PELAJARAN 3 AKSEN, SUKU KATA, SHEWA SEDERHANA, QAMES-HATUF, DAN TRANSLITERASI
3. A. AKSEN/PENEKANAN 1. Aksen utama bagi sebuah kata
a. Kaum Masoret mengembangkan sebuah sistem yang sangat khusus untuk aksen kalimat di dalam Alkitab Ibrani. Pada tahap ini, kita hanya perlu untuk memperhatikan aksen utama setiap kata. Suku kata yang menerima aksen utama di salam sebuah kata di sebut nada (atau tonik) suku kata yang ditekankan di dalam membaca. Ketika dipandang perlu untuk menandai nada suku kata maka tata bahasa Ibrani menggunakan tanda
<
di dalam teks Ibrani untuk menandai
adanya aksen. Di dalam transliterasi, simbol ´ menunjukkan aksen yang terdapat di dalam suku kata tersebut. b. Hampir semua kata menerima aksen utama pada akhir suku kata (milra (milra). ). Ketika suku kata terakhir diberi aksen, biasanya tidak ada tanda khurus yang muncul di dalam tata bahasa Ibrani untuk menandai hal tersebut meskipun terkadang ada juga tanda yang muncul untuk memperjelas pengaksenan tersebut. Misalnya:
~d'a'a'
(“manusia”) memiliki dua suku kata. Suku kata pertama adalah
yang kedua adalah
~d'
a'
(’!) dan
(d!m). Karena tidak ada tanda aksen yang muncul pada
ata tersebut maka kita bisa beranggapan bahwa suku kata kedua (terakhir) adalah yang diberi aksen. Jika ada tanda aksen yang muncul maka bentuknya adalah sebagai berikut:
~d'da' '. !
c. Beberapa kata menerima aksen utama sebelum suku kata terakhir atau kedua dari belakang suku kata (millel (millel ). ). Ketika hal ini terjadi maka suku kata yang mendapat aksen atau penekanan akan diberi tanda. Aksen utama di dalam sebuah kata tidak pernah muncul sebelum suku kata kedua dari akhir. Misalnya:
"
r[;v; !
;v;
(“pintu gerbang”) , yaitu
!
("a) dan
r[;
(‘ar).
Silabi yang ditekankan
<
diberikan aksen . !" #$%$&
a. Selain aksen utama, beberapa kata mempunyai aksen pelengkap atau sekunder yang dikenal dengan istilah meteg (
gt,m,
= “tali kekang”). Tanda ini muncul
sebagai garis vertical di bawah sebuah konsonan. Biasanya tanda ini ditempatkan di bagian kiri vokal. Contohnya:
)B ', (Be, dan (B:. Meskipun ) w; .(
demikian meteg dapat muncul di sebelah kanan vokal seperti pada
Pada
konsonan yang tidak memiliki sebuah vokal di bawahnya, meteg muncul sendiri di bawah konsonan tersebut misalnya
oT*
dan
A)T.
b. Di dalam membaca teks Ibrani, meteg menyebabkan sang pembaca untuk berhenti sejenak di dalam pengucapannya. Di dalam kata
[;yqir'l '( (“ke
cakrawala”) sebuah meteg muncul di sebelah kiri qames pertama. Hal ini menyebabkan pembaca untuk berhenti setelah kata tersebut. Jeda ini berarti
l( ' (l!), suku kata pertama dari
l( ' memperoleh tanda stress sekunder. Dan karena
tidak ada tanda aksen yang muncul maka kita bisa menduga bahwa suku kata terakhir
[;yqi
(qîa‘ ), diberi aksen sehingga menerima penekanan utama di
dalam pengucapan. 3.B SUKU KATA 1. Karakteristik Suku Kata
a. Sebuah suku kata biasanya diawali oleh sebuah konsonan. b. Bersama dengan sebuah konsonan, setiap suku kata biasanya juga memiliki satu vokal penuh (kecuali pada kasus furtive patah yang akan didiskusikan kemudian). Akibatnya, sebuah kata bisa memiliki banyak suku kata karena memiliki vokal penuh. Contohnya:
#
rh;
= (“gunung”) memiliki satu suku kata karena ia hanya memiliki satu vokal
yaitu patah.
rm;v'
= "!/mar (“dia telah menyimpan”) memiliki dua vokal (qames dan patah)
dan oleh karena itu memiliki dua suku kata:
v'
("!) dan
rm;
(mar).
(1) Seperti telah dijelaskan sebelumnya, vokal setengah (shewa sederhana dan shewa gabungan) bersama dengan sebuah konsonan tidak dapat membentuk suku kata yang terpisah. •
tyrIB.
e
= b rît (“perjanjian”) hanya memiliki satu suku kata karena kata
ini hanya memiliki satu vokal penuh yaitu hireq- yod . Meskipun
b.
e)
(b
kelihatannya dapat membentuk sebuah suku kata namun ia bukanlah sebuah suku kata karena shewa adalah vokal setengah. •
hm'da' ]
= ’#d!/m!h (“tanah”) memiliki dua suku kata karena ia memiliki
dua vokal penuh (dua qames). Suku kata pertama adalah suku kata kedua adalah
hm' (m!h). a]
d'a]
(’#d!) dan
(’#) tidak dapat membentuk suku
kata terpisah karena merupakan vokal setengah. (2) Satu pengecualian pada aturan bahwa tidak ada suku kata yang memiliki lebih dari satu vokal penuh terjadi pada kasus furtive patah. Ketika furtive patah muncul pada akhir sebuah kata maka itu tidak menandai awal dari sebuah
x;Wr
suku kata baru. Misalnya kata
= rûa! (“roh/spirit”) hanya memiliki satu
suku kata saja karena vokal kedua adalah furtive patah yang tidak dapat membentuk suku kata terpisah.
2.
Suku Kata Terbuka
a. Suku kata terdiri dari dua jenis: terbuka dan tertutup. b. Suku kata terbuka ditentukan oleh dua hal: 1) Suku kata terbuka berakhir dengan sebuah vokal penuh.
$
(a) Pola dasar untuk sebuah suku kata terbuka adalah KONSONAN + VOKAL PENUH [KV].
yKi
= kî (“yaitu”) membentuk sebuah suku kata yang terbuka karena ia
mengikuti pola KV.
!t;n"
= n!/tan (“dia telah memberikan”) memiliki dua suku kata. Suku
kata pertama has
n"
(n!) adalah terbuka karena mengikuti pola KV.
(b) Pola dari suku kata terbuka dapat dipengaruhi oleh kondisi sebagai berikut: [1] Jika shewa sederhana atau gabungan muncul di bawah konsonan pertama dari suku kata terbuka maka pola yang dihasilkan adalah KONSONAN (dengan sebuah shewa) + KONSONAN + VOKAL PENUH [KKV]. !
ynEB.
e
= b nê (“anak dari”) dan
yxea]
= ’#!ê (“saudara laki-laki
dari”). Masing-masing kata ini hanya mempunyai satu suku kata terbuka karena mereka hanya memiliki satu vokal penuh. Konsonan dengan shewa tidak dapat membentuk suku kata terpisah. [2] Konsonan diam
a
dan
h
tidak pernah menutup suku kata di akhir
sebuah kata. Lebih lanjut,
a
tidak pernah menutup sebuah kata di
tengah-tengah sebuah kata. Oleh karenanya, setiap suku kata yang berakhir dengan
a
membentuk suku kata terbuka [KV]. Any final
Setiap suku kata (yaitu suku kata terakhir sebuah kata) yang berakhir dengan
h
terjadi jika
menciptakan suku kata terbuka [KV]. Pengecualian
h pada akhir sebuah kata memiliki sebuah mappiq (H);
dalam konteks itu maka
H
menutup suku kata tersebut.
%
aAB
!
= bô’ (“datang”) and
hKo
= k $h (“demikian”). Kedua-
duanya mempunya suku kata terbuka karena baik
a
maupun
h
tidak dapat menutup suku kata terakhir di dalam sebuah kata. Suku kata kedua dari
!
t'ar'q'
= q!/r !’/t! (“engkau telah
memanggil”) adalah terbuka karena
a
tidak dapat menutup
sebuah suku kata di tengah-tengah sebuah kata.
HB'
!
= b!h (“di dalamnya [f]”) tidak membentuk sebuah suku kata
terbuka karena
h pada akhir kata mempunyai sebuah mappiq.
Kata ini membentuk sebuah suku kata tertutup yang akan didiskusikan pada bagian selanjutnya. 2) Hal mendasar kedua dari suku kata terbuka adalah bahwa vokal-vokalnya biasanya adalah vokal panjang (atau vokal panjang alami) kecuali jika suku kata tersebut diberi aksen maka vokalnya bisa panjang atau pendek. •
%l;m'
= m!/lak (“dia adalah raja”) mempunyai dua suku kata. Suku kata
pertama adalah terbuka karena memiliki vokal panjang dan tidak beraksen. •
Di dalam kata
~x ,l, = l'(!em (“roti”) suku kata pertama adalah terbuka !
dan diberi aksen; dan mempunyai vokal pendek. •
Di dalam
rp,se= s"/per (“tulisan”) suku kata pertama adalah terbuka dan !
beraksen namun kali ini suku kata terbuka memiliki vokal panjang. •
ymi
= mî (“siapa”) hanya memiliki satu suku kata, akibatnya suku kata
tersebut adalah beraksen. Kata ini memiliki suku kata terbuka dengan vokal panjang alami. •
Kedua suku kata di dalam
hr'AT
(t)(r !h) adalah terbuka (karena
h
tidak
dapat tertutup di suku kata terakhir). Suku kata pertama mempunyai vokal panjang alami dan tidak beraksen; suku kata kedua diberi aksen dengan sebuah vokal panjang.
&
•
Karena sebuah meteg adalah aksen sekunder yang menyebabkan pembaca berhenti sejenak di dalam pengucapan, maka meteg selalu menandai suku kata terbuka meskipun vokal yang menyertainya adalah panjang atau pendek. Contoh: dalam
yhiy ) :>w(
ht'b )r. '(
e
= r !/b t!h (“dia adalah hebat/besar”) dan
e
= va/y +, (“dan dia dulu adalah) sebuah meteg menyebabkan suku
kata pertama pada setiap kata terbuka. Kata yang pertama memiliki vokal panjang sedangkan kata yang kedua memiliki vokal pendek . 3. Suku Kata Tertutup
Sebuah suku kata tertutup ditandai oleh dua ciri mendasar: a. Sebuah suku kata tertutup berakhir tidak dengan sebuah vokal penuh melainkan dengan dengan sebuah konsonan. (1) Pola khas dari sebuah suku kata tertutup adalah KONSONAN + VOKAL PENUH + KONSONAN [KVK]. !
~[; = ‘am (“bangsa”) mempunyai satu suku kata yaitu tertutup karena mempunyai pola KVK.
!
Suku kata kedua
br,x , = !é/reb (“pedang”) adalah sebuah suku kata tertutup; kata !
ini juga memiliki pola KVK. (2) Pola dari sebuah suku kata tertutup dapat dipengaruhi oleh: (a) Jika shewa sederhana atau gabungan muncul di bawah konsonan pertama dari sebuah suku kata tertutup maka pola yang dihasilkan adalah KONSONAN (dengan sebuah shewa) + KONSONAN + VOKAL PENUH + KONSONAN (KKVK). !
tAtB.
e
= b tôt (“anak perempuan dari”) dan
!Ara]
= ’#rôn (“bahtera”) masing-
masing mempunyai satu suku kata tertutup yang mengikuti pola KKVK. Konsonan-konsonan dengan shewa tidak dapat membentuk suku kata terpisah. (b) Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
a
dapat diam (yaitu kehilangan statusnya
sebagai konsonan), dalam arti bahwa ia tidak dapat menopang sebuah vokal atau
*
menutup sebuah suku kata. Huruf diam
a
dapat muncul di tengah sebuah suku kata
tertutup [KVK]. !
varo
= r $’" (“kepala”) hanya memiliki satu vokal saja dan oleh karena itu
merupakan suku kata tertutup mengikuti pola KVK. b. Ciri kedua yang mendasar dari suku kata tertutup adalah bahwa vokalnya biasanya pendek. Pengecualian terjadi jika suku kata tersebut diberi aksen maka vokalnya bisa pendek atau panjang (termasuk vokal panjang alami). !
Suku kata kedua dari
[b;v, !
= "é/ba’ (“tujuh”) adalah tertutup dan tidak beraksen;
ia memiliki vokal pendek. !
Suku kata yang kedua dari
jq;l'
= l!/qa# (“dia telah mengambil”) adalah
tertutup dan beraksen; ia memiliki vokal pendek (kita dapat menganggap bahwa suku kata kedua adalah beraksen mengingat bahwa tidak ada aksen yang muncul di atas suku kata pertama). !
Suku kata kedua dari
lAdG"
= g!/dôl (“besar/hebat”) adalah tertutup dan beaksen;
ia memiliki vokal panjang alami.
3. C. SHEWA SEDERHANA
1. Sebagaimana telah disebutkan di dalam pelajaran 2, shewa sederhana memiliki dua fungsi: shewa bersuara dan shewa diam. Kedua fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Shewa sederhana diucapkan hanya ketika ia muncul pada awal kata (di bawah konsonan pertama) dari sebuah suku kata. Kemunculan sebuah vokal shewa pada awal sebuah suku kata biasanya muncul pada empat situasi: (1) Sebuah shewa pada awal sebuah kata biasanya selalu vokal karena ia muncul pada awal sebuah suku kata. Misalnya:
~[un>= ne‘um (“ucapan”) memiliki
vokal shewa. (2) sebuah shewa yang muncul setelah vokal panjang biasanya adalah shewa bersuara. Dengan kata lain, sebuah shewa setelah suku kata terbuka adalah shewa bersuara karena ia muncul pada awal sebuah suku kata. Misalnya: -
ybekA. K
e
= kô/k bê (“bintang-bintang dari”) mempunyai dua suku kata terbuka
karena ia memiliki dua vokal panjang. Shewa di bawah
k
kedua adalah
bersuara karena ia muncul setelah sebuah vokal panjang atau setelah suku kata terbuka. (3) Sebuah shewa yang muncul setelah sebuahmeteg adalah shewa bersuara karena ia juga muncul pada awal sebuah suku kata. Misalnya: !
Di dalam
hl'v.m '(
e
= m!/" l/+ (“dia telah memimpin”) meteg menunjukkan
bahwa suku kata pertama adalah
m( . '. Akibatnya, v.
mengawali suku kata
baru dengan vokal shewa. (4)
Ketika dua shewa muncul berturut-turut (di bawah dua konsonan berturutturut) di tengah-tengah sebuah kata maka shewa yang kedua adalah bersuara karena ia muncul di permulaan sebuah suku kata. Hal ini akan dijelaskan lebih mendalam pada bagian berikutnya.
b. Shewa sederhana adalah shewa bisu karena ia muncul pada akhir sebuah suku kata yaitu di bawah sebuah konsonan yang menutupi sebuah suku kata. Pada konteks tersebut shewa muncul setelah vokal pendek dan berfungsi seperti pembagi suku kata. Dengan kata lain, shewa bisu dapat muncul hanya pada akhir sebuah suku kata tertutup; ia tidak dapat muncul di akhir dari suku kata terbuka. Misalnya: !
laerf' .yI= yi%/r !/’&l (“Israel”) shewa muncul setelah vokal pendek hireq dan oleh karena itu ada pada akhir sebuah suku kata tertutup. Mungkin akan sangat menolong jika kita pertama-tama mentransliterasikan semua shewa yang ada di dalam sebuah kata dan kemudian menandai pembagian suku kata dengan memperhatikan mana yang merupaka n shewa bisu yang berfungsi sebagai petunjuk untuk pembagian suku kata.
!
%l,m,
Shewa "#$ akhir
!
mé/lek (“raja”) muncul pada akhir dari sebuah suku
kata tertutup yang menjadikannya sebagai shewa bisu dan ditiadakan dari transliterasi.
.
2. Jika dua shewa muncul bersama-sama (di bawah dua konsonan secara berturut-turut) di tengah-tengah sebuah kata, maka shewa yang pertama adalah bisu dan shewa yang kedua adalah bersuara. Hal ini terjadi karena shewa yang pertama muncul setelah vokal pendek dan akan berdiri pada akhir sebuah suku kata tertutup. Shewa yang ked ua akan muncul pada awal dari sebuah suku kata baru.
ht'r>kn. I
!
e
= nik (1 t!h (“dia dipotong”) mempunyai dua shewa yang muncul
k
secara berturut-turut. Karena yang pertama (di bawah ) muncul setelah vokal pendek (hireq), maka shewa itu adalah bisu dan berfungsi untuk menutup suku kata yang pertama. Shewa yang kedua adalah shewa bersuara yang berdiri pada awal (di bawah konsonan pertama) dari suku kata kedua. 3. D. QAMES-HATUF
1. Seperti telah didiskusikan di atas, simbol
'
dapat digunakan sebagai dua jenis vokal
yang berbeda yaitu vokal panjang qames (!) atau vokal pendek qames-hatuf (o). Berikut ini adalah petunjuk dasar tentang cara membedakan keduanya: a. Karena qames-hatuf adalah vokal pendek, ia biasanya muncul di dalam suku kata tertutup yang tidak beraksen. Ia tidak dapat muncul pada suku kata terbuka yang beraksen. Misalnya: !
Di dalam
tm 'yy" >w: !
= vay/y!/mot (“dan dia telah mati”) bukan suku kata
pertama melainkan yang kedua yang diberi aksen. Oleh karena itu, vokal pada suku kata kedua
y"
!
(y!) adalah qames. Karena suku kata terakhir
tm'
(mot) adalah tertutup dan tidak beraksen maka ia mempunyai vokal pendek qames-hatuf . b. Vokal
'
selalu merupakan qames kalau mempunyai aksen. Biasanya vokal itu
adalah sebuah qames di dalam suku kata terbuka atau ketika ia muncul bersamasama dengan sebuah meteg .
0
!
Di dalam
rb'D'
= d/( b!r (“kata”) masing-masing suku kata mempunyai
dua vokal panjang qames karena suku kata pertama adalah terbuka dan suku kata kedua diberi aksen. !
hr' (m (.v) '
Di dalam
= (“memelihara”) vokal pertama adalah qames di dalam
suku kata terbuka seperti yang telah diidentifikasikan melalui meteg . Karena
a
tidak dapat menutup sebuah suku kata, maka setiap suku kata
yang berakhir dengan sebelum
a
a a' dalah merupakan suku kata terbuka dan vokal
adalah sebuah qames. Demikian pula karena
h
(tanpa
mappiq) tidak dapat menutup suku kata terakhir dari sebuah kata, maka setiap kata yang berakhir dengan yang terbuka dan vokal sebelum "
Vokal terakhir pada
ac'm'
h m ' empunyai sebuah suku kata terakhir
h
merupakan qames.
= m!/$!’ (“dia telah menemukan”) adalah
qames karena suku kata terakhir adalah terbuka. because the last syllable is open. "
Sama juga dengan
ha'me
= m&/’!h (“seratus”) berakhir dengan silabi
terbuka yang mana vokalnya adalah qames. c. Jika sebuah
'
yang tidak beraksen diikuti oleh shewa bisu maka ia adalah
'
merupakan sebuah qames-hatuf . Namun, jika (baik beraksen ataupun tidak) diikuti oleh vokal shewa maka ia adalah sebuah qames. Di dalam tata bahasa ini, sebuah meteg berfungsi untuk berfungsi untuk membantu kita membuat perbedaan ini:
. ' (tanpa sebuah aksen) = qames-hatuf yang diikuti oleh shewa diam. ) . ' = qames diikuti oleh vokal shewa. " Di dalam lTex.h' = ho!/t&l (“dibungkus) vokal '(yang diikuti oleh sebuah shewa) tidak memiliki aksen di atasnya; oleh karena itu,
'adalah sebuah
qames-hatuf dan shewa yang mengikutinya adalah pembagi suku kata. Hasilnya adalah suku kata pertama dari kata itu adalah suku kata tertutup
"2
x.h'
(ho!), yang memiliki vokal pendek. Dengan kata lain, kata ini tidak e
ditransliterasikan sebagai h!/! tel (diawali dengan sebuah suku kata terbuka yang memiliki sebuah vokal panjang), karena vokal
'
tidak
diaksenkan dai diikuti oleh sebuah sheva. "
Suku kata pertama dari kata tertutup
k.x'
hm'kx. '
= !ok/m"h (“kebijaksanaan”) adalah suku
(!ok) dengan vokal pendek qames-hatuf . Vokal ini tidak
mempunyai meteg , tidak beraksen dan diikuti oleh sebuah sheva. Suku kata kedua, adalah tidak beraksen, qames, karena diberi aksen dan
h
xm'
(m!h), memiliki vokal panjang
membuatnya menjadi suku kata
terbuka. "
Dalam
T'l.ky' "
= y!/kol/t! (“kamu akan dapat”) suku kata pertama adalah
terbuka, jadi ia memiliki vokal panjang qames. Karena sebuah sheva mengikuti vokal tak beraksen
'
di dalam suku kata kedua, vokal
tersebuk adalah sebuah qames-hatuf dan suku katanya adalah tertutup. Vokal pada suku kata terakhir adalah sebuah qames karena suku kata tersebut adalah terbuka dan beraksen. "
Dalam
^t.a) r' '
e
= r !/’!/t k ! (“dia [m] telah melihat kamu”) semua vokal
penuh adalah qames. Keduanya ada di dalam suku kata terbuka. Selanjutnya, qames kedua memiliki meteg, yang berarti bahwa keduanya diikuti oleh sebuah vokal sheva.
3. E. TRANSLITERASI
Kata-kata yang di bawah ini adalah contoh-contoh transliterasi dari aksen-aksen, pembagian suku kata, sheva sederhana, dan qames-hatuf.
~Aqm' br,[, $' ~r'a] !
*%&'(
m! /qôm
tempat%&'()
‘é/reb
sore
’#r !m
Aram
""
y[ed.yO bG"f.mi Ht'aow> Wdb. )K' tazO +, Hn"ymil. Wxq.p.nIw> rz"a/ ^n>yBe h['q.bh. ' tyviare W[v. )P' ^n>xGo > [;yrizm> ; rm;ayO ynIgErh> );y: ~ydi[]Aml. ~r,j,B. ^l.ka' ] Adq|dq> ' Hy"r>Pi ~yIrW; [n> [;Bfi .a;w" ATk.al;m. h'yt,Anm.ra> ; %yIt;AbvU *m Wkr.bn. Iw. !
e
y$/d ‘ê
mengetahui akan
mi%/g! b
pengungsian
e
v ’$/t!h
dan dia (f)
e
k !/b dû
mereka sangat berat
z$’t-)
ini
e
l mî/n!h e
menurut jenisnya
e
v nip/q !û
dan mereka akan dibuka
’'z!r
memakai
e
bê/n k !
di antara kamu
e
hob/q ‘!h
dia dipatahkan menjadi
r &’/"ît
pertama
e
p!/" ‘û e
mereka telah memberontak
e
g !#/n k "
perutmu
maz/rîa‘
biji
y$’/mar
dia akan mengatakan
ya/har/g&/nî
dia akan membunuhku
e
l mô/‘#dîm
untuk masa-masa/musim-musim
e
b #é/rem
sebelum
’#kol/k !
makananmu
qod/q(dô
kepalanya (m)
pir/y!h
buahnya (f)
e
n ‘û/rá/yim
kemudaan
v!/’a%/bia‘
dan saya dipuaskan
e
m la’k/tô
pekerjaanya (m)
e
’ar/m nô/téy/h!
istananya (f)
e
m "u/bô/tá/yik e
kembalinya engkau
e
v nib/r kû
dan mereka akan diberkati
Kosa kata
Langit -
~Iy ;m v '
h'r m. 'a Rabbi/guru - yiB r; Mengatakan(m)-r;ma ' Mengatakan(f )-
Menciptakan(m) Hari -
~Ay
Damai sejahtera Nama -
ar'B'
~Al'v
~ev "#
Penguasa -
r;f
Terang -
rAa
Kalimat:
~Al'v r;f Siang dan malam- h;l .y l'> >w ~Ay Nama saya adalah Levi.-yIw el yim .v Siapa namanya (m)? - Am.v h;m Namanya adalah Abraham. - ~'h 'rb. ;a Am.v Allah dulu menciptakan langit.- ~Iy ;mv ' lea a;r 'B Rabbi dulu mengucapkan damai sejahtera kepadaku ~Al'v yil yiB ;r r;ma' Penguasa kedamaian. -
Latihan:
a. Ucapkan kata-kata Ibrani di bawah ini dan tentukan apakah suku kata mereka adalah terbuka atau tertutup.
ta, (dengan) (4) hm' (apa?) (7) Hl' (untuknya) (9) ayhi (dia perempuan) (1)
AB (di dalamnya) (5) ~D" (darah) (8)hP, (mulut) (10) x;yrIB. (gerbang bar) (2)
an" ((tolonglah) (6) ynIa] (aku) (3)
b. Transliterasikanlah kata-kata berikut. Dan ketika melakukannya, tentukanlah jenis jenis suku kata yang ada. Tandailah juga suku kata yang memiliki aksen/tekanan.
yl;Wa (“mungkin”) ~c ,[, (“tulang”) lAql. (“untuk sebuah suara”) h['v'r> (“jahat”) jP'v.mi (“keadilan”) %yae (“bagaimana?”) H;boG" (“tinggi”) yvidq> ' (“kekudusanku”) ^t.ace (“kepergianmu keluar”) %v,xo(“kegelapan”) zxeaTo (“dia akan menangkap”) ~ydIb'[] (“para hamba”) tm,da' x,l.mi (“pertempuran”) ytiymed>nI (“saya hancur”) wyT'v.mi (“pestanya”) ~y[ij.nO (“penanaman”) ^yTiv.d;q.hi (“aku membuat kamu kudus”) Hc'r>a; (“tanah/negerinya [f]”) t[;mv; o (“mendengarkan”) hxq' \lu(“dia [f] telah diambil”) Wnlem'[] (“permasalahan kita) rAale (“dinyalakan”) %AmK' (“seperti punyamu”) h[or>P; (“Firaun”) ^yby, >ao (“musuhmu”) !
!
!
!
!
"$
ynEza> 'B (“di telinga”) lw<[' (“ketidakadilan”) hd'WhyBi * (“di Yehuda”) h'bh, 'a/ (mencintainya [f]”) ^q.x' (“undang-undangnu”) ~yIn:y[el' (“untuk mataku”) ~t,yyIhw. I (“dan engkau akan menjadi”) x;yliv.hl; . (menyebabkan mengirim) txoP.v.mi (para kerabat) h'ytiajeaje (saya akan menyapunya) ~yITv; .xun).B; (dirantai [kb]) WhnEm.j.a,w" (dan saya dulu menyembunyikan itu) tAxc'x.cB; . (di tanah kering) ^ytn, Om.l.a;w> (dan jendela-jendelamu) ~k,yteA)bv.x.m; (“rencana-rencanamu”) !
!
!
!
!
!
c. Bacalah kata-kata yang ada di dalam Kej 1:1 di bawah ini dan tentukanlah berapa jumlah suku kata yang ada di dalam setiap kata kemudian tentukan jenis shewa!
"%