PEMBERIAN INJEKSI INSULIN Pengertian
Insulin adalah salah satu terapi pada penderitaan diabetes melitus (Ratna Hidayati,dkk.2014). Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta dari pulau Langerhans kelenjar
pancreas,insulin
merupakan
zat
utama
yang
bertanggungjawab
dalam
mempertahankan kadar gula darah yang tepat. Insulin menyebabkan gula berpindah ke dalam sel sehingga sehingga bisa bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan cadangan energi
(Dr.Pradana
Sewondo,dkk.1999). Insulin adalah Hormon yang Digunakan untuk mengobati Diabetes Melitus (STIKes Santa Elisabeth.2012).
Tujuan
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan perogram pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Melitus (STIKes Santa Elisabeth.2012).
Indikasi
1. Diabetes mellitus tipe 1 2. Diabetes mellitus tipe 2 3. Diabetes mellitus gestasional 4. Ketoasidosis diabetik 5. Pengobatan sindroma hiperglikemi, hiperosmolar non-ketotik 6. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat (Pradana, sewondo 1999)
Kontraindikasi
1) Hipoglikemia 2) Hiperglikemia.
Jenis – jenis insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain: 1) Kerja cepat (rapid acting) Contoh: Actrapid, Humulin R, Reguler Insulin (Crystal Zinc Insulin) Bentuknya larutan jernih, efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan, durasi kerja sampai 6 jam. Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan secara intra vena. Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang.
2) Kerja menengah (intermediate acting) Contoh: Insulatard, Monotard, Humulin N, NPH, Insulin Lente Dengan menambah protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada insulin lente), maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang. Bentuk NPH tidak imunogenik karena protamin bukanlah protein.
3) Kerja panjang (long acting) Contoh: Insulin Glargine, Insulin Ultralente, PZI Insulin bentuk ini diperlukan untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan. Semua jenis insulin yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebab apabila tidak murni akan memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau lipohipertrofi.
Jenis-Jenis Alat Suntik Insulin
1. Siring (syringe) dan jarum siring dari bahan kaca sulit dibersihkan, mudah pecah dan sering menjadi kurang akurat.Siring yang terbaik adalah siring yang terbuat dari plastiksekali pakai. Walaupun banyak pasien diabetes yang menggunakan lebih dari sekali pakai, sangat disarankan hanya dipakai sekali saja setelah itu dibuang.
2. Pena insulin (Insulin Pen) Siring biasanya tertalu merepotkan dan kebanyakan pasien diabetes lebih suka menggunakan pena insulin. Alat ini praktis, mudah dan menyenangkan karena nyaris tidak menimbulkan nyeri. Alat ini menggabungkan semua fungsi didalam satu alat tunggal.
3. Pompa insulin (Insulin Pump)Pompa insulin (insulin pump) diciptakan untuk mneyediakan insulin secara berkesinambungan. Pompa harus disambungkan kepada pasien diabetes (melalui suatu tabung dan jarum). Gula (Glucose) darah terko trol dengan sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan
Dosis pemberian injeksi insulin
1) Gula darah < 60 mg % = 0 unit 2) Gula darah < 200 mg % = 5 – 8 unit 3) Gula darah 200 – 250 mg% = 10 – 12 unit 4) Gula darah 250 - 300 mg% = 15 – 16 unit 5) Gula darah 300 – 350 mg% = 20 unit 6) Gula darah > 350 mg% = 20 – 24 unit
Waktu pemberian
1. Sesaat sebelum makan : Insulin kerja cepat / RAPID Onset , misalnya : humalog (lispro), novarapid ( asprat ) - 15 – 30 menit sebelum makan : Insulin kerja singkat ( reguler ), misalnya : actrapid HM, humulin R, humulin kerja bifasik/campuran ( misalnya : humalin 30 per 70, nixtrad HM 30 per 70 . 2.
Sebelum tidur :Insulin kerja menengah/ Intermediat ( insulatrad HM, monotrad HM, humulin M )
3. Pagi atau malam tidak tergantung waktu makan : Insulin kerja panjang (long acting) misalnya : lantus (Ratna Hidayati,dkk.2014).
Daerah penyuntikan insulin
Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut. Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut, lengan atas dan paha. Insulin akan lebih cepat diserap apabila daerah suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan. Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang terjadinya perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin. Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1 inchi (+2,5cm) dari daerah sebelumnya. Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang lain
LOKASI
Terdapat lima lokasi penyuntikan intramuscular yang sudah terbukti bahwa obatnya akan diabsorbsi dengan baik oleh tubuh. 1. PADA DAERAH LENGAN ATAS ( D E L T O I D ) 1) Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi, namun kekurangannya area penyuntikan paling kecil, dan jumlah obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1 ml). 2) Jarum disuntikkan kurang lebih 2,5 cm tepat di bawah tonjolan acromion 3) Organ penting yang mungkin terkena adalah a.brachialis atau n.radialis. Hal ini terjadi apabila kita menyuntik lebih jauh ke bawah daripada yang seharusnya 4) Minta
pasien
untuk
meletakkan
tangannya
di
pinggul
(seperti
gaya
seorang peragawati), dengan demikian tonus ototnya akan berada kondisi yang mudah untuk disuntik dan dapat mengurangi nyeri. 2. PADA DAERAH DORSOGLUTEAL (G L U T E U S
M A X I M U S )
1) Paling mudah dilakukan, namun angka terjadi komplikasi paling ti nggi. 2) Hati-hati terhadap n.sciatus dan a.glutea superior 3) Gambarlah garis imajiner horizontal setinggi pertengahan glutea, kemudian buat dua garis imajiner vertical yang memotong garis horizontal tadi pada pertengahan pantat pada masing-masing sisi. Suntiklah di regio glutea pada kuadran lateral atas. 4) Volume suntikan ideal antara 2-4 ml.Minta pasien berbaring ke samping dengan lutut sedikit fleksi 3. PADA DAERAH VENTROGLUTEAL (G L U T E U S
M E D I U S
)
1) Letakkan tangan kanan Anda di pinggul kiri pasien pada trochanter major (atau sebaliknya).
Posisikan
jari
telunjuk
sehingga
menyentuh
SIAS.
Kemudian
gerakkan jari tengah Anda sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka jari telunjuk dan jari tengah Anda akan membentuk huruf V. 2) Suntikkan jarum di tengah-tengah huruf V itu, maka jarum akan menembus m. gluteus medius. 3) Volume ideal antara 1-4 ml
4. PADA DAERAH PAHA BAGIAN LUAR (V A S T U S L A T E R A L I S ) 1) Pada orang dewasa, m. vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha bagian luar. 2) Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat. 3) Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml). 5.PADA DAERAH PAHA BAGIAN DEPAN (R E C T U S F E M O R I S ) 1) Pada orang dewasa, m.rectus femoris terletak pada sepertiga tengah paha bagian depan. 2) Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat. 3) Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml). 4) Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan autoinjection, misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana
Persiapan Pasien dan Lingkungan :
1. Identifikasi pasien 2. Jaga privacy pasien 3. Jelaskan Informed consenet ( tujuan, prosedur, dan efek samping tindakan ) 4. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan (Ratna Hidayati,dkk.2014). Persiapan alat
1) Spuit insulin / insulin pen ( actrapid novoled) 2) vial insulin 3) Kapas alkohol / alkohol swab 4) Handscoon bersih 5) Daftar obat pasien
Prosedur tindakan A. Pengkajian
1) Lihat pesanan dokter dalam daftar obat, cek nama pasien, dosis insulin, waktu dan rute pemberian 2) Kaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, rute pemberian yang tepat, waktu kerja dan masa efek puncak insulin, efek samping yang mungkin timbul. 3) Kaji tanggal kadalawuarsa insulin 4) Kaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi terhadap insulin 5) Kaji riwayat medik klien, riwayat alergi 6) Kaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada pengerasan atau penurunan jumlah jaringan. 7) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang pengobatan yang akan diberikan ( pemberian insulin). 8) Observasi respon verbal dan non verbal pasien sebelum dilakukan injeksi insulin. B. Pelaksanaan
1) Ambil vial insulin dan hisap sebanyak dosis yang diperlukan untuk klien ( berdasarkan daftar obat pasien) 2) Pilih lokasi penusukan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi dan edema 3) Rotasi tempat / lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya. 4) Desinfeksi area penyuntikan dengan kapas alkohol / alkohol swab, dimulai dari bagian tengah area penusukan dan bergerak ke arah luar secara sirkulasi +_ 5 cm. 5) Cubit kulit tempat area penyuntikan dengan tangan yang tidak dominan. 6) Dengan tangan yang dominan suntik insulin dengan pelan dan l embut. 7) Cabut jarum dengan cepat, tidak boleh dimasase, hanya dilakukan penekanan pada area penyuntikan dengan kapas alkohol. 8) Buang spuit ke tempat yang ditentukan dalam keadaan jarum sudah ditutup dengan capnya.
Khusus insulin pen ( Actrapid novelet)
1) Cek apakah novolet berisi tipe insulin yang sesuai. 2) Ganti jarum pada insulin pen yang baru. 3) Pasang cap novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar dengan indikator dosis. 4) Pegang novolet secara horizontal dengan gerakan insulin pen ( bagian cap ) sesuai dengan dosis yang ditentukan sehingga indikator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin yang akan diberikan kepada pasien. 5) Skala pada cap : 0,2,4,6,10,12,14,16,18 unit 6) Setiap rasa “ klik “ yang dirasakan perawat saat memutar cap novolet ,menandakan 2 unit insulin telah tersedia. C. Evaluasi
1) Observasi respon klien terhadap medikasi 30 menit setelah injeksi insulin dilakukan. 2) Observasi indikasi adanya efek samping pada pasien. 3) Inspeksi tempat penyuntikan dan amati apakah terjadi bengkak atau hematom. 4) Minta pasien menyebutkan tujuan, dosis, efek yang diharapkan dan efek samping terapi insulin. D. Dokumentasi
1) Catat respon klien setelah pemberian insulin. 2) Catat kondisi tempat penyuntikan insulin.
Rumus Pemberian Insulin Rumus dosis Unit hitung =
Unit dalam spuit
×
Unit persediaan dalam Vial Konversikan unit dalam strip
-
Spuit insulin terdiri dari : a) 100 unit yang terdiri dari 100 strip b) 100 unit yang terdiri dari 50 strip c) 40 unit dari 40 strip Rumus = Unit Hitungan
X Unit strip
Unit Spuit
CONTOH SOAL
Rumus :
Dosis =
Unit Spuit Unit Persediaan
X
instruksi dokter
Kebutuhan
Keterangan :
1 cc = 100 unit 1cc = 80 unit 1 cc = 40 unit 100 unit = 10 strip Menggunakan Insulin 1 CC = 100 Unit
Spuit Menggunakan spuit 3 CC
1 CC = 80 Unit 1 CC = 40 Unit
Menggunakan Spuit 5 CC
100 u = 10 Strip 1 strip = 0.1 cc 100 u = 10 Strip 1 strip = 0.1 cc 100 u = 10 Strip 1 strip = 0.1 cc
100 u = 5 strip 1 strip = 0.2 cc 100 u = 5 strip 1 strip = 0.2 cc 100 u = 5 strip 1 strip = 0.2 cc
1. Tn.M mendapat terapi injeksi insulin oleh dokter sebanyak 80 unit. Dimana dosis insulin yang tersedia sebanyak 100 unit. Jika memakai spuit 100 unit. Berapa dosis yang diberikan untuk Tn.M. JAWAB:
Dosis =
Unit Spuit
X
instruksi dokter
Unit Persediaan =
100 unit ( 1 cc )
X
80 unit ()
100 unit ( 1 cc ) = 80 unit (0.8)
1cc = 100 unit ? = 80 unit =
80 unit 100 unit
= 0,80cc
100 unit = 1 cc
2. NY.R mendapatkan dosis injeksi insulin sebanyak 50unit, dimana insulin yang tersedia adalah 100unit. Berapa unit yang di berikan sesuai instruksi dokter jika menggunakan spuit 100unit? JAWAB:
Dosis =
Unit Spuit
X
instruksi dokter
X
intruksi Dokter
Unit Persediaan 50 Unit =
100 unit 100 unit
= 50 unit
1cc = 100 unit ? = 50 unit =
50 unit 100 unit
= 0,50cc
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Pradana Sewondo,dkk. 1999. Penatalaksanaan Diabetes Melitus. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Ratna Hidayati,dkk. 2014. Praktik laboratorium keperawatan jilid 1. Pare : Erllangga. Elisabeth,
2012. Prosedur
keterampilan
bedab.Medan : STIKes Santa Elisabeth
klinik
keperawatan
medikal