BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak
atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala
bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat
inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan atau
pakaian. Sabun adalah benda wajib yang kita pakai setiap hari. Tanpa
sabun, mandi terasa tidak bersih karena sabun berfungsi untuk mengangkat
kotoran yang menempel di tubuh kita.
Prosedur dari pembuatan sabun ini adalah ambil 50 ml minyak kelapa
dan masukkan kedalam cawan penguapan. Tambahkan 50ml etanol kedalam
cawan yang telah berisi minyak kalapa. Tambahkan 30ml larutan NaOH 10M,
sambil diaduk. Tutup cairan penguapan dengan kaca arloji. Panaskan
campuran dalam cawan penguapan. Teruskan penguapan sampai tidak berbau
alcohol. Dinginkan dan amati apa yang terjadi. Kemudian tambahkan 200ml
larutan NaCl pekat kedalam cawan porselen, amati apa yang terjadi. Aduk
campuran dengan baik, kemudian saring zat padat yang dihasilkan.
Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui
reaksi dari suatu penyabunan pada proses pembuatan sabun di
laboratorium, dan mengetahui bahan-bahan apa saja yang akan digunakan
dalam pembuatan sabun tersebut, serta mengetahui sifat-sifat dari bahan
yang digunakan dalam pembuatan sabun. Dengan mengetahui sifat-sifat yang
di gunakan tersebut kita sebagai praktikan akan lebih berhati-hati saat
melakukan praktikum tersebut.
I.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk menunjukkan reaksi
penyabunan pada proses
pembuatan sabun di
laboratorium
2. Untuk menunjukkan beberapa
sifat sabun berdasarkan
percobaan yang dilakukan
3. Untuk mengetahui bahan-bahan
apa saja yang digunakan pada
proses pembuatan sabun di
laboratorium
I.3 Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat mengetahui
reaksi penyabunan pada proses
pembuatan sabun di
laboratorium
2. Praktikan dapat mengetahui
bahan-bahan apa saja yang
digunakan dalam pembuatan
sabun
3. Praktikan dapat mengetahui
sifat-sifat bahan yang
digunakan dalam pembuatan
sabun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
Sabun merupakan suatu kebutuhan pokok manusia yang selalu digunakan
sehari-hari. Fungsi utama dari sabun adalah membersihkan. Dilingkungan
sekitar, banyak macam wujud sabun yang dapat ditemui, baik yang dalam
bentuk cair, lunak, krim, maupun yang padat. Kegunaannya pun beragam, ada
yang sebagai sabun mandi, sabun cuci sabun tangan, sabun cuci peralatan
rumah tangga dan lain sebagainya.
Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari
minyak. Gugus induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai
hidrokarbon panjang (C12 sampai C18) yang berikatan membentuk gugus
karboksil. Asam lemak rantai pendek jarang digunakan karena menghasilkan
sedikit busa. Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis basa suatu
ester dengan alkali (NaOH/KOH). Range atom C diatas mempengaruhi sifat-
sifat sabun seperti kelarutan, proses emulsi dan pembasahan. Sabun murni
terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, gliserin, garam dan
kemurnian lainnya. Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan
untuk membuat sabun. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari
alkohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam
palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat,
sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam
oleat.
(Lukman , 2012)
II.1.1 Sabun
Merupakan garam Na dari asam lemak. Pembuatannya dari penyabunan lemak
dengan NaOH, yang dipanaskan dengan uap air. Lapisan atas mengandung
gliserin yang dapat diambil dan dimurnikan. Pada cara yang lain lemak
dihidrolisa lebih dahulu sehingga pecah menjadi gliserin dan asam lemak,
kemudian asam lemak direaksikan dengan Na2CO3 (lebih murni dari pada NaOH).
Asam lemak yang biasa dipakai: asam stearat dan palmitat. Sabun ini
ditambah zat-zat lain untuk keperluan yang khusus: sabun cuci ditambah : Na
meta silikat, tetra Na piro fosfat. Sabun mandi ditambah : zat warna,
parfum. Medicated soap (bersifat anti septis) ditambah kresol.
(Respati,2000)
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-
asam lemak. Sabun mengandung terutma garam C16 dan C18, namun dapat juga
mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Kemungkinan
sabun ditemukan oleh orang mesir kuno beberapa ribu tahun yang lalu.
Pembuatan sabun oleh suku bangsa suku bangsa jerman dilaporkan oleh Julius
Caesar. Teknik pembuatan sabun dilupakan orang dalam Zaman Kegelapan (dark
ages), namun ditemukan kembali selama Renaissance. Penggunaan sabun mulai
meluas pada abad -18.
Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada
zaman yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan
lindi (natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan
garam natrium dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu ( yang mengandung
basa seperti kalium karbonat) sebagai ganti lindi
Penyabunan :
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
CHO2C(CH2)16CH3 + 3NaOH kalor CHOH+3CH3(CH2)16CO2-Na+
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
Sekali penyabunan itu telaah lengkap, lapisan air yang mengandung
gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol
digunakan sebagai pelembab dalan tembakau, industry farmasi dan kosmetik.
(sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan
hydrogen dengan air dan mencegah penguapan air itu). Sabunnya dimurnikan
dengan mendidihkanya dalam air bersih untuk membuang lindi yang berlebih,
NaCl dan gliserol. Zat tambahan (additive) seperti batu apung, zat warna
dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun padat itu lalu dilelehkan dan
dituang ke dalam suatu cakatan.
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus
ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan
larut dalam zat-zat non polar,sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan
larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun
secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah
tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni segerombol
(50-150) molekul sabun yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-
ujung ionnya menghadap ke air.
Kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak
sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua
sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun, yang
tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang
menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes-tetes
sabun minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tetap
tersuspensi.
(Fessenden,1997)
II.1.2 Pembuatan Sabun
Sabun merupakan hasil produk dari trigliserida dan NaOH yang mempunyai
produk samping berupa gliserol. trigliserida merupakan ester dari gliserol
dan tiga asam lemak. Cara mendapatkan trigliserida adalah minyak dari
tumbuhan atau hewan yang merupakan penyusun utamanya.cara pembuatan sabun
adalah mencampurkan trigliserida dengan NaOH.reaksinya dinamakan reaksi
penyabunan (saponifikasi)
Beberapa cara pembuatan sabun:
1. Proses dingin
Pembuatan sabun dilakukan pada suhu biasa.pada proses ini reaksi penyabunan
berjalan lambat.dan gliserol tidak dapat dipisahkan
2. Proses panas
minyak terlebih dahulu dipanaskan hingga suhu 90 derajat celsius baru
ditambahkan NaOH.pada proses ini reaksi berjalan cepat.tetapi pada
proses ini gliserol tidak dapat dipisahkan
3. Proses pendidihan
pada proses ini NaOH dan minyak dipanaskan bersama-sama. kemudian
ditambahkan larutan garam misal NaCI untuk memisahkan gliserol
Bahan-bahan lain yang digunakan dalam pembuatan sabun:
1. Parfum
2. Zat pewarna
3. Zat aktif misal gel lidah buaya
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal.
Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari
pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak. Bahan
pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan
pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan
senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan
untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya
tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di
antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan
pewarna.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah
reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun
dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk
samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari
asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah
larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki
kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel
yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun
padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang
digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium
hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium
hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan
juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan
menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang,
dan minyak biji katun.
(Livenia, 2013)
I.1.3 Bahan Baku
Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa
ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak
yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara
minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan
berwujud cair pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud
padat.
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida.
Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun
memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam
lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi
pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun
menjadi keras dan sulit terlarut dalam air.
Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat
yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan
atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki
ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak
jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga
akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.
(Livenia, 2013)
II.1.4 Jenis – Jenis Minyak dan Lemak
Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun
harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi,
spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah
larut), dan lain-lain. Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai
dalam proses pembuatan sabun di antaranya:
1. Palm Oil (minyak kelapa
sawit). Umumnya digunakan
sebagai pengganti tallow.
Minyak kelapa sawit dapat
diperoleh dari pemasakan buah
kelapa sawit. Minyak kelapa
sawit berwarna jingga
kemerahan karena adanya
kandungan zat warna karotenoid
sehingga jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan
sabun harus dipucatkan
terlebih dahulu. Sabun yang
terbuat dari 100% minyak
kelapa sawit akan bersifat
keras dan sulit berbusa. Maka
dari itu, jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan
sabun, minyak kelapa sawit
harus dicampur dengan bahan
lainnya.
2. Coconut Oil (minyak kelapa).
Merupakan minyak nabati yang
sering digunakan dalam
industri pembuatan sabun.
Minyak kelapa berwarna kuning
pucat dan diperoleh melalui
ekstraksi daging buah yang
dikeringkan (kopra). Minyak
kelapa memiliki kandungan asam
lemak jenuh yang tinggi,
terutama asam laurat, sehingga
minyak kelapa tahan terhadap
oksidasi yang menimbulkan bau
tengik. Minyak kelapa juga
memiliki kandungan asam lemak
kaproat, kaprilat, dan kaprat.
(Livenia, 2013)
II.2 Sifat dan Fungsi Bahan
a. Minyak kelapa
1. Nama lain : Coconut Oil
2. Rumus molekul : Campuran
dari Trigliserida
3. Kelarutan : tidak larut
dalam air
4. Bahaya : Tidak
memberikan bahaya pada
pengontakan secara
lansung
5. Penanganan : Bilas dengan Air
6. Fungsi : Bahan baku
(Anonim, 2015)
b. Fenolftalin
1. Rumus Molekul : C20H14O4
2. Berat Molekul : 318,32 g/mol
3. Densitas : 1,299 g/cm³
4. Bahaya : Mengiritasi
kulit. Penyerapan kulit dapat
menyebabkan efek toksik
5. Penanganan : Hapus
untukdengan segar. Mendapatkan
perhatian
medis untuk setiap kesulitan
bernapas.
6. Fungsi : indicator reaksi
(Anonim, 2007)
c. Natrium Hidroksida
1. Rumus Molekul : NaOH
2. Berat Molekul : 40,05 g/mol
3. Densitas : 1,142 g/cm³
4. Bahaya : Mengiritasi kulit. Dan terasa sangat panas dikulit
5. Penanganan :Segera cuci dengan air yang mengalir selama 15 menit
6. Fungsi : Bahan membuat sabun
(Anonim, 2002)
d. Ethanol
1. Rumus Molekul : C2H6O
2. Berat Molekul : 46,06844 g/mol
3. Densitas : 789 kg/m³
4. Bahaya : Menyebabkan gangguan mata berat. Dapat menyebabkan
sensitisasi menyakitkan untuk cahaya. Dapat menyebabkan
konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea
5. Penanganan : Segera siram mata dengan banyak air selama
minimal 15 menit, sesekali mengangkat kelopak
mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Lembut mengangkat kelopak mata dan menyiram
dengan air terus menerus
6. Fungsi : sebagai pelarut Kristal
(Anonim, 2001)
e. Natrium Klorida
1. Rumus Molekul : NaCl
2. Berat Molekul : 58.443 g/mol
3. Densitas : 2.17 g/cm³
4. Bahaya : sangat irritant terhadap logam, dapat
menyebabkan permasalahan pernapasan
serius jika terhirup banyak
5. Penanganan :Segera cuci dengan air yang mengalir
6. Fungsi : Bahan membuat sabun
(Anonim, 2004)
f. Kerosin
1. Rumus Molekul :
Mengandung C9-C14
2. Nama lain : Minyak Tanah
3. Densitas : 0,825 g/cm³
4. Bahaya : Tidak memberikan bahaya pada pengontakan
secara lansung
5. Penanganan :Segera cuci dengan air yang mengalir
6. Fungsi : Bahan membuat sabun
(Anonim, 2015)
g. Kalsium sulfat
1. Rumus Molekul :
CaSO4
2. Berat Molekul :
172.17 g/mol
3. Densitas : 2.32 g/cm3
4. Bahaya : penghirupan yang berlebihan dapan merusak
paru paru
5. Penanganan : pada kasus kontak dengan mata segera cuci
mata dengan air yang mengalir
6. Fungsi : Bahan membuat sabun
(Anonim, 2004)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang Digunakan
1. Minyak kelapa
2. Etanol
3. NaOH 10M
4. NaCl jenuh
5. Kerosin
6. CaSO4
7. Fenolftalin
III.2 Alat yang Digunakan
1. Cawan penguapan
2. Gelas ukur 10ml
3. Gelas ukur 50ml
4. Pengaduk (spatula)
5. Penangas
6. Tabung reaksi 3buah
7. Penjepit
8. Kertas saring
9. Corong
10. Neraca analitik
11. Pipet tetes
12. Oven
13. Gelas arloji
III.3 Gambar alat
Cawan Penguapan Gelas Ukur 10ml Spatula
Water Bath Tabung Reaksi Penjepit Corong
Neraca Analitik Pipet Tetes Oven Gelas Arloji
III.4 Prosedur percobaan
1. Ambil 50ml minyak kelapa dan
masukkan kedalam cawan
penguapan.
2. Tambahkan 50ml etanol kedalam
cawan yang telah berisi minyak
kalapa.
3. Tambahkan 30ml larutan NaOH
10M, sambil diaduk.
4. Tutup cairan penguapan dengan
kaca arloji.
5. Panaskan campuran dalam cawan
penguapan.
6. Teruskan penguapan sampai
tidak berbau alcohol.
7. dinginkan dan amati apa yang
terjadi.
8. Kemudian tambahkan 200ml
larutan NaCl pekat kedalam
cawan porselen, amati apa yang
terjadi.
9. Aduk campuran dengan baik,
kemudian saring zat padat yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden.1997."KIMIA ORGANIK EDISI KETIGA".Jakarta:Erlangga
Livenia.2013. "Pembuatan sabun".(http://mychemicaldream .blogspot.co.id/
2013/06/pembuatan-sabun.html). Dikutip pada 2 Desember pukul 22.40 WIB
Lukman.2012. "Safonikfikasi".(http://lukmanarifin.blogspot.com/2012/02/
Safonifikasi.html ) Dikutip pada 2 Desember pukul 22.40 WIB
Respati.2000."PENGANTAR KIMIA ORGANIK".Jakarta:Erlangga
-----------------------
DRAFT
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN "VETERAN" JAWA TIMUR
Praktikum : KIMIA ORGANIK
Percobaan : PEMBUATAN SABUN
Tanggal : 8 DESEMBER 2015
Pembimbing : Ir. LUCKY INDRATI UTAMI,MT
Nama : HASAN DJADID ASSEGAF
NPM/Semester : 1431010056/III
Romb./Grup : I / D
NPM/Teman Praktek : 1431010067
AISYAH SEPTIANA P