362.72 Ind K
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011
362.72 Ind K
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),-- Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011 ISBN 978 -602-9364-45-3 1. Judul I. HEALTH BEHAVIOR II. PREVENTIVE HEALTH SERVICES III. HEALTH PERSONAL IV. HEALTH-LAW AND LEGISTLATION V. HEALTH PROMOTION
362.72 Ind K
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),-- Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011 ISBN 978 -602-9364-45-3 1. Judul I. HEALTH BEHAVIOR II. PREVENTIVE HEALTH SERVICES III. HEALTH PERSONAL IV. HEALTH-LAW AND LEGISTLATION V. HEALTH PROMOTION
362.72 Ind K
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),-- Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011 ISBN 978 -602-9364-45-3 1. Judul I. HEALTH BEHAVIOR II. PREVENTIVE HEALTH SERVICES III. HEALTH PERSONAL IV. HEALTH-LAW AND LEGISTLATION V. HEALTH PROMOTION
KATA PENGANTAR Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penƟŶŐ dalam upaya peninŐkatan Indeks PembanŐunan Manusia (IPM) banŐsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan ƟĚĂk hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yanŐ lebih dominan justru adalah kondisi ůŝŶŐkunŐan dan perilaku masyarakat. Upaya untuk meŶŐƵďĂŚ perilaku masyarakat aŐar mendukunŐ peninŐkatan derajat kesehatan dilakukan melalui proŐram pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). ProŐram ini telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (dahulu : Departemen Kesehatan) sejak tahun 1996. Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan denŐan melihat indikator PHBS di tatanan rumah tanŐŐa. Namun demikian, karena tatanan rumah tanŐŐa salinŐ berkait denŐan tatanan-tatanan lain, maka pembinaan PHBS dilaksanakan ƟĚĂk hanya di tatanan rumah tanŐŐa, melainkan juŐa di tatanan insƟƚƵƐŝ pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas kesehatan. Walaupun proŐram pembinaan PHBS ini sudah berjalan sekitar 15 tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 menŐunŐkap bahwa rumah tĂŶŐŐa di Indonesia yĂŶŐ memprakƟkkan PHBS baru mencapai 38,7%. Padahal Rencana StratĞŐis (Restra) Kementerian Kesehatan menetapkan tarŐet pada tahun 2014 rumah tanŐŐa yanŐ memprakƟkkan PHBS adalah 70%. Hal ini Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
I
jelas menuntut peniŶŐkatan kinerja yĂŶŐ luar biasa dalam pembinaan PHBS. Oleh sebab pembinaan PHBS harus dilaksanakan di semua tatanan, maka keberhasilannya ƟĚĂk hanya ditentukan oleh kinerja Kementerian Kesehatan. YanŐ justru yanŐ lebih menentukan keberhasilan pembinaan PHBS adalah kementerian-kementerian terkait seperƟ Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian AŐama, Kementerian Perindustrian, Kementerian PerdaŐanŐan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian PerhubunŐan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian >ŝŶŐkunŐan Hidup, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian TenaŐa Kerja dan TransmiŐrasi, Kementerian Dalam EĞŐĞƌi, serta Pemerintah Daerah, oƌŐanisasi kemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat, swasta dan dunia usaha. Bersama Kementerian Kesehatan, semua ƉĞŵĂŶŐku kepenƟnŐan tersebut bekerjasama dan bersatu padu, baik dalam hal kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, maupun pemantauan dan evaluasi pembinaan PHBS. Pedoman Umum Pembinaan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ini disusun dan diterbitkan dalam ranŐka penŐŐalanŐan kerjasama dan kesatupaduan tersebut. DenŐan menŐacu pada Pedoman Umum ini diharapkan selanjutnya dapat diterbitkan kebijakankebijakan di semua sektor terkait, dilakukan perencanaan dan penŐanŐŐaran secara terpadu, serta diselenŐŐarakan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembinaan PHBS secara lebih komprehensif.
II
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pedoman Umum ini memanŐ masih bersifat Őaris besar, karena dimaksudkan sebaŐai dokumen payunŐ. MenŐacu pada Pedoman Umum ini selanjutnya akan disusun dan diterbitkan pedoman-pedoman yanŐ bersifat lebih terinci dan operasional, yanŐ melipuƟ: 1. Petunjuk Teknis Pembinaan PHBS di Rumah TanŐŐa. 2. Petunjuk Teknis Pembinaan PHBS di InsƟtusi Pendidikan. 3. Petunjuk Teknis Pembinaan PHBS di Tempat Kerja. 4. Petunjuk Teknis Pembinaan PHBS di Tempat Umum. 5. Petunjuk Teknis Pembinaan PHBS di Fasilitas Kesehatan. Kepada semua pihak yanŐ telah berkontribusi dalam penyusunan Pedoman Umum ini, saya ucapkan terima kasih dan penŐharŐaan yanŐ ƟnŐŐi. Mudah-mudahan jerih payah berbaŐai pihak tersebut menjadi besar ĂƌƟnya karena manfaat Pedoman Umum ini bĂŐi akselerasi upaya pembinaan PHBS di semua tatanan.
Jakarta, Nopember 2011 Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
dr. Lily S. SulistyowĂƟ͕ MM
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
III
IV
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................... v PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011 ............................................vii LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN ......................... xiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1 A. LATAR BELAKANG ....................................................... 1 B. TUJUAN ...................................................................... 5 BAB II PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) .................. 7 A. PENGERTIAN PHBS ..................................................... 7 B. PHBS DI BERBAGAI TATANAN ..................................... 10 C. HAKIKAT PERILAKU ..................................................... 12 BAB III PROSES PEMBINAAN PHBS .............................................. 17 A. PENGERTIAN PEMBINAAN PHBS .............................. 17 B. SASARAN PEMBINAAN PHBS..................................... 19 C. STRATEGI PEMBINAAN PHBS ..................................... 21 D. PERSIAPAN PEMBINAAN PHBS .................................. 32 E. PEMBINAAN PHBS DI BERBAGAI TATANAN ............... 33 BAB IV PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DI BERBAGAI TINGKAT PEMERINTAHAN DAN TATANAN ........................ 47 A. PUSAT ......................................................................... 48
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
V
B. C. D. E. F. G. H. I.
PROVINSI .................................................................... 52 KABUPATEN DAN KOTA .............................................. 53 KECAMATAN ............................................................... 55 DESA DAN KELURAHAN ............................................. 56 TATANAN INSTITUSI PENDIDIKAN .............................. 58 TATANAN TEMPAT KERJA ........................................... 59 TATANAN TEMPAT UMUM ..........................................60 TATANAN FASILITAS KESEHATAN ................................ 61
BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI ......................................... 63 A. PEMANTAUAN ........................................................... 63 B. EVALUASI ................................................................... 65 C. INDIKATOR KEBERHASILAN ....................................... 65 BAB VI PENUTUP .......................................................................... 73
VI
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA͕
MenimbanŐ : a. bahwa dalam ranŐka mendukunŐ pencapaian taƌŐet-tarŐĞƚ Rencana StratĞŐis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014, perlu diƟnŐkatkan upaya pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat di semua tatanan; b. bahwa berdasarkan pĞƌƟmbanŐan sebaŐaimana tercantum dalam huruf a di atas, perlu ditetapkan Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat denŐan Peraturan Menteri Kesehatan; DĞŶŐŝŶŐat
: 1. UŶĚĂŶŐͲUŶĚĂŶŐ Nomor 32 Tahun 2004 tentanŐ Pemerintahan Daerah (Lembaran NeŐara Republik Indonesia Tahun 2004 Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
VII
Nomor 125, Tambahan Lembaran NeŐara Republik Indonesia Nomor 4437) sebaŐaimana telah diubah terakhir denŐan UŶĚĂŶŐͲUŶĚĂŶŐ Nomor 12 Tahun 2008 tentĂŶŐ Perubahan Kedua Atas UŶĚĂŶŐUŶĚĂŶŐ Nomor 32 Tahun 2004 tentanŐ Pemerintahan Daerah (Lembaran NeŐara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NeŐara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. UŶĚĂŶŐͲUŶĚĂŶŐ Nomor 33 Tahun 2004 tentĂŶŐ PerimbanŐan KeuanŐan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran NeŐara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NeŐara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. UŶĚĂŶŐͲUŶĚĂŶŐ Nomor 36 Tahun 2009 tentĂŶŐ Kesehatan (Lembaran NeŐara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran NeŐara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Peraturan Menteri TenaŐa Kerja Nomor PER.05/Men/1996 tentĂŶŐ Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
VIII
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/ Menkes/SK/XI/2002 tentanŐ Persyaratan Kesehatan LinŐŬunŐan Kerja Perkantoran dan Industri; 6. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri AŐama, dan Menteri Dalam NeŐeri Nomor 1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKB/ VII/2003, Nomor MA/230 A/2003, Nomor 26 Tahun 2003 tentanŐ Pembinaan dan PeŶŐembanŐan Usaha Kesehatan Sekolah; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/ Menkes/Per/VII/2008 tentĂŶŐ Standar Pelayanan Minimal BiĚĂŶŐ Kesehatan di Kabupaten/Kota; 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/ Menkes/SK/V/2009 tentanŐ Sistem Kesehatan Nasional; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/ Menkes/PER/VIII/2010 tentanŐ OrŐanisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita NeŐara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585); Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
IX
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/ Menkes/SK/X/2010 tentanŐ Pedoman Umum PenŐembanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa ŬƟĨ; 11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/ Menkes/SK/I/2011 Tahun 2011 tentanŐ Rencana StratĞŐis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014; 12. Keputusan Menteri Dalam NeŐeri Nomor 140.05/292 Tahun 2011 tentanŐ Pembentukan Kelompok Kerja Operasional dan Sekretariat Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf TinŐkat Pusat;
X
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT. Pasal 1 Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yanŐ selanjutnya disebut PHBS sebaŐaimana tercantum dalam Lampiran yanŐ merupakan bĂŐian yanŐ Ɵdak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 2 (1) PHBS sebĂŐĂimana dimaksud pada Pasal 1 aŐar diŐunakan sebaŐai acuan ďĂŐŝ semua peŵĂŶŐku kepeŶƟŶŐĂŶ dalam ranŐka pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tanŐŐa, tatanan insƟtusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan-tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. (2) PHBS sebaŐaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah koordinasi Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan. Pasal 3 Pembinaan dan penŐawasan terhadap pelaksanaan PHBS ini dilakukan oleh: a. Kementerian Kesehatan berkoordinasi denŐan Kementerian Dalam NeŐeri serta kementerian dan sektor terkait lainnya; Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
XI
b. Pemerintah Provinsi melalui Dinas Kesehatan Provinsi; c. Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Kesehatan Kabupaten, dan Pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan Kota denŐan melibatkan Badan/Dinas/Kantor terkait. Pasal 4 Peraturan ini mulai berlaku pada tanŐŐal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanŐŐal 10 November 2011 MENTERI KESEHATAN͕
ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH
DiundanŐkan di Jakarta Pada tĂŶŐŐal 28 November 2011 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA͕
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 755
XII
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011 TANGGAL͕ 10 NOVEMBER 2011 TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yĂŶŐ harus diwujudkan sesuai denŐan cita-cita banŐsa Indonesia, sebaŐaimana dimaksud dalam Pancasila dan UndanŐ-UndanŐ Dasar NeŐara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan denŐan hal itu, UndanŐUndanŐ Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentanŐ Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yanŐ seƟŶŐŐŝͲƟŶŐŐinya dicapai melalui penyelenŐŐaraan pembanŐunan kesehatan. Banyak hal di bidanŐ kesehatan telah dicapai melalui penyelenŐŐaraan peŵďĂŶŐƵŶĂŶ kesehatan. Namun demikian, bila diŐunakan sasaran straƚĞŐis Kementerian Kesehatan yanŐ harus dicapai tahun 2014 dan taƌŐet-tarŐĞt Millennium Development Goals (MDGs) yanŐ harus dicapai tahun 2015 sebaŐai acuan, berbaŐai hal yanŐ telah dicapai tersebut kiranya masih memerlukan peninŐkatan yanŐ luar biasa. AnŐka KemaƟan Ibu melahirkan (AKI) telah menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1
menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Sementara itu, sasaran stratĞŐis Kementerian Kesehatan adalah 118 per 100.000 kelahiran hidup dan tarŐet MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. AnŐka KeŵĂƟĂŶ Bayi (AKB) menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Padahal sasaran strateŐŝƐ Kementerian Kesehatan adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup dan tarŐet MDGs adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup. Secara umum telah terjadi penurunan anŐka kesakitan, namun beberapa penyakit menular terutama HIV dan AIDS, Tuberkulosis dan Malaria sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan yanŐ cukup besar. Cakupan Universal Child ImmunizĂƟŽŶ (UCI) yĂŶŐ belum tercapai akan dapat berdampak pada rawannya bayi terhadap seranŐan berbaŐai penyakit yanŐ sebenarnya dapat diceŐah denŐan imunisasi. SedanŐkan beberapa penyakit menular lain sepĞƌƟ Filariasis, Kusta, dan Frambusia menunjukkan kecenderunŐan meniŶŐkat kembali dan penyakit Pes masih terdapat di sejumlah daerah. Sementara itu, prevalensi penyakit Ɵdak menular sepĞƌƟ Penyakit Kardiovaskular, Hipertensi, Diabetes mellitus dan Obesitas cenderƵŶŐ meŶŝŶŐkat serta menunjukkan potensi yanŐ semakin besar sebaŐai penyebab kemaƟan (Riskesdas, 2007). Keadaan ini menŐakibatkan adanya beban Őanda dalam penanŐŐulanŐan penyakit di Indonesia. Beberapa hal juŐa telah dicapai dalam ranŐka perbaikan Őizi masyarakat, namun pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan
2
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
justru menŐalami penurunan. Status Őizi ibu hamil, bayi dan anak balita juŐa masih perlu diƟŶŐkatkan, karena masih ƟŶŐŐinya bayi yanŐ lahir denŐan berat lahir rendah (11,1%) dan ƟŶŐŐinya prevalensi anak balita kerdil (35,7%) akibat kekuranŐan Őizi dalam ũĂŶŐka waktu lama (Riskesdas, 2010). Derajat kesehatan masyarakat yanŐ masih belum opƟmal tersebut di atas pada hakikatnya dipenŐaruhi oleh kondisi linŐkunŐan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan ŐenĞƟka. KalanŐan ilmuwan umumnya berpendapat bahwa determinan utama dari derajat kesehatan masyarakat tersebut, selain kondisi ůŝŶŐkunŐan, adalah perilaku masyarakat. Dari hasil Riskesdas 2007 ŵĞŵĂŶŐ diketahui bahwa rumah tĂŶŐŐa yĂŶŐ telah memprakƟkkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%. Oleh sebab itu, Rencana StratĞŐŝƐ (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 mencantumkan taƌŐet 70% rumah tanŐŐa sudah memprĂŬƟkkan PHBS pada tahun 2014. Persentase Rumah TanŐŐa Ber-PHBS memanŐ merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari Kementerian Kesehatan. DĞŶŝŶŐkatkan cakupan rumah tĂŶŐŐa yĂŶŐ memprakƟkkan PHBS sebesar lebih dari 30% dalam kurun waktu 2010-2014 merupakan upaya yĂŶŐ sanŐat berat. Perilaku rumah tanŐŐa sanŐat dipenŐaruhi oleh proses yĂŶŐ terjadi di tatanantatanan sosial lain, yaitu tatanan insƟƚƵƐŝ pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3
fasilitas kesehatan. PrŽĮl Kesehatan Indonesia tahun 2009 menyajikan data bahwa baru 64,41% sarana yĂŶŐ telah dibina kesehatan linŐkunŐannya, yanŐ meůŝƉƵƟ ŝŶƐƟƚƵƐi pendidikan (67,52%), tempat kerja (59,15%), tempat ibadah (58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%) dan sarana lain (62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan PHBS di tatanan-tatanan selain rumah tanŐŐa, yaitu di tatanan insƟƚƵƐŝ pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan, juŐa belum berjalan sebaŐaimana mesƟnya. AŐar tarŐet tahun 2014 PHBS di Rumah TanŐŐa dapat tercapai, tentu diperlukan upaya-upaya untuk juŐa membina PHBS di semua tatanan lain. DenŐan demikian diperlukan pendekatan yĂŶŐ paripurna (komprehensif), lintas proŐram dan lintas sektor, serta mobilisasi sumberdaya yanŐ luar biasa di semua ƟnŐŬat administrasi pemerintahan. Pembinaan PHBS juŐa merupakan ďĂŐŝĂŶ dari PenŐembanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa ŬƟf. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentanŐ Pedoman Umum PenŐĞŵbanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟĨ menyatakan bahwa masyarakat di Desa atau Kelurahan SiaŐa AkƟĨ wajib melaksanakan PHBS. DenŐan demikian, maka salah satu kriteria dalam ranŐka pentahapan ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa ŬƟf adalah persentase rumah tanŐŐa di desa atau kelurahan yanŐ mendapat pembinaan PHBS.
4
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum: MeninŐŬatnya PHBS di tatanan rumah tanŐŐa, tatanan insƟƚƵƐŝ pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. 2. Tujuan Khusus: a. MeninŐkatkan komitmen dan aliansi stratĞŐis ƉĞŵĂŶŐku kepenƟŶŐan di ƟŶŐkat pusat, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, desa dan kelurahan untuk pembinaan PHBS. b. MeninŐkatkan aliansi dan kemitraan denŐan swasta/ dunia usaha. c. MeninŐkatkan peran serta orŐanisasi masyarakat/ kelompok potensial. d. MenŐembanŐkan kebijakan pembinaan PHBS di tatanan rumah tanŐŐa, insƟtusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan fasilitas kesehatan di semua ƟnŐkat administrasi pemerintahan. e. Memperkuat Őerakan dan peran serta masyarakat melalui PHBS di tatanan rumah tanŐŐa, ŝŶƐƟƚƵƐi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan fasilitas kesehatan. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
5
f.
MeŶŝŶŐkatkan akses informasi dan edukasi kepada masyarakat di tatanan rumah tanŐŐa, insƟtusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan fasilitas kesehatan.
Ő. MeniŶŐkatkan kapasitas ƉĞŶŐĞlola pembinaan PHBS di tatanan rumah tanŐŐa, insƟƚƵƐŝ pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan fasilitas kesehatan.
6
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
BAB II PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) A. PENGERTIAN PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yanŐ diprakƟkkan atas dasar kesadaran sebaŐai hasil pembelajaran, yanŐ menjadikan seseoranŐ͕ keluaƌŐa, kelompok atau masyarakat mampu menolonŐ dirinya sendiri (mandiri) di ďŝĚĂŶŐ kesehatan dan berperan akƟĨ dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. DenŐan demikian, PHBS mencakup beratus-ratus bahkan munŐŬin beribu-ribu perilaku yanŐ harus diprakƟkkan dalam ranŐŬĂ mencapai derajat kesehatan masyarakat yanŐ sĞƟnŐŐi-ƟnŐŐinya. Di bidanŐ penceŐahan dan penanŐŐulanŐan penyakit serta penyehatan linŐkunŐan harus diprakƟkkan perilaku mencuci tanŐan denŐan sabun, ƉĞŶŐĞlolaan air minum dan makanan yanŐ memenuhi syarat, menŐŐunakan air bersih, ŵĞŶŐŐƵŶĂkan jamban sehat, penŐelolaan limbah cair yanŐ memenuhi syarat, memberantas jenƟk nyamuk, Ɵdak merokok di dalam ruanŐan dan lain-lain. Di bidanŐ kesehatan ibu dan anak serta keluaƌŐa berencana harus diprakƟkkan perilaku meminta pertolonŐan persalinan oleh tenaŐa kesehatan, menimbanŐ balita seƟĂƉ bulan, menŐimunisasi lenŐkap bayi, menjadi akseptor keluaƌŐa Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
7
berencana dan lain-lain. Di bidanŐ Őizi dan farmasi harus diprakƟkkan perilaku makan denŐan Őŝnjŝ seimbanŐ, minum Tablet Tambah Darah selama hamil, memberi bayi air susu ibu (ASI) eksklusif, menŐonsumsi Garam Beryodium dan lainlain. SedanŐkan di bidanŐ pemeliharaan kesehatan harus diprakƟkkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, ĂŬƟf menŐurus dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dan lain-lain. 1. Konsep Tatanan Manusia hidup di berbaŐai tatanan, yaitu berbaŐai tempat atau sistem sosial dimana ia melakukan kĞŐiatan sehari-harinya. Di seƟĂƉ tatanan, faktor-faktor individu, linŐkunŐan ĮƐŝk dan linŐkunŐan sosial berinteraksi dan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula dikatakan bahwa suatu tatanan adalah suatu tempat dimana manusia secara akƟĨ memanipulasi linŐkunŐan, sehinŐŐa menciptakan dan sekaliŐus juŐa menŐatasi masalah-masalahnya di ďŝĚĂŶŐ kesehatan. Jelas bahwa sĞƟap tatanan memiliki kekhasan, sehinŐŐa denŐan demikian pembinaan PHBS harus disesuaikan untuk masinŐ-masinŐ tatanan. Telah disepakaƟ adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah tanŐŐa, tatanan insƟtusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat 8
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
keberhasilan pembinaan PHBS, prakƟk PHBS yĂŶŐ diukur adalah yĂŶŐ dijumpai di tatanan rumah ƚĂŶŐŐa. Telah ditetapkan 10 (sepuluh) indikator untuk menetapkan apakah sebuah rumah tanŐŐa telah memprakƟkkan PHBS. Kesepuluh indikator tersebut merupakan ƐĞďĂŐian dari semua perilaku yanŐ harus diprakƟkkan di rumah ƚĂŶŐŐĂĚĂŶĚŝƉŝůŝŚŬĂƌĞŶĂĚŝĂŶŐŐĂƉŵĞǁĂŬŝůŝĂƚĂƵĚĂƉĂƚ mencerminkan keseluruhan perilaku. 2. Masyarakat Dalam Tatanan Namun demikian perlu disadari bahwa PHBS di tatanan rumah tanŐŐa sanŐat dipenŐaruhi oleh PHBS di tatanantatanan lain. Demikian sebaliknya, PHBS di tatanan-tatanan lain juŐa dipenŐaruhi oleh PHBS di tatĂŶĂŶƌƵŵĂŚƚĂŶŐŐa. TATANAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
TATANAN INSTITUSI PENDIDIKAN TATANAN TEMPAT TEMPAT UMUM
TATANAN TEMPAT KERJA
TATANAN RUMAH TANGGA
Saling-pengaruh antar-tatanan dalam PHBS
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
9
Oleh sebab itu, yanŐ dimaksud denŐan masyarakat dalam hal ini ƟĚĂk terbatas pada masyarakat dalam penŐerƟĂŶ umum (yaitu tatanan rumah tanŐŐa), tetapi juŐa masyarakat khusus di berďĂŐĂŝ tatanan lain. SebaŐaimana masyarakat di tatanan rumah tanŐŐa, yaitu masyarakat umum, masyarakat di masinŐͲŵĂƐinŐ tatanan pun memiliki struktur masyarakat dan peran-peran dalam masyarakat. Jika di masyarakat umum terdapat struktur masyarakat formal dan struktur masyarakat informal, di tatanan-tatanan lain pun terdapat pula struktur yanŐ serupa.
B. PHBS DI BERBAGAI TATANAN Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yanŐ harus diprĂŬƟkkan di bidanŐ penceŐahan dan penanŐŐƵůĂŶŐan penyakit, penyehatan ůŝŶŐkunŐan, kesehatan ibu dan anak, keluarŐa berencana, Őizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus diprakƟkkan dimana pun seseoranŐ berada di rumah tanŐŐa, di insƟtusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan – sesuai denŐan situasi dan kondisi yanŐ dijumpai. 1. PHBS di Rumah Tangga Di rumah tanŐŐa, sasaran primer harus memprakƟkkan perilaku yĂŶŐ dapat menciptakan Rumah TĂŶŐŐa BerPHBS, yĂŶŐ mencakup persalinan ditŽůŽŶŐ oleh tenaŐa kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbanŐ balita ƐĞƟap bulan, menŐŐunakan air bersih, mencuci 10
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tanŐan denŐan air bersih dan sabun, penŐelolaan air minum dan makan di rumah tanŐŐa, menŐŐunakan jamban sehat (Stop BuanŐ Air Besar SembaranŐan/Stop BABS), penŐelolaan limbah cair di rumah tanŐŐa, membuanŐ sampah di tempat sampah, memberantas jenƟk nyamuk, makan buah dan sayur seƟap hari, melakukan ĂŬƟǀŝtas ĮƐik seƟĂƉ hari, ƟĚĂŬ merokok di dalam rumah dan lain-lain. 2. PHBS di InsƟƚƵƐŝ Pendidikan Di insƟtusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain), sasaran primer harus memprakƟkkan perilaku yĂŶŐ dapat menciptakan InsƟtusi Pendidikan Ber-PHBS, yanŐ mencakup antara lain mencuci tanŐan menŐŐunakan sabun, menŐonsumsi makanan dan minuman sehat, menŐŐunakan jamban sehat, membuanŐ sampah di tempat sampah, Ɵdak merokok, Ɵdak menŐonsumsi NarkŽƟka, Alkohol, Psikotropika dan Zat AdikƟĨ lainnya (NAPZA), ƟĚĂk meludah sembarĂŶŐ tempat, memberantas jenƟk nyamuk dan lain-lain. 3. PHBS di Tempat Kerja Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran primer harus memprakƟkkan perilaku yĂŶŐ dapat menciptakan Tempat Kerja Ber-PHBS, yĂŶŐ mencakup mencuci tanŐan denŐan sabun, menŐonsumsi makanan dan minuman sehat, menŐŐunakan jamban sehat, membuanŐ sampah di tempat sampah, Ɵdak merokok, Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
11
Ɵdak menŐonsumsi NAPZA, Ɵdak meludah sembaranŐ tempat, memberantas jenƟk nyamuk dan lain-lain. 4. PHBS di Tempat Umum Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaŐa dan lain-lain), sasaran primer harus memprakƟŬkan perilaku yĂŶŐ dapat menciptakan Tempat Umum Ber-PHBS, yanŐ mencakup mencuci tanŐan denŐan sabun, menŐŐunakan jamban sehat, membuanŐ sampah di tempat sampah, Ɵdak merokok, Ɵdak menŐonsumsi NAPZA, Ɵdak meludah di sembaranŐ tempat, memberantas jenƟk nyamuk dan lain-lain. 5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan lain-lain), sasaran primer harus memprakƟkkan perilaku yanŐ dapat menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yanŐ mencakup mencuci tanŐan denŐan sabun, menŐŐƵŶĂkan jamban sehat, membuanŐ sampah di tempat sampah, Ɵdak merokok, Ɵdak menŐonsumsi NAPZA, Ɵdak meludah di sembaranŐ tempat, memberantas jenƟk nyamuk dan lain-lain.
C. HAKIKAT PERILAKU Perilaku adalah sesuatu yanŐ rumit. Perilaku individu berkaitan denŐan faktor-faktor penŐĞtahuan dan sikap
12
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
individu. Perilaku juŐa menyĂŶŐkut dimensi kultural yanŐ berupa sistem nilai dan norma. Sistem nilai adalah acuan tentanŐ hal-hal yanŐ dianŐŐap baik dan hal-hal yanŐ dianŐŐap buruk. SedanŐkan norma adalah aturan Ɵdak tertulis yanŐ disebut norma sosial dan aturan tertulis yanŐ disebut norma hukum. Selain itu, perilaku juŐa berkaitan denŐan dimensi ekonomi dan hal-hal lain yanŐ merupakan pendukƵŶŐ perilaku. Perilaku seseorĂŶŐ͕ selain dipenŐaruhi oleh ƉĞŶŐĞtahuan dan sikapnya, memiliki acuan kepada sistem nilai dan norma yanŐ dianutnya. DenŐan kata lain, sistem nilai dan norma merupakan rambu-rambu bĂŐi seseorĂŶŐ untuk melakukan atau Ɵdak melakukan sesuatu. Sistem nilai dan norma dibuat oleh masyarakat di suatu tatanan untuk dianut oleh individu-individu anŐŐota masyarakat tatanan tersebut. Inilah yanŐ juŐa disebut sebaŐai faktor-faktor predisposisi (predisposing factors). Namun demikian sistem nilai dan norma, sebaŐai sistem sosial, adalah sesuatu LJĂŶŐ dinamis. ƌƟnya, sistem nilai dan norma suatu masyarakat akan berubah ŵĞŶŐikƵƟ perubahan-perubahan linŐkunŐan dari masyarakat yanŐ bersanŐkutan. Jadi, antara sistem nilai dan norma di satu pihak denŐan individu-individu masyarakat di pihak lain, terdapat hubunŐan ƟŵďĂůͲďĂůik - sistem nilai dan norma mempenŐaruhi perilaku individu, perilaku individu yaŶŐ berubah akan dapat meŶŐƵďĂŚ sistem nilai dan norma.
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
13
SISTEM NILAI (Acuan Baik/Buruk)
NORMA SOSIAL (Aturan Tidak Tertulis)
PENGETAHUAN
SIKAP
NORMA HUKUM (Aturan Tertulis)
PERILAKU
Faktor-faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku Untuk sistem nilai dan norma yĂŶŐ sesuai denŐan kaidah-kaidah kesehatan, perlu diupayakan terpeliharanya sistem nilai dan norma tersebut. SedanŐkan untuk sistem nilai dan norma yanŐ Ɵdak sesuai denŐan kaidah-kaidah kesehatan, perlu dilakukan upaya Őuna menŐubah sistem nilai dan norma tersebut melalui perubahan perilaku individu-individu anŐŐota masyarakat. Individu-individu anŐŐota masyarakat yanŐ memiliki potensi besar untuk menŐubah sistem nilai dan norma adalah mereka yanŐ disebut denŐan pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat, baik yanŐ formal maupun yanŐ informal. Pemuka masyarakat formal mencakup para petuŐas atau pejabat kesehatan dan mereka yanŐ menduduki posisi formal (resmi) 14
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dalam oƌŐanisasinya. Pemuka masyarakat informal adalah mereka yanŐ Ɵdak menduduki posisi formal dalam oƌŐanisasi, tetapi memiliki penŐaruh individual terhadap masyarakat oleh sebab keahlian, penŐalaman, keturunan, kharisma dan lain-lain. Mereka inilah yanŐ berperan sebaŐai faktor-faktor pendoronŐ (reinforcing factors) bĂŐi terjadinya perubahan perilaku masyarakat. Akan tetapi perilaku juŐa menyanŐkut dimensi ekonomi, termasuk tersedianya sarana dan prasarana. SeseorĂŶŐ yĂŶŐ sudah mau berperilaku tertentu ƟĚĂk pernah memprakƟkkan perilaku itu karena Ɵdak adanya kemampuan secara ekonomis atau Ɵdak tersedianya sarana. Misalnya, seseoranŐ yanŐ sudah mau membuanŐ hajat (air besar) di jamban, Ɵdak kunjunŐ melakukan hal itu karena ia ƟĚĂŬ mampu membuat jamban pribadi dan di sekitarnya ƟĚĂk terdapat jamban umum. Contoh lain: seoranŐ ibu yanŐ sudah mau memeriksakan kandunŐannya secara teratur, Ɵdak juŐa datanŐ ke Puskesmas karena ia Ɵdak memiliki uanŐ untuk biaya transport, walaupun untuk periksa di Puskesmas ƟĚĂk ĚŝƉƵŶŐƵƚ biaya alias ŐrĂƟƐ͘ Karena prasarana jalan raya yanŐ masih buruk, maka Ɵdak hanya biaya transport yanŐ dibutuhkan, melainkan tenaŐa untuk berjalan kaki beberapa kilometer. Di dekat tempat ƟŶŐŐalnya juŐa ƟĚĂk terdapat fasilitas pelayanan kesehatan lain yanŐ dapat membantunya untuk periksa kehamilan secara teratur. Sarana dan prasarana ini serŝŶŐ pula disebut sebaŐai faktor-faktor ƉĞŶĚƵŬƵŶŐ (enabling factors) bĂŐi terjadinya perubahan perilaku masyarakat. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
15
Oleh karena itu, aŐar perilaku dari sasaran primer di seƟĂp tatanan dapat tercipta dan berkesinambunŐan diperlukan dukunŐan perilaku dari sasaran sekunder dan sasaran tersier di seƟĂƉ tatanan yĂŶŐ berƐĂŶŐkutan. Sasaran sekunder harus berperilaku yĂŶŐ dapat menciptakan suasana kondusif dan linŐkunŐan sosial yanŐ mendoronŐ (social pressure) baŐi tercipta dan berkesinambunŐannya perilaku sasaran primer. Sasaran sekunder juŐa diharapkan berperilaku sebaŐai panutan dalam rĂŶŐka memprakƟkkan PHBS. SeĚĂŶŐkan sasaran tersier harus berperilaku memberikan dukunŐan, baik material maupun non material, baŐi tercipta dan berkesinambunŐannya perilaku sasaran primer. DukunŐan tersebut antara lain dalam bentuk menetapkan dan memberlakukan kebijakan atau peraturan sebaŐai acuan dan rambu-rambu baŐi pembinaan PHBS di tatanan dan juŐa menyediakan sarana-sarana sebaŐai faktor pendukunŐ sepĞƌƟ misalnya tempat sampah, air bersih, jamban sehat, kanƟn sehat, perlenŐŬĂpan kesehatan kerja dan lain-lain.
16
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
BAB III PROSES PEMBINAAN PHBS A. PENGERTIAN PEMBINAAN PHBS Pembinaan PHBS diluncurkan oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan (sekarĂŶŐ Pusat Promosi Kesehatan) pada tahun 1996 denŐan menŐunakan pendekatan tatanan sebaŐai stratĞŐi penŐembanŐannya. Untuk masinŐ-masinŐ tatanan ditetapkan indikator ŐƵŶĂ ŵĞŶŐƵkur pencapaian pembinaan PHBSnya. Namun demikian, fokus pembinaan adalah pada PHBS tatanan rumah tĂŶŐŐa. PHBS tatanan rumah tanŐŐa sejak dicĂŶĂŶŐkan tahun 1996 memiliki 10 indikator yaitu persalinan ditolonŐ oleh tenaŐa kesehatan, imunisasi dan penimbanŐan balita, memiliki jamban sehat, memiliki akses air bersih, penanŐanan sampah, kebersihan kuku, Őŝnjŝ keluaƌŐa, ƟĚĂk merokok dan menyĂůĂŚŐƵŶĂkan NAPZA, memiliki informasi PMS/AIDS, memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan/Dana Sehat. Tahun 2001 indikator PHBS tatanan rumah tanŐŐa ini kemudian dikeŵďĂŶŐkan menjadi 16 indikator denŐan menambahkan indikator-indikator Őosok ŐiŐi sebelum Ɵdur, olahraŐa teratur, memiliki saluran pembuanŐan air limbah, venƟlasi rumah baik, kepadatan penŐhuni rumah kesesuaian luas lantai denŐan jumlah penŐhuni dan lantai rumah bukan tanah. Akan tetapi, indikator baru ini dirasakan Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
17
terlalu banyak, sehinŐŐa melalui seranŐkaian pertemuan/ diskusi intensif, uji instrumen, uji sistem dan uji stĂƟsƟk/ item reĚƵĐƟŽn untuk melihat keterkaitan indikator-indikator tersebut denŐan penyebab terjadinya ŐanŐŐuan kesehatan dan anŐka kesakitan yanŐ dilakukan sejak tahun 2000-2003, dari 16 indikator awal ditetapkan 10 indikator PHBS. Penetapan indikator dari hasil uji staƟsƟk ini, dipilihlah 10 indikator yanŐ selanjutnya ditetapkan sebaŐai indikator PHBS di Rumah TĂŶŐŐa yĂŶŐ baru, yaitu pertolonŐan persalinan oleh tenaŐa kesehatan, bayi diberi ASI Eksklusif, memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, tersedia jamban, tersedia air bersih, kesesuaian luas lantai rumah denŐan jumlah ƉĞŶŐŚƵŶi, lantai rumah bukan tanah, Ɵdak merokok, melakukan ĂŬƟvitas ĮƐŝk, serta menŐonsumsi sayur dan buah. Berdasarkan pada Rapat Koordinasi Promosi <ĞƐĞŚĂƚĂŶdŝŶŐŬĂƚEĂƐŝŽŶĂů͕ƉĂĚĂƚĂŚƵŶϮϬϬϳŝŶĚŝŬĂƚŽƌ PHBS di Rumah TĂŶŐŐa diubah menjadi persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita seƟap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jenƟk nyamuk, mengonsumsi buah dan sayur seƟĂƉ hari, melakukan akƟǀŝƚĂƐ ĮƐik seƟĂƉ hari dan ƟĚĂk merokok di dalam rumah. Pada era desentralisasi ditetapkan standar untuk menŐukur kinerja sektor kesehatan untuk kabupaten dan kota yanŐ disebut Standar Pelayanan Mininal (SPM) bidanŐ Kesehatan. Dalam SPM terdapat sembilan urusan yĂŶŐ wajib 18
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. Salah satunya adalah penyelenŐŐaraan Promosi Kesehatan denŐan indikator kinerja persentase Rumah TĂŶŐŐa Sehat dan tarŐet pencapaian 65% pada tahun 2010. Pencapaian Rumah TĂŶŐŐa Sehat atau Rumah TĂŶŐŐa berPHBS ini sejak diluncurkan terus menŐalami peninŐkatan. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2001 dan 2004 melaporkan bahwa persentase Rumah TanŐŐa berPHBS di Indonesia berturut-turut adalah 19,5 % dan 24,38%. Pembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yĂŶŐ berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat, aŐar masyarakat dapat mandiri dalam menceŐah dan menanŐŐulanŐi masalah-masalah kesehatan yanŐ dihadapinya. Oleh karena itu, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui penyelenŐŐaraan Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu, keluarŐa, kelompok dan masyarakat aŐar tahu, mau dan mampu memprakƟkkan PHBS, melalui proses pembelajaran dalam menceŐah dan menanŐŐulanŐi masalah-masalah kesehatan LJĂŶŐ dihadapi, sesuai sosial budaya setempat serta didukunŐ oleh kebijakan publik yanŐ berwawasan kesehatan.
B. SASARAN PEMBINAAN PHBS Karena di masinŐ-masinŐ tatanan dijumpai masyarakat (yaitu masyarakat tatanan yanŐ bersanŐkutan), maka di masinŐmasinŐ tatanan juŐa terdapat berbaŐai peran. DenŐan Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
19
demikian di masinŐ-masinŐ tatanan dapat dijumpai ƟŐĂ kelompok besar sasaran pembinaan PHBS, yaitu sasaran primer, sasaran sekunder dan sasaran tersier. Sasaran primer berupa sasaran lanŐsunŐ, yaitu individu anŐŐota masyarakat, kelompok-kelompok dalam masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan, yĂŶŐ diharapkan untuk memprakƟkkan PHBS. Sasaran sekunder adalah mereka yĂŶŐ memiliki penŐaruh terhadap sasaran primer dalam peŶŐĂŵďilan keputusannya untuk memprĂŬƟkkan PHBS. Termasuk di sini adalah para pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat, LJĂŶŐ umumnya menjadi panutan sasaran primer. Terdapat berbaŐai jenis tokoh masyarakat, sepĞƌƟ misalnya tokoh atau pemuka adat, tokoh atau pemuka aŐama, tokoh ƉŽůŝƟk, tokoh pertanian, tokoh pendidikan, tokoh bisnis, tokoh pemuda, tokoh remaja, tokoh wanita, tokoh kesehatan dan lain-lain. Pemuka atau tokoh adalah seseorĂŶŐ yĂŶŐ memiliki kelebihan di antara oranŐ-oranŐ lain dalam suatu kelompok atau dalam masyarakat. Ia akan menjadi panutan bĂŐi kelompoknya atau ďĂŐŝ masyarakat karena ia merupakan ĮŐƵƌ yĂŶŐ menonjol. Di sampinŐ itu, ia dapat menŐubah sistem nilai dan norma masyarakat secara bertahap, denŐan terlebih dulu menŐubah sistem nilai dan norma yanŐ berlaku dalam kelompoknya. SedanŐkan sasaran tersier adalah mereka yanŐ berada dalam posisi penŐambilan keputusan formal, sehinŐŐa dapat memberikan dukunŐan, baik berupa kebijakan/penŐaturan dan atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS 20
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
terhadap sasaran primer. Mereka serinŐ juŐa disebut sebaŐai tokoh masyarakat formal, yakni oranŐ yanŐ memiliki posisi menentukan dalam struktur formal di masyarakatnya (disebut juŐa penentu kebijakan). DenŐan posisinya itu, mereka juŐa memiliki kemampuan untuk ŵĞŶŐƵďĂŚ sistem nilai dan norma masyarakat melalui pemberlakuan kebijakan/ penŐaturan, di ƐĂŵƉŝŶŐ menyediakan sarana yĂŶŐ diperlukan.
C. STRATEGI PEMBINAAN PHBS Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilaksanakan stratĞŐi Promosi Kesehatan untuk pembinaan PHBS yanŐ bersifat menyeluruh. MenŐacu pada PiaŐam OƩawa (OƩawa Charter) yĂŶŐ merupakan hasil dari Konferensi Internasional Promosi Kesehatan Pertama di OƩawa (Kanada), ƟŐa stratĞŐi pokok yanŐ harus dilaksanakan dalam promosi kesehatan adalah (1) advokasi, (2) bina suasana, dan (3) pemberdayaan. KeƟŐa stratĞŐi tersebut dilaksanakan dalam bentuk ƟŶĚĂkĂŶͲƟŶĚĂkan (aksi-aksi) sebaŐai berikut. 1. MenŐembanŐkan kebijakan yanŐ berwawasan kesehatan (healthy public policy), yaitu menŐupayakan aŐar para penentu kebijakan di berbaŐai sektor di seƟĂp ƟŶŐkatan administrasi menetapkan kebijakan denŐan memperƟŵďĂŶŐkan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. 2. Menciptakan linŐkunŐan yanŐ mendukunŐ ;ƐƵƉƉŽƌƟve environment), yaitu menŐupayakan aŐar seƟap sektor Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
21
dalam melaksanakan kĞŐiatannya menŐarah kepada terwujudnya liŶŐkunŐan sehat ;Įsik dan nonĮsik). 3. Memperkuat ŐĞrakan masyarakat (community ĂĐƟŽŶͿ, yaitu memberikan dukunŐan terhadap keŐŝĂtan masyarakat aŐar lebih berdaya dalam menŐĞndalikan faktor-faktor yĂŶŐ mempenŐaruhi kesehatan. 4. MenŐembanŐkan kemampuan individu (personal skills), yaitu ŵĞŶŐƵƉayakan aŐar seƟĂƉ individu masyarakat tahu, mau dan mampu membuat keputusan yanŐ efekƟf dalam upaya memelihara, meninŐkatkan, serta mewujudkan kesehatannya, melalui pemberian informasi, serta pendidikan dan pelaƟŚĂŶ yanŐ memadai. 5. Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services), yaitu menŐubah pola pikir serta sistem pelayanan kesehatan masyarakat aŐar lebih ŵĞŶŐƵtamakan aspek prŽŵŽƟf dan prevĞŶƟf, tanpa meŶŐeƐĂŵƉŝŶŐkan aspek kuraƟĨ dan rehabiůŝƚĂƟf. Di Indonesia, stratĞŐi pokok tersebut kemudian diformulasikan kembali ke dalam kalimat (1) Őerakan pemberdayaan (G), yanŐ didukunŐ oleh (2) bina suasana (B), dan (3) advokasi (A), serta dilandasi oleh semanŐat (4) kemitraan.
22
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
DenŐan demikian, pemberdayaan adalah stratĞŐi pokok dalam ranŐka menŐembanŐkan kemampuan individu dan memperkuat Őerakan masyarakat. Bina suasana adalah stratĞŐi pokok dalam ranŐka menciptakan linŐŬunŐan (khususnya ŶŽŶĮƐik) yanŐ mendukunŐ. SedanŐkan advokasi adalah straƚĞŐi pokok dalam ranŐka menŐĞŵbanŐkan kebijakan berwawasan kesehatan, menciptakan ůŝŶŐkunŐan ĮƐik yanŐ mendukunŐ dan menata kembali arah pelayanan kesehatan. Kesemuanya itu dilaksanakan melalui penŐĞŵbanŐan kemitraan. DenŐĂn melaksanakan stratĞŐi pokok tersebut secara benar dan terkoordinasi diharapkan akan tercipta PHBS yĂŶŐ berupa kemampuan masyarakat berperilaku menceŐah dan menanŐŐƵůĂŶŐŝ masalah kesehatan. 3 ADVOKASI (A)
KEMITRAAN 2 BINA SUASANA (B)
MASYARAKAT 1 GERAKAN PEMBERDAYAAN (G)
MENCEGAH & MENANGGULANGI MASALAH KESEHATAN (PHBS)
Strategi promosi kesehatan untuk pembinaan PHBS Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
23
1. Gerakan Pemberdayaan Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan merupakan ďĂŐŝĂŶ yĂŶŐ sanŐĂt peŶƟŶŐ, dan bahkan dapat dikatakan sebaŐai ujunŐ tombak. Pemberdayaan merupakan proses memosisikan masyarakat aŐar memiliki peran yanŐ besar (kedaulatan) dalam penŐambilan keputusan dan penetapan ƟŶĚĂkan yanŐ berkaitan denŐan kesehatannya. Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarŐa atau kelompok (sasaran) secara terus-menerus dan berkeƐŝŶĂŵďƵŶŐĂŶ ŵĞŶŐikƵƟ perkembanŐan sasaran, serta proses membantu sasaran, aŐar sasaran tersebut berubah dari Ɵdak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek aƫtude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yanŐ diperkenalkan (aspek pracƟce). Oleh sebab itu, sesuai denŐan sasarannya dapat dibedakan adanya (a) pemberdayaan individu, (b) pemberdayaan keluarŐa, dan (c) pemberdayaan kelompok/ masyarakat. Dalam ŵĞŶŐƵpayakan aŐar sasaran tahu dan sadar, kuncinya terletak pada keberhasilan membuat sasaran tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya Diare) adalah masalah bĂŐinya dan bĂŐi masyarakatnya. SepanjanŐ sasaran yanŐ bersanŐkutan belum menŐetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan masalah, maka sasaran tersebut Ɵdak akan bersedia menerima informasi apa pun lebih lanjut. Saat 24
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
sasaran telah menyadari masalah yanŐ dihadapinya, maka kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentanŐ masalah yanŐ bersanŐkutan. Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai denŐan menyajikan fakta-fakta dan mendramĂƟƐĂsi masalah. Tetapi selain itu juŐa denŐan menŐajukan harapan bahwa masalah tersebut bisa diceŐah dan atau diatasi. Di sini dapat dikemukakan fakta yanŐ berkaitan denŐan para tokoh masyarakat sebaŐai panutan (misalnya tentanŐ seoranŐ tokoh aŐama yanŐ dia sendiri dan keluarŐanya tak pernah terserĂŶŐ Diare karena perilaku LJĂŶŐ diprĂŬƟkkannya). Bilamana seorĂŶŐ individu atau sebuah keluarŐa sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yanŐ bersanŐkutan dapat diberikan bantuan lanŐsunŐ. Tetapi yanŐ serinŐkali diprakƟkkan adalah denŐan menŐajaknya ke dalam proses pemberdayaan kelompok/ masyarakat melalui penŐoƌŐanisasian masyarakat (community organizĂƟon) atau pembanŐunan masyarakat (community development). Untuk itu, sejumlah individu dan keluaƌŐa yĂŶŐ telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yanŐ dihadapi. Tidak jaranŐ kelompok ini pun masih juŐa memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Di sinilah letak penƟŶŐnya sinkronisasi Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
25
promosi kesehatan denŐan prŽŐram kesehatan yanŐ didukƵŶŐnya dan prŽŐram-prŽŐram sektor lain yĂŶŐ berkaitan. Hal-hal yanŐ akan diberikan kepada masyarakat oleh ƉƌŽŐram kesehatan dan ƉƌŽŐram lain sebaŐai bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juŐa sesuai denŐan apa yĂŶŐ dibutuhkan masyarakat. Pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan melalui kemitraan serta menŐŐunakan metode dan teknik yĂŶŐ tepat. Pada saat ini banyak dijumpai lembaŐa-lembaŐa swadaya masyarakat (LSM) yanŐ berŐerak di ďŝĚĂŶŐ kesehatan atau peduli terhadap kesehatan. LSM ini harus diŐĂůĂŶŐ kerjasamanya, baik di antara mereka maupun antara mereka denŐan pemerintah, aŐar upaya pemberdayaan masyarakat dapat berdayĂŐuna dan berhasilŐuna. Setelah itu, sesuai ciri-ciri sasaran, situasi dan kondisi, lalu ditetapkan, diadakan dan ĚŝŐƵŶĂkan metode dan media komunikasi yanŐ tepat. 2. Bina Suasana Bina Suasana adalah upaya menciptakan ůŝŶŐkunŐan sosial yanŐ mendoronŐ individu anŐŐota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yanŐ diperkenalkan. SeseoranŐ akan terdoronŐ untuk mau melakukan sesuatu apabila ůŝŶŐkunŐan sosial dimana pun ia berada (keluarŐa di rumah, oƌŐanisasi siswa/mahasiswa, serikat 26
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pekerja/karyawan, oranŐ-oranŐ yanŐ menjadi panutan/ idola, kelompok arisan, majelis aŐama dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukunŐ perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk memperkuat proses pemberdayaan, khususnya dalam upaya meninŐkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina suasana. Terdapat ƟŐa kateŐori proses bina suasana, yaitu (a) bina suasana individu, (b) bina suasana kelompok, dan (c) bina suasana publik. a. Bina Suasana Individu Bina suasana individu dilakukan oleh individuindividu tokoh masyarakat. Dalam kateŐori ini tokohtokoh masyarakat menjadi individu-individu panutan dalam hal perilaku yĂŶŐ seĚĂŶŐ diperkenalkan. Yaitu denŐan memprakƟkkan perilaku yanŐ sedanŐ diperkenalkan tersebut (misalnya seoranŐ kepala sekolah atau pemuka aŐama yanŐ Ɵdak merokok). Lebih lanjut bahkan mereka juŐa bersedia menjadi kader dan turut menyebarluaskan informasi ŐƵŶa menciptakan suasana yĂŶŐ kondusif ďĂŐŝ perubahan perilaku individu. b. Bina Suasana Kelompok Bina suasana kelompok dilakukan oleh kelompokkelompok dalam masyarakat, sepĞƌƟ penŐurus Rukun TetĂŶŐŐa (RT), ƉĞŶŐƵƌƵƐ Rukun WaƌŐa (RW), majelis penŐajian, perkumpulan seni, oƌŐanisasi Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
27
profesi, orŐanisasi wanita (misalnya PKK), orŐanisasi siswa/mahasiswa, Pramuka, orŐanisasi pemuda, serikat pekerja dan lain-lain. Bina suasana ini dapat dilakukan bersama pemuka/tokoh masyarakat yanŐ telah peduli. Dalam kateŐori ini kelompok-kelompok tersebut menjadi kelompok yanŐ peduli terhadap perilaku yanŐ sedanŐ diperkenalkan dan menyetujui atau mendukunŐnya. Bentuk dukunŐan dapat berupa kelompok tersebut bersedia juŐa memprakƟkkan perilaku yĂŶŐ seĚĂŶŐ diperkenalkan, menŐadvokasi pihak-pihak terkait dan atau melakukan kontrol sosial terhadap individu-individu anŐŐotanya. c. Bina Suasana Publik Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui penŐĞŵbanŐan kemitraan dan pemanfaatan media komunikasi, seperƟ radio, televisi, koran, majalah, situs internet dan lain-lain, sehinŐŐa dapat tercipta pendapat umum. Dalam katĞŐori ini media massa tersebut peduli dan mendukunŐ perilaku yanŐ sedanŐ diperkenalkan. DenŐan demikian, maka media massa tersebut lalu menjadi mitra dalam rĂŶŐka menyebarluaskan informasi tentĂŶŐ perilaku yĂŶŐ sedanŐ diperkenalkan dan menciptakan pendapat umum atau opini publik yĂŶŐ ƉŽƐŝƟĨ tentĂŶŐ perilaku tersebut. Suasana atau pendapat umum yĂŶŐ ƉŽƐŝƟf ini akan dirasakan pula sebaŐai pendukunŐ atau “penekan” (social pressure) oleh individu-individu 28
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
anŐŐota masyarakat, sehinŐŐa akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yĂŶŐ seĚĂŶŐ diperkenalkan. 3. Advokasi Advokasi adalah upaya atau proses yĂŶŐ stratĞŐŝƐ dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukunŐan dari pihak-pihak yanŐ terkait (stakeholders). Pihak-pihak yanŐ terkait ini berupa tokoh-tokoh masyarakat (formal dan informal) yĂŶŐ umumnya berperan sebaŐai narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau penyĂŶĚĂŶŐ dana (termasuk swasta dan dunia usaha). JuŐa berupa kelompok-kelompok dalam masyarakat dan media massa yĂŶŐ dapat berperan dalam menciptakan suasana kondusif, opini publik dan doronŐan (pressure) baŐi terciptanya PHBS masyarakat. Advokasi merupakan upaya untuk menyukseskan bina suasana dan pemberdayaan atau proses pembinaan PHBS secara umum. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukunŐan yanŐ diupayakan melalui advokasi jaranŐ diperoleh dalam waktu sinŐkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlĂŶŐƐƵŶŐ tahapan-tahapan, yaitu (1) ŵĞŶŐetahui atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut menŐatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah denŐan ŵĞŵƉĞƌƟŵďĂŶŐkan berbaŐai alternaƟf pemecahan masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah denŐan memilih salah satu alternĂƟf Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
29
pemecahan masalah, dan (5) memutuskan ƟŶĚĂk lanjut kesepakatan. DenŐan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat dan tepat. Bahanbahan advokasi harus disiapkan denŐan matanŐ, yaitu: a. Sesuai minat dan perŚĂƟĂŶ sasaran advokasi. b. Memuat rumusan masalah dan alternaƟf pemecahan masalah. c. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah. d. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based. e. Dikemas secara menarik dan jelas. f. Sesuai denŐan waktu yanŐ tersedia. SebaŐaimana pemberdayaan dan bina suasana, advokasi juŐa akan lebih efekƟf bila dilaksanakan denŐan prinsip kemitraan, yaitu denŐan membentuk jejariŶŐ advokasi atau forum kerjasama, denŐan melibatkan kelompokkelompok dalam masyarakat, seperƟ peŶŐƵrus Rukun TetanŐŐa (RT), ƉĞŶŐƵƌƵƐ Rukun WaƌŐa (RW), majelis penŐajian, perkumpulan seni, oƌŐanisasi profesi, orŐanisasi wanita (misalnya PKK), orŐanisasi siswa/ mahasiswa, Pramuka, orŐanisasi pemuda, serikat pekerja dan lain-lain. DenŐan kerjasama, melalui pembĂŐian tuŐas dan salinŐ-dukunŐ, maka sasaran advokasi akan dapat diarahkan untuk sampai kepada tujuan yanŐ diharapkan. SebaŐai konsekuensinya, metode dan media advokasi pun harus ditentukan secara cermat, sehinŐŐa kerjasama dapat berjalan baik.
30
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
4. Kemitraan Kemitraan harus diŐalanŐ baik dalam ranŐka pemberdayaan maupun bina suasana dan advokasi Őuna ŵĞŵďĂŶŐƵŶ kerjasama dan mendapatkan dukunŐan. DenŐan demikian kemitraan perlu diŐĂůĂŶŐ antar individu, keluaƌŐa, pejabat atau instansi pemerintah yanŐ terkait denŐan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh masyarakat, media massa dan lain-lain. Kemitraan yĂŶŐ diŐalĂŶŐ harus berlandaskan pada ƟŐa prinsip dasar, yaitu (a) kesetaraan, (b) keterbukaan dan (c) salinŐ menŐuntunŐkan. a. Kesetaraan Kesetaraan berĂƌƟ Ɵdak diciptakan hubunŐan yanŐ bersifat hirarkis. Semua harus diawali denŐan kesediaan menerima bahwa masinŐͲŵasinŐ berada dalam kedudukan yanŐ sama (berdiri sama ƟnŐŐi, duduk sama rendah). Keadaan ini dapat dicapai apabila semua pihak bersedia menŐembanŐkan hubunŐan kekeluarŐaan, yaitu hubunŐan yanŐ dilandasi kebersamaan atau kĞƉĞŶƟnŐan bersama. Bila kemudian dibentuk struktur hirarkis (misalnya sebuah Ɵm), adalah karena kesepakatan. b. Keterbukaan Oleh karena itu, di dalam seƟap lanŐkah diperlukan adanya kejujuran dari masinŐ-masinŐ pihak. SeƟĂp usul/saran/komentar harus disertai denŐan alasan yanŐ jujur, sesuai fakta, Ɵdak menutup-tutupi sesuatu. Pada awalnya hal ini munŐŬin akan Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
31
menimbulkan diskusi yanŐ seru layaknya “pertenŐkaran”. Akan tetapi kesadaran akan kekeluaƌŐaan dan kebersamaan, akan mendoronŐ Ɵmbulnya solusi yanŐ adil dari “pertenŐkaran” tersebut. c. ^ĂůŝŶŐ meŶŐƵnƚƵŶŐkan Solusi yanŐ adil ini terutama dikaitkan denŐan adanya keuntunŐan yĂŶŐ didapat oleh semua pihak yanŐ terlibat. DenŐan demikian PHBS dan kĞŐiatankĞŐiatan kesehatan harus dapat dirumuskan keuntunŐan-keuntunŐannya (baik lanŐsunŐ maupun ƟĚĂk lanŐsunŐ) baŐi semua pihak yanŐ terkait. Termasuk keuntunŐan ekonomis, bila ŵƵŶŐkin.
D. PERSIAPAN PEMBINAAN PHBS Pembinaan PHBS yĂŶŐ saat ini sudah memiliki payunŐ hukum adalah Pembinaan PHBS di Rumah TanŐŐa, yaitu dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentĂŶŐ Pedoman PenŐĞŵbanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa ŬƟf. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut, pembinaan PHBS di Rumah TanŐŐa terinteŐrasi ke dalam peŶŐembanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa ŬƟf, karena merupakan salah satu kriteria dalam pentahapan Desa dan Kelurahan SiaŐa ŬƟf. DenŐan demikian, pembinaan PHBS di Rumah TanŐŐa otomaƟƐ menjadi tuŐas dari Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟĨ sejak ƟŶŐkat pusat
32
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
sampai ke ƟŶŐkat kabupaten/kota serta Forum Desa/ Kelurahan SiaŐa ŬƟf di kecamatan dan di desa/kelurahan. Oleh sebab kenyataan yĂŶŐ demikian, maka pembinaan PHBS di tatanan-tatanan lain sebaiknya terintĞŐrasi ke dalam pembinaan PHBS di tatanan Rumah TanŐŐa, yaitu melalui struktur dan mekanisme penŐembanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. Hal ini berarƟ diperlukan perluasan keanŐŐotaan dari Pokjanal dan Forum, penetapan kebijakan tambahan, penambahan tuŐas untuk Pokjanal dan Forum, penerbitan pedoman-pedoman tambahan, pelĂƟhanpelaƟhan tambahan dan penŐembanŐan berbaŐai sistem informasi PHBS lain. Persiapan dilaksanakan sejak dari ƟnŐkat Pusat oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam NeŐeri, berkoordinasi denŐan instansi lintas sektor dan pihak-pihak terkait, untuk sinkronisasi pembinaan PHBS di berbaŐai tatanan melalui intĞŐrasinya ke dalam penŐembanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf.
E. PEMBINAAN PHBS DI BERBAGAI TATANAN Pelaksanaan pembinaan PHBS diselenŐŐarakan denŐan menerapkan stratĞŐŝ pemberdayaan yĂŶŐ didukƵŶŐ oleh bina suasana dan advokasi, denŐan semanŐat kemitraan. StrateŐŝ ini harus dilaksanakan secara paripurna sehinŐŐa meŶũĂŶŐkau semua tatanan melalui peŵďĂŐŝĂŶ tuŐas di antara ƉĞŵĂŶŐku kepenƟnŐan. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
33
1. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga Di tatanan rumah tanŐŐa, pembinaan PHBS dilaksanakan secara terintĞŐrasi denŐan kĞŐŝĂtan ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐan dan pembinaan Desa SiaŐa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. TanŐŐunŐ jawab pembinaan terendah berada di ƟnŐkat kecamatan (Forum Kecamatan). a. Pemberdayaan Pemberdayaan di tatanan rumah tanŐŐa dilakukan terhadap individu, keluaƌŐa dan kelompok masyarakat. Prosesnya diawali denŐan pemberdayaan terhadap kelompok masyarakat melalui penŐorŐanisasian masyarakat, untuk membentuk atau merevitalisasi Forum Desa/ Kelurahan (peŶŐembanŐan kapasitas peŶŐelola). DenŐan penŐoƌŐanisasian masyarakat, maka selanjutnya pemberdayaan individu dan keluaƌŐa dapat diƟmbanŐͲƚĞƌimakan kepada peranŐkat desa/ kelurahan, pemuka masyarakat dan anŐŐotaanŐŐota masyarakat yanŐ ditunjuk sebaŐai kader. Pemberdayaan individu dilaksanakan dalam berbaŐai kesempatan, khususnya pada saat individuindividu masyarakat berkunjunŐ dan memanfaatkan upaya-upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) sepĞƌƟ Posyandu, Poskesdes dan lain-lain, melalui pemberian informasi dan konsultasi. SeĚĂŶŐkan pemberdayaan keluaƌŐa dilaksanakan melalui kunjunŐan rumah dan konsultasi keluaƌŐa
34
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
oleh para kader. JuŐa melalui bimbinŐan atau pendampinŐan keƟka keluaƌŐa tersebut membutuhkan (misalnya tatkala ŵĞŵďĂŶŐƵŶ jamban, membuat taman obat keluarŐa dan lain-lain). b. Bina Suasana Bina suasana di tatanan rumah tanŐŐa dilakukan oleh para pemuka atau tokoh-tokoh masyarakat, termasuk pemuka aŐama dan pemuka adat, dalam ranŐka menciptakan opini publik, suasana yanŐ kondusif, panutan di ƟnŐkat desa dan kelurahan baŐi diprakƟkkannya PHBS oleh rumah tanŐŐa. Bina suasana juŐa dilakukan oleh para ƉĞŶŐƵƌƵs orŐanisasi kemasyarakatan di ƟnŐŬat desa dan kelurahan ƐĞƉĞƌƟ ƉĞŶŐƵƌƵƐ Rukun WarŐa/Rukun TetanŐŐa, penŐurus PKK, penŐurus penŐajian, peŶŐƵrus arisan, peŶŐƵrus koperasi, peŶŐƵrus oƌŐanisasi pemuda (seperƟ KaranŐ Taruna), Pramuka dan lain-lain. Para peŶŐƵrus oƌŐanisasi kemasyarakatan tersebut ikut meŵŽƟvasi anŐŐotaĂŶŐŐotanya aŐar memprakƟkkan PHBS. Di sampinŐ itu, bina suasana juŐa dapat dilakukan denŐan pemanfaatan media sepĞƌƟ pemasanŐan spanduk dan atau billboard di jalan-jalan desa/kelurahan, penempelan poster di tempat-tempat stratĞŐis, pembuatan dan pemeliharaan taman obat/taman Őŝnjŝ percontohan di beberapa lokasi, serta pemanfaatan media tradisional.
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
35
c. Advokasi Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kecamatan/ kabupaten/kota terhadap para pemuka masyarakat dan penŐurus orŐanisasi kemasyarakatan ƟnŐkat desa dan kelurahan, aŐar mereka berperanserta dalam kĞŐŝĂtan bina suasana. Advokasi juŐa dilakukan terhadap para penyĂŶĚĂŶŐ dana, termasuk ƉĞŶŐƵƐĂŚĂ (swasta), aŐar mereka membantu upaya pembinaan PHBS di Rumah TanŐŐa (desa/kelurahan). KĞŐiatan-kĞŐiatan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi di desa dan kelurahan tersebut di atas harus didukƵŶŐ oleh kĞŐŝĂtan-kĞŐŝatan (1) bina suasana PHBS di Rumah TanŐŐa dalam linŐkup yanŐ lebih luas (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional) denŐan memanfaatkan media massa beƌũĂŶŐkauan luas sepĞƌƟ surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet; serta (2) advokasi secara berjenjanŐ dari ƟnŐkat pusat ke ƟnŐŬat provinsi dari ƟnŐkat provinsi ke ƟŶŐkat kabupaten/kota, dan dari ƟŶŐkat kabupaten/kota ke ƟŶŐkat kecamatan. 2. Pembinaan PHBS di InsƟƚƵƐŝ Pendidikan Di insƟƚƵƐŝ pendidikan, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui keŐŝĂtan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yanŐ terintĞŐrasi denŐan kĞŐiatan penŐĞmbanŐan dan pembinaan Desa SiaŐa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. Namun demikian, tanŐŐƵŶŐ jawab pembinaan yĂŶŐ terendah
36
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
ƟĚĂk diletakkan di ƟŶŐkat kecamatan, melainkan di ƟŶŐkat kabupaten/kota (Pokjanal Kabupaten/Kota). a. Pemberdayaan Pemberdayaan di insƟtusi pendidikan sepĞƌƟ sekolah, madrasah, pesantren, seminari dan lain-lain, dilakukan terhadap para anak didik. SebaŐaimana di desa atau kelurahan, di sebuah insƟƚƵƐŝ pendidikan pemberdayaan juŐa diawali denŐan penŐoƌŐani-sasian masyarakat (yaitu masyarakat insƟtusi pendidikan tersebut). PenŐoƌŐanisasian masyarakat ini adalah untuk membentuk atau merevitalisasi Tim Pelaksana UKS atau yanŐ disebut denŐan nama lain dan para pendidik di insƟtusi pendidikan yanŐ bersanŐkutan ;ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐan kapasitas ƉĞŶŐĞlola). DenŐan ƉĞŶŐŽrŐanisasian masyarakat di iŶƐƟtusi pendidikan tersebut, maka selanjutnya pemberdayaan anak didik dapat diserahkan kepada pimpinan insƟƚƵƐi pendidikan, komite atau dewan penyantun, Tim Pelaksana UKS atau yanŐ disebut denŐan nama lain, para pendidik, dan anak-anak didik yĂŶŐ ditunjuk sebaŐai kader (misalnya dokter kecil). Pemberdayaan dilaksanakan di berbaŐai kesempatan, yaitu terintĞŐrasi dalam proses belajarmenŐajar (kurikuler) dan dalam kĞŐŝatan-kĞŐŝĂtan di luar proses belajar-menŐajar (ekstra kurikuler). JuŐa dapat dilaksanakan melalui penyeleŶŐŐaraan Klinik Konsultasi Kesehatan (UKBM) yĂŶŐ dikelola Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
37
oleh para pendidik dan kader dibantu petuŐas kesehatan dari Puskesmas/rumah sakit/dinas kesehatan. b. Bina Suasana Bina suasana di inƐƟtusi pendidikan selain dilakukan oleh para pendidik, juŐa oleh para pemuka masyarakat (khususnya pemuka masyarakat bidanŐ pendidikan dan aŐama), penŐurus oƌŐanisasi anak didik sepĞƌƟ OSIS dan sejenisnya, Pramuka dan para kader. Para pendidik, pemuka masyarakat, penŐurus orŐanisasi anak didik, Pramuka dan kader berperan sebaŐai panutan dalam memprakƟkkan PHBS di ŝŶƐƟƚƵƐŝ pendidikan tersebut. Bina suasana juŐa dapat dilakukan denŐan pemanfaatan media sepĞƌƟ billboard di halaman, poster di ĚŝŶĚŝŶŐ ƌƵĂŶŐ kelas, pertunjukan Įlm, pemuatan makalah/berita di majalah dindinŐ atau majalah sekolah, serta penyelenŐŐaraan seminar/simposium/diskusi, ŵĞŶŐƵŶĚĂŶŐ pakar atau alim-ulama atau ĮŐƵƌ publik untuk berceramah, pemanfaatan halaman untuk taman obat/taman Őizi dan lain-lain. c. Advokasi Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kabupaten/ kota/provinsi terhadap para pemilik/pimpinan insƟƚƵƐŝ pendidikan, para pendidik dan penŐurus orŐanisasi peserta didik, aŐar mereka berperanserta dalam kĞŐiatan pembinaan PHBS di insƟƚƵƐi 38
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pendidikannya. Para pemilik/pimpinan insƟƚƵƐi pendidikan misalnya, harus memberikan dukunŐan kebijakan/penŐaturan dan menyediakan sarana aŐar PHBS di InsƟtusi Pendidikannya dapat diprakƟkkan. Advokasi juŐa dilakukan terhadap para penyandanŐ dana, termasuk penŐusaha, aŐar mereka membantu upaya pembinaan PHBS di InsƟƚƵƐŝ Pendidikan. KĞŐiatan-kĞŐiatan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi di insƟtusi pendidikan tersebut di atas harus didukunŐ oleh kĞŐiatan-kĞŐiatan (1) bina suasana PHBS di /ŶƐƟƚƵƐŝ Pendidikan dalam ůŝŶŐkup yĂŶŐ lebih luas (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional) denŐan memanfaatkan media massa ďĞƌũĂŶŐkauan luas sepĞƌƟ surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet; serta (2) advokasi secara berjenjanŐ dari ƟnŐkat pusat ke ƟŶŐkat provinsi, dan dari ƟŶŐkat provinsi ke ƟŶŐkat kabupaten/kota. 3. Pembinaan PHBS di Tempat Kerja Di tempat kerja, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui keŐŝĂtan peŶŐembanŐan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yanŐ diintĞŐrasikan denŐan kĞŐiatan penŐĞŵbanŐan dan pembinaan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. Namun, sebaŐaimana pembinaan PHBS di InsƟƚƵƐŝ Pendidikan, tanŐŐƵŶŐ jawab pembinaan terendah PHBS di Tempat Kerja juŐa diletakkan di ƟnŐkat kabupaten/kota (Pokjanal Kabupaten/Kota).
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
39
a. Pemberdayaan Pemberdayaan di tempat kerja sepĞƌƟ kantor, pabrik dan lain-lain ditujukan terhadap para pekerja. Di tempat kerja pun pemberdayaan diawali denŐan ƉĞŶŐŽrŐanisasian masyarakat (yaitu masyarakat tempat kerja). Tujuannya adalah untuk membentuk atau merevitalisasi Tim Manajemen K3 ;ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐan kapasitas ƉĞŶŐĞlola). DenŐan ƉĞŶŐŽƌŐanisasian masyarakat ini, maka selanjutnya pemberdayaan pekerja dapat diƟmbanŐ-terimakan kepada pemilik dan penŐelola tempat kerja, Tim Manajemen K3, dan pekerja-pekerja yĂŶŐ ditunjuk sebaŐai kader. Pemberdayaan dapat dilaksanakan melalui penyelenŐŐaraan Klinik Konsultasi Kesehatan sebaŐai UKBM di tempat kerja yĂŶŐ dikelola oleh tenaŐa kesehatan (dari tempat kerja/rumah sakit/ dinas kesehatan) dibantu para kader. b. Bina Suasana Bina suasana di tempat kerja dilakukan oleh para peŶŐelola/manajer, peŶŐƵƌƵƐ orŐanisasi/serikat pekerja dan para pemuka masyarakat pekerja. Para manajer, penŐurus oƌŐanisasi/serikat pekerja, dan pemuka masyarakat pekerja, selain berperan sebaŐai panutan, juŐa sebaŐai kelompok penekan (pressure group) dalam memprakƟkkan PHBS di tempat kerja tersebut. Bina suasana juŐa dapat dilakukan denŐan pemanfaatan media tentanŐ PHBS sepĞƌƟ
40
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pemasanŐan billboard di halaman, poster di dindinŐ͕ banner di ruanŐ kerja, pertunjukan Įlm, pemuatan makalah/berita di majalah/warta perusahaan, dan ƉĞŵďĂŐian selebaran (leĂŇet), serta seminar/ simposium/diskusi, ŵĞŶŐƵŶĚĂŶŐ pakar atau tokoh atau ĮŐur publik untuk berceramah, pemanfaatan halaman untuk taman obat/taman Őizi dan lain-lain. c. Advokasi Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kabupaten/ kota/provinsi terhadap para pemilik dan manajer tempat kerja dan penŐurus orŐanisasi/serikat pekerja, aŐar mereka berperanserta dalam keŐŝĂtan pembinaan PHBS di Tempat Kerjanya. Para pemilik dan manajer tempat kerja misalnya, harus memberikan dukunŐan kebijakan/ penŐaturan dan menyediakan sarana aŐar PHBS di tempat kerjanya dapat diprakƟkkan. KĞŐiatan-kĞŐiatan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi di tempat kerja tersebut di atas harus didukƵŶŐ oleh kĞŐŝĂtan-kĞŐŝatan (1) bina suasana PHBS di Tempat Kerja dalam linŐŬup yanŐ lebih luas (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional) denŐan memanfaatkan media massa berjanŐkauan luas sepĞƌƟ surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet; serta (2) advokasi secara ďĞƌũĞŶũĂŶŐ dari ƟŶŐkat pusat ke ƟŶŐkat provinsi dan dari ƟŶŐkat provinsi ke ƟnŐkat kabupaten/kota. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
41
4. Pembinaan PHBS di Tempat Umum Pembinaan PHBS di Tempat Umum dilaksanakan secara terinteŐrasi denŐan keŐŝatan pembinaan oleh Kementerian terkait sesuai denŐan tempat umum yanŐ dibinanya dan juŐa denŐan penŐembanŐan dan pembinaan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. TĂŶŐŐƵŶŐ jawab pembinaan terendah PHBS di Tempat Umum juŐa diletakkan di ƟŶŐkat kabupaten/kota (Pokjanal Kabupaten/Kota). a. Pemberdayaan Pemberdayaan di tempat umum sepeƌƟ tempat ibadah, pasar, terminal, pertokoan, tempat rekreasi dan lain-lain ditujukan terhadap para ƉĞŶŐƵŶũƵŶŐ tempat umum. Di tempat umum pun pemberdayaan diawali denŐan penŐoƌŐanisasian masyarakat (yaitu masyarakat tempat umum, khususnya para pemilik dan ƉĞŶŐĞlola tempat umum). Tujuannya adalah untuk membentuk atau merevitalisasi Tim Kesehatan di tempat umum yanŐ bersanŐkutan (penŐĞŵbanŐan kapasitas penŐelola). DenŐan penŐoƌŐanisasian masyarakat ini, maka selanjutnya pemberdayaan penŐunjunŐ tempat umum dapat ĚŝƟŵďĂŶŐterimakan kepada pemilik dan penŐelola tempat umum serta Tim Kesehatannya. Pemberdayaan dapat dilaksanakan melalui penyelenŐŐaraan Klinik Konsultasi Kesehatan sebaŐai UKBM di tempat umum yanŐ dikelola oleh Tim Kesehatan. 42
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Bina Suasana Pemilik/penŐelola tempat umum dan Tim Kesehatan juŐa bertuŐas menyelenŐŐarakan bina suasana di tempat umum yanŐ mereka kelola. TuŐas yanŐ utama adalah berperan sebaŐai panutan dalam memprakƟkkan PHBS ďĂŐŝ ƉĞŶŐƵŶũƵŶŐ tempat umum yanŐ dikelolanya. TuŐas berikutnya adalah memanfaatkan media tentanŐ PHBS sepĞƌƟ pemasanŐan billboard, poster, banner di tempattempat stratĞŐis, pembaŐian selebaran (leĂŇet), pertunjukan Įlm, serta, jika munŐŬin, menyelenŐŐarakan seminar/simposium /diskusi, meŶŐƵŶĚĂŶŐ pakar atau tokoh atau ĮŐƵr publik untuk berceramah, pemanfaatan halaman untuk taman obat/taman Őizi dan lain-lain. c. Advokasi Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kabupaten/ kota/provinsi terhadap para pemilik dan penŐelola tempat umum aŐar mereka berperanserta dalam kĞŐiatan pembinaan PHBS di Tempat Umum yanŐ dikelolanya. Para pemilik dan penŐelola tempat umum misalnya, harus memberikan dukunŐan kebijakan/penŐaturan dan menyediakan sarana aŐar PHBS di Tempat Umum dapat diprakƟkkan. KĞŐiatan-kĞŐiatan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi di tempat umum tersebut di atas harus didukunŐ oleh kĞŐiatan-kĞŐiatan (1) bina suasana PHBS Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
43
di Tempat Umum dalam ůŝŶŐkup yĂŶŐ lebih luas (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional) denŐan memanfaatkan media massa berjanŐkauan luas sepĞƌƟ surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet; serta (2) advokasi secara berjenjanŐ dari ƟnŐkat pusat ke ƟnŐkat provinsi dan dari ƟnŐkat provinsi ke ƟnŐkat kabupaten/kota. 5. Pembinaan PHBS di Fasilitas Kesehatan Pembinaan PHBS di Fasilitas Kesehatan dilaksanakan secara terintĞŐrasi ke dalam kĞŐiatan-kĞŐiatan pelayanan dari fasilitas kesehatan tersebut, dan juŐa dalam kaitannya denŐan penŐembanŐan dan pembinaan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. TanŐŐunŐ jawab pembinaan terendah PHBS di Fasilitas Kesehatan juŐa diletakkan di ƟŶŐkat kabupaten/kota (Pokjanal Kabupaten/Kota). a. Pemberdayaan Pemberdayaan individu di fasilitas kesehatan sepĞƌƟ Puskesmas, rumah sakit dan lain-lain dilakukan terhadap pasien/klien dari fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Oleh karena itu, pemberdayaan individu di fasilitas kesehatan merupakan kewajiban seƟap petuŐĂs di fasilitas kesehatan yanŐ berƐĂŶŐŬƵtan. SeƟĂƉ petuŐĂs harus menyediakan waktunya untuk memberikan informasi tentanŐ PHBS berkaitan denŐan masalah yĂŶŐ dihadapi 44
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pasien/klien. SeĚĂŶŐkan pemberdayaan keluaƌŐa pasien/klien dilakukan oleh petuŐas yanŐ bertuŐas melaksanakan kunjunŐan rumah. Di desa dan kelurahan, pemberdayaan keluarŐa ini dilakukan bersama-sama denŐan kader. Fasilitas kesehatan khususnya Puskesmas, juŐa harus menyediakan tenaŐa yĂŶŐ akan bekerjasama denŐan fasilitator dari kabupaten/kota untuk menyelenŐŐarakan penŐorŐanisasian masyarakat di desa dan kelurahan. DenŐan demikian pemberdayaan di fasilitas kesehatan harus diawali denŐan penŐembanŐan penŐetahuan dan keterampilan para petuŐas fasilitas pelayanan kesehatan tersebut ;ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐan kapasitas ƉĞŶŐĞůŽůĂͿ. b. Bina Suasana Bina suasana di fasilitas kesehatan dilaksanakan oleh petuŐas promosi kesehatan di fasilitas kesehatan tersebut denŐan memanfaatkan penŐantar atau penjenŐuk pasien/ klien. PenŐantar atau penjenŐuk pasien/klien dibekali denŐan informasi tentĂŶŐ PHBS aŐar bersedia turut menaseŚĂƟ, menjadi panutan, dan menjadi pendorŽŶŐ (pressure) ďĂŐŝ pasien/klien untuk memprakƟkkan PHBS. Di ƐĂŵƉŝŶŐ itu, bina suasana juŐa dilakukan denŐan memanfaatkan media tentĂŶŐ PHBS ƐĞƉĞƌƟ pemasanŐan billboard di halaman, poster di dindinŐ, banner di ruanŐ periksa/ perawatan, pertunjukan Įlm, biblioterapi, dan pembaŐian selebaran (leĂŇet), serta Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
45
penyelenŐŐaraan seminar/simposium/diskusi, ŵĞŶŐƵŶĚĂŶŐ pemuka aŐama untuk menasihaƟ pasien, pemanfaatan halaman untuk taman obat/ taman Őizi dan lain-lain. c. Advokasi Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kabupaten/ kota/provinsi terhadap para pemilik dan penŐelola fasilitas kesehatan aŐar mereka berperanserta dalam kĞŐiatan pembinaan PHBS di fasilitas kesehatan yanŐ dikelolanya. Para pemilik dan penŐĞlola fasilitas kesehatan misalnya, harus memberikan dukunŐan kebijakan/penŐaturan dan menyediakan sarana aŐar PHBS di fasilitas kesehatan dapat diprĂŬƟkkan. Advokasi juŐa dapat dilakukan oleh fasilitas kesehatan itu sendiri kepada para penyandanŐ dana, termasuk donatur, aŐar bersedia membantu pembinaan PHBS di fasilitas kesehatannya. KĞŐiatan-kĞŐiatan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi di fasilitas kesehatan tersebut di atas harus didukunŐ oleh kĞŐiatan-kĞŐiatan (1) bina suasana PHBS Di Fasilitas Kesehatan dalam ůŝŶŐŬƵƉ yĂŶŐ lebih luas (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional) denŐan memanfaatkan media massa berjanŐkauan luas ƐĞƉĞƌƟƐƵƌĂƚŬĂďĂƌ͕ŵĂũĂůĂŚ͕ƌĂĚŝŽ͕ƚĞůĞǀŝƐŝĚĂŶŝŶƚĞƌŶĞƚ͖ serta (2) advokasi secara berjenjanŐ dari ƟnŐkat pusat ŬĞƟŶŐŬĂƚƉƌŽǀŝŶƐŝĚĂŶĚĂƌŝƟŶŐŬĂƚƉƌŽǀŝŶƐŝŬĞƟŶŐŬĂƚ kabupaten/kota. 46
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
BAB IV PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DI BERBAGAI TINGKAT PEMERINTAHAN DAN TATANAN Pembinaan PHBS dilakukan di semua tatanan, sehinŐŐa Ɵdak hanya Kementerian Kesehatan LJĂŶŐ terlibat dalam upaya besar ini. Pembinaan PHBS merupakan kerja bersama yĂŶŐ melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian AŐama, Kementerian Perindustrian, Kementerian PerdaŐanŐan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian PerhubunŐan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian >ŝŶŐkunŐan Hidup, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian TenaŐa Kerja dan TrĂŶƐŵŝŐrasi, Kementerian Dalam NeŐeri, Pemerintah Daerah, orŐanisasi kemasyarakatan, tokoh masyarakat, swasta, dunia usaha dan lain-lain. Kerjasama dikoordinasikan dalam bentuk Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) dan Forum yĂŶŐ diinteŐrasikan denŐan Pokjanal dan Forum-forum PenŐĞŵďĂŶŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. Secara skĞŵĂƟs keterlibatan berbaŐai pemanŐku kepenƟnŐan tersebut diŐambarkan sebaŐai berikut.
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
47
KEMENTERIAN TERKAIT
KEMENTERIAN KESEHATAN
POKJANAL PUSAT
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
LSM͕ MEDIA MASSA͕ DUNIA USAHA͕ DLL
PUSAT DINKES PROVINSI
POKJANAL PROV.
PEMDA PROVINSI
PROVINSI DINKES KAB/KOTA
POKJANAL KAB/KOTA
PEMDA KAB/KOTA
LSM͕ MEDIA MASSA͕ DUNIA USAHA͕ DLL FASILITATOR
FORUM KEC.
KAB/KOTA
PUSKESMAS
PEMERINTAH KECAMATAN KECAMATAN
PENGELOLA TATANAN LAIN ORGANISASI KEMASYARAKATAN TERKAIT
FORUM DESA/KEL.
PEM. DESA + BPD /KELURAHAN KPM
KADER + UKBM
PHBS DI TATANAN LAIN
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
KADER + UKBM
DESA/ KELURAHAN & TATANAN LAIN
PHBS DI RUMAH TANGGA
Keterlibatan pemangku kepeŶƟŶgan dalam pembinaan PHBS
A. PUSAT 1. Kementerian Dalam Negeri a. Membina pelaksanaan pembinaan PHBS di semua tatanan di daerah. 48
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. MeleŶŐkapi keanŐŐotaan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟf TŝŶŐkat Pusat, denŐan unsur-unsur dari Kementerian yanŐ terkait denŐan pembinaan PHBS. c. Bersama Kementerian Kesehatan menerbitkan petunjuk-petunjuk pelaksanaan yĂŶŐ diperlukan dalam pembinaan PHBS di semua tatanan. d. Bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian terkait menŐembanŐkan Sistem Informasi PHBS di berbaŐai tatanan yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi dari Kementerian terkait. 2. Kementerian Kesehatan a. Bersama Kementerian Dalam EĞŐĞƌi dan Kementerian terkait menetapkan kebijakan yanŐ mendukƵŶŐ operasionalisasi pembinaan PHBS di semua tatanan. b. Bersama Kementerian terkait menerbitkan dan menyosialisasikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yĂŶŐ diperlukan dalam pembinaan PHBS, yaitu antara lain tentĂŶŐ : (1) PHBS di tatanan Rumah TanŐŐa. (2) PHBS di tatanan InsƟtusi Pendidikan. (3) PHBS di tatanan Tempat Kerja. (4) PHBS di tatanan Tempat Umum. (5) PHBS di tatanan Fasilitas Kesehatan. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
49
(6) PelaƟhan PelaƟh (TOT) Pembinaan PHBS. (7) PelaƟhan Fasilitator Pembinaan PHBS. (8) PelĂƟh dan Kursus PenyeŐar Kader tentanŐ PHBS. c. MenyelenŐŐarakan TOT pembinaan PHBS bĂŐi aparatur Provinsi. d. MenŐalokasikan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) peninŐkatan kinerja Puskesmas dan jarinŐannya untuk pembinaan PHBS. e. Melakukan sosialisasi dan advokasi bersama instansi/lembaŐa terkait lainnya. f.
MenyelenŐŐarakan bina suasana linŐkup nasional untuk mendukƵŶŐ pembinaan PHBS di semua tatanan.
Ő. Bersama Pokjanal Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟf TiŶŐkat Pusat melakukan advokasi kepada Pemerintah Provinsi dan pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. h. Bersama Kementerian Dalam NeŐeri dan Kementerian terkait menŐembanŐkan Sistem Informasi PHBS di semua tatanan yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi Kementerian terkait.
50
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3. Kementerian Terkait a. Bersama Kementerian Dalam EĞŐĞƌi dan Kementerian Kesehatan menetapkan kebijakan yanŐ mendukƵŶŐ operasionalisasi pembinaan PHBS di semua tatanan. b. Bersama Kementerian Kesehatan menerbitkan dan menyosialisasikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yĂŶŐ diperlukan dalam pembinaan PHBS. c. Bersama Pokjanal Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟf TŝŶŐkat Pusat melakukan advokasi kepada Pemerintah Provinsi dan pihak-pihak lain. d. Bersama Kementerian Dalam EĞŐĞƌi dan Kementerian Kesehatan menŐembanŐkan Sistem Informasi PHBS di semua tatanan yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi Kementerian masinŐmasiŶŐ. 4. Pokjanal Desa/Kelurahan Siaga ŬƟĨ Tingkat Pusat a. Melakukan rapat berkala (minimal 2 kali setahun) dan rapat sewaktu-waktu untuk pemantauan perkembanŐan PHBS ůŝŶŐkup nasional. b. Bersama Kementerian Kesehatan melakukan advokasi kepada Pemerintah Provinsi dan pihak-
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
51
pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. c. Secara berkala melaporkan perkembanŐan PHBS di semua tatanan kepada Menteri Dalam NeŐeri, Menteri Kesehatan dan Menteri-menteri lain terkait.
B. PROVINSI 1. Pemerintah Provinsi a. Menetapkan kebijakan-kebijakan koordinaƟf dan pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau keputusan tentanŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. b. MelenŐkapi keanŐŐotaan Pokjanal Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟf di ƟnŐkat Provinsi denŐan instansi yanŐ terkait pembinaan PHBS. c. MenyelenŐŐarakan pelaƟhan untuk pelaƟh (TOT) pembinaan PHBS ďĂŐŝ aparatur kabupaten dan kota. d. MenyelenŐŐarakan bina suasana linŐkup provinsi untuk mendukƵŶŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. e. Bersama Pokjanal Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟf TinŐkat Provinsi melakukan advokasi kepada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota serta
52
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pihak-pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. f.
Memberikan dukunŐan dana dan sumber daya lain untuk pembinaan PHBS di semua tatanan.
Ő. MenyelenŐŐarakan Sistem Informasi PHBS di semua tatanan yĂŶŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi Kementerian terkait linŐŬup provinsi. 2. Pokjanal Desa/Kelurahan Siaga ŬƟf Tingkat Provinsi a. Melakukan rapat berkala (minimal 2 kali setahun) dan rapat sewaktu-waktu untuk pemantauan perkembanŐan PHBS liŶŐŬƵƉ provinsi. b. Bersama Pemerintah Provinsi melakukan advokasi kepada Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota, dan pihak-pihak lain untuk mendukƵŶŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. c. Secara berkala melaporkan perkembanŐan PHBS kepada Gubernur.
C. KABUPATEN DAN KOTA 1. Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota a. Menetapkan kebijakan-kebijakan koordinĂƟf dan pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau keputusan tentanŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
53
b. MelenŐkapi keanŐŐotaan Pokjanal Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟĨ di ƟŶŐkat kabupaten dan kota denŐan instansi terkait pembinaan PHBS. c. MenyelenŐŐarakan pelaƟhan pembinaan PHBS bĂŐi ƉĞŶŐĞůŽůĂ ŝŶƐƟƚƵƐŝ pendidikan, pemiliŬͬƉĞŶŐĞůŽůa tempat kerja, pemilik/penŐelola tempat umum, pemilik/penŐelola fasilitas kesehatan, aparatur desa dan kelurahan, kader pemberdayaan masyarakat (KPM), dan lembaŐa kemasyarakatan serta pihakpihak lain. d. Memberikan bantuan pembiayaan dari APBD kabupaten/kota dan sumber daya lain untuk pembinaan PHBS. e. MenyelenŐŐarakan bina suasana linŐkup kabupaten/ kota untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. f.
Bersama Pokjanal Desa/Kelurahan SiaŐa TŝŶŐkat Kabupaten/Kota melakukan advokasi kepada pejabat-pejabat kecamatan serta pihak-pihak lain untuk mendukƵŶŐ pembinaan PHBS di semua tatanan.
Ő. MenyelenŐŐarakan Sistem Informasi PHBS di semua tatanan yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi Kementerian terkait liŶŐŬƵƉ kabupaten/kota.
54
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
h. Memfasilitasi kecamatan, desa dan kelurahan untuk ikut bertanŐŐunŐjawab dalam pembinaan PHBS di rumah tanŐŐa. i.
Melaksanakan hal-hal lain yĂŶŐ dianŐŐap perlu sesuai denŐan kondisi dan kebutuhan ŵĂƐŝŶŐͲŵĂƐŝŶŐ daerah.
2. Pokjanal Desa/Kelurahan Siaga AkƟf Tingkat Kabupaten/Kota a. Melakukan rapat berkala (minimal 3 kali setahun) dan rapat sewaktu-waktu untuk pemantauan perkembanŐan PHBS linŐŬup kabupaten/kota. b. Bersama Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan advokasi kepada pejabat-pejabat kecamatan serta pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. c. Secara berkala melaporkan perkembanŐan PHBS kepada BupaƟ/Walikota.
D. KECAMATAN 1. Pemerintah Kecamatan a. MenŐkoordinasikan pelaksanaan pembinaan PHBS terintĞŐrasi denŐan kĞŐiatan pemberdayaan masyarakat terkait.
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
55
b. MenŐkoordinasikan penerapan kebijakan/peraturan ƉĞƌƵŶĚĂŶŐͲƵŶĚĂŶŐan berkaitan denŐan pembinaan PHBS di semua tatanan. c. MenyelenŐŐarakan Sistem Informasi PHBS yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi Kementerian terkait linŐkup kecamatan. 2. Forum Desa/Kelurahan Siaga ŬƟĨ Tingkat Kecamatan a. Melakukan rapat berkala (minimal 4 kali setahun) dan rapat sewaktu-waktu untuk pemantauan perkembanŐan PHBS ůŝŶŐkup kecamatan. b. Secara berkala melaporkan perkembanŐan PHBS kepada Camat.
E. DESA DAN KELURAHAN 1. Pemerintah Desa dan Pemerintah Kelurahan a. Menerbitkan peraturan ƟnŐkat desa dan kelurahan untuk pembinaan PHBS Di Rumah TanŐŐa serta menŐawasi pelaksanaannya. b. DĞŶŐƵƉayakan bantuan dana dan sumber daya lain baik dari pemerintah, pemerintah daerah, maupun pihak lain untuk mendukƵŶŐ pembinaan PHBS Di Rumah TanŐŐa. c. Dalam ranŐka pelaksanaan Alokasi Dana Desa aŐar dalam pendistribusian pada kebutuhan lokal desa 56
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
diharapkan dapat membantu pembinaan PHBS Di Rumah TanŐŐa. d. Melaksanakan pembinaan PHBS rumah tanŐŐa di desa dan kelurahan, melalui penŐadaan sarana pendukunŐ bĂŐi kelancaran pembinaan PHBS Di Rumah TanŐŐa. e. Melakukan konsultasi denŐan BPD dan masyarakat tentanŐ penƟnŐnya pembinaan PHBS Di rumah tanŐŐa. f.
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan PHBS rumah tanŐŐa terintĞŐrasi dalam laporan pertanŐŐunŐjawaban Kepala Desa atau Lurah.
2. Forum Desa/Kelurahan Siaga Tingkat Desa/Kelurahan a. Melakukan rapat berkala (minimal 4 kali setahun) dan rapat sewaktu-waktu untuk pemantauan perkembanŐan PHBS Di Rumah TanŐŐa. b. Secara berkala melaporkan perkembanŐan PHBS di Rumah TanŐŐa kepada Kepala Desa/Lurah. 3. Lembaga Kemasyarakatan a. Menyusun rencana pembinaan PHBS rumah tanŐŐa yĂŶŐ terinteŐrasi dalam peŵďĂŶŐƵŶĂŶ desa atau kelurahan secara parƟƐŝpaƟf.
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
57
b. MenumbuhkembanŐŬĂn kondisi dinamis masyarakat dalam ranŐka pemberdayaan masyarakat untuk terwujudnya PHBS Di Rumah TanŐŐa. 4. Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) a. Menyusun rencana pembinaan PHBS Di Rumah TanŐŐa bersama Forum Desa/Kelurahan SiĂŐa. b. Melaksanakan promosi kesehatan kepada masyarakat dan membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah kesehatan yanŐ dihadapi.
F. TATANAN INSTITUSI PENDIDIKAN 1. Pemilik/Komite/Dewan Penyantun/Pengelola InsƟƚƵƐi Pendidikan a. Memberikan dukunŐan kebijakan berupa peraturan yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS di insƟƚƵƐi pendidikannya. b. Menyediakan sarana/fasilitas (air bersih, jamban sehat, kaŶƟŶ sehat, tempat sampah dan lain-lain) untuk mendukunŐ PHBS di insƟtusi pendidikannya. c. Menyediakan dana dan sumber daya lain yanŐ diperlukan untuk pembinaan PHBS di insƟƚƵƐi pendidikannya.
58
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Tim Pelaksana UKS/Pendidik a. Menyusun rencana, melaksanakan, memantau dan menŐevaluasi pembinaan PHBS di insƟtusi pendidikannya. b. Membentuk dan menyelenŐŐarakan Klinik Konsultasi Kesehatan. 3. Kader a. Melaksanakan promosi kesehatan dalam rĂŶŐka pembinaan PHBS baŐi teman-teman (anak didik) lainnya. b. Membantu penyelenŐŐaraan Klinik Konsultasi Kesehatan.
G. TATANAN TEMPAT KERJA 1. Pemilik/Pengelola Tempat Kerja/Tim Manajemen K3/ PĂŶŝƟĂ Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Memberikan dukunŐan kebijakan berupa peraturan yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS di tempat kerjanya. b. Menyediakan sarana/fasilitas (air bersih, jamban sehat, kaŶƟŶ sehat, tempat sampah, perlenŐkapan K3 dan lain-lain) untuk mendukunŐ PHBS di tempat kerjanya.
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
59
c. Menyediakan dana dan sumber daya lain yanŐ diperlukan untuk pembinaan PHBS di tempat kerjanya, termasuk Klinik Konsultasi Kesehatan. 2. Kader a. Menyusun rencana, melaksanakan, memantau dan menŐevaluasi pembinaan PHBS di tempat kerjanya. b. MenyĞůĞŶŐŐarakan Klinik Konsultasi Kesehatan. c. Melaksanakan promosi kesehatan dalam rĂŶŐka pembinaan PHBS bĂŐi teman-teman (pekerja/ karyawan) lainnya.
H. TATANAN TEMPAT UMUM 1. Pemilik/Pengelola Tempat Umum a. Memberikan dukunŐan kebijakan berupa peraturan yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS Di Tempat Umum yanŐ dikelolanya. b. Menyediakan sarana/fasilitas (air bersih, jamban sehat, tempat sampah dan lain-lain) untuk mendukƵŶŐ PHBS Di Tempat Umum yĂŶŐ dikelolanya. c. Menyediakan dana dan sumber daya lain yanŐ diperlukan untuk pembinaan PHBS Di Tempat Umum yĂŶŐ dikelolanya, termasuk Klinik Konsultasi Kesehatan.
60
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Tim Kesehatan a. Menyusun rencana, melaksanakan, memantau dan menŐevaluasi pembinaan PHBS di tempat umum. b. MenyelenŐŐarakan Klinik Konsultasi Kesehatan. c. Melaksanakan promosi kesehatan dalam rĂŶŐka pembinaan PHBS baŐi penŐunjunŐ tempat umum.
I. TATANAN FASILITAS KESEHATAN 1. Pemilik/Pengelola Fasilitas Kesehatan a. Memberikan dukunŐan kebijakan berupa peraturan yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS Di Fasilitas Kesehatan yanŐ dikelolanya. b. Menyediakan sarana/fasilitas (air bersih, jamban sehat, tempat sampah dan lain-lain) untuk mendukunŐ PHBS Di Fasilitas Kesehatan yanŐ dikelolanya. c. Menyediakan dana dan sumber daya lain yanŐ diperlukan untuk pembinaan PHBS Di Fasilitas Kesehatan yanŐ dikelolanya. 2. Petugas Kesehatan a. Melaksanakan pemberdayaan terhadap individu pasien/klien dalam pelaksanaan tuŐas sehariharinya.
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
61
b. Melaksanakan kunjunŐan rumah dan pemberdayaan keluaƌŐa bilamana diperlukan dalam ranŐka penŐĞmbanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. 3. Petugas Promosi Kesehatan a. MendukunŐ pelaksanaan pemberdayaan oleh petuŐas kesehatan lain melalui penyediaan alat peraŐa, pelaksanaan bina suasana dan advokasi. b. Ikut melaksanakan penŐoƌŐanisasian masyarakat di desa dan kelurahan wilayah kerjanya dalam ranŐka penŐĞŵbanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf.
62
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI A. PEMANTAUAN SebaŐaimana disebutkan di atas, untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS, yanŐ diukur atau dievaluasi adalah PHBS di tatanan rumah tanŐŐa. Namun demikian disadari bahwa hasil akhir ini sanŐat dipenŐaruhi oleh hasil-hasil antara, yaitu PHBS di berbaŐai tatanan lain. Oleh sebab itu, kemajuan dalam pembinaan PHBS di tatanan lain tersebut dan di tatanan rumah tanŐŐa harus dipantau. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan lain dilakukan oleh Kementerian Kesehatan denŐan memanfaatkan data dari sistem Informasi PHBS yanŐ terintĞŐrasi dalam sistem Informasi Kementerian terkait. Hasil penŐolahan data diumpan-balikkan untuk tujuan perbaikan. 1. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan ŝŶƐƟƚƵƐi pendidikan menŐŐƵŶĂkan data dari sistem informasi PHBS tatanan insƟtusi pendidikan yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian AŐama. 2. Pemantauan pembinaan PHBS Di Tempat Kerja menŐŐunakan data dari sistem informasi PHBS tatanan
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
63
tempat kerja yĂŶŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi Kementerian TenaŐa Kerja dan TrĂŶƐŵŝŐrasi. 3. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan tempat umum menŐŐunakan data dari sistem informasi PHBS tatanan tempat umum yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi Kementerian Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi KreaƟf, Kementerian PerhubunŐan dan Kementerian PerdaŐanŐan. 4. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan fasilitas kesehatan menŐŐunakan data dari sistem informasi PHBS Fasilitas Kesehatan yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). 5. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan rumah tanŐŐa dilaksanakan denŐan memanfaatkan kĞŐiatan Lomba Desa dan Kelurahan yanŐ berlanŐsunŐ seƟĂƉ tahun dan berjenjanŐ. PĂŶŝƟĂ Lomba Desa dan Kelurahan diberi tuŐas tambahan untuk ŵĞŶŐĞvaluasi pembinaan PHBS Di Rumah TĂŶŐŐa. Di ƐĂŵƉŝŶŐ itu juŐa melalui pencatatan dan pelaporan PHBS dalam SIKNAS dari Kementerian Kesehatan dan data PrŽĮl Desa dari Kementerian Dalam NeŐeri. Selain menŐŐunakan data dari Sistem Informasi PHBS, pemantauan juŐa dapat dilakukan denŐan melaksanakan supervisi dan bimbinŐan secara berkala dan sewaktu-waktu. DenŐan supervisi dan bimbinŐan, kesulitan-kesulitan yanŐ dihadapi di ƟŶŐkat pelaksanaan dapat seŐera diatasi. 64
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
B. EVALUASI Evaluasi dilakukan terhadap dampak pembinaan PHBS, yaitu yanŐ berupa perubahan perilaku masyarakat di tatanan rumah tanŐŐa. Evaluasi dilakukan beberapa tahun sekali denŐan menyelenŐŐarakan survai secara nasional terhadap masyarakat. Oleh karena survai secara nasional memerlukan biaya yanŐ cukup besar, maka evaluasi terhadap keberhasilan pembinaan PHBS diinteŐrasikan denŐan survai-survai yanŐ diselenŐŐarakan oleh Kementerian Kesehatan yaitu Riset Kesehatan Dasar dan oleh Badan Pusat StaƟsƟk sepĞƌƟ: Susenas, SDKI dan lain-lain. Frekuensi evaluasi pembinaan PHBS denŐan demikian meŶŐikƵƟ frekuensi penyelenŐŐaraan survai-survai tersebut.
C. INDIKATOR KEBERHASILAN Keberhasilan pembinaan PHBS dapat dilihat dari pencapaian upaya-upaya yĂŶŐ dilakukan di pusat, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, desa, kelurahan, dan di berbaŐai tatanan lain sebaŐai berikut. 1. Pusat a. Adanya kebijakan nasional yĂŶŐ mendukunŐ operasionalisasi pembinaan PHBS di semua tatanan. b. Terlaksananya advokasi terhadap Pemerintah Provinsi dan pihak-pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
65
c. TerselenŐŐaranya bina suasana ůŝŶŐkup nasional yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. d. Adanya sistem informasi nasional PHBS yanŐ terintĞŐrasi di sistem-sistem informasi Kementerian terkait. e. Adanya dan tersosialisasikannya petunjuk pelaksanaan pembinaan PHBS di semua tatanan. f.
TerselenŐŐaranya pelaƟŚĂŶ untuk pelaƟŚ (training of trainers-TOT) pembinaan PHBS untuk aparatur provinsi.
Ő. Teralokasikannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) peninŐkatan kinerja Puskesmas dan jarinŐannya untuk pembinaan PHBS. h. TerselenŐŐaranya pertemuan berkala (minimal 2 kali setahun) untuk pemantauan pembinaan PHBS di semua tatanan. i.
Adanya pembinaan PHBS di semua tatanan yanŐ terintĞŐrasi secara berjenjanŐ.
2. Provinsi a. Adanya kebijakan koordinaƟĨ yĂŶŐ mendukunŐ operasionalisasi pembinaan PHBS di semua tatanan. b. Terlaksananya advokasi terhadap Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota serta pihak-pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. 66
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. TerselenŐŐaranya bina suasana linŐkup provinsi yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. d. Adanya Sistem Informasi PHBS linŐkup provinsi yanŐ terintĞŐrasi di sistem informasi Kementerian terkait. e. TerselenŐŐaranya pelaƟhan untuk pelaƟh (training of trainers – TOT) pembinaan PHBS untuk aparatur kabupaten dan kota. f.
TerselenŐŐaranya pertemuan berkala (minimal 2 kali setahun) untuk pemantauan pembinaan PHBS di semua tatanan.
Ő. Adanya pembinaan PHBS di semua tatanan yanŐ terintĞŐrasi secara berjenjanŐ. 3. Kabupaten/Kota a. Adanya kebijakan koordinaƟĨ yĂŶŐ mendukunŐ operasionalisasi pembinaan PHBS di semua tatanan. b. Terlaksananya advokasi terhadap Pemerintah Kecamatan dan pihak-pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. c. TerselenŐŐaranya bina suasana linŐkup kabupaten/ kota yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. d. Adanya Sistem Informasi PHBS ůŝŶŐkup kabupaten/ kota yanŐ terintĞŐrasi di sistem informasi Kementerian terkait. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
67
e. TerseleŶŐŐaranya pelaƟŚĂŶ pembinaan PHBS untuk para penŐelola insƟƚƵƐŝ pendidikan, tempat kerja, tempat umum, fasilitas pelayanan kesehatan, aparatur desa dan kelurahan, KPM, lembaŐa kemasyarakatan dan pihak-pihak lain. f.
TerselenŐŐaranya pertemuan berkala (minimal 3 kali setahun) untuk pemantauan pembinaan PHBS di semua tatanan.
Ő. Adanya pembinaan PHBS di semua tatanan yanŐ terintĞŐrasi secara berjenjanŐ. 4. Kecamatan a. Terkoordinasinya penerapan kebijakan terkait denŐan pembinaan PHBS di semua tatanan. b. Terlaksananya advokasi terhadap aparat desa dan kelurahan serta pihak-pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. c. TerselenŐŐaranya bina suasana linŐkup kecamatan yĂŶŐ ŵĞŶĚƵŬƵŶŐ pembinaan PHBS di semua tatanan. d. Adanya Sistem Informasi PHBS linŐŬup kecamatan yĂŶŐ terinteŐrasi di sistem informasi Kementerian terkait. e. Adanya pembinaan PHBS di semua tatanan yanŐ terintĞŐrasi secara berjenjanŐ.
68
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
5. Desa/Kelurahan (Tatanan Rumah Tangga) a. Adanya peraturan di desa atau kelurahan yanŐ melandasi pembinaan PHBS Di Rumah TanŐŐa. b. Adanya peran ĂŬƟf pemuka masyarakat dan orŐanisasi kemasyarakatan dalam pembinaan PHBS Di Rumah TanŐŐa. c. MeŶŝŶŐkatnya persentase Rumah TĂŶŐŐa Ber-PHBS. 6. Tatanan InsƟƚƵƐŝ Pendidikan Terwujudnya InsƟƚƵƐŝ Pendidikan Ber-PHBS, denŐan indikator: a. Tersedia sarana untuk mencuci tanŐan menŐŐunakan sabun. b. Tersedia sarana untuk meŶŐŽŶƐƵŵƐŝ makanan dan minuman sehat. c. Tersedia jamban sehat. d. Tersedia tempat sampah. e. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk merokok. f. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂŬ ŵĞŶŐŽŶƐƵŵƐŝ NAPZA. Ő. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk meludah di sembaranŐ tempat. h. Terdapat kĞŐiatan memberantas jenƟk nyamuk secara ƌƵƟn
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
69
7. Tatanan Tempat Kerja Terwujudnya Tempat Kerja Ber-PHBS, denŐan indikator: a. Tersedia sarana untuk mencuci tanŐan menŐŐunakan sabun. b. Tersedia sarana untuk meŶŐŽŶƐƵŵƐŝ makanan dan minuman sehat. c. Tersedia jamban sehat. d. Tersedia tempat sampah. e. Terdapat peraturan berkaitan denŐan K3. f. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk merokok. Ő. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂŬ menŐonsumsi NAPZA. h. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk meludah di sembaranŐ tempat. i. Terdapat kĞŐiatan memberantas jenƟk nyamuk secara ruƟn. 8. Tatanan Tempat Umum Terwujudnya Tempat Umum Ber-PHBS, denŐan indikator: a. Tersedia sarana untuk mencuci tanŐan menŐŐƵŶĂkan sabun. b. Tersedia jamban sehat. c. Tersedia tempat sampah. d. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk merokok. e. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂŬ menŐonsumsi NAPZA. f. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk meludah di sembaranŐ tempat.
70
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Ő. Terdapat kĞŐiatan memberantas jenƟk nyamuk secara ruƟn. 9. Tatanan Fasilitas Kesehatan Terwujudnya Fasilitas Kesehatan Ber-PHBS, denŐan indikator: a. Tersedia sarana untuk mencuci tanŐan menŐŐunakan sabun. b. Tersedia sarana untuk meŶŐŽŶƐƵŵƐŝ makanan dan minuman sehat. c. Tersedia jamban sehat. d. Tersedia tempat sampah. e. Terdapat peraturan berkaitan denŐan K3. f. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk merokok. Ő. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂŬ ŵĞŶŐŽŶƐƵŵƐŝ NAPZA. h. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk meludah di sembaranŐ tempat. i. Terdapat kĞŐiatan memberantas jenƟk nyamuk secara ƌƵƟn Untuk indikator keberhasilan di tatanan-tatanan, dapat pula ditambahkan indikator-indikator yanŐ speƐŝĮk lokal.
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
71
72
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
BAB VI PENUTUP Keberhasilan ƉĞŵďĂŶŐƵŶĂŶ kesehatan dalam mencapai sasaran stratĞŐis tahun 2014 dan tarŐet-tarŐet Millennium Development Goals tahun 2015 sanŐat ditentukan oleh keberhasilan dalam menciptakan dan melestarikan perilaku hidup masyarakat yanŐ berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan. Oleh sebab itu upaya pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya sanŐat strateŐŝƐ yĂŶŐ harus menjadi perhaƟĂn para ƉĞŵĂŶŐku kepenƟŶŐan (stakeholders). Dalam Rencana StratĞŐŝƐ Kementerian Kesehatan, LJĂŶŐ dijadikan tolok ukur keberhasilan pembinaan PHBS adalah persentase rumah tanŐŐa yanŐ sudah memprakƟkkan PHBS. Namun disadari bahwa PHBS di rumah tanŐŐa memiliki hubunŐan salinŐpenŐaruh denŐan PHBS di tatanan-tatanan lain, yaitu ŝŶƐƟƚƵƐi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan fasilitas kesehatan. Maka jika diinŐinkan keberhasilan dalam pembinaan PHBS di rumah tanŐŐa, pembinaan PHBS harus dilaksanakan di semua tatanan. DenŐan demikian, pembinaan PHBS ƟĚĂk hanya melibatkan dua atau ƟŐa sektor saja, melainkan banyak sektor. Kerjasama dan keterpaduan antar-berbaŐai sektor tersebut diperlukan dalam ranŐka akselerasi pencapaian sasaran yanŐ telah ditetapkan. Komitmen dan aliansi stratĞŐŝƐ berbaŐai pihak, termasuk swasta dan dunia usaha dapat dikembanŐkan, Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
73
sehinŐŐa kebijakan-kebijakan dan kĞŐiatan-kĞŐiatan dalam ranŐka pembinaan PHBS di semua tatanan terkoordinasi denŐan baik. Kapasitas penŐĞlola tatanan dapat diƟnŐkatkan, sehinŐŐa pembinaan PHBS Ɵdak lĂŐi sekedar merupakan tuŐas dan tanŐŐunŐ jawab pemerintah, melainkan juŐa seluruh komponen masyarakat. Akses informasi tentanŐ kesehatan bĂŐi masyarakat di semua tatanan meninŐkat dan denŐan demikian Őerakan dan peran serta masyarakat, khususnya di ďŝĚĂŶŐ kesehatan, menjadi semakin kuat. Pedoman ini disusun dalam rĂŶŐka meŶŐƵpayakan kerjasama dan keterpaduan tersebut. Namun demikian, aŐar kerjasama menjadi lebih efekƟf, sejumlah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis harus seŐera disusun menyusul terbitnya pedoman ini.
MENTERI KESEHATAN͕
ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH
74
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PENGARAH dr. Lily S. SulistyowaƟ͕ MM
TIM PENYUSUN Dr. ĂŵďĂŶŐ Hartono, MSc Dr. PA Kodrat Pramudho, SKM, M.Kes Dra. ZƵŇina Rauf, SKM, MSi Dr. ĂŵďĂŶŐ ^ĞƟĂũŝ͕ SKM, M.Kes drŐ. Rarit Gempari, MARS Dra. Zuraida, SKM, MPH IsmoyowĂƟ͕ SKM, M.Kes
KONTRIBUTOR Arsil Rusli, SH, MH Helmi Hazim, ĂĞŶŐ Zainuddin drŐ͘ Ratna Kirana, MS, Drs. Sunarjo, MM Mahmud Yunus, SKM, M.Kes, Iip Syaiful SKM, M.Kes Drs. Muhamad Idham, MKKK, Ario Budi Wibowo, ST drŐ͘ Marlina GinƟŶŐ, M.Kes, Dra. Hafni Rochmah, SKM, MPH Andi Sari BunŐa UntunŐ, SKM MSc(PH), Ir. Dina ŐŽes, SKM, M.Kes Dra. KoeƐŵŝŶĂƌƟ͕ drŐ͘ Yusra, M.Kes, Chandra Rudyanto, ST, MPH Sukandar, SKM, drŐ͘ Ivo Syayadi, M.Kes, Winitra Rahmani, S.Sos Kiki Anton Syahroni, SIP, Riza Afriani, SKM Fenny Melanie, SH
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
75
76
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
362.72 Ind K
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),-- Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011 ISBN 978 -602-9364-45-3 1. Judul I. HEALTH BEHAVIOR II. PREVENTIVE HEALTH SERVICES III. HEALTH PERSONAL IV. HEALTH-LAW AND LEGISTLATION V. HEALTH PROMOTION