Ecogreen Vol. 2 No. 1 April 2016 Halaman 41 - 50 ISSN 2407 - 9049
PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU SEBAGAI BAHAN OBAT OLEH MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA (STUDI KASUS KELURAHAN MANGGA DUA, KOTA KENDARI) Utilization of Non Timber Forest Products as Medicine by The Forest Community Around Tahura Nipa-Nipa Forest Niken Pujirahayu, La Ode Alimuddin, Harianti
Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Universitas Halu Oleo Email:
[email protected]
ABSTRACT This study aimed to determine the types of Non Timber Forest Products which are used as medicinal plants by the forest community around Tahura Nipa-Nipa Forest. Research conducted around the Forest Estate Tahura Nipa-Nipa, Mangga Dua, District of Kendari, Southeast Sulawesi. This research was conducted in February to Mey 2015. Mixed method of qualitative and quantitative approach was applied, while several collecting technique data were used in this study, namely interview, observation, vegetation survey, and literature study and analyzed by qualitative descriptive. The results of the identification of medicinal plant species is known that there are 22 species of plants that serve as medicine by the community. Part of plants used to medicine are leaf, stem bark, fruit, seed, root, or whole of plants. How to processed medicinal plants used vary depending on the type of medicinal plants are crushed, bitten directly, squeezed, crushed, soaked and boiled singly or in mixtures that can treat certain diseases. Keywords : Tahura Nipa-Nipa, Medicinal Plants, Non-timber forests products. PENDAHULUAN Hutan menghasilkan produk kayu dan bukan kayu, hasil hutan bukan kayu adalah produk biologi asli yang diambil dari hutan, lahan perkayuan dan pohon-pohon yang berada di luar hutan (FAO, 2001). Salah satu hasil hutan bukan kayu adalah berbagai tumbuhan sebagai bahan obat. Pemanfaatan tumbuhan obat ini sering digunakan bagi masyarakat pedesaan yang bermukim di dalam kawasan hutan atau di sekitar kawasan hutan untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang diderita. Pemanfaatan tersebut dilakukan secara turun temurun karena mempercayai dan meyakini kebenaran manfaatnya. Cara pemanfaatan tumbuhan tersebut ditentukan oleh kebudayaan setempat sebagai pengetahuan yang diyakini serta menjadi sumber sistem nilai bagi kepercayaan mereka. Spesies tumbuhan obat yang berasal dari hutan Indonesia sampai tahun 2001 tidak kurang dari 2039 jenis yang telah terdata. Setiap tipe ekosistem hutan tropika di Indonesia merupakan pabrik keanekaragaman hayati tumbuhan obat, terbentuk secara evolusi dengan waktu yang sangat panjang, termasuk telah berinteraksi dengan sosio-budaya
masyarakat lokalnya. Setiap individu dari populasi tumbuhan obat yang tumbuh secara alami di masing-masing tipe ekosistem hutan merupakan suatu unit terkecil dari pabrik alami yang melakukan proses metabolis sekunder yang menghasilkan beranekaragam bahan bioaktif yang khas, yang sebagian besar tidak mudah dan tidak murah untuk ditiru oleh manusia. Saat ini ekosistem hutan tropika alam yang masih tersisa terdapat dalam bentuk kawasan-kawasan hutan konservasi terutama di kawasan Taman Nasional, Taman Hutan Rakyat dan juga hutan lindung (Zuhud, 2008). Taman Hutan Raya Nipa-nipa merupakan salah satu kawasan hutan konservasi di Sulawesi Tenggara yang terletak di antara Kota Kendari dan Kabupaten Konawe. Tahura NipaNipa memiliki berbagai macam keunikan, mulai dari jenis flora dan fauna, tanaman penghasil obat hingga keindahan alamnya. Luas wilayah Tahura Nipa-Nipa seluas ± 7. 877.5 ha terdiri dari 1333 ha blok perlindungan, 1572 ha blok koleksi hewan dan tumbuhan. 936 ha blok pemanfaatan dan 3985 ha blok lain (Biphut Sultra, 2009). Aneka jenis flora yang terdapat di dalam Tahura Nipa-Nipa, di antaranya tumbuhan bawah seperti aneka jenis herba, semak, perdu,
Pemanfaatan HHNK Sebagai Bahan Obat – Niken Pujirahayu et al.
dan aneka pohon dengan berbagai ukuran diameternya. Disamping itu juga memiliki berbagai jenis tanaman penghasil obat-obatan meliputi kayu maupun non kayu yang biasa digunakan masyarakat sekitar kawasan. Salah satu wilayah Taman Hutan Raya Nipa-Nipa adalah Kelurahan Mangga Dua Kecamatan Kendari, Kota Kendari. Kelurahan Mangga Dua Kecamatan Kendari dengan luasan hutan khusus sekitar 4,2 km2 yang masih merupakan kawasan Tahura dimana di dalam kawasan tersebut mempunyai banyak jenis-jenis tumbuhan hutan yang berpotensi sebagai tumbuhan obat baik dari jenis tumbuhan obat kayu maupun dari non kayu yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengobatan tradisional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis hasil hutan non kayu yang dimanfaatkan sebagai obat, cara pemanfaatan, dan mengetahui potensi tumbuhan obat yang berasal dari sekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa dan sering digunakan dalam pengobatan tradisional oleh masyarakat setempat. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Sekitar Kawasan Tahura Nipa-Nipa, Kelurahan Mangga Dua, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, Propinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Februari sampai Mei 2015. Menggunakan metode kombinasi kualitatif dan kuantitatif ( Iskandar, 2012 dalam Suryana, 2014). Teknik pengumpulan data lapangan dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pengukuran struktur vegetasi dan studi kepustakaan. Wawancara dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu wawancara berstruktur dan semistruktur. Wawancara semistruktur dilakukan terhadap informan yang dipilih secara purposive yang dianggap kompeten, seperti ahli pengobatan (dukun/sando dan dukun bayi) dan tokoh masyarakat, dengan menggunakan pedoman wawancara. Sementara itu,
wawancara berstruktur dilakukan terhadap responden yang dipilih secara acak terhadap 31 Kepala Keluarga (KK) dari anggota Kelompok Tani Pelestari Hutan (KTPH) Kaseiseha Mangga Dua. Penghitungan potensi tumbuhan obat menggunakan metode kombinasi antara metode jalur dan metode garis berpetak, dengan jalur sebanyak tiga buah dan masingmasing terdiri dari 10 plot, sehingga jumlah plot yang akan di pakai sebanyak 30 plot, tiap plot berukuran 20 x 20 m, dengan demikian luas seluruh plot pengamatan sebesar 400 m2 x 30 plot = 12.000 m2 atau seluas 1, 2 ha, antara plot yang satu dan lainnya tidak memiliki jarak guna menghindari adanya jenis-jenis tumbuhan obat hutan yang tidak teridentifikasi. Pengambilan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semua jenis vegetasi yang terdapat pada plot pengamatan meliputi semua tingkatan pertumbuhan vegetasi mulai dari pohon, tiang, sapihan dan semai sehingga nantinya akan diketahui seberapa besar potensi tumbuhan obat yang terdapat di masing-masing plot. Analisis data kualitatif dilakukan secara cross cheching terhadap informan dan hasil observasi lapangan, kemudian dibuat tabulasi dan dinarasikan, kemudian dihitung persentase masing-masing bagian yang digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Hasil Hutan Non Kayu yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat sekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa Hasil wawancara terhadap masyarakat dan informan yang mengetahui tentang obat serta pengamatan langsung di lapangan maka diketahui ada beberapa spesies tumbuhan yang biasa digunakan oleh masyarakt Kelurahan Mangga Dua sebagai bahan obat. Jenis-jenis tanaman tersebut dapat dilihat pada Tabel 1, 2, 3 dan 4 berikut:
Tabel 1. Jenis-Jenis Tumbuhan yang di manfaatkan sebagai obat oleh masyarakat sekitar kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa Kelurahan Miangga Dua Kecamatan Kendari Untuk Habitus Pohon No 1. 2. 3. 4. 5.
42
Nama Lokal Kayu Puta Tongkoean Sukun Jati Kambadawa
Nama Indonesia Kayu Putat Pulai Sukun Jati Turi
Nama Latin Barringtonia racemosa Alstonia scholaris Artocarpus communis Tectona grandis Sesbania grandiflora
Jumlah Ditemukan Dipetak Ukur 80 pohon 4 Pohon 9 Pohon 2 Pohon 16 pohon
Ecogreen Vol 2(1) April 2016, Hal 41 - 50
Tabel 2. Jenis-jenis tumbuhan yang di manfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan Tahura NipaNipa Kelurahan mangga Dua Kecamatan Kendari Untuk Habitus Perdu atau Semak Nama Lokal Nama Nama Latin Jumlah Ditemukan No (Tolaki) Indonesia Dipetak Ukur 1. Kasaga-saga Saga manis Abrus prectorius 64 Tumbuhan 2. Mahkota dewa Mahkota dewa Phaleria macrocarpa 53 Tumbuhan 3. Komba-komba Kirinyuh Chromolaena odorata 32 Tumbuhan 4. Banggai Kelor Moringa oleifera 30 Tumbuhan 5. Patiwala Tembelekan Lantana camara 20 Tumbuhan 6. Sambiloto Sambiloto Andrographis panniculata 20 Tumbuhan 7. Kaembu-embu Sembung Blumea balsamifera 16 Tumbuhan 8. Cempaka Cempaka Magnolia champaca 16 Tumbuhan 9. Rajawali Binahong Anredera cordifolia 8 Tumbuhan 10. Libo Awar-awar Ficus septica Burm F 1 Tumbuhan Tabel 3. Jenis Tumbuhan yang dimanfaatakan oleh masyarakat sekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa Kelurahan Mangga Dua Kecamatan Kendari Untuk Habitus herba, liana dan rumputrumputan Jumlah Ditemukan Nama Lokal Nama Indonesia Nama Latin Dipetak Ukur No Herba 1. Cocor bebek Cocor bebek Kalanchoe pinnata 18 Tumbuhan 2. Bunga pukul 4 Bunga pukul 4 Mirabilis jalapa 11 Tumbuhan 3. Kuni putih Kunyit Curucuma domestica Val 5 Tumbuhan 4. Kakumboka Benalu Batu Loranthus sp 6 tumbuhan Liana 5. Benalu pohon Benalu pohon Macrosolen cochinchinensis 5 Tumbuhan Rumput-rumputan 6. Alang-alang Alang-alang Imperata cylindrical 85 Tumbuhan 7. Sereh merah Sereh wangi Cymbopogon nardus L 80 Tumbuhan
Tabel 4. Rekapitulasi Jenis Tumbuhan yang di manfaatkan sebagai obat oleh masyarakat sekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa Kelurahan Mangga Dua Kecamatan Kendari berdasarkan Habitus. No Habitus Jumlah Jenis Persentase (%) 1
Pohon
3
Herba
2 4 5
5
22,73
4
18,18
Perdu dan semak
10
Liana
1
Rumput-rumputan
Dari Tabel 4 terlihat bahwa dari 22 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat, sebanyak 10 jenis atau 45, 45 % berupa perdu/semak, 5 jenis (22,73 %) berasal dari pohon dan rumput-rumputan 2 jenis (9,09 %), dan terendah dari liana sebanyak 1 jenis (4 %). Hasil ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan
2
22
45,45 4,55 9,09
100
jumlah jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat di desa Alolama, bagian barat kawasan Tahura Nipa-Nipa yaitu sebanyak 37 jenis, yang teridiri dari 15 jenis pohon, 8 jenis perdu/semak, 8 jenis herba, serta 5 jenis rumput dan 2 jenis bambu (Pujirahayu et al, 2015). Beberapa jenis tumbuhan obat yang
43
Pemanfaatan HHNK Sebagai Bahan Obat – Niken Pujirahayu et al.
ditemukan di sekitar kelurahan Mangga Dua dan juga dtemukan di Desa Alolama seperti: sukun, libo, patiwala, Kaembu-embu dan (sembung).
Beberapa jenis tanaman obat yang ditemukan di wilayah ini merupakan jenis tanaman obat yang mulai langka seperti pulai (Alstonia scholaris) (Pribadi, 2009), karena itu perlu dibudidayakan.
Tabel 5. Bagian yang digunakan, Cara pengambilan dan kegunaan Hasil Hutan Non Kayu yang di manfaatkan sebagai bahan obat oleh masyarakat sekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa Kelurahan Mangga Dua Kecamatan Kendari, Untuk Habitus Pohon Jenis Bagian yang Cara Pengambilan Cara Pemakaian Kegunaan No Tumbuhan Bahan Obat digunakan 1.
Kayu Puta (Baringtonia Racemosa)
Kulit Ari
2.
Pulai (Alstonia scholaris)
Kulit Ari dan Daun
3.
Sukun (Artocarpus communis)
Daun yang kering
4.
Jati Lokal (Tectona grandis)
Daun mudanya dan Kulit Batang
5
Turi (Sesbandia grandiflora)
Daun
44
Dikupas kulitnya dengan menggunakan parang kemudian diambil kulit arinya lalu dipukul-pukul hingga lunak. Daun dan kulit Batangnya diiris dari atas kebawah kemudian direbus Ambil dengan tangkai daun yang kering sebanyak 4-5 lembar yang jatuhnya menengadah ke atas tidak boleh ambil yangl daunnya telungkup, daun harus diambil menggunakan kayu
Daun mudanya diambil 1 lembar kemudian dilunakan sampai keluar airnnya, lalu untuk kulitnya dikupas dari atas kebawah Dipetik daunnya secukupnya
Kulit yang telah di pukul dan lunak kemudian di tempelkan pada luka
Menyembuhkan luka, Bisul
Air rebusan kulit dan batangnya disaring dan dimimum
Penyakit Kuning Hipertensi, diare dan pembersih paru-paru.
Dilunakan daunnya sampai keluar airnya, Dikupas kulitnya dari atas kebawah dan ditempelkan pada bagian yang sakit/gatal Daunnya direbus kemudian di minum saat masih hangat
Kudis dan gatalgatal
Daunnya sebanyak 4 -5 lembar kemudian direbus dan diminum airnya
Liver dan Ambien
Demam
Ecogreen Vol 2(1) April 2016, Hal 41 - 50 Tabel 6. Bagian yang digunakan,Cara pengambilan dan kegunaan hasil hutan yang di manfaatkan sebagai obat oleh masyarakat sekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa Kelurahan Mangga Dua Kecamatan Kendari, Untuk Habitus Perdu dan Semak. Bagian yang Cara Pengambilan Bahan Obat No Jenis Tumbuhan digunakan Cara Pemakaian Kegunaan 1.
Kasaga-saga (Abrus precatorius)
Daun
Diambil daunnya kemudian diremas-remas lalu dicampur dengan air kemudian disaring
Daunnya di remasremas kemudian di campur air lalu diminum
Obat batuk dan Demam
2.
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
Buah
Ambil buahnya yang matang kemudian diiris lalu dicampurkan dengan daun sambiloto sebanyak 10 lembar lalu direbus
3.
Komba-komba (Choromolena odorata)
Daun
Dipetik daunnya secukupnya
Daun diremas dan dilumakan sampai keluar airnya dan Dihangatkan pada api lalu ditempelkan pada bagian yang luka juga bagian tulang yang patah
Luka dan patah tulang
4.
Sambiloto (Andrographis panniculata B ness)
Daun
Dipetik daunnya secukupnya kemudian direbus
Daunnya direbus dan diminum airnya
Penurun tekanan darah
5.
Sembung (Blumea balsamifera)
Akar dan Batang
Akarnya dicabut kemudian dipotong batangnya lalu direbus bersamaan
Akarnya dan batangnya kemudian di cuci lalu direbus dan diminum airnya
Pasca persalinan dan penghilang rasa capek
6.
Patiwala (Lantana camara)
Kulit Ari dan Daun
Daunnya di petik kemudian direbus sedangkan kulit arinya dikerok halus batangnya menggunakan parang
Daunnya di rebus dan diminum, Kulit ari yang dikerok direbus dan diminum airnya
Cacingan, .Penawar racun dan Menghentikan pendarahan
7..
Kelor (Moringa oleifera)
Daun
Daunnya dipetik secukupnya
8.
Cempaka (Magnolia champaca)
Kulit Batang
Diiris kulit batangnya sebanyak 4 kali dari bawah keatas
Daunnya direbus dan diminum
Kulit batangnya kemudian direbus dan airnya diminum
Penetralisir racun
Pencucui perut dan penyakit dalam
9.
Awar-awar (Ficus septica)
Daun
Daunnya dipetik sebanyak 1 ikat atau 1 genggam
Keracunan dan ambeyen
10.
Rajawali (Audera cardifolia)
Batang dan Daun
Diambil batngnya kemudian dicuci lalu direbus. Untuk daunnya diambil sebanyak 2 lembar
Rebus 1 genggam dengan 3 gelas air dan daunnya dipanasi kemudian dioleskan pada bagian yang sakit
Irisan buah kemudian dicampur dengan daun sambiloto sebanyak 10 lembar direbus kemudian airnnya diminum
Dicuci kemudian di rebus dan Ambil 2 lembar daunnya kemudian direbus dengan 2 gelas air minum
Penurun tekanan darah dan hepatitis
Ibu menyusui, asma dan radang ginjal
45
Pemanfaatan HHNK Sebagai Bahan Obat – Niken Pujirahayu et al.
Tabel 7. Bagian yang digunakan, Cara pengambilan dan kegunaan hasil hutan yang di manfaatkan sebagai obat oleh masyarakat sekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa Kelurahan Mangga Dua Kecamatan Kendari, Untuk Herba, liana dan rumpu-rumputan. No 1.
Herba
Bagian yang digunakan
Cara Pengambilan Bahan Obat
Cocor bebek (Kalanchoe pinnata)
Daun
Dipetik daunnya secukupnya kemudian dimemarkan
2.
Bunga pukul 4 (Mirabilis jalapa)
Akar kering dan Biji Buahnya
Biji buahnya ditumbuk-tumbuk sampai hancur sedangkan akar keringnya diambil sebanyak 9 lembar
3.
Benalu batu
Umbi batangnya
Dicabut benalunya lalu di ambil batangnya
4.
Kunyit putih (Curcuma domestica Val)
rimpang
rimpang di ambil kemudian dipotong lalu dicuci dan dijemur
Batang
5.
46
Jenis Tumbuhan
Liana
Benalu pohon Rumputrumputan
6.
Sereh merah (Cymbopogon nardus L
Batang Sereh
7.
Alang-alang (Imperata cylindrical (L) Baeuv
Akar
Cara Pemakaian
Kegunaan
Daunnya di memarkan kemudian ditempelkan di dahi Daunnya dikumurkumurkan
Demam dan Amandel
Dicuci kemudian di rebus dan dimunum air rebusannya
Hipertensi, asam urat, rematik dan ginjal
Diambil batangnya pakai parang kemudian dicuci
Dicuci kemudian di rebus dengan akar alang-alang
Liver, kanker dan tumor
Diambil batang serehnya kemudian dicuci
Batang direbus kemudian di pakai untuk mandi
Stroke ringan
Akarnya diambil kemudian dipotongpotong lalu ditumbuk-tumbuk sampai halus lalu diperas
Biji yang telah ditumbuk-tumbuk dan Akar keringanya diambil sebanyak 9 lembar kemudian direbus dengan 4 gelas air disisakan sampai 3 gelas kemudian dimimum
Bedak untuk patah tulang dan infeksi saluran kencing
Rimpang yang telah dijemur kemudian direbus dan diminum airnya
Kista
Akarnya yang telah direbus kemudian disarimg dan diminum
Panas dalam, muntah darah, penambah nafsu makan dan Mimisan
Ecogreen Vol 2(1) April 2016, Hal 41 - 50
Tabel 8. Rekapitulasi Jenis Tumbuhan yang di manfaatkan sebagai obat oleh masyarakat sekitar kawasan Tahura Raya Nipa-Nipa Kelurahan Mangga Dua Kecamatan Kendari berdasarkan Bagian yang digunakan No BagianTumbuhan yang Jumlah Spesies Persentase dimanfaatkan spesies (%) 1
Daun (ekstrak dan eksudat daun)
11
2
Batang
5
4
Buah/Biji
3
3 5 6
Kulit batang ( kulit bagian dalam, kambium) Akar/rimpang
Seluruh bagian
5 4 1
29
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah bagian daun (37,93%) kemudian bagian batang/kulit batang dan yang paling sedikit menggunakan seluruh bagian tanaman. Cara pengolahan dan pemakaian ramuan obat yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Mangga Dua sangat bervariasi, misalnya, mengolah ramuan obatnya dengan cara direbus, dimemarkan lalu ditempel, dibakar lalu ditempel, diremas-remas, dan cara lainnya seperti ditumbuk, dan disaring. Cara pengolahan yang palin banyak dengan cara direbus lalu diminum air rebusannya.
Beberapa cara pengambilan bahan obat yang khas menurut adat kebiasaan yang dilakukan dan dipercayai masyarakat sekitar Tahura Nipa-Nipa seperti mengambil daun sukun dengan perantara kayu, tidak boleh dipetik langsung, dan yang digunakan obat adalah bagian daun yang jatuhnya terbuka ke atas, daun yang jatuh terbalik (telungkup) tidak boleh digunakan. Pengambilan kulit kayu juga memiliki cara tersendiri seperti mengambil kulit batang dengan cara menyayat dari bagian bawah ke atas (cempaka) dan sebaliknya kulit
Sukun, jati, kasaga-saga, kombakomba, sambiloto, patiwala, kelor, awar-awar, cocor bebek, turi, rajawali
37,93
Puta,pulai,jati,patiwala, cempaka
17,24
Sembung, rajawali, benalu pohon,benalu batu, sereh
17,24
Mahkota dewa, bunga pukul 4
10,34
Sembung, bunga pukul 4, alang2, kunyit Benalu pohon
13,79 3,45 100
kayu pulai dan kulit jati diambil dengan cara menyayat dari atas ke bawah. Cara pengambilan tersebut merupakan cara khas atau kearifan lokal yang ada di sekitar kawasan tersebut.
Dari Tabel 9 terlihat bahwa ada 22 kelompok penyakit yang biasa disembuhkan dengan menggunakan bahan-bahan obat yang berasal dari sekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa. Beberapa jenis juga digunakan sebagai obat di wilayah lain Tahura seperti di daerah Alolama antara lain jenis Libo (Ficus septica), Patiwala (Lantana camara), Sukun, dan Sembung (Pujirahayu et al, 2015). Beberapa jenis tersebut juga dimanfaatkan oleh Masyarakat Lokal Suku Muna di Kecamatan Wakarumba, Kabupaten Muna seperti Turi dan sembung (Windadri et al, 2006) dan masyarakat lokal di Pulau Wawonii, misalnya jenis alang-alang (Imperata cilindrica) akarnya digunakan untuk obat darah tinggi dan obat dalam. Sedangkan Libo (limboni dalam bahasa wawonii) selain digunakan daunnya masyarakat wawonii juga menggunakan getahnya sebagai obat tetes mata (Rahayu et al, 2006).
47
Pemanfaatan HHNK Sebagai Bahan Obat – Niken Pujirahayu et al. Tabel 9. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11
12 13 14 15
16 17 18 19 20 21
22
Jenis Tumbuhan obat yang di manfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa, Kelurahan Mangga Dua Kecamatan Kendari berdasarkan Kelompok Penyakit/Kegunaannya. Kelompok penyakit/ Khasiat/ Macam Penggunaan Spesies Jumlah Penggunaan spesies Ambien
Menyembuhkan ambien
Sukun, Awar-awar
2
Batuk
batuk
Kasaga-saga,
1
Amandel Cacingan Demam
Diabetes Diare
Gangguan Peredaran Darah Hipertensi dan sakit kepala Kanker, tumor
Liver, hepatitis Malaria
Pasca persalinan Patah tulang
Penawar racun
Pengobatan Luka Penyakit dalam Penyakit Ginjal Penyakit Kulit
Penyakit otot dan persendian Penyakit Saluran pencernaan
Stroke
Menyembuhkan radang amandel Menghilangkan cacingan
Patiwala,
Menurunkan demam
Turi, cocor bebek, Kasaga-saga,alang-alang
Menghentikan diare
Jambu biji
Menurunkan kadar gula mimisan
Menurunkan tekanan darah Kista, kanker,
Menyembuhkan Sakit kuning/hepatitis Menurunkan demam
Perawatan pasca persalinan Luka patah tulang Penawar racun
Menghentikan pendarahan
Asam urat, rematik, muntah darah Membersihkan ginjal
Bisul, Kudis, gatal-gatal
Menghilangkan capek dan pegal pencahar Stroke
Penggunaan suatu jenis tanaman dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit yang berbeda seperti daun Tanaman turi (Sesbania grandiflora) misalnya digunakan oleh masyarakat sekitar Tahura Nipa-Nipa untuk menurunkan demam, sedangkan di daerah lain dapat digunakan sebagai penawar racun ketika digigit ular (Pratiwi et al, 2015). Jenis Puta (Baringtonia Racemosa )dan patiwala (Lantana camara) digunakan masyarakat sekitar Tahura untuk mengobati luka. Lantana mengandung zat triterpene lantadene (Giri and Oza, 2015),
48
Cocor bebek,
Pulai,
Alang-alang
Pulai, mahkota dewa, sambiloto
Benalu pohon, kunyit putih
Pulai, sukun, mahkota dewa Turi
Sembung, rajawali
Komba-komba, bunga pukul 4
Kelor, patiwala, Awarawar, Puta, patiwala,
Benalu batu, alang-alang Benalu batu
Puta, daun jati sembung cempaka
Sereh merah
1 1 4 1 1 1 3 2 3 1 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1
lantanolic acid, essential oils dan sifat antipiretik dan analgesik (Suryadarma, 2005) yang dapat menyembuhkan luka. Jenis ini termasuk famili verbenaceae dan tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia Lantana cukup luas digunakan oleh masyarakat sebagai bahan obat. Selain sebagai obat luka, di daerah Wakarumba muna Lantana juga digunakan untuk menurunkan tekanan darah (Windadri et al, 2006). Penggunaan tumbuhan obat untuk perawatan pasca persalinan di kawasan
Ecogreen Vol 2(1) April 2016, Hal 41 - 50
Mangga dua Tahura Nipa-Nipa menggunakan dua jenis tanaman yaitu Sembung/Kaembuembu dan Rajawali atau binahong, sedangkan di bagian Alolama Tahura Nipa-Nipa masyarakat juga menggunakan Lakoora/rumput (Eleusine indica) (Pujirahayu et al, 2015).
Potensi Tumbuhan Obat di Kawasan Tahura Nipa-Nipa Hasil pengamatan vegetasi tanaman obat di Kawasan Tahura Nipa-Nipa dapat dilihat bahwa untuk jenis tanaman obat dari pohon yang paling banyak adalah Puta, kemudian Turi, dimana kedua jenis tumbuhan ini adalah tumbuhan alami yang tidak ditanam oleh masyarkat. Untuk jenis perdu/ semak yang paling banyak ditemui adalah jenis Kasaga-saga, Mahkota dewa dan Komba-Komba. Kasaga-saga dan Komba-komba juga merupakan tanaman liar di kawasan Tahura, bebrapa jenis yang ditemukan dalam jnumlah sedikit tetapi sangat potensial untuk dikembangkan seperti benalu batu dan jenis alang-alang merupakan jenis yang berpotensi untuk dibudidayakan dan dikembangkan sebagai tanaman obat. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu berupa tanaman obat semakin banyak diminati karena kecenderungan masyarakat untuk menggunakan bahan-bahan obat herbal yang alami dari alam. Kawasan Tahura Nipa-Nipa sebagai salah satu kawasan konservasi perlu dijaga karena di dalam dan sekitar kawasan tersebut masih banyak jenis tumbuhan yang berfungsi dan berpotensi sebagai obat. Dari 22 jenis tersebut sebagian besar adalah tumbuhan liar karena itu perlu usaha budidaya agar jenisjenis tersebut tidak punah. Herdiyanti et al (2013) menyatakan bahwa diperkirakan dari sekitar 2.300 jenis tanaman obat di Indonesia, hanya 20-22 % tanaman obat yang ditanam/dibudidayakan oleh masyarakat, karena itu perlu upaya konservasi jenis tanaman obat baik secara eksitu maupun insitu dengan melibatkan masyarakat sekitar Tahura Nipa-Nipa.
PENUTUP Hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat sekitar Kawasan Tahura Nipa-Nipa Khususnya Kelurahan Mangga Dua terdiri dari 22 jenis tumbuhan. Tumbuhan tersebut sebagian besar adalah dari perdu dan semak yang tumbuh liar di sekitar kawasan, selain itu beberapa pohon, herba, rumput-rumputan dan liana. Bagian tanaman yang paling banyak digunakan sebagai obat adalah daun kemudian kulit batang dan batang. Cara penggunaan obat umumnya direbus baik secara tunggal maupun dicampur dengan bahan lain. DAFTAR PUSTAKA Balai
Inventarisasi dan Perpetaan Hutan (Biphut) Sultra, 2009.. Hasil Pelaksanaan Tata Batas Blok Tahura Nipa-Nipa Kabupaten Konawe dan Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Sultra, Kendari. FAO, 2001. Non-Timber Forest Products. www.fao.org/forestry/fop/fopw/nwfp. Giri, A. G. And R. Oza. 2015. Isolation, Purification and Characterization of Triterpenes from Lantana camara. Chem Sci Rev Lett , 4(14): 520-525. Herdiyeni, Y., E. Nurfadhilah, E. A.M. Zuhud, E. K. Damayanti, K. Arai, and H. Okumura. 2013. A Computer Aided System for Tropical Leaf Medicinal Plant Identification. Int. Journal on Adv Sci. Engineering Infor. Technology, 3 (1): 23-27. I.G.P. Suryadarma. 2005. Konsepsi Kosmologi dalam Pengobatan Usada Taru Pramana. Journal of Tropical Ethnobiology, 2(1): 65-87. Pratiwi, S.U.T., E.L. Lagendjik, T. Hertiani, Weert Sd, CAMJJVD Hondel. 2015. Antimicrobial effects of Indonesian Medicinal Plants Extracts. on Planktonic and Biofilm Growth of Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Journal Hortikultura; 2 (1): 1-14. Doi: 10.54172/2376-0354.1000119. Pribadi, E. W. 2009. Pasokan dan Permintaan Tanaman Obat Indonesia Serta Arah Penelitian dan Pengembangannya. Perspektif, 8 (1): 52-64. Pujirahayu, N., A. Arisandi, L. Indriyani and N. Hadjar. 2015. Identification of Medicinal Plants around Tahura Nipa-
49
Pemanfaatan HHNK Sebagai Bahan Obat – Niken Pujirahayu et al.
Nipa Forest (A Case Study of Farmers Group of Forest Conservation (KTPH) Thrive Village Alolama, Kendari. Proceedings of the Celebes International Conference on Diversity at Wallacea’s Line (CICWDL), May 8-10, 2015. Kendari, Indonesia. pp: 174 - 179 Rahayu M., S. Sunarti, D. Sulistiarini, S. Prawirohatmodjo. 2006. Traditonal use of medicinal herbs by local community of Wawonii Island, Southeast Sulawesi. Biodiversitas . 7 ( 3): 245-250. Suryana, Y., J. Iskandar dan U. Supratman. 2014. Studi pengetahuan Lokal obat pada Agroekosistem Pekarangan dan Dinamika perubahannya di Desa
50
Cibunar Kecamatan Rancakalong Kab. Sumedang jawa Barat. Bionatura, 16 (1): 19-25. Windadri, F.I., M. Rahayu, T. Uji and H. Rustiami. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Bahan Obat oleh Masyarakat Lokal Suku Muna di Kecamatan Wakarumba, Kabupaten Muna. Biodiversitas, 7 (4): 333-339. Zuhud, E. A. M. 2009. Potensi Hutan Tropika Indonesia Sebagai Penyangga Bahan Obat Alam untuk Kesehatan Bangsa. Departemen Kehutanan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Jurnal Bahan Alam Indonesia, 2009. http//:wwwbiologyeastborneo.com