh tubuh uretra adalah urethritis. 'retritis merupakan peradangan dari uretra yang ditandai oleh keluarnya duh tubuh uretra (urethral discharge), disuria, atau rasa gatal pada bagian ujung dari uretra. "al ini merupakan respon dari uretra terhadap peradangan oleh berbagai penyebab, berikut adalah beberapa penyebab uretritis dengan mani#estasi duh tubuh uretra. Se%ara garis besar, urethritis dapat dibedakan menjadi urethritis gonore dan urethritis non-gonore.
2.2 lasifikasi 2.2.1 Ure!"ri!is #onore E!iologi $an Pa!ofisiologi
'rethritis onore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. ada sediaan langsung dengan pearnaan gram bersi#at negati#-ram. Terlihat di luar dan di dalam leukosit !*, tidak tahan lama di udara bebas, %epat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu diatas +°, dan tidak tahan at disin#ektan. ada gonokokus tersebut juga ditemukan struktur seperti rambut pada permukaannya yang disebut pili. onokokus tipe & dan / mempunyai pili dan bersi#at 0irulen, sedangkan tipe + dan 1 tidak mempunyai pili dan bersi#at non 0irulen. ili akan melekat pada mukosa epitel dan menimbulkan reaksi radang. Teori baha pili tersebut
ber#ungsi sebagai #aktor 0irulensi bakteri masih belum dapat
dipastikan. ili tersebut dapat membantu perlekatan gonokokus ke permukaan mukosa atau meningkatkan resistensi bakteri terhadap mekanisme #agositosis.
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
/
!asa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara /-2 hari, kadang-kadang lebih lama. ada anita masa tunas sulit untuk ditentukan karena pada umumnya asimtomatik. ada anita, penyakit akut maupun kronik, gejala subjekti# jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapat kelainan objekti#. ada umumnya anita datang berobat kalau sudah ada komplikasi. Sebagian besar penderita ditemukan pada aktu pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan keluarga beren%ana. Tempat masuk kuman pada pria di uretra menimbulkan uretritis. 3ang paling sering adalah uretritis anterior akuta dan dapat menjalar ke proksimal, dan mengakibatkan komplikasi se%ara perkontinuitatum (lokal, asendens) serta hematogen (generalisata).
om%likasi
4omplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan #aal genitalia. 4omplikasi lokal pada pria bisa berupa tisonitis (radang kelenjar Tyson), parauretritis, littritis (radang kelnjar 5ittre), dan %operitis (radang kelenjar oper). *amun, penyulit yang paling sering adalah epididimoorkitis. Selain itu, in#eksi dapat pula menjalar ke atas (asendens), sehingga terjadi prostatitis, 0esikulitis, #unikulitis, epididimitis, yang dapat menimbulkan in#ertilitas. In#eksi dari uretra pars posterior, dapat mengenai trigonum kandung kemih menimbulkan trigonitis, yang memberi gejala poliuria, disuria terminal, dan hematuria. 4omplikasi diseminata pada pria dan anita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, dan dermatitis. 4elainan yang timbul akibat hubungan kelamin selain %ara genito-genital, pada pria dan anita dapat berupa in#eksi nongenital, yaitu oro#aringitis, proktitis, dan konjungti0itis.
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
+
&anifes!asi linis
ejala subjekti# 6 pasien mengeluh ujung tempat keluar air seni terasa gatal, panas kemudian disusul sakit saat ken%ing (disuria), (polakisuria), keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah, dapat pula disertai nyeri pada aktu ereksi. ejala objekti# 6 pada pemeriksaan #isik, ori#isium uretra eksternum tampak eritem, edema, dan ektropion. Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen. 4adangkadang dapat dijumpai dijumpai keadaan dimana proses peradangannya sangat minimal, sehingga sekret baru dapat terlihat setelah dilakukan 7milking 8 uretra. ada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral.
2.2.2 Ure!"ri!is Non #onore
'retriris non gonore ('*) ialah peradangan uretra yang bukan disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae. Organisme penyebabnya terutama adalah Chlamydia trachomatis (+9-29:). enyebab lainnya6 Ureplasma urelyticum (&9-19:), Trichomonas vaginalis, ;agi, irus herpes simplex, !denovirus, "aemophilus sp, #acteroides ureolyticus, $ycoplasma genitalium%
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
1
Chlamydia trachomatis
ada gambaran klinisnya penting untuk mengetahui adanya koitus suspektus, yang biasanya terjadi & sampai 2 minggu sebelum timbulnya gejala.
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
2
4eluhan lain yang jarang ialah adanya perasaan demam, pembesaran dan nyeri kelenjar getah bening inguinal. ada pemeriksaan klinis muara uretra tampak tanda peradangan berupa edema dan eritema, dapat ringan sampai berat. Sekret uretra bisa banyak atau sedikit sekali, atau kadang-kadang hanya terlihat pada %elana dalam penderita. Sekret umumnya serosa, seromukous, mukous dan kadang ber%ampur nanah. 4alu tidak ditemukan sekret, bisa dilakukan pengurutan saluran uretra yang dimulai dari daerah proksimal sampai distal sehingga nampak keluar sekret. 4elainan yang nampak pada '*S umumnya tidak sehebat pada uretritis gonore.
2.' Diagnosis $an Pena!alaksanaan
Diagnosis dalam penatalaksanaan kasus I!S, dalam hal ini urethritis, dilakukan dengan menggunakan bagan alur, jenis obat yang dianjurkan, dan untuk #asilitas kesehatan dengan laboratorium disediakan bagan alur tersendiri. Diagnosis ditegakkan dari hasil anamnesis dan pemeriksaan #isik serta hasil pemeriksaan laboratorium bila tersedia.
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
=
>. $erdasarkan endekatan S indrom ( tanpa pemeriksaan penunjang)
asien laki-laki yang datang dengan keluhan duh tubuh uretra atau nyeri pada saat ken%ing, dianamnesis lebih lanjut, terutama mengenai #aktor resiko I!S. emeriksaan #isik dilakukan di daerah genital dan sekitarnya, yang dilakukan di ruang periksa. Dalam pelaksanaan, sebaiknya pemeriksa didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lainnya. $eri penjelasan teknik pemeriksaan yang akan dilakukan beserta tujuannya •
asien pria dapat dipeiksa dalam posisi duduk atau berdiri
•
!inta pasien membuka pakaian dalamnya
•
emeriksa meakukan inspeksi dan palpasi pada daerah genital dan sekitarnya dengan mengunakan sarung tangan.
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
?
$ila dari anamnesis dan pemeriksaan #isik menunjang diagnosis urethritis, pengobatan harus dilakukan terhadap kedua jenis kuman penyebab utamanya, yaitu Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis.
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
@
$. $erdasarkan endekatan Sindrom dengan Aasilitas !ikroskop
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
. $erdasarkan
endekatan
Sindrom
dengan
emeriksaan
!ikroskop
dan
5a boratorium
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
&9
$ila pasien datang pada tempat pelayanan kesehatan yang memiliki #asilitas mikroskop dan atau laboratorium, pada saat pemeriksaan #isik sekaligus dilakukan pengambilan spesimen. $ila duh tubuh tidak ditemukan alaupun sudah dilakukan milking, pasien diminta untuk tidak ken%ing selama + jam sebelum pengambilan spesimen. engumpulan spesimen 6 !eatus dibersihkan dengan menggunakan kasa steril kering untuk menghilangkan kontaminasi sampel
sengkelit
(yang telah dibakar sampai membara lalu didinginkan)
dimasukkan ke dalam ori#i%ium urtethra eksternum sedalam &-/ %m lalu dikeluarkan
emeriksaan Spesimen 6 Sediaan "apus 6 •
Siapkan ka%a objek
•
"apuskan duh tubuh urethra ke atas ka%a objek
•
Aiksasi di atas api spiritus
•
enge%atan ram
Tuangkan ungu kristal karbol selama2 menit
Tuangkan lugol selama 12-=9 detik
elup ke dalam alkohol =:
u%i
u%i
dengan air
dengan air
goyangkan
+9 detik sampai tidak ada
arna ungu lagi u%i dengan air
Tuangkan Au%hsin selama &-/ menit
4eringkan
u%i
dengan air
•
$a%a di baah mikroskop dengan pembesaran &999B
•
5ihat adanya diplokokus gram negati# intraselCekstrasel, !*
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
&&
Diplokokus ram (-)
Sediaan $iakan 6 •
siapkan media Thayer !arthin !edia ini mengandung 0ankomisin (menekan pertumbuhan kuman gram ()), kolistin (menekan pertumbuhan bakteri gram (-)), nistatin (menekan pertumbuhan jamur) dan trimetoprim menekan pertumbuhan roteus spp.)
•
kultur dan tes sensiti0itas bakteri terhadap antibiotik
Sediaan untuk Chlamidia trachomatis 6 •
E5IS>
•
;
•
ene-robe
Pengo(a!an
a. 'mum •
5a%ak mitra seksual obati
•
Edukasi
•
4onseling
b. 4husus
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
&/
emilihan obat-obatan untuk I!S harus memenuhi kriteria sebagai berikut 6 •
>ngka
kesembuhanC
kemanjuran
tinggi
(sekurang-kurangnya
9-2:
diilayahnya. •
"arga murah
•
Toksisitas dan toleransi yang masih dapat diterima
•
Diberikan dalam dosis tunggal
•
ara pemberian peroral
•
Tidak merupakan kontraindikasi pada ibu hamil atau ibu menyusui (+,1) Obat-obatan yang digunakan sebaiknya termasuk dalam Da#tar Obat Esensial
*asional (DOE*), dan dalam memilih obat-obatan tersebut harus dipertimbangkan tingkat kemampuan dan pengalaman dari tenaga kesehatan yang ada. 4eberhasilan penatalaksanaan I!S memerlukan sikap petugas yang menghormati dan tidak menghakimi pasien. emeriksaan agar dilakukan dalam suasana yang bersahabat dengan menjaga perasaan pribadi maupun kerahasiaan pasien. Sebagian besar gonokokus yang berhasil diisolasi pada saat ini telah resisten terhadap penisilin, tetrasiklin, dan antimikroba terdahulu lainnya, sehingga obat-obat ini tidak bisa digunakan lagi untuk pengobatan gonore. Di Indonesia, kanamisin dan tiam#enikol telah menunjukkan keampuhannya kembali setelah lama ditinggalkan. Se%ara umum dianjurkan pada semua pasien gonore juga diberikan pengobatan bersamaan dengan obat anti klamidiosis, oleh karena in#eksi %ampuran antara klamidiosis dan gonore sering dijumpai. ara pengobatan demikian tidak dilakukan terhadap pasien klamidiosis yang telah didiagnosis berdasarkan pemeriksaan khusus dengan tes laboratorium. engobatan yang dianjurkan adalah sebagai berikut 6 Pengo(a!an ure!ri!is gonore
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
Pengo(a!an ure!ri!is non)gonore
&+
ilihlah salah satu dari beberapa %ara Tiam#enikolF +,2 mg per oral, dosis tunggal atau O#loksasinF
199mg per oral, dosis tunggal, atau
4anamisin
/ g i.m. dosis tunggal, atau
pengobatan yang dianjurkan dibaah ini DoksisiklinFF &99mg peroral,/B& selama ?hari, atau >itromisin & g per oral, dosis tunggal
Spektinomisin / g i.m. dosis tunggal ilihan pengobatan Sipro#loksasin 299mg per oral, dosis tunggal, atau
TetrasiklinFF299mg peroral, 1B& selama ?hari, atau
Se#triakson
/29mg i.m. , dosis tunggal, atau
Eritromisin 299mg peroral, 1B& selama ?hari,
Se#iksim
199mg per oral, dosis tunggal
5ain
(bila ada kontraindikasi tetrasiklin)
F Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak dibaah &/ tahun dan remaja. FF Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak dibaah &/ tahun
G"O merekomendasikan agar menggunakan dosis tunggal untuk gonore, dan dosis ganda untuk klamidiosis.
Duh Tubuh 'retra ersistenC ;ekuren ejala uretritis yang persisten (setelah pengobatan satu kur selesai)) atau rekuren (setelah dinyatakan sembuh, mun%ul lagi dalam aktu & minggu tanpa hubungan seksual) mungkin disebabkan oleh resistensi obat, atau sebagai akibat kekurang-patuhan meminum obat atau rein#eksi. *amun pada beberapa kasus hal ini mungkin akibat in#eksi oleh Trichomonas vaginalis (T0). Sebagai protooa diperkirakan baha T0 memakan kuman gonokokus tersebut (#agositosis), sehingga kuman gonokokus tersebut terhindar dari pengaruh pengobatan, setelah T0-nya mati maka kuman gonokokus tersebut kembali bisa melepaskan diri dan berkembang biak. >da temuan baru yang menunjukan baha disuatu daerah tertentu bisa di jumpai pre0alens T0 yang tinggi pada laki-laki dengan keluhan duh tubuh uretra. $ilamana gejala duh tubuh tetap ada atau timbul gejala kambuhan setelah pemberian pengobatan se%ara benar terhadap gonore maupun klamidiosis pada kasus indeks dan mitra seksualnya, maka pasien tersebut harus diobati untuk in#eksi T0. "al ini hanya dilakukan bila ditunjang data
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
&1
epidemiologis setempat. $ilamana simptom tersebut masih ada sesudah pengobatan T0, maka pasien tersebut harus dirujuk. Sampai saat ini data epidemiologi trikomoniasis pada pria di Indonesia sangat sedikit, oleh karena itu, bila gejala duh tubuh uretra masih ada setelah pemberian terapi aal sebaiknya penderita dirujuk pada tempat dengan #asilitas laboratorium yang lengkap.
engobatan Trichomonas
aginalis
engobatan yang dianjurkan !etronidaol / g per oral, dosis tunggal
!etronidaol 199 atau 299 mg per oral, /B sehari,
ilihan pengobatan lain
atau
selama ? hari, atau Tinidaol299 mg per oral, /B sehari, selama 2 hari
Tinidaol / g per oral, dosis tunggal F Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak dibaah &/ tahun dan remaja. FF Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak dibaah &/ tahun
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
&2
BAB III PENUTUP
In#eksi !enular Seksual (I!S), termasuk urethritis gonore maupun non-gonore merupakan salah satu masalah kesehatan yang harus diperhatikan oleh masyarakat maupun tenaga kesehatan. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan pen%egahan dan penanggulangan I!S, dengan komponen utama 6 •
!emberikan penyuluhan terhadap setiap orang yang berperilaku resiko tinggi terhadap penularan penyakit untuk mengurangi resiko penularan,
•
!endeteksi in#eksi baik yang asimtomatik maupun yang simtomatik yang tidak mau memeriksakan dirinya untuk mendapatkan pengobatan yang tepat,
•
enatalaksanaan yang e#ekti# untuk mereka yang terin#eksi,
•
emberian pengobatan dan penyuluhan terhadap mitraseksual dari mereka yang terin#eksi 'ntuk dapat melakukan hal tersebut, dibutuhkan #asilitas pelayanan kesehatan
yang terjangkau dan terutama kesadaran dari setiap indi0idu untuk menghindari setiap perilaku yang dapat memperluas penularan I!S.
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
&=
DA*TAR PU+TAA •
edoman
enatalaksanaan
In#eksi
!enular
Seksual.
Departemen
4esehatan ;I Direktorat
Standar elayanan !edik Ilmu 4esehatan 4ulit dan kelamin. $agian Ilmu 4esehatan 4ulit dan 4elamin A4 '*>DC;S.dr."asan sadikin $andung. /992
•
enyakit !enular Seksual. Aakltas 4edokteran 'ni0ersitas Indonesia. /99+
$>$ III
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
&?
enutup
Penatalaksanaan Duh Tubuh Uretra pada Pria
&@