BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini sampah merupakan salah satu masalah di negara Indonesia. Terutama di kota- kota besar sekarang ini banyak sekali penumpukan sampah organik maupun anorganik. Sampah yang sebagai barang buangan,kotor, bau, dan dapat menimbulkan penyakit ini dapat dapat di manfaatkan manfaatkan kembali. kembali. Dengan mendaur mendaur ulang sampah sampah – sampah sampah tersebut kita bisa mengurangi mengurangi penumpukan sampah di negara kita. Salah satunnya adalah limbah anorganik yaitu limbah pecahan kaca. Limbah yang berasal dari potongan – potongan potongan kaca yang tidak digunakan lagi dan hiasan yang telah hancur kemudian dibuang begitu saja. Apabila limbah kaca ini dibiarkan saja maka bisa membahayakan bagi masyarakat lingkungan sekitar pembuangan pembuangan pecahan kaca. kaca. Limbah Limbah pecahan pecahan kaca bisa dimanfaatkan dimanfaatkan oleh masyarakat masyarakat yang lingkungannya dekat dengan pembuangan pecahan kaca maupun masyarakat yang lain. Pemanfaatan tersebut bisa digunakan sebagai salah satu peluang bisnis. Salah satu bisnis yang dapat dapat dilakukan adalah adalah dengan membuat membuat home home industri yang mengolah mengolah pecahan – pecahan pecahan kaca tersebut menjadai miniature bangunan, perhiasan dan souvenir cantik yang harganya relatif terjangkau. Dengan ini kita masyarakat sekitar pembuangan limbah kaca bisa mengambil keuntungan yang sangat besar dan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat masyarakat sekitar pembuangan pembuangan pecahan pecahan kaca. Yang Yang berawal berawal dari benda yang yang tak berharga menjadi benda yang berharga. Modal yang dikeluarkan pun tidak banyak dalam pengolahan limbah kaca. Disini penulis akan mengkaji tentang cara pemanfaatan limbah pecahan kaca sebagai salah satu peluang bisnis bagi masyarakat sekitar pembuangan limbah pecahan kaca dan merupakan salah satu upaya peningkatan pendapatan bagi masyarakat.
1.2
Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diungkapkan diatas maka diperlukan pembatasan masalah. masalah. Adapun Adapun pembatasan pembatasan masalah dalam penulisan penulisan ini adalah
1
pemanfaatan limbah pecahan kaca menjadi hasil kerajinan tangan (handcraft) yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
1.3
Rumusan masalah
1. Bagaimana cara pemanfaatan limbah pecahan kaca sebagai bahan handcraft (kerajinan tangan) untuk meningkatkan pendapatan masyarakat?
2. Apa saja hasil olahan limbah pecahan kaca?
1.4
Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara pemanfaatan limbah pecahan kaca sebagai bahanhandcraft untuk meningkatkan pendapatan masyarakat 2. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah kaca.
1.5
Manfaatan Penulisan
1. Dapat mengetahui daur ulang pengolahan kaca. 2. Dengan memanfaatkan limbah pecahan kaca bisa meningkatkan penghasilan masyarakat 3. Dapat menumbuhkan kekreatifan masyarakat 4. Mengurangi jumlah sampah yang ada di bumi. 5. Dapat mengurangi pengangguran di negara Indonesia
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenisnya yaitu: sampah organik dan sampah anorganik
Sampah anorganik
Sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Sampah Organik
Merupakan barang yang dianggap sudah tidak t erpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar .Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).Kompos merupakan hasil pelapukanbahan-bahan organik seperti daundaunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani.Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik (www.wikipedia.org, 2011).
2.2 Daur Ulang
Proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna,
3
mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R ( Reuse, Reduce, and Recycle). Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi. Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagilingkungan, seperti merkuri. Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangipolusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik (www.wikipedia.org, 2011).
2.3 Kaca
Kaca merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai, dan secara biologi merupakan bahan yang tidak aktif, yang boleh dibentuk menjadi permukaan yang tahan dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca sebagai bahan yang sangat berguna. Komponen utama kaca ialah silika. Silika ialah galian yang mengandungi silikon dioksida. Nama
4
IUPAC silikon dioksida ialah silikon(IV) oksida. Silika wujud secara semulajadi dalam pasir. Kaca merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk. Kaca biasa biasanya terdiri daripada silikon dioksida (SiO2), yang merupakan sebagian kimia yang serupa dengan kuarza, atau dalam bentuk polihabluran, pasir. Silika tulen mempunyai tahap lebur sekitar 2000 Selsius, jadi dua bahan lain sering dicampurkan kepada pasir dalam pembuatan kaca. Satu daripadanya adalah soda (sodium karbonat Na2CO3), atau potasy, setara dengan sebatian kalium karbonat, yang menurunkan tahap lebur kepada sekitar 1000 Selsius. Bagaimanapun, bahan soda menjadikan kaca larut, jadi kapur (kalsium oksida, CaO) merupakan bahan ketiga, ditambah untuk menjadikan kaca tidak larut (Dian,2009). 2.4 Silikon(IV) oksida
Silikon(IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh i tu, silikon(IV) oksida memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom dalam struktur raksasa. Maka, silikon(IV) oksida mempunyai takat lebur yang sangat tinggi, yaitu 1710 C. Dalam silikon(IV) oksida, setiap atom silikon diikat secara kovalen kepada 4 atom oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara tidak terhingga dengan setiap atom oksigen terikat kepada 2 atom silikon untuk membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian. Kaca merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk (Dian,2009).
2.5 Kerajinan
Hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Arti yang lain ialah usaha yang berterusan penuh semangat ketekunan, kecekalan, kegigihan, dedikasi dan berdaya maju dalam melakukan sesuatu perkara(www.wikipedia.org 2011).
5
BAB III METODOLOGI
3.1 Metode Penulisan 1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam karya tulis ini dengan menggunakan metode studi literatur dari berbagai media elektronik dan non elektronik seperti internet, buku, dan lain – lain yang bisa dipertanggungjawabkan.
2. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam karya tulis ini dengan menggunakan metode deskriptif yaitu sistem pemecahan masalah dengan mnegumpulkan dan menyusun data, kemudian dianalisa dan diinterprestasikan. 3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian dalam karya tulis ini menggunakan metode dokumentasi.
6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari informasi – informasi yang saya dapatkan, limbah pecahan kaca di lingkungan masyarakat banyak dimanfaatkan sebagai bahan handcraft(kerajinan tangan). Seperti hiasan dinding, perhiasan, patung, bahan dasar hiasan kria yang dapat dibentuk menjadi miniature bangunan, lampu hias, jam, dll.Untuk membuat handcraft tersebut dengan limbah pecahan kaca bisa dengan cara dicairkan kembali atau hanya dipotong/dirapikan saja. Pembuatan handcraft dari limbah pecahan kaca ini bisa digunakan sebagai salah satu peluang berbisnis yang menghasilkan untung yang sangat besar. Salah satunya yaitu membuat hiasan kria yang berbentuk miniature bangunan. Harganya pun r elatif mahal untuk dijual di masryarakat. Berbagai bentuk dapat dibentuk dari limbah-limbah kaca itu menjadi bentuk baru dengan nilai tambah di dalamnya. Mulai vas, kap lampu, maupun bentuk baru berupa mainan, antara lain, berbentuk senjata api, kereta api, mobil, helikopter, sepeda motor, andong, becak, dan alat musik drum. Harga yang ditawarkan pun cukup bervariasi yaitu mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 15 juta tergantung ukuran dan tingkat kerumitan proses pembuatan (http:// Menyulap Sampah Kaca menjadi Bisnis Daur Ulang BisnisUKM.com.htm ).
4.2 Pembahasan 4.2.1 Langkah – langkah proses daur ulang kaca untuk pembuatan Handcraft 4.2.1.1 Pencairan limbah pecahan kaca
Pecahan kaca atau pecahan botol bekas, toples bekas dan apa saja yang berbahan kaca. Bahan baku tersebut dibersihkan dari bahan kontaminan, dicuci hingga bersih dan dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat Celcius selama 24 jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca itu dibentuk sesuai dengan keinginan. Proses lainnya yang juga bisa dilakukan adalah bahan kaca yang sudah didapat dilakukan pemotongan dan dimodifikasi sesuai desain yang diinginkan misalnya dalam bentuk mainan maupun kerajinan (http://Menyulap Sampah Kaca menjadi Bisnis Daur Ulang BisnisUKM.com.htm).
7
4.2.1.2 Pemotongan limbah pecahan kaca
1. Limbah kaca yang akan digunakan dipilih menurut jenis dan klarifikasinya,, kemudian bahan di cuci bersih dan dikeringkan. 2. Menentukan desain yang di inginkan, misalkan : replika miniatur menara Eiffel, di buat sketsa susunan rakitan kaca yang telah di sesuaikan ukuran miniatur sesuai skala dan perletakannya dimana kesemuanya menyesuaikan titik tumpu dan perekatan. 3. Proses pemotongan kaca dengan pisau pembelah kaca, kaca dipotong sesuai sketsa (bentuk mengikuti sketsa) dan tepi bagian pada kaca diperhalus dengan amplas kaca. 4. Kemudian dilanjutkan pada proses pembersihan bubuk kaca yang diamplas. 5. Langkah selanjutnya adalah perakitan desain kerajinan kria dengan perekatan mengunakan lem kaca yang pengerjaannya disesuaikan sketsa rancangan yang dimulai dari pengerjaan bagian bawah / dasar dilanjutkan ke bagian atas secara berkesinambungan dengan memperhatikan titik tumpu dan gaya momen balance agar seimbang dan tidak terjadi keretakan. 6. Selanjutnya proses terakhir adalah finishing akhir yang mencangkup pembersihan ulang. 7. Proses terakhir adalah pengemasan dan packaging untuk persiapan pemasaran (Yuli,2010). 4.2.2 Rincian biaya pembutan handcaft dengan cara pemotongan Uraian
Unit
Harga (Rp)
Total (Rp)
Ø Alat a.
Alat potong kaca
5
255.000,-
1.275.000,-
b.
Sarung tangan
16
12.000,-
192.000,-145.000,-
c.
Kaca mata kerja
5
29.000,-
188.000,-
d.
Pengaris siku baja
4
47.000,-
36.000,-
e.
Kuas lem kaca
4
9.000,-
24.000,-
f.
Spidol
12
2.000,-
180.000,-
g.
Amplas kaca
2
90.000,-
75.000,-
h.
Lampu kerja
1
7.5000,-
50.000,-
i.
Minyak singer
5
10.000,-
10.000,-
j.
Jarum penitik
1
10.000,-
145.000,-
k.
Masker
5
29.000,-
40.000,-
8
l.
Alcohol 70%
4
10.000,-
Ø Bahan a.
Pecahan kaca
b.
Lem kaca super
472.000,8 @ 60 kg
59.000,-
12
15.000,-
180.000,-
2.850.000,-
Total Pengeluaran (Taofik,2010)
9
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat kita ambil dari karya tulis ini adalah limbah pecahan kaca dapat di manfaatkan sebagai handcraft. Antara lain : Hiasan Kriya, Perhiasaan, Hiasan dinding, Patung. Dalam karya tulis ini diterangakan 2 cara pengolahan limbah pecahan kaca sebagai Handcraft. Yang pertama dengan cara pencairan. Dengan pencarian kaca ini dapat menghasilkan handcraft berupa patung dan perhiasan yang sesuai dengan keinginan kita atau permintaan pembeli. Yang kedua dengan cara memotong dan merapikan limbah pecahan kaca. Dengan cara ini dapat menghasilkan handcraft berupa hiasan kriya yang berupa miniature bangunan atau jam hias. Dengan kedua cara pengolahan itu kita dapat membuka sebuah bisnis yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat untung yang di dapat pun lumayan banyak.
5.2 Saran
Bagi para pembaca kami menyarankan untuk memanfaat karya tulis ini dengan sebaik-baiknya. Kita harus pandai dalam memanfaatkan segala barang bekas yang masih bisa dimanfaatkan kembali terutama sampah dan limbah yang dapat mencemari dan merusak lingkungan di sekitarnya. Dengan begini, Negara kita tidak akan mengalami pencemaran lingkungan. Dan meningkatkan penghasilan Negara kita dengan cara mengexport ke Negara lain.
10
DAFTAR PUSTAKA
Fi, Dian . 2009. Sejarah Pembuatan Kaca…, (online), (http://www. Sejarah Pembuatan Kaca….. « So What….! This is dianfi world…!.htm, diakses 2 Maret
2011). Wibowo, Yuli . 2010. Justifikan Sains dan Teknologi Pemanfaatan Limbah Kaca, (online), (http://www. Justifikasi Sains dan Teknologi Pemanfaatan Limbah Kaca Blog Inovasi.htm, diaskses 2 Maret 2011). http://ms.wikipedia.org/daur ulang, diakses 18 Maret 2011. http://ms.wikipedia.org/kerajinan, diakses 18 Maret 2011. Taofik;. Muhtadi, Muhammad; Yuli W.S, Tri; Mukrish, Ahmad. 2010. Penelitian Kewirausahaan Limbah Kaca, (online), (http://www. Penelitian Kewirausahaan Limbah Kaca.htm, diakses 3 Februari 2011). _____ 2010. Menyulap Sampah Kaca Menjadi Bisnis Daur Ulang, (online), (http://www. Menyulap Sampah Kaca menjadi Bisnis Daur Ulang BisnisUKM.com.htm, diakses 2 Maret 2011) Di, Arfiyan. 2010. Galeri Kerajinan Kaca. (online), (http://www. menara-dan-candi.html, diakses 13 Maret 2011). http://beritabali.com/denpasar/ekonomi bisnis/ limbah kaca jadi barang bernilai ekonomi, diakses 3 Februari 2011.
11
LAMPIRAN
12
13