Praktikum Kimia Organik II
Pembuatan Sabun Transparan Muhammad Yudi Saputra*, Archie Pradipta, Ardian Hanizar, Nurfah, Rianne Nabilah, Maulini Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat
[email protected] ABSTRAK Telah dilakukan percobaan pembuatan sabun transparan yang dilakukan dengan metode saponifikasi antara campuran minyak VCO (Virgin Coconut Oil) dengan larutan basa (NaOH). Sabun ini merupakan komiditi hasil olahan minyak VCO yang berfungsi sebagai zat yang mampu membersihkan dan mengangkat minyak dan kotoran yang menempel pada tubuh . Tujuan percobaan ini adalah mempelajari reaksi saponfikasi terhadap minyak kelapa sawit (VCO) dan mempelajari pengaruh variasi komposisi etanol, minyak kelapa, NaOH, gliserin, sukrosa, pewangi dan pewarna pada pembuatan sabun transparan. Berdasarkan hasil uji mutu sabun transparan, sabun yang dihasilkan memiliki transparansi berwarna kuning muda dikarenakan zat pewarna yang dipakai berwarna kuning dan sifat sabun padat dengan pH 10. Kata kunci : sabun, sabun transparan, saponivikasi, VCO (Virgin Coconut Oil).
I.
PENDAHULUAN Latar belakang
Sabun mandi padat sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar masyarakat menggunakan sabun mandi padat untuk membersihkan badan. Hal ini karena sabun mandi padat harganya relatif lebih murah. Sabun mandi padat memiliki kelemahan dari sisi keamanan jika dipakai bersama dan sulit untuk dibawa kemana-mana. Untuk pemakaian pribadi di rumah, sabun mandi padat sangat tepat untuk digunakan.(Usmania, 2012)
Muhammad Yudi Saputra (D1121151026)
Syarat mutu sabun mandi yang ditetapkan Standard Nasional Indonesia (SNI) untuk sabun yang beredar di pasaran hanya mencakup sifat kimiawi dari sabun mandi, yaitu jumlah asam lemak minimum 71%, asam lemak bebas maksimum 2,5%, alkali bebas dihitung sebagai NaOH maksimum 0,1%, bagian zat yang tak terlarut dalam alkohol maksimum 2,5%, kadar air maksimum 15%, dan minyak mineral (negatif). Sementara sifat fisik sabun seperti daya membersihkan, kestabilan busa, kekerasan, dan warna belum memiliki standard.(Usmania, 2012)
Pembuatan Sabun Transparan
Praktikum Kimia Organik II
Dalam bahan baku pembuatan sabun terdapat dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna. (Fessenden, R. J dan Fessenden) Reaksi saponifikasi dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin yang dilakukan pada suhu 60-70 °C. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut : C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR Pada umumnya sabun dibedakan atas dua wujud yaitu sabun padat dan cair. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak
Muhammad Yudi Saputra (D1121151026)
kacang, dan minyak katun.(Kusuma, 1983)
biji
Minyak kelapa (VCO/Virgin Coconut Oil) merupakan salah satu bahan baku yang sangat potensial dalam pembuatan sabun. Hal ini dikarenakan adanya kandungan asam laurat dan vitamin E yang tinggi dalam minyak kelapa tersebut. Sabun transparan memiliki tampilan yang transparan dan lebih berkilau dibanding jenis sabun lain serta mampu menghasilkan busa yang lebih lembut dikulit. Tampilan dari sabun transparan yang menarik, berkelas dan mewah membuat sabun transparan dijual dengan harga yang relatif lebih mahal. Selain itu sabun transparan juga bisa dijadikan cindera mata, souvenir, sehingga memberikan kesan unik dan tampilan ekslusif. Sabun transparan merupakan sabun batangan (opaque) yang memiliki struktur bening, sabun ini memiliki tingkat transparansi tinggi sehingga memancarkan cahaya yang menyebar dalam partikel-partikel kecil. Struktur transparan pada sabun didapat karena penambahan bahan-bahan seperti etanol, gliserin, dan larutan gula. Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras (hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH disebut sabun lunak (soft soap). Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak.(Anonim, 2015)
Pembuatan Sabun Transparan
Praktikum Kimia Organik II
TUJUAN Tujuan percobaan ini adalah mempelajari reaksi saponfikasi terhadap minyak dan mempelajari pengaruh variasi komposisi etanol, minyak kelapa, NaOH, gliserin, sukrosa, pewangi dan pewarna pada pembuatan sabun transparan. II.
METODOLOGI Alat dan bahan Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah batang pengaduk, beaker glass, botol akuades, cetakan sabun, gelas arloji, labu ukur, magnetic stirrer, pipet tetes, pipet volume, thermometer, timbangan, wather bath, dan hotplate. Dan bahan-bahan yang digunakan meliputi akuades, asam stearate, etanol, gliserin, minyak kelapa, natrium hidroksida, pewangi, pewarna, sukrosa
putaran sedang terlebih dahulu) dan masukkan minyak kedalam lelehan asam stearate. Kemudian masukkan larutan NaOH sedikit demi sedikit (wadah dijaga, jika campuran meluap, keluarkan wadah dari hotplate), masukkan larutan gliserin, dan larutan sukrosa sambal terus diaduk sampai campuran menjadi homogeny. Kemudian matikan pengontrol suhu lalu tambahkan pewarna dan pewangi dilakukan pada suhu 40°C. tuangkan campuran ke dalam cetakan (ambil bagian yan transparan saja) dan diamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras, keluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan,dan ukur pH nya. Rangkaian alat
Prosedur kerja 1.
Preparasi bahan Mula-mula ditimbang 17,5 g asam stearat, 8 g NaOH yang dilarutkan dengan akuades 25 ml, lalu siapkan 50 ml minyak kelapa (VCO), 30 ml etanol 96%, 6 ml gliserin, kemudian timbang sukrosa dan larutkan dengan 25 ml akuades di atas penangan air. 2. Pembuatan sabun transparan Mula-mula lelehkan asam stearate pada suhu 60 ° c didalam beaker glass 400 ml di atas hotplate (suhu dijaga constant), kemudian masukkan magnetic stirrer (dengan
Muhammad Yudi Saputra (D1121151026)
Pembuatan Sabun Transparan
Praktikum Kimia Organik II
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Pengamatan 1. Preparasi bahan No Perlakuan Pengamat an 1 Timbang 17,5 g Asam stearat 2 Timbang 8g NaOH yang dilarutkan dengan akuades 3 Timbang 50 ml, 30 Minyak ml, 6 ml kelapa, etanol 96%, gliserin 4 Timbang 25 g sukrosa larutkan dengan akuades 2. Proses pembuatan sabun transparan No Perlaku pengamat an an 1 Dilelehk 60° C an asam stearate didalam beaker glass 400 ml di tas hotplate
Muhammad Yudi Saputra (D1121151026)
2
Masukk an magneti c stirrer
3
Masukk an NaOH,g iserin, sukrosa
4
Matikan pengont rol + pewarn a dan pewang i Tuang 24 jam dalam cetakan dan diamka n Ukur pH Ph= 10
5
6
Dengan putaran sedang terlebih dahulu Wadah dijaga jangan sampai meluap,du aduk sampai homogen 40° C
Pembahasan Sabun didefinisikan sebagai garam dari logam alkali, biasanya Natrium dan Kalium, dari asam lemak rantai panjang. Ketika asam lemak disaponifikasi oleh logam Natrium maupun Kalium maka akan berbentuk garam yang disebut sabun dengan gliserol sebagai produk sampingan.(Elizabeth, 2010)
Pembuatan Sabun Transparan
Praktikum Kimia Organik II
Sabun transparan dikategorikan sebagai sabun transparan apabila memungkinkan seseorang untuk membaca tulisan dengan font tipe 14 melalui sabun dengan ketebalan ¼ Ichi. Sabun transparan dibuat dengan menggunakan alkohol dan juga ditambah dengan gliserin (5 - 25 %) serta sukrosa (10 – 25%). Sukrosa yang digunakan merupakan bahan yang bertanggung jawab terhadap warna transparan yang terbentuk.(Susi, 2012)
NaOH, sifat NaOH yang eksoterm menyebabkan panas berlebih sehingga suhu larutan akan bertambah tinggi, dimana fungsi penambahan NaOH adalah menetralisir asam dan membantu proses pembentukan sabun. Reaksi saponifikasi yang terjadi adalah :
Saponifikasi melibatkan hidrolisis ikatan ester gliserida yang menghasilkan pembebesan asam lemak dalam bentuk garam dan gliserol.(Fessenden, 1982)
Kemudian dimaksukkan magnetic stirrer sebagai pengaduk sakla sedang agar sabun tetap dalam keadaan cair (tidak menggumpal), lalu dimaksukkan larutan NaOH sedikit demi sedikit. Hal ini bertujuan agar pada saat larutan NaOH dimasukkan tidak terjadi penggumpalan (pembekuan) secara tiba-tiba. Gliserin juga diperlakukan dengan hal yang sama yang berfungsi sebagai penghasil asam lemak. Gliserin sendiri merupakan humektan (senyawa penyerap kelembapan, guna memelihara kandungan air dalam bahan), sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit. Kemudian ditambahkan sukrosa sedikit demi sedikit sambil terus diaduk aduk, sukrosa sendiri berfungsi untuk membantu terbentuknya transparansi pada sabun.
Reaksi kimia pada proses saponifikasi adalah sebagai berikut:
Sabun diperoleh dengan cara mereaksikan lelehan asam stearate dengan minyak kelapa dengan suhu berkisar antara 60 - 65°C. Asam stearate dipakai untuk membuat sabun natural (optinal). Untuk menghasilkan sabun yang baik, suhu larutan pada proses pembuatan sabun harus berkisar antara 60 - 65° C, jika dibawah 60 sabun yang dihasilkan akan menggumpal yang disebabkan oleh
Muhammad Yudi Saputra (D1121151026)
𝐶3 𝐻5 (𝐶𝑂𝑂𝑅)3 + 3𝑁𝑎𝑂𝐻 3 𝑅𝐶𝑂𝑂𝑁𝑎 + 𝐶3 𝐻5 (𝑂𝐻)3
→
(minyak/ VCO) (soda kaostik) (sabun) (gliserol)
Kemudian setelah semua larutan tercampur, campuran sabun diturunkan suhunya hingga 40°C. Lalu bahan bahan pendukung seperti
Pembuatan Sabun Transparan
Praktikum Kimia Organik II
pewangi dan pewarna dimasukkan dengan tujuan memberi kesan menarik dan harum pada sabun. Langkah terakhir ialah menyiapkan cetakan untuk sabun, dan sabun dibiarkan mengeras pada suhu normal (25°C). Sebelum sabun siap digunakan, pH sabun harus diukur terlebih dahulu. Dilakukan dengan cara mencampurkan aquades pada sisa sabun, kemudian kertas lakmus dicelupkan pada campuran air sabun tadi. Dan ukur pH yang ada pada tabel pH kertas lakmus. KESIMPULAN Reaksi saponifikasi merupakan reaksi antara minyak dengan senyawa alkali, dimana sabun merupakan hasil utama yang diperoleh, sedangkan gliserol merupakan hasil sampingan dari reaksi penyabunan tersebut. Penambahan sukrosa pada percobaan ini bertujuan untuk memberikan transparansi pada sabun. Didapatkan pH sabun pada percobaan ini yaitu 10. Berarti sabun dapat digunakan karena berada pada rentang pH yang di standarisasi yaitu berkisar antara 8 – 10. IV. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2015.http//di.wikipedia.org/ wiki/pewangi/.di akses pada 10 juni 2016
Coconut Oil dan Surfaktan Cocoamidopropyl Betaine : Aplikasi desain faktorial. Jurnal Farmasi. Hambali E.,2005.Membuat Sabun Transparan.cimanggis.penebar plus 4. Fessenden, R. J dan Fessenden, J.1982.“Kimia Organik”. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta Hidayat T.,2011.Panduan lengkap menguasai kimia. Jakarta : Media kita Kusuma, 1983. Pengetahuan Bahan Bahan. Jakarta : Erlangga Mulyono, 2006. Kamus Kimia. Jakarta : Bumi Aksara Sri M, 2003. Metode Analisis Kimia. Jakarta Erlangga Suminar, 2003. Kimia Organik. Edisi Kesebelasan. Jakarta : Erlangga Susi E, 2012. Minyak Jelantah Sebagai Bahan Dasar Sabun. Jurnal Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka Usmania I.D.A, dan Pertiwi W.R, 2012. Pembuatan Sabun Transparan dari Minyak Kelapa Murni. Jurnal Teknik Kimia. Universitas Sumatera Utara
Elizabeth N.M.S, 2010. Optimasi Formula Sabun Transparan Dengan Fase Minyak Virgin
Muhammad Yudi Saputra (D1121151026)
Pembuatan Sabun Transparan
Praktikum Kimia Organik II
LAMPIRAN Soal pretest 1.
Apa itu reaksi saponifikasi dan sabun transparan
Jawab : Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut : C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
reaksi saponifikasi yang terjadi akibat pemcampuran minyak VCO dengan larutan basa. Sabun disini merupakan komidi hasil olahan minyak VCO yang popular yang berfungsi sebagai zat yang mampu membersihkan dan mengangkat benda asing. Reaksi yang terjadi pada saat pembuatan sabun dari minyak VCO disebut saponifikasi. Saponifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak VCO dengan alkali (biasanya menggunakan NaOH atau KOH) sehingga menghasilkan gliserol dan garam alkali IVA ( sabun ) denga alkali sehingga menghasilkan sabun dan air ( wijana, 2009) 2.
Gambarkan saonifikasi Jawab :
mekanisme
reaksi
Sedangkan s a b u n t r a n s p a r a n yang merupakan hasil dari
Muhammad Yudi Saputra (D1121151026)
Pembuatan Sabun Transparan