Tujuan Menentukan faktor retensi (Rf) masing-masing senyawa hasil sintesis kombinatorial Menentukan warna masing-masing senyawa azo-dyes yang disintesis Teori Dasar Garam diazonium merupakan senyawa antara sistesis yang bermanfaat, salah satunya dalam reaksi kupling diazonium. Nitrogen ujung pada kation diozonium digunakan sebagai suatu s uatu elektrofil dalam suatu reaksi substitusi elektrofilik pada aromatic. Sebagian besar produk tipe reaksi kupling diazonium berwarna kombinatorial cerah, dikenal dengan “azo -dyes”. Sintesis Sinte sis kombinatorial dibutuhkan untuk menyediakan beragam jenis senyawa dengan beragam fungsi dalam serangkaian reaksi yang dilakukan bersamaan. Dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu sintesisi parallel dan sintesis split. Dalam system parallel, tiap senyawa dibuat secara individu dan beragam uji dilakukan secara terpisah untuk tiap senyawa. Sedangkan sintesis split hasil ujinya memerlukan proses deconvolution (pemisahan campuran). Dalam percobaan ini akan dibuat serangkaian senyawa “azo dyes” dari beberapa variasi beberapa variasi reaktan. Hasil sintesis dianalisis dengan kromatografi kertas. Data Pengamatan Reagen Pengamatan Sumber garam diazonium Reagen Pengupling Warna larutan Jarak noda (cm) 3-nitroanilin 1-naftol Ungu pekat 2.1 dan 2.9 cm 3-nitroanilin 2-naftol Merah 2.6 cm 3-nitroanilin Resorsinol Resorsinol Merah bata 3.0 cm
Asam sulfanilat Asam salisilat Orange 3.3 cm Asam sulfanilat 4-nitrofenol 4-nitrofenol Kuning Kuning 3.0 cm Perhitungan Reagen pengupling (yang digunakan praktikan): 1-naftol 0.0051 mol Mr 1-naftol = 144.17 gr/mol Massa 1-naftol yang digunakan = Mr x n = 144.17 gr/mol x 0.0051 mol = 0.73 gr Penentuan Rf: Jarak eluen = 3.5 cm Rf = (jarak noda)/(jarak eluen) Sumber garam diazonium 3-nitroanilin, reagen pengupling 1-naftol Rf1 = (2.1 cm)/(3.5 cm)=0.6 Rf2 = (2.9 cm)/(3.5 c m)/(3.5 cm)=0.8285 Sumber garam diazonium 3-nitroanilin, reagen pengupling 2-naftol Rf = (2.6 cm)/(3.5 cm)=0.7428 Sumber garam diazonium 3-nitroanilin, reagen pengupling resorsinol Rf = (3.0 cm)/(3.5 cm)=0.8571 Sumber garam diazonium Asam sulfanilat, reagen pengupling asam salisilat Rf = (3.3 cm)/(3.5 cm)=0.9428 Sumber garam diazonium Asam sulfanilat, reagen pengupling 4-nitrofenol Rf = (3.0 cm)/(3.5 cm)=0.8571
Pembahasan
Dalam percobaan ini praktikan menggunakan 3-nitroanilin sebagai sumber garam diazonium dan reagen pengupling 1naftol. Dalam pembentukan garam diazonium, digunakan Natrium Nitrit (NaNO2) dan HCl pekat. HCl pekat akan menghidrolisis natrium nitrit sehingga terbentuk terbentuk asam yang akan dihidrolisis oleh larutan HCl pekat menjadi asam nitrit. Asam nitrit ini akan berkontribusi memberikan gugus N-nya pada 33nitroanilin untuk membentuk suatu garam diazonium. Gugus N pada ujung kation diazonium inilah yang akan berperan sebagai elektrofil yang akan menyerang reagen pengupling. Reaksi yang terjadi: (jiaah gambar mekanisme reaksi dari chemdrawnya ga bisa masuk) Produk hasil reaksi kupling diazonium yang dihasilkan memang memiliki warna yang cerah, dan menghasilkan warna yang khas untuk masing-masing kombinasi garam diazonium dengan reagen penguplingnya. Reagen pengupling 1-naftol dengan sumber garam diazonium 3-nitroanilin menghasilkan senyawa azo-dyes berwarna ungu pekat, reagen pengupling 2-naftol dengan sumber garam diazonium 3-nitroanilin 3 -nitroanilin menghasilkan senyawa azo-dyes berwarna merah, reagen pengupling resorsinol dengan sumber garam diazonium 3-nitroanilin 3 -nitroanilin menghasilkan senyawa azo-dyes berwarna merah bata, reagen pengupling asam salisilat dengan sumber garam diazonium asam sulfanilat menghasilkan senyawa azo-dyes berwarna orange, dan reagen pengupling 4-nitrofenol dengan sumber garam diazonium asam sulfanilat menghasilkan senyawa azodyes berwarna kuning. Identifikasi senyawa-senyawa azo-dyes ini dilakukan dengan kromatografi lapis tipis. Sebelum KLT dilakukan, kristal-kristal yang terbentuk disaring dengan corong Buchner. Namun kristal dari reagen pengupling 1-naftol dengan sumber garam
diazonium 3-nitrofenol tidak terbentuk, sehingga tidak dilakukan penyaringan vakum terhadap produk yang berwarna ungu pekat ini. Ini disebabkan tidak seluruh senyawa 1-naftol bereaksi dengan garam diazonium karena proses pelarutan 3-nitroanilin (dan natrium nitrat) dalam HCl pekat kurang baik, sehingga s ehingga hasil reaksi yang diinginkan kurang maksimal. Eluen yang digunakan dalam kromatografi adalah isopropanol isoprop anol 20% (isopropanol : air = 2 : 8). Dengan demikian senyawa yang memiliki Rf paling besar merupakan senyawa yang paling polar. Ini disebabkan eluen yag digunakan bersifat polar, sehingga senyawa yang juga bersifat polar akan terikat lebih lama dalam fasa gerak (eluen) dan jarak nodanya akan lebih panjang dbandingkan senyawa lain. Senyawa yang memiliki Rf paling besar adalah produk dari reagen pengupling asam salisilat dengan sumber garam diazonium asam sulfanilat. Senyawa azo-dyes dari reagen pengupling 1-naftol dan sumber garam diazonium 3-nitroanilin menghasilkan 2 noda dalam KLT. Ini menunjukkan dalam senyawa azo-dyes berwarna ungu ini masih terkandung pengotor atau terkandung senyawa lain yang memiliki kepolaran berbeda. Salah satu noda memiliki Rf 0.6 dan yang lain 0.8285. Adanya jarak pada kedua ini menunjukkan adanya dua senyawa yang berbeda dengan struktur yang berbeda sehingga memiliki kepolaran yang berbeda pula. Kesimpulan Faktor retensi (Rf) masing-masing senyawa hasil sintesis kombinatorial: Sumber garam diazonium 3-nitroanilin dengan reagen pengupling 1-naftol Rf1 =0.6 dan Rf2 =0.8285 Sumber garam diazonium 3-nitroanilin dengan reagen pengupling 2-naftol
Rf =0.7428 Sumber garam diazonium 3-nitroanilin dengan reagen pengupling resorsinol Rf =0.8571 Sumber garam diazonium Asam sulfanilat dengan reagen pengupling asam salisilat Rf =0.9428 Sumber garam diazonium Asam sulfanilat dengan reagen pengupling 4-nitrofenol Rf = 0.8571 Warna masing-masing senyawa azo-dyes yang disintesis yaitu dengan sumber garam diazonium dan pengupling 1-naftol, 2naftol, dan resorsinol berturut-turut ungu pekat, merah, dan merah bata. Sedangkan dengan sumber garam diazonium asam sulfanilat dan pengupling asam salisilat dan 4-nitrofenol berturutturut orange dan kuning. Daftar Pustaka Solomons, T.W. Graham. 2004. Organic Chemistry . John Wiley & Sons. Hlm:665 Pasto, D.J, Johnson, C.R. Miller, M.J. 1992. Experimental Organic Chemistry . Prentice Hall, Engelwood Cliffs. New Jersey. Wilcox, C.F. dan Wilcox, M.F. 1998. Experimental Organic Chemistry . A Small Scale Sc ale Aproach. Prentice Hall, Engelwood Cliffs, New Jersey. http://chem-de-fun.blogspot.com/ http://www.scribd.com/doc/52382884/GARAM-DIAZONIUM-present http://kimia.or.id/artikel/artikel-kimia/kimia-organik/49-g http://kimia.or.id/artikel/artikel-kimia/ kimia-organik/49-garam-diazoniumaram-diazoniumpembuatan-dan-struktur http://www.scribd.com/doc/49462684/Garam-diazonium-Reaksi
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Siti%20Latifah%2 http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_w eb/2008/Siti%20Latifah%20A_05 0A_05 4413/BenZena.Com/9_kegunaan.htm http://sahri.ohlog.com/sistem-koloid.cat3441.html
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida. klorida.
Garam diazonium selanjutnya diubah menjadi berbagai macam zat warna. Salah satu contohnya adalah Red No.2 yang memiliki struktur sebagai berikut:
Struktur Zat Pewarna Red No.2
Red No.2 dulunya digunakan seabagai pewarna minuman, tetapi ternyata bersifat sebagai mutagen. Oleh karena itu, sekarang Red No.2 digunakan sebagai sebagai pewarna wol dan sutera.
Garam diazonium Reaksi
Diazonium GARAM:
When primary aromatic amine is treated treated with nitrous acid in a cool
solution, product is unstable
compound, known as diazonium salt.
Ketika Ketika amina aromatik primer diperlakukan dengan asam nitrit
dalam larutan dingin, produk senyawa tidak stabil, yang dikenal sebagai
garam diazonium.
This reaction is known as diazotisation.
This reaction is known as diazotisation.
Reaksi ini dikenal sebagai diazotisation.
Diazonium salts have the
structure
garam diazonium memiliki struktur
Mechanism of diazotisation: diazotisation:
Mekanisme diazotisation:
Hydrobromic Acid in Acetic China Huitao Chemical Hydrobromic
acid. Global supplier. Super-low price!www.huitaotech.com price!www.huitaotech.com
Substitution reactions:
Substitusi reaksi:
Reaksi garam diazonium aromatik
Diazonium salts of aromatic amines are very useful as intermediates to other compounds. diazonium garam dari amina aromatik sangat berguna sebagai perantara untuk senyawa lainnya. Because aromatic diazonium salts are only stable at very low temperatures (zero degrees and below), warming these salts initiates decomposition decomposition into highly reactive cations. Karena garam diazonium aromatik hanya stabil pada suhu yang sangat rendah (nol derajat dan bawah), pemanasan ini dekomposisi garam inisiat ke kation sangat reaktif. These cations can react with any anion present in solution to form a variety of compounds. Kation ini dapat bereaksi dengan hadir anion dalam larutan untuk membentuk berbagai senyawa. senyawa. Figure
1
illustrates the diversity
of the reactions. Gambar
1
menggambarkan keragaman reaksi.