OSMOREGULASI
Oleh : Nama NIM Rombo$ga$ %elom&o' A(i(te$
: Praditya Teguh Priambodo : B1!1"!#1 :I :1 : Ade )i$da Prada$a
LAPORAN PRA%TI%UM *ISIOLOGI +E)AN II
%EMENTERIAN PEN,I,I%AN ,AN %EBU,A-AAN UNI.ERSITAS EN,ERAL SOE,IRMAN *A%ULTAS BIOLOGI PUR)O%ERTO /!10
I PEN,A+ULUAN 11 Latar Bela'a$g
Osmoregulasi adalah mekanisme pengaturan air dan ion-ion dalam tubuh. Hewan air tawar memiliki cairan dalam tubuh yang pekat dari lingkungannya. Hewan ini bersifat hipoosmotik terhadap mediumnya dan menghadapi masalah fisiologis, yiatu air cenderung masuk kedalam tubuh hewan dan bahan terlarut cenderung hilang dan membawa bahan terlarut yang ada. Tingkat salinitas yang berbeda menyebabkan terjadi perubahan kadar garam antara media dengan plasma darah. Sejumlah mechanisme yang dilakukan untuk mengatasi masalah osmotik dan mengatur perbedaan diantara intrasel dan ekstrasel serta diantara diantara ekstrasel dengan lingkungannya secara kolektif disebut mekanisme osmoregulasi (ampbel et al, !""#$. %kan yang hidup dilingkungan laut dan perairan tawar dapat melakukan osmoregulasi, yaitu kemampuan untuk menjaga lingkungan internal yang sesuai dalam menghadapi tekanan osmotik, agar dapat mempertahankan kehidupannya. &engaturan konsentrasi cairan tubuh ikan dilakukan dengan pengangkutan ion-ion dari luar kedalam tubuh ('uwono, !""$. )ehidupan suatu organisme sangat dipengaruhi oleh fakor lingkungan baik faktor fisika, kimia, dan biologi. Salah satu faktor yang mendukung kehidupan organisme diperairan adalah kadar salinitas dalam perairan. Tinggi rendahnya sainitas disuatu perairan baik itu air tawar, payau, maupun perairan asin akan mempengaruhi keadaan organisme yang ada di perairan tersebut, hal ini sangat terkait erat dengan tekanan osmotik dari ikan untuk melangsungkan kehidupannya. %kan akan mengalami stress dan bahkan akan mengalami kematian akibat osmoregulasi yang tidak seimbang (*ulangi, +$. &erubahan salinitas juga dapat mempengaruhi permeabilitas dinding sel ketika salinitas mengalami perubahan. &ada saat tersebut ikan akan mengalami kecenderungan untuk mampu atau tidaknya ikan untuk melakukan keseimbangan osmotiknya dalam rangka mengatur dan berfungsi dengan normal sesuai dengan kebutuhannya, salinitas dalam suatu perairan pada media yang berbeda juga akan mempengaruhi proses metabolisme untuk pertumbuhannya (ahn, ++$. Salinitas menjadi faktor pembatas bagi kehidupan akuatik. Osmoregulasi terjadi pada hewan perairan, karena adanya perbedaan tekanan osmosis (osmosis
berasal dari bahasa 'unani yang berarti mendorong$ antara larutan (biasanya kandungan garam-garam$ di daam dan di luar tubuh. Sehingga osmoregulasi merupakan upaya hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan ion-ion yang terdapat di dalam tubuhnya dengan lingkungan melalui sel permeabel. &engaturan osmoregulasi ini sangat mempengaruhi metabolisme tubuh hewan perairan dalam mengahsilkan energi (/antu, !"+"$. 0ir merupakan media hidup ikan. 1edium suatu perairan berbeda-beda, ada perairan tawar, laut dan payau. %kan-ikan yang hidup pada media-media ini telah mampu beradaptasi secara berkelanjutan sampai mengalami mortalitas atau kematian. ara ikan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya berhubungan dengan kandungan kadar garam dalam perairan. Oleh karena itu ikan mempunyai daya osmoregulasi. 2atas toleransi kadar garam berbeda-beda untuk setiap jenis ikan. %kan yang mempunyai batas toleransi yang besar terhadap salinitas disebut euryhaline, sedangkan yang mempunyai batas toleransi sempit terhadap salinitas
disebut stenohaline (/esmana, !""+$. &raktikum ini penting karena untuk mempelajari toleransi terhadap salinitas bagi organisme perairan khususnya ikan dan menegetahui bagaimana ikan menyeimbangkan tekanan yang ada di dalam tubuh ikan itu sendiri sehingga ikan tetap dapat melangsungkan kehidupannya. 1/ Tu2ua$
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari osmoregulasi pada hewan eurihalin (hewan yang mampu hidup dalam perairan dengan salinitas yang cukup luas$ yaitu ikan 3ila ( Oreochromis niloticus$, serta hewan stenohalin yaitu ikan 3ilem (Osteochilus hasselti$ dan kepiting.
II MATERI ,AN 3ARA %ERA /1 Materi
2ahan yang digunakan adalah benih ikan 3ila ( Oreochromis niloticus$, benih ikan 3ilem (Osteocilus hasselti$, kepiting bakau ( Scylla serrata$, 45T0, dan medium air dengan konsentrasi " ppt, +" ppt, !" ppt, dan " ppt. 0lat yang digunakan adalah gelas plastic, gunting, pinset, pipa kapiler hematokrit, handrefrctometer, spuit injeksi, mikropipet, jarum, mikrosentrifuge, baki plastic, osmometer, penghitung waktu, kertas label, dan kertas cakram. // 3ara %er2a //1 Pe$gamata$ Tolera$(i Sali$ita(
+. 1edium air disiapkan dengan salinitas ", +", !", " ppt, kemudian dimasukkan kedalam gelas plastic dan diberi label. !. 2enih ikan 3ilem sebanyak +" ekor dimasukkan kedalam masing masing gelas plastik secara direct transfer . . &engamatan dilakukan, waktu kematian tiap ekor ikan dicatat dan dihitung ikan yang masih hidup pada masing-masing gelas plastik setelah +", !", ", #" menit dan !#, #6, 7!, jam. #. 1edium air disiapkan lagi dengan salinitas +" ppt kemudian dimasukkan kedalam gelas plastik dan diberi label. 8. 2enih ikan 3ilem sebanyak +" ekor dimasukkan ke dalam gelas plastik secara gradual transfer. . &engamatan dilakukan, waktu kematian tiap ekor ikan dicatat dan dihitung ikan yang masih hidup pada masing-masing gelas plastik setelah +", !", ", #" menit dan !#, #6, 7!, jam. 7. &ersentase sintasan dihitung menggunakan rumus. /// Pe$gu'ura$ O(molalita( Pla(ma da$ Medium
+. Sampel darah ikan 3ila diambil dengan spuit injeksi yang telah dibasahi terlebih dahulu dengan 45T0. !. 5arah yang telah diambil dipindahkan dari spuit ke pipa kapiler hematokrit. . 5arah disentrifugasi selama 8 menit pada kecepatan 8"" rpm. #. &lasma darah diambil sebanyak +" 9l menggunakan mikropipet.
8. Omolalitas plasma darah diukur menggunakan osmometer. . )apasitas osmoregulasi dihitung. //" Pe$gu'ura$ O(molalita( +emolim4e &ada %e&iti$g
+. Sampel hemolimfe kepiting diambil dari bagian ruas-ruas kaki yang paling dekat dengan tubuh kepiting dengan spuit injeksi yang telah dibasahi terlebih dahulu dengan 45T0. !. Hemolimfe yang telah diambil dipindahkan dari spuit ke pipa kapiler hematokrit. . Hemolimfe diambil sebanyak +" 9l menggunakan mikropipet. #. Osmolalitas hemolimfe kepiting diukur menggunakan osmometer. 8. )apasitas osmoregulasi dihitung.
"/ Pembaha(a$
Hewan uji yang digunakan untuk pengamatan toleransi salinitas adalah benih ikan 3ilem (Osteochilus hasselti$ dan ikan 3ila ( Oreochromis niloticus$. 3amun, ikan yang digunakan oleh kelompok + rombongan % yaitu ikan nila dengan uji toleransi salinitas yang digunakan adalah ", +", !", " ppt secara direct transfer selama +", !", ", #" menit dan secara gradual transfer dengan salinitas ", +", !", dan " ppt selama !#, #6, 7!, dan jam. Hasil pengamatan sintasan yang didapatkan dari ikan nila dengan menggunakan metode direct transfer pada " ppt pada waktu +", !", " dan #" menit sintasan sebesar +"":, +" ppt pada waktu +", !", ", dan #" ppt sintasan sebesar +"":, !" ppt pada waktu +" menit sintasan sebesar 6":, ketika !" menit sintasan sebesar 7":, saat " menit berikutnya diperoleh sintasan sebesar ":, dan menit ke #" sintasan sebesar 8":. &ada salinitas " ppt, saat menit ke +", !", " dan #", diperoleh nilai sintasan sebesar +"":, 6" :, 7":, dan 8":. &ercobaan terhadap ikan nila secara direct transfer dengan salinitas ", +", !", " ppt juga dilakukan dengan hasil ; pada salinitas " dan +" ppt dalam waktu !# jam didapat sintasan sebesar +"":; namun, untuk salinitas !" dan " ppt dalam waktu !# jam didapat sintasan sebesar ":. Hari ke-! atau pada waktu #6 jam, untuk salinitas " ppt memiliki sintasan sebesar +"":; sedangkan untuk konsentrasi +" ppt nilai sintasan sebesar 6":; tetapi, untuk ikan nila pada salinitas !" dan " ppt diperoleh persentase sintasan sebesar ":. Hari ke- atau 7! jam kemudian, ikan nila pada salinitas " ppt sintasannya sebesar ":; untuk salinitas +" ppt diperoleh sintasan 7":; sedangkan pada salinitas !" dan " ppt sintasannya sebesar ":. Hari terakhir untuk percobaan direct transfer di hari ke-# atau setelah jam, ikan pada salinitas " ppt sintasannya sebesar 6":; ikan pada salinitas +" ppt nilai sintasannya sebesar ":; sedangkan pada salinitas !" dan " ppt persentase sintasannya sebesar ":. &ercobaan selanjutnya dilakukan secara gradual transfer. Sintasan dari ikan nila pada waktu !# jam sebesar ":, #6, 7!, dan jam sebesar ":. 2erdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa ikan nila tidak dapat lama bertahan hidup pada salinitas dengan waktu yang lama dalam air bersalinitas tinggi. 3amun, seharusnya ikan nila tergolong ikan eurihalin, merupakan jenis ikan yang mampu hidup pada salinitas tertentu. )ematian yang dialami ikan nila pada percobaan kali ini, bisa dikarenakan kondisi ikan yang masih dalam fase benih (ikan nila kecil$ sehingga
berdampak juga pada daya tahan tubuh ikan nila tersebut. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Susilo (!""8$ bahwaikan nila termasuk ikan yang dapat bertahan hidup dalam keadaan salinitas yang tinggi (termasuk eurihalin$. 5iterangkan bahwa saat terjadinya peningkatan salinitas medium secara signifikan akan meningkatkan pula konsentrasi osmotik darahnya. &ercobaan yang sama juga dilakukan pada ikan nilem dan didapatkan hasil yang berbeda. &engamatan secara direct transfer pada " dan +" ppt dalam waktu +", !", ", dan #" menit sintasan sebesar +"":, !" ppt pada waktu +" menit sintasan sebesar 6":, dan pada waktu !", ", #" menit sintasannya sebesar ":, " ppt pada waktu +", !", ", dan #" menit sintasan sebesar ":. &ercobaan kedua, dilakukan secara direct transfer dan diperoleh hasil ; ikan nilem pada salinitas " ppt dalam waktu !#, #6, 7!, dan jam nilai sintasannya 7":, #":, ":, dan ":; pada slinitas +" ppt diperoleh nilai sintasan sebesar 8": setelah !# jam, sedangkan untuk salinitas !" dan " ppt diperoleh nilai sintasan sebesar ":. kg$. Sedangkan nilai osmolalitas medium diperoleh data , 8", 68, 7#", 6", 6+, dan 687 (mmol>kg$. Setelah didapat data osmolalitas plasma darah dan medium ikan nila, maka kita dapat menghitung kapasitas osmoregulasi dengan membagi antara data plasma darah ikan nila dengan data medium pada salinitas yang sama. 5ata kapasitas osmoregulasi dari ikan nila pada praktikum kali ini yaitu untuk salinitas " ppt sebesar +,86 (mmol>kg$; salinitas 8 ppt sebesar +,8 (mmol>kg$; salinitas +" ppt sebesar +, (mmol>kg$; salinitas +8 ppt tidak diperoleh hasil kapasitas osmoregulasinya karena tidak didapat data osmolalitas
plasma darahnya; salinitas !" ppt sebesar +,+6 (mmol>kg$; salinitas !8 ppt sebesar ",: (mmol>kg$; dan salinitas " ppt sebesar ",! (mmol>kg$. Hasil pengukuran osmolalitas plasma dan medium ikan nilem salinitas ", 8, +", +8, !", !8, dan " ppt didapatkan data osmolalitas plasma darah sebesar 6#, ", 8!+, #!#, 77#, 6++, " (mmol>kg$. Selain itu, diperoleh juga data os,olalitas medium ikan nilem sebesar , 8", 68, 7#", 6", 6+, dan 687 (mmol>kg$. )apasitas osmoregulasi yang terhitung yaitu untuk " ppt sebesar !,+ (mmol>kg$ ; dengan salinitas 8 ppt tidak didapat nilai kapasitas osmoregulasinya karena tidak diperoleh data plasma darah; dengan salinitas +" ppt kapasitas osmoregulasinya sebesar ",7 (mmol>kg$; salinitas +8 ppt sebesar ",87 (mmol>kg$; salinitas !" ppt sebesar ", (mmol>kg$; salinitas !8 ppt sebesar ",7 (mmol>kg$; dan untuk salinitas " ppt juga tidak diketahui hasil kapasitas osmoregulasinya karena tidak berhasil mendapat data osmolalitas plasma darah dari ikan nilem tersebut. Hasil pengukuran osmolalitas hemolimfe dan medium kepiting dengan salinitas ", 8, +", +8, !", !8, dan " ppt diperoleh data hemolimfe sebesar 8, #!, 68, +7, 6, 8#8, 6" (mmol>kg$. 5idapat pula data osmolalitas medium sebesar , 8", 68, 7#", 6", 6+, 687 (mmol>kg$. )apasitas osmoregulasi kepiting yang didapatkan mulai dari ", 8, +", +8, !", !8, dan " ppt yaitu +,# (mmol>kg$; +,! (mmol>kg$; + (mmol>kg$; +,! (mmol>kg$; +,++ (mmol>kg$; ",8 (mmol>kg$; dan ",7 (mmol>kg$. Hemolimfe kepiting yang diukur dengan osmometer diperoleh dari bagian ruas kaki kepiting paling dekat dengan tuuh dan diambil dengan spuit injeksi + cc yang sebelumnya dilapisi larutan 45T0 sebagai antikoagulan. /arutan 45T0 berfungsi untuk menjaga agar hemolimfe kepiting tidak membeku. 5alam mengukur osmolalitas baik pada ikan nila, ikan nilem dan kepiting menggunakan alat ukur yang dinamakan osmometer. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin tinggi salinitas, semakin kecil kapasitas osmoregulasinya. %kan nila dan kepiting bakau digolongkan dalam hewan perairan eurihalin. Hewan ini bersifat hipertonik terhadap air tawar, sehingga bila dimasukkan dalam air dengan salinitas tinggi maka akan bersifat hipotonik terhadap lingkungan barunya yang ditandai dengan semakin kecil kapasitas osmoregulasinya. )apasitas osmoregulasi dapat diperoleh dari hasil bagi antara osmolalitas plasma darah dengan osmolalitas media (Harkat ? 1athur, +7$. Osmolalitas plasma dan media dapat diukur dengan osmometer. 1etode yang digunakan adalah metode
pengukuran tekanan uap, yang merupakan metode tercepat dan termudah untuk menentukan osmolalitas. 0lat ini bisa digunakan pada suhu kamar dengan sampel harus dalam keadaan keseimbangan alami, karena jika @iskositas sampel tinggi atau dalam kondisi lain yang dapat menggangu penentuan titik beku dapat terjadi kesalahan pada data yang diperoleh (/estari, !"+"$. 1enurut Schmidt ? 3ielson (+"$, kematian ikan setelah melewati batas salinitasnya disebabkan oleh kemungkinan, yaituA +. gagalnya mekanisme pengaturan yang akhirnya menyebabkan perubahan konsentrasi internal yang bersifat fatal. !. gangguan fungsi respirasi insang. . kegagalan jantung sehingga ikan tidak dapat malakukan fungsi metabolis secara normal. Osmoregulasi adalah upaya hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara tubuh dan lingkungannya, atau suatu proses pengaturan tekanan osmosis. 1enurut %naeni (!""$, ososis adalah pergerakan air dari cairan yang mempunyai kandungan air lebih tinggi (yang lebih encer$ menuju ke cairan yang mempunyai kandungan air lebih rendah (yang lebih pekat$. 1ekanisme osmoregulasi meliputi @olume air, kandungan Bat terlarut dan distribusi Bat terlarut. 1akhluk hidup mempertahankan kekonstanan @olume air dalam tubuhnya melalui mekanisme dimana jumlah air yang masuk harus sama dengan jumlah air yang keluar (Soetarto, +6$.
tinggi daripada konsentrasi
cairan osmotik
lingkungannya
(bersifat
hiperosmoregulator$.
dari lingkunan
untuk
mempertahankan konsentrasi
osmotiknya
serta
meminimalkan kehilangan ion @ia saluran paraselular yang ada didalam tubuh ikan. Selaras dengan hal ini, =alaluddin (!"+#$ berpendapat bahwa kondisi salinitas di perairan tidak selalu sesuai dengan kebutuhan ikan. 3amun, ikan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang tidak menguntungkan dengan memasukkan atau mengeluarkan ion dan air sehingga tekanan dalam sel tidak terganggu. lt (+>+""$ atau ppt. Semakin tinggi salinitas maka semakin tinggi tekanan osmotiknya. Hal ini membuktikan bahwa salinitas berhubungan dengan tekanan osmotik air. Tingkat osmotik yang diperlukan berbeda-beda. %kan air tawar tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan dengan salinitas tinggi karena sifatnya yang hiperosmotik. Salinitas yang optimal bagi ikan air tawar adalah !" ppt, karena pada salinitas ini konsentrasi cairan tubuh ikan mendekati isoosmotik dengan konsentrasi cairan lingkungan. &erubahan salinitas medium yang menyebabkan perubahan osmolalitas plasma juga menghasilkan perubahan kapasitas osmoregulasi (ahn, ++$. 1enurut ujaya (!""#$, organisme air dibagidibagi menjadi dua kategori sehubungan dengan mekanisme fisiologinya dalam menghadapi tekanan osmotik air media, yaitu A +. Osmokonformer adalah organisme air yang secara osmotik labil dan mengubahubah tekanan osmotik cairan tubuhnya untuk menyesuaikan dengan tekanan osmotik air media hidupnya. )ebanyakan hewan a@ertebrata laut adalah hewan osmokonformer seperti ubur-ubur, rajungan, dan kerang-kerangan. !. Osmoregulator adalah organisme air yang secara osmotik stabil (mantap$, selalu berusaha mempertahankan cairan tubuhnya pada tekanan osmotik yang relatif konstan, tidak perlu harus sama dengan tekanan osmotik air media hidupnya. Semua hewan air tawar dan hewan air laut adalah osmoregulator, misalnya ikan nilem dan ikan nila.
2atas toleransi kadar garam berbeda-beda untuk setiap jenis ikan. %kan yang mempunyai batas toleransi yang besar terhadap salinitas disebut eurihalin, contohnya ikan nila (/esmana, !""+$. 1enurut Tang et al (!""$, hewan eurihalin mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup pada medium yang berkadar garam tinggi, sehingga kemampuan untuk bertahan hidup pada medium yang berkadar garam tinggi, sehingga dapat mengendalikan fungsi osmoregulasi yang berhubungan dengan komposisi cairan ekstraseluler dalam tubuhnya yaitu plasma, getah bening, dan cairan interestrial. Cinjal dan insang merupakan organ yang sangat penting untuk osmoregulasi pada ikan, insang, berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal dan ginjal yang mengendalikan lingkungan internal. Sedangkan ikan yang mempunyai batas toleransi yang sempit
terhadap salinitas tersebut disebut
stenohialin, contohnya ikan nilem (/esmana, !""+$. /antu (!"+"$ menambahkan bahwa salinitas menjadi faktor pembatas bagi kehidupan akuatik. Osmoregulasi terjadi peda hewan perairan, karena adanya perbedaan tekanan osmosis (osmosis berasal dari bahasa 'unani yang berarti mendorong$ antara larutan (biasanya kandungan garam-garam$ di dalam tubuh dan di luar tubuh. Sehingga osmoregulasi merupakan upaya hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan ion-ion yang terdapat didalam tubuhnya dengan lingkungan melalui sel permeabel. &engaturan osmoregulasi ini sangat mempengaruhi metabolisme tubuh hewan perairan dalam menghasilkan energi. 1enurut 4@ans (+7$, ikan air tawar mempunyai osmolalitas plasma !"" mmol>kg sehingga hewan air tawar hipoosmotik terhadap lingkungannya. 1enyebabkan air bergerak masuk kedalam tubuh dan ion-ion keluar tubuh secara difusi.
fungsional dalam epitel insang klorida sel (S$, 0T&ase, 30 , ) , dan S pada ⁺
⁺
ikan nila (Cuner et al ., !""#$ 1ekanisme menjaga konsentrasi tubuh pada ikan dapat dilihat melalui osmoregulasi pada ikan bertulang sejati yang hidup di air laut dan air tawar. Seekor ikan laut, seperti ikan cod, adalah hipoosmotik terhadap air laut di sekitarnya dan dengan demikian secara konstan kehilangan air melalui osmosis. %kan itu meminum banyak sekali air laut untuk menambah kadar air, insang pada permukaan tubuh umumnya membuang natrium klorida (sel-sel khusus yang disebut sel klorida secara aktif mengangkut l D keluar dan 3a
⁺
mengikutinya secara pasif$ dan ginjalnya
mengeluarkan kelebihan ion-ion kalsium (a!E$, magnesium (1g!E$, dan sulfat (SO#!-$, sementara mengekskresikan urin pekat yang mengandung kadar garam tinggi. 1enghadapi situasi yang berlawanan, seekor ikan air tawar seperti ikan perch ini secara konstan mendapatkan air karena ia berada dalam keadaan hiperosmotik dibandingkan dengan sekelilingnya. %kan itu menyeimbangkan perolehan air dengan cara mengekskresikan banyak sekali urin yang hipoosmotik terhadap cairan tubuhnya. Caram yang hilang dalam urin dipulihkan kembali melalui makanan dan melalui pengambilan melewati insang, sel-sel klorida pada insang secara aktif mentransport lD masuk kedalam (ampbell et al ., !""#$. %kan bertulang rawan mempertahankan iso-plasmaosmotik atau sedikit hiperosmosis air laut ke daerah sekitarnya, terutama melalui retensi urea (ureosmotik$ untuk mengatasi stress hyperosmotic di lingkungan laut. Sistem osmoregulatory awalnya dianggap unik pada ikan bertulang rawan, tetapi sebuah
bukti menunjukkan bahwa ureosmotik merupakan strategi yang didistribusikan secara luas di seluruh spesies diseluruh spesies @ertebrata. 1isalnya, coelacanth adalah ikan bertulang yang melakukan osmoregulasi urea. 5alam ginjal mamalia, konsentrasi urea yang tinggi dijaga dalam medulla untuk menciptakan lingkungan osmolalitas tinggi di interestitium tersebut tersebut, air diserap kembali dari urin primer ke interestitium dengan gradient osmotik mengakibatkan retensi air dalam tubuh. akta-fakta ini menunjukkan bahwa strategi ureosmotik adalah mekanisme dasar dalam @ertebrata untuk retensi air di lingkungan salinitas tinggi dan kering (Hyodo et al ., !""7$. Salinitas menjadi faktor pembatas bagi kehidupan akuatik. Osmoregulasi terjadi pada hewan perairan, karena adanya perbedaan tekanan osmosis (osmosis
berasal dari bahsa 'unani yang berarti mendorong$ antara larutan (biasanya kandungan garam-garam$ di dalam tubuh dan di luar tubuh. Sehingga osmoregulasi merupakan upaya hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan ion-ion yang terdapat di dalam tubuhnya dengan lingkungan melalui sel permeabel. &engaturan osmoregulasi ini sangat mempengaruhi metabolisme tubuh hewan perairan dalam mengahasilkan energi (/antu, !"+"$.
I. %ESIMPULAN
2erdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa A +. Hewan eurihalin termasuk hewan yang bisa bertahan hidup pada air bersalinitas tinggi, contohnya ikan nila (Oreochromis niloticus$ dan kepiting (Scylla serrata$. !. Hewan stenohialin merupakan hewan yang tidak bisa bertahan hidup pada air bersalinitas tinggi, contohnya ikan nilem (Osteochilus hasselti$.
,A*TAR RE*ERENSI
ampbell, 3.0., Feece, =.2., ? 1itchell, /.C. !""#. Biologi Edisi kelima Jilid III . =akarta A 4rlangga. 4@ans, 5.H. +7. The Physiology of Fishes Second Editions . 3ew 'ork A F &ress. ahn, 0. ++. Anatomi Hean Edisi !etiga" #ogyakarta A Cajah 1ada >lestari.blogspot .com>!"+">alat-pengukur-osmolalitas. 5iakses pada tanggal !# 1aret !"+#. Schmidth, 3. ). +". Animal Physiology. 0daptation and 4n@ironment. /ondon, <) A ambridge
4n@iromental Salinities. 5epartment of /i@e Science, 3ational hung-Hsing