PEMANFAATAN TUMBUHAN HUTAN DI PEGUNUNGAN RUTENG OLEH SUKU MANGGARAI
Oleh : Nama
: Eliningsih
B1A010!1
A"i# Rama"ani
B1A010
%$Nina N&'&ssa(inah
B1A01100
Ba)& P'ase*)+ A,i
B1A0110-
I.*ah Sa",a" Ahma"i
B1A0110$
Kel+m/+(
:
Kelas
:A
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIERSITAS 2ENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PUR3OKERTO
401! KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Terstruktur Mata Kuliah Etnobotani. Tugas Terstruktur Mata Kuliah Etnobotani ini dibuat guna memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir mata kuliah Etnobotani di akultas !iologi "ni#ersitas $enderal Soedirman Pur%okerto. Penulis menyadari bah%a dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. &leh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada ' (. Seluruh sta) dosen mata kuliah Etnobotani akultas !iologi "ni#ersitas $enderal Soedirman. *. Semua pihak yang telah membantu penyusunan tugas terstruktur ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bah%a penyusunan tugas terstruktur ini jauh dari sempurna. &leh karena itu+ penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk pengembangan penulisan selanjutnya dan demi penyempurnaan tugas terstruktur ini. Penulis berharap semoga tugas terstruktur ini berman)aat bagi semua pihak.
Pur%okerto+
No#ember *,(
I5
PENDAHULUAN
A5 La*a' Bela(ang
Etnobotani berasal dari kata etnologi+ yaitu ilmu yang mempelajari tentang suku serta budaya yang ada pada suku tersebut dan botani+ yaitu ilmu tentang tumbuhan. Studi mengenai etnobotani merupakan studi mengenai interaksi antara manusia dengan sumber daya tumbuhan dan sangat penting dalam konser#asi tumbuhan hutan. Pengetahuan etnobotani banyak ditemukan dalam suku-suku tradisional di 3ndonesia yang merupakan hasil dari berinteraksi+ berproses+ dan bersikap melakukan peman)aatan tumbuhan hutan. Pengaruh
perubahan
dikha%atirkan
akan
menyebabkan
semakin
menurunnya pengetahuan tradisional atau bahkan menghilang. ilangnya pengetahuan tradisional akan menyebabkan masyarakat lokal tidak lagi mengetahui
+ Po+ Po+ Po+ 1olo /eda =(.;;,m>+ Ponte Nao =(.;*, m>+ dan 1olo 7uru Numbeng =(+,,m>. Masyarakat
lokal sekitar hutan sudah sejak lama berinteraksi dengan hutan yang menyediakan berbagai ma
Pe'&m&san Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah Apakah tidak tersedianya pasangan dapat memi
II5 METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan metode sur#ei+ Focus Group Discusion =10>+ dan %a%an
dan
snowball.
Pengukuran
tingkat
pengetahuan
menggunakan persamaan Phillips dan 1entry =(;;4a+ (;;4b>+ yaitu' Mgj @
1 n
Vi
Keterangan' Mgj
@ rata-rata tingkat pengetahuan etnobotani kelompok j
n
@ jumlah anggota dalam kelompok j
Vi
@ jumlah pengetahuan tradisional anggota i dari kelompok j
j
@ kelas umur atau jenis kelamin
etnobotani
masalah di masyarakat dan kepala desa lebih terlibat dalam kegiatan administrasi. Komunitas !eo mengakui kepemimpinan Btua goloB+ terutama selama ritual tradisional penti+ barong %ae+ barong /odok dan peme. Selain upa
perlintasan
dari sang pen
sehingga dilakukan
upa
permohonan agar terhindar dari ben inti di kampung Wae 2ebo berjumlah 9 buah+ dan salah satunya merupakan rumah adat atau dalam bahasa lokal disebut Mbaru Niang atau rumah keru
disimpan gendang pusaka milik kampung yang digunakan dalam setiap kegiatan upa+ herba = saung > dan liana =wase>+ rumput =remang >+ tumbuhan berduri =karot >+ pohon bebuahan =wua haju>+ dan sayuran =ute>. "ntuk membedakan dua jenis tumbuhan yang mirip menggunakan sistem dua nama+ misalnya pau poco =mangga hutan> dan pau untuk mangga di luar hutan. Pengetahuan pada aspek man)aat dapat dilihat dari keragaman yang tinggi dari tumbuhan hutan yang diman)aatkan. $umlah spesies tumbuhan hutan yang diman)aatkan masyarakat Suku Manggarai di Pegunungan 2uteng sebanyak (8( spesies yang terbagi ke dalam (* ma+ sebanyak *6* spesies =:erheijen (;99>. Kelompok man)aat yang memiliki jumlah spesies tumbuhan terbanyak adalah tumbuhan obat sebanyak 94 spesies =*+69> dan pangan sebanyak 5, spesies =(6+9>. Keanekaragaman pangan dan obat membuktikan bah%a pangan dan kesehatan merupakan prioritas utama dan kemandirian suatu kampung konser#asi dekat hutan. $umlah jenis tanaman pangan yang dibudidayakan masyarakat Suku Manggarai adalah sebanyak 56 spesies+ sedangkan yang diambil se
peman)aatan
tumbuhan
hutan
melengkapi
jumlah
spesies
yang
dibudidayakan di kebun dan pekarangan sehingga merupakan strategi memenuhi kebutuhan hidup.
Tabel Kelompok Peman)aatan dan $umlah Spesies Tumbuhan utan !erman)aat
Spesies tumbuhan hutan yang banyak diman)aatkan yaitu Pohon teno. Pohon teno =Melo memiliki banyak man)aat yaitu sebagai bahan bangunan+ kayu bakar+ bahan obat+ bahan tali+ mitos legenda dan ritual+ tumbuhan hias+ dan pagar batas Aspek man)aat memberikan moti#asi untuk melakukan konser#asi agar tetap terus mendapatkan man)aat dari spesies yang diinginkan. "paya konser#asi pohon teno adalah dengan memelihara anakan yang tumbuh alami di kebun atau halaman rumah. Tumbuhan penting lainnya dengan 6 man)aat =bahan obat+ sayur+ buah+ pakan ternak+ mitos-legenda+ dan ritual> adalah pohon ara =i. Pohon ara =i merupakan salah satu spesies dominan di hutan Pegunungan 2uteng yang umumnya berdiameter F(,, sebagai bagian ritual adat.
2ata-rata tingkat pengetahuan etnobotani =Mg> responden ( yaitu umur G *5 tahun sampai dengan ,+;69 pada K" 5 yaitu umur 66-8; tahun. Perbedaan nilai Mg responden dapat disebabkan oleh )aktor tempat tinggal+ jenis kelamin+ dan kelas umur. asil uji beda Kruskal Wallis terhadap )a+ artinya perbedaan tempat tinggal tidak menyebabkan perbedaan tingkat pengetahuan responden. Ketiga kampung sampel penelitian yang sengaja dipilih berdasarkan jarak dari kota kabupaten ternyata tidak memberikan perbedaan terhadap tingkat pengetahuan etnobotani responden karena pada ketiga kampung masih melakukan peman)aatan tumbuhan hutan dan masih berperannya lembaga adat dalam kehidupan masyarakat. asil yang sama pada penelitian mengenai pengetahuan masyarakat !aduy+ bah%a tidak ada perbedaan pengetahuan etnobotani pada masyarakat !aduy 0alam dan !aduy /uar. "ji Mann Whitney terhadap )aktor perbedaan jenis kelamin menunjukkan nilai P @ ,+,,, =H,+,6>+ artinya perbedaan jenis kelamin responden menyebabkan perbedaan tingkat pengetahuan etnobotani. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. /aki-laki bertugas untuk mengambil hasil hutan sedangkan perempuan yang mengerjakan tugas di rumah dan membantu untuk bekerja di kebun. "ji beda Kruskal Wallis terhadap )aktor kelas umur =K"> menunjukkan nilai P @ ,+,,, =H,+,6>+ artinya bah%a masing-masing K" memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Tingkat pengetahuan terendah adalah pada K" ( dan semakin meningkat sampai K" 5 karena semakin bertambahnya pengalaman dalam hal peman)aatan spesies tumbuhan hutan dan interaksi dengan masyarakat luar seperti peneliti dan %isata%an. Pada K" 6 terjadi penurunan tingkat pengetahuan. Penurunan tingkat pengetahuan pada K" 6 adalah hal yang %ajar karena )aktor usia yang menyebabkan penurunan daya ingat.
I5 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah Masyarakat Suku Manggarai Pegunungan
2uteng
memiliki
pengetahuan
etnobotani
untuk
memenuhi
kebutuhan hidup terutama pangan dan obat melalui peman)aatan tumbuhan hutan. Tingkat pengetahuan peman)aatan tumbuhan
DAFTAR PUSTAKA
3s%andono+ E.+ Iuhud+ E. A. M.+ ikmat+ A. J Kosmaryandi+ N. *,(6. Pengetahuan Etnobotani Suku Manggarai dan 3mplikasinya Terhadap Peman)aatan Tumbuhan utan di Pegunungan 2uteng. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia JIPI!+ *,=4>+ pp. (9(-((. 3s%andono+ E.+ Iuhud+ E. A. M.+ ikmat+ A. J Kosmaryandi+ N. *,(6. 3ntegrating /o+ pp. 6685. Keling+ 1. *,(8. Keari)an !udaya Masyarakat Kampung Tradisional Wae 2ebo+ Manggarai+ Nusa Tenggara Timur. Jurnal Penelitian %ejarah dan &ilai $radisional + *4=(>+ pp. =6( - 8*>.