PEDOMAN PRAKTIKUM II PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL BERBASIS INSTITUSI PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA TERAPAN PEKERJAAN SOSIAL SEMESTER VII TAHUN AKADEMIK 2017/2018
PEKERJAAN SOSIAL L ABORATORIUM PEKERJAAN SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG 2017
0
KATA PENGANTAR
P antara
ekerjaan sosial merupakan aktivitas profesional yang didasarkan pada keterpaduan kerangka pengetahuan, kerangka keterampilan dan kerangka nilai yang
bertujuan membantu dan memberdayakan individu, kelompok, masyarakat dan institusi/ organisasi sosial mengembangkan segala sumber dan potensi yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial mereka. Praktikum merupakan komponen penting di dalam proses pendidikan Pekerjaan Sosial. Selain itu praktikum berguna sebagai pembelajaran praktik langsung (learning by doing ) di lapangan yang terprogram, untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang profesi Pekerjaan Sosial. Untuk mencapai tujuan kegiatan praktikum II, diperlukan suatu pedoman yang dapat dijadikan sebagai acuan dan arah dalam pelaksanaan proses praktikum. Pedoman ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktikan, supervisor, liaison dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan praktikum II.
Bandung, Agustus 2017 Laboratorium Pekerjaan Sosial STKS Bandung
i
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
PEDOMAN PRAKTIKUM II I.
Latar Belakang
1
II.
Tujuan dan Manfaat
2
III.
Sasaran
3
IV.
Waktu dan Lokasi Praktik
3
V.
Kompetensi
4
VI.
Proses Praktikum
4
VII.
Tugas Praktikan
8
VIII.
Supervisi
12
IX.
Persyaratan Praktik
14
X.
Penilaian
15
XI.
Tata Tertib
16
XII.
Format Laporan
18
XIII.
Ujian Lisan Praktik
18
ii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Proses Pelaksanaan Praktikum
19
Lampiran 2
Proses Penanganan Masalah Klien
21
Lampiran 3
Sistematika Laporan Akhir Individu Kegiatan Praktikum
28
Lampiran 4
Sistematika Laporan Kelompok Kegiatan Praktikum Berbasis
30
Institusi Lampiran 5
Contoh Pencatatan
31
Lampiran 6
Kode Etik Profesi Pekerjaan Sosial
34
0
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
PEDOMAN PRAKTIKUM II PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL BERBASIS INSTITUSI PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA TERAPAN PEKERJAAN SOSIAL SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG 2017
I. LATAR BELAKANG Proses pendidikan pekerjaan sosial di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung, dilakukan tidak hanya melalui pembelajaran di dalam kelas (classroom teaching) tetapi juga di lapangan (field teaching) melalui kegiatan praktikum. Praktikum menjadikan mahasiswa pekerjaan sosial tidak hanya mampu memahami kenyataan yang ada di lingkungannya tetapi akan memiliki sikap tanggap (responsive) dan keterampilan kerja (work skill) yang memadai. Praktikum di dalam kurikulum STKS terdiri dari tiga bagian, yaitu Praktikum I tentang pengenalan masalah, pemerlu, potensi dan sumber pelayanan kesejahteraan sosial di masyarakat, Praktikum II berbasis institusi tentang praktik pekerjaan sosial mikro dan Praktikum III berbasis masyarakat tentang praktik pekerjaan sosial makro. Ketiga praktikum ini melengkapi tercapainya kompetensi pekerja sosial generalis. Praktikum II tentang Praktik Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi, khususnya tentang praktik pekerjaan sosial mikro di Institusi. Praktikum ini memiliki dua tugas utama yaitu pertama, menugaskan mahasiswa untuk memahami proses dan praktik pelayanan yang diberikan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial (di dalam pedoman ini selanjutnya akan disebut dengan institusi atau lembaga). Kedua, menugaskan mahasiswa untuk melakukan praktik intervensi kepada penerima layanan yang berada di lembaga tersebut, mulai dari tahap pendekatan awal sampai dengan terminasi dengan menerapkan berbagai teknik dan pendekatan pekerjaan sosial mikro. Praktikum II ini memiliki bobot 12 SKS, diselenggarakan selama 768 jam, yang terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, finalisasi penyusunan laporan, ujian lisan, penyempurnaan dan penyerahan laporan. Pada tahap persiapan, mahasiswa dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh lembaga STKS, Supervisor dan pihak lain yang dipandang perlu. Dalam tahap pelaksanaan, mahasiswa secara block placement ditempatkan secara terus menerus di salah satu institusi/lembaga yang dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat/swasta. Finalisasi penyusunan laporan akan dibimbing oleh supervisior, selanjutnya mengikuti ujian lisan praktikum, dimana salah satu pengujinya adalah supervisor yang bersangkutan. Penyempurnaan laporan dilakukan seusai ujian lisan praktikum sesuai saran dan masukan dari penguji ujian lisan praktik dan mahasiswa wajib menyerahkan laporan yang sudah 1
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
disempurnakan maksimal 2 (dua) minggu setelah pelaksanaan ujian lisan praktikum. Selama kegiatan praktikum, mahasiswa dibimbing oleh supervisor dan liaison dari STKS Bandung serta pembimbing lapangan dari institusi tempat praktikum. Pelaksanaan praktikum yang memadukan penguasaan teori dan aplikasi praktik serta supervisi yang memadai, diharapkan dapat menghasilkan output mahasiswa praktikan yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam praktik pekerjaan sosial mikro berbasis institusi.
II. TUJUAN DAN MANFAAT A. Tujuan Umum Tujuan praktikum ini adalah untuk : 1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang pelayanan yang dilaksanakan oleh lembaga kesejahteraan sosial di setting tertentu; 2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami masalah yang dialami klien yang mendapatkan pelayanan dari lembaga tempat praktik. 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam menggali serta memanfaatkan potensi dan sumber yang dimiliki klien maupun lingkungan sosialnya yang dapat dimanfaatkan dalam penanganan masalah. 4. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menggunakan metode dan teknologi pekerja sosial mikro dalam menangani masalah klien dengan cara mengaplikasikan berbagai pengetahuan, keterampilan-keterampilan, nilainilai dan kode etik pekerjaan sosial mikro dalam bentuk: a. Melakukan engagemen, kontak, dan kontrak b. Melakukan asesmen c. Menyusun rencana intervensi d. Melaksanakan intervensi e. Melakukan evaluasi, terminasi dan rujukan 5. Mengembangkan sikap profesional dalam melaksanakan praktik pekerjaan sosial. B. Manfaat 1. Manfaat bagi klien Klien mendapat bantuan profesional dalam meningkatkan kemampuan menangani masalah atau meningkatkan keberfungsian sosial dan kesejahteraan sosial mereka. 2. Bagi mahasiswa : a. Memahami bidang pelayanan pada seting institusi/ lembaga. b. Dapat mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai pekerjaan sosial dalam pelayanan kesejahteraan sosial di institusi/lembaga. c. Mampu melakukan intervensi terhadap klien di Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial 2
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
3. Bagi Program Pendidikan Diploma IV Pekerjaan Sosial STKS Bandung: a. Merupakan sarana pelaksanaan dan pengembangan pendidikan profesional pekerjaan sosial. b. Merupakan umpan balik bagi pengembangan kurikulum Program Pendidikan Diploma IV Pekerjaan Sosial STKS Bandung. c. Merupakan sarana pengembangan kompetensi dosen. 4. Bagi institusi atau lembaga tempat praktik: a. Memperoleh bantuan profesional pekerja sosial dalam menangani masalah klien. b. Memperoleh input model-model penanganan masalah klien.
III. SASARAN Sasaran dari praktikum pekerjaan sosial berbasis institusi ini adalah: A. Klien atau penerima manfaat pelayanan yang sedang mendapatkan pelayanan di institusi atau lembaga, baik milik pemerintah atau swasta. B. Orang-orang yang memiliki hubungan sangat dekat dan/atau berpengaruh besar dalam kehidupan dan penanganan masalah klien, seperti dalam lingkungan keluarga: orang tua, atau saudara, atau anggota kerabat lainnya, atau wali; dalam lingkungan sekolah: guru, atau wali kelas, atau kepala sekolah (Disesuaikan dengan analisis potensi/sumber); dalam lingkungan panti: pengasuh, pekerja sosial atau kepala panti. C. Institusi/ lembaga pelayanan sosial dari milik pemerintah atau swasta di mana praktik diselenggarakan. IV. WAKTU DAN LOKASI PRAKTIK Pelaksanaan praktikum terbagi menjadi tiga yaitu: A. Pra Lapangan : 21 Agustus – 1 September 2017 B. Lapangan : 5 September – 14 Nopember 2017 C. Pasca Lapangan 1. Finalisasi penyusunan laporan : 15 – 27 Nopember 2017 2. Ujian Lisan Praktikum : 29 – 30 Nopember 2017 3. Penyempurnaan dan penyerahan laporan : 30 Nopember – 14 Desember 2016 Berkaitan praktik di lapangan diselenggarakan secara block placement , dimana praktikan ditempatkan di institusi atau lembaga secara terus menerus, mulai tanggal 5 September hingga 14 Nopember 2017. Lokasi praktik adalah institusi/ lembaga pemerintah maupun swasta yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI Jakarta.
3
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
V. KOMPETENSI A. Mahasiswa dapat memahami konsep dan praktik layanan dari institusi atau lembaga layanan kesejahteraan sosial baik yang dikelola pemerintah maupun nonpemerintah. B. Mahasiswa dapat memahami dan menganalisis masalah dan kebutuhan klien dalam lingkungan sosialnya. C. Mahasiswa mampu membangun dan melaksanakan relasi profesional dengan klien dan lingkungan sosialnya yang meliputi : 1. Menciptakan relasi pertolongan yang efektif. 2. Menggunakan komunikasi verbal dan non verbal yang tepat. 3. Memahami emosi dan perasaan orang lain. d. Merespon komunikasi yang defensif. D. Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai pekerjaan sosial dalam : 1. Melakukan engagemen , kontak, dan kontrak 2. Melakukan asesmen masalah klien 3. Melaksanakan rencana intervensi 4. Melaksanakan intervensi pekerjaan sosial dengan individu maupun kelompok 5. Melakukan evaluasi, terminasi dan rujukan E. Mampu melaksanakan keterampilan – keterampilan administrasi yang meliputi: 1. Membuat pencatatan dan pelaporan; 2. Membuat catatan proses; 3. Membuat rencana kegiatan harian; 4. Membuat catatan proses kelompok; 5. Membuat laporan ringkas; 6. Membuat surat-menyurat; 7. Membuat catatan kasus untuk peta masalah, kebutuhan dan kekuatan klien dalam pencatatan naratif; 8. Mengelola waktu; 9. Mengontrol beban kerja.
VI. PROSES PRAKTIKUM Tahapan kegiatan praktik yang harus diikuti oleh mahasiswa yang akan melaksanakan praktikum adalah:
A. Tahapan Persiapan Praktikum 1. Menyelesaikan persyaratan administrasi praktikum yang diwajibkan oleh lembaga melalui Laboratorium Pekerjaan Sosial (Labpeksos) STKS Bandung. 2. Wajib mengikuti pembekalan praktikum yang diseleng-garakan oleh STKS Bandung. 4
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
3. Melakukan pengenalan institusi lokasi praktik melalui direktori dan penjajagan secara langsung. 4. Mengikuti proses bimbingan persiapan praktikum yang dilaksanakan oleh supervisor dan liaison. B. Tahapan Pelaksanaan Praktikum 1. Memahami Institusi atau Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial yang menjadi setting praktik, yang meliputi a) profil lembaga (nama, alamat, sejarah berdiri, lingkup/jangkauan kerja, visi dan misi, tujuan, sasaran dan jumlah klien/penerima manfaat/warga binaan, struktur organisasi dan personalia); b) prosedur pelayanan; c) pendanaan; d) program dan kegiatan yang dilakukan; e) sarana dan prasarana; f) jaringan kerjasama. 2. Memahami Klien Setiap mahasiswa wajib untuk menangani DUA KASUS klien di institusi/ lembaga, (namun yang ditulis dalam laporan praktikum secara lengkap hanya satu kasus) dengan kegiatan sebagai berikut: a. Melakukan kontak dan kontrak pelayanan kegiatan yang ditujukan untuk : 1) Membangun komunikasi dengan klien dan pihak lain dalam rangka pemecahan masalah. 2) Melakukan kerjasama dengan klien dan pihak lain yang terkait dengan proses pemecahan masalah. 3) Membantu menjelaskan prosedur pelayanan institusi/ lembaga kepada klien. 4) Membantu menjelaskan tanggung jawab klien selama dalam proses pelayanan di institusi/ lembaga. 5) Menjalin kesepakatan tentatif tentang waktu, tempat dan frekuensi pertemuan yang dibutuhkan oleh klien dan pihak lain dalam rangka proses pertolongan. 6) Membantu memahami ekspektasi klien. 7) Menunjukkan sikap kepedulian, membantu klien untuk memahami, mengklarifikasi dan menjelaskan kebutuhannya. 8) Menciptakan komitmen atau kontrak untuk melakukan eksplorasi dan asesmen dalam rangka menetapkan hak-hak, harapan-harapan dan otonomi klien serta jaminan bagi praktikan untuk mengintervensi klien dalam proses pemecahan masalah. b Melakukan asesmen terhadap masalah klien dengan kegiatan sebagai berikut: 1) Merumuskan pernyataan rujukan/referral dan tujuan asesmen terhadap kasus klien. 2) Menggunakan alat-alat asesmen secara memadai dan tepat, seperti membuat asesmen genogram, ecomap, diagram venn, penggunaan alat visual (memfasilitasi pembuatan potret diri, 5
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
3) 4)
5) 6)
7)
gambar situasi keluarga), menggunakan permainan, atau alatalat asesmen lainnya. Mengidentifikasi riwayat masa lalu (social history ) klien. Mengidentifikasi keberfungsian klien (dari sisi kelemahan dan kekuatan), yang dilihat dari aspek-aspek bio, psiko, sosial dan spiritual: a) Bio/fisik dan intelektual klien. b) Psikologis dan emosi klien. c) Sosial, interaksi klien dengan significant others dan pihak lain, penampilan peranan serta dukungan sosial terhadap klien. d) Spiritual/kehidupan keagamaan atau spirit lain yang menguatkan dan atau melemahkan kehidupan klien. Mengidenfifikasi kondisi, situasi sosial keluarga klien dan dukungan keluarga terhadap klien Mengidentifikasi konteks ekonomi, politik dan sosial budaya dalam hubungannya dengan masalah klien dan dukungan sosial terhadap klien. Menganalisis dan merumuskan konstelasi dan fakta dominan masalah klien berdasarkan gambaran hasil identifikasi klien dan lingkung-an sosialnya (seperti diuraikan pada poin-poin sebelumnya), mencakup: a) Identifikasi gejala-gejala, jenis dan karakteristik permasalahan yang dialami klien dalam interaksi sosial/ keberfungsian sosial atau yang berhubungan dengan pemenuhan hak-hak dasar untuk kesejahteraan sosialnya; b) Penentuan fokus masalah (prioritas) yang perlu ditangani; c)
Analisis sebab akibat baik yang berasal dari dalam diri klien maupun lingkungan sosialnya termasuk
kemungkinan
dampak lebih lanjut yang dapat dialami; d) Analisis keterbatasan daya juang dan kemampuan pemecahan
masalah
klien
(coping
strategies)
dan
dukungan sosial/ pelayanan dalam upaya yang telah dilakukan sebelumnya; e)
Analisis potensi kekuatan klien dan sumber dukungan sosial dalam penangan-an masalah lebih lanjut;
f)
Analisis kemungkinan hambatan dalam pengembangan penanganan masalah lebih lanjut;
g) Analisis kemungkinan perkembangan masalahnya; h) Identifikasi kebutuhan-kebutuhan peru-bahan dalam diri klien dan atau lingkungan sosialnya dalam menangani fokus masalah tersebut selanjutnya. 6
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
c.
Membuat rencana intervensi ( plan of intervention) dengan kegiatan sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan intervensi terhadap masalah klien; 2) Merumuskan rencana alternatif intervensi terhadap masalah klien dan menganalisis kelemahan atau kemungkinan resiko yang dapat ditimbulkan, kemungkinan strategi penanganannya, kelebihan dan kemungkinan keberhasilan dari setiap alternatif; 3) Merumuskan rencana aktivitas yang harus dilakukan oleh klien dan pihak lainnya (sistem dasar praktik pekerjaan sosial); 4) Merumuskan rencana tugas-tugas yang harus dilakukan oleh petugas institusi/ lembaga (panti/yayasan) dalam proses intervensi terhadap masalah klien; 5) Merumuskan jadwal rencana intervensi masalah klien; 6) Membuat rencana kontrak intervensi terhadap masalah klien; 7) Melaksanakan pertemuan pembahasan kasus untuk pengembangan pemahaman kasus dan alternatif pemecahan masalah; 8) Mendiskusikan alternatif rencana dengan klien (dan orang tua/wali/pengasuh jika klien anak atau dalam tanggung jawab pengasuhan orang tua/wali/pengasuh), menetapkan dan menye-pakati rencana (membuat kontrak intervensi). d. Melaksanakan intervensi (sesuai dengan rencana intervensi) Berdasarkan rencana intervensi/pemecahan masalah yang telah dirumuskan, praktikan mulai melaksanakan program kegiatan pemecahan masalah. Dalam pelaksanaan pemecahan masalah ini praktikan melibatkan klien secara aktif pada setiap kegiatan. e. Melakukan evaluasi Pada tahap ini praktikan harus mengevaluasi kembali semua kegiatan pertolongan yang telah dilakukan untuk menganalisis tingkat keberhasilan, kegagalan atau hambatan-hambatan yang terjadi. Pada tahap akhir evaluasi, praktikan melakukan kembali temu bahas kasus (case conference) untuk melengkapi hasil evaluasi dan asesmen terminasi. f. Melakukan terminasi Terminasi dilakukan bilamana tujuan pertolongan telah dicapai atau terjadi kegiatan rujukan atau referral (baik karena pertimbangan kebutuhan klien maupun karena keterbatasan kemampuan praktikan, termasuk waktu praktikum), atau bilamana karena alasan-alasan yang rasional klien meminta pengakhiran pertolongan dari praktikan. Pada kegiatan terminasi perlu dijelaskan pertimbanganpertimbangan rasional yang menda-sari, demikian pula dengan rujukan. Bila diperlukan rujukan maka perlu ditekankan pentingnya: 1) Siapa pihak yang dirujuk ( personal). 7
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
g.
2) Isi rujukan merupakan rekomendasi yang perlu dilakukan oleh pihak yang dirujuk secara jelas/operasional. 3) Laporan tertulis bagaimana keadaan atau kondisi klien ketika dirujuk dan apa yang telah dilakukan oleh praktikan. 4) Bila yang dirujuk lebih dari satu maka perlu ada kejelasan “siapa melakukan apa”. Pada kegiatan terminasi ini praktikan juga perlu melakukan kegiatan : 1) Penanganan krisis emosional dalam diri klien akibat pemutusan hubungan. 2) Penguatan terhadap pengalaman belajar klien yang diperoleh dari pelaksanaan proses pertolongan. Melaksanakan tugas-tugas lainnya, yaitu: 1) Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan praktik yang dilaksanakan secara individu maupun kelompok; 2) Menyelenggarakan pertemuan pembahasan kasus (case conference ) sebanyak dua kali, yaitu setelah dilakukan asesmen dan setelah selesai intervensi (menyampaikan hasil intervensi). 3) Menyusun laporan hasil praktikum.
VII. TUGAS PRAKTIKAN NO A 1.
2.
TUGAS PRAKTIKAN Tahap Persiapan Mengikuti proses pembekalan praktikum yang diselenggarakan oleh STKS Bandung Mengikuti proses pembimbingan persiapan praktik yang dilakukan oleh supervisor dan liaison a. Melakukan studi literatur, mempelajari direktori lembaga pelayanan dan penjajagan ke lokasi praktikum.
b. Membuat rencana kerja yang sesuai dengan gambaran lembaga tempat praktik (mengacu kepada hasil laporan studi literatur). c. Mereview kompetensi pekerjaan sosial
HASIL YANG DIHARAPKAN Diperoleh kejelasan mengenai substansi dan teknis serta proses praktikum di lembaga.
WAKTU
2 hari
Pencapaian kompetensi mahasiswa atau diperolehnya kesiapan mahasiswa untuk melaksanakan praktik. Resume studi literatur sesuai dengan setting praktikum. Laporan studi literatur berisi: 1) Karakteristik institusi tempat praktik. 2) Sasaran pelayanan. 3) Konsepsi tentang setting permasalahan 4) Jenis-jenis program pelayanan. 5) Sarana dan prasarana. 6) Kebijakan dan program pemerintah yang terkait dengan sasaran pelayanan. Rencana kerja meliputi: 1) Matriks rencana kerja yang terdiri atas kolomkolom: No; Kegiatan ; Waktu Pelaksanaan 2) Instrumen pengumpulan data untuk institusi dan klien/pihak lainnya sesuai kebutuhan Mahasiswa menguasai:
10 hari
8
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
NO
B 3.
4.
5
6
TUGAS PRAKTIKAN
Mengikuti serah terima dengan pihak institusi tempat praktik didampingi supervisor Orientasi dan mempelajari institusi tempat praktikum melalui: a. Studi Dokumentasi b. Observasi c. Wawancara
Identifikasi terhadap calon klien atau penerima pelayanan yang memerlukan penanganan praktikan dengan cara mempelajari file, konsultasi dengan supervisor institusi dan atau melakukan observasi dan wawancara secara langsung.
Melakukan kontrak pelayanan dengan klien dan pihak-pihak terkait, dan menentukan strategi dan teknik menjalin kontrak (penciptaan strategi
HASIL YANG DIHARAPKAN 1) Metode dan teknik pekerjaan sosial (khususnya Social Case Work dan Social Group Work ) 2) Model-model pencatatan, seperti pencatatan proses dan pencatatan ringkas 3) Berbagai teknik dan terapi untuk individu dan kelompok, seperti teknik-teknik pengubahan perilaku dan terapi psikososial dalam pekerjaan sosial. Tahap Pelaksanaan 1) Supervisor memberikan penjelasan tentang tujuan dan agenda praktikum. 2) Mahasiswa diterima oleh institusi 1) Mahasiswa memahami tentang institusi tempat praktikum. 2) Kejelasan tentang mahasiswa mendapat dukungan unsur institusi terhadap rencana kerja praktikan. 3) Kejelasan petugas institusi yang ditunjuk sebagai supervisor untuk membantu tugastugas praktikan. 4) Memperoleh gambaran profil penerima pelayanan (klien). 5) Tersosialisasikannya program praktik kepada penerima pelayanan (klien). 6) Tersusunnya laporan tentang institusi, yang meliputi: a) Profil lembaga b) Prosedur pelayanan c) Pendanaan d) Program dan kegiatan yang dilakukan e) Sarana dan prasarana 7) Catatan proses dan catatan ringkas hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi tentang institusi. 1) Diperolehnya kasus dua orang klien yang memerlukan penanganan untuk setiap praktikan. Praktikan menangani dua kasus tersebut, dibuat laporan proses intervensi namun yang dilaporkan dalam laporan praktikum hasil hanya satu klien. 2) Diperolehnya gambaran awal/ umum tentang masalah klien. 3) Catatan proses dan catatan ringkas hasil wawancara dan observasi tentang gambaran awal masalah klien. 1) Diperolehnya kesepakatan kerja secara tertulis antara praktikan dengan klien. 2) Diperolehnya kesepakatan kerja secara tertulis antara praktikan dengan pihak-pihak terkait.
WAKTU
1 hari
6 hari
6 hari
3 hari
9
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
NO
7
TUGAS PRAKTIKAN pendahuluan, penentuan tujuan dan persyaratan). Melakukan asesmen terhadap masalah klien (melalui kegiatan wawancara, observasi dan studi dokumentasi).
3)
1) 2) 3)
4) 5)
6)
8
Membuat rencana intervensi / pemecahan masalah dan persiapan temu bahas kasus (case conference)
7) 1) 2)
3) 4) 5) 6)
9
Melaksanakan temu bahas kasus (Case Conference/CC ) tahap pertama dengan pihak institusi dan unsur-unsur terkait.
7) 1) 2) 3) 4)
HASIL YANG DIHARAPKAN Catatan proses dan catatan ringkas hasil kontak dan kontrak dengan klien potensial dan pihak terkait. Teridentifikasinya riwayat masa lalu (social history) klien Teridentifikasinya keberfungsian sosial klien yang meliputi aspek: bio, psiko, sosial dan spiritual. Teridentifikasi kondisi dan situasi sosial keluarga klien dan dukungan keluarga terhadap klien, serta konteks ekonomi, politik dan sosial budaya dalam hubungannya atau yang berpengaruh dengan masalah klien dan dukungan sosial terhadap klien. Teridentifikasi permasalahan klien yang perlu mendapat pertolongan pekerja sosial Diperolehnya gambaran hasil analisis terhadap situasi sosial problematik yang menggambarkan karakteristik dan tingkat urgensi permasalahan yang dihadapi, sebab-akibat, keterbatasan coping dan dukungan pelayanan yang ada, kemungkinan perkembangan masalah, potensi dan sumber untuk pemecahan masalah selanjutnya. Diperolehnya gambaran kebutuhan perubahan (yang menjadi dasar bagi perumusan tujuan usaha pemecahan masalah dan sasaran yang akan dicapai). Catatan proses dan catatan ringkas hasil kegiatan. Terumuskannya tujuan usaha pemecahan masalah. Terumuskannya alternatif pemecahan masalah, kelemahan/ kemungkinan resiko permasalahan baru sebagai konsekuensi dari alternatif tersebut, kemungkinan strategi penanganannya, kelebihan dan kemungkinan keberhasilannya. Menyusun prioritas alternatif intervensi yang sesuai dengan kebutuhan klien Terumuskannya rencana aktivitas yang harus dilakukan untuk pemecahan masalah. Terumuskannya strategi, metode dan teknik yang akan digunakan dalam pemecahan masalah. Terumuskannya sistem dasar praktik (sistem klien, pelaksana perubahan, sasaran dan kegiatan) yang terlibat dalam usaha pemecahan masalah, dan tugasnya masing-masing. Catatan ringkas rencana pemecahan masalah. Berkembangnya pemahaman masalah dan alternatif pemecahan masalahnya Terbentuknya pemahaman antara petugas institusi dan praktikan tentang masalah klien. Tersosialisasikannya rencana pemecahan masalah (intervensi) terhadap masalah klien. Catatan ringkas tentang hasil temu bahas kasus tahap pertama.
WAKTU
10 hari
7 hari
1 hari
10
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
NO 10
11
12
TUGAS PRAKTIKAN Mendiskusikan dan membuat kontrak intervensi dengan klien (dan atau orang tua/wali/pengasuh)
1) 2) 3)
Melaksanakan proses intervensi/ pemecahan masalah (mengacu pada rencana pemecahan masalah yang dibuat)
1)
Evaluasi hasil intervensi dan persiapan CC hasil intervensi: a. Penyusunan instrumen evaluasi proses maupun hasil. b. Pelaksanaan evaluasi c. Laporan hasil evaluasi d. Penyiapan CC hasil intervensi dan asesmen terminasi
1)
2) 3)
2)
3)
4) 5)
6)
13
Pelaksanaan bahas kasus (Case Conference) tahap kedua yang merupakan CC hasil intervensi.
7) 1)
2)
3)
C 14
Melakukan terminasi dalam penanganan masalah klien
HASIL YANG DIHARAPKAN Ditetapkannya rencana intervensi yang akan dilaksanakan Terbangunnya kontrak intervensi Menguatnya komitmen dan motivasi klien untuk pemecahan masalah Terlaksananya rencana intervensi yang terorganisasi dengan sistematis mengacu kepada rencana intervensi. Tujuan pemecahan masalah dapat tercapai. Catatan proses dan catatan ringkas tentang pelaksanaan intervensi/ pemecahan masalah Tersusunnya instrumen evaluasi proses maupun hasil penanganan masalah klien. Terlaksananya evaluasi, dengan mengikuti instrumen evaluasi yang telah disusun bersama klien dan institusi. Terumusnya tindak lanjut evaluasi proses terhadap penyesuaan rencana (pada masa pelaksanaan intervensi) untuk kepentingan pencapaian tujuan intervensi secara efektif Teridentifikasinya pencapai-an hasil intervensi yang telah dilakukan Teridentifikasinya potensi dan sumber yang masih mungkin dikembangkan dalam penanganan masalah klien Tersusunnya kemungkinan rujukan atau kemungkinan tindak lanjut pasca terminasi Tersusunnya catatan/ laporan hasil evaluasi Pihak institusi memperoleh gambaran tentang pencapaian hasil akhir pemecahan masalah klien oleh praktikan. Pihak institusi memperoleh pemahaman tentang langkah-langkah untuk menindaklanjuti rujukan masalah klien dari praktikan. Catatan ringkas hasil temu bahas kasus tahap kedua.
Terminasi/Tahap Pengakhiran 1) Dicapainya indikator keberhasilan pemecahan masalah klien : a. Tercapainya hubungan positif dan sehat dalam pemutusan intervensi terhadap klien. b. Klien dapat menyelesaikan masalahnya, atau mengembangkan potensinya, atau meningkat keberfungsian sosialnya atau meningkat kesejahteraannya. 2) Terlaksananya terminasi dengan tercapainya rujukan dari praktikan kepada pihak terkait/pihak lembaga. 3) Catatan ringkas tentang hasil evaluasi dan terminasi.
WAKTU
1 hari
20 hari
5 hari
1 hari
1 hari
11
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
NO 15 . 16 .
D 17 . 18 .
TUGAS PRAKTIKAN Menyusun laporan akhir dan persiapan akhir praktik. Melakukan pengakhiran praktik dengan pihak institusi/lembaga dan memberikan rekomendasi yang dapat diterapkan.
Penyusunan Laporan Menyusun laporan akhir hasil praktikum individu Ujian lisan praktik dan penyempurnaan laporan
HASIL YANG DIHARAPKAN Tersusunnya laporan kelompok yang memuat kegiatan dan hasil praktik untuk diserahkan kepada pihak lembaga. 1) Diperolehnya kesan positif dari pihak lembaga terhadap kegiatan praktikum. 2) Dirumuskannya rekomendasi yang dapat diterapkan oleh Lembaga 3) Penyerahan laporan akhir kelompok praktikan.
Tersusunnya laporan akhir individu, sebagai syarat mengikuti ujian lisan praktik. a. Terselenggaranya ujian lisan praktik bagi seluruh praktikan. b. Laporan final hasil perbaikan diserahkan ke Laboratorium Pekerjaan Sosial paling lambat 10 hari setelah ujian praktik. (laporan praktikum II dan surat keterangan penyerahan laporan hasil perbaikan merupakan prasyarat mengikuti praktikum III)
WAKTU 6 hari
1 hari
12 hari
12 hari
VIII. SUPERVISI Supervisi terhadap mahasiswa meliputi supervisi pendidikan, administratif dan suportif. A. Pelaksana Supervisi 1) Supervisor adalah dosen tetap Program Pendidikan Diploma IV Pekerjaan Sosial STKS Bandung yang bertugas sebagai supervisor 2) Liaison adalah dosen tetap Program Pendidikan Diploma IV Pekerjaan Sosial STKS Bandung yang bertugas sebagai liaison 3) Pembimbing lapangan adalah petugas di lembaga/institusi pelayanan sosial yang ditunjuk oleh lembaga yang bersangkutan untuk mendampingi mahasiswa praktikan. B. Tugas-Tugas Supervisi : 1. Tugas Supervisor :
a. Melaksanakan supervisi yang meliputi: 1). Supervisi administratif: Memberikan wawasan secara akurat kepada praktikan mengenai konteks kerja dalam lembaga yang bersangkutan sehingga praktikan dapat melakukan praktikum dengan baik (Misalnya tentang 12
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
kebijakan lembaga, bidang dan prosedur pelayanan, peraturan kerja di lembaga). Membantu merencanakan tugas yang akan dilakukan praktikan selama proses praktik, sebelum praktikan ditempatkan di institusi/ lembaga yang ditunjuk. 2). Supervisi edukatif: meningkatkan kapasitas praktikan dalam pemanfaatan pengetahuan, keterampilan, dan nilai (sikap) agar dapat melakukan praktik secara tepat dan efektif, dengan cara: Memberikan pengetahuan yang dibutuhkan praktikan. Mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan intervensi dan membantu menetapkan berbagai pilihan. Membantu praktikan mengintegrasikan pengeta-huan, keterampilan, dan nilai ke dalam praktik. 3). Supervisi suportif: Membantu praktikan mengembangkan sikap dan perasaan yang positif. Membantu memaksimalkan kinerja praktikan dan mengembangkan rasa aman dalam berhubungan dengan supervisor. Membantu mengatasi stress yang dialami oleh praktikan pada saat melaksanakan praktik. b. Melaksanakan observasi kinerja praktikan: 1) Langsung dengan melakukan “Sitting In” , pada beberapa kegiatan praktik, seperti pada kegiatan kontak awal, Case Conference, Intervensi atau Terminasi. 2) Tidak Langsung melalui pencatatan dan pelaporan. c. Melaksanakan evaluasi/penilaian terhadap kinerja prakti-kan berdasarkan indikator yang telah ditentukan dan juga kehadiran dalam setiap kegiatan. d. Melakukan koordinasi dengan Liaison, pembimbing lembaga atau koordinator pekerja sosial yang ditugaskan untuk mendampingi mahasiswa selama praktikum di lembaga/ Institusi. e. Waktu dan Frekuensi Supervisi 1) Sebelum ke Lapangan : Melakukan proses pembimbingan dalam rangka persiapan praktik, minimal 5 (enam) kali pertemuan. 2) Pada saat di Lapangan: Melakukan proses pembimbingan selama kegiatan praktik empat kali ditambah 1 kali ketika pengantaran. 3) Setelah kembali dari Lapangan: Melakukan pertemuan dalam rangka evaluasi proses praktikum dan penyusunan laporan praktikum serta persiapan sidang ujian lisan praktikum. Durasi pertemuan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa.
2. Tugas Liaison a. Melaksanakan supervisi administratif dan supportif . b. Melakukan penilaian terhadap lembaga tempat praktikum (ketepatan lembaga dengan tujuan praktikum II). 13
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
c.
Meningkatkan semangat, motivasi, kesadaran diri (self awareness praktikan) d. Menyampaikan informasi tentang pelaksanaan proses praktikum kepada lembaga STKS atau kepada supervisor (pendukung dan kendala dalam proses praktikum) e. Memastikan ketertiban administrasi kelompok praktikan f. Memastikan bahwa kelompok praktikan telah menyerahkan laporan praktikum kepada lembaga tempat praktikum g. Melakukan evaluasi dan memberikan nilai sesuai dengan sikap, perilaku dan kemampuan yang ditampilkan mahasiswa dalam proses praktikum 3. Tugas Pembimbing Lapangan a. Memonitor kehadiran praktikan di lembaga b. Memonitor partisipasi, kreatifitas, perilaku, interaksi dan relasi dengan petugas lembaga. c. Menjembatani kepentingan mahasiswa dengan petugas lembaga
IX. PERSYARATAN PRAKTIK Untuk dapat mengikuti praktikum, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh praktikan, yaitu: 1. Telah mengikuti praktikum I dan dinyatakan lulus; 2. Tidak sedang mengontrak mata kuliah lainnya selain praktikum II dan KIA (Karya Ilmiah Akhir) yang dibuktikan dengan KRS (Kartu Rencana Studi) yang telah ditandatangani oleh Dosen Wali dan Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK); 3. Menyerahkan kelengkapan administrasi kepada Laboratorium Pekerjaan Sosial meliputi: a. Fotocopy KRS semester 7 (tujuh) yang sudah ditandatangani dosen wali dan Kepala BAAK; b. Fotocopy KHS semester 5 (lima) dan 6 (enam) yang sudah ditandatangani dosen wali dan Kepala BAAK; c. Fotocopy bukti penyerahan laporan praktikum I; d. Mengisi dan mendantangani form pilihan seting praktik yang telah disediakan oleh Labpeksos. X. PENILAIAN Aspek-aspek yang menjadi indikator penilaian oleh dosen pembimbing adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan (Knowledge) Pemahaman tentang teori-teori dari konsep-konsep yang mendasari kegiatan praktik, khususnya tentang setting pelayanan dan klien pada setting tertentu (seperti: setting pelayanan anak, lanjut usia, disabilitas, kemiskinan, Narkoba, HIV/AIDS, pendidikan, koreksional, industry dan medis) 2. Keterampilan (Skills) a Kemampuan membangun dan melaksanakan relasi profesional dengan klien dan lingkungan sosialnya. b Kemampuan menciptakan relasi pertolongan yang efektif. 14
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
c Kemampuan menggunakan komunikasi verbal dan non verbal yang tepat d Kemampuan memahami emosi dan perasaan orang lain e Kemampuan merespon komunikasi yang defensif. 3. Nilai-nilai pekerjaan sosial (Value) Perilaku mahasiswa dalam mempraktikkan etika dan nilai-nilai pekerjaan sosial, seperti : a. Keberanian dalam memutuskan untuk tidak melibatkan diri dalam ketidakjujuran, kesombongan dan kecurangan. b. Bertindak secara adil dan manusiawi serta tidak diskriminatif terhadap klien c. Memelihara rasa solidaritas diantara teman praktikan. d. Tidak membuka rahasia klien kepada pihak lain tanpa mendapatkan persetujuan dari klien. 4. Keterlibatan dalam supervisi dan aspek administratif lainnya a Keaktifan praktikan dalam mengikuti proses pembekalan (minimal dibuktikan dengan tanda kehadiran). b Keaktifan praktikan dalam mengikuti proses pembimbingan persiapan praktik yang diselenggarakan oleh dosen pembimbing. c Keaktifan praktikan dalam menyelesaikan tugas-tugas individu maupun kelompok dalam rangka persiapan praktik yang ditugaskan oleh dosen pembimbing. d Keaktifan praktikan dalam kegiatan praktik di institusi/lembaga (dibuktikan dengan tanda kehadiran dan penilaian dari supervisor institusi/lembaga).
XI. TATA TERTIB Mahasiswa yang mengikuti kegiatan praktikum, diwajibkan mentaati tata tertib sebagai berikut: 1. Menyelesaikan persyaratan administrasi akademik dan keuangan. 2. Mengikuti kegiatan pembekalan yang diselenggarakan oleh Labpeksos dan Program Pendidikan Sarjanan Terapan STKS Bandung. 3. Mengikuti kegiatan bimbingan persiapan praktik yang diselenggarakan oleh supervisor dan liaison. 4. Berpakaian rapi dan sopan 5. Mengenakan jas almamater pada acara-acara resmi/formal yang diselenggarakan lembaga 6. Tidak berambut gondrong bagi mahasiswa laki-laki. 7. Mentaati tata tertib yang berlaku di institusi atau lembaga tempat praktik. 8. Tidak meninggalkan lokasi praktikum tanpa seijin supervisor, liaison dan pembimbing lembaga. Apabila diijinkan praktikan tetap akan mendapat konsekuensi sebagai berikut: a. Praktikan ijin meninggalkan lokasi praktik dengan alasan sakit. No
Lamanya
Konsekuensi
1 2
1 – 3 hari 4 – 6 hari
Tidak mendapat sanksi Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan, dikurangi 3 hari 15
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
3
7 – 12 hari
4
12 hari ke atas
Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan, dikurangi 3 hari Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan, dikurangi 3 hari, Ujian lisan praktik diselenggarakan pada jadwal ujian tahun berikutnya
b. Praktikan ijin meninggalkan lokasi praktik dengan alasan berduka cita karena keluarga inti dan atau nenek/kakek meninggal dunia. No
Lamanya
Konsekuensi
1 2 3
1 – 3 hari 4 – 6 hari 7 – 10 hari
Tidak mendapat sanksi Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan
c.
Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan Nilai maksimal A – Ujian lisan praktik diselenggarakan pada jadwal ujian tahun berikutnya
Praktikan ijin meninggalkan lokasi praktik dengan alasan menengok keluarga inti dan atau nenek/ kakek sakit keras/ kritis No
Lamanya
Konsekuensi
1 2
1 – 3 hari 4 – 6 hari
Tidak mendapat sanksi Mengganti hari praktik sebanyak 1,5 kali dari jumlah hari yang ditinggalkan
3
7 – keatas
Mengganti hari praktik sebanyak 1,5 kali dari jumlah hari yang ditinggalkan. Nilai maksimal AUjian lisan praktik diselenggarakan pada jadwal ujian tahun berikutnya
d. Praktikan ijin meninggalkan lokasi praktik dengan alasan ditugaskan lembaga.
No
Lamanya
Konsekuensi
1 2
1 – 5 hari 6 – keatas
Tidak mendapat sanksi Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan Ujian lisan praktik diselenggarakan pada jadwal ujian tahun berikutnya
e. Praktikan meninggalkan lokasi praktik tanpa ijin. 16
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
No
Lamanya
Konsekuensi
1
1 – 3 hari
2
4 – 9 hari
3
9 hari – keatas
Mengganti hari praktik sebanyak 2 kali jumlah hari yang ditinggalkan Nilai maksimal B+ Mengganti hari praktik sebanyak 2 kali jumlah hari yang ditinggalkan Nilai maksimal B Ujian lisan praktik diselenggarakan pada jadwal ujian tahun berikutnya Mengulang praktikum. Nilai praktikum E.
9. Bagi yang sudah berkeluarga, tidak diijinkan untuk membawa istri, suami, atau anak ke lokasi praktik. 10. Bagi praktikan yang sudah ujian lisan praktikum, apabila tidak menyelesaikan perbaikan laporan praktikum, sampai berakhirnya masa pengumuman nilai matakuliah maka nilai akan berubah menjadi B. 11. Bagi mahasiswa terkena point 1, masih mempunyai kewajiban untuk memperbaiki laporan praktikum, sebagai prasyarat untuk mengikuti Ujian Akhir Program Studi (UAPS).
XII. FORMAT LAPORAN Laporan akhir individu hasil kegiatan praktikum disusun berdasarkan sistematika yang telah ditetapkan (format laporan terlampir). XIII. UJIAN LISAN PRAKTIK. Ujian lisan praktik diselenggarakan setelah mahasiswa menyelesaikan praktikum dan menyusun laporan akhir hasil praktikum. Mahasiswa akan diuji minimal oleh 2 (dua) orang penguji, dan salah satunya adalah supervisor. Penyempurnaan laporan dilakukan sesuai saran dan masukan dari penguji ujian lisan praktik dan mahasiswa wajib menyerahkan laporan yang sudah disempurnakan maksimal 12 hari kalender setelah pelaksanaan ujian lisan praktikum.
17
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
LAMPIRAN-LAMPIRAN PRAKTIKUM PEKERJAAN SOSIAL BERBASIS INSTITUSI
LAMPIRAN 1.
PROSES PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Melakukan pertemuan dengan unsur pimpinan dan petugas institusi /lembaga. a. Menjelaskan pentingnya dukungan unsur institusi/lembaga terhadap rencana kerja praktikan. 1) Praktikan menjelaskan rencana kerja praktikan kepada unsur pimpinan dan petugas institusi/lembaga lokasi praktik. 2) Pimpinan/unsur institusi/lembaga membahas atau menanggapi rencana kerja praktikan. 3) Pimpinan institusi/lembaga dan supervisor dari STKS Bandung menandatangani rencana kerja praktikan. b. Kejelasan petugas institusi/lembaga yang ditunjuk sebagai supervisor untuk membantu tugas-tugas praktikan. 1) Surat permintaan dari STKS Bandung tentang penunjukkan petugas institusi/lembaga sebagai supervisor kepada pimpinan institusi/ lembaga tempat praktik. 2) Surat penunjukkan dari pimpinan institusi/lembaga bagi para petugas untuk menjadi supervisor. c. Catatan ringkas tentang hasil pertemuan dengan unsur institusi/lembaga. 1) Hari dan tanggal pertemuan. 2) Lokasi/ tempat pertemuan. 3) Unsur/ pihak yang hadir dalam pertemuan. 4) Materi yang dibahas dalam pertemuan. 5) Tanggapan/ respon dari peserta pertemuan. 6) Kesimpulan. 2. Melakukan wawancara dan observasi serta studi dokumentasi terhadap institusi pelayanan dan penerima pelayanan a. Diperolehnya gambaran tentang profil institusi/lembaga pelayanan kesejahteraan sosial b. Diperoleh gambaran profil penerima pelayanan. 1) Deskripsi permasalahan yang dialami penerima pelayanan. 2) Deskripsi interaksi penerima pelayanan di institusi/lembaga. 3) Deskripsi potensi yang dimiliki oleh penerima pelayanan. 4) Deskripsi kondisi ekonomi keluarga penerima pelayanan. 5) Deskripsi ekspektasi/harapan penerima pelayanan terhadap institusi/ lembaga. c. Tersosialisasikannya program praktik kepada penerima pelayanan 1) Materi program praktik yang akan disampaikan. 18
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
d.
2) Jadwal kegiatan sosialisasi program praktik. 3) Daftar hadir peserta sosialisasi program praktik. Laporan ringkas hasil wawancara dan observasi terhadap penerima pelayanan. 1) Hari dan tanggal wawancara dan observasi. 2) Lokasi/ tempat wawancara dan observasi. 3) Sasaran yang diwawancarai dan observasi. 4) Deskripsi isi wawancara dan observasi. 5) Analisa praktikan terhadap isi wawancara dan observasi. 6) Kesimpulan.
3. Instrumen pengumpulan data tentang institusi/lembaga a. Profil Institusi/Lembaga/Organisasi : 1) Nama institusi/ lembaga tempat praktikum 2) Alamat institusi/ lembaga tempat praktikum 3) Sejarah berdirinya institusi/ lembaga tempat praktikum 4) Lingkup/jangkauan/wilayah kerja institusi/lembaga tempat praktikum 5) Visi dan Misi institusi/lembaga tempat praktikum 6) Tujuan institusi/lembaga tempat praktikum 7) Struktur organisasi dan personalia 8) Sasaran dan jumlah binaan b. Prosedur Pelayanan c. Pendanaan d. Program dan Kegiatan yang dilakukan e. Sarana dan Prasarana f. Jaringan kerja. 4. Melakukan identifikasi terhadap klien a. Pilih dua klien yang ada di institusi lembaga pelayanan sosial tempat praktik. b. Pelajari file klien yang ada di institusi/ lembaga pelayanan tersebut. c. Berkonsultasi dengan supervisor institusi/ lembaga maupun dosen pembimbing. d. Berkenalan dengan klien. e. Membuat pedoman wawancara yang berisikan daftar pertanyaan untuk tiaptiap (tahap) wawancara yang akan dilakukan. Daftar pertanyaan merupakan alat penggali data klien. f. Wawancara dengan klien. g. Dalam melakukan wawancara, mempertimbangkan sikap-sikap sebagai berikut: 1) Menghindari bertanya langsung pada pokok permasalahan (melakukan small talk terlebih dahulu) 2) Membuat suasana santai. 3) Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien bahwa praktikan layak dipercaya oleh klien. 4) Meminta ijin untuk mencatat informasi yang telah anda peroleh. h Membuat catatan proses yang berisikan: 19
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
i
1) Waktu wawancara 2) Isi wawancara 3) Perasaan praktikan pada saat wawancara 4) Ekspresi klien pada saat wawancara 5) Perkiraan praktikan terhadap ekspresi klien 6) Komentar supervisor Buat kesepakatan (jadwal) dengan klien, kapan wawancara akan diadakan kembali (untuk pertemuan berikutnya).
5. Melakukan kontak dan kontrak pelayanan dengan klien dan pihak-pihak terkait a. Identifikasi pihak-pihak yang akan dikontak 1). Menulis dalam daftar, semua pihak-pihak yang sekiranya akan dihubungi berkaitan dengan permasalahan klien. 2). Membuat daftar informasi/data yang ingin diperoleh dari masingmasing pihak yang dikontak. 3). Membuat skala prioritas pihak mana yang akan dihubungi terlebih dahulu. b. Menentukan metode kontak 1). Menyusun dengan cara apa akan mengontak pihak-pihak yang ada dalam daftar kontak. 2). Menentukan perkiraan waktu kapan akan melakukan kontak. c. Strategi menjalin kontak 1) Menyusun strategi yang akan digunakan untuk melakukan kontak (langsung atau melalui perantara). 2) Mempertimbangkan keputusan kembali, seandainya ingin melakukan kontak awal melalui telepon. 3) Mempertimbangkan perlunya memanfaatkan pihak ketiga untuk mempermudah kontak (biasanya pada kontak awal). 4) Pada tahap awal kontak, jangan lupa memperkenalkan diri, jelaskan maksud dan tujuan praktikum. 5) Mengusahakan jangan terlalu banyak meminta informasi, pada tahap awal melakukan kontak. 6) Mempertimbangkan untuk menggunakan pendekatan informal dalam melakukan kontak (kebiasaan orang timur relatif akan lebih suka jika hal demikian dilakukan). 7) Menjauhi sikap yang terkesan ingin mengejar informasi secepatnya. d. Membuat kontrak secara tertulis yang ditanda tangani oleh klien dan praktikan.
20
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
Lampiran 2. PROSES PENANGANAN MASALAH KLIEN 1. ASESMEN a. Pernyataan rujukan b. Identitas Klien c. Identitas keluarga d. Riwayat masa lalu klien e. Keberfungsian sosial klien f. Permasalahan yang dihadapi klien g. Fokus masalah 2. RENCANA INTERVENSI a. Rencana Alternatif pemecahan masalah : 1) .......................................... 2) .......................................... 3) .......................................... b. Rencana pemecahan masalah yang ditetapkan (dipilih dari alternatif pemecahan masalah sesuai dengan yang disepakati klien/kebutuhan klien dan kapasitas praktikan) No
Hari/ Tanggal
Tujuan
Sasaran
Program Yang Dilakukan
Metode
Teknik
Ket
3. TAHAP PEMBAHASAN KASUS (CASE CONFERENCE ) TAHAP I (HASIL ASESMEN) Tahap pembahasan kasus (case conference) didampingi oleh Supervisor: Skenario kegiatan tahap I: a Praktikan mempersiapkan semua data yang relevan untuk diungkapkan dalam konferensi. b Praktikan membuat catatan hasil asesmen yang meliputi: 1) Masalah dan kebutuhan dari sudut pandang klien. 2) Masalah dan kebutuhan dari sudut pandang praktikan. 3) Perasaan-perasaan klien mengenai situasinya, dalam hal ini praktikan perlu menggunakan kata sifat untuk menggambarkan perasaan klien seperti: bingung, ambivalen, khawatir, kecemasan tinggi, menerima dan berjuang. 4) Kelayakan perasaan-perasaan dan perilaku-perilaku klien. 21
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
c
d e f g h
i
j
5) Usaha klien untuk mengatasi permasalahannya. Praktikan menyusun rencana intervensi yang mencakup: 1) Tujuan intervensi: perilaku ideal yang diharapkan dari klien. 2) Hal-hal spesifik yang akan dilakukan dalam rangka pemecahan masalah. 3) Gambaran mengenai keinginan dan kemampuan klien dalam pemecahan masalah. Praktikan mempersiapkan daftar hadir peserta case conference . Praktikan mempersiapkan format berita acara pelaksanaan case conference. Praktikan mempersiapkan format laporan proses pelaksanaan case conference . Praktikan mengkonsultasikan persiapan kegiatan case conference yang berkaitan dengan substansi materi dan kegiatan-kegiatan. Praktikan melakukan observasi selama case conference berlangsung terhadap: 1) Ekspresi verbal maupun nonverbal dari hadirin. 2) Seluruh proses dan kejadian pada pembahasan kasus. 3) Situasi fisik di sekitar lokasi pembahasan kasus. Praktikan mencatat semua pertanyaan dan pertanyaan hadirin yang berkaitan dengan pemahaman dan pemecahan masalah yang menyangkut: siapa (nama dan posisi), bagaimana, apa, kapan dan dimana . Praktikan mengevaluasi hal-hal yang signifikan yang muncul dalam case conference .
4. TAHAP MELAKSANAKAN INTERVENSI, dengan skenario: a. Praktikan memperbaiki catatan hasil asesmen dan rencana intervensi sesuai dengan hasil case conference. b. Praktikan menyusun langkah-langkah intervensi yang lebih realistis sesuai hasil case conference dalam konferensi dengan mempertimbangkan durasi atau estimasi jangka waktu. c. Praktikan melaksanakan intervensi dengan melibatkan sistem sumber yang terdeteksi. d. Praktikan menerapkan kegiatan, strategi dan metode intervensi sesuai rencana yang telah disusun. e. Praktikan melakukan evaluasi terhadap proses intervensi pada setiap tahap secara periodik (misalnya 2 hari sekali) dan reguler. f. Praktikan merevisi diagnosa sesuai perkembangan yang dialami dalam proses intervensi. g. Praktikan mencatat perkembangan klien pada setiap tahap dan membuat daftar khusus mengenai perubahan signifikan yang terjadi baik perubahan dalam keberfungsian fisik, intelektual, ekonomi, mental maupun sosial. h. Praktikan menjadikan perkembangan signifikan tersebut sebagai titik masuk (entry point ) intervensi lanjutan. i. Praktikan melakukan observasi terhadap: 1) Aktivitas klien yang berkaitan dengan upaya pemecahan masalah. 2) Aktivitas klien dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. 22
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
3) Interaksi klien dengan keluarga, tetangga dan pihak-pihak lainnya yang berpengaruh dalam kehidupan klien (significant others). 4) Interaksi klien dengan sistem sumber. 5) Tindakan-tindakan pelaksana perubahan dalam membantu klien memecahkan masalahnya. 6) Keadaan lingkungan rumah tempat tinggal klien. 5. TAHAP PEMBAHASAN KASUS (CASE CONFERENCE ) TAHAP II (HASIL INTERVENSI) Melakukan pembahasan kasus (case conference ) tahap II dengan pihak lembaga, pembimbing lembaga dan unsur terkait (pendamping) serta didampingi oleh supervisor. Aktivitas yang perlu dilakukan praktikan : a. Praktikan mempersiapkan kegiatan case conference 1) Mempersiapkan laporan kemajuan pelaksanaan pemecahan masalah klien. 2) Mempersiapkan kepanitiaan pelaksanaan case conference . 3) Menentukan waktu dan lokasi case conference. 4) Menentukan peserta dan nara sumber case conference. 5) Mempersiapkan acara case conference. 6) Menentukan dan menyampaikan undangan. 7) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan case conference . 8) Mempersiapkan daftar hadir. b. Praktikan membuat berita acara case conference (lihat contoh). c. Praktikan membuat catatan ringkas kegiatan case conference yang berisikan: 1) Gambaran proses pelaksanaan case conference . 2) Pertanyaan dan komentar dari nara sumber maupun peserta case conference. 3) Gambaran tentang kemudahan dan kesulitan pelaksanaan case conference .
23
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
BERITA ACARA PELAKSANAAN CASE CONFERENCE Pada hari ini ........................, tanggal…………………/bulan…………………./ tahun………………, jam........telah dilaksanakan pembahasan kasus (Case Conference /CC) tahap I/II pada kegiatan praktikum pekerjaan sosial berbasis institusi Program Pendidikan Diploma IV Pekerjaan Sosial Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung, bertempat di ................................ dengan hasil case conference terlampir. Jumlah peserta yang hadir: ................ orang (daftar hadir terlampir) Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui Ketua Pimpinan Institusi/Lembaga
(……………………)
Kelompok Praktikan
(…………….……..)
ACARA CASE CONFERENCE 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pembukaan oleh perwakilan kelompok praktikan. Paparan materi case conference oleh kelompok praktikan Komentar narasumber Tanya jawab Penutup Do’a
HASIL CASE CONFERENCE 1. 2. 3.
Materi case conference Komentar narasumber Tanya jawab dalam Case Conference
DAFTAR HADIR CASE CONFERENCE 24
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
Hari/ Tanggal Jam Tempat NO
: : : NAMA
ALAMAT
Mengetahui Ketua Pimpinan Institusi/Lembaga
(…………………)
JABATAN
TANDA TANGAN
Kelompok Praktikan
(………………..)
6. TAHAP EVALUASI a. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan penanganan masalah klien. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. 1) Diperolehnya gambaran tentang proses intervensi yang telah dilaksanakan, efektifitas penggunaan metode, teknik dan sistem dasar praktik dalam penanganan masalah klien oleh praktikan. 2) Diperolehnya gambaran hasil yang telah dicapai oleh praktikan dalam penanganan masalah klien. Praktikan melakukan evaluasi terhadap keberhasilan intervensi berdasarkan tujuan intervensi yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Catatan ringkas tentang hasil evaluasi: Praktikan membuat laporan kemajuan pemecahan masalah klien yang berisikan: 1) Gambaran tentang ketercapaian tujuan pemecahan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. 2) Gambaran tentang pelaksanaan pemecahan masalah klien (gambaran tentang kegiatan pemecahan masalah lama waktu yang dibutuhkan, lokasi pelaksanaan pemecahan masalah dan pihak-pihak yang terlibat dalam pemecahan masalah). 3) Gambaran tentang kemudahan dan hambatan yang dialami dalam pelaksanaan pemecahan masalah. 7. TAHAP PENGAKHIRAN a. Mahasiswa menyusun laporan akhir dilengkapi dengan bukti surat penyerahan yang ditandatangani Kepala/ Pimpinan institusi/lembaga pelayanan sosial yang berisikan bahwa laporan akhir hasil praktikum telah diterima. Contoh: 25
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
SURAT TANDA TERIMA LAPORAN AKHIR Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Jabatan Alamat
: ……………………………………………………………… : Kepala/Pimpinan Institusi/Lembaga Pelayanan Sosial Yang bernama............................................................... : ......................................................................................
Telah menerima laporan akhir hasil praktik mahasiswa Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung, semester ......... tahun akademik ......... Kota, ........... Tanggal .......... Bulan ....... Tahun ........ Kepala ...............
(
Nama
)
b. Berkonsultasi dengan Kepala/pimpinan institusi / lembaga mengenai
acara perpisahan dan meminta kesediaan atau merujuk salah seorang staf untuk menyampaikan pesan-pesan perpisahan. c. Penandatanganan surat tanda terima laporan akhir diikuti dengan penyerahan laporan akhir. Praktikan membuat laporan kegiatan terminasi yang berisikan: 1. Waktu dan lokasi pelaksanaan terminasi 2. Alasan dilakukan terminasi 3. Kegiatan yang dilakukan dalam terminasi 4. Pihak yang terlibat dalam terminasi 5. Gambaran klien pada waktu terminasi 6. Gambaran tentang kemudahan dan hambatan dalam kegiatan terminasi Berkas Rujukan: 1. Menentukan sasaran rujukan 2. Menentukan alasan rujukan 3. Menentukan kegiatan yang dirujuk 4. Mengambarkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pihak sasaran
26
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
Lampiran 3 SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIKUM JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I :
PENDAHULUAN, yang berisi: A. Tujuan dan manfaat praktikum B. Sasaran kegiatan praktikum C. Waktu dan lokasi praktikum D. Pelaksanaan praktikum E. Sistematika Laporan
BAB II :
TINJAUAN TEORITIS/KONSEPTUAL SASARAN PELAYANAN/ PERMASALAHAN, yang berisi: Pengertian/definisi, karakteristik, masalah sasaran pelayanan (faktor penyebab, akibat yang ditimbulkan), pelayanan sosial dalam penanganan masalah.
BAB III:
DESKRIPSI INSTITUSI/LEMBAGA, yang berisi: Gambaran umum institusi/ lembaga, menggambarkan kondisi lokasi praktik yang mencakup : a) profil lembaga (nama, alamat, sejarah berdiri, lingkup/jangkauan kerja, visi dan misi, tujuan, sasaran struktur organisasi, personalia dan jumlah klien/ penerima manfaat/warga binaan) b) Prosedur pelayanan c) Pendanaan. d) Program dan kegiatan yang dilakukan e) Sarana dan prasarana. f) Jaringan kerja.
BAB IV:
DESKRIPSI KASUS Menggambarkan identitas klien, Identitas keluarga, menggambarkan pernyataan rujukan/referral, riwayat masa lalu (social history ) klien, keberfungsian klien (bio, psiko, sosial dan spiritual), kondisi dan situasi sosial keluarga, gambaran mengenai kondisi ekonomi, politik dan sosial budaya dalam hubungannya dengan masalah klien, gejala masalah dan jenis permasalahan yang dihadapi, fokus masalah, rumusan konstelasi dan fakta dominan masalah yang mencakup sebab-akibat, kemungkinan perkembangan masalah, potensi/sumber dan di akhiri dengan rumusan kebutuhan perubahan dalam mengatasi fokus masalah klien. PENANGANAN MASALAH, yang berisi: Proses penanganan masalah menggambarkan tentang:
BAB V :
27
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
A. Rencana intervensi (Tujuan intervensi, sasaran intervensi, alternatif rencana intervensi, program atau kegiatan intervensi yang ditetapkan dari alternatif intervensi, metode dan teknik yang digunakan serta sistem dasar praktik) B. Pelaksanaan Intervensi Menjelaskan tentang kegiatan intervensi/ proses intervensi yang dilakukan sesuai dengan tujuan penanganan masalah dan rencana intervensi. Penjelasan proses intervensi dilengkapi penjelasan/ pemaparan metode dan teknik-teknik yang digunakan. C. Evaluasi D. Terminasi dan Rujukan BAB VI: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, yang berisi: A. Kesimpulan menggambarkan tentang kesimpulan proses praktikum. B. Rekomendasi menggambarkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan oleh institusi/lembaga dalam meningkatkan pelayanannya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
28
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
Lampiran 4 SISTEMATIKA LAPORAN KELOMPOK KEGIATAN PRAKTIKUM BERBASIS INSTITUSI JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN, yang berisi: A. Tujuan dan manfaat praktikum B. Sasaran kegiatan praktikum C. Waktu dan lokasi praktikum D. Pelaksanaan praktikum E. Sitematika Laporan BAB II : TINJAUAN TEORITIS / KONSEPTUAL SASARAN PELAYANAN / PERMASALAHAN, yang berisi: Pengertian/definisi, karakteristik, faktor penyebab, akibat yang ditimbulkan, pelayanan sosial dalam penanganan masalah dan sebagainya, yang relevan dengan permasalahan. BAB III : DESKRIPSI LEMBAGA, yang berisi: Gambaran umum institusi/lembaga, menggambarkan kondisi lokasi praktik yang mencakup : a) Profil lembaga (nama, alamat, sejarah berdiri, lingkup/ jangkauan kerja, visi dan misi, tujuan, sasaran, struktur organisasi, personalia dan jumlah klien/ penerima manfaat / warga binaan. b) Prosedur pelayanan c) Pendanaan d) Program dan kegiatan yang dilakukan, e) Sarana dan prasarana. f) Jaringan kerja BAB IV : DESKRIPSI KASUS, yang berisi: Kompilasi dari Bab IV laporan individu. BAB V : PENANGANAN MASALAH, yang berisi: Kompilasi dari Bab V laporan individu. BAB VI : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, yang berisi : A. Kesimpulan menggambarkan tentang kesimpulan proses praktikum. B. Rekomendasi menggambarkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan oleh institusi/lembaga dalam meningkatkan pelayanannya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
29
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
Lampiran 5 CONTOH PENCATATAN 1. Catatan Proses a. Format Sederhana Komentar Supervisor
Waktu Wawancara
Sasaran Wawancara
Isi Interview
Perasaan terdalam praktikan (Gut-level feeling)
b. Format yang dapat mendorong praktikan untuk menggunakan kolom gutlevel feeling secara tepat Komentar Supervisor
c.
Waktu Wawancara
Sasaran Wawancara
Perasaan terdalam praktikan (Gut- level feeling)
Isi Interview
Analisis
Format catatan proses yang dilakukan oleh 2 orang praktikan
Praktikan A Waktu Sasaran Isi Wawancara Wawacara Interview
Perasaan terdalam
Waktu Wawancara
Praktikan B Sasaran Isi Wawacara Interview
Perasaan terdalam
d. Format pencatatan terhadap proses kelompok Komentar Supervisor
Proses Kelompok
Perasaan Terdalam
30
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
2. Catatan Ringkas a. Catatan ringkas ini berisi: 1)Nama lengkap klien/nama samaran (atau inisial) 2)Nomor Identitas klien seperti No. KTP dan lain-lain. 3)Tanggal wawancara 4)Tanggal catatan dibuat 5)Nama Praktikan 6)Tujuan wawancara 7) Catatan wawancara; apa yang dibicarakan pada wawancara. Tuliskan pula reaksi klien saat wawancara berlangsung. 8) Deskripsi masalah klien yang diidentifikasikan oleh praktikan. 9) Deskripsi tentang pelayanan yang diberikan oleh praktikan. 10) Asesmen analitik terhadap apa yang terjadi selama wawancara. 11) Rencana berikutnya b. Outline Catatan Ringkas 1) Ringkasan Penerimaan (intake summaries) a) Nama praktikan, tanggal kontak dan tanggal catatan ringkas dipersiapkan b) Nama klien, alamat, no telepon atau no KTP. c) Nama orang lain yang praktikan ajak bicara sehubungan dengan penerimaan menjadi klien d) Alasan melakukan kontak dengan klien e) Deskripsi singkat tentang latar belakang/sejarah sosial (social history ) f) Hakekat/pola kontak institusi/lembaga g) Pernyataan hasil asesmen secara singkat h) Rencana intervensi dan tujuan intervensi secara lengkap i) Institusi/lembaga lain yang relevan. 2) Ringkasan Pengalihan/Rujukan Ini dilakukan ketika klien dialihkan kepada pihak lain seperti konselor/petugas lain. Informasi berikut ini perlu dicatat: a) Nama praktikan dan tanggal catatan dibuat. b) Nama klien dan nomor indentitas (no KTP.) c) Alasan, tanggal klien berhubungan dengan praktikan. d) Masalah yang muncul ketika kasus dirujuk kepada praktikan atau kepada pihak lain. e) Pelayanan yang diberikan selama penanganan kasus oleh praktikan. f) Deskripsi tentang situasi terakhir. g) Ringkasan asesmen. h) Alasan kasus dialihkan/dirujuk.
31
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
3) Ringkasan Pengakhiran Catatan ini dilakukakn pada tahap kasus akan ditutup baik karena penanganan telah selesai atau juga dirujuk ke institusi/lembaga lain sesuai kompetensi. Isi catatan ini meliputi: a) Nama praktikan dan tanggal catatan dibuat. b) Nama klien dan nomor indentitas (no KTP.) c) Alasan dan tanggal klien berhubungan dengan institusi/ lembaga/praktikan. d) Masalah yang muncul pada waktu kasus aktif. e) Hal-hal yang terjadi ketika kasus tersebut aktif f) Deskripsi tentang situasi klien pada saat kasus ditutup. g) Pernyataan diagnosa ringkas, termasuk masalah-masalah yang belum tertangani pada saat kasus ditutup. h) Alasan dan tanggal kasus ditutup. i) Pernyataan yang menunjukkan adanya kemungkinan kasus menjadi aktif lagi di kemudian hari.
3. Catatan Supervisi CATATAN SUPERVISI Hari/Tanggal
: ............................................
Nama Lembaga Tempat Praktikum
: ............................................
Tempat Supervisi
:............................................
Nama Praktikan
: ………………….......………
Nama Supervisor
: ……………………………...
No
Substansi Supervisi (Hal-hal yang dikonsultasikan kepada supervisor)
Catatan/Komentar/Saran Supervisor
32
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
Lampiran 6
KODE ETIK PROFESI PEKERJAAN SOSIAL Kode Etik profesi Pekerjaan Sosial ini, selanjutnya disebut dengan “Kodepeksos”, adalah suatu pedoman perilaku bagi anggota Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI). Kodepeksos ini sekaligus merupakan landasan untuk memutuskan persoalan-persoalan etika manakala perilaku pekerja sosial dalam menyelenggarakan hubungan profesional dengan klien, rekan sejawat, lembaga tempat ia dipekerjakan, dan dengan masyarakat dinilai menyimpang dari standar perilaku etik. Profesi pekerjaan sosial mendorong perubahan sosial, pemecahan masalah dalam hubungan antar manusia, penguatan kelompok yang lemah, pembebasan mereka yang tertindas dan teraniaya, dan pelibatan mereka yang terpinggirkan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mengembangkan potensi manusia demi peningkatan kesejahteraan sosial. Pendayagunaan teori-teori hubungan antar manusia dan sistem sosial profesi pekerjaan sosial memberikan bantuan pada titik dimana orang berinteraksi dengan lingkungannya. Profesi pekerjaan sosial menempatkan kaidah-kaidah hak asasi manusia, demokrasi, dan keadilan sosial sebagai landasan dan motivasi bagi tiap-tiap pekerja sosial untuk mengakui keunikan dan kesetaraan setiap orang dan oleh karenanya menghargai harkat dan martabat serta tanggung jawab sosial. Dengan menerima dan menaati Kodepeksos ini, seorang pekerja sosial menyatakan komitmen pribadinya terhadap prinsip-prinsip umum profesi pekerjaan sosial di Indonesia dan di seluruh dunia; menegaskan kemauan dan semangat untuk bertindak dengan integritas profesional yang setinggi-tingginya; serta menyatakan kesediaannya untuk dinilai secara etis dalam seluruh perbuatan mereka sebagai pekerja sosial profesional, terutama dalam berbagai situasi yang mempunyai implikasi etis.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Yang dimaksud dengan : a. Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan tinggi dan pelatihan serta pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial . 33
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
b. Klien adalah orang perorang, keluarga, kelompok, organisasi dan masyarakat yang membutuhkan dan menerima jasa pelayanan pekerjaan sosial dari Pekerja Sosial Profesional. c. Teman Sejawat adalah seseorang yang menjalankan praktik pekerjaan sosial sebagai Pekerja Sosial Profesional
(1)
(2) (3)
(1)
(2)
BAB II PERILAKU DAN INTEGRITAS PRIBADI Pasal 2 Perilaku Pekerja Sosial Profesional wajib memelihara dan senantiasa meningkatkan standar perilaku pribadi selama menggunakan identitas dan bertindak dalam kapasitas sebagai Pekerja Sosial Profesional, yaitu ; a. Tidak melibatkan diri dalam tindak ketidakjujuran, kesombongan, kecurangan dan kekeliruan. b. Membedakan secara tegas pernyataan-pernyataan dan tindakan-tindakan pribadinya dari pernyataan-pernyataan dan tindakan-tindakannya sebagai seorang profesional. Pekerja Sosial Profesional wajib memelihara rasa solidaritas diantara teman sejawat. Pekerja Sosial Profesional tidak dibenarkan melakukan pekerjaan lain yang dapat merugikan kebebasan, derajat dan martabat Pekerja Sosial Profesional. Pasal 3 Integritas Pekerja Sosial Profesional dapat menolak untuk memberi pelayanan kepada klien dengan pertimbangan oleh karena tidak sesuai dengan keahliannya dan bertentangan dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat menolak dengan alasan karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan, jenis kelamin, keyakinan politik dan kedudukan sosialnya. Pekerja Sosial Profesional harus senantiasa bertindak dengan integritas profesional, yaitu : a. Mewaspadai dan menolak pengaruh-pengaruh dan tekanan-tekanan yang membatasi kebebasan profesionalnya. b. Tidak menggunakan hubungan profesional demi kepentingan pribadi.
BAB III KOMPETENSI Pasal 4 Kemampuan Profesional Dalam menerima tanggung jawab dan pekerjaan, Pekerja Sosial Profesional harus mendasarinya dengan pemahaman bahwa ia mampu : a. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan profesionalnya. b. Meningkatkan terus-menerus kemampuan praktik dan pelaksanaan fungsi profesional. 34
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
c. Tidak menyalahgunakan kemampuan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, ataupun jabatan profesionalnya. Pasal 5 Mutu dan Lingkup Pelayanan Pekerja Sosial Profesional wajib memastikan dan keluasan lingkup pelayanan dengan cara : a. Menyelenggarakan proses pelayanan mulai dari kontak awal (intake) sampai dengan pengakhiran secara bertanggung jawab dan sesuai dengan kompetensinya. b. Mencegah praktik pekerjaan sosial yang tidak manusiawi dan diskriminatif, baik terhadap perorangan maupun kelompok. Pasal 6 Kegiatan Keilmuan dan Penelitian Pekerjaan Sosial Profesional yang melakukan penelitian dan mengembangkan keilmuan, wajib mengikuti dan mematuhi ketentuan-ketentuan ilmiah dengan : a. Mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan akibatnya bagi kesejahteraan sosial. b. Memastikan bahwa keikutsertaan subjek penelitian bersifat sukarela dan didasari persetujuan yang bersangkutan, tanpa menghukum atas penolakan mereka untuk berpartisipasi dan dengan mempertimbangkan hak pribadi serta martabat mereka. c. Menjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang subjek yang terlibat dalam penelitian. d. Melindungi subjek penelitian dari gangguan fisik atau tekanan mental, bahaya atau kerugian sebagai akibat dari keikutsertaan mereka dalam kegiatan penelitian.
BAB IV HUBUNGAN DENGAN KLIEN Pasal 7 Hubungan dengan Klien (1) Pekerja Sosial Profesional harus mengakui, menghargai dan berusaha sebaik mungkin melindungi kepentingan klien dalam konteks pelayanan, yaitu : a. Memberi pelayanan sesuai dengan kompetensi profesionalnya. b. Memberi informasi yang akurat dan lengkap tentang keluasan lingkup, jenis dan sifat pelayanan. c. Memberitahukan hak, kewajiban, kesempatan-kesempatan dan risiko yang melekat pada dan atau timbul dari hubungan pelayanan yang diberikan. d. Meminta saran, nasehat, dan bimbingan dari rekan sejawat dan atau penyelia manakala diperlukan demi kepentingan klien. e. Segera menarik diri dari konteks pelayanan manakala lingkungan dan suasana yang ada tidak lagi memungkinkan bagi pemberian pertimbangan yang seksama, penyampaian pelayanan yang sebaik-baiknya, dan 35
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
pengurangan atau pencegahan dampak negatif yang mungkin muncul atau terjadi. f. Memberitahu klien tentang pengakhiran konteks pelayanan, baik yang dilakukan melalui pengalihan, perujukan atau pemutusan pelayanan. (2) Pekerja Sosial Profesional wajib mengakui, menghargai, berupaya mewujudkan dan melindungi hak-hak klien. Hak klien untuk menentukan nasib sendiri, yang meliputi : a. Dalam menjalankan pekerjaannya, Pekerjaan Sosial Profesional harus selalu melindungi kepentingan-kepentingan dan hak-hak asasi klien. b. Bila Pekerja Sosial Profesional melimpahkan/ memberikan wewenang kepada orang lain untuk bertindak demi kepentingan klien, maka dia harus menjaga agar pelayanan itu tetap sesuai dengan kepentingan klien. c. Pekerja Sosial Profesional tidak ikut campur dalam tindakan yang melanggar atau mengurangi hak-hak sipil atau hak-hak asasi klien, (3) Pekerja Sosial Profesional menjaga kerahasiaan klien dalam konteks pelayanan, yang meliputi : a. Memberitahu klien tentang hak-hak mereka terhadap kerahasiaan dalam konteks pelayanan, juga termasuk bila melibatkan pihak ketiga dalam pelayanan. b. Memberitahukan klien tentang pentingnya kerahasiaan informasi dalam konteks pelayanan. c. Memberitahukan catatan informasi atas permintaan klien, dan sejauh itu untuk kepentingan pelayanan. d. Tidak membuka rahasia klien kepada pihak lain, kecuali atas perintah ketentuan hukum. e. Tidak membuka rahasia klien kepada pihak lain tanpa mendapatkan persetujuan dari yang bersangkutan, sekalipun pertimbangan-pertimbangan profesional mengharuskannya. Pasal 8 (1) Pekerja Sosial profesional tidak dibenarkan memanfaatkan hubungan dengan klien untuk kepentingan pribadi. (2) Pekerja Sosial Profesional tidak dibenarkan memberikan atau melibatkan diri dalam hubungan dan komitmen yang bertentangan dengan kepentingan klien. (3) Pekerja Sosial Profesional tidak dibenarkan melakukan, menyetujui, membantu, bekerja sama atau ikut serta dalam konteks pelayanan yng diskriminatif atas dasar ras, status sosial ekonomi, etnis, budaya, warna kulit, jenis kelamin, orientasi seksual, usia, agama, status perkawinan, pandangan politik, dan perbedaan kapasitas mental atau fisik serta terhadap orang dengan HIV/IDS dan mantan narapidana.
BAB V HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEJAWAT Pasal 9 Penghormatan, Penghargaan, Keterbukaan terhadap Teman Sejawat 36
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
(1) Hubungan antara teman sejawat Pekerja Sosial Profesional harus dilandasi sikap saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai. (2) Pekerja Sosial Profesional menghargai, terbuka dan menghormati teman sejawat dalam hal : a. Menjaga kerahasiaan yang disampaikan oleh teman sejawatnya dalam konteks pelayanan. b. Bekerjasama dengan teman sejawat untuk meningkatkan kepentingankepentingan profesional. c.
Menciptakan dan memelihara kondisi-kondisi praktik sehingga agar mempermudah teman sejawat dalam melaksanakan etika dan kompetensi profesionalnya.
d. Menghormati pandangan dan menggunakan saluran yang tepat dalam memberi komentar tentang perbedaan pendapat. e. Pekerja Sosial yang menggantikan dan atau yang digantikan harus mempertimbangkan kepentingan reputasi teman sejawat. f.
Mencari wasit atau penengah jika terjadi perbedaan pendapat di kalangan teman sejawat yang memerlukan pemecahan menurut pertimbangan profesional.
g. Sebagai penyelia untuk teman sejawat, pekerja sosial profesional wajib mengatur kondisi secara khusus agar relasi profesional dengan terhadap teman sejawat tetap terpelihara. h. Melaksanakan penilaian kinerja secara objektif terhadap teman sejawat sesuai dengan kriteria yang berlaku terhadap teman sejawat. i. Pekerja Sosial Profesional yang bertanggung jawab mengevaluasi kinerja pegawai, penyelia atau mahasiswa, harus menjelaskan hasilnya evalusi secara terbuka kepada mereka. Pasal 10 Rujukan terhadap Rekan Sejawat Pekerja Sosial Profesional sesuai dengan keahliannya menerima klien teman sejawat dengan melayani klien yang dirujuk oleh teman sejawat, baik yang sifatnya darurat, sementara, atau berkelanjutan dengan penghargaan dan perlakuan yang sama seperti terhadap klien lainnya.
BAB VII TANGGUNG JAWAB TERHADAP PROFESI Pasal 14 Tanggung Jawab terhadap Profesi (1) Pekerja Sosial profesional harus memelihara dan mengembangkan profesi pekerjaan sosial yang meliputi misi, nilai-nilai, etika, ilmu pengetahuan dan praktiknya, dengan :
37
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
a. Mempertahankan standar perilaku pribadi yang tinggi dalam kepastiannya sebagai Pekerja Sosial profesional. b. Meningkatkan terus menerus kepakaran dan keahlian profesional sesuai tataran kompetensinya. c. Mengembangkan, mengadvokasi, membela dan melindungi martabat serta integritas profesi. d. Menjadi anggota organisasi profesi pekerjaan sosial yang resmi. e. Mengambil tindakan untuk mencegah, memperbaiki atau menghentikan praktik yang tidak bertanggung jawab dan yang tidak memenuhi prinsip, nilai serta standar profesi pekerjaan sosial. f. Tidak melibatkan diri, melakukan, atau membiarkan situasi dan tindakantindakan yang dapat mengganggu integritas profesi. (2) Pekerja Sosial Profesional harus berperan aktif dalam mengidentifikasi, mengembangkan dan memanfaatkan profesi pekerjaan sosial dengan : a. Memperkaya khasanah profesi pekerjaan sosial melalui penelitian ilmiah, penghimpunan pengalaman praktik, serta berbagi pengalaman dengan sejawat. b. Mendasarkan praktiknya senantiasa pada prinsip dan standar profesi pekerjaan sosial secara terus menerus dengan mengikuti perkembangan, mengkaji secara kritis, menjaga, serta ikut mengembangkan ilmu pekerjaan sosial/ kesejahteraan sosial serta ilmu-ilmu lain yang terkait. Pasal 15 Tanggung Jawab terhadap Lembaga Pelayanan Pekerja Sosial harus senantiasa berperanserta aktif dalam meningkatkan kinerja pelayanan lembaga yang mempekerjakannya terhadap klien, baik melalui hubungan kerja yang kondusif maupun dalam bentuk pelayanan yang lebih bermutu, kepada klien dengan: a. Mengupayakan perbaikan dan perubahan kebijakan, program dan pelayanan lembaga yang tidak sesuai dengan prinsip dan standar profesi pekerjaan sosial. b. Memperbaiki secara aktif kebijakan, program dan tata cara administrasi pelayanan demi meningkatkan pelayanan secara profesional. c. Melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggungjawab sebaik-baiknya dan secara akuntabel dalam bidang, jabatan dan kompetensinya. d. Tidak menyalahgunakan identitas, jabatan, dan sumberdaya lembaga untuk kepentingan pribadi. e. Mengupayakan perbaikan dan perubahan kebijakan yang diskriminatif terhadap karyawan agar pelayanan terhadap klien tidak terganggu. Pasal 16 Tanggung Jawab terhadap Masyarakat Pekerja Sosial profesional harus senantiasa berupaya untuk memperkuat profesi pekerjaan sosial sebagai pilar usaha kesejahteraan sosial dengan : a. Mencegah dan mengurangi dominasi, eksploitasi dan diskriminasi terhadap setiap orang dan kelompok yang didasari atas oleh ras, etnisitas, jenis kelamin, 38
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
usia, status perkawinan, keyakinan politik, agama atau keterbatasan fisik dan mental, serta terhadap orang dengan HIV/AIDS dan mantan narapidana. b. Menjamin agar semua orang memiliki akses terhadap sumber-sumber, pelayanan-pelayanan dan kesempatan-kesempatan yang mereka butuhkan. c. Mengembangkan pilihan dan kesempatan bagi semua orang terutama bagi orang-orang dan kelompok-kelompok yang kurang beruntung atau yang tertindas. d. Menciptakan kondisi yang mendorong munculnya rasa hormat terhadap keanekaragaman budaya bangsa. e. Memberikan pelayanan-pelayanan profesional yang tepat terutama dalam keadaan darurat. f. Mendorong dan mengusahakan adanya perubahan-perubahan kebijakan dan perundang-undangan untuk meningkatkan kondisi-kondisi sosial dan untuk meningkatkan keadilan sosial. g. Mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat melalui kebijakan-kebijakan dan lembaga-lembaga sosial.
39
Pedoman Praktikum Pekerjaan Sosial Berbasis Institusi Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
DAFTAR NILAI DARI SUPERVISOR PRAKTIKUM II
DAFTAR NILAI DARI LIAISON PRAKTIKUM II
40