D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
4.1.1 Analisis Kapasitas Aksial dan Lentur Kolom
a. Analisis uniaxial terhadap terhadap sumbu-x
b
ℎ 1
1
h
3 0 0 ,
2
0
3
1
2
3
′ 1 .
2
1
′
8 , 0
Gambar 4.13 Ilustrasi diagram tegangan regangan kolom pada kondisi balanced
Properti penampang: Lebar penampang (b (b)
= 350 mm
Tinggi penampang (h (h)
= 800 mm
Tinggi kolom ( L) L)
= 3000 mm
Luas penampang ( Mutu beton (
)
= 280000 mm²
)
= 33,2 MPa
Mutu baja tulangan ( ) Luas total tulangan (
= 400 MPa
)
= 18 Ø19 = 5100,93 mm² mm
mm mm
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. ….. IV-61
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
[ ] Analisis pada kondisi tekan aksial konsentris
N
KN
Analisis pada kondisi tarik aksial konsentris
Analisis pada kondisi balanced
Perhitungan nilai c
Regangan pada masing-masing baja tulangan
Tegangan masing-masing baja tulangan
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. ….. IV-62
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
[ ] Analisis pada kondisi tekan aksial konsentris
N
KN
Analisis pada kondisi tarik aksial konsentris
Analisis pada kondisi balanced
Perhitungan nilai c
Regangan pada masing-masing baja tulangan
Tegangan masing-masing baja tulangan
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. ….. IV-62
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
|| ||
Gaya internal pada masing-masing baja tulangan
Resultan gaya internal baja tulangan
Momen akibat gaya internal masing-masing baja tulangan
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. ….. IV-63
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
ℎ
Momen total akibat gaya internal baja tulangan
Gaya internal pada beton tekan
Momen akibat gaya internal tekan tekan beton
Gaya aksial nominal pada kondisi balanced
Momem nominal pada kondisi balanced
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-64
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Analisis pada kondisi tekan dominan Pada kondisi tekan dominan perhitungan dilakukan dengan mengasumsinan
nilai
dengan ketentuan nilai c pada kondisi tekan dominan lebih besar dari
nilai c pada kondisi balanced ( dominan dengan nilai
). Perhitungan pada kondisi tekan
dibantu dengan menggunakan software microsoft excel
dengan tahapan perhitungan seperti analisis pada kondisi balanced .
Analisis pada kondisi tarik dominan Sepertihalnya perhitungan pada kondisi tekan dominan, pada kondisi tarik
dominanpun perhitungan dilakukan dengan mengasumsinan nilai
dengan
ketentuan nilai c pada kondisi tarik dominan lebih kecil dari nilai c pada kondisi
balanced (
). Perhitungan pada kondisi tarik dominan dengan nilai
dibantu dengan menggunakan software microsoft excel dengan tahapan
perhitungan seperti analisis pada kondisi balanced .
Perhitungan kapasitas aksial dan momen kolom terhadap sumbu-x Dari diagram interaksi yang telah dibuat melalui proses perhitungan diatas,
diperoleh grafik hubungan antara
, dan
. Sehingga kapasitas
aksial dan lentur kolom dapat diketahui dengan menarik garis antara hubungan
. Adapun nilai kapasitas aksial dan lentur terhadap sumbu-x dengan
menggunakan grafik diperoleh:
Sehingga pada
m menggunakan grafik hubungan
pada lampiran-4) diperoleh :
dan e (lihat
7833,637 KN
5091,864 KN
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-65
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
b. Perhitungan uniaxial terhadap sumbu-y
h
ℎ 1
b
4
3 0 0 , 0 4
8
7
6
3
2
1
5
3
4
2
3
2
1
′
1
8
7
6
1.
5
′
8 , 0
Gambar 4.14 Ilustrasi diagram tegangan regangan kolom pada kondisi balanced
Tahapan perhitungan diagram interaksi kolom terhadap sumbu-y sama sepertihalnya perhitungan diagram interaksi kolom terhadap sumbu-x. Adapun nilai kapasitas aksial dan lentur terhadap sumbu-y dengan menggunakan diagram interaksi
dapat dilihat pada lampiran-4. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Sehingga pada
m menggunakan grafik hubungan
pada lampiran-4) diperoleh :
dan e (lihat
7829,68 KN
5089,292 KN
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-66
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
c.
Perhitungan kapasitas aksial kolom biaxial bendin g
KN
KN
Dari hasil analisis diatas yang menganggap bahwa kolom tersebut termasuk kolom pendek pun dapat terlihat bahwa
. Kolom pada eksentrisitas tersebut
tidak mampu memikul beban yang bekerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa kolom eksisting memerlukan perkuatan menggunakan FRP.
4.1.2 Perkuatan Kolom Menggunakan F iber Reinf orced Polymer (FRP) 4.1.2.1 Perhitungan momen rencana kolom
Pada struktur SRPMK dituntut untuk memenuhi persyaratan kolom kuat balok lemah, sehingga momen rencana kolom dihitung berdasarkan momen plastis balok pada saat runtuh yang didistribusi pada kolom, lihat Gambar 4.15a dan Gambar 4.15b.
Lt. 10
B 1779
B 1780
Identitas Balok
Lt. 9
B 1660
B 1794
B 1661
B 1675
B 1795
B 1676
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-67
Balok
Lt. 8
B 1541
B 1542
B 1556
B 1557
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Gambar 4.15a Distribusi momen dari balok ke kolom (a) tampak sumbu x-z (b) tampak sumbu y-z
Lt. 10
.
.
.
Lt. 9
.
. .
.
Lt. 8
.
. .
.
Lt. 7
(a)
.
(b)
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-68
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Gambar 4.15b Momen rencana kolom akibat distribusi momen balok (a) tampak sumbu x-z (b) tampak sumbu y-z
a. Data perencanaan
.
. 1661
Lt.9
. 1660 +
.
. 1542
Lt.8
.
. 1541 +
.
Y
X
Gambar 4.16 Faktor distribusi momen balok ke kolom pada kolom lantai sembilan
Data momen plastis balok
394,370 KNm (Tabel 4.7) 732,996 KNm (Tabel 4.7) 394,370 KNm (Tabel 4.7) 732,996 KNm (Tabel 4.7)
Perhitungan tinggi bebas kolom Tinggi lantai tipikal adalah 3 m sehingga tinggi bebas kolom :
ℎ
dimana, h = tinggi balok = 500 mm
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-69
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
b. Perhitungan momen rencana kolom terhadap sumbu-x
Karena tinggi dan dimensi kolom pada lantai-7 hingga lantai-11 sama (tipikal) sehingga diperoleh faktor distribusi momen dari balok ke kolom = 0,5 dengan menggunakan persamaan (2.81) dan (2.82) sehingga perhitungan momen rencana kolom tanpa pengaruh kelangsingan adalah sebagai berikut :
Perhitungan pengaruh kelangsingan
Data perhitungan
1
2
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-70
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Gambar 4.17 Rasio momen pada kedua ujung kolom
Sesuai SNI-03-2847-2002 pasal 12.11(1) momen inersia penampang kolom dan balok dapat direduksi dengan memperhatikan pengaruh beban aksial, adanya retak sepanjang bentang komponen struktur.
Momen inersia kolom
Momen inersia balok
ℎ ℎ ∑ ∑ Perhitungan faktor panjang efektif
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-71
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Dengan menggunakan grafik Alignment Gambar 2.8 didapat faktor panjang
ℎ
efektif terhadap sumbu-x
sehingga :
mm
dengan,
Persyaratan
terpenuhi, sehingga pengaruh kelangsingan dapat diabaikan (SNI-03-
2847-2002). Nilai momen ultimite yang terjadi dipilih nilai yang terbesar
.
c. Perhitungan momen rencana kolom terhadap sumbu-y
Perhitungan momen rencana kolom (tanpa pengaruh kelangsingan)
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-72
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Cek pengaruh kelangsingan
ℎ ℎ (Gambar 4.17)
(Gambar 4.17)
Momen inersia kolom
Momen inersia balok
Perhitungan faktor panjang efektif
∑ ∑ Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-73
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Dengan menggunakan grafik Alignment Gambar 2.8 didapat faktor panjang efektif
ℎ
terhadap sumbu-y
mm
Persyaratan
terpenuhi, sehingga pengaruh kelangsingan dapat diabaikan
(SNI-03-2847-2002). Nilai momen ultimite diambil nilai momen yang paling besar, sehinnga
.
Adapun Momen ultimite yang bekerja pada kolom yang didapat dari momen plastis balok yang didistribusikan pada kolom, dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Momen ultimite kolom yang didapat dari jumlah momen plastis balok yang di distribusi pada kolom
Muy
Mux
KNm
KNm
293
563,683
858,315
Lt.9
263
563,683
793,842
Lt.8
233
563,683
759,538
Lantai
ID kolom
Lt.10
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-74
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
4.1.2.2
Perkuatan kolom menggunakan FRP
Perkuatan kolom menggunakan FRP pada studi ini hanya memanfaatkan efek kekangan (confined ) akibat pemasangan FRP. Untuk meningkatkan efektivitas kekangan dilakukan pembesaran dimensi kolom terlebih dahulu dan dilakukan perubahan bentuk penampang sebelum dilakukan pemasangan FRP. Perkuatan tanpa melakukan pembesaran dimensi terlebih dahulu, terbukti tidak efektif karena efek kekangan FRP pada kolom hanya efektif pada penampang dengan rasio perbandingan b/h
( ACI Commitee 440,2002). Perubahan bentuk penampang dilakukan
dengan cara memperbesar dimensi sebesar x dan sudut kolom dihilangkan sebesar luasan segitiga yang dibentuk oleh nilai r (lihat Gambar 4.18), sehingga
berkurangnya luas penampang kolom sebesar
menyebabkan bentuk penampang
mendekati bentuk lingkaran. Efek dari kekangan yang paling efektif terjadi pada kolom dengan penampang berbentuk lingkaran, perubahan bentuk ini dimaksudkan agar tingkat efektivitas kekangan yang terjadi pada kolom tersebut mendekati efektivitas kekangan pada bentuk lingkaran. Adapun tahapan perhitungan kuat tekan beton terkekang oleh FRP adalah sebagai berikut : ℎ
ℎ
r
r (a)
(b)
Gambar 4.18 Tampak penampang kolom (a) penampang kolom eksisting (b) rencana perubahan penampang
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-75
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Pada kasus ini nilai r diasumsikan sebesar
ℎ ℎ
dimensi sebesar 100 mm sejarak
. Sehingga luas penampang kolom
sebagai berikut :
Luas yang dibentuk oleh r adalah kolom
adalah
, sehingga luas
.
Properti FRP
Faktor redusi lingkungan
= 0,95 (interior)
Kekuatan tarik ultimite (
= 4900 MPa
Regangan pecah
= 0,021 mm/mm
Modulus Elastisitas FRP
= 230000 MPa
Tebal FRP ( )
dan pembesaran
= 0,34 mm
Parameter desain
persyaratan terpenuhi, sehingga
Pada kasus ini diasumsikan FRP dipasang 2 lapis dengan lebar setiap lembar FRP
dan dipasang melingkar di sepanjang kolom. Sehingga
perhitungan luas penampang FRP adalah sebagai berikut:
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-76
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Rasio perkuatan FRP
ℎℎ ℎ ℎ Rasio tulangan longitudinal yang terkekang
Kekangan dari FRP
MPa
Kapasitas tekan beton terkekang FRP
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-77
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
MPa
Sesuai ACI Commitee 440, 2002 bahwa kapasitas tekan beton yang terkekang
oleh FRP harus direduksi sebesar
sehingga kuat tekan beton terkekang adalah
sebagai berikut:
MPa
4.1.2.3 Analisis perkuatan kolom
a. Analisis penampang kolom terhadap sumbu-x
b
r
r ℎ 1
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-78 1
d e n i f n o c
h
2
3 0 0 , 0
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Gambar 4.19 Ilustrasi diagram tegangan regangan kolom pada kondisi balanced
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-79
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Properti penampang: Lebar penampang (b)
= 550 mm
Tinggi penampang (h)
= 800 mm
Kuat tekan beton terkekang (
)
Mutu baja tulangan ( ) Luas total tulangan (
′
)
= 39,4 MPa = 400 MPa = 18 Ø19 = 5100,93 mm² = 390,5 mm = 275 mm = 159,5 mm
Perhitungan luas penampang kolom
ℎ
r
r
Gambar 4.20 Luas Penampang kolom setelah perubahan bentuk
Perhitungan luas penampang kolom
dengan,
Sehingga,
Analisis pada kondisi tekan aksial konsentris
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-80
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
[ ] || N
KN
Analisis pada kondisi tarik aksial konsentris
Analisis pada kondisi balanced
Perhitungan nilai c
Regangan pada masing-masing baja tulangan
Tegangan masing-masing baja tulangan
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-81
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
||
Gaya internal pada masing-masing baja tulangan
Resultan gaya internal baja tulangan
Momen akibat gaya internal masing-masing baja tulangan
Momen total akibat gaya internal baja tulangan
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-82
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
ℎ ℎ ℎ ) ( Gaya internal pada beton tekan
Adanya r yang harus dipertimbangkan, sehingga persamaan untuk
menghitung gaya internal pada beton tertekan
menggunakan persamaan
berikut :
Momen akibat gaya internal tekan tekan beton
Gaya aksial nominal pada kondisi balanced
Momen nominal pada kondisi balanced
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-83
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Analisis pada kondisi tekan dominan Pada kondisi tekan dominan, perhitungan dilakukan dengan mengasumsikan
nilai
dengan ketentuan nilai c pada kondisi tekan dominan lebih besar dari
nilai c pada kondisi balanced ( dominan dengan nilai
). Perhitungan pada kondisi tekan
, dibantu dengan menggunakan software microsoft excel
dengan tahapan perhitungan seperti analisis perkuatan kolom pada kondisi balanced . (lihat pada lampiran-6).
Analisis pada kondisi tarik dominan Seperti halnya perhitungan pada kondisi tekan dominan, pada kondisi tarik
dominan pun perhitungan dilakukan dengan mengasumsikan nilai
dengan
ketentuan nilai c pada kondisi tarik dominan lebih kecil dari nilai c pada kondisi
balanced (
). Perhitungan pada kondisi tarik dominan dengan nilai
, dibantu dengan menggunakan software microsoft excel dengan tahapan
perhitungan seperti analisis perkuatan kolom pada kondisi balanced . (lihat pada lampiran-6)
Perhitungan kapasitas aksial dan momen kolom terhadap sumbu-x Dari diagram interaksi yang telah dibuat melalui proses perhitungan diatas,
diperoleh grafik hubungan antara
, dan
. Sehingga kapasitas
aksial dan lentur kolom dapat diketahui dengan menarik garis antara hubungan
. Adapun nilai kapasitas aksial dan lentur terhadap sumbu-x dengan
menggunakan grafik tersebut diperoleh:
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-84
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Sehingga pada
m menggunakan grafik hubungan
dan e (lihat
pada lampiran-6) diperoleh : KN
KN
KNm
KNm
dapat dilihat bahwa
dan
sehingga dapat disimpulkan bawa setelah dilakukan
perkuatan menggunakan FRP kolom eksisting mampu memikul beban yang bekerja terhadap sumbu-x. b.
Perhitungan uniaxial terhadap sumbu-y
h
r r
ℎ
1
confined
b
4
3 0 0 , 0
8
4
7
6
3
3
4
′
2
1
5
2
3
2
1
1
8
7
6
1.
5
′
8 , 0
Gambar 4.21 Ilustrasi diagram tegangan regangan kolom pada kondisi balanced
Tahapan perhitungan diagram interaksi kolom terhadap sumbu-y sama sepertihalnya perhitungan diagram interaksi kolom terhadap sumbu-x. Adapun nilai Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-85
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
kapasitas aksial dan lentur terhadap sumbu-y dengan menggunakan diagram interaksi
dapat dilihat pada lampiran-4. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Sehingga pada
m menggunakan grafik hubungan
dan e
(lihat pada lampiran-6) didapat : KN
KN
KNm
KNm
dapat
dilihat
bahwa
dan
sehingga dapat disimpulkan bawa setelah dilakukan
perkuatan menggunakan FRP kolom eksisting mampu memikul beban yang bekerja terhadap sumbu-y. Adapun hasil analisis perkuatan untuk kolom yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan untuk kontrol kekuatan terhadap beban yang bekerja dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut : Tabel 4.14 Beban yang bekerja pada kolom eksisting
Lantai Lt.10
ID
Pu
Muy
Mux
e (x)
e (y)
kolom
KN
KNm
KNm
m
m
293
5693,5
563,683
858,315
0,099
0,15075
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-86
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Lt.9
263
6114
563,683
793,842
0,092
0,12984
Lt.8
233
6537,7
563,683
759,538
0,086
0,11618
Tabel 4.15 Kapasitas kolom eksisting setelah dilakukan perkuatan
terhadap sumbu-x
ID lantai Kolom
terhadap sumbu-y
ϕPn.x
ϕMn.y
ϕPn.y
ϕMn.x
KN
KNm
KN
KNm
Lt.10
293
6184,10
610,811
6281,607
947,895
Lt.9
263
6466,29
593,406
6788,265
883,112
Lt.8
233
6713,97
575,461
7136,185
829,506
4.1.2.4 Perbandingan kuat lentur minimum kolom
Sesuai SNI-03-2847-2002 bahwa jumlah kuat lentur kolom lebih besar atau samadengan jumlah
kolom harus
balok yang merangka pada kolom tersebut,
untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.22 dan nilai kuat lentur kolom dihitung berdasarkan nila c yang didapat pada saat disain perkuata kolom (
). Adapun
tahapan perhitungan sama seperti perhitungan momen kapasitas kolom dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Kuat lentur kolom berdasarkan tegang tarik 1,25
ID Lantai Kolom
terhadap sumbu-x
terhadap sumbu-y
Mpr.y
Mpr.x
KNm
KNm
Lt.10
293
939,737
1496,13
Lt.9
263
912,933
1397,81
Lt.8
233
885,324
1316,48
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-87
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
kolom 939,737
1496,13
Balok 394,37
Lt. 9 732,996
532,99
1054,695 912,933
1397,81
1397,81
912,933 394,37
Lt. 8 732,996
532,99
1014,004 1316,48
885,324
(a)
(b)
Gambar 4.22 Kuat lentur balok dan kolom (a) Tampak sumbu x-z (b) Tampak sumbu y-z
Perbandingan kuat lentur kolom lantai-9
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-88
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Perbandingan kuat lentur kolom lantai-8
Kedua persyaratan perbandingan kuat lentur kolom diatas terpenuhi, sehingga perhitungan dapat dilanjutkan. 4.2.4 Analisis dan Perkuatan Geser Kolom 4.2.4.1
Perhitungan gaya geser rencana kolom.
Sesuai SNI-03-2847-2002 bahwa gaya geser rencana
persamaan berikut :
dimana
dan
dihitung berdasarkan
adalah momen plastis pada ujung-ujung kolom, namun gaya-
gaya pada ujung-ujung kolom tersebut tidak perlu lebih besar dari
yang
dihasilkan balok yang merangka pada hubungan balok kolom (SNI-03-2847-2002), sehingga nilai
yang digunakan adalah nilai
kolom.
balok yang di distribusi ke
a. Momen lentur kolom terhadap sumbu-x
. Lt. 9
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-89 394,37 732,996
.
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Gambar 4.23 kuat lentur balok (
) x-x direction
Perhitungan gaya geser rencana pada kolom Sesuai SNI-03-2847-2002 bahwa
kolom tidak perlu lebih besar dari jumlah
momen balok yang merangka pada kolom tersebut, sehingga untuk perencanaan gaya geser kolom, digunakan momen plastis balok yang didistribusi pada kolom, sehingga dihitung persamaan berikut :
Perhitungan momen lentur ujung atas kolom
Perhitungan momen lentur ujung atas kolom
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-90
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
b.
Momen lentur kolom terhadap sumbu-y . 532,99
1054,695
.
. 532,99 z
1014,004
y
Gambar 4.24 kuat lentur balok (
.
) y-y direction
Perhitungan momen lentur ujung atas kolom
Perhitungan momen lentur ujung bawah kolom
4.2.4.2 Analisis kapasitas geser kolom Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-91
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
a. Terhadap sumbu-x
Perhitungan gaya geser rencana
Kontrol gaya geser rencana
KN
Gaya geser rencana
lebih besar dari gaya geser hasil analisis
struktur, sehingga digunakan nilai gaya geser rencana
Perhitungan kapasitas geser yang diberikan beton
.
Sesuai SNI-03-2847-2002 bahwa kuat geser yang diberikan beton
√ bila memenuhi persamaan berikut :
= 810064 N
persamaan diatas tidak terpenuhi, sehingga kuat geser yang diberikan beton , nilai
dihitung menggunakan persamaan berikut :
Karena dimensi penampang berubah sehingga digunakan persamaan berikut:
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-92
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
pada
kasus
ini
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa kapasitas geser yang diberikan beton pun sudah mampu memikul gaya geser yang terjadi
. Sehingga kontribusi kuat geser yang
diberikan sengkang dan FRP tidak tidak perlu dihitung ulang.
b. Terhadap sumbu-y
√
Perhitungan gaya geser rencana
Kontrol gaya geser rencana
Gaya geser rencana
lebih besar dari gaya geser hasil analisis
struktur, sehingga digunakan nilai gaya geser rencana
.
Perhitungan kapasitas geser yang diberikan beton
= 810064 N
persamaan diatas tidak terpenuhi, sehingga kuat geser yang diberikan beton , nilai
dihitung menggunakan persamaan berikut :
Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen ….. IV-93
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa
kapasitas geser yang diberikan beton pun sudah mampu memikul gaya geser yang terjadi
. Sehingga kontribusi kuat geser yang diberikan sengkang dan
FRP tidak tidak perlu dihitung ulang.
4.3
Analisis Kapasitas Hubungan Balok-Kolom
Lt. 10
ℎ 1
.
.
Lt. 9
.
.
1 2
.
.
Lt. 8
.
2
ℎ
ℎ
ℎ .
ℎ 1
.
ℎ Tantyo Gunardhi, Purwadi Putra, Desain Perkuatan Elemen . ….. IV-94 2 .
. Lt. 7
1 2
ℎ