OVEN WINGKO SERBAGUNA SEMI OTOMATIS DILENGKAPI DIGITAL TEMPERATURE CONTROL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS PRODUK Muhammad Ichsan Khofi¹), Anang Purwanto²), Jefri Doni Lumban Gaol³), Gigga Ryan Priambodho 4) ,Putra Nada5) Program Sarjana Teknik Mesin, Universitas Negeri Surabaya Surabaya Jl. Raya Ketintang e-mail:
[email protected]
Abstrak : Wingko Babat merupakan salah satu produk unggulan di Lamongan, Lamongan, yang mana biasanya dijadikan oleh-oleh dan makanan makanan cemilan. Salah satu UKM yang bergelut di bidang pembuatan pembuatan wingko adalah Bapak Bambang Indrajaya yang beralamatkan di Jl. Somowiharjo, Gg.Candra No.01 RW.01 Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Menurut pak Bambang hal yang menjadi kendala dalam proses pembuatan wingko adalah proses pengovenan dikarenakan harus dilakukan proses pemanasan pemanasan oven terlebih terlebih dahulu sehingga sehingga memerlukan waktu yang relatif lama serta suhu yang dihasilkan juga tidak stabil sehingga tingkat kematangan wingko tidak merata. Wingko juga terkontaminasi abu pembakaran kayu karena tidak ada sekat antara kayu dan wingko. Maka dari itu pembuatan oven wingko serbaguna “OWINA” semi otomatis dilengkapi digital temperature control bertujuan atas gagasan dan solusi yang dapat menjawab permasalahan, permasalahan, terutama dalam hal kematangan, kematangan, kebersihan dan penampilan membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dari industry kecil dan memperkuat sektorsektor yang menjadi andalan daerah dalam rangka memperkuat ekonomi daerah. Pengujian menunjukkan bahwa “OWINA” “OWINA” berfungsi dengan baik dan berkapasitas maksimum 1,5 kg sekali pengovenan, waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengoven 180 biji wingko
adalah 15 menit. Dari hasil trial “OWINA” diketahui bahwa alat ini memiliki keunggulan yaitu: (1) Mengahbiskan 3kg Lpg dalam 4 jam kerja.(2) Waktu yang dibutuhkan untuk sekali panggang yaitu 15 menit, (3) Kualitas wingko lebih terjamin, (4) Tidak banyak tenaga yang di keluarkan,(5) Mudah di gunakan serta praktis. Kata Kunci : wingko babat, cara membuat
wingko, panas oven, temperature kontrol I
PENDAHULUAN Wingko adalah sejenis sejenis kue kue yang terbuat dari kelapa dari kelapa muda, tepung beras ketan dan gula. Wingko biasanya berbentuk bundar biasa disajikan dalam keadaan hangat dan dipotong kecil-kecil. Wingko dapat dijual dalam bentuk bundar yang besar atau juga berupa kue-kue kecil yang dibungkus kertas. Kombinasi gula dan kelapa menjadikan kue ini nikmat. Wingko sangat terkenal di pantai utara pulau Jawa. Jawa. Kue ini sering dijual di stasiun kereta api, terminal bus atau juga di toko-toko kue untuk oleh-oleh keluarga (Wikipedia, 2016). Salah satu UKM yang bergerak di bidang pembuatan pembuatan wingko ini adalah UD.Bambang UD.Bambang Indrajaya milik Bapak Bambang Indrajaya yang beralamatkan beralamatkan di Jl.Somowiharjo, Jl.Somowiharjo, Gg.Candra, Gg.Candra, No.01, RW.01, Kecamatan Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Proses pembuatan wingko di UD. Bambang Indrajaya masih menggunakan cara yang tradisional. Langkah pertama yaitu dilakukan pengupasan kulit kelapa dan kulit arinya hingga bersih lalu digiling sampai halus. Proses selanjutnya pencampuran adonan wingko yaitu kelapa, tepung terigu, dan gula kemudian diberi air sedikit sambil diaduk selama kurang lebih 40 menit. Kemudian adonan tersebut dicetak pada cetakan yang berbentuk bulat pipih. Setelah dicetak, wingko ditata di atas loyang lalu masukkan ke oven yang tanpa mempunyai sekat dengan kayu bakar. Setelah matang, angkat dan keluarkan wingko dari oven lalu dibiarkan hingga dingin dan wingko siap dikemas. Proses
pengovenan pada UKM ini masih menggunakan tungku oven tradisional berbahan bakar kayu bakar. Dari hal tersebut menimbulkan beberapa masalah yaitu sebelum oven digunakan perlu dilakukan penyiapan perapian serta pembakaran kayu bakar dan menyesuaikan suhu selama 30 menit, tingkat kematangan wingko yang tidak merata karena suhu yang sulit diatur, polusi udara karena asap pembakaran dan ruangan menjadi panas pada saat proses pengovenan . Dari hasil tersebut masih jauh dari kehigienisan karena waktu proses pengovenan wingko dan kayu bakar di masukkan kedalam oven yang tidak bersekat , sehingga debu hasil pembakaran dan zat-zat hasil pembakarn dapat mengkontaminasi wingko tersebut.
Bila air permukaan telah habis, maka terjadi migrasi air dan uap air dari bagian dalam bahan secara difusi. Migrasi air dan uap terjadi karena perbedaan konsentrasi atau tekanan uap pada bagian dalam dan bagian luar bahan. 2.2 LANDASAN TEORI 2.2.1 Perhitungan Mekanika Teknik Mekanika (Bahasa Latin mechanicus, dari Bahasa yunani mechanikos, “seseorang yang ahli di bidang mesin”) adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan cara kerja mesin, alat atau benda yang seperti mesin. Mekanika merupakan bagian yang sangat penting dalam ilmu fisika terutama untuk ahli sains dan ahli teknik. Mekanika ( Mechanics) juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari gerakan suatu benda serta daya dalam gerakan itu. 2.2.2
II 2.1
TINJAUAN PUSTAKA Kajian Pustaka Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan hingga mencapai kadar air tertentu sehingga menghambat laju kerusakan bahan akibat aktifitas biologis dan kimia (Syafriyudin, 2009). Dasar proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air bahan ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Agar suatu bahan dapat menjadi kering, maka udara harus memiliki kandungan uap air atau kelembaban yang relatif rendah dari bahan yang dikeringkan. Pada saat suatu bahan dikeringkan terjadi dua proses secara bersamaan, yaitu:
1. Perpindahan panas dari lingkungan untuk menguapkan air pada permukaan bahan. Perpindahan massa (air) di dalam bahan akibat penguapan pada proses pertama. Mekanisme pengeringan diterangkan melalui teori tekanan uap. Air yang diuapkan terdiri dari air bebas dan air terikat. Air bebas berada di permukaan dan yang pertama kali mengalami penguapan (Syafriyudin dan Dwi Prasetyo Purwanto, 2009).
Pengertian Daya Daya adalah laju energy yang dihantarkan selama melakukan usaha dalam periode waktu tertentu. Satuan SI (Satuan Internasional) untuk Daya adalah Joule / Sekon (j/s) = Watt (W). Satuan Watt digunakan untuk penghormatan kepada seorang ilmuan penemu mesin uap yang bernama James Watt. Satuan daya lainnya yang sering digunakan adalah Daya Kuda atau Horse Power (hp), 1 hp = 746 Watt. Daya merupakan besaran saklar, karena daya hanya memiliki nilai, tidak memiliki arah. Rumus dan satuan daya dalam fisika, daya disimbolkan dengan persamaan berikut: P = W/t
Dari persamaan diatas maka kita juga dapat mengubah rumus daya menjadi: P = (F.s)/t P = F.v Hasil tersebut didapatkan karena Rumus Usaha (W) = Gaya (F) dikali jarak (s) dibagi waktu (t). Keterangan: P= Daya ( satuannya J/s atau Watt) W = Usaha ( Satuannya Joule [J] ) t = Waktu ( Satuannya sekon [s] ) F = Gaya ( Satuannya Newton [N] ) s = Jarak ( Satuannya Meter [m] )
v = Kecepatan ( Satuannya Meter/Sekon [m/s] ) Berdasarkan persamaan fisika diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktunya maka laju daya akan semakin kecil. 2.3
Pengertian konstruksi Untuk menunjang berbagai macam hasil produksi faktor utamanya adalah mesin-mesin sebagai pengolah bahan baku menjadi bahan jadi atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi. Proses produksi akan berhasil bila ditunjang dengan pemesinan yang memadai, sebagai faktor penentunya. Sedangkan faktor peralatan bantu dan bagaimana tingkat keterampilan dan keahlian dari operator mesin sebagai pengendali yang akan mengoperasikan mesin-mesin perkakas tersebut.
Untuk meningkatkan produktivitas hasil industri, operator tidak hanya cukup mampu mengendalikan mesin-mesin perkakas tersebut, tetapi juga dituntut untuk memahami beberapa alat ukur/metrologi serta mengetahui sifat-sifat dari bahan baku/material. Biasanya di dalam setiap suatu industri selalu terdapat bermacammacam mesin perkakas, yaitu yang bisa dibedakan dengan jenis kelompok mesin produksi dan kelompok mesin perkakas. Perbedaan kelompok mesin produksi dan mesin perkakas, definisi dari masing-masing kelompok mesin ini, adalah: a. Kelompok mesin produksi, adalah kumpulan daripada mesin-mesin yang akan berfungsi untuk menghasilkan barang-barang jadi atau bahan baku menjadi bahan yang diolah atau dibentuk lebih lanjut. Contoh: mesin-mesin untuk pembuat ban mesin tekstil, mesin cetak, mesin industry baja atau pembuat mobil dan sebagainya. b. Kelompok mesin perkakas , atau mesin penunjang bisa juga disebut mesin pemelihara. Mesin ini mempunyai fungsi untuk menghasilkan barang-barang atau komponen mesin yang merupakan bagian dari pada satu unit mesin lainnya. Tetapi bisa juga menghasilkan komponen mesin yang dirakit menjadi satu unit barang jadi.
2.4
Analisa Struktur Analisis struktur merupakan ilmu untuk menentukan efek dari beban pada struktur fisik dan komponennya. Adapun cabang pemakaiannya meliputi analisis bangunan, jembatan, perkakas, mesin, tanah, dll. Analisis struktur menggabungkan bidang mekanika teknik, teknik material dan matematika teknik untuk menghitung deformasi struktur, kekuatan internal, tekanan, reaksi tumpuan, percepatan, dan stabilitas. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memverifikasi kekuatan struktur yang akan maupun telah dibangun. Dengan demikian analisis struktur merupakan bagian penting dari desain rekayasa struktur.
Sejarah analisis struktur lahir dari ilmu mekanika yang merupakan cabang dari fisika. Tulisan tertua yang berisi ilmu ini dibuat oleh Archimedes (287-212 SM) yang membahas prinsip pengungkit dan prinsip kemampuan mengapung. Kemajuan yang besar diawali oleh hukum kombinasi vektor gaya oleh Stevinus (1548-1620), yang juga merumuskan sebagian besar dari prinsip-prinsip statika. 2.5
Komponen – Komponen OWINA Adapun komponen – komponen pada OWINA yang diketahui , sebagai berikut:
1. Thermocontrol Digital Thermocontrol Digital berfungsi untuk mengendalikan panas pada ruang bakar yang dapat kita stel/atur sesuai keinginan kita. jadi alat ini adalah perintah pengendalian otak pada oven gas otomatis. 2. Termokopel (sensor panas) Termokopel (sensor panas) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermoelectric”. Efek Thermo-electric pada termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas johann
seeback pada tahun 1821, diman sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua persimpangan ( junction ) ini dinamakan dengan efek “Seeback ”. Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan elektronika yang berkaitan dengan suhu (Temperature). Bebrapa kelebihan termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantaranya -200 C hingga 2000 C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan. 2.6
Perhitungan Kerangka Rangka merupakan bagian yang penting sebagai penopang mesin agar dapat kokoh berdiri saat dioperasikan. Pemilihan bahan serta proses penyambungan yang tepat akan mempengaruhi kekuatan rangka sebagai penopang mesin sehingga rangka dapat menahan beban maksimal dari yang diharapkan.
Spesifikasi rangka ini mempunyai dimensi 520 x 650 x 500 mm dan menggunakan bahan profil besi. Profil besi yang digunakan dalam pembuatan rangka mesin ini adalah profil siku ukuran 40 x 40 x 2 mm yang diketahui spesifikasi diperlukan sebagai data input untuk melakukan kalkulasi. III 3.1
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Konseptual Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan diagram alir pada Gambar dibawah ini:
Gambar
1
Diagram OWINA
Alur
Perancangan
3.2
Definisi kerangka Diagram alir diatas digunakan untuk dasar dalam bertindak Perancangan mesin yang membutuhkan suatu diagram alir bertujuan untuk mempermudah dalam pelaksanaan proses perancangan. 3.2.1
Definisi Proyek Perencangan Proyek ini dan Penyusunan Spesifikasi Teknis, Proyek Definisi proyek dan kegiatan-kegiatan lain dalam fase ini menghasilkan antara lain:
a. Pernyataan tentang masalah/produk yang akan dirancang b. Beberapa kendala yang membatasi solusi masalah tersebut c. Spesifikasi teknis produk d. Kriteria keterimaan dan kriteria lain yang harus dipenuhi oleh produk e. Recana proyek
3.2.2
Perancangan Konsep Produk Spesifikasi teknis produk hasil fase pertama proses perancangan menjadi dasar fase berikutnya, yaitu fase perancangan konsep produk. Tujuan fase ini adalah menghasilkan alternative konsep produk sebanyak mungkin.Konsep produk yang dihasilkan fase ini masih berupa skema atau dalam bentuk skets.
Pada prinsipnya, semua alternatife semua konsep produk tersebut memenuhi spesifikasi teknik produk.Pada akhirnya fase perancanaan konsep produk, dilakukan evaluasi pada hasil rancangan konsep produk untuk memilih satu atau beberapa konsep produk terbaik untuk dikembangkan pada fase ketiga fase perancangaan produk. 3.2.3
Perancangan Produk Fase perancangan produk merupakan pengembangan alternatif dalam bentuk skema atau skets menjadi produk atau benda teknik yang bentuk, material dan dimensi elemenelemenya ditentukan. Fase perancangan produk diakhiri dengan perancangan detail elemenelemen produk, yang kemudian dituangkan dalam gambar-gambar detail untuk proses pembuatan. Dokumen Untuk Pembuatan Produk Dokumen atau gambar hasil rancangan produk tersebut dapat dituangkan dalam bentuk gambar tradisional diatas kertas (2dimensi )atau gambar dalam bentuk modern yaitu informasi.
d. Spesifikasi yang keteranganketerangan yang dimuat dalam gambar.
membuat tidak dapat
3.2.5
Proses produksi Adapun proses produksi yang harus diketahui dalam tahapan saat melakukan pembuatan OWINA sebagai berikut:
1. Bahan Baku 2. Proses Pemotongan Proses pemotongan dengan menggergaji (saw) baik dengan gergaji tangan, gergaji mesin maupun proses pemotongan dengan menggerinda. 3. Proses Pemesinan Tabel 2 Klasifikasi proses pemesinan menurut jenis mesin perkakas yang digunakan Jenis proses Mesin perkakas yang digunakan. 3.3 Desain Produk
3.2.4
Informasi idigital yang disimpan dalam memori Komputer. Informasi dalam bentuk digital tersebut dapat berupa print-out untuk menghasilkan gambar tradisional atau dapat dibaca oleh sebuah software komputer. Gambar hasil rancangan produk terdiri dari: a.
Gambar semua elemen produk lengkap dengan geometrinya, dimensinya, kekasaran/kehalusan permukaan dan material. b. Gambar susunan komponen (assembly). c. Gambar susunan produk.
Gambar 2 Desain Produk 3.4 3.4.1
Cara Kerja OWINA Uji Kinerja Mesin Uji kinerja OWINA merupakan upaya untuk mengetahui cara kerja dan efisiensi mesin yang telah dibuat. Pengujian ini juga bertujuan sebagai langkah untuk memonitoring kekurangan - kekurangan pada mesin yang belum dapat diatasi. Pengujian juga dilakukan pada setiap komponen yang ada pada mesin tersebut yang bertujuan untuk mengetahui apakah semua komponen dapat berfungsi baik sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga dapat
dilakukan perbaikan serta inovasi pada mesin untuk pembuatan berikutnya.
sehingga dapat menghasilkan produk sesuai dengan sebuah rancangan.
1. Persiapan Uji Kinerja Persiapan awal yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan adonan wingko, seperti telur, tepung ketan, air, dan bahan-bahan lain untuk wingko.
3.6
2. Cara Kerja Mesin OWINA ini bekerja dengan cara mengeringkan(memanggang) produk pada suhu yang dikehendaki ( suhu bisa diatur secara constant ).
yang
Tuntutan Perancangan Berdasarkan uraian pertimbangan perencangan, dapat diuraikan menjadi tuntutan perencanaan. 3.7
Analisis Kebutuhan
Berdasarkan pernyataan kebutuhan diatas maka perlu dilakukan beberapa langkah analisis kebutuhan sebagai acuan untuk memperjelas tugas perancangan OWINA.
IV 4.1 pengoperasian OWINA ini adalah
3. Langkah Pengoperasian Mesin
Langkah-langkah sebagai berikut : a) Siapkan bahan terlebih dahulu. b) Pasangkan selang dan regulator pada LPG. c) Sambungkan kabel listrik yang ada pada OWINA pastikan saklar pada keadaan Off. d) Buka pintu oven lalu tata dan masukkan semua bahan kedalam nampan dan tutup pintu oven. e) Posisikan saklar pada keadaan ON. f) Buka sedikit saluran gas, dan nyalakan oven dengan pematik api. g) Atur suhu sesuai kapasitas pada mesin oven. h) Setiap 10 - 15 menit sekali bergantian memposisikan nampan. i) Setelah suhu sudah mencapai yang diinginkan maka nyala api itu sendiri akan mengecil dan bisa dilihat hasilnya.
3.5 Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja berfungsi sebagai media komunikasi antara perancang (pembuat gambar kerja) dan mekanik (yang membuat komponen berdasarkan informasi yang tertera pada gambar kerja).
Didalam gambar kerja, terdapat informasi-informasi penting yang mana informasi tersebut dapat mendukung proses pembuatan komponennya seperti bentuk benda, jenis bahan, ukuran, toleransi, dan simbolsimbol pengerjaan. Hal ini harus bisa dipahami
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan Bahan Dalam langkah perancangan OWINA ini mempunyai proses perencanaan. Proses perencanaan tersebut direkomendasikan agar dilakukan secara berurutan sesuai dengan diagram, Sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi. 4.2
Analisis Teknik OWINA Perancangan merupakan langkah awal yang penting dalam proses pembuatan maupun modifikasi mesin. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data-data yang akurat sebagai landasan untuk membuat suatu konstruksi mesin yang baik.Begitu juga dalam proses pembuatan OWINA ini.Analisis teknik dan perancangan yang di lakukan dalam pembuatan mesin tersebut antara lain adalah : 4.2.1
Perancangan yang direncanakan Adapun perencanaan yang direncanakan dalam mengetahui target dan pengujian kecepatan angin pada OWINA adalah sebagai berikut:
1. Berat beban Target yang di harapkan untuk kapasitas mesin oven pengering ini adalah dapat memuat 1,5 kg adonan dalam setiap produksi.
4.3 Desain dan Gambar Teknologi Mesin
Gambar 3 Owina
4.4 Konstruksi Rangka Rangka mesin oven pengering ini terdiri dari profil siku dengan ukuran 40 mm x 2 mm. Dimensi rangka ini, yaitu panjang 520 mm, lebar 650 mm, tinggi 500 mm. Rangka Kecepatan benda yang tertiup angin. mesin oven pengering. Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan rangka, yaitu penggaris siku, mistar baja, gergaji tangan, gerinda tangan, mesin bor, mesin las. 4.5 Uji Kinerja Mesin Uji kinerja mesin oven pengering Dimana: merupakan upaya untuk mengetahui cara kerja dan efisiensi mesin yang telah dibuat. Pengujian ini juga bertujuan sebagai langkah untuk memonitoring kekurangan-kekurangan mesin yang belum dapat diatasi. Pengujian juga dilakukan pada setiap komponen yang ada pada mesin tersebut yang
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan a. Kontruksi mesin oven pengering memiliki spesifikasi rangka: pipa besi kotak 2x4 cm, nampan : kapasitas 5 kg, dimensi (pxlxt) cm : 52x65x50 cm, daya listrik maksimal : 1 w, proses bahan bakar panas: LPG, thermo control digital : 170°c b. Teknik pengoperasian mesin oven pengering dengan kapasitas produksi 1,5 kg
membutuhknan 15 menit. Cukup mudah yaitu dengan cara menekan tombol on untuk menghidupkan mesin, menempatkan bahan adonan yang akan di oven pada nampan, kemudian mengatur besar nyala kompor gas dan mengatur temperature sesuai standartnya. c. Untuk mendukung produktivitas industri kecil rumah tangga, untuk kerja mesin oven pengering tersebut dapat digunakan untuk pengeringan awal roti yang ditaruh pada nampan dengan bahan tambah khususnya di olesi dengan kuning telur setelah 10 menit pengovenan secara meratya d. Mesin ini cukup steril dan aman karena semua dinding terlindungi dengan plat stainless dan galvalum dengan nyala api bisa disetel sesuai dengan keperluan. Pada nampan mengunakan bahan yang higenis dan tidak membahayakan kesehatan 5.2 Saran a. Perlu dilakukan pengujian efektifitas kinerja alat lebih lanjut, terutama untuk meningkatkan kapasitas pengovenan. b. Agar hasil pengovenan secara mekanis yang diperoleh lebih baik, maka harus dicari solusi/cara untuk perataan udara pada ruang oven yang lebih maksimal. c. Beberapa cara yang dapat dicoba adalah dengan mengatur perpindahan nampan dan mengatur suhu temperatur dengan sumber panas agar kinerja alat dapat menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA
Anwar, H.C., Lanya, B., Haryanto, A., Tamrin, 2012, Rancang Bangun Alat Pengering Energi Surya Dengan Kolektor Keping Datar, Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 : 29- 36 Astuti, 2012.kadar abu. https://astutipage.wordpress.com/tag/kad ar-abu/. Diakses pada hari minggu, 22 November 2015. Surabaya. Arinal, Suryadiwansa, Gusri, 2013, IbPE Kopi Lampung siap ekspor, Program Iptek
bagi Produk Ekspor, Fakultas Teknik Universitas Lampung. Gusri, Suryadiwansa, Arinal, 2013, Teknologi pengering kopi atap ganda rmaha lingkungan, Laporan Program Iptekda LIPI tahun 2012, Universitas Lampung. (https://www.google.com/#q=Introducti on+to+Coffee+Drying). Syafriyudin dan Dwi Prasetyo Purwanto, 2009. Mikroprosesor. Pemrograman Mikrokontroler AT89S51 dengan C/C++ dan Assembler, Yogyakarta. http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/fi les/70_79syafriyudin.pdf