ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PARASIT : PEDIKULOSIS D I S U S U N OLEH KELOMPOK VI
AHMAD PRIYANI
YUNIMAN NAZARA JENI CORY HENI KRISTIANI LAIA NURLINA JOAN KRISNA SAPRI SIHOMBING
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2013/2014
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Parasit adalah organisme yang hidup dari makhluk hidup lainnya. Manusia adalah tuan rumah bagi banyak parasit, yang dapat hidup di dalam tubuh atau pada kulit. Parasit ini menggunakan tubuh manusia untuk mendapatkan makanan dan untuk mereproduksi, dan dalam tawar-menawar menyebabkan masalah kesehatan manusia yang terinfeksi. parasit terdapat di seluruh dunia dan banyak orang menderita infeksi parasit kulit. Sebagai contoh, sekitar 6 untuk 12 juta orang di seluruh dunia mendapatkan kutu setiap tahun dan di Amerika Serikat. Banyak penyakit penyakit kulit yang disebabkan disebabkan oleh parasit contohnya contohnya yaitu pedicolosis. Pedicolosis adalah penyakit yang juga disebabakan oleh parasit obligat pediculus humanis yang menyerang pada kulit badan, kulit kepala, rambut dan daerah pubis. Persentase penderita pediculus di Indonesia 20% pada tahun 2002-2009 dalam penelitian pediculosis di rumah sakit Dr.Soetomo Surabaya menunjukan penderita pediculosis 0,5% pada tahun 1999-2003. 1999-2003. Perawat merupakan bagian dari tim kesehatan yang memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan intervensi kepada pasien, sehingga fungsi dan peran perawat dapat dimaksimalkan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap penderita seperti memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesehatan fisik, perawat juga dapat melakukan pendekatan spiritual, psikologis dan mengaplikasikan fungsi edukatornya dengan memberikan penyuluhan kesehatan terhadap penderita sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga yang nantinya diharapkan dapat meminimalisir resiko maupun komplikasi yang mungkin muncul dari skabies dan pediculosis tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat materi skabies dan pediculosis dalam penulisan makalah ilmiah. 2
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pada pasien pediculosis 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu :
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian pediculosis
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penyebab penyebab pediculosis
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien pediculosis
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada pasien dengan pediculosis
C. METODE PENULISAN
Penulisan makalah ini menggunakan metode diskritip melalui pendekatan studi kasus yang meliputi pengumpulan data, analisa data, dan menarik kesimpulan. Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan sumber-sumber lain (internet) yang berhubungan dengan judul dan permasalahan.
3
BAB II LANDASAN TEORITIS MEDIS
A. KONSEP DASAR PENYAKIT PEDIKULOSIS
Pedikulosis
adalah
infeksi
kulit/rambut
pada
manusia
yang
disebabkan
olehPediculus tergolong famili Pediculidae (Ronnny P Handoko). Sedangkan menurut Brunner & Suddart, 2002 pedikulosis adalah infeksi kutu yang mengenai kepala, badan, dan pubis, mengenai daerah-daerah yang berambut. Dan menurut Arif Monsjoer, 2002 Pedikulosis Pedikulosis adalah infeksi kulit dan rambut pada manusia yang disebabkan oleh parasit obligat pediculus humanis. Jadi, dapat disimpulkan pengertian pedikulosis yaitu infeksi yang terjadi pada kulit manusia baik itu kulit badan, kulit kepala dan kepala serta pada daerah pubis yang disebabkan oleh parasit obligat pediculus humanis. Dan pedikulosis terdiri dari kapitis, korporis, dan pubis.
1. Pedikulosis Kapitis.
Pedicolosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut pediculls humanus capitis pada kulit kepala. Tuma betina akan meletakkan telur-telurnya ( nits ) didekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut dengan suatu subtansi yang liat. Telur akan menetas menjadi tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturitasnya dalam tempo 2 minngu. Penyakit ini terutama menyerang anak usia muda dan cepat meluas dalam lungkungan hidup yang padat, misalnya di asrama dan panti asuhan. Cara penularannya biasanya melalui perantara benda, misalnya sisir, bantal, kasur, topi, dan lain-lain. Tambahan pula dalam kondisi hygiene kurang baik, misalnya jarang membersihkan rambut atau rembut yang relatif susah dibersihkan (seperti rambut yang panjang dan tebal pada wanita). 4
a. Etiologi
Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan jika sudah menghisap darah. Terdapat 2 jenis kelamin jantan dan betina, yang betina ukuran panjang 1,2-3,2 mm dan lebarnya lebih kurang ½ panjangnya, panjangnya, jantan lebih kecil dan jumlahnya lebih sedikit dibanding betina.
Gambar Pediculls Humanus Capitis Jantan
Gambar Pediculls Humanus Capitis Betina Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur (nits) diletakkan disepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti makin ke ujung terdapat telur yang matang. b. Patofisiologi.
5
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilang kan rasa gatal. Gatal tersebut timbuk karena pengaruh liur dan ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit waktu menghisap darah. PATHWAY PEDIKULOSIS
pediculus humanus var capitis
menyerab kulit kepala
pediculus humanus var capitis betina menetaskan telurnya
telur melekat pada rambut
menetas dalam 2 minggu
pediculus humanus var capitis muda
menghisap dan menggigit kulit kepala
gatal GANGGUAN RASA NYAMAN
klien menggaruk kulit
ulkus, erosi ekskovrasi
KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
RESIKO TINGGI INFEKSI
Skema Patofisiologi Pedikulosis 2.2
c. Manifestasi Klinis.
Gejala awal berupa gatal, terutama pada daerah oksiput dan temporal serata dapat meluas ke seluruh kepala. Kemudian karena garukan, terjadi erosi, ekskoirasi, dan infeksi sekunder (pus, krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal akibat banyaknya 6
pus dan krusta (plikapelonika), berbau busuk, disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular). d. Pemeriksaan Penunjang.
Diagnosis pasti adalah menemukan kutu atau telur, terutama dicari di daerah oksiput dan temporal. Telur berwarna abu-abu dan berkilat. e. Diagnosis Banding
Tinea Kapitis.
Pioderma (Impetigo krustosa)
Dermatitis seboroika.
f. Penatalaksanaan.
Pengobatan bertujuan memusnahkan semua kutu dan telur serta mengobati infeksi sekunder. Pengobatan yang dianggap baik ialahmalathoin 0,5% atau 1% dalam bentuk losio atau spray, tetapi sukar didapat. Cara pemakaian : malam sebelum tidur cuci rambut dengan sabun kemudian oleskan losio malathion dan tutup kepala dengan kain. Keesokkan harinya cucui rambut dengan sabun lalu sisir dengan serit (sisir halus dan rapat). Pengobatan dapat diulangi lagi seminggu kemudian jika masih terdapat kutu atau telur. Obat yang mudah didapat dan cukup efektif ialah krim gameksan 1%.Cara pemakaian : oleskan merata pada tiap helai rambut dan diamkan selama 12 jam, cuci dan sisir rambut dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jiak msih terdpat telur, seminggu kemudian ulangi dengan cara yang sama. Obat lain ialah emulsi benzil benzoat 25%, dipakai dengan cara yang sama. Pada keadaan infeksi sekunder berat sebaiknya rambut dicukur, diobati dengan antibiotik sistemik dan topikal, lalu disusul dengan obat kutu dalam bentuk sampo. Hygiene merupakan syarat supaya tidak terjadi residif.
2. Pedikulosis Korposis 7
a. Pengertian.
Infeksi kulit disebabkan oleh Pediculus humanus var. corporis. Penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa terutama pada orang dengan hygiene yang buruk, misalnya penggembala, disebabkan mereka jarang mandi atau jarang mengganti dan mencuci pakaian. Maka itu penyakit ini sering disebut dise but penyakit vagabound. Hal ini disebabkan dis ebabkan kutu tidak melekat pada kulit, tetapi pada serat kapas disela-sela lipatan pakaian dan hanya transien ke kulit untuk menghisap darah.
Penyebaran penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah beriklim dingin karena orang memakai baju yang tebal dan jarang dicuci. Cara penyebaran dapat melalui pakaian maupun kontak langsung. Pada orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat pada rambut tersebut dan dapat ditularkan. b. Etiologi
Pediculus humanus var. corporis mempunyai 2 jenis kelamin, yaitu jantan dan betina, yang betina berukuran panjang 1,2-4,2 mm dan lebar kira-kira setengah panjangnya, sedangkan yang jantan lebih kecil. Siklus hidup dan warna kutu ini sama dengan yang ditemukan pada kutu kepala. c. Patofisologi
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh liur dan ekskreta dari kutu pada waktu menghisap darah. d. Manifestasi Klinis
8
Daerah kulit yang terutama terkena adalah bagian yang paling terkena pakaian dalam ( leher, badan, dan paha ). Kutu badan terutama hidup dalam pelipit pakaian dan ditempat ini, kutu melekat erat sementara menusuk kulit penderita dengan probosisnya. Gigitan kutu menyebabkan titik-titik pendarahan yang kecil dan khas. Ekskoryasi yang menyebar luas dapat terlihat sebagai akibat dari rasa gatal dan perbuatan menggaruk yang intensif, khususnya pada badan serta leher. Diantara lesi sekunder yang ditimbulkan terdapat guratan linier garukan yang paralel dan ekzema dengan derajat ringan. Pada kasus yang menahun, kulit pasien menjadi kebal, kering dan bersisik dengan daerah-daerah yang berpigmen serta berwarna gelap. e. Pemeriksaan Penunjang
Menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian. f. Diagnosis Banding
Neurotic excoriation. g. Penatalaksanaan
Pengobatannya ialah dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu mandi. Jika belum sembuh diulangi 4 hari kemudian. Obat lain ialah emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu. Jika terdapat infeksi s ekunder, obati dengan antibiotik secara sistemik dan topikal.
3. Pedikulus Pubis a. Definisi
Pedikulus pubis ini ialah infeksi rambut didaerah pubis dan disekitarnya oleh Phthirus pubis. Pedikulus pubis dulu dianggap Phthirus pubissecara morfologi sama dengan Pediculus, maka
itu
di
namakan
jugaPediculus
pubis.
Tetapi
ternyata
morfologi
keduanya
berbeda,Phthirus pubis lebih kecil dan lebih pipih. 9
Penyakit ini mengenai orang dewasa dan dapat digolongkan dalam PMS serta dapat pula mengenai jenggot dan kumis. Infeksi ini juga dapat terjadi pada anak-anak, yaitu di alis dan bulu mata (misalnya blefaritis) dan pada tepi batas rambut kepala. Cara penularan umumnya dengan kontak langsung. b. Etiologi
Penyebab penyakit ini ialah Phthirus pubis. Kutu ini mempunyai 2 jenis kelamin, yang betina lebih besar dari pada jantan, panjangnya sama dengan lebar ialah 1-2 mm
Gambar Phthirus Pubis
c.
Patofisiologi
Gatal yang timbul sama dengan proses pada pedikulosis yang lainnya.
10
PATHWAY PEDIKULOSIS Agen
Transmitter
Kontak langsung
kontak tidak langsung
host Menyerang kulit badan dan pubis
Menggigit dan menghisap darah
Mengeluarkan Liur dan eksreta melekat pada kulit pubis
GANGGUAN RASA NYAMAN
Gatal
Gangguan Pola Tidur
Bercak-bercak kemerahan dan keabuan pada kulit badan dan pubis Kura Kuran n Pen Pen etahu tahuan an
GANGGUAN BODY IMAGE
Terjadi Kerusakan Integritas Kulit
11
d.
Manifestasi Manifestasi Klinis
Gejala utama adalah gatal di daerah pubis dan di sekitarnya, dapat meluas sampai ke abdomen dan dada, dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut sebagai makula serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata biasa dan susah untuk dilepaskan karena kepalanya di masukkan ke dalam muara folikel rambut. Gejala patogenomonik lainnnya adalah black dot, yaitu bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna putih yang terlihat saat bangun tidur. Bercak hitam ini merupakan krusta yang berasal yang sering di interprestasikan salah sebagai hematuria. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.
e. Pemeriksaan Penunjang.
Menemukan telur atau kutu dalam bentuk dewasa. f.
Diagnosis Banding
Ø Dermatomikosis
Ø Dermatitis seboroika
g. Penatalaksanaan
Pengobatannya sama dengan pengobatan pedikulosis korporis, yaitu krim gameksan 1% atau emulsi benzil benzoat 25% yang dioleskan dan didiamkan selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari kemudian, jiak belum sembuh. Sebaiknya rambut kelamin dicukur, pakaian dalam direbus atau disetrika. Mitra seksual harus pula diperiksa dan jika perlu di obati.
12
Cara penularan
a.
Pedikulosis Capitis
Pada lingkungan yang padat, anak-anak, cara penularannya melalui benda perantara, misalnya : sisir, bantal, kasur, topi, sikat rambut, wig, bantal dan sprei. b.
Pedikulosis Corpotis
Pada orang dewasa dengan hygiene yang buruk (jarang mandi/ganti pakaian), cara penularannya dapat melalui pakaian maupun kontak kontak langsung. c.
Pedikulosis Pubis
Pada orang dewasa, PMS serta mengenai jenggot dan kumis, pada anak-anak pada alis / bulu mata. Cara penularannya umumnya kontak langsung, hubungan seks atau den gan benda seperti pakaian, handuk dan sprei.
13
BAB III LANDASAN TEORITIS KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN P ENGKAJIAN
1. Identitas klien Indentitas terdiri dari nama, jenis kelamin, agama, suku, pekerjaan, status, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no bed, nama ruangan dan diagnosa medis. 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan saat didata. Klien merasakan gatal, ketidaknyaman pada kulit, tidak bisa tidur akibat gatal yang dirasakan. Kulit klien tampak kemerahan, terdapat ulkus dan erosi. b. Riwayat kesehatan masa lalu Tidak menjaga kebersihan badan, rambut dan pubis ( personal hiygine yang buruk ) c. Data sosial Hubungan klien dengan keluarga dan perawat baik tetapi hubungan dengan masyarakat kurang baik karena klien merasa malu akibat pen yakit yang diderita. d. Data biologis
Nutrisi Penderita tidak nafsu makan akibat penyakit yang diderita.
Istirahat tidur Penderita kurang tidur akibat rasa gatal gatal yang diderita
Eliminasi Pola eliminasi teratur.
Personal hygnies. Personal hygnies klien buruk.
Pola aktifitas. Aktivitas terhambat akibat penyakit yang diderita. 14
Pemeriksaan Fisik o
Keadaan umum: keadaan umum klien lemah
o
Kesadaran: composmetis
o
Kulit: Pada klien dengan skabies, terdapat terowongan dan di ujungnya ada papul dan vesikel pada daerah-daerah tertentu.
o
Turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa dan kulit kering, kulit terasa kasar.
o
Kulit kepala: Pada klien Pedicolosis ditemukan ditemukan telur-telur dirambut pada oksiput terdapat kurang dari 10 ekor kutu dewasa dan ditemukan impetigo sekunder dan furunkulosis.
o
Badan: pada penderita pedicolosis terlihat bekas garukan sejajar, perubahan perubahan urtikaria, papula erithematosa yang awet, lesi tampak jelas
o
Pubis: Pada penderita pedicolosis rambut pubis didapatkan phthirus pubis dan ditemukan noktah-noktah hitam kecil yang merupakan titik-titik darah dan terdapat dalam jumlah banyak.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada klien skabies dan pediculus yaitu:
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya erosi
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer yang tidak baik.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritas/gatal.
Gangguan body image berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder.
15
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No 1
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Rencana Intervensi
Rasional
Kerusakan
Tidak terjadinya
Anjurkan kepada
Menggaruk
bisa
integritas kulit
gangguan integritas
klien untuk berhenti
menyebabkan erosi
berhubungan
kulit
menggaruk
pada kulit
dengan adanya
Setelah dilakukan
Jaga agar kuku selalu
erosi
tindakan keperawatan terpangkas
Pemotongan kuku
selama 3x24 jam
akan
dengan kreteria hasil:
kerusakan
Integritas kulit
karena garukan
mengurangi kulit
membaik ditandai dengan tidak tampak terjadinya erosi
Menghilangkan
Kolaborasi pemberian
obat erosi pada kulit
topical
2.
Resiko infeksi
Mengindentifikasi
observasi tanda-tanda
berhubungan
intervensi untuk
infeksi
dengan
mencegah atau
peradangan
tidakadekuatnya
menurunkan resiko
Lakukan pemakaian
pertahanan primer
infeksi setelah
kompres
dilakukan tindakan
seperti
keperawatan selama
diprogramkan untuk
3x24 jam dengan
mengurangi intensitas
kreteria hasil:
inflamasi
dan
basah yang
Tidak terjadi infeksi
Demam terjadi
karena
adanya infeksi Kompres
basah
akan menghasilkan pendinginan lewat pengisapan
yang
menimbulka vasokonstriksi pembuluh kulit
dengan tidak adanya
dapat
darah dengan
demikian
tanda-tanda infeksi
akan
mengurangi eritema
serta
produk serum Kolaborasi pemberian antibiotik 3.
Gangguan
Pencegahan terjadinya infeksi
pola
Kebutuhan istirahati
Lakukan pengkajian
Memberikan
tidur berhubungan
tidur dapat terpenuhi
masalah gangguan
informasi dasar
dengan gatal yang
setelah dilakukan
tidur klien,
dalam menentukan
Dirasakan
tindakan 2x24 jam
krakteristik,
intervensi 16
dengan kreteria hasil: penyebab gangguan
keperawatan
Klien mencapai tidur
tidur
Meningkatkan
yang nyenyak
Siapkan tempat
kenyamanan saat
tidur, batal dan
tidur
selimut yang nyaman dan bersih
Kafein menghilangkan rasa
Hindari minuman
ngantuk
yang mengandung kafein menjelang
Mengurangi rasa
tidur
gatal
Kolaborasi pemberian obat 4
Gangguan
body
Tidak terjadi
antihistamin Kaji psikososial perkembangan klien
Terdapat hubungan
image
gangguan citra tubuh
berhubungan
Setelah dilakukan
perkembangan,
dengan perubahan
tindakan keperawatan
citra diri, reaksi,
penampilan
selama 3x24 jam
serta pemahaman
sekunder
dengan kreteria hasil: - klien dapat menerima keadaan dirinya - klien tidak malu bersosialisasi dengan orang lain
Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan tentang perubahan citra tubuh -dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri
antara psikososial
klien terhadap kondisi kulitnya Pasien memerlukan pengalaman didengarkan dan dipahami Meningkatkan
penerimaan klien Beri nasehat kepada terhadap dirinya klien mengenai caracara perawatan kosmetik untuk Pendekatan dan menyembuyikan sasaran yang positif kondisi kulit yang sering kali abnormal, mendorong sosialisai membantu klien dengan orang lain, dalam peningkatan dan bantu pasien penerimaan diri dan kearah penerimaan sosialisasi diri
D. EVALUASI KEPERAWATAN
17
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses keperawatan dimana pada tahap ini perawat mempertimbangkan efektif tidaknya tindakan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi yang dapat dilakukan pada implamentasi keperawatan diatas yaitu: a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya erosi, Integritas kulit klien membaik, tidak terdapat ulkus dan erosi. b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer, Tidak terdapat tanda-tanda infeksi. c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal yang dirasakan, Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi, klien dapat tidur dengan nyenyak dan rasa gatal berkurang atau hilang. d. Gangguan body image yang berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder, Klien dapat menerima keadaan diri dan tidak malu untuk bersosialisasi kepada orang lain.
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil pengkajian diatas maka kesimpulan yang dapat kami ambil yaitu :
Dalam melaksanakan perawatan pada penderita scabies kita dapat mendokumentasikan setiap klien yang akan diberikan pengobatan.
Setiap perawat perlu memperhatikan keadaan klien setiap saat.
Beberapa masalah dapat didefinisikan pada klien sehubungan dengan penyakitnya.
B. SARAN
a. Untuk Perawat 18
Perawat harus bisa memahami bagaimana cara menangani klien dengan penyakit pedikulosis, dan melakukan pengkajian. pengkajian. b. Untuk instansi Untuk
pencapaian
kualitas
keperawatan
secara
optimal
sebaiknya
proses
pengobatan,
sebab
keperawatan selalu dilaksanakan secara berkesinambungan. c. Untuk klien dan keluarga Perawatan
tidak
kalah
pentingnya
dibanding
dengan
bagaimanapun teraturnya pengobatan yang diberikan tanpa perawatan yang sempurna maka penyembuhan yang diharapkan tidak akan tercapai. oleh sebab itu perlu adanya penjelasan baik pada klien maupun keluarganya mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan. d. Untuk Mahasiswa. Mahasiswa harus bisa mengetahui konsep dasar penyakit pediculus dan asuhan keperawatan untuk menangani dan mencegah. e. Masyarakat Agar masyarakat bisa memahami gejala dan pencegahan pada penyakit pediculus DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk.2000. Kapita Kapita Selekta Kedokteran.Media Kedokteran.Media Aesculapius Fak.Kedokteran UI:Jakarta Djuanda, Adhi.1993. Ilmu Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Gaya Kelamin.Gaya Baru:Jakarta Harahap, Marwali.2000. Ilmu Ilmu Penyakit Kulit .Hipokrates:Jakarta .Hipokrates:Jakarta Siregar, R.S.1996.Saripati R.S.1996. Saripati Penyakit Kulit .EGC: .EGC: Jakarta Doenges, Marilynn E.2002. Rencana Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.EGC:Jakarta 3 .EGC:Jakarta Herdman, T.Heather.2010. Diagnosis Diagnosis Keperawatan NANDA Internasional Internasional .EGC:Jakarta .EGC:Jakarta http://ners-novriadi.blogspot.com/2012/07/pedikulodis-dan-skabies.html
19