TINJUAN PUSTAKA PARAPARESE
1. An Anat atom omii Medu Medull lla a Spina Spinali liss
Tulang belakang atau vertebra adalah susunan tulang beraturan dan terdapat 33 tulang punggung punggung pada manusia manusia,, 7 tulang cervical, 12 tulang thorax (thoraks atau dada), 5 tulang lumbal, 5 tulang sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor (coccx)! Tulan Tulang g pungg punggung ung terdiri terdiri atas atas dua bagian bagian akni akni bagian bagian anterior ang terdiri dari badan tulang atau atau corpus vertebrae, vertebrae, dan bagian posterior bagian posterior ang ang terdiri dari arcus vertebrae.
Gambar 1: "natomi Tulang #elakang $anusia
$edula spinalis mulai dari akhir medulla oblongata di %oramen magnum sampai konus medullaris &1'&2! $edulla spinalis berlanut menadi kauda euina (di bokong) ang lebih tahan terhadap cedera! $edula spinalis terdiri atas traktus
1
ascenden (ang ascenden (ang memba*a in%ormasi di tubuh menuu ke otak seperti rangsang raba raba,, suhu suhu,, neri neri dan dan gerak gerak posis posisi) i) dan dan trakt traktus us descenden (ang memba*a memba*a in%ormasi dari otak ke anggota gerak dan mengontrol %ungsi tubuh)! $edul $edulaa spin spinali aliss dipe diperd rdara arahi hi oleh oleh 2 susu susuna nan n arteri arteri ang ang memp mempun una aii hubungan isteme*a, aitu arteri spinalis dan arteri radikularis! "rteri spinalis dibagi dibagi menadi menadi arteri arteri spinalis spinalis anteri anterior or dan posteri posterior or ang ang berasal berasal dari dari arteri arteri vertebralis, sedangkan arteri radikularis dibagi menadi arteri radikularis posterior dan anterior ang dikenal uga ramus vertebromedularis arteria interkostalis! interkostalis! $edula $edula +pinali +pinaliss disupl disuplai ai oleh oleh arteri arteri spinali spinaliss anterio anteriorr dan arteri arteri spinal spinalis is posterior! ervus spinalis-akar nervus ang berasal dari medula spinalis mele*ati suatu suatu lubang lubang di vertebr vertebraa ang ang disebu disebutt %oramen %oramen dan memba* memba*aa in%orm in%ormasi asi dari dari medula spinalis samapi ke bagian tubuh dan dari tubuh ke otak! "da 31 pasang nervus spinalis dan terdapat empat pleksus, aitu. a! /lek /leksu suss servi servika kali liss (01' (01'04 04), ), memp memper ersar sara% a%ii leher leher dan dan bagi bagian an belak belakan ang g kepa kepala la!! +ala +alah h satu satu caba cabang ng terp terpen enti ting ng aitu aitu caba cabagn gn %ren %renik ikus us ang ang mempersara%i dia%ragma! b! /leksus brakhialis (05'T1 atau T2), mempersara%i ekstremitas atas! 0abang'cabang pada lengan ang penting aitu sara% radialis, medianus dan ulnaris! +ara%'sara% torakal torakal (T3'T11 (T3'T11)) tidak membentuk membentuk pleksus pleksus tetapi keluar dari ruang intercostal sebagai sara% interkostalis! c! /leksus /leksus lumbalis lumbalis (T12'&4 (T12'&4), ), mempersara% mempersara%ii otot'otot otot'otot dan dan kulit kulit tubuh tubuh bagian bagian ba*ah dan ekstremitas ba*ah! +ara% utamana aitu sara% %emoralis dan obturatorius! d! /lek /leksu suss sakr sakral alis is (&4' (&4'+4 +4), ), sara sara%% utam utamaa dari dari plek pleksu suss ini ini adal adalah ah sara sara% % isiadikus, sara% terbesar dalam tubuh! +ara% isiadikus menembus bokong dan turun ke ba*ah melalui bagian belakang paha! 0abang'cabangna mempersara%i otot paha posterior, tungkai dan kaki dan hamper seluruh kuli kulitt tung tungka kai! i! /lek /leksu suss koks koksig igea eali lis, s, dimu dimula laii dari dari +4 samp sampai ai sara sara% % koksig koksigeali ealis! s! +ara%'s +ara%'sara% ara% dari dari sakrali sakraliss ba*ah ba*ah dan pleksu pleksuss koksig koksigeali ealiss mempersara%i perineum!
2
ung akhir dari medula spinalis disebut cornus medularis ang letakna di &1 dan &2! +etelah akhir medula spinalis, nervus spinalis selanutna bergabung membentuk cauda euina!
Gambar : +usunan +ara% +pinalis
$edula spinalis ber%ungsi sebagai pusat re%leks spinal dan uga sebagai aras konduksi impuls dari atau ke otak! $edula spinalis terdiri dari substansia alba (serabut sara% bermielin) dengan bagian dalam terdiri dari substansia grisea (aringan sara% tak bermielin)! +ubstansia alba ber%ungsi sebagai aras konduksi impuls a%eren dan e%eren antara berbagai tingkat medulla spinalis dan otak! +ubstansia grisea merupakan tempat integrasi re%leks're%leks spinal! /ada penampang melintang, substansia grisea tampak menerupai huru% capital, kedua kaki huru% ang menulur ke bagian depan tubuh disebut kornu anterior atau kornu ventralis, sedangkan kedua kaki belakang dinamakan kornu posterior atau kornu dorsalis! ornu ventralis terutama terdiri dari badan sel dan dendrit neuron'neuron motorik e%eren multipolar dari radiks ventralis dan sara% spinal! +el kornu ventralis (lower motor neuron) biasana dinamakan aras akhir bersama karena setiap gerakan (baik ang berasal dari korteks motorik serebral, ganglia basalis
3
atau ang timbul secara re%leks dari reseptor sensorik) harus diteremahkan menadi suatu kegiatan atau tindakan melalui struktur tersebut! ornu dorsalis mengandung badan sel dan dendrit asal serabut'serabut sensorik ang akan menuu ke tingkat ++/ lain sesudah bersinaps dengan serabut sensorik dari sara%'sara% sensorik! +ubstansia grisea uga mengandung neuron'neuron internunsial atau neuron asosiasi, serabut e%eren sistem sara% otonom, serta akson'akson ang berasal dari berbagai tingkatan ++/! euron internunsial menghantar impuls dari satu neuron ke neuron lain dalam otak dan medulla spinalis! alam medulla spinalis neuron' neuron internunsial mempunai banak hubungan antara satu dengan ang lain, dan hana beberapa ang langsung mempersara%i sel kornu ventralis! ana sedikit impuls sara% sensorik ang masuk ke medulla spinalis atau impuls motorik dari otak ang langsung berakhir pada sel kornu ventralis (lower motor neuron)! +ebalikna, sebagian besar impuls mula'mula dihantarkan le*at sel'sel internunsial dan kemudian impuls tersebut mengalami proses ang sesuai, sebelum merangsang sel kornu anterior! +usunan seperti ini memungkinkan respons otot ang sangat terorganisasi!
4
Gambar !: /eta ermatom +istem +ensori +ara%
Traktus ascendens memba*a in%ormasi sensorik ke ++/ dan dapat beralan ke bagian'bagian medulla spinalis dan otak! Traktus spinotalamikus lateralis merupakan suatu traktus ascendens penting, ang memba*a serabut'se rabut untuk aras neri dan suhu! aras untuk raba halus, propiosepsi sadar dan getar mempunai serabut'serabut ang membentuk kolumna dorsalis substansia alba medulla spinalis! 6mpuls dari berbagai bagian otak ang menuu neuron'neuron motorik batang otak dan medulla spinalis disebut traktus descendens! Traktus kortikospinalis lateralis dan ventralis merupakan aras motorik voluntar dalam medulla spinalis! Traktus asosiati% merupakan traktus ascendens atau descendens ang pendek misalna, traktus ini dapat hana beralan antara beberapa segmen medulla spinalis, sehingga disebut uga traktus intersegmental! Tabel 1 menebutkan beberapa traktus ascendens dan descendens ang penting pada medulla spinalis!
Tabel 1. Traktus "scendens dan escendens tama $edula +pinalis Tra"tus AS%EN&ENS
#un$si
olumna dorsalis (posterior) 8asikulus
kuneatus (T9 emampuan untuk melokalisasi stimulus dari
dan di atasna, bagian
sentuhan
atas tubuh)
membedakan
8asikulus grasilis (T7 dan
halus,
kemampuan
tekanan
dan
untuk intensitas
(membedakan dua'titik, persepsi berat badan)
di ba*ahna, bagian esadaran propiosepti% (merasakan posisi) ba*ah tubuh)
:ibrasi (sensasi %asik) antaran cepat in%ormasi sensorik
+pinotalamikus +pinotalamikus lateralis
eri
+pinotalamikus ventralis
Temperatur, termasuk sensasi hangat dan dingin urang dapat melokalisasi stimulus dari sentuhan kasar serta membedakan tekanan dan intensitas +ensasi gatal dan geli antaran
in%ormasi
sensorik
lebih
lambat 5
daripada kolumna dorsalis +pinoserebelaris +pinoserebelaris dorsalis
/ropiosepti% ang tidak disadari (sensasi otot)
+pinoserebelaris ventralis
oordinasi postur tubuh dan gerakan ekstremitas 6n%ormasi sensorik ang dihantarkan hampir seluruhna dari apparatus tendon
traktus'besar
ang
menghantarkan
impuls lebih cepat daripada neuron'neuron lain dalam tubuh
&ES%EN&ENS
ortikospinalis ortikospinalis lateralis
Traktus piramidalis memba*a impuls untuk pengendalian voluntar otot ekstremitas
ortikospinalis ventralis
Traktus piramidalis memba*a impuls untuk pengendalian voluntar otot tubuh
;ubrospinalis
Traktus ekstrapiramidalis mengurus integrasi ang tidak disadari dan koordinasi gerakan otot
ang
disesuaikan
dengan
masukan
mengurus
gerakan
propiosepti% Tektospinalis Traktus
ekstrapiramidalis
pemindaian dan pergantian re%leks pada kepala dan gerakan re%leks pada lengan sebagai respons :estibulospinalis
terhadap
sensasi
penglihatan,
pendengaran, atau kulit! Traktus
ekstrapiramidalis
mempertahankan
terlibat
dalam
keseimbangan
dan
koordinasi gerakan kepala dan mata
6
. #isiolo$i Sistem Sara' Spinalis
+istem motorik berhubungan dengan sistem neuromuskular terdiri atas Upper Motor Neuron ($) dan Lower Motor Neuron (&$)! Upper Motor Neuron ($) merupakan kumpulan sara%'sara% motorik ang menalurkan impuls dan area motorik di korteks motorik sampai inti'inti motorik di sara% kranial di batang otak atau kornu anterior medula spinalis! #erdasarkan perbedaan anatomik dan %isiologik kelompok $ dibagi dalam susunan piramidal dan susunan ekstrapiramidal! +usunan piramidal terdiri dari traktus kortikospinal dan traktus kortikobulbar! $elalui lo*er motor neuron (&$), ang merupakan kumpulan sara% motorik ang berasal dari batang otak, pesan tersebut dari otak dilanutkan ke berbagai otot dalam tubuh seseorang! edua sara% motorik tersebut mempunai peranan penting di dalam sistem neuromuscular tubuh! +istem ini ang memungkinkan tubuh kita untuk bergerak secara terencana dan terukur! 2!1
Upper Motor Neuron Traktus kortikospinalis ber%ungsi menalurkan impuls motorik pada sel'sel
motorik batang otak dan medula spinalis untuk geraakan'gerakan otot kepala dan leher! Traktus kortikobulber membentuk traktus piramidalis, mempersara%i sel'sel motorik batang otak secara bilateral, kecuali nervus :66 = >66, ber%ungsi untuk menalurkan impuls motorik untuk gerak otot tangkas! alam klinik gangguan traktus piramidalis memberikan kelumpuhan tipe $ berupa parese-paralisis spastis disertai dengan tonus meninggi, hiperre%leksi, klonus, re%leks patologis positi%, tak ada atro%i! ;angkaian neuron di korteks selanutna membentuk alan sara% sirkuit meliputi berbagai inti di sub korteks!dan kemudian kembali ke tingkat kortikal! Terdiri dari . a! orteks serebri area 4, 9, ? b!
basalis
antara
lain
nukleus
kaudatus,
putamen,
globus
pallidus, nukleus ;uber, %ormasio retikularis, serebellum! +usunan ekstrapiramidal dengan %ormasio retukularis . a! /usat eksitasi - %asilitasi . mempermudah pengantar impuls ke korteks maupun ke motor neuron!
7
b! /usat inhibisi . menghambat aliran impuls ke korteks-motor neuron! c! /usat kesadaran +usunan ekstrapiramidal ber%ungsi untuk gerak otot dasar - gerak otot tonik, pembagian tonus secara harmonis, mengendalikan akti%itas pramidal!
2!2 Lower Motor Neuron $erupakan neuron ang langsung berhubungan dgn otot, dapat diumpai pada batang otak dan kornu anterior medulla spinalis!
2!3
Susunan Somestesia /erasaan ang dirasa oleh bagian tubuh baik dari kulit, aringan ikat, tulang
maupun otot dikenal sebagai somestesia! Terdiri dari. a! /erasaan eksterosepti% dalam bentuk rasa neri, rasa suhu dan rasa raba! b! /erasaan propriosepti% . disadari sebagai rasa neri dalam, rasa getar, rasa tekan, rasa gerak dan rasa sikap! c! /erasaan luhur. diskriminati% = dimensional! !. &e'inisi
/arese adalah kelemahan- kelumpuhan parsial ang ringan- tidak lengkap atau suatu kondisi ang ditandai oleh hilangna sebagian gerakan atau gerakan terganggu! elemahan adalah hilangna sebagian %ungsi otot untuk satu atau lebih kelompok otot ang dapat menebabkan gangguan mobilitas bagian ang terkena! /arese pada anggota gerak dibagi meadi 4 macam, aitu. a! $onoparese adalah kelemahan pada satu ekstremitas atas atau ekstremitas ba*ah! b! /araparese adalah kelemahan pada kedua ekstremitas ba*ah! c! emiparese adalah kelemahan pada satu sisi tubuh aitu satu ekstremitas atas dan satu ekstremitas ba*ah pada sisi ang sama! d! Tetraparese adalah kelemahan pada keempat ekstremitas!
8
/araparesis merupakan lesi intraspinal setinggi atau diba*ah level medulla spinalis thorakalis dengan de%isit sensoris ang dapat diidenti%ikasi setinggi dermatom medulla spinalis ang terkena lesi! /araparesis uga dapat berasal dari lesi pada lokasi lain ang mempengaruhi $ (terutama lesi parasagital dan hidrocepalus) dan &$ (lesi pada cornu anterior, kauda euina, dan neuropati peri%er)! /araparesis digunakan untuk mendeskripsikan kelemahan pada kedua kaki! Terminologina cukup luas, menangkut gangguan gait ang disebabkan lesi pada $, *alaupun tidak ditemukan kelemahan pada pemeriksaan otot secara manual! . (esi Sepan)an$ Sistem Motor Neuron
2!2 elainan traktus piramidalis setinggi. a! emis%er . memberikan geala'geala hemiparesi tipika b! +etinggi batang otak. hemiparese alternans! c! +etinggi medulla spinalis. tetra-paraparese! 2!3
9
b) /usar. lesi medula spinalis thorakal 1@ c) /apila mammae. lesi medula spinalis thorakal 4 d) Saddle anesthesia. lesi pada konus! 4)
!
Klasi'i"asi
/embagian /araparesis berdasarkan kerusakan topisna. 3!2 /araparesis +pastik Teradi karena kerusakan ang mengenai Upper Motor Neuron ($), sehingga menebabkan peningkatan tonus otot atau hipertoni! ;ekoil kaki ang kuat untuk tarik intens tiba'tiba dan clonus pergelangan kaki berkelanutan!
3!3 /araparesis 8laksid Teradi karena kerusakan ang mengenai Lower Motor Neuron (&$), sehingga menebabkan penurunan tonus otot atau hipotoni serta tidak ada peregangan! ;ecoil kaki lemah untuk tarik intens tiba'tiba dan tidak ada clonus pergelangan kaki!
*
Etiolo$i
elainan akut pada medulla spinalis dengan de%isit $ biasana menunukkan geala inkontinensia, hilangna sensoris dari ekstremitas ba*ah 10
ang menalar kearah rostral tubuh setinggi dermatom medulla spinalis ang terkena lesi, tonus otot bersi%at %laccid dan re%lex tendon menghilang, pada beberapa kasus, penegakan diagnosis didasarkan pada pencitraan radiologis pada medulla spinalis! elainan'kelainan $ tersebut dapat berupa. 1! &esi kompresi% (seperti tumor epidural, abscess, ataupun hematoma) 2! 6n%ark medulla spinalis (propriosepsi biasana terganggu) 3! 8istula arteriovenous atau kelainan vaskular lainna (trombosis arteri spinalis anterior)5 4! $ielitis transversa elainan pada hemis%er serebral ang dapat menebabkan paraparesis akut akni anterior cerebral arter" ischemia (re%lex mengangkat bahu dapat terganggu), superior sagittal sinus atau cortical venous thrombosis, dan acute hdrocephalus! ika tanda $ disertai adana drowsiness# con!usion# sei$ures# atau tanda hemis%erik lainna tanpa adana gangguan sensoris maka penegakan diagnosis dimulai menggunakan $;6 otak! /araparesis merupakan bagian dari sindrom kauda euine ang dapat disebabkan oleh trauma pada punggung ba*ah, /, dan tumor intraspinal! 2 /araparesis %laksid teradi karena kerusakan ang mengenai Lower Motor Neuron (LMN). Trauma, in%eksi (poliomelitis), kelainan vascular, penakit degenerative dan neoplasma dapat menimbulkan lesi Lower Motor Neuron dengan merusak badan'badan sel di dalam columna grisea anterior atau aksonna di dalam radiks anterior atau sara% spinal! /ada poliomelitis, seumlah sel kornu anterior hilang secara akut dan ireversibel, terutama di region lumbalis, menebabkan paresis %laksid pada otot'otot di segmen ang sesuai! Btot proksimal cenderung lebih terpengaruh daripada otot distal! Btot menadi atro%i dan pada kasus berat dapat tergantikan seluruhna oleh aringan ikat dan lemak! /oliomelitis arang mengenai seluruh otot ekstremitas, karena sel'sel kornu anterior tersusun di kolumna vertical ang panang di dalam medulla spinalis! /araparesis %laksid dapat uga teradi bila lesi mengenai bagian atas kauda euina!
11
+
Pato'isiolo$i
&esi ang mendesak medula spinalis sehingga merusak daerah aras kortikospinalis lateral dapat menimbulkan kelumpuhan $ pada ototCotot bagian tubuh ang terletak di ba*ah tingakt lesi! &esi ang memotong melintang (transversal) medula spinalis pada tingkat servikal, misalna 05 dapat mengakibatkan kelumpuhan $ pada otot ang berada di ba*ah 05, aitu sebagian dari kedua otot C otot kedua lengan ang berasal dari miotoma 09 sampai miotoma 0?, kemudian otot C otot thorax dan abdomen serta segenap muskular kedua tungkai! elumpuhan semacam ini disebut sebagai paraplegi! "kibat
terputusna
lintasan
somatosensorik
dan
lintasan
autonom
neurovegetati% asenden dan desenden, maka tingkat dari lesi keba*ah, penderita tidak merasakan buang air besar dan buang air kecil serta tidak memperlihatkan reaksi nuerovegetati%! &esi transversal ang memotong medula spinalis pada tingkat seluler atau tingkat lumbal ang mengakibatkan kelumpuhan ang pada dasarna ang serupa denga lesi ang teradi pada daerah servikal, aitu pada tingkat lesi dan diba*ah tingkat lesi terdapat kelumpuhan $! elumpuhan &$ pada tingkat lesi melibatkan kelompok otot ang merupakan sebagian kecil dari muskular toraks dan abdomen, namun kelumpuhan tidak begitu elas dikarenakan peranan dari muskular tersebut tidak begitu elas! Tingkat lesi transversal di medula spinalis mudah terungkap oleh batas de%isit sensorik! iba*ah batas tersebut, tanda C tanda $ dapat ditemukan pada kedua tungkai secara lengkap!
,
Mani'estasi Klinis
9!2 elumpuhan $, dicirikan oleh tanda C tanda khas dis%ungsi susunan $ adalah. a! Tonus otot meninggi atau hipertonia
hana korteks motorik primer saa! &esi hipertonia menadi elas apabila korteks motorik tambahan (area 9 dan 4) ikut terlibat dalam lesi! &esi paralitik
ang
menganggu
piramidal
uga
pasti
akan
menganggu
ekstrapiramidal! &esi di kapsula interna menganggu serabut C serabut kortikobulbar-spinal dan uga serabut %rontopontin, temporo parietopontin berikut serabut C serabut striatal utama! al itu menggambarkan bah*a komponen piramidal dan ekstrapiramidal akan mengalami gangguan bersama! al ini teradi karena lintasan piramidal dan ekstrapiramidal berada di ka*asan ang sama aitu pendukulus serebri, pes pontis, dan %unikulus posterolateral-sulkomarginal! ipertonia ang diiringi kelumpuhan pada $ tidak melibatkan semua otot skeletal, melainkan otot %leksor seluruh lengan serta otot abduktor bahu dan pada tungkai selurug otot ekstensorna serta otot plantar %lexi! Tergantung dalam umlah serabut penghantar impuls ekstrapiramidal dan piramidal ang terkena gangguan, anggota gerak ang lumpuh dapat memperlihatkan hipertonia dalam posisi %leksi atau ekstensi! al ini teradi pada kelumpuhan $ ang melanda bagian bagian ba*ah (paraplegi) akibat oleh karena lesi transversal di medula spinalis di atas intumensensia lumbosakralis! "pabila paraplegi ang disebabkan oleh lesi ang terutama merusak serabut penghantar impuls piramidal saa, maka paraplegina hana menunukkan hipertonia dalam posisi ekstensi! "pabila umlah serabut penghantar
impuls
ekstrapiramidal
(serabut
retikulospinalis
dan
vestibulospinalis) ikut terlibat dalam lesi, maka paraplegi dalam posisi %leksi! b! iper%leksia /ada kerusakan $ re%leks tendon lebih peka daripada keadaan biasa (normal)! alam hal ini gerak otot bangkit secara berlebihan, *alaupun rangsangan tendon sangat lemah! iper%leksia merupakan keadaan setelah impuls inhibisi dari susunan piramidal dan ekstrapiramidal tidak dapat disampaikan motorneuron! ;e%leks tendon merupakan re%leks spinal ang bersi%at segmental! 6ni berarti bah*a lengkung re%leks disusun oleh neuron C
13
neuron ang berada di satu segmen! Tetapi ada uga gerak re%lektorik, ang lengkung re%leks segmentalna beralin dengan lintasan C lintasan $ ang ikut mengatur e%ektorna! al ini diumpai pada re%leks kulit dinding perut! /ada re%leks tersebut menghilang atau menurun! c! lonus iper%leksia sering diiringi oleh klonus! Tanda ini adalah gerak otot re%lektorik, ang bangkit secara berulang C ulang selama perangsangan masih berlangsung! /ada lesi $ kelumpuhanna disertai klonus kaki dan klonus lutut! d! ;e%leks /atologis /ada kerusakan $ dapat ditemukanna re%leks patologis! Tetapi mekanisme timbulna re%leks patologis masih belum elas! e! Tidak ada atro%i pada otot C otot ang lumpuh $otor neuron dengan seumlah serabutCserabut otot ang disara%ina menusun satu kesatuan motorik! esatuan %isiologik ini mencakup hubungan timbali balik antara kehidupan motorneuron dan serabut oto ang disara%ina! ;untuhna motorneuron akan disusul dengan kerusakan serabutCserabut sara% motorikna! Bleh karena itu otot ang terkena akan menadi atro%i! alam hal kerusakan $, motor neuron tidak dilibatkan! Bleh karena itu otot C otot
ang lumpuh karena lesi $ tidak akan
memperlihatkan atro%i! amun demikian, otot ang lumpuh masih dapat mengecil, bukan karena serabutCserabut ang hilang akan tetapi dikarenakan otot tersebut tidak digunakan ang dikenal disuse atroph"! %! ;e%leks automatisme spinal ika motorneuron tidak mempunai hubungan dengan korteks motorik primer dan korteks motorik tambahan, bukan berarti tudak berdaa menggerakkan otot! Btot masih dapat digerakkan oleh rangsang ang datang dari bagian susunan sara% pusat diba*ah tingkat lesi ang dinamakan sebagai gerakan re%leks automatism spinal! /ada penderita paraplegi akibat lesi transversal di medula spinalis atas, dapt diumpai keang %leksi lutut seenak padahal kedua tungkai lumpuh, apabila penderita terkeut! Tanda C
14
tanda kelumpuhan $ tersebut di atas dapat seluruhna atau sebagian saa ditemukan pada tahap kedua masa setelah teradina lesi $!
9!3 elumpuhan &$, dicirikan oleh tanda C tanda khas dis%ungsi susunan &$ adalah% a! /aralisis %lasid pada otot'otot ang dipersara%i /aralisis %lasid disebabkan oleh interupsi unit motorik di suatu tempat manapun, dapat di kornu anterior, salah satu atau beberapa radiks anterior, pleksus sara% atau sara% peri%er! erusakan unit motorik memutuskan serabut otot di unit motorik dari persara%an volunteer maupun re%lex! Btot'otot ang terkena sangat lemah (plegia), dan terdapat penurunan tonus otot ang elas (hipotonia), serta hilangna re%lex (are%leksia) karena lengkung re%lex regang monosinaptik terputus! "tro%i otot teradi dalam beberapa minggu, ketika otot tersebut secara perlahan'lahan digantikan oleh aringan ikat setelah beberapa bulan atau tahun teradina atro%i ang progresi%, penggantian ini akan selesai! engan demikian sel'sel kornu anterior mempengaruhi
tro%i
pada
serabut
otot,
ang
diperlukan
untuk
mempertahankan %ungsi dan struktur ang normal! +indrom paralisis %lasid terdiri dari 1! /enurunan kekuatan kasar, 2! ipotonia atau atonia otot, 3! ipore%leksia atau are%leksia, 4! "tro%i otot! &esi biasana dapat dilokalisasi secara spesi%ik di kornu anterior, radiks anterior, pleksus sara%, atau sara% peri%er dengan bantuan elektromiogra%i elektroneurogra%i (pemeriksaan hantaran sara%)! ika paralisis pada satu atau beberapa ekstremitas disertai oleh de%icit somatosensorik dan otonom, lesi diduga berada di distal radiks sara% dan dengan demikian terletak di pleksus sara% atau di sara% tepi! /aralisis %lasid arang teradi akibat lesi kortikal,
15
pada kasus tersebut re%lex tetap ada atau meningkat dan tonus otot normal atau meningkat! b! "tro%i otot'otot ang dipersara%i c! ilangna re%lex otot'otot ang dipersara%i d! 8asikulasi otot, kedutan ang hana terlihat bila teradi dekstruksi lambat pada Lower Motor Neuron. e! ontraktur otot, merupakan pemendekan otot ang lumpuh, kontraktur lebih sering teradi pada otot antagonis ang kerana tidak lagi dila*an oleh otot'otot ang lumpuh! %!
;eaksi degenerasi, normalna otot'otot ang dipersara%i memberikan respon terhadap stimulasi menggunakan arus %aradic (terputus'putus) dan kontraksi terus teradi selama arus tetap beralan! "rus galvanic atau arus langsung menimbulkan kontraksi hana bila arus dinalakan atau dimatikan! #ila Lower Motor Neuron terputus, otot tidak lagi bereaksi terhadap stimulasi listrik terputus'putus 7 hari setelah sara% terputus *alaupun masih bereaksi terhadap arus langsung! +etelah 1@ hari, reaksi terhadap arus langsung uga hilang! /erubahan respon otot terhadap stimulasi listrik ini dikenal sebagai reaksi degenerasi!
-
&ia$nosis
iagnosis standar ang *aib dilakukan aitu dengan pencitraan! a! ;ontgen'spine ilakukan >';a spine dengan permintaan lateral dan obliue! Tanda degenerasi dari spine adalah . 1! ;eduksi dari ruang intevertebralis 2! /enempitan %oramen intevertebralis 3! 8ormasi osteo%it 4! /elebaran arak antar pedunkular ditemukan pada lesi intradural! b! $ielogram c! 0T +can d! "nalisis 0+8
16
/emeriksaan penunang lainna . a! >';a Toraks ang akan memperlihatkan suatu keganasan! b! Tes serologi untuk mendeteksi adana si%ilis c! 6g" atau 6g< albumin untuk mendiagnosa dari skeloris multiple! d! Tes darah rutin! e! /emeriksaan urin! . Kompli"asi a! &uka decubitus
b! ontraktur c! 6n%eksi traktus urinarius d! /neumonia /.
Penatala"sanaan
D!1 8armakologi ika teradi kompresi medulla spinalis. a! $etlprednisolon 3@ mg-kg ## bolus intravena salama 15 menit, dilanutkan dengan 5,4 mg-kg ## 45 menit setelah bolus selama 23 am! asil optimal bila pemberian dilakukan E ? am onset! b! #ila terdapat comotio medulla spinalis, %raktur atau dislokasi tidak stabil harus disingkirkan! ika pemulihan sempurna, pengobatan tidak diperlukan! "ntibiotic pada umumna untuk menembuhkan in%eksi saluran kemih! D!2 8isioterapi +ecara umum tuuan terapi latihan meliputi pencegahan dis%ungsi dengan pengembangan, peningkatan, perbaikan atau pemeliharaan dari kekuatan dan daa tahan otot, kemampuan kardivaskuler, mobilitas dan %leksibilitas aringan lunak, stabilitas, rileksasi, koordinasi keseimbangan dan kemampuan %ungsional! a. &reathing 'ercise
17
&reathing
eercise
dilakukan
menggunakan
teknik deep
breathing dan chest epantion! b! &atihan
) Assisted Active Movement
Stretching terutama dilakukan pada otot'otot ang melalui lebih dari 2 sendi, seperti. hamstring dan cal! muscle! Streching dilakukan dengan teknik gentle passive streching aitu dengan pelan, berirama (ritmis), dan gerakan ang dilakukan dengan lingkup gerak sendi penuh! e. -ositioning /erubahan dan pengaturan posisi bagi penderita paraplegi! !. &ladder raining +uatu bentuk latihan pengosongan kandung kemih ang diatur sedemikian
rupa
sehingga
akan
tercapai
suatu
mekanisme
pengosongan ang optimal! g! Trans%er "mbulasi &atihan trans%er ambulasi dilakukan secara bertahap, aitu dari posisi terlentang ke tidur miring, keposisi duduk kemudian bertahap meningkat ke berdiri dan latihan alan! &atihan keseimbangan perlu dilakukan sebelum pasien melakukan latihan beralan! alam melakukan latihan beralan, pasien menggunakan walker ! D!3 Bperati% engan menggunakan teknik arrison roda stabiliGation (6nstrumen arrison) aitu menggunakan batang distraksi baa tahan karat untuk mengoreksi dan stabilisasi de%ormitas vertebra! /rinsip dasar teknik arrison dalam pera*atan trauma de%ormitas spinal adalah adana kemauan dan dukungan dari pasien mengikuti rehabilitasi seak dini dan untuk mencegah de%ormitas ang lebih parah! Tindakan operasi diindikasikan pada kasus. a! ;eduksi terbuka pada dislokasi! b! 0edera terbuka dengan benda asing atau tulang dalam canalis spinalis! c! &esi parsial medulla spinalis dengan hemimielia ang progresi%! d! eep ,adiation untuk ang disebabkan oleh karena tumor intramedulalar!
19
e! Surgical ecition untuk ang disebabkan oleh tumor extramedullar apat uga kita lakukan tindakan segera pada cedera medulla spinalis, tuuanna adalah mencegah kerusakan lebih lanut pada medulla spinalis ang diperburuk dengan penanganan ang kurang tepat, e%ek hipotensi atau hpoxia pada aringan sara% ang sudah terganggu, aitu. a! /era*atan kulit untuk menghindari teradina ulkus dekubitus b! /emberian nutrisi ang adekuat! c! /era*atan vesika urinaria dan %ungsi de%ekasi!
&A#TAR PUSTAKA
#aehr, $athias = 8rotscher, $ichael! 2@12! iagnosis opik Neurologi UUS ! akarta . H<0, hal! 5D
20
/rice, +lvia "! -ato!isiologi 0onsep 0linis -roses1-roses -en"akit 'disi 2 ! akarta. H<0, 2@12 +nell, ;ichard +! 2@@7! Neuroanatomi klinik. akarta . H<0, hal! 1??
21