paradigma penelitianmerupakan penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta criteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian [1] [1].. Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1! 12"1#$. %asing"masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelei'an dan juga kelema'an, se'ingga untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada eerapa 'al di antaranya ! (1$ jika ingin melakukan melakukan suatu penelitian penelitian yang lei' lei' rinci yang menekankan menekankan pada pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus , maka pendekatan yang seaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. (2$ ika peneli penelitian tian yang yang dilakukan dilakukan untuk untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka seaiknya digunakan paradigma kuantitatif ,, dan kuantitatif (#$ jika penelitian penelitian ingin menja)a menja)a pertanyaan pertanyaan yang penerapannya penerapannya luas luas dengan oyek oyek penelitian penelitian yang anyak, maka paradigma kuantitaif yang yang lei' tepat, dan jika penelitian ingin menja)a pertanyaan yang mendalam dan detail k'usus untuk satu oyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lei' aik digunakan. *asil penelitian akan memeri kontriusi yang lei' esar jika peneliti dapat menggaungkan kedua paradigma atau pendekatan terseut. Penggaungan paradigma terseut dikenal istila' triangulation triangulation.. Penggaungan kedua pendekatan ini di'arapkan dapat memeri nilai tama' atau sinergi tersendiri karena pada 'akikatnya kedua paradigma mempunyai keunggulan"keunggulan. Sedangkan dalam tulisan Samas +li % pada 'ttp!samasalim.commetode"penelitianparadigma" penelitian.'tml.., paradigma penelitian merupakan penelitian.'tml penelitian merupakan kerangka erpikir yang menjelaskan agaimana cara pandang peneliti ter'adap fakta ke'idupan sosial dan perlakuan peneliti ter'adap ilmu atau teori, yang dikonstruksi seagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. %engacu pada definisi paradigma terseut, paradigma terseut, terungkap a')a paradigma ilmu paradigma ilmu itu amat eragam, eragam, 'al ini did didasar asarkan kan pad pada a pan pandan dangan gan dan pemi pemikira kiran n filsa filsafat fat yang dianut ole' masing"masi masing"masing ng ilmu ilmu)an )an ereda"eda. ered a"eda. -imana, masing"masing aliran filsafat terseut memiliki cara pandan pandang g sendiri tentang 'akikat sesuatu serta memiliki ukuran"ukuran sendiri tentang keenaran. Peredaan aliran filsafat yang ya ng di dija jadi dika kan n da dasa sarr e errpi piki kirr ol ole' e' pa para ra il ilmu mu) )an te ters rse eut ut,, ke kemu mudi dian an er erak aki iat at pa pada da peredaanparadigma peredaan paradigma yang yang dianut, aik menyangkut tentang 'akikat apa yang 'arus dipelajari, oyek yang diamati, atau metode yang digunakan. Peredaan paradigma yang dianut par para a ilmu ilmuan an tern ternyata yata tida tidak k 'any 'anya a er eraki akiat at pad pada a per pered edaan aan skema konseptual penelitian, penelitian , melainkan juga pada pendekatan yang melandasi semua proses dan kegiatan penelitian. penelitian . -alam -al am pr prakt aktek ek penelitian il ilmi mia' a',, se seti tida dakn knya ya te terd rdap apat at du dua a pe pend ndek ekat atan an un untu tuk k me menj nja) a)a a permasala'anpenelitian permasala'an penelitian yan yang g tim timul ul se seag agai ai sua suatu tu fe fenom nomena ena yan yang g 'ar 'arus us dic dicari ari ja) ja)aa aanny nnya, a, yaitu! penelitiankuantitatif penelitiankuantitatif dan penelitian kualitatif. penelitian kualitatif. Pendekatan kuantitatif diangun Pendekatan diangun erlandaskan erlandaskan paradig paradigma ma positivisme positivisme dari +ugust omte (1/0" 10/$, sedangkan penelitian kualitatif di dia ang ngun un erlan erlandas daskan kan paradigma fenomenologis dar darii d dmu mund nd *us *usser serll (10"123$. Pendekatan kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang penelitian yang diangun erdasarkan filsafat positi4isme. Positi4isme adala' satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Paradigma ini Paradigma ini diseut juga dengan paradigma tradisional paradigma tradisional (traditional ( traditional $, $, eksperimen eksperimental tal (experimental $, $, atau empiris (empiricist ( empiricist $. $. -alam penelitian kuantitatif penelitian kuantitatif diyakini, a')a satu"satunya pengeta'uan (knowledge) ( knowledge) yang 4alid adala' ilmu pengeta'uan ( science science$, $, yaitu pengeta'uan yang
era)al dan didasarkan pada pengalaman ( experience$ yang tertangkap le)at pancaindera untuk kemudian diola' ole' nalar (reason$. Sementara i penelitian dengan pendekatan kualitatif adala' satu model penelitian 'umanistik, yang menempatkan manusia seagai suyek utama dalam peristi)a sosialatau udaya. Sifat 'umanis dari aliran pemikiran ini terli'at dari pandangan tentang posisi manusia seagai penentu utama perilaku indi4idu dan gejala sosial. Pendekatan kualitatif la'ir dari akar filsafat aliran fenomenologi 'ingga terentuk paradigma post positivisme. Pendekatan ini memandang a')a realitas sosial yang tampak seagai suatu fenomena dianggap sesuatu yang ganda (jamak$. +rtinya realitas yang tampak memiliki makna ganda, yang menyeakan terjadinya realitas tadi. %c%illan dan Sc'umac'er (2551!#3$ menyeut realitas sosial dalam penelitian kualitatif ini seagai! 67reality as multilayer, interactive, and a shared social experience interpreted by indviduals 8. -engan demikian dalam penelitian kualitatif, realitas sosial yang terjadi atau tampak, ja)aannya tidak cukup dicari sampai apa yang menyeakan realitas tadi, tetapi dicari sampai kepada makna dialik terjadinya realitas sosial yang tampak. 9le' karena itu, untuk dapat memperole' makna dari realitas sosial yang terjadi, pada ta'ap pengumpulan data perlu dilakukan secara tatap muka langsung dengan indi4idu atau kelompok yang dipili' seagai responden atau informan yang dianggap mengeta'ui atau pa'ami tentang entitas tertentu seperti! kejadian, orang, proses, atau ojek, erdasarkan cara pandang, persepsi, dan sistem keyakinan yang mereka miliki.
Ontologi 9ntologi adala' reori dari caang filsafat yang mema'as tentang realitas. :ealitas iala' kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu keenaran. ;edanya realitas dalam ontologi ini mela'irkan pertanyaan"pertanyaan ! apaka' sesunggu'nya 'akikat dari realitas yang ada ini< apaka' realitas yang ada ini sesuatu realita materi saja< adaka' sesuatu di alik realita itu< apaka' realita ini monoisme, dualisme, atau pluralisme. %enurut ;ramel, interprestasi tentang suatu realita itu dapat er4ariasi. -i dalam pendidikan,pandangan ontologi secara praktis, akan menjadi masala' yang utama. %emiming anak untuk mema'ami realita dunia dan memina kesadaran tentang keenaran yang erpangkal atas realita itu merupakan stimulus untuk menyelami keenaran itu. -engan sendirinya potensi erpikir kritis anak"anak untuk mengerti keenaran itu tela' diina. -i sini ke)ajian pendidik adala' untuk memina daya pikir yang tinggi dan kritis. 2. Epistemologi Istila' epistemologi pertama kali dicetuskan ole' =. >. >erier pada aad 1 di Institut of %et'ap'isycs (10?$. ;uku ncyclopedia of P'ylosop'y, dan ;rameld mempunyai pengertian yang 'ampir sama tentang epistemologi. pistemologi aala' studi tentang pengeta'uan, agaimana kita mengeta'ui enda"enda. onto' eerapa pernyataan yang menggunakan kata 6ta'u8 yang erdeda sumer maupun 4aliditasnya! a. @entu saja saya ta'u ia sakit, karena saya meli'atnya< . Percayala', saya ta'u apa yang saya icarakan< c. Aami ta'u moilnya aru, karena aru kemarin kami menaikinya.
Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang flsaat yang berurusan dengan hakikat dan linkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasardasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas beberapa point
diantaranya adalah : Pengertian Epistemologi,etode !ndukti,etode Dedukti , etode Positi"isme,etode #ontemplati , etode Dialektis istila' epistemologi erasal dari kata Bunani episteme erarti pengeta'uan, dan logos erarti teori. pistemologi dapat didefinisikan seagai caang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumer, struktur, metode dan sa'nya (4aliditasnya$ pengeta'uan. Source! 'ttp!))).eurekapendidikan.com251?15'akikat"epistimologi"dalam"kajian">ilsafat" Ilmu.'tml -isalin dan -ipulikasikan melalui ureka Pendidikan
adi, pistemologi dapat didefinisikan seagai caang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumer, struktur, metode dan sa'nya (4aliditasnya$ pengeta'uan.
$ilsaat !lmu %Epistemologi&
EPI!E"O#O$I
%.
PE&$E'!I(& EPI!E"O#O$I Istila' epistemologi didalam a'asa Inggris dikenal dengan istila' 6@'eory of kno)ledge8. pistemologi erasal dari kata 6episteme8 dan 6logos8. pisteme erarti pengeta'uan dan logos erarti teori. +da eerapa pengertian epistemologi yang diungkapkan para a'li yang dapat dijadikan pijakan untuk mema'ami apa seenarnya epistemologi itu. pistemologi juga diseut
teori
pengeta'uan
(t'eory
of
kno)ledge$.
Istila'
epistemologi erasal dari kata Bunani episteme erarti pengeta'uan, dan logos erarti teori. %enurut %usa +syCarie, epistemologi adala' caang filsafat yang memicarakan mengenai 'akikat ilmu, dan ilmu seagai proses adala' usa'a yang sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip keenaran yang terdapat pada suatu oyek kajian ilmu. %enurut -agoert -.:unes epistemologi adala' caang filsafat yang mema'as sumer, struktur, metode"metode dan 4aliditas pengeta'uan. Sementara itu, +Dyumardi +Dra menama'kan, a')a epistemologi seagai 6ilmu yang mema'as tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan 4aliditas ilmu pengeta'uan8. adi, pistemologi dapat didefinisikan seagai caang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumer, struktur, metode dan sa'nya (4aliditasnya$ pengeta'uan. 2. O)*E+ (& !-*-(& E!I"O#O$I -alam ke'idupan masyarakat se'ari"'ari, tidak jarang pema'aman ojek disamakan dengan tujuan, se'ingga pengertiannya menjadi rancu a'kan kaur. ika diamati secara cermat, seenarnya ojek tidak sama dengan tujuan. 9jek sama dengan sasaran, sedang tujuan 'ampir sama dengan 'arapan. %eskipun ereda, tetapi ojek dan tujuan memiliki 'uungan yang erkesinamungan, sea ojekla' yang mengantarkan tercapainya tujuan 9jek epistemologi ini menurut ujun S.Suriasumatri erupa 6segenap proses yang terliat dalam usa'a kita untuk memperole' pengeta'uan.8 Proses untuk memperole'
pengeta'uan inila' yang menjadi sasaran teori pengeta'uan dan sekaligus erfungsi mengantarkan tercapainya tujuan, sea sasaran itu merupakan suatu ta'ap pengantara yang 'arus dilalui dalam me)ujudkan tujuan. @anpa suatu sasaran, musta'il tujuan isa terealisir, sealiknya tanpa suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak terara' sama sekali. acEues %artain mengatakan! 6@ujuan epistemologi ukanla' 'al yang utama untuk menja)a pertanyaan, apaka' saya dapat ta'u, tetapi untuk menemukan syarat"syarat yang memungkinkan saya dapat ta'u8. *al ini menunjukkan, a')a epistemologi ukan untuk memperole' pengeta'uan kendatipun keadaan ini tak isa di'indari, akan tetapi yang menjadi pusat per'atian dari tujuan epistemologi adala' lei' penting dari itu, yaitu ingin memiliki potensi untuk memperole' pengeta'uan. . #(&((& EPI!E"O#O$I =andasan epistemologi ilmu diseut metode ilmia'< yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengeta'uan yang enar. %etode ilmia' merupakan prosedur dalam mendapatkan pengeta'uan yang diseut ilmu. adi, ilmu pengeta'uan merupakan pengeta'uan yang didapatkan le)at metode ilmia'. @idak semua pengeta'uan diseut ilmia', sea ilmu merupakan pengeta'uan yang cara mendapatkannya 'arus memenu'i syarat"syarat tertentu. Syarat"syarat yang 'arus dipenu'i agar suatu pengeta'uan isa diseut ilmu yang tercantum dalam metode ilmia'. -engan demikian, metode ilmia' merupakan penentu layak tidaknya pengeta'uan menjadi ilmu, se'ingga memiliki fungsi yang sangat penting dalam angunan ilmu pengeta'uan. %etode ilmia' tela' dijadikan pedoman dalam menyusun, memangun dan mengemangkan pengeta'uan ilmu. %enurut ;ur'anudin Salam %etode ilmia' dapat dideskripsikan dalam langka'" langka' seagai erikut ! (1$
Penemuan atau Penentuan masalah. -i sini secara sadar kita menetapkan masala' yang akan kita telaa' denga ruang lingkup dan atas"atasanya. :uang lingkup permasala'an ini 'arus jelas. -emikian juga atasan"atasannya, sea tanpa kejelasan ini kita akan mengalami kesukaran dalam melangka' kepada kegiatan erikutnya, yakni perumusan kerangka masala'<
(2$
Perumusan Kerangka Masalah merupakan usa'a untuk mendeskrisipakn masala' dengan lei' jelas. Pada langka' ini kita mengidentifikasikan faktor"faktor yang terliat dalam masala' terseut. >aktor"faktor terseut mementuk suatu masala' yang er)ujud gejala yang sedang kita telaa'.
(#$
Pengajuan hipotesis merupakan usa'a kita untuk memerikan penjelasan sementara menge"nai 'uungan sea"akiat yang mengikat faktor"faktor yang mementuk kerangka masala' terseut di atas. *ipotesis ini pada 'akekatnya merupakan 'asil suatu penalaran induktif
deduktif
dengan
mempergunakan
pengeta'uan
yang
suda'
kita
keta'ui
keenarannya. (?$
Hipotesis dari Deduksi merupakan merupakan langka' perantara dalam usa'a kita untuk menguji 'ipotesis yang diajukan. Secara deduktif kita menjaarkan konsekuensinya secara empiris. Secara seder'ana dapat dikatakan a')a deduksi 'ipotesis merupakan identifikasi
fakta"fakta apa saja yang dapat kita li'at dalam dunia fisik yang nyata, dalam 'uungannya dengan 'ipotesis yang kita ajukan. ($
Pembuktian hipotesis merupakan usa'a untuk megunpulkan fakta"fakta seagaimana tela' diseutkan di atas. Aalau fakta"fakta terseut memag ada dalam dunia empiris kita, maka dinyatakan a')a 'ipotesis itu tela' terukti, sea didukung ole' fakta"fakta yang nyata. -alam 'al 'ipotesis itu tidak terukti, maka 'ipotesis itu ditolak keenarannya dan kita kemali mengajukan 'ipotesis yang lain, sampai kita menemukan 'ipotesis tertentu yang didukung ole' fakta.
(3$
Penerimaan *ipotesis menjadi teori Ilmia' 'ipotesis yang tela' terukti keenarannya dianggap merupakan pengeta'uan aru dan diterima seagai again dari ilmu. +tau dengan kata lain 'ipotesis terseut sekarang dapat kita anggap seagai (agian dari$ suatu teori ilmia' dapat diartikan seagai suatu penjelasan teoritis megnenai suatu gejala tertentu. Pengeta'uan ini dapat kita gunakan untuk penelaa'an selanjutnya, yakni seagai premis dalam usa'a kita untuk menjelaskan eragai gejala yang lainnya. -engan demikian maka proses kegiatan ilmia' mulai erputar lagi dalam suatu daur seagaimana yang tela' ditempu' dalam rangka mendapakan teori ilmia' terseut.
.%. )eberapa *enis "etode Ilmiah %enurut ;ur'anudin Salam eerapa jenis metode ilmia' yaitu ! 1.
9ser4asi ;eerapa ilmu seperti astronomi dan otani tela' dikemangkan secara cermat dengan metode oser4asi. -idalam metode oser4asi melingkupi pengamatan indra)i seperti ! meli'at, mendengar, menyentu', meraa.
2.
@rial and rror @eknik yang diperole' karena mengulang"ulang pekerjaan aik metode, teknik, materi, parameter"parameter sampai ak'irnya menemukan sesuatu, memerlukan )aktu yang lama dan iaya yang tinggi.
#.
%etode eksperimen Aegiatan ekperimen adala' erdasarkan pada prinsip metode penemuan sea akiat dan pengajuan 'ipotesis. Peranan metode ini adala' 'anya untuk memedakan satu faktor atau kondisi pada suatu )aktu, sedangkan faktor"faktor lainnya diusa'akan tidak erua' atau tetap.
?.
%etode Statistik Istila'
statistik
erarti
pengeta'uan
tentang
mengumpulkan,
menganalisis
dan
menggolongkan data seagai dasar induksi. %etode statistik tela' ada sejak lama, yaitu untuk memantu pemimpin dan penguasa mengumpulkan data tentang penduduk, kematian, kese'atan dan perpajakan. %etode statistik ini tela' erkemang dan lei' menarik minat lagi, se'ingga metode statistik dipakai dalam ke'idupan se'ari"'ari misalnya perdagangan, peredaran uang dan lain seagainya. Statistik memungkinkan kita untuk
menjelaskan sea dan akiat dan pengaru'nya, melukiskan tipe"tipe dari fenomena" fenomena dan kita dapat memuat perandingan"perandingan dengan mempergunakan tael"tael dan grafik. Statistik juga dapat meramalkan kejadian"kejadian yang akan datang dengan tingkat ketepatan yang tinggi. .
%etode Sampling @erjadinya sampling, yaitu apaila kita mengamil eerapa anggota atau ilangan tertentu dari suatu kelas atau kelompok seagai )akil dari keseluru'an kelompok terseut dapat me)akli secara keseluru'an atau tidak. Seandainya a'an yang akan kita uji itu menunjukkan kesamaan jenisnya melalui seua' sampel dapatla' diperole' 'asil dengan ketepatan yang tinggi.
3.
%etode ;erpikir :eflecti4e %etode reflecti4e t'inking pada umumnya melalui enam ta'ap, yaitu ! a. +danya kesadaran kepada sesuatu masala' . -ata yang diperole' dan rele4an yang 'arus dikumpulkan c. -ata yang terorganisasi d. >ormulasi *ipotesis e. -eduksi *ipotesis f. -eduksi 'arus erasal dari 'ipotesis g. Pemuktian keenaran 4erifikasi .2. !eori/!eori +ebenaran %enurut ndang Saifuddin +ns'ari (dalam *. %umu' %. Fakaria, 2550$ @eori keenaran dapat ditentukan dengan !
1.
@eori Ao'erensiAonsistensi (@'e onsistenceo'erence @'eory of @rut'$ !
a.
Aeenaran iala' kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan"pernyataan lainnya yang suda' lei' lei' da'ulu diketa'ui, diterima dan diakui seagai enar.
.
Suatu putusan dianggap enar apaila mendapat penyaksian (pemenaran$ ole' putusan" putusan lainnya yang terda'ulu yang suda' diketa'ui,diterima dan diakui enarnya. onto'! 6Semua manusia akan mati. Si Polan adala' seorang manusia.Si Polan pasti akan mati.8 6Sukarno adala' aya'anda %ega)ati. Sukarno mempunyai puteri. %ega)ati adala' puteri Sukarno8. @eori ini dianut ole' maD'a idealisme. Penggagas teori ini adala' Plato (?2/"#?/ S.%.$ dan +ristoteles (#0?"#22 S.%.$, selanjutnya dikemangkan ole' *egel dan >.*. ;radley (103?" 12?$.
2.
@eori Aorespondensi (@'e orrespondence @'eory of @'rut'$! Aeenaran adala' kesesuaian antara pernya"taan tentang sesuatu dengan kenyataan sesu" atu itu sendiri. onto'! 6Iu kota :epulik Indonesia adala' akarta8.
@eori ini digagas ole' +ristoteles (#0?"#22 S.%.$, selanjutnya dikemangkan ole' ;ertrand :ussel (10/2"1/5$. Penganut teori ini adala' maD'a realisme dan materialisme. #.
@eori Pragmatis (@'e Pragmatic @'eory of @rut'$! 6Aeenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apaka' pernyataan terseut ersifat fungsional dalam ke'idupan praktis8< dengan kata lain, 6suatu pernyataan adala' enar jika pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam ke'idupan manusia8. Aata kunci teori ini adala'! kegunaan (utility$, dapat dikerjakan ()orkaility$, akiat atau pengaru'nya yang memuaskan (satisfactory conseEuencies$. Pencetus
teori
ini
adala' 'arles
S.
Pierce
(10#"11?$
dan
Gilliam
ames.
Aritik! etapa kaur dan samarnya pengertian erguna (usefull$ itu. 0.
'-(&$ #I&$+-P EPI!E"O#O$I %. +rifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi 'akekat, sumer dan 4aliditas pengeta'uan. %udlor +c'mad merinci menjadi enam aspek, yaitu 'akikat, unsur, macam, tumpuan, atas, dan sasaran pengeta'uan. ;a'kan, +.% Saefuddin menyeutkan, a')a epistemologi mencakup pertanyaan yang 'arus dija)a, apaka' ilmu itu, dari mana asalnya, apa sumernya, apa 'akikatnya, agaimana memangun ilmu yang tepat dan enar, apa keenaran itu, mungkinka' kita mencapai ilmu yang enar, apa yang dapat kita keta'ui, dan sampai dimanaka' atasannya. Semua pertanyaan itu dapat diringkat menjadi dua masala' pokok < masala' sumer ilmu dan masala' enarnya ilmu. %engingat epistemologi mencakup aspek yang egitu luas, sampai Hallag'er secara ekstrem menarik kesimpulan, a')a epistemologi sama luasnya dengan filsafat. sa'a menyelidiki dan mengungkapkan kenyataan selalu seiring dengan usa'a untuk menentukan apa yang diketa'ui diidang tertentu. -alam pema'asa"pema'san epistemologi, ternyata 'anya aspek"aspek tertentu yang mendapat per'atian esar dari para filosof, se'ingga mengesankan a')a seola'" ola' )ilaya' pema'asan epistemologi 'anya teratas pada aspek"aspek tertentu. Sedangkan aspek"aspek lain yang jumla'nya lei' anyak cenderung diaaikan. %. +min +dulla' menilai, a')a seringkali kajian epistemologi lei' anyak teratas pada dataran konsepsi asal"usul atau sumer ilmu pengeta'uan secara konseptual"filosofis. Sedangkan Paul Suparno menilai epistemologi anyak memicarakan mengenai apa yang mementuk pengeta'uan ilmia'. Sementara itu, aspek"aspek lainnya justru diaaikan dalam pema'asan epistemologi, atau setidak"tidaknya kurang mendapat per'atian yang layak. Jamun,
penyeder'anaan
makna
epistemologi
itu
erfungsi
memuda'kan
pema'aman seseorang, terutama pada ta'ap pemula untuk mengenali sistematika filsafat, k'ususnya idang epistemologi. *anya saja, jika dia ingin mendalami dan menajamkan pema'aman epistemologi, tentunya tidak isa 'anya memegangi makna epistemologi seatas metode pengeta'uan, akan tetapi epistemologi dapat menyentu' pema'asan yang amat luas, yaitu komponen"komponen yang terkait langsung dengan 6angunan8 pengeta'uan.
1.
EPI!E"O#O$I PE&II+(& pistemologi diperlukan dalam pendidikan antara lain sala' satunya dalam 'uungannya dengan penyusunan dasar kurikulum. Pengeta'uan apa yang 'arus dierikan pada anak didik, diajarkan di sekola' dan agaimana cara memperole' pengeta'uan dan cara menyempaikannya seperti apaK Semua itu adala' epistemologinya pendidikan. =a'irnya A;A (Aurikulum ;erasis Aompetensi$ adala' sala' satu usa'a aik dari pemerinta' untuk memperaiki kualitas pendidikan di Indonesia. ;aik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. %eli'at kondisi ini, dili'at dari sudut epistemologi adala' se'arusnya pengetahuan apa yang harus diberikan kepada anak didik. *al ini tentu terkait dengan pengeta'uan kita akan keutu'an yang diperlukan anak didik. *arus mengeta'ui dan mema'ami eragai kemampuan atau kelei'an atau kecerdasan yang dimiliki anak. tidak isa semua sis)a dierlakukan sama. )agaimana cara
memperoleh pengetahuan Pada dunia
pendidikan cara
memperole' pengeta'uan yang sesuai dengan keutu'an justru pada sekola'"sekola' s)asta yang pada dasarnya tidak ingin tergantung pada kapitalisme semata. %ereka mendidik anak"anak dengan mengemangkanpotensi yang ada dengan 'arapan anak"anak isa erkemangan secara maksimal. ara tradisional, guru dianggap seagai pusat segala"galanya. Huru yang paling pandai dan gudang ilmu. Sis)a adala' penerima. ara model sekarang, anyak diantaranya mengemangkan metode active learning untuk memacu kreati4itas dan daya inisiatif sis)a. Huru 'anya seagai fasiltator saja. Huru mengara'kan sis)a.
Sis)a dapat memperole'nya melalui diskusi, problem based
learning (P;=$, pergi ke perpustakaan, elajar dengan e"learning (internet$, memaca dan seagainya. ara"cara seperti ini akan memacu potensi sis)a daripada sis)a diperlakukan 'anya seagai ojek yag pasif saja. )agaimana cara menyampaikannya. Pertanyaan ini terkait dengan kompetensi guru serta metode atau gaya pengajaran yang mereka terapkan. ara penyampaian cukup mempengaru'i moti4asi sis)a dalam elajar. Sala' satu conto' S- Areatif. S- ini memerikan pengajaran yang unik. Aadang guru memerikan pendidikan dengan outound, dengan entuk dongeng atau cerita, atau dengan memerikan pesan moral dan mengajak untuk erpikir rasional. 3.
EPI!E"O#O$I "(!E"(!I+( Aajian epistemologi matematika adala' sekelompok pertanyaan mengenai apaka'
matematika itu (pertanyaan yang diperincangkan ole' para a'li matematika selama lei' daripada 2555 ta'un$, termasuk jenis pengeta'uan apa (pengeta'uan empirik atauka' pengeta'uan pra" pengalaman$, agaimana ciri"cirinya (deduktif, astrak, 'ipotesis, eksak, simolik, uni4ersal, rasional, dan kemungkinan ciri lainnya$, serta
lingkupan dan pemagian pengeta'uan matematika (matematika murni dan matematik terapan serta eragai caang matematika yang lain$. -emikian pula persoalan tentang keenaran matematika seperti misalnya sifat alaminya dan macamnya. adi, matematika jika ditinjau dari aspek epistemologi, matematika mengemangkan a'asa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Prolem dasar pendidikan matematika kita di Indonesia adala' sis)a atau ma'asis)a tidak diiasakan untuk menginterpretasikan seua' persoalan. Pada'al, matematika itu adala' interpretasi manusia ter'adap fenomena alam. -ampaknya, sis)a a'kan ma'asis)a, pandai mengerjakan soal, tetapi tidak isa memerikan makna dari soal itu. %atematika 'anya diartikan seagai seua' persoalan 'itung"'itungan yang siap untuk diselesaikan atau dicari ja)aannya. Ini akiat tidak diajarkannya filsafat atau latar elakang ilmu matematika.
aradigma berurusan dengan prinsip-prinsip pertama, atau prinsip-prinsip dasar. Paradigma adalah konstruksi manusia. Paradigma menentukan pandangan dunia peneliti sebagai bricoluer. 'uatu paradigma meliputi tiga elemen : Epistemologi, ontologi,dan metodologi. Epistemologi mengajukan pertanyaan, bagaiman kita mengetahui dunia ( hubungan apa yang muncul antara pentiliti dengan yang diketahui ( )ntologi memunculkan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang hakikat realitas. etodologi memokuskan diri pada cara kita meraih pengetahuan tentang dunia. *uba dan +incoln, menunjukan garis besar perbedaan utama paradigma antara kaum positi"is, post-positi"is, teori kritis dan kaum konstrukti"is. arisan #aum Positi"isi Epistemologi, Ontologi, Metodologi #aum positi"is kon"ensional menerapkan empat kriteria guna menertibkan penlitian : Validitias internal, derajat ketepatan hasil penelitian dalam memetakan enomena yang dikaji Validitas eksternal, derajat hasil penelitian yang dapat digeneralisasikan untuk berbagai setting lain yang sama dengan setting tempat berlangsungnya penelitian tersebut reliabilitas, sejauh mana hasil penelitian dapat diulang, atau dihasilkan kembali, oleh peneliti yang lain dan objektivitas, sejauh mana hasil penlitian bebas dari bias. arisan kaum positi"is dan post-positi"is baru-baru ini telah menuai banyak kecaman. *uba dan +incoln meninjau ulang kecaman-kecaman ini, menyatakan bahwa kedua paradigman tersebut tidak cukup mampu menjawab isu-isu berdimensi etis, emik, nomotetik, dan idiografk yang mengelilingi penelitian. erlalu banyak makna lokal % emic & dan makna berbasis kasus % idiografk & yang dikesampingkan oleh posisi positi"is nomotetik % etik & yang serba menggenarilisasi. Konstruktivisme dan Teori Kritis.
#onstrukti"isme, seperti yang dipaparkan oleh *uba dan lincoln, mengadopsi ontologi kaum relati"is % ontologi relati"isme &, epistemologi transaksional, dan metodologi hermeneutis atau dialetis. ujuan-tujuan penelitian dari paradigma ini diarahkan untuk menghasilkan berbagai pemahaman yang bersiat rekonstruksi, yang didalamnya kriteria kaum positi"is tradisional tenang "aliditas internal dan ekesternal digantikan dengan terma-terma siat layak dipercaya % trustworthiness & dan otentisitas % authenticity &. homas 'chwandt tentang pendekatan konstrukti"is dan interpreti"is dalam bab / mengidentifkasi perbedaan dan aliran pemikiran utama yang ada dalam kedua pendekatan ini, yang dipersatukan oleh penentang keduanya terhadap positi"isme dan komitmennya untuk mempelajari dunia dari sudut pandang indi"idu yang berinteraksi. 0amun kedua perspekti ini, seperti yang diyakini oleh 'chwandt, lebih dibedakan oleh komitmennya pada soal-soal tentang cara mengetahui % epistemologi & dan wujud % ontologi & daripada oleh metodologi spesifknya, yang pada dasarnya menegakkan pendekatan emik dan idiografk daripada oleh metodologi spesifknya, yang pada dasarnya menegakkan pendekatan emik dan idiografk terhadap penelitian. Dalam bingkai *uba dan +incoln, paradigma ini, dalam berbagai macam bentukanya, menegaskan sebuah ontologi yang didasarkan pada realisme historis, sebuah epistemologi, yang bersiat transaksional dan sebuah metodologi yang bersiat dialogis dan dialektis. Perspekti !nterpreti asing-masing dari ketiga teori eminisme yang diidentifkasi oleh 1irginia )lesan dalam 2ab 3 % epistemologi sudut pandang, kajian empiris, post-modernisme &, mengambil sikap berbeda terhadap tradisi kaum postpositi"is. Para pakar Epistemologi sudut padang menolak 4 metologi baku ilmu sosial yang baik % karena mereka & menjadikan manusia sebagai objek.. 5ika % para ahli sosisologi & bekerja dengan metode berpikr dan metode penelitian baku, mereka memasukkan relasi-relasi kekuasaan ke dalam teks yang mereka hasilkan.Dengan menggunakan studi kasus, obser"asi partisipan, wawancara, dan analisis kritis terhadap teks-teks sosial. 'ebaliknya , eminisme empiris sejalan dengan bahasa kaum postpositi"is tentang "aliditas, reliabitilitas, kredebelitias, berbagai strategi penelitian multimetode, dan sebagainya. Pada pengujian hipotesis, penjelasan, prediksi , hubungan sebab-akibat, dan standar keketatan kon"ensional, termasuk di dalamnya "aliditas iternal dan eksternal. Di sini tujuannya adalah untuk mengaplikasikan sepenuhnya metodologi kualitati pada isu-isu eminis. eori dan pemikiran eminis sedang menyusun ulang praktikpraktik penelitian kualitati. !nilah yang terutama berlangsung pada pendekatan-pendekatan yang dibentuk oleh epistomologi sudut padang dan model-model kajian kebudayaan.
odel-model penelitian etnis sekurang-kurangnya juga bergerak menuju tiga arah yang berbeda. #aum empiris etnis tradisional menggunakan metode obser"asi partisipan, wawancara, dan studi kasus untuk menguji pengalaman 6 pengalaman nyata dari minoritas etnis tertentu. odel-model etnis ar7is dibangun di atas brbagai epistemologi sudut pandang smith dan lainnya unutk menguji secara eksplisit seberapa besar kebudayaan lokal dan 4 ilmu pengetahuan lokal dapat menetralkan berbagai kecenderungan hegemonik dari ilmu pengetahuan yang disiati sebagai objek .8 odel 6 model etnis post-modern mengelaborasi berbagai macam mdel kajian kebudayaan yang berbeda ntuk mengkaji cara-cara ras dan etnisitas secara paksa dimasukkan ke dalam kehidupan sosial sehari-hari. 2erbagai Paradigma yang 2ersaing dalam Penelitian #ualitati
Perbedaan kuantitaif / Kualitatif 4 Pandangan yang di terima 4 tentang ilmu % positi"isme, berubah menjadi post positi"isme sepanjang berjalanan abad ini & memokuskan diri pada usaha-usaha untuk mem"erifkasi atau memalsifkasi berbagai hipotesis a priori, yang paling bermanaat dinyatakan sebagai proposisi % kuantitati & matematus ata berbagai proposisi yang dapat dengan mudah dirubah ke dalam rumus-rumus eksak matematika yang menunjukkan hubungan ungsional ketepatan perumusan sangatlah bermanaat ketika tujuan ilmu adalah untuk memprediksi dan mengendalikan enomena alam 5ohn 'tuart ill di sebut 6 sebut sebagai orang pertama yang mendorong para ahli ilmu sosial untuk mengungguli sepupu mereka yang lebih tua dan 4 lebih keras ,8 dengan menjanjikan bahwa apabila sarannya dituruti, maka pematangan pesat bidang 6 bidang keilmuan ini, sekaligus kebangkitan dari kungkungan flosifs dan teologis yang membatasi mereka, akan menyusul. Para ahli ilmu sosial benar-benar mengikuti saran tersebut. Sifat Paradigma Paradigma sebagai Sistem kepercayaan dasar yang didasarkan pada asumsiasumsi ontologis, Epistemologis, dan metodologis. 'ebuah Paradigma bisa dipandang sebagai sekumpulan kepercayaan dasar % atau metafsika & yang berurusan dengan prinsip-prinsip puncak atau pertama. Paradigma mewakili pandangan dunia yang menentukan, bagi pemakainnya, siat 4 dunia , 4 tempat indi"idu di dalamnya, dan rentang hubungannya yang dimungkinkan dengan dunia tersebut dan bagian 6 bagiannya, seperti misalnya , yang dilakukan oleh kosmologi dan teologi .
Para peneliti, berbaga paradigma penelitian memberikan penjelasan tentang apa yang hendak mereka lakukan dan apa saja yang masuk dalam dan di luar batas-batas penilitian yang sah. 2erbagai paradigma penelitian dapat diringkas berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh para penganut sebuah paradigma tertentu untuk menjawab tiga pertanyaan undamental, yang saling berkaitan erat sedemikian rupa sehingga jawaban yang diberikan untuk satu pertanyaan, apa pun susunannya , memaksa pola jawaban bagi dua pertanyaan lainnya. 9. Pertanyaan )ntologis. pakah bentuk dan siat realitas dan, oleh karena itu, apakah ang ada di sana yang dapat diketahui tentangnya ( jika diasumsikan sebuah dunia 4 nyata ,8 sesuatu yang dapat diketahui tentangnya merupakan 4bagaimana keadaan segala sesuatu itu yang sesungguhnya 4 dan 4 bagaimana cara kerja segala sesuatu itu yang sesungguhnya .8 ;. Pertanyaan Epistemologis. pakah siat yang terjalin antara yang mengetahui atau calon yang mengetahui dengan sesuatu yang dapat diketahui ( jawaban yang dapat diberikan untuk pertanyaan ini dibatasi oleh jawaban yang ditelah diberikan untuk pertayaan ontologis, diasumsikan suatu realitas yang 4 nyata ,4 sikap yang mengetahui haruslah berupa sikap keterpisahan objekti atau bebas nilai agar mampu menemukan 4 bagaimana keadaan segala sesuatu itu yang sesungguhnya 4 dan 4 bagaimaan cara kerja segala sesuatu itu yang sesungguhnya .8 <. Pertanyaan metodologis. pa saja cara yang ditempuh penliti % calin yang akan mengetahui & untuk menemukan apapu yang ia percaya dapat diketahui ( sekali lagi jawaban yang dapat diberikan terhadap pertanyaan ini dibatasi oleh jawaban-jawaban yang telah diberikan untuk dua pertanyaan artinya, tidak sembarangmetode yang sesuai. isalnya , sebuah realitas 4 nyata 4 yang dikaji oleh seorang penliti yang 4 obejekti 4 memberikan kontrol terhadap aktor-aktor yang mungkin campur aduk, apakah metode tersebut merupaka metode kualitati atau metode kuantitai. iga pertanyaan ini berperan sebagai okus utama yang menjadi sumber analisis kami terhadap masing-masing dari keempat paradigma yang hendak dipertimbangkan. Paradigma sebagai konstruksi Manusia #ami telah mengemumakan bahwa paradigma, sebagai sekumpulan kepercayaan dasar, sulit dibuktikan dalam pengertian kon"esional tidak ada cara untuk meningkatkan satu paradigma di atas paradigma yang lain berdasarkan kriteria puncak atau undamen. Dengan mempertimbangkan cara yang mereka pilih untuk menjawab tiga pertanyaan pokok tersebut. #ami berpendapat sederet jawaban yang diberikan dipandang dari semua sisi adalah kontruksi manusia artinya, sederet jawabann tersebut adalah cipataan pikiran manusia dan karenanya tunduk pada kesalahan manusia. idak ada konstruksi yang benar atau dapat menjadi benar tanpa memunculkan perdebatan para pendukung konstruksi apa pun harus lebih bersandar pada siat
kepahaman dan kemanaatan daripada pembuktian dalam mempertahankan posisi mereka
Kepercayaan kepercayaan dasar dalam paradigma penelitian yang diterima dan paradigma alternative terma positi"isme mengacu pada pandangan yang diterima yang telah mendominasi wacana ormal dalam ilmu ilmu social dan ilmu ilmu fsik , sementara post-positi"isme mewakili upaya upaya beberapa dasar warna lalu %untuk memberikan jawaban secara terbatas yakni pada saat masih berada dalam sederet keper"cayaan dasar yang sama& terhadap kritik yang paling probablematis dalam positi"ism , terma umum yang yang mengacu pada beberapa paradigma alternati"e yang mencakupdidalamnya namun tidak terbatas pada neo mar7isme , eminisme , materialisme dan sendiri serta bermanaat jika dibagi dalam tiga aliran analisis !ntraparadigma kolom " # positivisme ontology : realisme %secara umum disebut8 realisme na=8& sebuah realitas yang bisa dipahami diasumsikan hadir , yang dikendalikan oleh hukum hukum alam mekanisme yang tak dapat diubah . sedangkan dalam epitemologi : dualis dan objekti"is , peneliti dan objek yang diteliti dianggap sebagai entitas yang terpisah , sedangkan peneliti dipandang mampu mempelajari objek tanpa mempengaruhi atau dipengaruhi olehnya kolom $ # post positivisme ontology: realisme kritis . realitas diasumsikan ada namun tidak bisa dipahami secara sempurna karena pada dasarnya mekanisme intelektual manusia memiliki kecendrungan kekurangan sedangkan enomena itu sendiri secara undamental memiliki siat yang tidak mudah diatur. )ntology disebut dengan realisme kritis epistemology : dualis>objektiftas yang dimodifkasi dualisme sudah banyak ditinggalkan karena tidak mungkin lagi dipertahankan , tetapi objek tetap menjadi cita cita pemandu penekan khusus metodologi eksperimental> manipulati"e yang di modifkasi. Penekan diberikan kepada keragamaan keritis satu cara untuk mengklasifkasikan hipotesis Kolom % # teori krits dan ideologis terkait
)ntology: realisme ?istoris. 'ebuah realitas dianggap bisa dipahami pernah suatu berciri lentur, namun dari waktu ke waktu dibentuk oleh serangkaian actor social ,politik, budaya dan ekonomi, etnik gender, yang kemudian mengkristalkan kedalam serangkaian sebagai nyata Epistomologi : transaksional dan subjekti"itas peneliti dan objek yang diteliti terhubung secara interakti, dengan nilai nilai peneliti mempengaruhi penelitian secara tak terhindarkan etodologi : dialogis dan dialektis. 'iat transaksional peneliti membutuhkan dialog antara peneliti dan subjek subjek penelitian