BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi, terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya. Kualitas pelayanan rumah sakit salah satunya ditentukan ditentukan oleh kinerja para Tenaga Kesehatan Kesehatan Profesional Profesional Lain rumah sakit tersebut. Yang lebih penting lagi kinerja Tenaga Kesehatan Profesional Lain akan sangat mempengaruhi keselamatan pasien di rumah sakit. Untuk itu rumah sakit perlu menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical governance) governance) yang baik untuk melindungi pasien. Hal ini sejalan dengan amanat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan dan perumahsakitan. Undang-undang tentang Rumah Sakit yang
baru
ditetapkan
menuntut
rumah
sakit
untuk
melindungi
keselamatan pasien, antara lain dengan melaksanakan clinical governance tersebut bagi para klinisnya. Setiap Tenaga Kesehatan Profesional Lain di rumah sakit harus bekerja dalam koridor kewenangan klinis ( clinical privileges) privileges) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit. Salah kewenangan
satu
faktor
Tenaga
krusial
Kesehatan
dalam
keselamatan
Profesional
Lain
pasien
untuk
adalah
melakukan
pelayanan kesehatan yang saat ini tidak dikendalikan dengan adekuat oleh Panitia Kredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain rumah sakit. Dalam hal seorang kurang kompeten dalam melakukan pelayanan kesehatantertentu kesehatante rtentu
karena sebab apapun, belum ada mekanisme yang
mencegah Tenaga Kesehatan Profesional Lain untuk melakukan pelayanan kesehatan tersebut di rumah sakit. Pada gilirannya kondisi ini dapat menimbulkan kecelakaan pada pasien. Untuk menjaga kualitas mutu staf medik, Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak membentuk Panitia Kredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain yang tugasnya yaitu mendapatkan dan memastikan
Tenaga Kesehatan
Profesional Lain yang profesional dan akuntabel bagi pelayanan di Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak. Dengan terkendalinya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak maka pasien lebih terlindungi dari 1
pelayanan kesehatanyang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Profesional Lain yang tidak kompeten.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan pasien melalui mekanisme kredensial dan rekredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain di Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak. 2. Tujuan Khusus
Membantu bagian Kepegawaian dalam proses mendapatkan dan memastikan Tenaga Kesehatan Profesional Lain yang kompeten dan profesional di Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak.
Memberikan panduan mekanisme kredensial dan rekredensial bagi para Tenaga Kesehatan Profesional Lain di Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak.
Merekomendasikan
kewenangan
klinis
bagi
setiap
Tenaga
Kesehatan Profesional Lain di Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak.
Merekomendasikan untuk diterbitkan kewenangan klinis bagi setiap Tenaga Kesehatan Profesional Lain untuk melakukan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak.
C. Ruang Lingkup Ruang lingkup kredensial dan rekredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain, yaitu : 1. Tenaga kesehatan baru yang terdiri dari gizi klinis, tenaga kefarmasian, tenaga keterapian fisik, tenaga tehnisi medis, perekam medis, analis, radiografer dan sanitarian. 2. Tenaga Kesehatan Profesional Lain yang sudah bekerja di Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak yang masa kewenangan klinisnya berakhir, yaitu setiap 3 (tiga) tahun sekali.
2
D. Landasan Hukum Landasan hukum proses kredensial dan rekredensial di Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak adalah : 1. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit. 2. Pedoman Kredensial dan Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) di Rumah Sakit dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia tahun 2009. 3. Undang-undang Rumah Sakit pasal 29 ayat (1) butir r. telah ditetapkan
bahwa
setiap
rumah
sakit
wajib
menyusun
dan
melaksanakan hospital bylaws, yang dalam penjelasan undang-undang tersebut ditetapkan bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance). Hal ini harus dirumuskan
oleh
setiap
rumah sakit
dalam peraturan
Tenaga
Kesehatan Profesional LainRumah Sakit (medical staff bylaws) antara lain diatur kewenangan klinis (clinical privilege). 4. Kebijakan Pelayanan Rumah sakit. 5. Medical Staff By Laws Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak.
3
BAB II DEFINISI
A. Proses Kredensial (Credentialing) Proses kredensial (credentialing) adalah proses evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap seseorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan
layak
diberi
kewenangan
klinis
( clinical
privilege)
menjalankan pelayanan kesehatan tertentu dalam lingkungan rumah sakit tersebut untuk suatu periode tertentu. B. Proses Re-Kredensial (Re-Credentialing) Proses rekredensial (re-credentialing) adalah proses re-evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap Tenaga Kesehatan Profesional Lain yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis di rumah sakit tersebut untuk menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk suatu periode tertentu. C. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege ) Kewenangan klinis (clinical privelege) adalah kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan kesehatan tertentu dalam lingkungan sebuah rumah sakit tertentu berdasarkan penugasan yang diberikan kepala rumah sakit. D. Surat Penugasan (Clinical Appointment ) Surat penugasan (clinical appoinment ) adalah surat yang diterbitkan oleh kepala rumah sakit kepada seorang Tenaga Kesehatan Profesional Lainatau Tenaga Kesehatan Profesional Lain untuk melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang ditetapkan baginya. E. Tenaga Kesehatan Profesional Lain Tenaga
Kesehatan
Profesional
Lain
adalah
gizi
klinis,
tenaga
kefarmasian, tenaga keterapian fisik, tenaga tehnisi medis, Rekam medis, analis, radiographer dan sanitarian.
4
BAB III TATA LAKSANA
A. Proses Kredensial Direktur Rumah Sakit Islam Yatofa menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur bagi Tenaga Kesehatan Profesional Lain untuk memperoleh kewenangan klinis. Selain itu, direktur rumah sakit bertanggung jawab atas tersedianya berbagai sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini dapat
terselenggara.
Untuk
melaksanakan
kredensial
dibutuhkan
beberapa instrumen, antara lain daftar rincian kewenangan klinis untuk setiap profesi Tenaga Kesehatan Profesional Lain. Setiap rumah sakit mengembangkan instrumen tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Secara garis besar proses kredensial di Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak, yaitu sebagai berikut: 1. Tenaga
Kesehatan
Profesional
Lain
mengajukan
permohonan
kewenangan klinis kepada direktur Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan dilengkapi bahan-bahan pendukung. 2. Direktur
membuat
disposisi
kepada
Panitia
Kredensial
Tenaga
Kesehatan Profesional Lain perihal permohonan untuk mengkredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain. 3. Berkas permohonan lengkap
disampaikan
Tenaga Kesehatan Profesional Lain yang telah oleh
direktur
rumah
sakit
kepada
Panitia
Kredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain. 4. Panitia Kredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain melakukan pengecekan berkas verifikasi berkas
Tenaga Kesehatan Profesional
Lain yang terdiri dari : a. Ijasah pendidikan Tenaga Kesehatan Profesional Lain. b. Surat Tanda Registrasi (STR) dilihat masa berlakunya. 5. Pada saat kredensial, panitia kredensial membentuk panel atau panitia ad-hoc dengan melibatkan Kepala Instalasi/unit/bagian dari ilmu yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta.
5
disiplin
6. Permohonan kewenangan klinis yang diajukan oleh Tenaga Kesehatan Profesional Lain tersebut dikaji oleh Panitia kredensial Tenaga kesehata lain dan kepala instalasi/unit/bagian tersebut yang meliputi cakupan derajat kompetensi dan praktik. 7. Panitia
Kredensial
Tenaga
Kesehatan
Profesional
Lain
merekomendasikan kewenangan klinis Tenaga Kesehatan Profesional Lain kepada direktur. 8. Direktur menerbitkan surat penugasan klinis (clinical appointment ) kepada Tenaga Kesehatan Profesional Laintersebut.
B. Proses Rekredensial Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap
Tenaga Kesehatan
Profesional Lain yang telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) dan surat penugasan klinis (clinical appointment ) untuk menentukan kelayakan
kembali
pemberian
kewenangan
klinis
tersebut.Walaupun
seorang Tenaga Kesehatan Profesional Lain telah mendapatkan surat penugasan (clinical appointment ) dari direktur, namun surat penugasan tersebut mempunyai masa berlaku. Masa berlaku surat penugasan dari Direktur Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak yaitu selama 3 tahun, hal tesebut sesuai dengan kebijakan Rumah sakit. Selain itu, surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila Tenaga Kesehatan Profesional Lain tersebut dinyatakan
tidak
kompeten
untuk
melakukan
pelayanan
kesehatan
tertentu. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut, rumah sakit harus melakukan rekredensial terhadap tenaga kesehata lain. Proses rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana diuraikan sebelumnya karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap Tenaga Kesehatan Profesional Lain yang melakukan
pelayanan
kesehatan
dirumah
sakit
tersebut.
Proses
Rekredensial mempertimbangkan Penilaian kinerja Tenaga Kesehatan Profesional Lain. Proses rekredensial didokumentasikan dalam formulir penilaian kinerja Tenaga Kesehatan Profesional Lain
6
Berdasarkan
hasil
kesepakatan
dari
Panitia
Kredensial
Tenaga
Kesehatan Profesional Lain, secara garis besar proses rekredensial di Rumah Sakit Islam Yatofa yaitu sebagai berikut : 1. Tenaga Kesehatan Profesional Lain membuat permohonan rekredensial dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan dilengkapi bahan-bahan pendukung. Direktur rumah sakit memberi disposisi rekredensial kepada Panitia kredensial Tenaga kesehatan lain untuk melakukan rekredensial . 2. Panitia kredensial Tenaga kesehatan lain mengumpulkan berkas para kandidat rekredensial yaitu : a. STR/SIPA/SIK yang masih berlaku. b. Sertifikat terbaru sesuai kompetensi 3 (tiga) tahun terakhir. 3. Berkas di evaluasi oleh Panitia kredensial Tenaga kesehatan lain. 4. Panitia
rekredensial
mengajukan
pengurangan kewenangan klinis
rekomendasi
penambahan
atau
Tenaga Kesehatan Profesional Lain
tersebut kepada Direktur. 5. Direktur Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak menetapkan dan menerbitkan kembali surat penugasan
klinis (clinical appointment ) kepada para
Tenaga Kesehatan Profesional Lain tersebut. Berkas Kredensial dan Rekredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain harus didokumentasi di Panitia Kredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain, fotocopy diserahkan kepada bagian kepegawaian untuk dimasukan ke dalam file kepegawaian dan unit kerja pegawai tersebut.
7
BAB IV PENUTUP
Rumah
sakit
memiliki
proses
efektif
untuk
mengumpulkan,
memverifikasi dan mengevaluasi kredensial (lisensi, pendidikan, pelatihan, kompetensi dan pengalaman) Tenaga Kesehatan Profesional Lain yang diizinkan untuk memberikan perawatan pasien tanpa pengawasan. Untuk itu rumah sakit perlu menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik untuk melindungi pasien. Demi menjaga keselamatan pasien dari pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Profesional Lain yang kurang
kompeten,
pengamanan
rumah
dengan
cara
sakit
perlu
pemberian
mengambil kewenangan
langkah-langkah klinis
melalui
mekanisme kredensial yang dilaksanakan oleh Panitia Kredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain. Untuk menjaga kualitas mutu pelayanan yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan Profesional Lain, maka Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak melakukan kredensial dan rekredensial untuk para Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya. Kredensial dilakukan untuk tenaga kesehata lain dengan tujuan membantu Direktur Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak untuk menentukan kewenangan klinis hingga diterbitkan surat penugasan klinis yang sesuai dengan kompetensinya. Selain itu dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun atau sesuai dengan masa diberlakukannya surat penugasan klinis sebelumnya, Tenaga Kesehatan Profesional Lain tersebut di evaluasi kembali melalui proses rekredensial. Sehingga diharapkan dapat tercapai dan terjaganya mutu pelayanan kesehatan yang baik untuk diberikan kepada pasien.
Direktur Rumah Sakit Islam Yatofa Bodak,
(dr. Nadyah Fadly F T)
8
RUMAH SAKIT
KREDENSIAL & RE-KREDENSIAL TENAGA
ISLAM YATOFA
KESEHATAN PROFESIONAL LAIN No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
00
1/6 Ditetapkan
STANDAR
Direktur RSI Yatofa Bodak Tanggal terbit
PROSEDUR OPERASIONAL (dr. Hj. Nadyah Fadly, FT) Pengertian
1. Proses Kredensial (Credentialing) adalah proses evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap seseorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi
kewenangan
menjalankan lingkungan
klinis
pelayanan rumah
(clinical
privilege)
kesehatantertentu
sakit
tersebut
untuk
dalam suatu
periode tertentu. 2. Proses
Re-Kredensial
(Re-Credentialing)
adalah
proses re-evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap Tenaga
Kesehatan
Profesional
Lain
yang
telah
bekerja dan memiliki kewenangan klinis di rumah sakit
tersebut
untuk
menentukan
apakah
yang
bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk suatu periode tertentu. 3. Kewenangan kewenangan
Klinis klinis
(Clinical untuk
Privilege)
melakukan
adalah
pelayanan
kesehatantertentu dalam lingkungan sebuah rumah sakit
tertentu
berdasarkan
penugasan
yang
diberikan kepala rumah sakit. 4. Surat Penugasan (Clinical Appointment ) adalah surat yang diterbitkan oleh kepala rumah sakit kepada
9
RUMAH SAKIT
KREDENSIAL & RE-KREDENSIAL TENAGA
ISLAM YATOFA
KESEHATAN PROFESIONAL LAIN No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
00
2/6 Ditetapkan
STANDAR
Direktur RSI Yatofa Bodak Tanggal terbit
PROSEDUR OPERASIONAL (dr. Hj. Nadyah Fadly, FT) seorang Tenaga Kesehatan Profesional lain untuk melakukan
pelayanan
kesehatandi
rumah
sakit
tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang Pengertian
ditetapkan baginya. 5. Tenaga Kesehatan Profesional Lain adalah gizi klinis, tenaga kefarmasian, tenaga keterapian fisik, tenaga
tehnisi
medis,
perekam
medis,
analis,
radiografer dan sanitarian. Melindungi keselamatan pasien melalui mekanisme Tujuan
kredensial
dan
rekredensial
Tenaga
Kesehatan
Profesional Lain di Rumah Sakit Islam Yatofa. Kebijakan Kebijakan
Direktur
Pelaksanaan
kredensial
Nomor
...........
tentang
dan
rekredensial
tenaga
kesehatan. A. Secara garis besar proses kredensial di Rumah Islam Yatofa, yaitu sebagai berikut: 1. Tenaga Kesehatan Profesional Lain mengajukan Prosedur
permohonan
kewenangan
klinis
kepada
direktur dengan mengisi formulir daftar. 2. rincian
kewenangan
klinis
yang
disediakan rumah sakit dengan dilengkapi 10
telah
RUMAH SAKIT
KREDENSIAL & RE-KREDENSIAL TENAGA
ISLAM YATOFA
KESEHATAN PROFESIONAL LAIN No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
00
3/6 Ditetapkan
STANDAR
Direktur RSI Yatofa Bodak Tanggal terbit
PROSEDUR OPERASIONAL (dr. Hj. Nadyah Fadly, FT) bahan-bahan pendukung. 3. Direktur
membuat
disposisi
kepada
Panitia
Kredensial Tenaga Kesehatan Profesional Lain perihal
permohonan
untuk
mengkredensial
Tenaga Kesehatan Profesional Lain. 4. Berkas
permohonan
Profesional
Lain
Tenaga yang
telah
Kesehatan lengkap
disampaikan oleh direktur rumah sakit kepada Panitia
Kredensial
Tenaga
Kesehatan
Tenaga
Kesehatan
Profesional Lain. Prosedur
5. Panitia
Kredensial
Profesional Lain melakukan pengecekan berkas verifikasi berkas Tenaga Kesehatan Profesional Lainyang terdiri dari : b. Ijasah
pendidikan
Tenaga
Kesehatan
Profesional Lain c. Surat Tanda Registrasi (STR) dilihat masa berlakunya. 6. Pada
saat
kredensial,
panitia
kredensial
membentuk panel atau panitia ad-hoc dengan melibatkan Kepala Instalasi/unit/bagian dari
11
RUMAH SAKIT
KREDENSIAL & RE-KREDENSIAL TENAGA
ISLAM YATOFA
KESEHATAN PROFESIONAL LAIN No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
00
4/6 Ditetapkan
STANDAR
Direktur RSI Yatofa Bodak Tanggal terbit
PROSEDUR OPERASIONAL (dr. Hj. Nadyah Fadly, FT) disiplin ilmu yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta. 7. Permohonan kewenangan klinis yang diajukan oleh
Tenaga
Kesehatan
Profesional
Lain
tersebut dikaji oleh Panitia kredensial Tenaga kesehata lain dan kepala instalasi/unit/bagian tersebut
yang
meliputi
cakupan
derajat
kompetensi dan praktik. 8. Panitia
Kredensial
Profesional Prosedur
Tenaga
Lain
kewenangan
klinis
Kesehatan
merekomendasikan Tenaga
Kesehatan
Profesional Lain kepada direktur. 9. Direktur menerbitkan surat penugasan klinis (clinical
appointment )
kepada
Tenaga
Kesehatan Profesional Lain tersebut. B. secara garis besar proses rekredensial di Rumah Sakit Islam Yatofa yaitu sebagai berikut : 1. Tenaga Kesehatan Profesional Lain membuat permohonan
rekredensial
dengan
mengisi
formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah disediakan rumah sakit
12
RUMAH SAKIT
KREDENSIAL & RE-KREDENSIAL TENAGA
ISLAM YATOFA
KESEHATAN PROFESIONAL LAIN No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
00
5/6 Ditetapkan
STANDAR
Direktur RSI Yatofa Bodak Tanggal terbit
PROSEDUR OPERASIONAL (dr. Hj. Nadyah Fadly, FT) dengan
dilengkali
Direktur
rumah
bahan-bahan sakit
pendukung.
memberi
disposisi
rekredensial kepada Panitia kredensial Tenaga kesehata lainuntuk melakukan rekredensial . 2. Panitia
kredensial
mengumpulkan
Tenaga berkas
kesehatan para
lain
kandidat
rekredensial yaitu : a. STR/SIPA/SIK yang masih berlaku. b. Sertifikat Prosedur
terbaru
sesuai
kompetensi
3
(tiga) tahun terakhir. 3. Berkas
di
evaluasi
oleh
Panitia
kredensial
Tenaga kesehatan lain. 4. Panitia rekredensial mengajukan rekomendasi penambahan atau pengurangan kewenangan klinis
Tenaga
Kesehatan
Profesional
Lain
tersebut kepada Direktur. 5. Direktur Rumah Sakit Islam Yatofa menetapkan dan klinis
menerbitkan (clinical
kembali
surat penugasan
appointment )
kepada
para
Tenaga Kesehatan Profesional Lain tersebut.
13
RUMAH SAKIT
KREDENSIAL & RE-KREDENSIAL TENAGA
ISLAM YATOFA
KESEHATAN PROFESIONAL LAIN No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
00
6/6 Ditetapkan
STANDAR
Direktur RSI Yatofa Bodak Tanggal terbit
PROSEDUR OPERASIONAL (dr. Hj. Nadyah Fadly, FT)
Unit Terkait
Panitia Kredensial Tenaga Kesehatan Lain, Bagian Kepegawaian, Seluruh Kepala Instalasi.
14
15