PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SIDO WARAS MOJOKERTO NOMOR :009A /SK/RSSW/Dir / IX / 2015 TENTANG PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN RUMAH SAKIT SIDO WARAS
DIREKTUR RUMAH SAKIT SIDO WARAS Menimbang : a. Bahwa dalam upaya menghindari dan meminimalkan terjadinya bencana kebakaran di Rumah Sakit maka diperlukan adanya pencegahan bahaya kebakaran b. Bahwa dalam rangka melindungi pasien, penunggu pasien, tenaga kerja beserta lingkungan terhadap bencana kebakaran di rumah sakit maka perlu adanya tatalaksana pencegahan dan penanggulangan kebakaran. c. Bahwa sehubungan dengan huruf a dan b diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Sido Waras tentang Panduan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Rumah Sakit Sido Waras Mengingat
:
1. Undang - undang RI No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana 2. Undang – undang RI No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit 3. Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang
keselamatan pasien 4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10 /KPTS/ 2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. 5. Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran Aktif, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012 1
6. Peraturan Direktur PT. Prima Karya Bersaudara Nomor 001/PD/RSSW/Dir/II/2015 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Sido Waras. 7. Surat Keputusan Direksi PT. Prima Karya Bersaudara Nomor : 001/ PKB/ Dir/ VI/ 2013 tentang Penetapan Direktur Rumah Sakit Sido Waras. 8. Keputusan Direktur Rumah Sakit Sido Waras Nomor : 003/SK/RSSW/Dir/II/2015 Tentang Pembentukan Panitia Kesehatan Dan Keselamatan Kerja MEMUTUSKAN : Menetapkan : Kesatu
: KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SIDO WARAS TENTANG PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN RUMAH SAKIT SIDO WARAS
Kedua
: Panduan Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran sebagaimana dimaksud dalam lampiran keputusan ini
Keempat
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di
kemudian
hari
terdapat
perubahan
akan
diadakan
perbaikan
sebagaimana mestinya. Ditetapkan Tanggal
: Mojokerto : 28 September 2015
Direktur, Rumah Sakit SIdo Waras
Lany Dwi.Kurniawati .S, dr. M.Kes
2
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Sido Waras Nomor : 009A/SK/RSSW/Dir / IX / 2014 Tanggal : 28 September 2015 BAB I DEFINISI 1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan
perorangan
secara
paripurna
yang
menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat 2. Pencegahan kebakaran adalah memisahkan hubungan langsung dari ketiga unsure penyebab kebakaran( bahan bakar, panas dan oksigen). 3. Penanggulangan kebakaran adalah segala daya upaya untuk mencegah dan memberantas terjadinya kebakaran. 4. Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi dengan ketiga unsur (bahan bakar, oksigen dan panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cidera bahkan sampai kematian (Karla, 2007; NFPA, 1986), Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional ( DK3N), kebakaran adalah suatu peritiwa bencana yang berasal dari api yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan kerugian, baik kerugian materi (berupa harta benda, bangunan fisik, deporit atau asuransi, fasilitas sarana dan prasarana, dan lain-lain) maupun kerugian non materi (rasa takut, syok, ketakutan dan lain-lain) hingga kehilangan nyawa atau cacat tubuh yang ditimbulkan akibat kebakaran tersebut. 5. Daerah kebakaran adalah daerah yang terancam terkena luasan kebakaran yang mempunyai jarak 50 meter dari titik kebakaran terakhir. 6. Daerah bahaya kebakaran adalah daerah yang sangat terancam terhadap bahaya kebakaran yang mempunyai jarak 25 meter dari titik kebakaran terakhir.
BAB II 3
RUANG LINGKUP Panduan ini mencakup ketentuan-ketentuan persyaratan umum untuk pencegahan bahaya kebakaran dan penanggulangan kebakaran di Rumah Sakit Sido Waras meliputi : 1. Identifikasi daerah paling berisiko terjadi kebakaran 2. Tindakan pencegahan kebakaran 3. Tindakan penanggulangan jika terjadi kebakaran 3. Evakuasi
4
BAB III TATA LAKSANA 1. Identifikasi daerah paling berisiko terjadi kebakaran Daerah/tempat berisiko terjadi kebakaran di rumah sakit meliputi : a.
Instalasi Kamar Bedah dan Sterilisasi Sentral
b.
Instalasi Farmasi
c.
Instalasi Laboratorium
d.
Instalasi Radiologi
e.
Instalasi Gizi
f.
Tempat Penyimpanan Oksigen
g.
Ruang panel Listrik
h.
Ruang Genset
i.
Gudang LPG
j.
Laundry
Untuk meminimalkan kebakaran maka dipasang rambu/label sesuai dengan jenis bahan nya 2. Tindakan Pencegahan Kebakaran a. Bidang listrik : Melakukan pengecekan rutin pada instalasi listrik Jangan membebani listrik melebihi kapasitas yang ada Tidak melakukan penyambungan atau penambahan instalasi listrik tanpa sepengetahuan tenaga kerja UPF Cabut kabel/peralatan elektronik jika tidak digunakan atau hendak ditinggal pulang Dilarang meninggalkan tugas pada waktu mesin-mesin dinyalakan bagi petugas jaga genset b. Bahan- bahan mudah terbakar Pastikan agar penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti LPG, bensin, alkohol jauh dari nyala api Melakukan pengecekan rutin peralatan medis dan regulator tabung LPG Gunakan wadah penyimpanan yang tepat untuk menuangkan bahan cair yang mudah terbakar 5
c. Tindakan keamanan Laporkan tabung APAR yang telah kosong kepada Panitia K3 RS untuk dilakukan pengisian Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di seluruh area rumah sakit Tidak membakar sampah atau sisa-sisa kayu dilingkungan rumah sakit Tidak membiarkan orang-orang yang tidak berkepentingan berada ditempat rawan terhadap bahaya kebakaran Sosialisasi dan simulasi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran 3. Tindakan Penanggulangan Kebakaran a. Bila menemukan kebakaran tetap tenang dan jangan panic b. Sesuai dengan Pembentukan Tim Tanggap Darurat Rumah Sakit maka dibentuk menjadi 3 tim yang terdiri dari tim pemadam api, tim evakuasi dan tim pengaman, karena keterbatasan tenaga kerja unit maka 1 orang bisa merangkap beberapa tugas sekaligus
Komandan Bencana Dinas Jaga UPF RS
Tim Pengendali Petugas Keamanaan c. Organisasi Penanggulangan Kebakaran disusun secara struktural sebagai berikut :
6 Unit Kerja di Lokasi Kejadian Unit Kerja di Sekitar LokasiUnit Kejadian Kerja di Luar Lokasi Kejadian
Keterangan :
A
B
C
Unit Kerja dilokasi Kebakaran Unit Kerja disekitar Kebakaran Unit Kerja diluar Lokasi Kebakaran
Catatan : Setiap unit kerja terdiri-dari
Tim Pemadam Api
Tim Evakuasi pasien
Tim Pengamanan
URAIAN TUGAS 1) Komandan Bencana bertugas : a) Memastikan Dinas Pemadam Kebakaran sudah dihubungi b) Menuju tempat kejadian kebakaran untuk memimpin dan mengendalikan penanggulangan kebakaran
7
c) Tetap siaga untuk menerima status laporan dan memperkirakan harus evakuasi bertahap atau evakuasi total d) Menentukan tempat untuk evakuasi pasien, dokumen dan peralatan. e) Melaporkan kejadian kebakaran kepada Direktur Rumah Sakit 2) Tenaga Kerja di unit kerja lokasi kebakaran : a) Padamkan api dan segera lakukan RACE agar kebakaran tidak meluas R – Remove
: Pindahkan pasien atau korban yang berada langsung dari
bahaya A – Alarm
: Panggil bantuan dengan memanggil teman dilokasi
terdekat dan teriak code red berulang kali, segera hubungi Loket Informasi dengan format nama pelapor, jenis yang terbakar, lokasi kebakaran dan situasi terakhir (apakah ada korban) C – Close
:Tutup pintu untuk mencegah api menjalar
E – Extinguisher :Padamkan api dengan menggunakan APAR Cara Penggunaan APAR 1) Tarik pin pengaman 2) Arahkan selang apar ke sumber api 3) Tekan 4) Semprotkan b) Loket informasi memberitahukan ke unit lain nya kalo ada kebakaran di unit tersebut 3) Tenaga unit kerja disekitar lokasi kebakaran : a) Mengevakuasi pasien, dokumen dan peralatan rumah sakit b) Menyingkirkan barang-barang yang mudah terbakar. c) Membantu mengatasi kebakaran dengan menggunakan alat pemadam konvensional ataupun APAR 4) Petugas unit kerja diluar lokasi kebakaran : a) Tenaga kerja Loket Informasi secepatnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan Kepolisian serta mengendalikan sistem pemberitahuan umum kepada semua unit kerja b) Menyediakan beberapa petugas untuk mengawasi ketertiban dan menjaga pasien diunit kerja masing-masing agar tidak panik.
8
c) Menyiapkan tempat tidur bagi pasien diunit kerja masing-masing agar sewaktu-waktu diperlukan dapat menampung pasien yang dievakuasi dari tempat kebakaran. d) Tenaga kerja lainnya dikirim kelokasi kebakaran untuk membantu evakuasi pasien, dokumen dan peralatan rumah sakit serta membantu pertolongan pertama seperlunya dengan cepat dan tepat 5) Unit Pemeliharaan Fasilitas RS bertugas : a) Setelah menerima pemberitahuan/mengetahui adanya kebakaran segera mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun elektrik dan bila perlu mematikan aliran listrik.bila kebakaran terjadi di malam hari maka tugas dialihkan kepada petugas keamanan b) Memadamkan api dengan alat pemadam yang ada. c) Melakukan pencegahan agar kebakaran tidak meluas. 6) Petugas Keamanan bertugas : a) Memadamkan api dilokasi kebakaran dengan menggunakan APAR. b) Melaksanakan pencegahan agar kebakaran tidak meluas. c) Melakukan pengawasan dilokasi kebakaran agar usaha pemadaman api berjalan lancar. d) Mencegah orang yang tidak berkepentingan mendekati lokasi kebakaran. e) Memandu keluarga pasien, pengunjung dan pasien ke titik kumpul aman sesuai dengan jalur evakuasi. 4. Evakuasi a. Tim evakuasi 1. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan evakuasi pada saat terjadi kebakaran perlu di bentuk tim evakuasi 2. Tim evakuasi bertugas untuk melaksanakan evakuasi terhadap pasien, dokumen, dan peralatan rumah sakit yang penting/urgent b. Peralatan Evakuasi 1) Peralatan evakuasi yang diperlukan dalam rangka menyelamatkan jiwa pasien, dokumen dan peralatan rumah sakit yang penting/urgent diperlukan sarana/peralatan sebagai berikut : a) Denah evakuasi yang dipasang disetiap kamar/ruangan perawatan
9
b) Petunjuk alur evakuasi yang dipasang di dinding koridor rumah sakit dan titik kumpul (Assembly point) c) Alat angkut evakuasi yaitu brancard, kursi roda, box bayi dan linen. c. Metode evakuasi. 1) Pasien a) Pasien yang dapat berjalan dipandu keluar dari lokasi kebakaran menuju ke titik kumpul. b) Pasien yang tidak dapat berjalan dievakuasi dengan cara : dipapah, digendong, kursi roda, brankat dan dibungkus dengan selimut/sprei kemudian ditarik. c) Pasien yang berada diruangan gedung bertingkat dievakuasi melalui tangga yang tersedia menuju titik kumpul d) Tim evakuasi memeriksa semua ruangan dan memastikan tidak ada keluarga pasien, pasien ataupun pengunjung yang tertinggal e) Pada saat di titik kumpul lakukan inventarisasi terhadap pasien, keluarga pasien dan pengunjung f)
Tim evakuasi melaporkan situasi terakhir dan status evakuasi kepada komandan bencana
2) Dokumen dan Peralatan a) Dokumen dan peralatan penting yang masih dapat diselamatkan dikumpulkan dan diadakan pencatatan oleh petugas administrasi b) Petugas administrasi membawa dokumen dan peralatan penting ketitik kumpul
10
BAB IV DOKUMENTASI 1. Formulir pemeliharaan sarana evakuasi 2. Formulir pemeliharaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 3. Formulir pengecekan dan pemeliharaan tabung dan alat regulator oksigen 4. Formulir pengecekan listrik 5. Formulir pengecekan regulator tabung LPG 6. Seluruh dokumentasi kejadian kebakaran di lampirkan dalam laporan bulanan beserta hasil investigasi dan analisanya
11
a. Formulir pemeliharaan sarana evakuasi b. Formulir pemeliharaan APAR
TANGGAL
ANGIN BAIK RUSAK
ISI TABUNG BAIK RUSAK
SELANG BAIK RUSAK
KETERANGA N
12