IKKON
Inovatif dan Kreatif Kolaborasi Nusantara DIREKTORAT EDUKASI KEDEPUTIAN RISET, EDUKASI DAN PENGEMBANGAN BADAN EKONOMI KREATIF Pengantar
Visi Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) yaitu “Indonesia menjadi salah satu kekuatan utama dunia dalam Ekonomi Kreatif di tahun 2030 ”. Untuk mencapai visi tersebut BEKRAF menjalankan misi: 1). Menyatukan seluruh aset dan potensi kreatif Indonesia untuk mencapai ekonomi kreatif yang mandiri. 2). Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif. 3). Mendorong inovasi di bidang kreatif yang memiliki nilai tambah dan daya saing di dunia Internasional. 4). Membuka wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap segala aspek yang berhubungan dengan ekonomi kreatif. 5). Membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak kekayaan intelektual, termasuk perlindungan hukum terhadap hak cipta. 6). Merancang dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan Indonesia dalam peta ekonomi kreatif dunia. Dari butir-butir dalam misi tersebut, BEKRAF secara tegas menyatakan komitmen dalam pengembangan ekonomi kreatif. Pengembangan ekonomi kreatif Indonesia yang diformulakan dalam Rencana Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2015 – 2019, 2019, merupakan wujud optimisme serta luapan aspirasi untuk mendukung mewujudkan visi pemerintah yakni Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong royong. Di dalam visi tersebut terdapat pemikiran-pemikiran, cita-cita, imajinasi dan mimpi untuk menjadi masyarakat dengan kualitas hidup yang tinggi, sejahtera dan kreatif. Di berbagai negara di dunia saat ini, Ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif diyakini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsanya secara signifikan. Indonesia pun mulai melihat bahwa berbagai subsektor dalam industri kreatif berpotensiuntuk dikembangkan, karena Bangsa Indonesia memiliki sumberdaya insani kreatif dan w arisan budaya yang kaya.
Halaman | 1
Ekonomi kreatif ini diyakini dapat menjawab tantangan permasalahan dasar jangka pendek dan menengah: 1. relatif rendahnya pertumbuhan ekonomi pasca krisis (rata-rata hanya 4,5% per tahun) 2. masih tingginya pengangguran (9-10%), tingginya tingkat kemiskinan (16-17%), 3. rendahnya daya saing industri di Indonesia. Selain permasalahan tersebut, ekonomi kreatif ini juga diharapkan dapat menjawab tantangan seperti isu global warming, pemanfaatan energi yang terbarukan,
deforestasi,
dan
pengurangan
emisi
karbon,
karena
arah
pengembangan industri kreatif ini akan menuju pola industri ramah lingkungan dan penciptaan nilai tambah produk dan jasa yang berasal dari intelektualitas sumber daya insani yang dimiliki oleh Indonesia, di mana intelektualitas sumber daya insani merupakan sumber daya yang terbarukan. Dalam
pengembangan
ekonomi
kreatif
Indonesia
ditemui
beberapa
permasalahan utamasebagai berikut:
a. Pengembangan industri kreatif belum optimal, terutama disebabkan
b.
c.
d.
e.
kurangnya daya tarik industri, adanya posisi dominan usaha kreatif, model bisnis industri kreatif yang belum matang, serta risiko usaha yang harus dihadapi; Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif belum optimal, terutama disebabkan infrastruktur internet belum memadai, infrastruktur gedung pertunjukan belum memenuhi standar, mahalnya mesin produksi, mahalnya piranti lunak penghasil produk dan jasa kreatif, kurangnya riset konten, dan kurangnya aktivitas pengarsipan konten; Kurangnya perluasan dan penetrasi pasar bagi produk dan jasa kreatif di dalam dan luar negeri, terutama disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap kreativitas lokal, kurangnya konektivitas jalur distribusi nasional, terkonsentrasinya pasar luar negeri, tingginya biaya promosi, belum diterapkannya sistem pembayaran online, dan rendahnya monitoring terhadap royalti, lisensi, hak cipta; Lemahnya institusi industri kreatif, terutama disebabkan oleh belum adanya payung hukum yang mengatur tata kelola masing-masing subsektor industri kreatif; iklim usaha belum cukup kondusif, apresiasi yang rendah dan pembajakan yang tinggi, dan transaksi elektronik belum diregulasi dengan baik; Minimnya akses pembiayaan pelaku sektor ekonomi kreatif, terutama disebabkan belum sesuainya skema pembiayaan dengan karakteristik industri kreatif yang umumnya belum bankable, high risk high return, cash flow yang fluktuatif, serta aset yang bersifat intangible; dan Halaman | 2
f. Pengembangan sumber daya ekonomi kreatif belum optimal, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, antara lain masalah kelangkaan bahan baku, kurangnya riset bahan baku, kesenjangan antara pendidikan dan industri, serta standardisasi dan sertifikasi yang belum baik. Dari apa yang telah diuraikan di atas jelaslah bahwa permasalahan sumber daya insani merupakan hal yang memegang peranan penting dalam pengembangan ekonomi kreatif Indonesia oleh karena itu peningkatan kapasitas sumber daya insani menjadi salah satu prioritas penting. Salah satu cara yang umumnya dilakukan yaitu melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara insidental karena kurangnya sumber daya para pelatih dalam sub sektor – sub sektor yang dikembangkan, terutama di daerah-daerah karena kondisi penyebaran para desainer pelaku ekonomi kreatif yang berpengalamandan di Indonesia tidak merata dengan terkonsentrasinya di kota-kota besar bahkan sebagian besar berada di Jakarta. Untuk itu dibutuhkan cara yang progresif dalam program pengembangan kapasitasini yaitu dengan cara mengolaborasikan potensipotensi yang dimiliki daerah dengan para desainer pelaku ekonomi kreatif yang berpengalamanmelalui program IKKON. Program ini mengharapkan terjadinya kolaborasi antara desainer lokal dan para desainer pelaku ekonomi kreatif yang berpengalaman sehingga mampu menjadi medium yang produktif dalam menghasilkan karya-karya lokal namun bercita rasa global (think local, act global). Para desainer indigenous dengan pemahaman terhadap nilai-nilai lokal dari budayanya dapat membantu menginspirasi para desainer pelaku ekonomi kreatif yang berpengalaman yang bertindak sebagai Fasilitator (selanjutnya disebut desainer-fasilitator) sehingga dapat diwujudkan suatu karya yangbaik dan bernilai ekonomi. Para desainerfasilitator, tentunya mempunyai kewajiban profesi sebagai agen pembangunan. Keahlian mereka juga dibutuhkan untuk membantu percepatan pengembangan sumber daya manusia kreatif maupun peningkatan kualitas produk-produk kreatif di daerah-daerah di Indonesia. Badan Ekonomi Kreatif sebagai institusi milik pemerintah, memiliki beberapa tugas dan fungsi. Salah satu diantaranya yakni perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Penjabaran lebih lanjut dari perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan dapat ditempuh melalui berbagai cara. Dalam RENSTRA-nya dijabarkan mengenai fokus pengembangan ekonomi kreatif berupa pengembangan industri kreatif, peningkatan akses pembiayaan bagi pelakunya, peningkatan akses pasar, perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual dan juga penguatan institusi yang terkait dengan
Halaman | 3
ekonomi kreatif.
Salah satu cara yang ditempuh oleh Direktorat Edukasi
Kedeputian Riset,
Edukasi dan PengembanganBadan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai bentuk pelaksanaan dari tugas dan fungsi yaitu melaksanaan kegiatan IKKONdalam beberapa sub sektor yang dikembangkan
Hal.
Daftar Isi
Pengantar Daftar Isi Pendahuluan Dasar Hukum Ruang Lingkup Pengertian
IKKON
Maksud, Tujuan dan Sasaran Kriteria dan Prosedur
Kriteria
Prosedur
Penyelenggaraan
Pra Kegiatan
Kegiatan
Pasca Kegiatan
Evaluasi dan Laporan
Penutup Referensi Pendahuluan
Dalam rangka mendukung visi dan misi BEKRAF perlu dibuat program yang langsung dapat dirasakan pada tataran akar rumput; Program yang mempunyai efek pengganda yang berdampak positif secara ekonomi maupun sosial, salah satu kegiatan tersebut yaituIKKON. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan warna
bagi
sentra-sentra,
kantong-kantong,
komunitas-komunitas,
asosiasiindustri kreatif yang secara tradisi sudah eksis namun mengalami kemandegan dalam kreativitas. Dengan adanya kegiatan IKKONdiharapkan dapat menumbuhkan kembali semangat eksplorasi kreatif secara kolaboratif sehingga dapat melahirkan gagasan dan produk-produk baru yang bernilai tambah. Halaman | 4
Terkait dengan tugas, fungsi dan kewenangan Badan Ekonomi Kreatif yang dimilikinya, melalui Kedeputian Riset, Edukasi dan Pengembangan c .q. Direktorat Edukasi, menginisiasi kegiatan IKKON dengan maksud untuk: a. Mempercepat proses pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang kreatif lokal di seluruh Indonesia. b. Mempercepat peningkatan kualitas produk kreatif di daerah melalui kegiatan kolaboratif antara peserta program IKKON dengan para potensi kreatif lokal di sentra-sentra industri kreatif. c. Membantu menciptakan habitat kreatif yang kondusifdi lokasi program IKKON untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas. d. Memberikan wadah bagi para desainer / pelaku kreatif untuk menggali inspirasi-inspirasi baru dalam berkarya dari kekayaan budaya lokal. e. Membangun jejaring industri kreatif seperti kemitraan/resource sharing, information sharingdan knowledge/skill exchange antara potensi kreatif lokal serta rantai nilai lainnya yang terlibat dengan para peserta program IKKON. Secara umum, program ini akan berbentuk penempatan para peserta program IKKON untuk tinggal di sentra-sentra industri kreatif sebagai kantong komunitas ekonomi kreatif di Indonesia dengan tugas membantu mengembangkan potensi setempat melalui pendekatan kreativitas Dalam penempatan para peserta program IKKON di sentra-sentra industri kreatif tersebut, bukanlah dimaksudkan untuk menggurui namun agar terjadi kolaborasi dengan
para
pelaku
kreatif
lokal,
perajin,
produsendan
masyarakat
lainnya.Proses saling belajar akan berdampak positif bagi munculnya karya-karya kreatif baru yang bernilai tambah tanpa menghilangkan ciri-ciri kekayaan lokal. Hal lainnya yang harus dapat dicapai yaitu keberlanjutan bahwa dampak dari kegiatan tidak berakhir ketika para para peserta program IKKON sudah meninggalkan tempatnya bertugas. Sebagai langkah awal diantaranya yaitu mempersiapkan secara terstruktur langkah-langkah
yang
melibatkan
seluruh
pemangku
kepentinganuntuk
membuat pranata berupa pedoman pelaksanaan untuk menunjang program yang nantinya akan dibuat sebagai langkah nyata. Beberapa diskusi telah dilaksanakan bersama dengan unsur dari para pelaku, akademisi, dan masyarakat pemerhati ekonomi kreatif. Dari diskusi-diskusi yang telah dilakukan dalam persiapan pelaksanaan kegiatan Halaman | 5
IKKON ini, muncul berbagai pandangan yang penuh dinamika, namun pada akhirnya semua pemangku kepentingan sepakat untuk mendukung kegiatan ini dengan sepenuhnya karena bagi para peserta IKKON, kegiatan ini merupakan suatu bentuk pengabdian atas profesinya. Dasar Hukum
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang BadanEkonomi Kreatif. b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2015 Tentang PerubahanAtas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif. c. Rencana Strategis Badan Ekonomi Kreatif tahun 2015 – 2019. d. Rincian Kertas Kerja Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia melaluiDaftar IsianPelaksanaan Anggaran Nomor SP DIPA – 121.01.1.725001/2016.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Program IKKON meliputi: Subyek kegiatan ini yaitu para peserta program IKKON dalam bidang 1. Aplikasi dan pengembangan game 2. Arsitektur, 3. Desain Interior, 4. Desain komunikasi visual, 5. Desain Produk, 6. Fashion, 7. Film, Animasi dan Video, 8. Fotografi, 9. Kriya (Kerajinan Tangan), 10.Kuliner, 11.Musik, 12.Penerbitan, 13.Periklanan, 14. Seni Pertunjukan, 15.Seni Rupa, 16.Televisi dan Radio. Obyek kegiatan ini yakni para peserta program IKKON dan potensi kreatif lokaluntuk ditingkatkan kapasitasnya, dan dapat juga obyekberupa ruang untuk ditata menjadi habitat kreatif yang kondusif dalam meningkatkan kreativitas dan produktivitas.Obyek di sini tidak diartikan sebagai obyekyang pasif namun dalam pelaksanaannya diharapkan terjadi kolaborasi yang produktifsehingga terjadi hubungan yang saling membawa manfaat. Wilayah kegiatan mencakup seluruh wilayah Indonesia sesuai potensi ekonomi kreatif masing-masing.Kegiatan ini dapat dilakukan secara sendiri-sendiripada setiap sub sektor ekonomi kreatif maupun secara bersama-sama (kolaboratif).
Halaman | 6
Namun diharapkan dapat dilakukan secara terpadu dan kolaboratif sehingga dampak positif yang ditimbulkan akan lebih besar. Lingkup waktu kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dengan periode waktu yang disesuaikan dengan kondisi tempat di mana kegiatan akan diadakan. Namun yang harus menjadi catatan, para peserta program IKKONharus menetap dan berinteraksi secara langsung dengan potensi-potensi lokal yang ada di lokasi, bukan sekedar melakukan kunjungan.
Direktorat Edukasi BEKRAF bertindak sebagai penyelenggara baik dalam pesiapan, pelaksanaan dan pasca kegiatan serta sebagai fasilitator dalam penciptaan kebijakan-kebijakan yang menunjang kegiatan ini.
Melakukan monitoring dan evaluasi pra kegiatan, kegiatan dan pasca kegiatan program IKKON
Pengertian IKKON
IKKON(Inovatif dan Kreatif Kolaborasi Nusantara) merupakan sebuah program yang menempatkan seseorang atau sekelompok pelaku kreatif yang disebut sebagai para peserta program IKKONpada suatu wilayah tertentu untuk mendorong dan membantu pengembangan potensi ekonomi kreatif local.Dalam pelaksanaannya diharapkan para peserta program IKKONdan masyarakat dapat saling berbagi, berinteraksi, bereksplorasi dan berkolaborasi sehingga masingmasing pihak yang terlibat dapat saling memperoleh manfaat.
Halaman | 7
Maksud,
tujuan
sasaran
dan
Adapun maksud, tujuan dan sasaran Pedoman IKKONyaitu: Maksud:
Sebagai pedoman operasional bagi aparatur pemerintah sampai ke tingkat Dinas di provinsi dan kabupaten/kota yang berkoordinasi dengan BEKRAF dalam pelaksanaanprogramIKKON.
Sebagai rujukan bagi instansi yang terkait dengan pengembangan sumber daya insani melalui kegiatan IKKON,sehingga tercipta kolaborasi serta sinergi yang positif dalam pembangunan ekonomi kre atif di seluruh Indonesia.
Arahan dan rujukan bagi para pemangku kepentingan.
Tujuan
Meningkatkan kapasitas SDM setempat, peningkatan kualitas produk lokal yang khas dan berdaya saing serta terciptanya ekosistem kreatif yang kondusif di wilayah setempat.
Menjadi wadah bagi para peserta pelaku ekonomi kreatif untuk lebih memahami potensi lokal sebagai sumber inspirasi dalam berkarya serta menciptakan kolaborasi dalam berkarya yang saling membawa manfaat bagi kedua belah pihak.
Berpotensi menyediakan bahan kajian untuk Pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait pengembangan ekonomi kreatif di daerah berdasarkan isu-isu yang didapat dari program IKKON
Sasaran
Wilayah
Indonesia
yang
memiliki
potensi
ekonomi
kreatif
untuk
dikembangkan.
Para peserta program IKKON dan pelaku k reatif lokal
Prosedur Komposisi Tim
Tim program IKKON terdiri dari antara lain :
Mentor
Ketua Tim
Desainer Mode
Desainer Produk
Desainer Komunikasi Visual
Desainer Interior
Arsitek
Antropolog
Halaman | 8
Fotografer dan Videografer
Desainer Web
Programmer
Ahli Komunikasi
Penulis / blogger *) komposisi ini dapat berubah sesuai kebutuhan
KRITERIA PESERTA Kriteria peserta programIKKON antaralain :
Individu atau kelompok yang memiliki rekam jejak, baik pengalaman, pengetahuan maupun pekerjaan di dunia ekonomi kreatif termasuk infrastrukturnya (pranata) dalam konteks pengembangan ekonomi kre atif;
Memiliki minat dan komitmen yang kuat untuk berkontribusi pada pengembangan ekonomi kreatif dan bersedia bekerja sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam program IKKON.
Dapat bekerja dalam tim.
DEFINISI MENTOR Mentor program IKKON yaitu :
Seorang pelaku kreatif yang mampu memahami potensi, mengembangkan keterampilan, membagikan pengetahuan dan memberikan pandangan yang berharga kepada para peserta.
KRITERIA MENTOR Kriteria Mentor IKKON, antara lain :
Berpengalaman lebih dari 10 tahun di bidang keahliannya dan bersedia menjadi pendamping peserta program IKKON dengan rekam jejak, baik pengalaman, pengetahuan maupun pekerjaan di dunia ekonomi kreatif termasuk infrastrukturnya (pranata) dalam konteks pengembangan ekonomi kreatif;
Menyatakan kesediaannya secara tertulis untuk menjadi mentor sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
KRITERIA LOKASI
Kriteria LokasiIKKON antara lain :
Mempunyai potensi produk, potensi alam, seni budaya dan ruang yang dapat dikembangkan melalui pendekatan penguatan ekosistem ekonomi kreatif
Mendapatkan dukungan penuh dari kepala daerah provinsi, kabupaten/kota dan pemangku kepentingan setempat.
Halaman | 9
KRITERIA OBJEK
Kriteria Obyek IKKON antara lain :
Pelaku ekonomi kreatif lokal yang akanmenjadi mitra kolaborasi potensial bagi para peserta program IKKON.
Prinsip kolaborasi dan pemberdayaan menjadi kriteria penting dalam program ini karena tidak ingin menjadikan potensi lokal semata-mata sebagai obyek eksploitasi.
PROSEDUR
Prosedur pelaksanaan IKKONyaitu : Panitia Pengarah :
Pembentukan Panitia Pengarah(Steering Committee)IKKONyang terdiri dari BEKRAF, Asosiasi Profesi, Komunitas dan Akademik.
Penentuan lokasiIKKONberdasarkan permintaan dari Pemerintah Daerah atas persetujuan BEKRAF.
Panitia pengarah menugaskan tim pelaku kreatif yang sudah dibentukuntuk melakukan koordinasi dengan K/L lain dan PEMDA survei pendahuluan dalam memetakan dan mengidentifikasi potensi dan kondisi wilayah yang menjadi calon tempat kegiatan Program IKKON. Sekaligus melakukan kegiatan sosialisasi dan komunikasi kegiatan program IKKON ke seluruh pemangku kepentingan.
Melakukan MoU atau bentuk perjanjian lainnya dengan pemerintah daerah yang terpilih menjadi lokasiIKKON.
Membentuk Panitia PelaksanaIKKONyang akan menjalankan tugas harian dan bertanggung jawab kepada Panitia Pengarah.
Panitia Pelaksana :
Panitia pelaksana membentuk kepanitiaan sesuai dengan kebutuhan dan membuat program kerja kegiatan Program I KKON.
Panitia pelaksanaIKKONmenjalankan tugas harian dan bertindak sebagai koordinator pelaksana. Panitia Kerja bertanggung jawab kepada Panitia Pengarah.
Peserta Program IKKON:
Peserta program IKKON diutamakan adalah alumni hasil seleksi yang dilakukan oleh Direktorat Edukasi BEKRAF atau pelaku kre atif yang berminat dan sudah menjalani tahap seleksi sesuai peraturan yang ditentukan.
Para peserta program IKKONakan diikat dalam kontrak kerja yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Peserta program IKKON akan bertugas selama masa kontraknya dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan dan disetujui o leh Panitia Pengarah.
Setiap calon peserta IKKON akan melalui tahapan:
Halaman | 10
o
Asesmen
o
Pembekalan
o
Penentuan Lokasi Penempatan
o
Koordinasi dengan pemangku kepentingan/PEMDA setempat
o
Pembuatan Program Kerja
o
Pelaksanaan
o
Monitoring dan Evaluasi
Portal Online Live in Desainer
Untuk mempermudah komunikasi seluruh pemangku kepentingan kegiatan IKKONperlu dibuat portal online.
Penyelenggaraan
Pra-kegiatan
Perekrutan peserta IKKON berdasarkan hasil asesmen
Pembekalan para peserta program IKKON sebelum diterjunkan di lokasi kegiatan.
Penandatanganan: o
Kontrak antara BEKRAF dengan peserta IKKON
o
MOU antara BEKRAF dengan PEMDA
Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah daerah tempat dilaksanakannya program IKKON
Pembuatan program kerjadan target kegiatan oleh timpeserta program IKKON termasukpengadaan peralatan dan perlengkapan untuk menunjang kegiatan Program IKKON
Melakukan proses pendokumentasian saatpra kegiatan. Pelaksanaan Kegiatan
Para peserta program IKKON ke lokasi untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu dan menjalankan kegiatan yang telah diprogramkan.
Para peserta program IKKON berkolaborasi dengan para pelaku kreatiflokal untuk mengembangkan potensi kreatifnya tanpa menghilangkan ciri-ciri lokalnya yang khas sehingga potensi tersebut dapat menjadi bernilai tambah.
Para peserta program IKKONdiwajibkan membuat catatan harian kemajuan program kegiatan yang diampunya dan mengunggahnya ke portal onlineIKKON secara berkala.
Melakukan proses pendokumentasian kegiatan
Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
Halaman | 11
Pasca Kegiatan
Mensosialisasikan hasil-hasil dariProgram IKKON melalui pameran di lokasi masing-masing yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.
Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan K/L, pemerintah daerah, instansi-instansi lainnya baik pemerintah maupun swasta untuk melakukan tidak lanjut terhadap hasil-hasil dari Program IKKON.
Melakukan kegiatan promosi dalam rangka komersialisasi dari hasil-hasil Program IKKON, misal melalui pameran dagang dan kegiatan-kegiatan lainnya baik online maupun offline
Melakukan proses pendokumentasian pasca kegiatan.
Melakukan monitoring dan evaluasi keseluruhan.
Evaluasi dan Pelaporan
Pembuatan laporan dari peserta kegiatan IKKON kepada panitia pelaksana secara berkala (tiap bulan) dan laporan akhir
Pembuatan laporan dari panitia pelaksana setiap lokasi kegiatan IKKON kepada Panitia pengarah secara berkala dan di akhir kegiatan.
Panitia pengarah membuat laporan akhir program kegiatan IKKONsecara keseluruhan yang ditujukan kepada Kepala Badan Ekonomi Kreatif
Penutup
Ketentuan dan sistematika pelaporan akan ditentukan kemudian
IKKONmerupakan kegiatan yang perlu dilakukan secara berkesinambungan di berbagai wilayah Indonesia untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatifsetempat.
Direktorat
Edukasi
sebagai
Pembina
memiliki
kewenangan
untuk
menetapkan IKKONsebagai program jangka menengah. Referensi
Depdiknas (2006).Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ed. Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka Departemen Perdagangan (2008). Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 - Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015. Jakarta: Depdag Echols, John M., Hassan Shadily (2005). Kamus Inggris-Indonesia (cet. XXVI). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama IAI (2007). Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Arsitek, Jakarta: Ikatan Arsitek Indonesia. BEKRAF (2012). Renstra Badan Ekonomi Kreatif 2012-2014. Jakarta: BEKRAF.
Halaman | 12
Simon, H. A. (1996). The Sciences of the Artificial (Ed. Ketiga.). Cambridge, MA: MIT Press Website: http://id.wikipedia.org/wiki/Desain
Jakarta, 4 Juni 2016
Halaman | 13