PEDOMAN PELAYANAN UNIT STERILISASI RSUD KARDINAH KARD INAH KOTA TEGAL TEGAL
I.
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ster Steril ilis isas asii adal adalah ah suat suatu u pros proses es pengo pengola lahan han alat alat atau atau baha bahan n yang yang bert bertuj ujua uan n untuk untuk membunuh semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora yang dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Unit sterilisasi sterilisasi bertugas memberikan memberikan pelayanan pelayanan terhadap terhadap semua kebutuhan peralatan peralatan dalam kondisi steril atau bebas dari semua mikroorganisme termasuk endospora secara tepat dan cepat di rumah sakit Untu Untuk k mela melaks ksana anaka kan n tugas tugas ster steril ilis isas asii pera perala lata tan n seca secara ra prof profes essi sion onal al diper diperlu luka kan n pengetahuan keterampilan dan pengalaman di bidang sterilisasi. Unit sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yamg penting untuk pencegahan dan pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi Salah satu indikator keberhasilan keberhasilan dalam pelayanan pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial atau Healthcare atau Healthcare Associated Infections ( HaLs ) di rumah sakit. Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di runah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi ( PPI )
Dengan Dengan adanya adanya Unit Unit Steril Sterilisa isasi si maka proses proses steri sterilis lisasi asi dapat dapat maksim maksimal al sehing sehingga ga keseluruhan proses menjadi lebih efisien, ekonomis dengan aminan !utu dan keamanan pasien semakin terjamin.
B. TUJUAN PEDOMAN 1. Tu Tujuan juan Umum 2. Tujuan juan Kh Khus usus us
: Untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat dan bahan Untuk menekan kejadian infeksi di rumah sakit. :
". !ere !erenc ncan anak akan an,, meng mengko koor ordi dina nasi sika kan, n, mela melaks ksan anak akan an dan dan meng menga# a#as asii sert sertaa menge$aluasi kegiatan sterilisasi. %. !enyediakan !enyediakan dan mendist mendistribus ribusikan ikan peralatan peralatan steril steril yang yang dibutuhkan dibutuhkan seluruh seluruh unit unit di rumah sakit. &. !elakukan !elakukan in$entar in$entarisasi isasi peralatan peralatan milik milik Unit Unit Sterili Sterilisasi. sasi... '. !endokumenta !endokumentasikan sikan semua semua akti$itas akti$itas di Unit Unit Sterilisas Sterilisasii sebagai bagian bagian dari dari upaya pengendalian mutu. . !emb !ember erik ikan an kontr kontrib ibus usii pada pada penge pengemb mban anga gan n dan dan pelat pelatih ihan an tenag tenagaa kerj kerjaa yang yang berkaitan dengan sterilsiasi.
. RUANG LINGKUP LINGKU P PELAYANAN PELAYANAN
"
Dalam melayani semua unit di rumah sakit yang membutuhkan barangalat steril unit sterilisasi selalu berhubungan dan bekerja sama dengan bagian*bagian lain yaitu+ * * * * * *
agi agian an ruma rumah h tangg tanggaa (kam (kamar ar cuci cuci , kam kamar ar jahi jahit) t) agian agian peme pemelih lihara araan an (ster (sterili ilisat sator or dan dan perala peralatan tan lainny lainnya) a) agi agian an logis logisti tik kper perbek bekal alan an (desi (desinf nfekt ektan an)) agi agian an far farma masi si (in (indi dika kato tor, r, -ass -assaa , dll) dll) Sani Sanita tasi si (su (supl plai ai air air,, uji uji kual kualit itas as air air)) abo abora rato tori rium um (uji (uji mikr mikrob obio iolo logi gi)) /uan /uang g ling lingkup kup kegi kegiat atan an di Unit Unit ster steril ilis isas asii meli melipu puti ti peren perencan canaan aan dan dan penga pengada daan, an, pelayanan sterilisasi (penyediaan barangalat steril), monitoring proses dan mutu sterilisasi, pemeliharaan sarana prasarana, serta pencatatan dan pelaporan.
I.
". %. &. !.
PENGADAAN BARANG 0ergantung pada jenis barang, pengadaan kebutuhan barang di unit sterilisasi dapat berasal dari+ 1udang logistik 1udang farmasi agi agian an rum rumah tangg anggaa (ka (kama marr jah jahiit) agian pemeliharaan (perbengkelan) P"#s$%u" &$n'a%aan (a"an' + Setelah usulan usulan perencanaan perencanaan barang disetujui disetujui oleh direktorat direktorat yang berkaitan, berkaitan, Setelah
maka pada jad#al yang telah ditentukan ditentukan petugas Unit sterilisasi sterilisasi mengambil mengambil ke gudangbagian yang berkaitan dengan jenis barang., misalnya sarung tangan dan indi indikat kator or di gudan gudang g farm farmas asi, i, disi disinf nfekt ektan an dan dan trom tromol ol di gudan gudang g logi logist stik ik,, perabotan di bengkel kayu, kain pengemas di kamar jahit, dan sebagainya. Pengamb Pengambila ilan n disert disertai ai dengan dengan bon permin permintaa taan n rangkap rangkap % (dua) (dua) yang sudah sudah
ditandatangani kepala bagian dan kepala direktorat. Setelah barang diperiksa dan jumlahnya sesuai petugas menandatangani tanda
bukti penerimaan barang. arang diba#a ke bagian bag ian Unit sterilisasi dan disimpan pada tempatnya
Salinan faktur disimpan di tempat yang telah ditentukan
II. PELAYANAN STERILISASI )&$n*$%+aan (a"an',a-a s$"+-/
Peny Penyed edia iaan an pera perala lata tan n dan dan bara barang ng ster steril il melip eliput utii pencucianpembersihan, pengemasan, sterilisasi, pendistribusian.
pros proses es peng pengum umpu pula lan, n, penyimpanan, dan
1. P$n'um&u-an,&$n$"+maan
arang yang akan disterilkan di bagian Unit sterilisasi dapat berasal dari kamar bedah, ruang*ruang pera#atan, ra#at jalan, bagian ga#at darurat dan kamar cuci, berupa instrumen, sarung tangan dan linen. arangalat kesehatan pakai ulang yang sudah terkontaminasi harus ditangani, dikumpulkan dan diba#a ke /uan /uang g Dekon Dekonta tami mina nasi si unit unit ster steril ilis isas asii sedem sedemik ikia ian n rupa rupa sehi sehingg nggaa tida tidak k mengkontaminasi pasien, petugas dan barang*barang lainnya. eberapa hal yang %
Dalam melayani semua unit di rumah sakit yang membutuhkan barangalat steril unit sterilisasi selalu berhubungan dan bekerja sama dengan bagian*bagian lain yaitu+ * * * * * *
agi agian an ruma rumah h tangg tanggaa (kam (kamar ar cuci cuci , kam kamar ar jahi jahit) t) agian agian peme pemelih lihara araan an (ster (sterili ilisat sator or dan dan perala peralatan tan lainny lainnya) a) agi agian an logis logisti tik kper perbek bekal alan an (desi (desinf nfekt ektan an)) agi agian an far farma masi si (in (indi dika kato tor, r, -ass -assaa , dll) dll) Sani Sanita tasi si (su (supl plai ai air air,, uji uji kual kualit itas as air air)) abo abora rato tori rium um (uji (uji mikr mikrob obio iolo logi gi)) /uan /uang g ling lingkup kup kegi kegiat atan an di Unit Unit ster steril ilis isas asii meli melipu puti ti peren perencan canaan aan dan dan penga pengada daan, an, pelayanan sterilisasi (penyediaan barangalat steril), monitoring proses dan mutu sterilisasi, pemeliharaan sarana prasarana, serta pencatatan dan pelaporan.
I.
". %. &. !.
PENGADAAN BARANG 0ergantung pada jenis barang, pengadaan kebutuhan barang di unit sterilisasi dapat berasal dari+ 1udang logistik 1udang farmasi agi agian an rum rumah tangg anggaa (ka (kama marr jah jahiit) agian pemeliharaan (perbengkelan) P"#s$%u" &$n'a%aan (a"an' + Setelah usulan usulan perencanaan perencanaan barang disetujui disetujui oleh direktorat direktorat yang berkaitan, berkaitan, Setelah
maka pada jad#al yang telah ditentukan ditentukan petugas Unit sterilisasi sterilisasi mengambil mengambil ke gudangbagian yang berkaitan dengan jenis barang., misalnya sarung tangan dan indi indikat kator or di gudan gudang g farm farmas asi, i, disi disinf nfekt ektan an dan dan trom tromol ol di gudan gudang g logi logist stik ik,, perabotan di bengkel kayu, kain pengemas di kamar jahit, dan sebagainya. Pengamb Pengambila ilan n disert disertai ai dengan dengan bon permin permintaa taan n rangkap rangkap % (dua) (dua) yang sudah sudah
ditandatangani kepala bagian dan kepala direktorat. Setelah barang diperiksa dan jumlahnya sesuai petugas menandatangani tanda
bukti penerimaan barang. arang diba#a ke bagian bag ian Unit sterilisasi dan disimpan pada tempatnya
Salinan faktur disimpan di tempat yang telah ditentukan
II. PELAYANAN STERILISASI )&$n*$%+aan (a"an',a-a s$"+-/
Peny Penyed edia iaan an pera perala lata tan n dan dan bara barang ng ster steril il melip eliput utii pencucianpembersihan, pengemasan, sterilisasi, pendistribusian.
pros proses es peng pengum umpu pula lan, n, penyimpanan, dan
1. P$n'um&u-an,&$n$"+maan
arang yang akan disterilkan di bagian Unit sterilisasi dapat berasal dari kamar bedah, ruang*ruang pera#atan, ra#at jalan, bagian ga#at darurat dan kamar cuci, berupa instrumen, sarung tangan dan linen. arangalat kesehatan pakai ulang yang sudah terkontaminasi harus ditangani, dikumpulkan dan diba#a ke /uan /uang g Dekon Dekonta tami mina nasi si unit unit ster steril ilis isas asii sedem sedemik ikia ian n rupa rupa sehi sehingg nggaa tida tidak k mengkontaminasi pasien, petugas dan barang*barang lainnya. eberapa hal yang %
harus diperhatikan pada #aktu pengumpulan dan penerimaan barang adalah sebagai berikut+
Penerimaan Penerimaan tersebut juga harus dicatat dalam buku register. register. Peralatan Peralatan pakai ulang dipisahkan dari limbahbuang di tempat pemakaian (point of use) oleh petugas yang mengetahui potensi terjadinya infeksi dari benda*benda tersebut. tersebut. imbah diidentifi diidentifikasi kasi dan dibuang menurut prosedur yang telah ditetapkan. Peralatan yang terkontaminasi dipisahkan dengan alat*alat yang bersih. enda*benda tajam dipisahkan dan ditempatkan di dalam kontainer yang tidak dapat ditembus benda tajam (safety bo2) -ain*kain pakai ulang dikumpulkan di tempat kain kotor dan diba#a ke kamar cuci (laundry) Peralatan yang terkontaminasi dibungkus dalam kantong plastik tertutup dan tahan bocor atau kontainer untuk menghindari tumpahan atau penguapan dan diba#a sesegera mungkin setelah digunakan ke ruang dekontaminasi dengan kereta kereta tertut tertutup. up. Setiap Setiap kontain kontainer er diberi diberi label label untuk untuk memudah memudahkan kan proses proses.. Peralatan harus dijaga kelembabannya supaya kotoran tidak mengering yang nantinya akan sukar dibersihkan. Semua cairan terkontaminasi dimasukkan ke kontainer yang tahan bocor, jika tidak mungkin dibuang ke toilet atau sink. 3lat*alat yang tidak dipakai dan tidak dibuka yang dikembalikan ke ruang dekontaminasi, harus disterilkan ulang sebelum didistribusikan kembali. Petugas Petugas yang yang menangan menangani, i, mengump mengumpulk ulkan an dan memba#a memba#a alat*a alat*alat lat harus harus memakai memakai pelindung untuk mencegah mencegah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya. Petugas yang menyerahan baranginstrumen ke unit sterilisasi harus menanda tangani dan menulis nama jelas pada buku penerimaan barang onsteril dan petugas Unit sterilisasi harus menulis Unit bagian, jenis barang , kemasan dan jumlah barang instrumen instrumen yang dikirim. dikirim. Petugas Unit Sterilisa Sterilisasi si juga harus menandatangani dan menulis nama jelas pada buku penerimaan barang on steril.
2. P$m($"s+han
Pembersihan alat pakai ulang yang terkontaminasi dimulai sesegera mungkin setelah dipakai. 4leh karena itu, untuk memulai pembersihan dan mencegah kotoran menjadi kering, alat*alat harus+
Direndam dalam #adah berisi en5ymatic 6 "7 8 " menit. angsung dibungkus dan diba#a ke ruang dekontaminasi. Dibersihkan dari kotoran di tempat pemakaian sesuai prosedur yang berlaku dan dan langs langsung ung dibun dibungk gkus us untu untuk k meng menghi hind ndari ari cipr ciprat atan an,, tump tumpah ahan an atau atau penguapan sampai diba#a ke ruang dekontaminasi. Proses pembersihan meliputi proses dekontaminasi dan pencucian.
a. D$0#nam+nas+
Pros Proses es dekon dekonta tami mina nasi si haru haruss dila dilaku kuka kan n kare karena na sesu sesuai ai deng dengan an SP4 SP4 Dekontaminasi Peralatan -ritikal, semua barang yang terkena darahcairan tubuh pasien dianggap dianggap berpotensi berpotensi menularkan penyakit (misal+ (misal+ hepatitis, hepatitis, 9I:3IDS), terlepas apakah pasien tersebut terbukti berpenyakit. Selain itu, dekontaminasi juga dimaksudkan untuk mengurangi risiko penularan infeksi pada petugas kesehatanunit sterilisasi yang akan menangani pembersihan alat*alat kesehataninstrumen habis pakai. &
(. P$nu+an
Semua alat*alat pakai ulang harus dicuci hingga benar*benar bersih sebelum didisinfeksi atau disterilkan. !encuci bersih adalah proses menghilangkan semua partikel yang kelihatan, hampir semua partikel yang tidak kelihatan, sebanyak mungkin mikroorganisme, dan menyiapkan permukaan dari semua alat*alat aman untuk proses disinfeksisterilisasi. 9al ini penting dilakukan untuk mengurangi kotoran*kotoran yang menempel pada alat hingga ;;<, sehingga membantu efekti$itas sterilisasi. . P$m+-+han ) K#n"#- S&$s+3+0as+ / %an P$n'$masan
Setelah instrumen dikeringkan, selanjutnya dilakukan pemilihan instrumen untuk dikemas dalam paket*paket tertentu, misalnya instrumen untuk apendiktomi, dan sebagainya. 0ujuan dan fungsi pengemasan+ membungkus peralatan medik yang akan disterilkan, dan menjaga sterilitas barang tersebut sampai digunakan. !. P$m($"+an -a($Setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan asal, isi dari kemasan #aktu sterilisasi #aktu kadaluarsa, nama petugas dan nama mesin sterilisator. 4. S$"+-+sas+
Di bagian Unit sterilisasi /S. /-. =haritas metode sterilisasi yang dipakai adalah metode sterilisasi fisika yaitu sterilisasi uap dengan autoklaf 1etinge. Penjelasan lebih lanjut diuraikan di bab mengenai metode sterilisasi. 5. P$n*+m&anan (a"an' s$"+-
Setelah proses sterilisasi selesai barangalat steril yang sudah dingin disimpan di ruang penyimpanan. /uang penyimpanan berada dekat ruang sterilisasi, dan langsung berhubungan dengan pintu belakang mesin sterilisasi. Tujuan &$n*+m&anan
arang sampai ke pemakai dalam keadaan steril arang mudah dicari dengan cepat dan tepat pada #aktu yang ditentukan !encegah kehilangan dan kerusakan
6. P$n%+s"+(us+an Sistem distribusi barang steril kepada pemakai dapat dilakukan+ a. Secara otomatis+ yaitu barang steril diambil semua sesuai permintaan. b. Setiap pengambilan barang steril dari Unit sterilisasi, harus dicatat dan harus menandatangani buku e2pedisi baik yang mengambil maupun yang memberikan. arangalat steril yang dibungkus kain % lapis tidak digunakan dalam #aktu satu minggu harus disterilkan ulang. 7. P$naaan %an &$-a"an
Setiap penerimaan barang onsteril dan pendistribusian barang steril dicatat dalam buku register dan dilakukan rekapitulasi tiap bulan. 9asil rekapitulasi tiap bulan dilaporkan kepada direktur penunjang medis.
'
ALUR KERJA PELAYANAN STERILISASI
Unit /uangan
-amar edah Dekontamin asi
Penerimaan barang 4n Steril
Pencucian Desinfeksi
Pencatatan -ontrol Spesifikasi
Pengeringan
Pengemasan abeling
Ruang kotor Ruang bersih Ruang Steril
Tida
Proses Sterilisasi -ontrol Indikator
Steri
Ya
Penyimpanan barang Steril Distribusi barang Steril
-amar edah ad#al pelayanan unit sterilisasi diatur sebagai berikut+
ad#al dinas karya#an+ am dinas + jam 7>.77 8 "%.77
ad#al pelayanan+ penerimaan barang onsteril jam 7>.77 * "%.77 hari kerja
D. BATASAN OPERASIONAL
Unit /uanga n
Unit sterilisasi adalah suatu unit di rumah sakit yang bertanggung ja#ab menyelenggarakan pelayanan sterilisasi untuk memenuhi kebutuhan akan barangalat steril di unit rumah sakit. Steril adalah suatu keadaan yang bebas dari mikroorganisme baik patogen maupun apatogen beserta sporanya. Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme termasuk endospora melalui proses fisika maupun kimia. Disinfeksi adalah suatu tindakan untuk membebaskanmenghancurkan, membunuh mikroorganisme baik patogen maupun apatogen tetapi tidak dengan sporanya. Sedangkan dekontaminasi adalah proses kimiafisika yang digunakan untuk menurunkan jumlah mikroorganisme pada benda mati sehingga aman untuk digunakan lebih lanjut. ?ang dimaksud dengan pelayanan sterilisasi adalah kegiatan yang memproses bahan, peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelayanan medik di rumah sakit, mulai dari perencanaan, pengadaan, pencucian, pengemasan, pemberian tanda, proses sterilisasi, penyimpanan dan penyalurannya untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit. Pelayanan sterilisasi merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit, khususnya dalam usaha menghindari infeksi silang, sehingga infeksi nosokomial dapat dicegah dan dikendalikan. 3gar pelayanan sterilisasi dapat berjalan dengan baik sesuai standar dengan !utu terjamin maka pelayanan sterilisasi dilakukan di unit sterilisasi. E. LANDASAN HUKUM
". Undang*Undang @egara /I @o. '' tahun %77; tentang /umah Sakit ab : Pasal "7 /uang Steril %. Peraturan Pemerintah /I @omor &A 0ahun %77; tentang -esehatan &. -eputusan !enteri -esehatan /I @omor + &>!enkesS-III%77B tanggal %B !aret %77B, tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di /umah Sakit dan Casilitas kesehatan lainnya. '. Peraturan !enkes /I @omor + "&&&!enkesS-II";;; tentang Standar Pelayanan /S . -emenkes "%7'!enkesS-%77' tentang Persyaratan -esehatan ingkunagan A. Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi ( Unit sterilisasi ) di /umah Sakit, Depkes dan -esejahteraan Sosial /I, Dirjen ?anmed, tahun %77;
II. STANDAR KETENAGAAN 3. KUALI8IKASI SUMBER DAYA MANUSIA
A
@ama abatan
umlah -ebutuhan " "
Pendidikan
Sertifikasi
-a Instalasi -a Unit
Dokter ( S% ). D& -epera#atan
Dokter Spesialis Pelatihan F Pendididkan Dasar unit sterilisasi
Pelaksana
SP- S!U sederajat
Pelatihan F Pendididkan Dasar unit sterilisasi
"
Petugas Sanitasi
S!U Sederajat
Pelatihan F Pendididkan Dasar unit sterilisasi
%
-ebutuhan tenga di bagian unit sterilisasi dihitung berdasarkan Penghitungan -ebutuhan 0enaga berdasarkan eban -erja ( Eorkload Indicator Staff @eed ) -etenagaan di bagian unit sterilisasi adalah sebagai berikut+ ". umlah + " orang kepala bagian kepala Seksi " orang pelaksana unit sterilisasi %.Pendidikan pelaksana unit sterilisasi+ * Pera#at + " orang * S!3sederajat + " orang umlah ini cukup memadai untuk proses pengambilan instrumen dari kamar bedah, dekontaminasi hingga Sterilisasi peralatan kamar bedah . Dan juga proses pengemasan hingga sterilisasi dari bagian*bagian yang ada di rumah sakit serta pengemasan kassa dalam steril pouches. B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
J$n+s $na'a
Jm-
K$$"an'an
Pera#at
"
Penanggung ja#ab
Pera#at
"
In$entaris Instrumen edah, Proses Sterilisasi, Dekontaminasi
Pekerja
"
Penerimaan sd Distribusi 0ranportasi peralatan edah
Sanitasi % -ebersihan ruang unit sterilisasi . PENGATURAN JAGA Di lakukan setiap hari jam 7>.77 8 "%.77 EI. Diluar jam dinas untuk Dekontaminasi Peralatan !edis kamar bedah dilakukan sendiri oleh Petugas -amar edah sesuai SP4 Dekontaminasi Peralatan -ritikal unit sterilisasi. III.
STANDAR 8ASILITAS A. DENAH RUANG
okasi unit sterilisasi di /SUD -ardinah berada di samping Instalasi edah Sentral. 3rea unit sterilisasi menempati area seluas kurang lebih "77 m %. Untuk keefisienan dan keoptimalan fungsi kerja dari unit sterilisasi, maka ruangan harus tersedia secara memadai.
B
".
B. STANDAR 8ASILITAS Daerah /uang Unit Sterilisasi Pada prinsipnya ruangan unit sterilisasi terdiri dari daerah bersih, daerah kotor dan daerah Steril sehingga ruangan harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kontaminasi silang dari daerah kotor ke daerah bersih. Untuk menghindari kontaminasi silang di unit sterilisasi maka ruangan unit sterilisasi /SUD -ardinah dibagi menjadi & bagian mencakup+ a. /uang dekontaminasi Pada ruangan ini terjadi proses penerimaan barang kotor, dekontaminasi dan pembersihanpencucian. Di daerah ini terdapat+ a) oket penerimaan instrumenalat lain b) eberapa bak untuk merendam dan mencuci c) !eja untuk melakukan pengeringan b. Daerah pengemasan /uang ini untuk melakukan pengemasan terhadap barangperalatan, linen serta penyimpan barang bersih. Pada daerah ini ada tempat penyimpanan barang tertutup dan di sini juga dilakukan produksi kapas lidi , botol steril, dan kassa steril c. Daerah bersih 0empat di mana proses sterilisasi dilakukan. Pada daerah ini terdapat+ Sterilisator uapautoklaf ( jumlah & buah) d. Daerah produksi -assa 0empat di mana pembuatan -assa dilakukan. e. /uang Penyimpan arang Steril 0erletak berdekatan dengan proses sterilisasi dilakukan. /uang ini langsung berhubungan dengan pintu belakang mesin sterilisasi dan dilengkapi lampu ultra$iolet. Selain daerahruang tersebut di atas, unit sterilisasi juga dilengkapi dengan 1udang bersih
2. P$"s*a"aan Ruan' Un+ s$"+-+sas+ a. Ruan' %$0#nam+nas+.
eberapa persyaratan yang harus diperhatikan pada ruang dekontaminasi antara lain+ a) b)
d) e) f) g) h) i) j) k) l)
Udara harus dihisap (ada exhaust udara) ke luar gedung dengan pergantian udara "7 kali perjam. /uangan Dekontaminasi menggunakan sistem tekanan negatif sehingga tidak akan mencemari ruangan lain. c) 0idak boleh menggunakan kipas angin. Suhu antara "> o= 8 %% o=, dengan kelembaban antara & < *B <. /uangan tidak boleh becek dan licin. antai dipel atau di$acum basah minimal sekali sehari. ak pencuci, meja kerja dan peralatan dibersihkan dan didisinfeksi minimal sekali sehari 3pabila ada tumpahan darah langsung dibersihkan dan didisinfeksi dengan disinfektan. /ak*rak penyimpanan, dinding, langit*langit, $entilasi 3= dan alat lain (lampu, sprinkler, ducting, dan sebagainya) dibersihkan secara teratur. Prosedur kontrol terhadap binatang perusak (serangga, tikus, dsb). Sampah dibuang minimal sekali sehari. Pemisahan sampah infeksius dan non infeksius
(. Ruan' &$n*+m&anan (a"an' s$"+-
eberapa hal yang harus diperhatikan+ >
a) b) c) d) e) f) g) h) i)
Penerangan harus memadai. Suhu antara "> o= 8 %% o=. -elembaban antara &< * B<. :entilasi menggunakan sistem tekanan positif dengan efisiensi filtrasi partikulat antara ;7<*;< (untuk partikulat berukuran 7, mikron). Dinding dan lantai terbuat dari bahan halus dan kuat sehingga mudah dibersihkan. etak /ak penyimpanan barang steril ";*%' cm dari lantai dan minimum '& cm dari langit*langit serta cm dari dinding. 9arus diupayakan untuk menghindari penumpukan debu pada kemasan. arang steril tidak disimpan dekat #astafel atau saluran pipa lainnya. 3kses ke ruangan penyimpanan steril dibatasi hanya kepada petugas yang terlatih, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian pelindung khusus ruang steril.
. PEMELIHARAAN PERALATAN 1. P$m$-+ha"aan S$"+-+sa#" S$a"a Ru+n %an B$"0a-a a. !esin sterilisasi harus diperiksa dan dibersihkan setiap hari, karena penga#asan secara periodik dan pembersihan secara rutin dapat menurunkan kemungkinan tidak berfungsinya mesin sterilisasi. -ebersihan juga menurunkan risiko kontaminasi terhadap barang steril.
b. eberapa hal yang harus dibersihkan setiap hari meliputi+ a) recording charts dan jarum penunjuk b) gasket pintu c) bagian dalam chamber dan permukaan lainnya. d) Pembersihan mingguan dan penga#asan lainnya sesuai dengan yang disarankan produsen mesin. c. eberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan pemeliharaan rutin sterilisator+ a) Produsen mesin harus membuat instruksi tertulis untuk pemeliharaan mesin sterilisasi. Pemeliharaan ini harus dilakukan oleh orang yang ahli. Perhatikan pemeliharaan dan penggantian komponen*komponen yang aus, seperti filter, perangkap steam ( steam traps), pipa drainase, $al$e dan gasket pintu. Pemeliharaan dapat dilakukan oleh petugas rumah sakit yang terlatih, produsen alat atau perusahaan pemberi jasa pemeliharaan yang berkualifikasi. b) Untuk perbaikan rutin terhadap komponen umum dapat dilakukan oleh pihak rumah sakit setelah mendapat pelatihan dari supplier. c) Perbaikan terhadap komponen peralatan rutin hanya dilakukan oleh pihak yang mampu melakukannya. d) 0eknisi yang terlibat dalam pemeliharaan peralatan harus dilatih oleh lembaga ber#enang atau pihak pembuat mesin sterilisasi tersebut.
d. eberapa hal yang harus diperhatikan sebagai upaya pemeliharaan dan pencegahan kerusakan+ a) 1aransi selama masa tertentu. b) Suku cadang pokok harus tersedia. c) Sebaiknya dilakukan kontrak ser$is baik dengan pihak suplier atau pihak lain yang kompeten. ;
e) Stabilisator $oltase berikut saklar otomatis ke generator untuk keperluan darurat. f) -ondisi lingkungan, suhu dan kelembaban yang memadai. 2. Ka-+("as+ s$"+-+sa#"
-alibrasi terhadap mesin sterilisasi sangat penting dilakukan untuk menjamin bah#a mesin sterilisasi bekerja dengan baik dan efektif, serta dapat diandalkan. -alibrasi secara periodik harus dilakukan sesuai instruksi manual produsen mesin, misal setahun sekali. eberapa hal yang harus dikalibrasi meliputi pengukur suhu dan tekanan, timer, dan elemen pencatat lainnya. -alibrasi ulang harus dilakukan bila komponen ini mengalami perbaikan. -alibrasi harus dilakukan oleh orang yang terlatih khususnya terhadap jenis mesin yang akan dikalibrasi. D. PEMELIHARAAN RUANGAN 1. Ruan' %$0#nam+nas+
a. Usahakan lantai tidak basahbecek, bila basah harus segera dikeringkan. b. /uangan dan peralatan dibersihkan setiap hari+ lantai, meja, alat*alat, dan #ashbak menggunakan disinfektan. c. angan lupa memakai 3PD pada #aktu membersihkan ruang dekontaminasi d. angan lupa mencuci tangan sebelun dan setelah membersihkan e. Setiap malam setelah selesai sift sore, hidupkan lampu ultra$iolet hingga pagi hari sebelum mulai sift pagi. %. Ruan' &$n'$masan a. antai, peralatan, meja, kursi, almari dibersihkan setiap hari sebelum dan setelah bekerja b. =ucilah tangan sesuai prosedur, siapkan semua peralatan yang diperlukan (kain pel, lap, ember, disinfektan) dan pakailah 3PD sebelum mulai pembersihan c. Peralatan, meja, kursi dan almari dibersihkan dengan cara mengelap dengan lap yang dibasahi larutan disinfektan (misal presept) d. antai dibersihkan dengan cara mengepel dengan kain pel yang dicelupkan dalam larutan clorin < e. Setelah selesai mengelap maupun mengepel, lantai maupun peralatan dikeringkan dengan lap kering f. Setelah kegiatan selesai, peralatan dicuci dan dikeringkan, simpan di tempat khusus dalam keadaan siap pakai. g. =ucilah tangan kembali.
.
P$m($"s+han %an s$"+-+sas+ "uan' s$"+-
=ara pembersihan hampir sama dengan ruang pengemasan, perbedaannya adalah+ a. semua peralatan yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu b. petugas harus mengenakan 3PD khusus ruang steril ( baju, topi, masker, alas kaki khusus). "7
c. Sterilisasi ruangan dilakukan dengan sinar ultra$iolet. Penyinaran dilakukan tiap hari, setelah shift sore pulang. Sinar Ultra$iolet akan menyala selama " setelah " menit secara otomatis sinar ultra$iolet akan mati dengan sendirinya. d. Setiap hari jumat dilakukan pembersihan lantai dan dinding dengan clorin < III.
TATA LAKSANA PELAYANAN
G. 3DE3 PG3?3@3@ Penerimaan barang on steril
jam 7>.77 * "%.77 hari kerja
LALU LINTAS DI UNIT STERILISASI
Pengaturan lalu lintas di bagian unit sterilisasi penting dilakukan dengan tujuan mengurangi risiko terjadinya kontaminasi silang. a. La-u -+nas &$u'as un+ s$"+-+sas+ Sarana yang harus ada+ perlengkapan khusus, batas daerah bersih dan kotor.
Petugas membuka alas kaki dan mengganti pakaian dengan pakaian khusus atau mengenakan skort. Pakaian petugas disimpan dalam loker yang telah disediakan, sepatu diletakkan pada tempat yang disediakan. Petugas yang bertugas di ruang dekontaminasi masuk ke ruang dekontaminasi. Pada #aktu bekerja di ruang dekontaminasi harus mengenakan alat pelindung diri berupa skort plastik, masker, topi, kaca mata pelindung, dan sepatu tahan air. Petugas yang bertugas di ruang pengepakan dan ruang mesin langsung masuk ke ruang tersebut dan mengenakan alas kaki khusus dan penutup kepala. Petugas ruang steril harus mengenakan perlengkapan ruang steril di ruang ganti sebelum masuk ke ruang tersebut. Petugas ruang dekontaminasi tidak boleh memasuki ruang pengemasan dan ruang steril, demikian juga sebaliknya. ila sudah selesai bekerja, petugas keluar memasuki jalur yang sama dengan meletakkan perlengkapan yang sudah dipakai pada tempat yang sudah ditentukan. (. La-u -+nas (a"an',a-a
* * * *
1. Sa"ana unu0 -a-u -+nas a-a /uang dekontaminasi dilengkapi loket /uang pengepakan alat*alat sebelum disterilkan /uang penyimpanan alat steril 3lat pengangkutkontainer
2. P"#s$%u" Setelah digunakan, barangalat kotor dari kamar bedah direndam dalam larutan disinfektan di dalam kontainer tertutup berisi larutan en5ymatic (kontainer onsteril). Satu kontainer berisi " paket instrumen. agian luar kontainer diberi label yang menjelaskan isi kontainer. Prosedur ini dilakukan oleh petugas unit sterilisasi yang ada di kamar bedah.
""
*
* * * *
-ontainer yang berisi instrumen kotor tersebut kemudian diba#a ke ruang dekontaminasi unit sterilisasi menggunakan troli onsteril (tertutup),arang dimasukkan ke ruang dekontaminasi melalui loket onsteril. arangalat dari bagianunit lain dicuci dan dikemas di bagian masing*masing, kemudian diba#a ke unit sterilisasi menggunakan container tertutup melalui pintu onsteril, selanjutnya diserahkan kepada petugas unit sterilisasi le#at loket ruang dekontaminasi. arang ini kemudian dimasukkan ke ruang sterilisasi melalui loket untuk disterilkan. arangalat kotor dari kamar bedah dicuci dan dikeringkan, kemudian dimasukkan ke ruang pengemasan, dikemas dan disterilkan. inen bersih dari laundry dikirim ke unit sterilisasi melalui loket linen bersih, sudah dikemas menurut kebutuhan IS dan disterilkan. arangalat yang telah disterilkan disimpan di dalam almari khusus di ruang steril. arangalat steril didistribusikan melalui loket ruang distribusi (loket steril).
. La-u -+nas &$u'as un+ -a+n
Petugas unit lain hanya boleh memasuki area unit sterilisasi baik melalui pintu onsteril maupun pintu steril bila mempunyai keperluan yang berhubungan dengan sterilisasi barangalat. Petugas unit lain dilarang memasuki ruang kerja unit sterilisasi, kecuali ruang kantor. -eperluan yang berhubungan pengiriman dan distribusi barang dilayani melalui loket. alu lintas petugas yang memba#a barang onsteril adalah sebagai berikut+ masuk melalui pintu onsteril 8 barang diserahkan di loket onsteril 8 keluar melalui pintu onsteril. alu lintas petugas yang mengambil barang steril adalah sebagai berikut+ masuk melalui pintu steril 8 barang diambil melalui loket steril 8 keluar melalui pintu steril.
DEKONTAMINASI
Dekontaminasi adalah suatu proses fisika kimia yang digunakan untuk menurunkan jumlah mikroorganisme sehingga peralatan aman untuk pemakaian selanjutnya. 0ermasuk di dalamnya adalah pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi. Dekontaminasi dilakukan berdasarkan anggapan bah#a semua peralatan telah terkontaminasi dan potensial menyebabkan infeksi. P"#s$%u" %$0#nam+nas+ &a%a %asa"n*a $"%+"+ %a"+: a. P$n*#"+"an
angkah pertama dalam proses dekontaminasi dimulai setelah peralatan, instrumen atau alat lainnya digunakan pada pasien dan dianggap terkontaminasi. Peralatan pakai ulang (r eusable) dipisahkan dari peralatan sekali pakai (dispossable) pada titik penggunaan.
(. P$"$n%aman
Peralatan pakai ulang harus dikondisikan lembab atau basah untuk mencegah pengeringan materi organik pada peralatan tersebut dan untuk memperlunak materi organik tersebut sehingga memudahkan pada saat pembersihan. =airan untuk "%
merendam alat berupa disinfektan atau larutan en5imatik. arutan Gn5ym yang dipakai adalah 9ely5ym 3lka5ym yang berfungsi sebagai en5ymatic cleaner, detergente en5imatico dan en5ymatisch. -emudian peralatan ini diantar ke ruang dekontaminasi tanpa mengkontaminasi pasien, staf medis maupun fasilitas kesehatan. Peralatan medis harus ditransportasikan ke ruang dekontaminasi dalam #adah plastik anti bocor bertutup untuk menghindari tumpahnya cairan perendam. Semua peralatan medis terkontaminasi harus diantarkan ke unit sterilisasi melalui ruang dekontaminsi. Dekontaminasi instrumen dilakukan dengan cara merendam dalam larutan disinfektan (direndam dalam larutan Stabimed konsentrasi % < ( perbandingan " liter air H %7 cc larutan Stabimed ) selama " menit) . P$m($"s+han , P$nu+an
0ujuan utama pembersihan adalah menghilangkan kotoran terlihat, menghilangkan kotoran tidak terlihat dan menghilangkan sebanyak mungkin mikroorganisme berbahaya dengan memperhatikan aspek fundamental pembersihan. eberapa aspek fundamental proses pembersihan yang harus diketahui oleh staf unit sterilisasi adalah sebagai berikut+ ". !ateri organik yang menempel pada permukaan instrumen atau peralatan medis lain bukan hanya merupakan media bagi pertumbuhan mikroorganisme tetapi juga akan mempengaruhi efektifitas proses sterilisasi. %. /ekomendasi pembersihan alatinstrumen dari pabrik pembuatnya harus selalu diikuti secara seksama. &. Semua alatinstrumen yang dapat dibongkar*pasang harus dibongkar pada saat akan dibersihkan. 9al ini merupakan persyaratan mutlak proses pembersihan. '. Criksi merupakan dasar proses pembersihan manual, sedangkan deterjen berperan mengikat kotoran sehingga kotoran mudah rontok pada saat dibersihkan. . Sebagai aturan baku pembersihan, setiap barangitem harus mengalami pemeriksaan pada setiap tahapan proses yang dilalui baik pada saat penerimaan, pengemasan maupun pada titik pemakaian. A. anyak peralatan maupun bahan pencuci memiliki sifat inkompatibilitas. 4leh karena itu sangat penting bagi operator pencucian mengetahui dengan pasti pemakaian pencuci mana yang tepat untuk peralatan tertentu. Untuk memulai pencucian, alat*alat harus+ * dibongkar jika dirakit lebih dari " komponen dan dibuka semua sambungannya untuk memastikan seluruh permukaan tercuci bersih * disortir berdasarkan metode pembersihan * dibersihkan sebelum sterilisasi karena uap tidak dapat meresap dan membunuh mikroorganisme jika alat*alat tidak dibersihkan dengan baik terlebih dahulu.
Bahan9(ahan &$nu+ ) cleaning agent /
"&
ahan pencuci yang baik adalah bahan pencuci yang dapat menghilangkan sisa*sisa kotoran organik tanpa merusak alat. Untuk mendapatkan kedua hal tersebut maka bahan pencuci harus+ * *
*
*
Sesuai dengan bahan, alat dan metode mencuci yang dipilih+ Pemilihan bahan pencuci sedapat mungkin mengikuti rekomendasi dari produsen alat, selain juga bergantung pada tipe kotoran yang ada. Pada umumnya, protein lebih mudah dihilangkan dengan detergen yang bersifat basa. 1aram mineral lebih mudah dihilangkan dengan detergen asam. Pemilihan bahan pencuci dan metode mencuci harus ditetapkan sebelum proses dijalankan, jika tidak, dapat terjadi kerusakan pada alat atau alat pencuci. 0entukan banyaknya detergen yang diperlukan, tergantung pada kandungan garam mineral dalam air. ika kandungan garam mineral dalam air sedikit, gunakan sedikit detergen. Sebaliknya, jika kandungan garam mineral dalam air lebih banyak, gunakan lebih banyak detergen. Pertimbangkan untuk menggunakan en5im pelarut protein untuk alat*alat yang memiliki lumenlubang atau sambungan. M$#%$ &$nu+an 1. P$nu+an +ns"um$n
Untuk memastikan kebersihan, tidak merusak alat, dan untuk keamanan pekerja, proses pencucian sebagai berikut. a. Setelah proses dekontaminasi maka proses selanjutnya adalah pembersihanpencucian. b. Setiap alat yang dapat dibongkar pasang, harus dibongkar sebelum dibersihkan. c. Pencucian alat dilakukan di ba#ah permukaan air untuk menghindari aerosol yang dapat terisap oleh pencuci. d. Petugas pencuci harus menggunakan pakaian pelindung kedap air, sarung tangan, pelindung kaki tertutup dan masker. e. Pencucian dilakukan dengan cara manual. f. Untuk mencegah kerusakan pada alat pembersihan dilakukan dengan alat anti gores. 3lat*alat dengan lumen atau berlubang kecil*kecil harus dibersihkan dengan sikat dengan diameter yang tepat. Sikat harus didisinfeksi atau disterilkan setiap hari. g. Setelah pencucian selesai, untuk menghilangkan deterjen lakukan pembilasan pertama dengan air biasa bersuhu 'o= dilanjutkan pembilasan kedua sebaiknya dengan air deionisasi atau air suling untuk menghindari terbentuknya noda*noda pada alat stainless juga untuk membilas pyrogen yang mungkin ada. h. Setelah dicuci dan dibilas, alat dikeringkan dengan lap sampai kering.
2. P$nu+an -+n$n
Pencucian linen dilakukan di kamar cuci. inen yang sudah dicuci harus bebas dari detergen, bahan pemutih atau bahan kimia lainnya yang dapat bereaksi dengan uap sehingga menyebabkan perubahan #arna pada instrumen atau menimbulkan perubahan kimia pada alat di dalam kemasan.
. DISIN8EKTAN
"'
Disinfektan adalah bahan yang dapat membebaskanmenghancurkanmembunuh mikroorganisme baik patogen maupun apatogen tetapi tidak beserta sporanya. Pemilihan disinfektan didasarkan pada tujuan pemakaian dan derajat disinfeksi yang diharapkan, kompatibilitas disinfektan dengan alat medis, harga, keamanan dan kemudahan penggunaannya. /asionalisasi pendekatan dalam pemilihan disinfektan dikemukakan oleh Dr. G.9. Spaulding. eliau mengklasifikasikan peralatan medis menjadi & kategori berdasarkan risiko infeksi yang mungkin terjadi pada saat alat tersebut digunakan pada pasien. Pendekatan ini juga dipakai oleh =D= (=enters for Disease =ontrol) dan 33!I (3ssociation for the 3d$ancement of !edical Instrumentation) dalam guideline dan rekomendasinya. 0iga kategori peralatan yang disampaikan oleh Dr. Garl Spaulding meliputi+ ". P$"a-aan K"++s+ adalah instrumenalat medis yang masuk ke dalam jaringan steril tubuh atau masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. =ontoh+ instrumen bedah, kateter jantung, implant, kompartemen pada hemodiali5er. %. P$"a-aan S$m+0"++s + adalah instrumenalat medis yang kontak dengan membrana mukosa tubuh. =ontoh+ endoskop, endotrakeal tube, peralatan nafas anestesi dan sitoskop. Pada peralatan semikritis, proses sterilisasi disarankan, namun tidak mutlak. adi biasa dilakukan proses disinfeksi tingkat tinggi. &. P$"a-aan N#n0"++s + adalah instrumenalat medis yang kontak dengan permukaan kulit saja. =ontoh+ alat pengukur tekanan darah, stetoskop, elektroda diagnostik, dorongan tempat tidur dan lain*lain. Untuk jenis peralatan ini dapat digunakan intermediet sampai low level disinfektan. Selain pengklasifikasian peralatan medis yang ada, Dr. Garl Spaulding juga mengklasifikasikan disinfektan menjadi tiga, yaitu + •
•
•
High Level Disinfection )9D) + Sterilisasi peralatan medis memang diharapkan tetapi apabila hal ini tidak memungkinkan, 9D merupakan perlakuan minimum yang direkomendasikan oleh =D=. 9D dapat menghancurkan semua mikroorganisme $egetatif, tubercle bacilli, fungi, $irus ukuran kecil maupun nonlipid, $irus berukuran sedang kecuali sejumlah tertentu spora bakteri. Intermediate Level Disinfection (ID) + Disinfektan jenis ini akan membunuh mikroorganisme $egetatif, fungi, !ycobacterium tuberculosis, $irus berukuran kecil maupun sedang $irus lipid dan non*lipid, namun tidak mempunyai akti$itas pembunuhan terhadap spora bakteri. Low Level Disinfection (D) + Disinfektan jenis ini tidak memiliki daya bunuh terhadap spora bakteri, mycobacterium, semua fungi, maupun semua $irus ukuran kecil dan sedang.
Untuk melakukan disinfeksi secara baik salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah pembersihan yang baik pula. Proses pembersihan tidak saja menurunkan bioburden mikroorganisme yang ada tetapi juga menurunkan jumlah materi organik yang dapat mempengaruhi aktifitas disinfektan. Caktor*faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas kimia dari disinfektan adalah + Pembersihan yang baik. Pembersihan pengotor perlu dilakukan untuk dapat melakukan disinfeksi secara optimal. eban kandungan materi organik. 3danya materi organik dapat mempengaruhi kerja disinfektan dengan cara melakukan pengikatan terhadap 5at aktif disinfektan. 0ipe dan jumlah mikroorganisme. eberapa mikroorganisme mempunyai daya tahan lebih baik dibandingkan yang lainnya, misal + !ycobacterium tuberculosis relatif lebih tahan dibandingkan mikroorganisme $egetatif. uga jumlah mikroorganisme "
pencemar, makin banyak jumlah mikroorganisme maka beban kerja disinfektan akan semakin berat. Suhu dan Eaktu. Suhu dan Eaktu yang diindikasikan pada label disinfektan harus diikuti. Eaktu yang dimaksudkan di sini adalah lamanya kontak antara disinfektan dengan mikroorganisme yang akan dieliminir. 0ingkat keasaman atau kebasahan (p9). 0ergantung disinfektannya maka ada yang bekerja secara optimal pada p9 asam atau basa. 0ingkat kekerasan air (hardness of water ). 3danya mineral seperti calcium atau magnesium dapat mempengaruhi efikasi dari disinfektan dengan cara mengikat 5at aktif dari disinfektan. Standard GP3 untuk ini adalah sampai '77 ppm.
TABEL BEBERAPA JENIS DISIN8EKTAN BESERTA KARAKTERISTIKNYA
P"#%u0
T+n'0a A0++as
K$-$(+han
K$0u"an'an
G$"m++%aA-0#h#-
!enengah
Denaturasi protein
Gthyl atau isopropyl alkohol A7 8 ;7 <
9
9
!embunuh bakteri $egetatif, tubercule bacilli, jamur, $irus ekerja cepat, tanpa residu
Sangat aktif sebagai chlorin bebas. !embunuh 9 !ikroorganisme gram 9 negatif ($egetatif), tubercule bacilli, jamur, 9 $irus. ekerja cepat. /elatif tidak stabil.
asah dan memerlukan paling sedikit menit untuk mencapai tingkat disinfeksi yang baik. 0idak ada akti$itas lebih lanjut. !udah menguap dan terbakar. Dapat diinakti$asi oleh bahan organik. Dapat mengikis lapisan lensa pada beberapa instrumen optikal. =enderung membuat keras dan bengkak tubing plastik, termasuk polyethylene. 0idak membuat spora. Dapat diinakti$asi oleh bahan organik. !enyebabkan karat pada logam. 0idak membunuh spora. erbekas pada kain, plastik dan bahan sintetis lainnya.
!embunuh bakteri, 9 tubercule bacilli, $irus. !emerlukan #aktu lebih lama untuk
!enyebabkan karat pada logam kecuali mengandung anti karat.
9
9 9 9 9
9
h-#"+n$
!enengah
!engekang 9ypochlorites beberapa fungsi reaksi en5ym utama dalam sel, denaturasi protein dan inakti$asi asam nukleat.
9 9
9 9
I#%#&h#"
!enengah
9
Sel beracun bagi asam nukleat
Iodine
9
"A
9 9
menyerap dinding sel mikroorganis dengan cepat. G-ua"a-%$h*%$
!embunuh mikroorganisme
dengan mengalkylation protein
9
Diamine
0ingkat tinggi sterilan %< alkaline, p9 B. 8 >.
9
9
0ingkat tinggi sterilan
9
9 %< =ocopropylene
Diamine 9
9
Disinfeksi 9 dinding, lantai, Penetrasi permukaan terhadap dinding meja serta sel dan furniture. 9 mengendapkan protein sel Ph$n#-+
9
"B
9 9 9
0ingkat tinggi >< formaldehydeH 9 B7 < alkohol 9 =ocopropylene
membunuh jamur tertentu. ekerja sangat cepat.
!embunuh bakteri $egetatif dalam % menit. !embunuh bakteri (gramHdan gram tubercule bacilli, jamur, $irus, spora. Untuk sterilisasi (membunuh spora), #aktu rendam adalah A 8 "7 jam. 0idak menyebabkan karat pada logam. 3man untuk karet dan plastik. !embunuh bakteri $egetatif dalam % menit. !embunuh bakteri (gramHdan gram tubercule bacilli, jamur, $irus, spora Untuk sterilisasi (membunuh spora), #aktu rendam adalah A 8 "7 jam. 0idak menyebabkan karat pada logam. 3man untuk karet dan plastik.
9 9 9 9
9 9 9 9
Spektrum luas+ 9 membunuh bakteri 9 gram positif dan negatif, jamur, kuman tbc dan $irus lipofilik. 9 0oleransi cukup baik terhadap beban organic dan air sadah. !empunyai akti$itas residual
erbahaya bagi karet dan beberapa plastik. Dapat membakar tissue. erbekas pada kain dan bahan lainnya. erbau, perlu $entilasi yang baik. 0idak stabil ("'*%> hari). !enguap 0idak bisa mencuci (alat harus dicuci bersih lebih dulu).
erbau, perlu $entilasi yang baik. 0idak stabil ("' hari). !enguap 0idak bisa mencuci (alat harus dicuci bersih lebih dulu).
0idak bersifat sporisidal 0erinakti$asi oleh materi organik -orosif terhadap karet dan sebagian plastik
PENGEMASAN
Pengemasan instrumen atau alat*alat medis lainnya merupakan kegiatan yang penting sebelum sterilisasi. 0ujuan dan fungsi pengemasan adalah untuk membungkus peralatan medis yang akan disterilkan dan mempertahankan sterilitas alat tersebut sampai #aktu penggunaan. !engingat fungsinya, maka dalam pengemasan harus diperhatikan dalam hal pemilihan bahan dan teknik pengemasan yang benar. Prinsip dasar pengemasan+ ". Sterilan harus dapat menyerap ke seluruh permukaan kemasan dan isinya. %. 9arus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan dibuka. &. 9arus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan kontaminasi. Persyaratan bahan pengemas 0ahan terhadap kondisi fisik seperti suhu tinggi, kelembaban, tekanan danatau hisapan pada proses sterilisasi. Udara pada kemasan dan isinya harus bisa keluar secara total tanpa mengganggu bentuk kemasan dan segelnya. Sterilan pada proses uap, etilen oksida atau panas kering harus dapat menyerap dengan baik pada seluruh permukaan dan serat semua isi dan kemasan. Sterilan harus dapat dilepaskan pada akhir siklus sterilisasi. Pada sterilisasi uap, bahan kemasan harus mudah kering dan memudahkan pengeringan isinya. Pada sterilisasi panas*kering, bahan kemasan dan isinya harus tahan terhadap suhu selama #aktu yang diperlukan, tanpa meleleh, terbakar, atau rusak. 9arus dapat menjaga sterilitas dan melindungi isinya yang sudah steril dari kontaminasi mikroba mulai saat kemasan dikeluarkan dari mesin sampai kemasan dibuka untuk dipakai. -arenanya, bahan yang dipakai sebaiknya tidak berbulu dan dapat menahan masuknya debu dan terserapnya uap (air atau cairan lainnya). 9arus cukup kuat menampung isinya selama proses sterilisasi dan penanganannya. 9arus tahan sobekan dan tusukan, tidak boleh terpengaruh tingkat atmosfir dan kelembaban udara. Selama penyimpanan sebelum dan sesudah sterilisasi, bahan kemasan tidak boleh berkerut, berlubang jika dilipat, kusut atau melekat satu sama lain jika ditumpuk dan segel tidak boleh lepas. 9arus mudah digunakan untuk membungkus dan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk alat yang akan dikemas dan harus membungkus alat rapat*rapat. 0idak boleh mengandung bahan beracun dan 5at #arna yang bisa menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap pekerja, atau yang luntur jika terkena sterilan. 9arus mudah dibuka dengan risiko kontaminasi kecil. bahan pengemas yang dipakai+ -ain (linen), -ertas, -ombinasi plastik film dan kertas
P"#s$%u" %an -an'0ah9-an'0ah &$n'$masan a. P$n'$masan +ns"um$n 9 Setelah instrumen bersih dan kering, dikemas dalam tromol atau dibungkus dengan kain dan dikelompokkan sesuai dengan jenis paketnya. 9 Pengemasan dengan kain dilakukan % lapis dengan cara seperti pada gambar. 9 erilah label kode paket (sesuai isi paket, dilakukan oleh petugas bagian terkait) dan kode #aktu sterilisasi (tanggal dan jam sterilisasi, dilakukan petugas U@I0 S0G/IIS3SI). 9 0empelkan indikator kimia sekaligus sebagai segel. (. P$n'$masan 0a+n $nun,-+n$n 9 9
">
-ain tenun yang bersih dan kering dikemas dengan kain minimal % lapis atau dimasukkan dalam tromol. erilah kode paket dan kode #aktu sterilisasi.
9
";
0empelkan indikator kimia sekaligus sebagai segel.
. METODE STERILISASI
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membebaskan suatu barangalat dari semua bentuk mikroorganisme dengan menggunakan sterilan. Sterilan adalah bahan yang digunakan untuk mensterilkan barangalat. erdasarkan sterilan yang digunakan, metode sterilisasi dibedakan menjadi+ 9 9 9 9 9
Sterilisasi uap panas Sterilisasi gas etilen oksid Sterilisasi panas kering Sterilisasi radiasi Sterilisasi plasma !etode yang digunakan di /SUD -ardinahadalah sterilisasi uap panas A. STERILISASI UAP PANAS
Sterilisasi uap panas (Steam Steriliation) merupakan metode sterilisasi yang paling tua, namun aman dan murah. !etode ini menggunakan uap panas sebagai sterilan. !ekanisme pembunuhan mikroorganisme dilakukan menggunakan kombinasi efek dari uap dan panas selama periode #aktu tertentu. !etode ini hanya dapat digunakan untuk barangalat yang stabil terhadap suhu tinggi. !ekanisme aksi sterilisasi uap adalah memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama #aktu dan suhu tertentu pada suatu obyek sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara ire$ersibel akibat %$nau"as+ atau koagulasi protein sel. Sterilisasi uap merupakan metode sterilisasi yang paling efektif karena uap merupakan pemba#a energi panas paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan sehingga memungkinkan terjadinya 0#a'u-as+. -ualitas uap yang terbaik adalah "77< dimana uap sama sekali tidak mengandung air. Untuk keperluan sterilisasi kualitas uap sebaiknya antara ;B*"77<. -ualitas uap diba#ah "77< tidak akan mempengaruhi proses sterilisasi tetapi dapat menyebabkan pembasahan pada pembungkus atau packing . -ualitas uap yang rendah dapat disebabkan oleh+ 9 9 9
oiler yang bekerja kurang baik Pemeliharaan distribusi uap yang kurang baik -egagalan jaket pemerangkap uap pada mesin sterilisasi. eberapa faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan proses sterilisasi uap meliputi #aktu, suhu dan kelembaban. ". 8as$ S+0-us S$"+-+sas+ Ua& Case*fase yang terjadi pada satu siklus sterilisasi uap meliputi+
". %. &. '.
%7
Case pemanasan(conditioning ) Case pemaparan uap (exposure) Case pembuangan (exhaust ) Case pengeringan Case pemanasan merupakan fase a#al dari siklus sterilisasi uap. Pada fase ini selain terjadi proses pem$akuman chamber juga !acket chamber mengalami pemanasan. Pemanasan ini dimaksudkan agar ketika uap masuk maka perbedaan suhu antara chamber dan uap tidak terlalu tinggi sehingga dapat meminimalisir terbentuknya kondensat.
Uap akan terus masuk ke dalam chamber" namun kali ini pada kondisi ruang yang tertutup secara rapat. 0ekanan akan naik, demikian pula dengan suhu ruangannya sampai tercapai suhu sterilisasi yang diharapkan. aru kemudian sistem pengontrolan pemaparan uap bekerja mempertahankan suhu dan tekanan ruangan. Pada fase inilah sebetulnya terjadi proses sterilisasi. Suhu yang biasanya digunakan antara lain "%"o= dan "&' o=. Setelah #aktu pemaparan pada suhu tertentu tercapai, valve drainase akan terbuka sehingga terjadi penurunan kembali tekanan dalam chamber . Case ini dikenal sebagai fase pengeluaran atau fase exhaust . aru kemudian udara secara gradual di introduksi kembali sampai tercapai tekanan atmosfir sehingga terjadi pengeringan dari alat yang disterilkan. 2. T$0anan su&&-* ua&
Sebaiknya diperiksa setiap minggu oleh bagian teknik rumah sakit sehingga memenuhi persyaratan spesifikasi pabrik pembuat mesin. . M$masu00an (a"an' &a%a m$s+n Penataan barang di dalam mesin ikut menentukan keberhasilan proses sterilisasi.. Penataan barang yang benar akan memudahkan proses pengosongan udara dari chamber" memudahkan uap berpenetrasi ke dalam kemasan dan akan mencegah terbentuknya kondensat berlebihan yang akan menyebabkan kemasan basah. -emasan linen sebaiknya diposisikan secara $ertikal untuk memudahkan uap berpenetrasi pada kemasan dan memudahkan pengosongan udara. Pengisian chamber mesin dengan barang sebaiknya memanfaatkan B< dari kapasitas chamber. !. M$n'$-ua"0an (a"an' %a"+ m$s+n Isi chamber harus dibiarkan dalam mesin sampai semua uap keluar dari chamber dan barang sudah mengalami proses pendinginan. 0idak diperbolehkan memakai pendingin baik dengan kipas atau blo#er 3=. Untuk mencegah masuknya lembab (dapat memba#a mikroorganisme) ke dalam kemasan, barang*barang steril hanya boleh ditangani setelah mengalami pendinginan secara sempurna. Pada saat proses pendinginan, barang steril tidak boleh diletakkan pada permukaan logam karena akan terjadi proses kondensasi pada barang sehingga terjadi rekontaminasi. Sebelum didistribusikan, barang steril disimpan dalam almari khusus di ruang penyimpan barang steril.
4. B$($"a&a &"#'"am s$"+-+sas+ %$n'an s$"+-+sa#" ua& )au#0-a3/ G$+n'$ a. S$"+-+sas+ %$n'an au#0-a3 G$+n'$ &"#'"am P91 , P"$a 1 Sterilisasi dengan program ini digunakan untuk kain tenun, kasa, kapas lidi, dan instrumen logam yang telah dikemas. Suhu pemanasan "&o=, lama pemanasan pada suhu tersebut selama B menit. ila kain tenunkasainstrumen dikemas dalam tromol, selama sterilisasi pori*pori tromol harus dalam keadan terbuka agar bisa ditembus uap panas. (. S$"+-+sas+ %$n'an au#0-a3 G$+n'$ &"#'"am P92 , P"#'"am '"a+* Digunakan untuk sterilisasi sarung tangan karet, kateter karet dan bahan lain yang terbuat dari karetplastik (misal tabung spuit) yang telah dikemas. Suhu pemanasan "%"o=, dengan lama pemanasan pada suhu tersebut selama %7 menit.
%"
. S$"+-+sas+ %$n'an au#0-a3 G$+n'$ &"#'"am P9 , B ; D T$s Digunakan untuk o#ie 8Dick 0est %. S$"+-+sas+ %$n'an au#0-a3 G$+n'$ &"#'"am P9! Digunakan untuk sterilisasi instrumen logam yang diletakkan dalam baktromol terbuka, botol kaca, baktromol kosong, dan kapas lidi. Suhu pemanasan "&o=, dengan lama pemanasan pada susu tersebut selama &, menit. Selama sterilisasi baktromol harus dalam keadaan terbuka dan segera menutup baktromol tersebut jika proses sterilisasi telah selesai. $. S$"+-+sas+ %$n'an au#0-a3 G$+n'$ &"#'"am P94 Digunakan untuk semua jenis alat yang tidak tahan panas ( karet, plastik ) 3. S$"+-+sas+ %$n'an au#0-a3 G$+n'$ &"#'"am P95 Digunakan untuk tes kebocoran eak 0est 5. P"#s$s S$"+-+sas+ !asukkan barang yang akan disterilkan ke dalam autoklaf, barang yang lebih berat diletakkan di sebelah ba#ah tabungruang, barang yang berbentuk #adah diletakkan secara terbalikposisi lubang di ba#ah. Periksa tekanan suplai uap air pada tampilan di pintu luar autoklaf minimal menunjukkan %7 kpa. 0utup pintu autoklaf. 0ekan tombol JstartK, tahapan proses sterilisasi dapat dilihatdinyatakan dengan menyalakan tombol Jpre treatmentK, JsterilisingK dan Jpost treatmentK. angan mengubah program pada saat proses sterilisasi sedang berlangsung. ila tombol Jproses endK menyala, adalah tanda bah#a proses sterilisasi telah selesai, buka pintu dengan melepaskan sistem penguncian. ila barang yang disterilkan dikehendaki lebih kering dan #aktunya memungkinkan maka diamkan sebentar barang di dalam dengan pintu pintu terbuka sedikit sebelum dikeluarkan dari autoklaf. Selama proses sterilisasi dengan autoklaf, petugas U@I0 S0G/IIS3SImerekam data proses sterilisasi dengan kertas grafik dan mencatat dalam uku aporan Sterilisasi.
%%
I<. LOGISTIK
PERALATAN YANG ADA DI UNIT STERILISASI ". Peralatan medik
a. b. c. d. e.
Sterilisator uap panas (autoklaf) merek 1etinge + " unit Sterilisator uap panas ( autocla$e) merk Delta =la$e + " unit 0roli pengangkut + % unit emari penyimpan barang steril + " unit /ak penyimpanan barang steril + " unit
". Peralatan non medic a. !eja stainless steel + " buah b. !eja kayu + " buah c. -ursi kayu panjang + " stel d. -ursi + & buah e. emari + % unit f. 3lat pelindung+ apron, masker, kaca mata, topi, sarung tangan, alas kaki khusus g. Eash bak + & unit h. Gmber + ; buah i. askom + buah j. 0romol + buah k. -ontainer plastik + buah l. ahan pengemas m. 3lat pengering n. 3lat pencuci o. am dinding + % buah p. 3lat pembersih ruangan L. 3lat pendingin ruangan 3= Split +" buah &. ahan5at kimia a. Indikator e2ternal abel b. Deterjen c. Disinfektan+ =lorin tablet d. -apas, lidi e. Pembersih lantai, sink, dindingruangan
<.
KESELAMATAN PASIEN
-ejadian infkesi @osokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada #aktu pasien dira#at dirumah sakit. agi pasien di rumah sakit infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. eberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien namun menyebabkan pasien dira#at lebih lama di rumah sakit ini berarti pasien membayar lebih mahal .
PG@=G1393@ -G=G3-33@ P3D3 P3SIG@ %&
Petugas unit sterilisasi bertanggung ja#ab terhadap pencegahan kecelakaan pada pasien sehubungan dengan alatinstrumen yang digunakan. !elakukan proses dekontaminasi, disinfeksi, pengemasan, sterilisasi dan penanganan barang steril secara aseptik dan sesuai S4P yang ditetapkan merupakan cara terbaik mencegah terjadinya kecelakaanluka pada pasien. Pasien penerima barang yang belum diuji kelayakan fungsi dan cara pakainya dapat mengalami komplikasi atau penundaan tindakan. 3lat terkontaminasi atau on*steril apabila digunakan pada pasien dapat menimbulkan infeksi nosokomial. Sa"an T+n%a0an Aman
a. Setiap melakukan kegiatan di unit sterilisasi lakukan kebersihan tangan b. akukan pengujian terhadap instrumenalat sebelum didistribusikan. c. Pastikan bah#a semua barang telah didekontaminasi dan bebas dari kotoran, kerusakan atau bahaya lain yang dapat mempengaruhi penggunaan barangalat. d. Pastikan bah#a barang terkontaminasi selalu dalam keadaan tertutup pada saat transportasi menuju ruang dekontaminasi. e. Pastikan semua peralatan yang digunakan untuk melakukan proses sterilisasi diuji secara teratur dan dijamin dengan baik. f. Pastikan bah#a semua komponen instrumen berada dalam keadaan lengkap dan berfungsi secara normal. g. Pastikan bah#a semua mesin sterilisasi termonitor secara $isual selama siklus berlangsung melalui pengujian indikator kimia, biologis dan pengujian deteksi udara dalam chamber. KETERKAITAN UNIT STERILISASIDENGAN KESELAMATAN PASIEN
-ebersihan tangan
Proses Dekontaminasi
Proses Strerilisasi
Penyimpanan dan Distribusi Peralatan Steril
0idak menjaga kebersihan tangan
!elakukan Dekontaminasi
-eselamatan pasien
0idak sesuai SP4 9uman Grror !ekanik -esalahan*kesalahan pengelolaan peralatan medis
* /uang Penyimpanan tidak standar * 0ransportasi yang tidak benar
KESELAMATAN KERJA A. ALAT PELINDUNG DIRI
%'
-eselamatan pasien
-eselamatan pasien
-eselamatan pasien
Untuk melindungi petugas dari kontaminasi, petugas U@I0 S0G/IIS3SIharus dilengkapi dengan alat pelindung diri seperti apron lengan panjang yang tahan terhadap cairan kimia, penutup kepala, masker dan kaca mata pelindung, khususnya untuk staf saat melakukan prosedur yang memungkinkan cipratan atau kontaminasi dari cairan yang mengandung darah atau cairan tubuh lainnya. 9arus ada alas kaki khusus untuk memasuki ruang dekontaminasi dan sepatu tahan air. !asker dan kaca mata pelindung harus dilepas saat meninggalkan ruang dekontaminasi. Sarung tangan, gaun pelindung dan kaca mata pelindung harus dicuci setiap hari. 3lat pelindung yang dipakai ulang harus dicuci setelah setiap pemakaian. B. PENEGAHAN KEELAKAAN PADA PETUGAS
Pada dasarnya kecelakaan kerja dapat dihindari dengan mengetahui potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya. Semua petugas U@I0 S0G/IIS3SI mempunyai tanggung ja#ab untuk melaksanakan semua kegiatan di lingkungan U@I0 S0G/IIS3SIsecara aman, sehingga semua petugas harus mengetahui potensi bahaya dari pekerjaan yang dilakukannya. 1. P$n$"+maan Ba"an' K##" %an Da$"ah K#nam+nas+
ahaya paparan darah dan cairan tubuh lainnya, maupun 5at kimia di lingkungan U@I0 S0G/IIS3SIdapat mengakibatkan luka dan penyakit. Upaya pencegahan dapat dilakukan secara efektif menggunakan pelindung diri+ sarung tangan, penutup kepala, penutup kaki, gaun anti cairan, masker, maupun kaca mata pelindung. Seluruh petugas U@I0 S0G/IIS3SIbertanggung ja#ab untuk melindungi dirinya dengan menggunakan alat pelindung diri secara benar. Sa"an T+n%a0an Aman
a. angan sekali*kali memasukkan tangan ke dalam #adah berisi barang terkontaminsi tanpa dapat melihat secara jelas isi dari #adah tadi. b. 0uangkan cairan yang dapat mengganggu pandangan terhadap alat*alat, lalu pindahkan alatinstrumen satu per satu. Pada saat transportasi, pastikan agar bagian runcing dari instrumen mengarah berla#anan terhadap tubuh kita. c. uang sampah benda tajam (jarum suntik, silet) ke dalam #adah tahan tusukan, jangan pada tempat sampah biasa. d. Ikuti petunjuk pabrik mengenai penggunaan 5at kimia secara aman dan gunakan alat pelindung diri untuk mencegah paparan 5at kimia terhadap kulit dan membrana mukosa (selaput lendir) yang dapat menyebabkan luka bakar kimia. e. erhati*hatilah apabila mendekati area yang berair (area dekontaminasi dan pencucian), pastikan lantai tidak licin. f. Pada #aktu mencuci instrumen di dalam bak, gosoklah instrumen di ba#ah permukaan air untuk mencegah terjadinya aerosol yang dapat terhirup. 2. P"#s$s s$"+-+sas+
Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih yang telah mendapat pelatihan tentang prinsip dasar sterilisasi dan cara menggunakan mesin sterilisasi yang benar, sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dapat diperkecil dan upaya penyediaan barang steril lebih terjamin. enis luka yang dapat terjadi di daerah ini meliputi luka bakar pada kulit maupun selaput lendir yang disebabkan oleh kelalaian pada penggunaan 5at kimia maupun akibat terlalu dekatnya posisi terhadap sumber panas (misalnya sterilisator uap, sterilisator panas %
kering). Selain itu juga dapat terjadi luka pada mata akibat cipratan 5at kimia, sehingga diperlukan alat pelindung mata. Sa"an +n%a0an aman
a. 1unakan sarung tangan tahan panas pada saat menangani obyek bersuhu tinggi. b. 9ati*hati pada saat menggunakan Jsealer panasK dan pemotong kantong sterilisasi (pouches). c. Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih. . PENANGANAN =AT9=AT KIMIA DI UNIT STERILISASI !engingat banyak 5at kimia yang digunakan di U@I0 S0G/IIS3SIbersifat toksik, maka penanganan 5at kimia di U@I0 S0G/IIS3SIsangat perlu diperhatikan. 9al ini penting, karena apabila tidak ditangani secara baik dapat membahayakan baik bagi petugas maupun pasien. 1. LYSOL
ysol merupakan nama lain dari kelompok 5at kimia fenol, asam karbolat, hidroksiben5ena, asam fenilat, resol, karbol kreolin dan likresol. isol banyak digunakan sebagai disinfektan rumah tangga untuk membersihkan lantai, kamar mandiE= dan menghilangkan bau busuk. Dalam bidang kesehatan digunakan sebagai larutan antiseptik dengan konsentrasi antara "<*%<. Dosis letal oral pada manusia adalah "'7 mgkg. Baha*a uama &a%a 0$s$haan Pada kulit dan mukosa+ 1atal dan mati rasa. Pada keadaan berulang atau berat+ kemerahan, gatal, dan luka bakar Paparan kronis pada kulit+ dapat timbul dermatitis kontak yang antara lain ditandai oleh eritema dan $esikel. Paparan pada mata+ Iritasi konjungti$a, kornea ber#arna putih, edema palpebra, dan iritis. Gfek sistemik+ nyeri kepala, nausea, diare, lemah, pusing, dispnea, penglihatan kabur, nyeri abdomen, muntah dan rash. ika konsentrasi fenol M< dapat menyebabkan luka bakar pada mulut dan esofagus. Gfek pada sistem kardio$askuler+ hipotensi, syok. Gfek pada ginjal+ Urin ber#arna gelap karena hemoglobinuria. Gfek pada pernafasan+ depresi pernafasan dan gagal nafas. T+n%a0an &$"#-#n'an (+-a $"h+"u& : * a#a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. T+n%a0an &$"#-#n'an &a%a &$ma&a"an maa:
0engadahkan kepala dan miring ke sisi mata yang terkena. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan air bersih atau @a=l 7,;< perlahan selama "*%7 menit. ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama "7 menit. angan biarkan korban menggosok mata. 0utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirimkonsul ke dokter mata. T+n%a0an &$"#-#n'an &a&a"an 'as"#+n$s+na-:
%A
Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk pengenceran. Untuk de#asa maksimal %7 cc sekali minum, anak*anak "77 ml. 0idak boleh dirangsang muntah dan diberikan karbon aktif. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi. T+n%a0an &$"#-#n'an &a&a"an &a%a 0u-+:
a#a pasien segera ke kran terdekat. =uci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal "7 menit. ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain a tau kertas secara perlahan. epaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah dalam #adahplastik tertutup. Pada saat memberi pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron. -eringkan dengan handuk kering dan lembut.
2. NATRIUM HIPOKLORIT
arutan @atrium 9ipoklorit (@a4=l) *"7< biasa digunakan sebagai pemutih (contoh ayclin). Selain itu, larutan ini juga digunakan sebagai disinfektan. Pada konsentrasi M%7< 5at ini bersifat korosif dan bila tertelan akan berbahaya karena jika kontak dengan asam lambung akan melepaskan asam klorat dan gas klor bebas dalam lambung yang apabila terhirup dapat menyebabkan kerusakan paru*paru.
Baha*a uama $"ha%a& 0$s$haan
Inhalasi+ ila terhirup, tenggorokan akan terasa sakit, iritasi saluran pernafasan, batuk, sesak nafas dan edema paru*paru. -ontak kulit+ -ulit memerah, terasa perih, iritasi lokal dan erupsi. -ontak mata+ !ata memerah, korosif, perih, penglihatan kab ur. 0ertelan+ Pada konsentrasi &<*< mulut dan tenggorokan terasa terbakar, iritasi mulut dan faring, edema faring dan laring, mual, muntah. Pada konsentrasi lebih pekat nyeri telan, sali$asi, tenggorokan, dan perut terasa sangat nyeri. T+n%a0an &$"#-#n'an (+-a $"h+"u& : * a#a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. T+n%a0an &$"#-#n'an &a%a &$ma&a"an maa:
0engadahkan kepala dan miring ke sisi mata yang terkena. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan air bersih atau @a=l 7,;< perlahan selama "*%7 menit. ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama "7 menit. angan biarkan korban menggosok mata. 0utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirimkonsul ke dokter mata
T+n%a0an &$"#-#n'an &a&a"an &a%a 0u-+:
%B
a#a pasien segera ke kran terdekat. =uci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal "7 menit. ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan. epaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah dalam #adahplastik tertutup. Pada saat memberi pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron. -eringkan dengan handuk kering dan lembut. T+n%a0an &$"#-#n'an &a&a"an 'as"#+n$s+na-
Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk pengenceran. Untuk orang de#asa maksimal %7 cc sekali minum, anak*anak "77 ml. 0idak boleh dirangsang muntah dan diberikan karbon aktif. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi. Pengenceran dengan demulsen seperti susu atau antasida. . G-ua"a-%$h*%$ , #&"#&*-$n$ D+am+n$
Umumnya digunakan sebagai desinfektan. Baha*a $"ha%a& 0$s$haan
ika tertelan + !enyebabkan luka korosif mukosa gastrointestinal disertai mual, muntah, perdarahan. ika terhirup + Iritasi saluran nafas, nafas berbunyi, laringospasme. -ontak kulit + Iritasi pada kulit -ontak mata + Iritasi dan lakrimasi, pada konsentrasi pekat menyebabkan kornea buram dan buta. T+n%a0an &$"#-#n'an (+a $"h+"u& : * a#a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. T+n%a0an &$"#-#n'an &a%a &$ma&a"an maa:
0engadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan air bersih atau @a=l 7,;< perlahan selama "*%7 menit. ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama "7 menit. angan biarkan korban menggosok mata. 0utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirimkonsul ke dokter mata T+n%a0an &$"#-#n'an &a&a"an &a%a 0u-+:
a#a pasien segera ke kran terdekat. =uci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal "7 menit. ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan. epaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah dalam #adahplastik tertutup. Pada saat memberi pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron. -eringkan dengan handuk kering dan lembut.
%>
T+n%a0an &$"#-#n'an &a&a"an 'as"#+n$s+na-
Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk pengenceran. Untuk orang de#asa maksimal %7 cc sekali minum, untuk anak*anak maksimal "77 ml. 0idak boleh dirangsang muntah dan diberikan karbon aktif. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi.
PENGENDALIAN MUTU 0ujuan pelayanan sterilisasi adalah untuk menyediakan produk steril dan harus ada jaminan barang yang telah disterilkan benar*benar steril. maka harus dilakukan monitor proses sterilisasi untuk memberi jaminan bah#a parameter yang ditentukan dalam proses sterilisasi sudah dipenuhi dengan baik. Selain itu, juga harus dilakukan e$aluasi mutu hasil sterilisasi untuk mengetahui apakah barangalat yang disterilkan sudah betul*betul steril.
eberapa hal berkaitan dengan proses sterilisasi uap dengan mesin tipe pre$acuum yang perlu dipantau antara lain+ ". %. &. '. . A.
0hermocouples, Uji kebocoran (leak rate test ), Uji pengosongan udara (tes o#ie*Dick) Pencatatan suhu (thermograph), Indikator kimia pada kemasan, Indikator iologis ( #acillus stearothermophilus)
A. K#n"#- Kua-+as S$"+-+sas+ -ontrol proses sterilisasi yang ketat memberi jaminan ba#a peralatan medis yang kita sediakan adalah benar*benar steril dengan melakukan kultur atau uji sterilitas setiap produk yang disterilkan. 0api cara ini tidak praktis dan mahal, maka solusinya perlu dilakukan !onitoring Proses Sterilisasi, yatu memonitor proses sterilisasi untuk memberikan jaminan bah#a parameter*parameter yang ditentukan dalam proses sterilisasi sudah dipenuhi dengan baik
9al*9al yang harus diperhatikan untuk control kualitas + ". Pemberian nomor lot pada setiap kemasan. Setiap kemasan yang disterilkan harus mencantumkan identitas berupa nomot lot yang mencakup + nomor mesin sterilisasi. 0anggal proses sterilisasi dan keterangan siklus ke berapa dari mesin sterilsasi. 3lasan + Identifikasi ini akan memudahkan pada saat diperlukan melakukan recall atau penarikan kembali kemasan yang sudah didistribusikan. %. Data mesin Sterilisasi Untuk setiap siklus sterilisasi yang dilakukan informasi berikut harus didokumentasikan + a. @omor lot b. Informasi umum kemasan ( linen, instrumen ) c. Eaktu pemaparan dan suhu ( kalau belum tercatat oleh mesin sterilisasi ) d. @ama 4perator e. Data hasil pengujian biologis f. Data respons terhadap indikator kimia g. Data hasil uji o#ie*Dick &. Eaktu -adaluarsa Setiap kemasan steril yang akan digunakan harus diberi label yang mengindikasikan #aktu kadaluarsa untuk memudahkan rotasi stok
%;
B. MONITORING PROSES STERILISASI !onitoring proses sterilisasi dilakukan dengan menggunakan indikator sterilisasi.
enis*jenis Indikator Sterilisasi+ 1. In%+0a#" M$0an+0 Indikator mekanik adalah bagian dari instrumen mesin sterilisasi seperti gauge, tebel, dan indikator suhu maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat sterilisasi bekerja dengan baik. Pengukuran suhu dan tekanan merupakan fungsi penting dari sistem monitoring. ila indikator mekanik berfungsi dengan baik, akan memberikan informasi segera mengenai suhu, tekanan, #aktu dan fungsi mekanik lain dari alat. -arena bersifat mekanis, maka bila tidak dilakukan kalibrasi alat dengan tepat atau pemakaian yang terlalu sering dapat memberikan informasi yang tidak tepat. 2. In%+0a#" 0+m+a 3dalah indikator yang menandai terjadinya paparan sterilisasi pada obyek yang disterilkan yang ditandai dengan adanya perubahan #arna. Indikator kimia diproduksi dalam berbagai bentuk (strip, tape, kartu, $ial). ?ang dipakai di Unit Sterilisasi berupa tape. Indikator ini memberikan informasi kondisi steril pada tiap kemasan ( pack b$ pack basis), sehingga selain digunakan di luar, ada juga yang diletakkan di dalam kemasan.
-lasifikasi indikator kimia+ a. K$-as 1: +n%+0a#" $0s$"na- %an +n%+0a#" +n$"naIn%+0a#" $0s$"na-> contoh+ Autoclave tape
erbentuk tape (pita), dan digunakan di bagian luar setiap kemasan. Dengan terjadinya perubahan #arna, indikator ini memberi informasi+ bah#a bagian luar kemasan telah mele#ati proses sterilisasi. membedakan antara benda yang sudah dan belum disterilkan, dan berfungsi sebagai segelpengaman kemasan. In%+0a#" +n$"na-> contoh+ %ompl$ (&!) Indikator ini berbentuk strip dan pemakaiannya diletakkan dalam tiap kemasan. !elalui perubahan #arna yang terjadi, indikator ini memberi informasi bah#a benda dalam kemasan telah mele#ati proses sterilisasi, yang berarti pula sterilan telah berpenetrasi ke dalam kemasan. b. In%+0a#" Bowie-dick Indikator ini digunakan untuk menilai efisiensi pompa $akum pada alat sterilisasi, serta untuk mengetahui adanya kebocoran udara dalam ruang sterilisasi. Indikator ini hanya digunakan pada metode sterilisasi uap panas yang menggunakan sistem $akum. ila alat sterilisasi sudah dilengkapi dengan perangkat untuk menguji kebocoran udara, maka tidak perlu lagi dilakukan tes o#ie*Dick.
0es o#ie*Dick dilakukan dengan o#ie*Dick dengan kemasan kertas dan dalam kemasan tabung. embar tes #owie&dick diletakkan di tengah*tengah kemasan. -emasan uji dimasukkan dalam sterilisator yang kosong, tepatnya di &7
bagian depan ba#ah, di atas drain. -emudian dilakukan sterilisasi pada suhu "&%o=*"&'o= selama &, * ' menit (perhitungan #aktu mulai dilakukan saat suhu menunjukkan "&%o=). Setelah selesai, lembaran tes die$aluasi. 9asil yang baik ditandai dengan perubahan #arna dari putih menjadi hitam merata. ila #arna tidak merata, maka diduga masih ada udara yang tertinggal dalam ruang sterilisasi yang berarti kerusakan pompa $akum dari alat. Indikator kimia lainnya meliputi indikator kelas & (Indikator single parameter), kelas ' (Indikator multiparameter), kelas (Integrator), dan kelas A (Gmulgator) tidak dilakukan di Unit Sterilisasi /umah Sakit /-.=haritas, karena tidak direkomendasikan oleh berbagai organisasi (33!I, 34/@, =D=, =) sebagai bagian dari program jaminan sterilitas. .
In%+0a#" B+#-#'+ 3dalah sediaan berisi populasi mikroorganisme spesifik dalam bentuk spora yang bersifat resisten terhadap beberapa parameter yang terkontrol dan terukur dalam suatu proses sterilisasi tertentu.
Prinsip kerja dari indikator biologi adalah dengan mensterilkan spora hidup yang non patogenik dan sangat resisten dalam jumlah tertentu. 3pabila selama proses sterilisasi spora tersebut terbunuh, maka diasumsikan bah#a mikroorganisme lainnya juga ikut terbunuh dan benda yang disterilkan bisa disebut steril. Indikator biologi tersedia untuk metode sterilisasi uap panas, gas etilen oksid dan panas kering. Indikator biologi yang digunakan adalah ampul 3ttest. 3mpul dimasukkan pada bagian tengah kemasan uji. -emasan uji tersebut diletakkan pada bagian depan ba#ah di atas drain, bersama barang lain yang akan disterilkan. akukan sterilisasi sesuai suhu yang diinginkan. Setelah sterilisasi selesai, indikator diaktifkan (ampul dipecah), kemudian dimasukkan dalam inkubator (suhu B o= selama %'*'> jam). ila selama proses sterilisasi spora terbunuh, maka tidak akan terjadi perubahan #arna (tetap ber#arna ungu). Ini berarti proses sterilisasi telah tercapai. Sebaliknya bila spora dapat bertahan maka dalam media pertumbuhan akan terjadi pembentukan asam yang dapat mengakibatkan perubahan #arna. Sampai saat ini indikator biologi merupakan referensi dasar untuk menentukan tercapainya kondisi steril.
. MONITORING MUTU HASIL STERILISASI 1. Uj+ s$"+-+as %$n'an &$m(+a0an,0u-u"
Di /SUD -ardinahmonitoring mutu hasil sterilisasi dilakukan dengan cara pembiakankultur yang dilakukan tiap A bulan sekali. ahan uji meliputi instrumen, kassa, kapas lidi, kain tenun , botol kosong, dan selang yang telah disterilkan. ahan tersebut dikirim ke abkesda untuk dilakukan pembiakan. 3pabila tidak tumbuh kuman maka kualitas hasil sterilisasi dikatakan baik. 9asil kultur dilaporkan kepada direktur.
2. Su"$+-ans 0$ja%+an +n3$0s+ -u0a #&$"as+
Salah satu dampak terpenting akibat mutu hasil sterilisasi yang kurang baik adalah terjadinya infeksi luka operasi, oleh karena itu salah satu cara memonitor &"
mutu hasil sterilisasi adalah dengan memantau terjadinya kasus infeksi luka operasi. Pemantauan dilakukan setiap hari pada semua pasien paska operasi. ?ang dipantau adalah adatidaknya gejalatanda infeksi luka operasi sesuai kriteria diagnosis infeksi luka operasi. D. MONITORING MUTU AIR BERSIH
Untuk mengetahui mutu air bersih yang digunakan di Unit Sterilisasi, dilakukan pemeriksaan mutu air bersih tiap & bulan sekali untuk pemeriksaan -imia dan " bulan sekali untuk pemeriksaan !ikrobiologi. Sampel diambil dari kran pemakaian Unit Sterilisasi, pengambilan dilakukan oleh petugas pengelola air bersih dari agian Sanitasi. Selanjutnya sampel dikirim ke abkesda untuk diperiksa apakah memenuhi syarat mutu air bersihtidak. ila hasil belum baik, maka dilakukan tindak lanjut berupa pengurasan bak penampung dan pembubuhan kaporit sesuai prosedur.
PENUTUP E
&%
Salah satu cara untuk menilai kemajuan atau keberhasilan suatu programkegiatan adalah dengan cara melakukan e$aluasi. Di bagian unit sterilisasi e$aluasi yang dilakukan meliputi+ ". Proses sterilisasi Dilakukan dengan menggunakan indikator baik indikator fisikmekanik, kimia, maupun biologi. ila hasilnya tidak bagus berarti ada gangguan pada sterilisator dan segera dilakukan perbaikan. %. !utu hasil sterilisasi Dilakukan dengan cara uji mikrobiologis dengan biakankultur. ila hasilnya masih tumbuh kuman berarti mutu sterilisasi jelek, sehingga harus dicari penyebabnya apakah pada alat, sumber daya manusia (petugas), pelaksanaan S4P yang tidak benar atau S4Pnya yang kurang sesuai dan segera dilakukan perbaikan. &. Pelaksanaan prosedur tetap unit sterilisasi G$aluasi pelaksanaan prosedur tetap dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh prosedur tetap itu dilaksanakan oleh petugas. G$aluasi dilakukan " kali tahun, dengan cara mengobser$asi petugas dalam melakukan prosedur tertentu, dengan menggunakan instrumen yang berisi hal*hal yang harus dilakukan oleh seorang petugas dalam melaksanakan suatu prosedur tertentu. ila nilainya masih kurang dari B< maka harus dilakukan sosialisasi ulang. '. Pelayanan unit sterilisasi G$aluasi pelayanan unit sterilisasi dilakukan dengan cara membagi kuesioner yang berisi pertanyaan*pertanyaan antara lain tentang+ * pemenuhan kebutuhan barang steril di unit masing*masing * kecepatan pelayanan unit sterilisasi * komunikasi petugas * kritik dan saran * dan sebagainya -uesioner dibagikan kepada seluruh unit terkait, hasilnya direkapitulasi dan die$aluasi. ila masih banyak yang menja#ab kurang memuaskan maka segera dilakukan perbaikan sesuai permasalahan yang masih ada. -ritik dan saran segera ditindaklanjuti. . !utu air bersih unit sterilisasi Dilakukan tiap ' bulan sekali. Sampel air dari kran unit sterilisasi dikirim ke abkesda untuk dilakukan uji mutu air bersih. ila hasilnya belum baik, dicari penyebabnya dan dilakukan tindak lanjut, dapat berupa pengurasan bak, pembersihan saluran, dan pembubuhan kaporit. A. Pemeriksaan mikrobiologi ruang penyimpan ba rang steril (udara, 3=, almari) Pemeriksaan ini dilakukan untuk menge$aluasi sterilitas ruangan dan mengetahui pola kuman. Dilakukan dengan kultur udara dan usapan pada 3= dan almari penyimpan. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas abkesda. 9asil kultur die$aluasi, bila msih didapatkan kuman, segera dilakukan sterilitas ruangan dengan fogging serta pembersihan 3c dan lemari secara lebih intensif dengan larutan presept.
Undang*undang @o.> 0ahun ";;; tentang Perlindungan -onsumen menjadi tantangan yang harus diantisipasi para praktisi pelayanan kesehatan. Selain itu kita juga dituntut memberikan pelayanan yang profesinal dengan diberlakukannya undang*undang tentang Praktek -edokteran yang ditujukan bagi kepastian hukum baik bagi penerima pelayanan maupun pemberi pelayanan kesehatan. &&
-ejadian infksi @osokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada #aktu pasien dira#at dirumah sakit. agi pasien dirumah sakit infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. eberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien namun menyebabkan pasien dira#at lebih lama dirumah sakit ini berarti pasien membayar lebih mahal . Pencegahan dan Pengendalian infeksi dirumah sakit (PPI/S) merupakan kegiatan yang sangat penting dan salah satu faktor yang mendukung untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan erat kaitannya dengan citra rumah sakit. 4leh karena itu pencegahan dan pengendalian infeksi perlu diperhatikan. Salah satu upaya untuk menekan kejadian infeksi nosokomial adalah dengan melaksanakan pelayanan Unit sterilisasi yang baik. 0anggung ja#ab untuk melaksanakan semua kegiatan secara aman di lingkungan pusat sterilisasi menjadi tanggung ja#ab petugas pusat sterilisasi Setelah dilakukan pembekalan terhadap petugas terhadap bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan pusat sterilisasi. Pada dasarnya kecelakaan dapat dihindari dengan mengetahui potensi bahaya yang dapat ditimbulkan. Dengan memperhatikan secara seksama dan melatih teknik*teknik bekerja secara aman maka resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat diturunkan secara signifikan.
&'