PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH CEPU NOMOR: /PER-DIR/ / /2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALAT MEDIS
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH CEPU Menimbang
: a. bahwa dalam upaya mendukung terlaksananya te rlaksananya pengelolaan pen gelolaan alat medis secara efektif dan efisien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu maka diperlukan adanya Pedoman Pengelolaan Alat Medis; b. bahwa Akreditasi Rumah Sakit merupakan salah satu Instrumen peningkatan mutu berkelanjutan dan kewajiban bagi Rumah Sakit sesuai ketentuan pemerintah; pemerintah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan Peraturan Direktur tentang Pedoman Pengelolaan alat medis dengan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu.
Mengingat
: 1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga kesehatan; 2) UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 3) UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 4) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 371 tentang standar profesi teknisi elektromedis; 5) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tanggal 8 April 1998 tentang tentang Pengujian dan dan Kalibrasi Alat Alat Kesehatan; 6) Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian Dan Kalibrasi ALat Kesehatan; 7) Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 65 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Elektromedik; 8) Keputusan Badan Pelaksana Harian Tentang Pengangkatan Pengangkatan Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Cepu. MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
: PERATURAN DIREKTUR UTAMA TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALAT MEDIS Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan: 1) Alat medis adalah Semua peralatan yang berfungsi untuk menunjang kegiatan Medis.
2) Inventarisasi alat alat medis adalah suatu suatu kegiatan yang dilakukan dilakukan untuk mengetahui mengetahui jumlah, jenis, lokasi serta kondisi dari seluruh alat medis yang ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu. 3) Inspeksi alat medis adalah langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan asesoris, asesoris, faktor fisik, keamanan, kinerja dan fungsi alat. 4) Uji Fungsi peralatan adalah Pemantauan fungsi merupakan merupakan langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan assesoris, faktor fisik, keamanan serta kinerja alat secara visual. 5) Pemeliharaan adalah langkah-langkah langkah- langkah pencegahan untuk mengembalikan kinerja alat yang dilaksanakan secara berkala, harian, mingguan bulanan, semester, dan tahunan. 6) Pengujian adalah kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk membandingkan membandingkan alat yang diukur dengan standar, atau untuk menentukan besaran atau kesalahan pengukuran. 7) Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan atau bahan ukur. 8) Istitusi Penguji adalah adalah Sarana kesehatan kesehatan atau sarana lainnya lainnya yang mempunyai tugas tugas dan fungsi untuk melakukan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan. 9) Sertifikat kalibrasi kalibrasi adalah Sertifikat Sertifikat yang dikeluarkan dikeluarkan oleh institusi penguji penguji terhadap terhadap alat yang lulus kalibrasi. 10) Penarikan alat medis (Recall) (Recall) adalah Penarikan alat medis yang kondisinya kondisinya rusak berat dan sudah tidak dapat difungsikan dan jika dilakukan perbaikan alat tidak tepat guna tidak layak dan aman untuk digunakan maka peralatan tersebut harus ditarik dan dihapuskan. 11) Perbaikan adalah kegiatan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu alat medis yang rusak akibat pemakaian alat tersebut pada kondisi semula. 12) Perencanaan dan Pengadaan peralatan kesehatan adalah tahapan dalam proses pengadaan agar suatu peralatan kesehatan di rumah sakit sesuai dengan permintaan dan kebutuhan. 13) IPSRS adalah Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasaran Rumah Sakit 14) Elektromedis adalah setiap orang yang telah lulus dari Pendidikan Teknik Elektromedik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 15) Pemantauan fungsi adalah langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan asesoris, faktor fisik, keamanan, serta kinerja alat secara visual dan fungsi alat. 16) Analisis kerusakan adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk mencari, menganalisis, serta mengembalikan fungsi alat sesuai spesifikasi standar dengan atau tanpa penggantian suku cadang. 17) Alat kerja adalah peralatan atau tools yang digunakan untuk membantu pelaksanaan pemeliharaan minimal alat medis, serta alat ukur kinerja dan keselamatan peralatan medis. 18) Suku cadang alat medis adalah material pengganti yang digunakan untuk mengembalikan mengembalikan fungsi dan kinerja peralatan medis. Pasal 2 Pengaturan Standar Pekerjaan Elektromedis IPSRS di Rumah Sakit bertujuan untuk: 1. Meningkatkan Meningkatk an mutu pelayanan rumah sakit melalui pemeliharaan dan pemeriksaan alat medis.
2. Alat medis yang berada didalam rumah sakit dapat diperiksa dan dipelihara sesuai dengan rencana program. 3. Alat medis dalam kondisi laik pakai (aman dan akurat). 4. Alat medis selalu siap pakai untuk menunjang pelayanan. 5. Usia teknis alat dapat tercapai. Pasal 3 1) Standar Pekerjaan Elektromedis di Rumah Sakit meliputi standar Pelayanan : a. Inventaris alat medis b. Inspeksi alat medis c. Pemeliharaan d. Kalibrasi e. Penarikan Alat Medis (Recall) 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Alat medis sebagai mana dimaksud pada ayat 1, Tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan direktur rumah sakit ini. Pasal 4 1) Penyelenggaraan Standar Pekerjaan Elektromedis IPSRS di Rumah Sakit harus didukung oleh ketersediaan sumber daya Elektromedis, pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional. 2) Sumber daya Pekerjaan Elektromedis IPSRS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. sumber daya manusia, dan b. sarana dan peralatan. 3) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus menggambarkan uraian tugas, fungsi, dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar Pekerjaan Elektromedis yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit. 4) Standar prosedur operasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber daya Elektromedis dan pengorganisasian sebagai mana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Rumah sakit ini. Pasal 5 1) Penyelenggara Perkerjaan Elektromedis IPSRS di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu harus menjamin: a. Peningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui pemeliharaan dan pemeriksaan alat medis. b. Alat medis yang berada didalam rumah sakit dapat diperiksa dan dipelihara sesuai dengan rencana program. c. Alat medis dalam kondisi laik pakai ( aman dan akurat ). d. Alat medis selalu siap pakai untuk menunjang pelayanan. e. Usia teknis alat dapat tercapai.
2) Penyelenggaraan Pekerjaan Elektromedis IPSRS di Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan di IPSRS Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu. 3) Pekerjaan elektromedis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipimpin oleh seorang Elektromedis sebagai penanggung jawab. Pasal 6 1) Setiap Tenaga Elektromedis yang menyelenggarakan Pengelolaan alat medis di Rumah Sakit wajib mengikuti Pedoman Pengelolaan alat medis sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit ini. 2) Pemangku kepentingan terkait di bidang Pengelolaan alat medis di Rumah Sakit harus mendukung penerapan Standar Pengelolaan alat medis di Rumah Sakit. Pasal 7 1) Rumah Sakit melalui Elektromedis IPSRS wajib melakukan pengujian dan atau kalibrasi alat medis 1 tahun sekali oleh pihak Badan Perkalibrasian Fasilitas Kesehatan atau Institusi Pengujian Fasilitas kesehatan swasta sesuai peraturan perundang-undangan. Pasal 8 1) Inventaris Adalah Kegiatan inventarisasi yang dilakukan secara insidental oleh kepala unit bagian pelayanan alat medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu. 1. Inventarisasi dilakukan secara insidental Yaitu pendataan inventarisasi alat medis yang dilakukan sewaktu-waktu. 2. Kepala unit bagian pelayanan Yaitu penanggung jawab pendataan inventarisasi alat medis. 3. Pelaporan inventarisasi Yaitu pelaporan inventarisasi secara berkala yang dilakukan oleh kepala unit bagian pelayanan alat medis kepada IPSRS setiap 1 bulan. 4. Panduan Pendataan Inventaris Alat Medis Yaitu Panduan pendataan inventaris alat medis yang digunakan untuk semua kepala unit bagian pelayanan yang melaksanakan pengisian data inventaris alat medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu. Pasal 9 1) Inpseksi alat medis Inspeksi alat medis merupakan langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan asesoris, faktor fisik, keamanan, kinerja dan fungsi alat. 2) Ruang Lingkup Inspeksi Alat Medis 1. 2. 3. 4.
Jadwal Inspeksi Pelaksana Inspeksi Peralatan kesehatan yang di Inspeksi Persiapan Inspeksi
5. Pelaksanaan inspeksi 6. Dokumentasi Pasal 10 1) Uji Fungsi Alat medis Pemantauan fungsi merupakan langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan assesoris, faktor fisik, keamanan serta kinerja alat secara visual. Pengujian alat medis meliputi : a. uji fisik alat yaitu pengujian alat meliputi kelengkapan, casing, aksesoris dll. b. uji kinerja alat yaitu pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat dengan kemampuan maksimum secara teknis saat ini tanpa beban sebenarnya sehingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan dengan baik sesuai fungsinya. c. uji keamanan Yaitu pengujian yang dilakukan terhadap alat medis untuk memperoleh kepastian tidak adanya bahaya yang ditimbulkan sebagai akibat penggunaan alat tersebut, seperti arus bocor, pembumian, radiasi bocor dan paparan radiasi. 2) Ada dua macam uji fungsi yang di lakukan di RS PKU Muhammadiyah Cepu, yaitu : a. Uji fungsi alat baru yang telah selesai pemasangan / instalasi b. Uji fungsi alat yang telah selesai diperbaiki Pasal 11 Pemeliharaan alat medis meliputi tiga macam yaitu: 1) Pemeliharaan Terencana a. Pemeliharaan Preventif Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan pencegahan bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan. b. Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan Korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa penggantian suku cadang. 3) Pemeliharaan Tidak Terencana Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak, tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. 4) Pemeliharaan oleh pihak ke III Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan, maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit , teknisi rujukan atau pun Pihak III.
Pasal 12 1) Pengujian dan atau Kalibrasi Pengujian merupakan kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk membandingkan alat yang diukur dengan standar, atau untuk menentukan besaran atau kesalahan pengukuran. Kalibrasi merupakan kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan atau bahan ukur. Pengujian atau kalibrasi alat medis harus dilakukan secara berkala, paling sedikit 1 kali dalam 1 tahun, kecuali dalam kondisi tertentu , alat medis wajib diuji dan atau kalibrasi sebelum jangka waktu 1 tahun. Adapun kondisi yang dimaksud adalah: 1. Mengikuti petunjuk pemakaian alat medis 2. Diketahui penunjukan keluaranya atau kinerjanya (Performance) atau keamanan (Safety ) tidak sesuai lagi 3. Telah mengalami perbaikan 4. Telah dilakukan reinstalasi 5. Belum memiliki sertifikat pengujian atau kalibrasi Sesuai dengan aturan dari pemerintah, setiap peralatan kesehatan terutama yang terdapat dan digunakan di sarana pelayanan kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan, Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan yang berwenang dan atau perusahaan swasta terpercaya. Pasal 14 1) Penarikan alat medis (recall) Recall adalah upaya untuk menarik kembali peralatan atau f asilitas yang dinyatakan kurang aman atau di khawatirkan memiliki potensi menyebabkan kematian, cedera serius atau penyakit. Penarikan kembali peralatan atau fasilitas yang tidak aman meliputi: 1. Peralatan yang kedaluarsa 2. Peralatan yang cacat produksi 3. Peralatan yang tidak lulus pengujian atau kalibrasi 4. Peralatan yang di kirim tidak sesuai spesifikasi 5. Peralatan yang karena suatu hal harus ditarik dari peredaran oleh pabrik dan atau lembaga yang berwenang Pasal 15 Dokumen pedoman pengelolaan alat medis sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan Direktur Utama ini digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan alat medis di RS PKU Muhammadiyah Cepu, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan di peraturan Direktur Utama ini.
Pasal 16 Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan oleh Direktur RS Pku Muhammadiyah Cepu Kabupaten Blora
dr. Achmad Budhy Karyono, M.MKes
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH CEPU NOMOR : /PER-DIR/ /VI/2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALAT MEDIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan sangat besar perannya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai institusi pemberi jasa kesehatan, rumah sakit perlu memperhatikan mutu agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat . Rumah sakit yang memenuhi standar mutu dilengkapi dengan ketersediaan peralatan medik guna keperluan diagnosa, terapi dan rehabilitasi. Mengingat alat kesehatan difungsikan untuk keperluan tersebut maka 2 (dua) faktor yang menjadi persyaratan utama tidak boleh diabaikan yaitu keselamatan pasien ( patient safety ) dan ketepatan (accuracy ). Ketersediaan alat kesehatan dirumah sakit umumnya membutuhkan biaya investasi cukup tinggi, oleh sebab itu harus dimanfaatkan secara optimal sehingga pembiayaan menjadi efektif (cost effective). Agar peralatan yang digunakan di rumah sakit dalam kondisi aman, tepat dan efektif, maka sangat dibutuhkan kegiatan pengelolaan yang tepat. Pengelolaan merupakan suatu kegiatan dari mulai perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan peralatan medik dengan tujuannya agar alat kesehatan dapat dimanfaatkan secara optimal ( utility ), layak pakai (safe) dan tepat (accurate). Optimalisasi penggunaan (utility ) bertujuan agar usia pakai lebih besar dari biaya investasi (pembelian), sedangkan laik pakai bertujuan agar pengguna alat mendapatkan perlindungan dan pelayanan yang bermutu. World Health Organization menyebutkan bahwa hampir 50% peralatan medik di negara berkembang tidak dapat digunakan, hal ini disebabkan karena perencanaan yang tidak tepat, tidak dilakukannya pemeliharaan, tidak adanya ketersediaan sumber daya yang mengoperasikan. Indonesia sebagai negara berkembang bisa dikategorikan masuk ke dalam kondisi tersebut mengingat kegiatan perencanaan dan pemeliharaan peralatan medik tidak berjalan dengan optimal. B. Tujuan Pedoman 1. Tujuan Umum Pengelolaan peralatan kebutuhan sesuai dengan
medis mutu
dalam rangka menunjang pemenuhan pelayanan kesehatan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui pemeliharaan dan pemeriksaan alat medis. b. Alat medis yang berada didalam rumah sakit dapat diperiksa dan dipelihara sesuai dengan rencana program. c. Alat medis dalam kondisi laik pakai (aman dan akurat). d. Alat medis selalu siap pakai untuk menunjang pelayanan. e. Usia teknis alat dapat tercapai. C. Ruang Lingkup Pekerjaan Dalam pelaksanaan pengelolaan alat medis terdapat 4 ruang lingkup pekerjaan elektromedis yaitu : 1. Inventaris alat medis 2. Inspeksi alat medis 3. Pemeliharaan 4. Kalibrasi 5. Penarikan Alat Medis (Recall) D. Batasan Operasional Dalam ruang lingkup kinerja, Pekerjaan elektromedis membatasi kegiatan operasionalnya hanya pada pengelolaan alat-alat medis. Beberapa istilah / pengertian yang terdapat dalam pekerjaan Elektromedis antara lain: 1) Alat medis adalah Semua peralatan yang berfungsi untuk menunjang kegiatan Medis. 2) Inventarisasi alat medis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah, jenis, lokasi serta kondisi dari seluruh peralatan kesehatan yang ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu. 3) Inspeksi alat medis adalah langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan asesoris, faktor fisik, keamanan, kinerja dan fungsi alat. 4) Uji Fungsi peralatan adalah Pemantauan fungsi merupakan langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan assesoris, faktor fisik, keamanan serta kinerja alat secara visual. 5) Pemeliharaan adalah langkah-langkah pencegahan untuk mengembalikan kinerja alat yang dilaksanakan secara berkala, harian, mingguan bulanan, semester, dan tahunan. 6) Pengujian adalah kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk membandingkan alat yang diukur dengan standar, atau untuk menentukan besaran atau kesalahan pengukuran. 7) Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan atau bahan ukur. 8) Istitusi Penguji adalah Sarana kesehatan atau sarana lainya yang mempunyai tugas dan fungsi untuk melakukan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan. 9) Sertifikat kalibrasi adalah Sertifikat yang dikeluarkan oleh institusi penguji terhadap alat yang lulus kalibrasi. 10) Penarikan alat medis (Recall) adalah Penarikan alat medis yang kondisinya rusak berat dan sudah tidak dapat difungsikan dan jika dilakukan perbaikan alat tidak tepat
guna tidak layak dan aman untuk digunakan maka peralatan tersebut harus ditarik dandihapuskan. 11) Perbaikan adalah kegiatan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu alat medis yang rusak akibat pemakaian alat tersebut pada kondisi semula, perbaikan memungkinkan untuk terjadinya penggantian suku cadang dengan beberapa alternative terhadap mutu suku cadang. 12) Perencanaan dan Pengadaan peralatan kesehatan adalah tahapan dalam proses pengadaan agar suatu peralatan kesehatan di rumah sakit sesuai dengan permintaan dan kebutuhan. 13) IPSRS adalah Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasaran Rumah Sakit 14) Pekerjaan Elektromedis adalah kegiatan perencanaan pengadaan dalam bentuk analisa kebututuhan, instalasi, uji fungsi pemeliharaan, perbaikan, pengujian dan atau kalibrasi, penyesuaian (adjustment), pemantauan fungsi dan inspeksi terhadap alat medis, alat ukur pengujian dan kalibrasi, serta kegiatan peningkatan mutu, keamanan, keselamatan, dari mulai persiapan pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi, pelayanan rancang bangun dan desain, dan pemecahan masalah serta pembinaan teknis bidang elektromedis. 15) Elektromedis adalah setiap orang yang telah lulus dari pendidikan Teknik Elektromedik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 16) Pemantauan fungsi adalah langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan asesoris, faktor fisik, keamanan, serta kinerja alat secara visual dan fungsi alat. 17) Analisis kerusakan adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk mencari, menganalisis, serta mengembalikan fungsi alat sesuai spesifikasi standar dengan atau tanpa penggantian suku cadang. 18) Alat kerja adalah peralatan atau tools yang digunakan untuk membantu pelaksanaan pemeliharaan minimal alat medis, serta alat ukur kinerja dan keselamatan peralatan medis. 19) Suku cadang alat medis adalah material pengganti yang digunakan untuk mengembalikan fungsi dan kinerja peralatan medis. E. Landasan Hukum Beberapa landasan hukum keteknisian medis ( elektromedis ) yaitu : 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 371 tentang standar profesi teknisi elektromedis 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tanggal 8 April 1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan 3. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian Dan Kalibrasi ALat Kesehatan
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Dalam Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 34 ayat 2 menyatakan “Penyelenggara Fasilitas pelayanan kesehatan dilarang memperkerjakan tenaga kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan ijin melakukan profesi” Sumber daya manusia (teknisi elektromedis) merupakan unsur yang penting dalam melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan. Kualifikasi teknis disesuaikan dengan job deskripsi yang ditetapkan Rumah sakit, standar minimal telah menempuh pendidikan D3 Teknik Elektromedis. Sedangkan jumlahnya berdasarkan jam kerja dengan metode full time ekuivalen. 1. Distribusi Ketenagaan Distribusi ketenagaan elektromedis sepenuhnya pada pengelolaan alat medis di rumah sakit yang terbagi dalam struktur unit yaitu seorang supervisor dan beberapa staf teknisi dengan tugas sebagai berikut : a. Supervisor unit 1) Merencanakan kebutuhan SDM unit dan pengembangannya 2) Bersama unit kepegawaian ikut membantu proses seleksi pegawai baru Elektromedis IPSRS serta orientasi. 3) Menyusun program kerja pengelolaan alat medis dan anggaran 4) Bersama unit pengadaan dan pengguna alat melakukan rencana pengadaan alat medis baru 5) Bersama teknisi melakukan kegiatan pemeliharaan alat medis 6) Merencanakan program kalibrasi alat medis 7) Melakukan pengawasan jalannya program kerja dan penggunaan anggaran 8) Melakukan penilaian terhadap kinerja unit 9) Mengadakan training / review penggunaan alat medis untuk pengguna alat 10) Melakukan evaluasi dan pelaporan b. Staf Teknisi 1) Bertanggung jawab kepada supervisor 2) Melakukan kegiatan pemeliharaan alat medis 3) Melakukan pencatatan setiap pekerjaan yang dilakukan 4) Melaporkan jika adanya permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaannya 5) Membantu supervisor melakukan kegiatan admisnistrasi unit 6) Membantu supervisor menyusun laporan tahunan 2. Pengaturan Jaga Dalam pelaksanaan pekerjaan, elektromedis IPSRS menerapkan jadwal jaga dalam 1 sift yaitu pada sift pagi yaitu mulai jam 07.00 WIB s/ d 14.00 WIB. Dan jika ada permasalahan menyangkut alat medis di luar jam kerja, maka teknisi elektromedis harus siap dipanggil (oncall.
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang ALMARI PENYIMPAN ALKES
SEMENTARA
RUANG ADMINISTRASI
MEJA KERJA ALMARI BUKU & ALMARI PERALATAN
1. Ruang Administrasi adalah ruang pencatatan dokumentasi kegiatan pekerjaan elektromedis IPSRS, perlengkapan yang disediakan yaitu : ATK, Komputer, Printer, Line Telephone. 2. Almari Buku & Peralatan adalah ruang tempat menyimpan buku dokumentasi pekerjaan unit, buku servis manual alat medis, buku penunjang servis, buku-buku pelatihan elektromedis, serta tempat penyimpan peralatan servis mekanik, elektronik 3. Meja Kerja adalah ruang teknisi dalam melakukan kegiatan perbaikan alat medis. Di dalamnya dilengkapi dengan mesin bor duduk, adaptor, dan peralatan elektronik, mekanik lainnya. 4. Almari Penyimpan Alkes Sementara adalah ruang tempat menyimpan alat medis yang belum selesai proses pengerjaannya karena sparepart belum tersedia. B. Standar Fasilitas Fasilitas kerja guna menunjang terlaksananya inspeksi dan pemeliharaan peralatan kesehatan meliputi : 1. Ruangan tempat bekerja, terdiri dari workshop / bengkel, gudang dan ruang administrasi. 2. Peralatan kerja terdiri dari tool set elektrik, tool set elektronik, tool set mekanik, dan berbagai alat ukur.
BAB IV TATA LAKSANA PEKERJAAN Standar Kerja Elektromedis IPSRS mengatur penggunaan peralatan medis mulai dari inventaris alat medis, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi, dan penarikan alat medis (Recall) serta pelaporan dan evaluasi utilisasi peralatan medis selama digunakan dalam umur ekonomisnya. Selain itu juga mengatur sumber daya manusia yang mempunyai persyaratan kompetensi yang diperlukan, pengorganisasian, serta kebijakan dan prosedur pengelolaan peralatan medis. Tata laksana pekerjaan pengelolaan alat medis dalam hal ini adalah penjabaran dari ruang lingkup Pekerjaan Elektromedis IPSRS Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu, yaitu: A. Inventaris Alat medis Adalah Kegiatan inventarisasi yang dilakukan secara insidental oleh kepala unit bagian pelayanan alat medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu. 1. Inventarisasi dilakukan secara insidental Yaitu pendataan inventarisasi alat medis yang dilakukan sewaktu-waktu. 2. Kepala unit bagian pelayanan Yaitu penanggung jawab pendataan inventarisasi alat medis. 3. Pelaporan inventarisasi Yaitu pelaporan inventarisasi secara berkala yang dilakukan oleh kepala unit bagian pelayanan alat medis kepada IPSRS setiap 1 bulan. 4. Panduan Pendataan Inventaris Alat Medis Yaitu Panduan pendataan inventaris alat medis yang digunakan untuk semua kepala unit bagian pelayanan yang melaksanakan pengisian data inventaris alat medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu. Berikut ini adalah format excel yang disiapkan untuk pengisian data inventaris alat medis: No
Nama Alat
Merk
Type
Serial Numb
Tanggal Kondisi Kalibrasi
B. Standar penulisan pendataan inventaris alat medis di RS PKU Muhammadiyah Cepu 1. Gunakan font “Arial (Headings)” ukuran 11. 2. Untuk kolom nama barang diisi nama barang dengan huruf kapital tiap awal kata. Contoh: Bedside Monitor, Shortwave Diathermy, Centrifuge, Tensimeter Raksa Dewasa, Stetoscope Anak. 3. Nama ruangan diawali huruf besar. 4. Jumlah ditulis dengan angka saja, jangan ditulis tambahannya seperti 1 set salah, atau 2 buah salah. Cukup angkanya saja. 5. Barang yang tidak ada tidak perlu dituliskan. 6. Nama barang tidak boleh disingkat.
C. Keterangan panduan kolom pendataan inventaris alat medis 1. Kolom Nama Barang Diisi dengan nama barang yang sesuai ejaan yang benar. 2. Kolom Tipe Medis Khusus untuk alat medis: a. Istilah “Medis” merujuk pada setiap barang yang bukan barang rumah tangga, contoh alat medis meliputi: 1) Peralatan Diagnostik (Tensimeter, Stetoscope, Ultrasonography (USG), Dental Unit, Dopler, dll). 2) Peralatan Terapi (Shortwave Diathermy (SWD), Lampu Infra Merah, Elektrostimulator, dll). 3) Peralatan Pendukung Kehidupan (Ventilator, Infus pump, Shyringe pump, dll). 4) Peralatan Bedah Anestesi (Electrosurgical Unit (ESU), Mesin anastesi dll). 5) Peralatan Radiologi (CT-scan, General X-ray, Automatic Procecing Film (APF), dll). 6) Peralatan Laboratorium (Centrifuge, Hematology, dll). 3. Kolom Ruangan di isi tempat letak keberadaan alat. contoh: Ruang Radiologi (Ruang Operator, Ruang Usg), Rawat Inap (Ruang Nurse Station Ranap Lantai 3/Lantai 4/Lantai 5), Instalasi Bedah Sentral (Ruang IBS OK 1/IBS OK 2/IBS OK 3). 4. Merk/Tipe (tidak harus selalu diisi) Diisi dengan merk/tipe barang yang sedang diinput bila ada. Contoh: a. Bedside Monitor (BSM). Merk Philips tipe MX450 Philips adalah merk dan MX450 adalah tipe nya. b. USG 4D. Merk Ge tipe Logic C5 Premium Ge adalah merk dan C5 premium adalah tipe nya. 5. Deskripsi (tidak harus selalu diisi) Diisikan dengan deskripsi singkat seperti warna (bila ada), bentuk, atau deskripsi lainnya. 6. Nomor Seri (tidak harus selalu diisi) Wajib diisi bila ada khususnya untuk alat medis dengan merk dan tipe yang sama misal: a. Shyringe Pump. merk B-broun. tipe Perfusor Compact S. Nomor Seri 114039 B-broun adalah merk. Perfusor Compact S adalah tipe dan 114039 adalah Nomor Seri nya. b. Shyringe Pump. merk B-broun. tipe Perfusor Compact S. Nomor Seri 114043 B-broun merk. Perfusor Compact S adalah tipe dan 114043 Nomor Seri nya. 7. Kolom Jumlah Kondisi Baik Diisi dengan jumlah alat yang tersedia dengan kondisi yang baik dan siap berfungsi dengan baik. 8. Kolom Jumlah Kondisi Rusak Diisi dengan jumlah alat yang tersedia namun dalam kondisi rusak. 9. Kolom Jumlah Total Diisi dengan jumlah total dari jumlah kondisi baik dan jumlah kondisi rusak.
10. Kolom Keterangan Rusak Diisi keterangan di bagian mana atau fungsi apa kerusakannya apabila ada alat yang rusak. D. Standar inventarisasi alat medis di RS PKU Muhammadiyah Cepu 1. Pasien Monitor di nama barang disebutkan sebagai “Bedside Monitor’’ 2. Bila ada barang yang sama dalam suatu Ruangan dengan merk dan tipe yang sama, maka entriannya dibuat berbeda dengan memasukan Nomor Seri contoh: Bila ada Bedside Monitor sebanyak 4 buah, merk dan tipe serta warna nya sama maka entrinya dibuat 4 kali. a. Bedside Monitor merk. Philips. tipe MX-450. Nomor Seri DE 35111963 b. Bedside Monitor merk. Philips. tipe MX-450. Nomor Seri DE 35111974 c. Bedside Monitor merk. Philips. tipe MX-450. Nomor Seri DE 35111979 d. Bedside Monitor merk. Philips. tipe MX-450. Nomor Seri DE 35111966 3. Timbangan di nama barang disebutkan sebagai “timbangan jarum” atau “timbangan digital”. 4. Tensimeter ditulis di nama barang sebagai “Tensimeter Digital/Aneroid/Raksa/ Dewasa/Anak/Bayi”. Di deskripsi bisa disertakan warnanya. Merk ditulis 5. Stetoskop di nama barang dituliskan sebagai “stetoskop dewasa/anak”. Merk ditulis. Deskripsi bisa dituliskan warnanya 6. Bed Pasien dituliskan di nama barang sebagai “bed pasien crank” bila ada putaran/switch untuk menaikkan kepala bed nya, atau “bed pasien non crank” bila tidak ada putarannya. Pada kolom deskripsi dituliskan crank otomatis atau manual, dan berapa crank jumlahnya, ada satu crank, atau dua crank. 7. Standar infus/tiang infus ditulis di nama barang sebagai “tiang infus kaki 3/4/5” tergantung dengan berapa kaki yang dimiliki tiang infus tersebut. Bila tiang infus yang dicolokkan di bed pasien, di bagian nama barang dituliskan sebagai “tiang infus bed”. Bahan tiang infus dituliskan di kolom deskripsi, bila stainless maka ditulis bahan stainless steel, kalau bahan besi ditulis “bahan besi”. 8. Bila ada barang yang sama dalam suatu Ruangan, tapi tipe nya berbeda, maka entriannya dibuat berbeda, contoh: a. Bila ada tiang infus kaki 3 sebanyak 5 buah, dan tiang infus kaki 4 sebanyak 10 buah, maka entrinya dibuat dua kali 1) Tiang infus kaki 3 2) Tiang infus kaki 4 b. Di bangsal belimbing, ada bed pasien 1 crank 4 dan bed pasien non crank 4, maka entrinya 1) Bed pasien 1 crank 2) Bed pasien non crank 9. Lampu RO di nama barang dituliskan sebagai “X-Ray Illuminator”. Disertai ukuran panjang x lebar. 10. Turniket di nama barang ditulis sebagai “Tourniquet”. Di deskripsi bisa dituliskan warnanya.
E. Inventaris alat medis RS PKU Muhammadiyah Cepu meliputi: 1. 2.
Peralatan medis milik rumah sakit Peralatan medis kerja sama Opersaional [KSO]
F. Inventarisasi peralatan medis dan Identifikasi resiko 1. Prioritas Peralatan medis prioritas adalah peralatan medis yang harus selalu berfungsi dengan baik dan performa guna menunjang pelayanan secara kontinu. Jenis Peralatan Medis Peralatan Life Support
Peralatan Bedah Anestesi Peralatan Radiologi
Peralatan Laboratorium
Identifikasi Resiko Mempunyai dampak resiko tinggi apabila tidak segera dilakukan perbaikan Mempunyai dampak resiko tinggi apabila tidak segera dilakukan perbaikan Mempunyai dampak resiko tinggi apabila tidak segera dilakukan perbaikan Mempunyai dampak resiko tinggi apabila tidak segera dilakukan perbaikan
2. Non Prioritas Peralatan medis non prioritas adalah peralatan medis yang apabila terdapat gangguan fungsi alat tidak menimbulkan ancaman atau berbahaya tinggi dalam menunjang pelayanan kesehatan Jenis Peralatan Medis
Identifikasi Resiko
Peralatan Diagnostik
Mempunyai dampak rendah apabila tidak segera diperbaiki
Peralatan Terapi
Mempunyai dampak rendah apabila tidak segera diperbaiki
G. Idenfikasi resiko terhadap peralatan medis dibagi menjadi 2 1. Kegagalan fungsi alat Kegagalan fungsi alat medis dengan tipe prioritas yang membutuhkan respon time kurang dari 1 x 24 jam 2. Penggantian komponen alat yang memiliki life time yang di rekomendasikan pabrik dan respon time dalam perbaikan dengan interval 1 minggu dan apabila tidak dilakukan perbaikan/ penggantian akan mengakibatkan kegagalan fungsi alat.
BAB V INSPEKSI ALAT MEDIS Inspeksi alat medis merupakan langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan asesoris, faktor fisik, keamanan, kinerja dan fungsi alat. A. Ruang Lingkup Inspeksi Alat Medis 1. Jadwal Inspeksi 2. Pelaksana Inspeksi 3. Peralatan kesehatan yang di Inspeksi 4. Persiapan Inspeksi 5. Pelaksanaan inspeksi 6. Dokumentasi B. Penjelasan ruang lingkup inspeksi alat medis 1. Jadwal inspeksi Yaitu acuan supervisor IPSRS dalam menentukan dan membuat jadwal pemeriksaan semua alat medis secara teratur dengan frekuensi 1 bulan untuk di laksanakan oleh Teknisi Elektromedis IPSRS. 2. Pelaksana Inspeksi Yaitu penyelengara yang melaksanakan inspeksi semua alat medis secara teratur untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan asesoris, faktor fisik, keamanan, kinerja dan fungsi alat sesuai jadwal inspeksi yang dilaksanakan oleh Teknisi Elektromedis IPSRS. 3. Peralatan kesehatan yang di inspeksi Peralatan kesehatan yang harus di inspeksi secara teratur di RS PKU Muhammadiyah Cepu meliputi: a. Peralatan Diagnostik Merupakan peralatan yang digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit. Peralatan tersebut meliputi : (Tensimeter, Stetoscope, Ultrasonography (USG), Dental Unit, Dopler, Elektrokardiogram (EKG), Bed Pasien Elektrik, dll). b. Peralatan Terapi Merupakan peralatan penunjang yang digunakan untuk proses rehabilitasi medik. Peralatan tersebut meliputi : (Shortwave Diathermy (SWD), Lampu Infra Merah, Elektrostimulator, Nebulizer, Ultra sound Terapi, Photo Terapi, Infant Warmer, dll). c. Peralatan Life Suport Merupakan peralatan yang dapat mendukung hidup manusia yang mengalami kegagalan pada fungsi organ vitalnya. Peralatan tersebut meliputi : (Ventilator, Infus pump, Shyringe pump, CPAP, Devibrilator, Baby Incubator, dll). d. Peralatan Bedah Anestesi Merupakan Peralatan yang digunakan untuk menunjang proses pembedahan. Peralatan tersebut meliputi : (Electro Surgery Unit (ESU), Mesin anestesi, Lampu Operasi, Meja Operasi, Autoclave, Sterilisator, dll). e. Peralatan Radiologi Merupakan peralatan penunjang kesehatan yang digunakan untuk keperluan diagnosa dengan memanfaatkan gelombang radiasi. Peralatan tersebut meliputi : (CT-scan, General X-ray, Automatic Procecing Film (APF), dll). f. Peralatan Laboratorium
Merupakan peralatan yang digunakan untuk penunjang kegiatan penelitian di laboratorium. Peralatan tersebut meliputi : (Centrifuge, Blood bank, Hematology, Urine Analizer, Spectrophotometer, Microscope,dll). 4. Persiapan Inspeksi a. Supervisor IPSRS membuat jadwal inspeksi format excel Dalam pembuatan jadwal inspeksi supervisor IPSRS memasukan unit dan data inventaris alat medis. Supervisor IPSRS membuat jadwal inspeksi dengan frekuensi 1 bulan. b. Teknisi Elektromedis IPSRS mempersiapkan Formulir inspeksi alat medis dan mempersiapkan peralatan pendukung yang akan digunakan untuk inspeksi alat medis. 5. Pelaksanaan Inspeksi a. Teknisi Elektromedis IPSRS melaksanakan inspeksi alat medis meliputi: 1) Pengecekan kondisi dan kelengkapan alat a) Teknisi Elektromedis IPSRS melakukan pengecekan kondisi alat yaitu kondisi fisik alat (Casing ), kondisi aksesoris alat meliputi: kebersihan, keutuhan, keamanan dan kelayakan. b) Teknisi Elektromedis IPSRS melakukan pengecekan kelengkapan aksesoris alat meliputi: (kabel elektroda EKG, kabel sensor, Kabel tranduser ,kabel power, kabel grounding). 2) Memastikan keberadaan alat Teknisi Elektromedis IPSRS memastikan keberadaan alat pada tempat yang seharusnya dan aman. 3) Uji keamanan alat Teknisi Elektromedis IPSRS melakukan pengecekan grounding/pembumian, arus bocor, Radiasi bocor dll. 4) Uji unjuk kerja alat a) Teknisi Elektromedis IPSRS melakukan uji unjuk kerja bagian aksesoris alat (kabel elektroda EKG, Sensor, Tranduser) yang terdapat di alat medis. b) Teknisi Elektromedis IPSRS melakukan uji unjuk kerja bagian (Switch, Keypad, keyboard) yang terdapat di alat. c) Teknisi Elektromedis IPSRS melakukan uji fungsi alat secara keseluruhan d) Teknisi Elektromedis IPSRS memantau fungsi kinerja alat secara keseluruhan. b. Teknisi Elektromedis IPSRS mengisi formulir inspeksi alat medis 1) Setelah selesai melakukan pemeriksaan alat medis Teknisi elektromedis IPSRS mengisi formulir inspeksi sesuai k ondisi alat yang telah dilakukan inspeksi. 2) Teknisi Elektromedis IPSRS meminta tanda tangan kepala unit yang telah di inspeksi peralatanya. Formulir hasil inspeksi alat medis yang telah di tanda tangani kepala unit sebagai bukti kegiatan inspeksi yang telah berjalan dan sebagai dokumentasi serta bahan laporan bulanan. 6. Dokumentasi Dokumentasi hasil inspeksi alat medis disimpan di box file inspeksi alat medis IPSRS.
BAB VI UJI FUNGSI ALAT MEDIS
Uji fungsi adalah serangkaian uji yang dilakukan untuk menilai ketepatan dan ketelitian suatu alat dalam melakukan fungsinya sehingga alat tersebut dapat dipercaya dan memberikan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai spesifikasi dari asalnya. A. Uji Fungsi Alat medis Pemantauan fungsi merupakan langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan assesoris, faktor fisik, keamanan serta kinerja alat secara visual. Pengujian alat medis meliputi : 1) uji fisik alat yaitu pengujian alat meliputi kelengkapan, casing, aksesoris dll. 2) uji kinerja alat yaitu pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat dengan kemampuan maksimum secara teknis saat ini tanpa beban sebenarnya sehingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan dengan baik sesuai fungsinya. 3) Uji keamanan yaitu pengujian yang dilakukan terhadap alat medis untuk memperoleh kepastian tidak adanya bahaya yang ditimbulkan sebagai akibat penggunaan alat tersebut, seperti arus bocor, pembumian, radiasi bocor dan paparan radiasi. B. Ada dua macam uji fungsi yang di lakukan di RS PKU Muhammadiyah Cepu, yaitu : 1. Uji fungsi alat baru yang telah selesai pemasangan / instalasi 2. Uji fungsi alat yang telah selesai diperbaiki a. Uji fungsi yang di lakukan teknisi penyalur alat medis setelah selesai pemasangan/instalasi alat baru. 1) Uji fungsi dilakukan oleh teknisi penyalur alat medis setelah selesai melakukan pemasangan atau instalasi alat medis. 2) Petugas teknisi Elektromedis IPSRS melakukan pengawasan / monitoring pelaksanaan uji fungsi alat medis baru dalam rangka membuat laporan pelaksanaan dan hasil uji fungsi. 3) Apabila hasil uji fungsi alat baru tidak sesuai dengan standar maka dibuat laporan dan penyalur wajib mengganti alat/suku cadang sampai dengan alat medis berfungsi dengan baik. 4) Apabila alat berfungsi dengan baik teknisi penyalur alat medis memberikan formulir berita acara resmi dari instansi penyalur alat medis dari hasil uji fungsi alat medis. 5) Formulir berita acara hasil uji fungsi alat medis diberikan kepada teknisi elektromedis IPSRS. 6) Petugas teknisi Elektromedis IPSRS menerima berita acara hasil uji fungsi alat medis dan mendokumentasikan 7) Dokumentasi berita acara hasil uji fungsi alat medis disimpan di IPSRS 8) Dokumentasi berita acara uji fungsi digandakan untuk dijadikan laporan sebagai lampiran hasil uji fungsi alat baru.
b. Uji fungsi yang dilakukan Teknisi elektromedis IPSRS setelah melakukan perbaikan alat medis. Setelah melakukan perbaikan alat medis teknisi elektromedis IPSRS melakukan uji fungsi untuk menilai fungsi alat medis, meliputi: 1) Teknisi elektromedis IPSRS melakukan uji fisik yaitu kelengkapan, casing, aksesoris dll. 2) Teknisi elektromedis IPSRS melakukan uji kinerja alat yaitu pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat dengan kemampuan maksimum secara teknis saat ini tanpa beban sebenarnya sehingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan alat dapat dioperasikan dengan baik sesuai fungsinya. 3) Teknisi elektromedis IPSRS melakukan uji keamanan Yaitu pengecekan grounding/pembumian, arus bocor, Radiasi bocor dll. c. Setelah alat dinyatakan baik dan aman teknisi ektromedis IPSRS mengisi hasil uji fungsi alat medis ke dalam formulir perbaikan alat yang ditetapkan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Fsatabiq Sehat Pku Muhammadiyah. d. Formulir perbaikan dan hasil uji fungsi alat medis dijadikan dokumentasi dan disimpan dibox file perbaikan alat medis IPSRS. C. Dokumen berita acara uji fungsi alat medis Berikut ini adalah format dokumen berita acara uji fungsi alat medis di RS PKU Muhammadiyah Cepu :
BERITA ACARA Asalamualikum wr.wb Pada hari….tanggal....bulan....tahun….telah di lakukan uji fungsi alat medis. Ruang
:………………..
Nama
:………………..
Alat
:………………..
Merk/Typ
: ………………..
No.Seri
: ………………..
Demikian laporan yang kami buat, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wasalamualaikum wr.wb Cepu,.. …… …..
……………… ……….
……………… ……….
Pj. Elektromedik
Kepala Ruang Menegetahui,
..………………… ………… Manajer SDI&Umum
……....……… ………. Spv. IPSRS&RT
Keterangan bagian format berita acara diatas, yaitu: 1. bagian hari, tanggal, bulan, dan tahun merupakan peristiwa pada saat uji fungsi alat medis berlangsung. 2. Bagian Ruang merupakan ruang tempat alat atau ruang pemilik alat yang di lakukan uji fungsi. 3. Bagian nama alat merupakan nama alat medis yang dilakukan uji fungsi. 4. Bagian merk / type merupakan merk atau type yang terdapat di alat yang dilakukan uji fungsi. 5. Bagian nomor seri merupakan bagian nomor seri yang terdapat di alat. 6. Bagian keterangan merupakan keterangan hasil uji fungsi alat yang telah dilakukan.
BAB VII PEMELIHARAAN Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik pakai dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama. A. Pemeliharaan Pemeliharaan alat medis meliputi tiga macam yaitu: 1. Pemeliharaan Terencana a. Pemeliharaan Preventif Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan pencegahan bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan. Pemeliharaan Preventif dilaksanakan oleh operator setiap hari meliputi: 1) Pembersihan alat Operator melakukan pembersihkan alat meliputi pembersihan fisik alat, display dan akseoris alat dengan menggunakan cairan dan kain pembersih yang direkomendasikan aman dan tidak merusak asesoris dan bagian fisik alat. 2) Pengecekan kelengkapan asesoris Operator melakukan pengecekan kelengkapan aksesoris yang terdapat di alat meliputi kabel elektroda EKG, kabel sensor, kabel tranduser, kabel power. 3) Dokumentasi pemeliharaan preventif Setelah melakukan pemeliharaan preventif harian operator mengisi formulir pemeliharaan preventif harian yang disediakan IPSRS. b. Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan Korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa penggantian suku cadang. Pemeliharaan korektif dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi siap operasional dan laik pakai serta dapat difungsikan dengan baik. Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan. Sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat harus dilakukan oleh institusi penguji yang berwenang.Perbaikan korektif dilakukan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan dilakukan secara terencana. Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan penggunaan.
2. Pemeliharaan Tidak Terencana Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak, tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk dapat melaksanakan pemeliharaan tidak terencana, perlu adanya tenaga yang selalu siap (stand by ) dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana. 3. Pemeliharaan oleh pihak ke III Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan, maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit , teknisi rujukan atau pun Pihak III. a. Dilaksanakan oleh Teknisi Rumah Sakit Pada dasarnya pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit harus dapat dilaksanakan oleh teknisi rumah sakit sejauh memungkinkan, ditinjau dari segala aspek, terutama aspek pemeliharaan. b. Dilaksanakan oleh Teknisi Rujukan Apabila teknisi rumah sakit tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat disebabkan oleh karena beberapa hal, misalnya kuantitas teknisi kurang (dibanding jumlah alat yang banyak) atau peralatan kerja tidak lengkap, maka pemeliharaan dilaksanakan oleh teknisi rujukan dari rumah sakit yang lebih mampu c. Dilaksanakan oleh Pihak ke III Apabila pemeliharaan suatu alat tertentu memerlukan suku cadang atau keahlian khusus dan biaya yang besar, maka pelaksanaannya diserahkan kepada pihak ke III, pada umumnya dilaksanakan oleh perusahaan yang mengageni alat tersebut, melalui proses sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. B. Pengujian dan atau Kalibrasi Pengujian merupakan kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk membandingkan alat yang diukur dengan standar, atau untuk menentukan besaran atau kesalahan pengukuran. Kalibrasi merupakan kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan atau bahan ukur. Pengujian atau kalibrasi alat medis harus dilakukan secara berkala, paling sedikit 1 kali dalam 1 tahun, kecuali dalam kondisi tertentu, alat medis wajib diuji dan atau kalibrasi sebelum jangka waktu 1 tahun. Adapun kondisi yang dimaksud adalah: 1. Mengikuti petunjuk pemakaian alat medis 2. Diketahui penunjukan keluaranya atau kinerjanya (Performance) atau keamanan (Safety ) tidak sesuai lagi
3. Telah mengalami perbikan 4. Telah dilakukan reinstalasi 5. Belum memiliki sertifikat pengujian atau kalibrasi Sesuai dengan aturan dari pemerintah, setiap peralatan kesehatan terutama yang terdapat dan digunakan di sarana pelayanan kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan, Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan yang berwenang dan atau perusahaan swasta terpercaya. a. Proses kalibrasi 1) Supervisor IPSRS mendata alat medis yang akan dilakukan kalibrasi 2) Supervisor IPSRS menentukan jadwal pelaksanaan kalibrasi (penyusunan jadwal kalibrasi ditentukan oleh masa berlakunya kalibrasi) 3) Data alat medis yang akan dikalibrasi diajukan kepada Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Cepu untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan kalibrasi. Ajuan tersebut lengkap dengan informasi mengenai: a) Data alat yang akan dikalibrasi b) Institusi pengujian c) Perkiraan biaya pelaksanaan 4) Apabila ajuan telah disetujui Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Cepu selanjutnya supervisor IPSRS mengajukan permohonan kalibrasi ke institusi penguji kepada pimpinan. Ajuan tersebut lengkap dengan informasi: a) Data alat yang akan dikalibrasi b) Institusi pengujian c) Perkiraan biaya pelaksanaan 5) Apabila pengajuan disetujui maka supervisor IPSRS menghubungi institusi penguji untuk mendapatkan informasi mengenai waktu pelaksanaan kalibrasi sesuai jadwal yang diberikan oleh institusi penguji. 6) Supervisor IPSRS menyiapkan tempat yang luas dan aman untuk proses pelaksanaan kalibrasi alat kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Cepu. 7) Tenaga elektromedis IPSRS melakukan pengawasan / monitoring pelaksanaan kalibrasi dalam rangka membuat laporan pelaksanaan dan hasil kalibarsi. b. Dokumentasi Pengujian dan Kalibrasi: 1) Setelah institusi penguji melaksanakan Pengujian dan atau kalibrasi terhadap alat kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Cepu, selanjutnya setiap alat k esehatan yang memenuhi standar akan diberikan sertifikat dan tanda yang menyatakan bahwa alat tersebut sudah layak pakai dan lulus kalibrasi. 2) Sertifikat dan tanda yang menyatakan Bahwa alat kesehatan lulus kalibrasi dan layak pakai dari Institusi penguji di berikan kepada RS PKU Muhammadiyah Cepu dan didokumentasikan di box file kalibrasi alat kesehatan IPSRS c. Peralatan Medis yang dilakukan pengujian dan kalibrasi di RS PKU Muhammadiyah Cepu adalah sebagai berikut;
No
Nama Alat Medis
1
Tensimeter Digital
26
Pulse Oximetry
2
Tensimeter Digital
27
Dental Unit
3
Tensimeter Raksa
28
IR Terapi
4
Nebulizer
29
Elektrostimulator
5
Infus Pump
30
SWD
6
Shyringe Pump
31
Elektrokardiograph (EKG)
7
Suction Pump
32
US Terapi
8
Electro Surgery Unit (ESU)
33
USG
9
Fetal Doppler
34
Ct- Scan
10 Lampu Operasi
35
Pesawat X-ray
11 Mesin Anestesi Vaporizer
36
Centrifuge
12
Ventilator
37
Pasien Monitor
13
Defibrilator
38
Baby Incubator
14
Infant Warmer
39
Autoclave
BAB VIII PENARIKAN ALAT MEDIS (RECALL) A. Penarikan alat medis (recall) Recall adalah upaya untuk menarik kembali peralatan atau fasilitas yang dinyatakan kurang aman atau dikhawatirkan memiliki potensi menyebabkan kematian, cedera serius atau penyakit. Penarikan kembali peralatan atau fasilitas yang tidak aman meliputi: 1. Peralatan yang kedaluarsa 2. Peralatan yang cacat produksi 3. Peralatan yang tidak lulus pengujian atau kalibrasi 4. Peralatan yang di kirim tidak sesuai spesifikasi 5. Peralatan yang karena suatu hal harus ditarik dari peredaran oleh pabrik dan atau lembaga yang berwenang B. Tata 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8.
cara penarikan recall alat medis, yaitu: Petugas unit pengguna alat melaporkan alat medis yang rusak ke IPSRS Petugas IPSRS memeriksa alat medis yang dilaporkan berbahaya. Petugas IPSRS memastikan alat medis tersebut rusak dan tidak bisa diperbaiki dengan berbagai pertimbangan untuk keamanan dan kelayakan. Petugas IPSRS menyatakan peralatan tersebut sudah tidak dapat diperbaiki dari berbagai pertimbangan. Petugas IPSRS membuat formulir berita acara penarikan alat medis yang sudah tidak aman dan layak untuk digunakan. Petugas IPSRS memberikan formulir berita acara penarikan dan penghapusan alat medis yang sudah dinyatakan rusak tidak layak dan tidak aman untuk digunakan kepada kepala unit pengguna alat medis. Petugas IPSRS menarik alat medis yang sudah dinyatakan tidak layak dan aman untuk digunakan. Petugas IPSRS menyimpan alat medis tersebut di gudang alat kesehatan IPSRS.
C. Alur pelaporan kerusan alat medis Adalah informasi pelaporan keluhan/kerusakan alat yang berasal dari user ruang pelayanan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu. 1. Petugas ruang pelayanan mengajukan formulir perbaikan alat yang sudah ditanda tangani kepada teknisi elektromedis IPSRS 2. Teknisi elektromedis IPSRS menerima formulir perbaikan alat 3. Teknisi elektromedis IPSRS melakukan pengecekan alat. 4. Teknisi elektromedis IPSRS mencatat hasil pengecekan kerusakan kedalam formulir respon time perbaikan alat. 5. Teknisi elektromedis IPSRS menandatangani formulir respon time perbaikan dan melaporkan hasil pengecekan alat kepada petugas ruang pelayananan.
D. Alur Penyelesaian perbaikan alat 1 Petugas unit pelayanan mengajukan formulir perbaikan kepada teknisi IPSRS 2 Teknisi elektromedis IPSRS merespon dengan membawa formulir respon perbaikan alat 3 Teknisi elektromedis IPSRS melakukan pengecekan kondisi alat dan menganalisa kerusakan 4 Teknisi elektromedis membuat kesimpulan apakah alat bisa diperbaiki sendiri atau membutuhkan pihak ke-3. 5 Apabila dapat diperbaiki sendiri petugas elektromedis membuat kesimpulan apakah perbaikan membutuhkan suku cadang pengganti atau tidak. 6 Apabila tidak perlu suku cadang pengganti maka tenaga elektromedis segera melakukan perbaikan yang diperlukan. 7 Apabila butuh suku cadang maka teknisi elektromedis mengajukan pembelian suku cadang pengganti dengan membuat usulan pembelian suku cadang kepada pimpinan. Usulan tersebut lengkap dengan informasi mengenai: Analisa kerusakan Suku cadang yang diperlukan Perkiraan harga suku cadang yang diperlukan 8 Apabila usulan sudah disetujui pimpinan dan suku cadang telah tersedia maka tenaga elektromedis melakukan perbaikan. 9 Teknisi elektromedis membuat laporan hasil perbaikan dan uji fungsi alat medis pada saat perbaikan telah selesai. 10 Apabila diperlukan pihak ke-3 maka tenaga elektromedis membuat usulan perbaikan oleh pihak ke-3 kepada pimpinan. Usulan tersebut lengkap dengan informasi mengenai: Analisa kerusakan Alasan tidak dapat diperbaiki oleh teknisi elektromedis IPSRS Suku cadang yang diperlukan Perkiraan harga suku cadang yang diperlukan Perkiraan jasa perbaikan 11 Apabila usulan sudah disetujui oleh pimpinan selanjutnya teknisi elektromedis menghubungi pihak ke-3 tersebut. 12 Pelaksanaan perbaikan oleh pihak ke-3 sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh pihak ke-3. 13 Teknisi elektromedis melakukan pengawasan / monitoring pelaksanaan perbaikan dalam rangka membuat laporan pelaksanaan dan hasil perbaikan.
BAB IX LOGISTIK Pemeliharaan peralatan medis dapat dilaksanakan apabila tersedianya aspek pendukung pemeliharaan. Alat dan bahan pemeliharaan setiap alat medis sangat diperlukan untuk terselenggaranya pemeliharaan preventif peralatan, demikian juga suku cadang sangat diperlukan apabila melakukan pemeliharaan korektif. Agar pemeliharaan peralatan medis dapat terlaksana dengan baik dan sesuai jadwal, maka penyediaan kebutuhan alat, bahan pemeliharaan serta suku cadang, perlu mendapat perhatian yang seksama, yaitu melalui suatu perencanaan yang matang, baik aspek teknis maupun pembiayaannya. Selain alat, bahan serta suku cadang pemeliharaan, logistik di IPSRS juga meliputi dokumentasi pelaksanaan pekerjaan yang berupa : a. Daftar inventaris alat medis b. Jadwal pelaksanaan Inspeksi dan kalibrasi c. Kartu/buku Inspeksi d. Buku catatan servis harian e. Lembar checklist Inspeksi
BAB X PENUTUP Fasilitas pelayanan kesehatan didirikan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu, aman dan mempunyai manfaat yang optimal. Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tidak lepas dari penggunaan peralatan baik medik maupun non medik, dengan konsekuensinya membutuhkan adanya sistem pemeliharaan yang berkesinambungan untuk menjamin mutu kinerja alat, agar selalu siap pakai dan aman bagi pasien, operator dan lingkungan. Dengan adanya pedoman Pengelolaan Alat Medis ini diharapkan menjadi bahan acuan bagi elektromedis IPSRS dalam melaksanakan kegiatan Pengelolaan Alat Medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu. Dokumen pedoman Pengelolaan Alat Medis yang terlampir dalam lampiran peraturan direktur ini digunakan sebagai acuan dalam melakukan program kerja pengelolaan alat medis oleh elektromedis IPSRS di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu.
Ditetapkan oleh Direktur RS Pku Muhammadiyah Cepu Kabupaten Blora
dr. Achmad Budhy Karyono, M.MKes