A. Patogen Patogenesis esis dan Patofis Patofisiolo iologi gi Hipertens Hipertensii
Mekanisme terjadinya hipertensi essensial dapat diperngaruhi oleh berbagai macam fakt faktor or seper seperti ti sist sistem em reni renin n angi angiot oten ensi si,, sist sistem em sara saraff otono otonom m dan fakt faktor or lain lainny nya. a. Mekanisme terjadinya hipertensi essensialdiantaranya adalah: 1.
Curah jantung dan tahan hanan perifer Keseim Keseimbang bangan an curah curah jantun jantung g dan tahanan tahanan perife periferr sangat sangat berpeng berpengaru aruh h terhadap kenormalan tekanan darah. Pada sebagian besar kasus hipertensi esensial curah jantung jantung biasanya biasanya normal tetapi tahanan perifernya perifernya meningkat. meningkat. Tekanan Tekanan darah ditentukan oleh konsentrasi sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil. Peningka Peningkatan tan konsent konsentras rasii sel otot otot halus halus akan akan berpen berpengar garuh uh pada pening peningkat katan an konsentrasi kalsium intraseluler. Peningkatan konsentrasi otot halus ini semakin lama lama akan akan mengaki mengakibat batkan kan penebal penebalan an pembulu pembuluh h darah darah arteri arteriol ol yang yang mungki mungkin n dimediasi oleh angiotensin yang menjadi aal meningkatnya tahanan perifer yang irreversible !"ray, etal . #$$%&.
#.
'istem (enin)* n)*ngio giotensin "injal "injal mengont mengontrol rol tekana tekanan n darah darah melalu melaluii pengat pengatura uran n +olume +olume cairan cairan ekstraselul ekstraseluler er dan sekresi sekresi renin. renin. 'istem 'istem (enin)*ngiot (enin)*ngiotensin ensin merupakan sistem sistem endokrin yang penting dalam pengontrolan tekanan darah. (enin disekresi oleh jutaglomerulusaparantus ginjal sebagai respon glomerulus respon glomerulus under perfusion atau penurunan asupan garam, ataupun respon dari sistem saraf simpatetik !"ray, etal.#$$%&. etal.#$$%&. Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin -- dari angiotensin - oleh angiotensin I-convertingenzyme !*C&. *C memegang peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. /arah mengandung angiotensinogen yang diproduksi hati, yang oleh hormon renin !diproduksi oleh ginjal& akan diubah menjadi angiotensin - !dekapeptida yang tidak aktif&. 0leh *C yang terdapat di paru)paru, angiotensin - diubah menjadi angiotensin -!oktapeptida yang sangat aktif&. *ngiotensin -- berpotensi besar meningkatkan tekanan darah karena bersifat sebagai vasoconstrictor melalui dua jalur, yaitu: a. Meni Meningk ngkat atkan kan sekr sekres esii hormo hormon n anti antidi diur uret etik ik !*/ !*/&& dan rasa rasa haus haus.. */ diprod diproduks uksii di hipota hipotalam lamus us !kelen !kelenjar jar pituit pituitari ari&& dan bekerja bekerja pada pada ginjal ginjal untuk untuk
mengatur osmolalitas dan +olume urin. /engan meningkatnya */, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh !antidiuresis& sehingga urin menjadi pekat
dan
tinggi
osmolalitasnya.
2ntuk
mengencerkan,
+olume
cairan
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian instraseluler. *kibatnya +olume darah meningkat sehingga meningkatkan tekanan darah !"ray, etal . #$$%&. b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. *ldosteron merupakan hormon steroid yang berperan penting pada ginjal. 2ntuk mengatur +olume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi 3aCl !garam& dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. 3aiknya konsentrasi 3aCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan +olume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan +olume dan tekanan darah !"ray,etal . #$$%&. 4.
'istem 'araf 0tonom 'irkulasi sistem saraf simpatetik dapat menyebabkan +asokonstriksi dan dilatasi arteriol. 'istem saraf otonom ini mempunyai peran yang penting dalam mempertahankan tekanan darah. ipertensi dapat terjadi karena interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin)angiotensin bersama 5 sama dengan faktor lain termasuk natrium, +olume sirkulasi, dan beberapa hormon !"ray, etal . #$$%&.
6.
/isfungsi ndotelium Pembuluh darah sel endotel mempunyai peran yang penting dalam pengontrolan pembuluh darah jantung dengan memproduksi sejumlah +asoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. /isfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer. 'ecara klinis pengobatan dengan antihipertensi menunjukkan perbaikan gangguan produksi dari oksida nitrit !"ray, etal . #$$%&.
%.
'ubstansi +asoaktif 7anyak sistem +asoaktif yang mempengaruhi transpor natrium dalam mempertahankan tekanan darah dalam keadaan normal. 7radikinin merupakan +asodilator
yang
potensial,
begitu
juga
endothelin.
ndothelin
dapat
meningkatkan sensitifitas garam pada tekanan darah serta mengaktifkan sistem
renin)angiotensin lokal. Arterial natriuretic peptide merupakan hormon yang diproduksi di atrium jantung dalam merespon peningkatan +olum darah. al ini dapat meningkatkan ekskresi garam dan air dari ginjal yang akhirnya dapat meningkatkan retensi cairan dan hipertensi !"ray, etal . #$$%&. 8. iperkoagulasi Pasien dengan hipertensi memperlihatkan ketidaknormalan dari dinding pembuluh
darah
!disfungsi endotelium atau kerusakan
sel endotelium&,
ketidaknormalan faktor homeostasis, platelet, dan fibrinolisis. /iduga hipertensi dapat menyebabkan protombotik dan hiperkoagulasi yang semakin lama akan semakin parah dan merusak organ target. 7eberapa keadaan dapat dicegah dengan pemberian obat anti)hipertensi !"ray, etal . #$$%&. 9. /isfungsi diastolik ipertropi +entrikel kiri menyebabkan +entrikel tidak dapat beristirahat ketika terjadi tekanan diastolik. al ini untuk memenuhi peningkatan kebutuhan input +entrikel, terutama pada saat olahraga terjadi peningkatan tekanan atrium kiri melebihi normal, dan penurunan tekanan +entrikel !"ray,etal . #$$%&. Komplikasi
ipertensi yang terjadi dalam kurun aktu yang lama akan berbahaya sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. 'ebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya ! "ray, etal. #$$%& ipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. 7eberapa penelitian menemukan baha penyebab kerusakan organ)organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin --, stress oksidatif, down regulation, dan lain)lain. Penelitian lain juga membuktikan baha diet tinggi garam dan sensiti+itas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor ) !T";)&. ! "ray, etal. #$$%&
2mumnya, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ)organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah ! "ray, etal. #$$%& 1.
#.
•
hipertrofi +entrikel kiri
•
angina atau infark miokardium
•
gagal jantung
0tak •
stroke atau transient ishemic attack
4. Penyakit ginjal kronis 6. Penyakit arteri perifer %. (etinopati
"ray, etal. #$$%. Lecture Notes Kardiologi edisi 4.
2sia, ras, jenis kelamin, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, hiperkolesterole)mia, intoleransi glukosa dan berat badan, semuanya mempengaruhi prognosis dari penyakit hipertensi esensial pada lansia. 'emakin muda seseorang terdiagnosis hipertensi pertama kali, maka semakin buruk perjalanan penyakitnya apalagi bila tidak ditangani !;auci *' et al, #$$=&. /i *merika serikat, ras kulit hitam mempunyai angka morbiditas dan mortalitas empat kali lebih besar dari pada ras kulit putih. Pre+alensi hipertensi pada anita pre)menopause tampaknya lebih sedikit dari pada laki)laki dan anita yang telah menopause. *danya faktor resiko independen !seperti hiperkolesterolemia, intoleransi glukosa dan kebiasaan merokok& yang mempercepat proses aterosklerosis meningkatkan angka mortalitas hipertensi dengan tidak memperhatikan usia, ras dan jenis kelamin !;auc i *' et al, #$$=&.
Fauci AS, Brauwald E, Isselbacher KJ et al (2008). Harriso!s "rici#les o$ Iteral %edicie. %c &raw Hill, 'ew or, *+80-.