25 April 2014 PEMBUATAN LARUTAN ZnSO4 DARI LARUTAN CuSO4 DAN SENG BATERAI Siti Masitoh 1112016200006
M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
Zink adalah logam yang putih-kebiruan; logam ini cukup mudah ditempa dan dilihat pada o
o
o
110-150 C. Zink melebur pada 410 C dan mendidih pada 960 C. Istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses di mana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses di mana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudain penangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan oksigen harus disebut oksidasi.
JURNAL KIMIA ANORGANIK II
Page 1
25 April 2014 Ada dua jenis reduksi senyawa logam, yaitu reduksi kimia dan reduksi elektrolitik. Kita ketahui bahwa kereaktifan logam menentukan sekali di dalam memilih metode yang akan digunakan. Senyawa-senyawa dari logam dengan kereaktifan rendah kebanyakan mudah direduksi. Sebaliknya senyawa-senyawa dari logam sangat reaktif sukar direduksi.
PENDAHULUAN
Zink adalah logam yang putih-kebiruan; logam ini cukup mudah ditempa dan dilihat pada o
o
o
110-150 C. Zink melebur pada 410 C dan mendidih pada 960 C (Vogel, 289: 1990). Logamnya yang murni, melarut lambat sekali dalam asam dan alkali; adanya zat pencemar atau kontak dengan platinium atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial (Vogel, 289: 1990). Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses di mana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses di mana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudain penangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan oksigen harus disebut oksidasi (Vogel, 107: 1979). Oksidasi adalah proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum, karena itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas (Vogel, 108: 1979). Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif. Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas (Vogel, 108: 1979).
JURNAL KIMIA ANORGANIK II
Page 2
25 April 2014 Anggaplah kita mempertemukan sebuah lempengan metal misalnya seng, dengan suatu ion-ion timah. Secara umum, aktivitas ion seng dalam fasa metal dan fasa larutan akan berbeda, 2+
menyediakan tenaga yang mempercepat penghilngan atau perolehan Zn melalui lempengan metal. Anggaplah atom-atom dari seng memasuki larutan. Elektron-elektron tertinggal pada permukaan metal, dan larutan mendapatkan sebuah muatan positif. Ion-ion seng juga cenderng meninggalkan larutan, tersimpan sebagai atom-atom pada lempengan metal, dan pada akhirnya kesetimbangan pun terjadilah. Pada titik ini terjadi pemisahan muatan, dan sebuah gaya elektrostatis atau selisih potensial telah terbentuk pada pertemuan dari fasa padat dan fasa cair (Underwood, 250: 2009). Ada dua jenis reduksi senyawa logam, yaitu reduksi kimia dan reduksi elektrolitik. Kita ketahui bahwa kereaktifan logam menentukan sekali di dalam memilih metode yang akan digunakan. Senyawa-senyawa dari logam dengan kereaktifan rendah kebanyakan mudah direduksi. Sebaliknya senyawa-senyawa dari logam sangat reaktif sukar direduksi. (Siti Fatimah, 15). Oksidasi merupakan suatu proses di mana bilangan oksidasi unsur bertambah dan di mana electron terlihat di sisi kanan dari setengah-persamaan oksidasi. Reduksi merupakan sutu proses di mana bilangan oksidasi unsur menurun dan di mana elektron terlihat di sisi kiri dari setengah-persamaan reduksi. Baik setengah-reaksi oksidasi maupun reduksi harus ada bersamasama. Selanjutnya, jumlah keseluruhan elektron yang menyangkut rekasi oksidasi harus sama dengan jumlah keseluruhan elekton yang menyangkut proses reduksi (Petrucci, 2:1987).
BAHAN DAN METODE
a. Alat dan bahan 1. Gelas kimia 2. Ampelas 3. Seng 4. Larutan CuSO4 5. Corong JURNAL KIMIA ANORGANIK II
Page 3
25 April 2014 6. Statif + klem 7. Kertas saring
b. Metode 1. Isi buret gelas kimia dengan CuSO4 sebanyak 40 ml. 2. Bersihkan lempeng Zn menggunakan ampelas lalu timbang 3. Masukkan lempeng Zn ke dalam gelas kimia yang telah diisi dengan larutan CuSO4 4. Amati reaksi yang terjadi, setelah larutan menjadi warna putih, lalu saring larutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Persamaan Reaksi 2+
2+
Zn (s) + Cu (aq) → Zn (aq) + Cu(s) 2+
-
-
→ Cu(s)
Zn (s) → Zn (aq) + 2e 2+
Cu (aq) + 2e
CuSO4(aq) + Zn(s) → ZnSO4(aq) + Cu(s)
Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai pembuatan larutan ZnSO4 dari lempeng seng yang berasal dari batu baterai yang dimasukkan ke dalam larutan CuSO4 yang telah dibuat dalam praktikum sebelumnya. Dalam praktikum ini, lempeng Zn hanya dimasukkan ke dalam larutan CuSO4 lalu terjadi reaksi antara empeng Zn dengan larutan CuSO4 yang berupa reaksi reduksi oksidasi. Rekasi ini terlihat seperti lempeng Zn mengeluarkan gas yang ditandai dengan adanya gelembung gas dalam larutan, lalu lama kelamaan larutan yang semula berwarna biru berubah menjadi tak berwarna (bening). Dari semua contoh yang dikutip nampak bahwa selalu oksidasi dan reduksi selalu berlangsung dengan serempak. Ini sangat jelas, karena elektron-elektron yang dilepaskan oleh JURNAL KIMIA ANORGANIK II
Page 4
25 April 2014 sebuah zat harus diambil oleh zat yang lain. Jika orang membicarakan oksidasi satu zat, ia harus ingat bahwa pada saat yang sama reduksi dari sesuatu zat yang lain juga berlangsung. Oleh karena itu logis untuk berbicara mengenai reaksi redoks bila merujuk ke proses-proses yang melibatkan serah terima muatan (Vogel, 1979, hal 108). Berdasarkan teori di atas, dalam praktikum juga reaksi oksidasi reduksi berlangsung 2+
secara serempak, di mana lempeng Zn mengalami oksidasi dan ion Cu mengalami reduksi. Hal 2+
ini terlihat karena lempeng Zn lama kelamaan akan terkikis atau mengecil, sedangkan ion Cu
lama kelamaan akan mengendap di atas lempeng Zn atau mengendap dalam larutan yang berupa endapan kuning. Secara umum, aktivitas ion seng dalam fasa metal dan fasa larutan akan berbeda, 2+
menyediakan tenaga yang mempercepat penghilngan atau perolehan Zn melalui lempengan metal. Anggaplah atom-atom dari seng memasuki larutan. Elektron-elektron tertinggal pada permukaan metal, dan larutan mendapatkan sebuah muatan positif. Ion-ion seng juga cenderng meninggalkan larutan, tersimpan sebagai atom-atom pada lempengan metal, dan pada akhirnya kesetimbangan pun terjadilah. Pada titik ini terjadi pemisahan muatan, dan sebuah gaya elektrostatis atau selisih potensial telah terbentuk pada pertemuan dari fasa padat dan fasa cair (Underwood, 250: 2009). Sesuai dengan teori di atas, dalam praktikum, lempengan Zn mengalami proses reduksi, 2+
-
2+
di mana lempeng Zn akan terurai menjadi ion Zn dan 2e . Lalu ion Zn akan tertinggal dalam 2+
larutan sedangkan ion Cu mengalai rekasi yang sebaliknya. Setelah larutan benar-benar putih, maka hal ini menandakan bahwa larutan ini merupakan larutan ZnSO4, maka ketika larutan ZnSO4 sudah terbentuk harus segera dipisahkan dari endapan Cu, karena dikhawatirkan akan berekasi kembali dengan lempeng Cu yang dapat mengakibatkan rekasi oksidasi dan reduksi terjadi lagi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum mengenai pembuatan larutan ZnSO4 yang telah dilakukan, maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: JURNAL KIMIA ANORGANIK II
Page 5
25 April 2014 1.
Oksidasi adalah proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum, karena itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas.
2.
Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif. Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas.
3.
oksidasi dan reduksi selalu berlangsung dengan serempak. Karena elektron-elektron yang dilepaskan oleh sebuah zat harus diambil oleh zat yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimi Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat-Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Underwood A.L dan JR. R.A. Day. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Vogel. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi ke lima Bagian 1. 1. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka. Fatimah, Siti. Sebaran dan Ekstraksi Unsur-unsur Logam. http://file.upi.edu http://file.upi.edu.. Dikases pada 1 Mei 2014. Pukul 13.31 WIB.
JURNAL KIMIA ANORGANIK II
Page 6