PEMBUATAN LARUTAN PENCUCI
Kegiatan Belajar 5 a. Tujuan kegiatan pembelajaran 5
1. Peserta didik dapat mengenal dan membedakan bahan-bahan pencuci peralatan gelas dilaboratorium. 2. Peserta didik dapat membersihkan peralatan gelas menggunakan cairan pembersih yang sesuai
b. Uraian Materi 5
Kebersihan laboratorium adalah faktor utama ( secara tidak langsung ) untuk perawatan laboratorium . Udara laboratorium harus dijaga agar bebas debu dan kelembaban . Ruangan yang kotor terutama oleh sisa-sisa makanan menjadi faktor penunjang kehidupan binatang-binatang ( serangga ) kecil. Kebers ihan peralatan ( luar – dalam ) juga harus terjaga, agar jamur tidak tumbuh dan korosi tidak terjadi. Aturlah dengan baik tata ruang dan tata letak alat/ bahan yang ada serta tempatkan alat dan bahan pada tempat yang sebenarnya. Bila tempat kerja senantiasa beres dan teratur, kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan karena botol pereaksi atau labu terbalik akan lebih kecil dibandingkan bila tempat kerja dipenuhi oleh botol-botol atau peralatan yang belum dikembalikan pada tempatnya. Serta buanglah sampah ( kertas, gelas atau hasil reaksi ) pada tempatnya dan taatilah cara pembuangan bahan kimia yang berbahaya. Hal umum yang harus diperhatikan pula ialah penggunaan alat pelindung, misalnya: 1. Menggunakan jas praktikum atau jas laboratorium 2. Menggunakan kaca mata pelindung atau goggles 3. Dalam hal tertentu ketika bekerja dengan menggunakan asam atau basa pekat atau melakukan percobaan yang mudah meledak (eksplosif) perlu menggunakan pelindung mata ( face shield ). Sifat zat atau noda yang menempel akan menentukan jenis atau sifat larutan/bahan pencuci pencuci atau bahan bahan penetral yang yang dipilih. Setiap larutan pencuci
atau
penetral hanya efektif untuk membersihkan , melarutkan atau melepasan zat atau noda tertentu. Peralatan dan bahan pencuci yang yang diperlukan ditentukan berdasarkan sifat zat pengotor yg menempel pada peralatan yang akan dicuci tersebut.
Jenis pengotor pada peralatan gelas serta penyebab dari timbulnya kotoran dan bahan pembersih/ larutan pencuci yang sesuai dapat dilihat pada tabel berikut: Jenis Bahan pengotor dan Jenis Larutan Pencuci yang Diperlukan Jenis Bahan
Penyebab
Larutan Pencuci
Pengotor
Noda
Deposit
larutan
Mengandung larutan natrium nitrit.
berwarna
KMnO4
(Lapisan
Mengandung larutan FeSO4 encer.
kuning/
Mn-oksida)
coklat
Deposit senyawaan
Mengandung larutan asam sulfat atau
besi Kerak putih
Deposit karbonat
asam nitrat. Mengandung larutan natrium hidroksida atau kalium hidroksida 10 – 15 %.
Noda Lemak
Deposit vaselin
Mengandung natrium hidroksida dalam
Deposit lemak
alkohol atau kalium hidroksida dalam alkohol.
Larutan pencuci peralatan gelas yang umum digunakan di laboratorium pada tahap awal adalah larutan detergen encer, untuk memberikan daya pembersih yang lebih baik dapat ditambahkan sedikit asam nitrat pekat kedalam larutan air dan detergen tersebut. Jika dengan larutan detergen kotoran
belum hilang atau masih ada kotoran yang
menempel pada dinding atau bagian dasar dari peralatan gelas maka harus digunakan larutan pencuci yang lain yang sesuai dengan jenis pengotornya. Larutan pencuci yang biasa digunakan di laboratorium adalah larutan pencuci yang mengandung asam pekat, NaOH/KOH dalam alkohol, larutan natrium dikromat dalam asam sulfat dan lain-lain. Alat bantu proses pencucian dan alat pelindung diri yang diperlukan diidentifikasi sesuai jenis kotoran dan fungsi alat yang akan dibersihkan atau dicuci. Larutan kalium atau natrium dikromat dalam suasana asam/asam Sulfat dapat digunakan untuk membersihkan peralatan gelas karena sifatnya sebagai pengoksidasi tetapi karena bahan ini bersifat racun kuat maka dalam penggunaannya perlu berhati-hati. Sebaiknya saat bekerja menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan/gloves. Semua peralatan gelas yg sudah dicuci dengan larutan pencuci harus dicuci kembali dengan air kran yang cukup banyak hingga tidak ada larutan pencuci yang tersisa dalam
alat yang akan dicuci/bersihkan. Larutan pencuci yang sudah digunakan jangan langsung dibuang karena dapat digunakan beberapa kali untuk beberapa jenis alat gelas. Jika tidak dipakai lagi, larutan pencuci tersebut harus diencerkan terlebih dahulu baru dibuang ke bak pencuci dengan air keran yang dibiarkan mengalir beberapa saat. Untuk mengetahui bahan pengotor pada peralatan gelas perlu dilakukan uji kebersihan. Cara pengujian kebersihan peralatan gelas adalah dengan sebagai berikut : 1. Isi peralatan gelas dengan air suling sampai penuh, kemudian air tersebut dikeluarkan kembali dari dalam alat. Jika yang tertinggal hanya lapisan tipis air yang tak terputus maka peralatan tersebut sudah bersih sehingga bisa langsung digunakan. 2. Jika terdapat butiran-butiran air yang menempel pada dinding bagian dalam peralatan gelas , maka hal tersebut menandakan bahwa alat tersebut kotor dan perlu dinetralkan atau dibersihkan dengan bahan pencuci khusus Bila zat-zat tertumpah , bersihkan segera. Penanganan tumpahan bahan kimia apabila terdapat : 1. Asam pada pakaian, bilas dengan air yang banyak , kemudian netralkan dengan larutan natrium bikarbonat. 2. Basa pada pakaian , bilas dengan air yang banyak , kemudian netralkan dengan larutan asam asetat encer. 3. Pada meja atau lantai dapat ditangani dengan cara : a. Penanganan bahan tumpahan asam anorganik ( asam klorida, asam flourida,
asam nitrat, asam fosfat dan asam sulfat ). Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan NaHCO 3 atau campuran NaOH dan Ca(OH)2 ( 1 : 1 ) campur dan bila perlu tambahkan air agar membentuk slurry. Buang slurry tersebut ke dalam bak pembuangan air. Pembuangan / Pemusnahan bahan asam anorganik
Tambahkan pada asam sejumlah besar campuran NaOH dan Ca(OH) 2 agar netral. Buang campuran tersebut ke dalam air yang mengalir. b. Penanganan bahan tumpahan alkali dan amonia ( amonium anhidrat, kalsium
hidroksida, dan natrium hidroksida ). Encerkan dengan air dan netralkan dengan HCl 6 M, serap dengan kain atau pindahkan pada suatu wadah untuk dibuang. Pembuangan / Pemusnahan alkali dan amonia
Tuangkan dalam bak dan encerkan dengan air serta netralkan. Buang dalam pembuangan air biasa.
c.
Penanganan bahan tumpahan bahan kimia oksidator ( amonium dikromat,
amonium perklorat dan asam perklorat ) Tumpahan zat padat atau cairan ditutup atau dicampur dengan reduktor seperti garam hipo, bisulfit dan ferosulfat yang ditambah sedikit asam sulfat 3 M . Pindahkan dalam suatu wadah dan netralkan sebelum dibuang lewat bak air.
Pembuangan / Pemusnahan bahan kimia oksidator.
Tambah sejumlah larutan
pereaksi ( hipo, bisulfit, atau ferosulfat yang
ditambah asam sulfat ). Biarkan reaksi selesai dan netralkan dengan NaOH atau HCl . Buang dengan banyak air.
d. Penanganan bahan tumpahan bahan kimia reduktor ( natrium bisulfat,
natrium nitrit, natrium sulfit dan belerang oksida ). Tutup atau campur dengan NaHCO 3 . Biarkan reaksi selesai dan pindahkan ke dalam suatu wadah. Tambahkan kalsium hipoklorit, Ca(OCl) 2 perlahan – lahan. Tambah air dan biarkan reaksi selesai. Encerkan dan netralkan sebelum dibuang ke dalam air.
Pembuangan / Pemusnahan bahan kimia reduktor .
Gas ( seperti SO2 )
:
alirkan ke dalam larutan NaOH atau larutan kalsium
hipoklorit. Padat
: campur dengan NaOH ( 1 : 1 ) , tambah air sampai membentuk slurry. Tambahkan kalsium hipoklorit dan air serta biarkan selama 2 jam. Netralkan sebelum di buang ke dalam pembuangan air. Bekerja di laboratorium tidak lepas dari kemungkinan bahaya dari
eksperimen kimia dan dari berbagai jenis bahan kimia. Dengan memahami berbagai aspek bahaya, menguasai berbagai teknik – teknik bekerja di laboratorium, mempersiapkan eksperimen dengan baik, menjaga kerapihan dan kebersihan dan memperhatikan tata tertib laboratorium , serta menggunakan alat pelindung dapat menciptakan keselamatan kerja. Membersihkan Peralatan Laboratorium
Pembersihan dan pencucian alat harus menjadi pekerjaan rutin dan harus dilakukan sebelum dan setelah alat digunakan. Alat- alat yang kurang bersih akan
mempengaruhi hasil kita dalam praktikum . Untuk menghindari hal ini, maka alatalat perlu dicuci terlebih dahulu dengan air kran dingin guna menghilangkan debu dan pengotor lainnya. Kita tidak boleh mencuci alat dengan air panas, sebab air panas akan mengembangkan alatnya sehingga volumenya berubah . Demikian pula alat-alat volumetric jangan sekali-kali dikeringkan dalam tanur / pengering yang panas. Disamping alat-alat yang digunakan harus bebas dari kotoran (misalnya debu), alat tersebut juga harus bebas dari lemak. Tetesan – tetesan air yang menempel pada dinding alat menunjukkan alat tersebut berlemak. Hal ini akan menimbulkan kesalahan pada pengukuran volume larutan . Alat pengukur volume yang bebas dari lemak, dindingnya dilapisi dengan cairan yang tebalnya merata. Adanya lapisan ini telah diperhitungkan pada pembuatan alatnya. Cara membersihkan alat agar bebas lemak yaitu : 1. Alat dicuci baik dengan menggunakan detergen 2. Hilangkan deterjen dengan air kran 3. Bilaslah dengan air suling. Janganlah meniup alat volumetric , sebab akan mengotori alat dengan lemak. Bila alat merupakan labu ukur / takar, maka alat tersebut siap untuk digunakan . Tapi tidak demikian halnya dengan pipet dan buret. Sebuah pipet berukuran 25 ml yang telah dicuci bersih belum dapat digunakan, misalnya untuk memindahkanm larutan 0,125 N. Larutan yang telah disedot, ke dalam pipet sampai volumenya 25ml, konsentrasinya kurang dari 0,125 N sebab telah diencerkan dengan air suling yang ada pada pipet . Bukankah Pipet yang dicuci ini masih basah?
Instruksi Kerja Lengkap Pencucian Alat dengan Larutan Pembersihnya
Banyak jenis larutan pembersih yang harus dibuat sesuai dengan jenis pengotor yang ditimbulkan pada alat-alat laboratorium , berikut prosedur pembuatan larutan pembersih : 1. Larutan Detergen (CP-1)
Serbuk detergen / rinso
15 g
Air
500 mL
HNO3 p.a
4 mL
a. Masukkan serbuk detergen / rinso (jangan sabun colek) ke dalam botol yang berisi 500 mL air
b. Tambahkan 4 ml HNO 3 p.a, tutup dan kocok campuran ini sampai rinso bercampur merata. c. Beri label dan simpan untuk persediaan. d. Encerkan 20 ml larutan deterjen induk ini dengan 500 ml air.
2. Asam Pekat (CP-2)
H2SO4 (teknis) HCl (teknis) HNO3 (teknis) 3. Larutan NaOH 10-15 % (CP-3)
NaOH teknis
10-15 g
Air
100 ml
a. Masukkan NaOH teknis ke dalam botol plastik yang berisi 100 ml air, tutup b. Kocok campuran ini sampai NaOH larut c. Beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-3 4. Larutan NaOH – beralkohol (CP-4)
A. NaOH teknis Air
30 g 30 ml
Larutkan NaOH pada air di dalam botol plastik bertutup B. Etanol 96 %
250 ml
a. Encerkan larutan A dengan B sampai mencapai volume 250 ml, tutup b. Kocok campuran ini agar homogen c. Beri label dan simpan untuk persediaan sebagai CP-4 5. Larutan Na-dikromat asam (CP-5)
A. Na2Cr 2O7.2H2O teknis
30 g
Air
15 ml
Larutkan Na-dikromat ke dalam gelas kimia pyrex 500 ml yang berisi 15 ml air sampai diperoleh larutan jenuhnya. B. H2SO4 pekat, teknis
500 ml
a. Alirkan asam pekat ini (secara hati-hati dan perlahan lewat batang pengaduk) kedalam larutan jenuh A b. Sambil sesekali diaduk perlahan, demikian sampai seluruh asam pekat ini terpindahkan c. Setelah larutan dingin, pindahkan ke dalam botol reagen bertutup gelas.
d. Beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-5 6.
Aqua-regia (CP-6)
HNO3 pekat, teknis
50 ml
HCl pekat, teknis
150 ml
a. Perbandingan volum ini dapat digandakan sesuai dengan kebutuhan b. Agar tahan lama, tuangkan 1 bagian campuran ini ke dalam 1 bagian air c. Tempatkan ke dalam botol reagen, beri label dan disimpan sebagai persediaan sebagai CP-6 7.
Larutan FeSO4 encer (CP-7)
FeSO4 7 H2O teknis
50 g
H2SO4 pekat, teknis
5 ml
Air
500 ml
a. Tuangkan secara perlahan H2SO4 pekat kedalam botol plastik yang berisi 50 ml air, dan goyang perlahan botolnya agar bercampur secara homogen b. Masukkan garamnya, tutup rapat, kocok hingga garam melarut c. Selanjutnya tambahkan sisa air (450 ml), tutu rapat d. Beri label pada botolnya dan disimpan sebagai persediaan sebagai CP-7 8. Larutan Hipo (CP-8)
Na2S2O3.5 H2O teknis
5g
Air
100 ml
a. Masukkan garam ke dalam botol plastik yang berisi air, tutup rapat b. Kocok hingga garam melarut c. Beri label pada botol ini dan simpan sebagai persediaan CP-8 9. Larutan Amonium Sulfida (CP-9)
(NH4)2S teknis
10 g
Air
100 ml
a. Masukkan ammonium sulfida ke dalam botol reagen yang berisi 100 ml air, tutup b. Kocok hingga garam melarut c. Beri label dan disimpan sebagai persediaan CP-9 10. Larutan Na-fosfat-oleat (CP-10)
Natrium fosfat Na3PO4.12 H2O
15 g
Natrium Oleat (NaC18H33O2)
5g
Air Lunak*
250 ml
a. Masukkan kedua garam ke dalam botol plastik yang berisi 250 ml air lunak ( *air yang tidak mengandung sadah), tutup rapat b. Kocok hingga garam melarut c. Beri label dan disimpan sebagai persediaan CP-10
Berikut diberikan cara membersihkan berbagai alat laboratorium dengan jenis pengotornya : 1. Alat Gelas pada umumnya (CP-1)
a.
Siapkan peralatan gelas yang akan dibersihkan
b.
Buat larutan deterjen-air (jangan menggunakan sabun colek) dan sedikit ditambahkan asam nitrat p.a atau menggunakan teepol sesuai dengan prosedur operasi standar.
c.
Tuangkan secukupnya CP-1 kedalam alat gelas, gosoklah seluruh dinding gelas (dengan sikat yang sesuai) secara merata
d.
Pindahkan cairan bekas ini pada gelas berikutnya yang akan dicuci, dan lakukan tindakan serupa
e.
Alirkan air kran pada seluruh dinding gelas yang telah disikat tersebut sampai bersih
f.
Bilasi bagian dalamnya dengan sedikit aquadest
g.
Keringkan alat gelas didalam oven (yang tidak termasuk alat ukur, maks 60 oC) sedangkan yang termasuk alat ukur dibiarkan mengering sendiri.
h.
Simpan peralatan gelas pada tempatnya, hindarkan dari kontaminasi debu dan lainnya.
2. Membersihkan Noda Membandel (CP-2)
a.
Pastikan peralatan dengan noda membandel dipisahkan dengan peralatan gelas lainnya.
b.
Basahi noda pada peralatan gelas dengan beberapa tetes asam klorida p.a (gunakan pipet tetes kering), dan dilakukan di lemari asam.
c.
Tunggu hingga noda nya lepas dari peralatan gelas tersebut.
d.
Jika noda tersebut belum lepas/hilang, maka panaskan bagian badan gelas yang terbasahi oleh asam tadi dengan cara mencelupkannya ke dalam air panas.
e.
Jika noda atau kotoran masih belum hilang juga maka dapat dicoba dengan asam pekat lainnya (misalnya asam sulfat, asam nitrat atau
aquaregia). 3. Membersihkan kerak putih yang disebabkan oleh deposit karbonat tipis yang melekat pada dinding /dasar gelas / botol reagen (CP-3).
a.
Pisahkan peralatan gelas yang memiliki kerak putih dari peralatan gelas lainnya.
b.
Buat larutan natrium hidroksida 10-15% (CP-3) sesuai dengan prosedur operasi standar
c.
Basahi kerak pada peralatan gelas tersebut dengan larutan (CP-3) sampai kerak tersebut lepas atau melarut.
d.
Kemudian bilasi gelas dengan sedikit asam klorida 1 M
e.
Bilas seluruh permukaan gelas dengan air kran
f.
Kemudian bilas dengan aquadest
g.
Keringkan peralatan gelasnya sesuai dengan prosedur operasi standar.
4. Membersihkan Buret yang berlemak/bervaselin (CP-4)
a.
Siapkan buret yang berlemak / bervaselin
b.
Buat larutan natrium hidroksida-beralkohol (CP-4) sesuai dengan prosedur operasi standar
c.
Panaskan dulu CP-4 dalam gelas kimia sampai suhunya 50-60 oC.
d.
Tuangkan sedikit-sedikit ke dalam buret tegak lewat corong sebanyak a ml.
e.
Letakkan gelas kimianya di bawah buret dan segera putar kran (gunakan sarung tangan) agar CP-4 keluar dan mengisi pipa ujung buret.
f.
Setelah terisi, tutup kran, dan isi lagi buret lewat corong sampai hamper terisi penuh, biarkan beberapa menit.
g.
Setelah itu kran dibuka, CP-4 ditampung dan dikembalikan ke botolnya semula.
h.
Bilasi buret dengan air kran hingga bersih kemudian aquadest.
i.
Biarkan buret kering dengan sendirinya dan disimpan pada tempatnya.
j.
Buret yang telah dibersihkan akan tampak transparan dan bercahaya.
5. Membersihkan peralatan gelas karena sifatnya sebagai pengoksidasi atau peralatan gelas yang berlumut (CP-5)
a. Pisahkan peralatan gelas yang berlumut b. Buat larutan Na-dikromat asam (CP-5) sesuai dengan prosedur operasi
standar
c.
Panaskan dulu CP-5 dalam gelas kimia sampai suhunya 50-60 oC
d. Rendam peralatan gelas yang berlumut dalam ember plastic hingga teremdam, biarkan beberapa menit (semakin lama semakin baik)
e. Bilas semua peralatan dengan air kran (gunakan penjepit khusus untuk mengeluarkannya), dan selanjunya dicuci dengan aquadest.
f.
Biarkan peralatan mengering dengan sendirinya dan disimpan sesuai pada tempatnya.
6. Membersihkan semua zat termasuk permukaan logam (CP-6)
a. Siapkan peralatan yang akan dibersihkan. b. Buat larutan aqua-regia (CP-6) sesuai dengan prosedur operasi standar c.
Basahi secukupnya bagian alat gelas yang kotor (lakukan di ruang asam)
d. Biarkan beberapa menit. e. Encerkan dengan air kran f.
Buang bersama aliran air pada bak cuci (jangan langsung dibuang ke bak cuci)
g. Bilas dengan aquadest, h. Keringkan peralatan sesuai dengan prosedur operasi standard an disimpan pada tempatnya. 7. Membersihkan noda kuning/coklat pada peralatan gelas bekas larutan KMnO4 (CP-7)
a. Pisahkan peralatan gelas bekas larutan KMnO 4 b. Buat larutan FeSO4-H2SO4 (CP-7) sesuai dengan prosedur operasi standar c. Rendam peralatan gelas tersebut dalam ember plastic hingga terendam, biarkan beberapa menit (semakin lama semakin baik)
d. Bilas semua peralatan dengan air kran (gunakan penjepit khusus untuk mengeluarkannya), dan selanjunya dicuci dengan aquadest.
e. Keringkan peralatan sesuai dengan prosedur operasi standar dan disimpan sesuai pada tempatnya 8. Membersihkan noda iodium yang melekat pada peralatan atau pada bahan kain (CP-8)
a.
Siapkan peralatan gelas atau kain yang terkena noda iodium
b.
Buat larutan natrium tiosulfat (CP-8) sesuai dengan prosedur operasi standar
c.
Basahi atau rendam peralatan/kain yang bernoda iodium dengan CP-8 ini sampai noda tersebut larut/hilang
d.
Basahi peralatan dengan air kran hingga bersih kemudian dengan aquadest
e.
Keringkan peralatan sesuai dengan prosedur operasi standard an disimpan pada tempatnya.
9. Membersihkan noda belerang (CP-9)
a.
Siapkan peralatan gelas yang terkena noda belerang
b.
Buat larutan Ammonium sulfide (CP-9) sesuai dengan prosedur operasi standar
c.
Basahi atau rendam peralatan yang bernoda belerang dengan CP-8 ini sampai noda tersebut larut/hilang
d.
Basahi peralatan dengan air kran hingga bersih kemudian dengan aquadest
e.
Keringkan peralatan sesuai dengan prosedur operasi standard an disimpan pada tempatnya.
10. Membersihkan noda hitam dari kerak karbon (CP-10)
a. Siapkan peralatan gelas yang terkena noda hitam dari kerak karbon b. Buat larutan Na-fosfat-oleat (CP-10) sesuai dengan prosedur operasi standar
c. Tuangkan CP-10 ini kedalam alat gelas sehingga merendam noda beberapa menit
d. Gunakan sikat keras atau ujung batang pengaduk untuk membantu pelepasan kerak dari dinding gelas.
e. Keluarkan cairan, dan bila perlu alat dibersihkan dengan CP-1 f. Bilas peralatan gelas tersebut dengan air kran dan kemudian dengan aquadest
g. Keringkan peralatan sesuai dengan prosedur operasi standard an disimpan pada tempatnya