Interpretasi Fasies Vulkanik Kelompok X Daerah Sampangan dan Sekitarnya Fasies Fasies gunun gunung g api dapat dapat dibag dibagii menjad menjadii fasies fasies sentr sentral, al, fasies fasies proksimal, fasies medial, dan fasies distal berdasarkan komposisi batuan penyusunnya (Bogie (Bogie & Mackenzie, 1998 ). ).
Gambar 1. Fasies Gunung Api
Fasies Fasies sentral sentral merupaka merupakan n bukaan bukaan keluarny keluarnya a magma dari dalam dalam bumi ke permukaan. Oleh sebab itu daerah ini dicirikan oleh asosiasi batu batuan an beku beku yang yang beru berupa pa kuba kubah h lava lava dan dan berb berbag agai ai maca macam m batu batuan an terobosan semi gunung api (subvolcanic intrusions) seperti halnya leher gunung api (volcanic necks), sill, retas, dan kubah bawah permukaan (cryptodomes). Fasies proksimal merupakan kawasan gunung api yang paling dekat dengan lokasi sumber atau fasies pusat. Asosiasi batuan pada kerucut gunung api komposit sangat didominasi oleh perselingan aliran lava dengan breksi piroklastik dan aglomerat. elompok batuan ini sangat resistan, sehingga biasanya membentuk timbulan tertinggi pada gunung api purba. !edangkan fasies medial, karena sudah lebih menjauhi lokasi sumber, aliran lava dan aglomerat sudah berkurang, tetapi breksi
piroklastika dan tuf sangat dominan, dan breksi lahar juga sudah mulai berkembang. "ika dikaitkan dengan pusat sentral vulkanik yaitu #unung $ngaran, maka daerah pemetaan kavling % diinterpretasikan termasuk ke dalam fasies medial. &al tersebut dilihat dari jarak singkapan yangjauh dari daerah central. 'itandai dengan kontur renggang, yang menunjukkan daerah rendahan. 'aerah proksimal ini ditandai denganlitologi yang ditemukan berupa batu breksi piroklastik, dengan tuff yang melimpah. 'imana breksi piroklastik tersebut tersusun oleh fragmen blok berukuran * mm dan di dukung matriks berupa lapili berukuran +* mm dan tuff berukuran - + mm. emiliki sortasi buruk, dan memperlihatkan litologi yang heterogenitas. 'engan adanya matriks berupa tuff jatuhan lapisan ini memiliki derajat kesinambungan lateral yang rendah. emudian dari interpretasi proses pembentukan nya, litologi tersebut tebentuk dari piroklastik jatuhan, karena dilihat dari ukuran butir dan fragmen batuan. emudian dilihat dari proses terbentuknya batuan tersebut , piroklastik jatuhan tersebut mempengaruhi fragmen, matriks, sortasi dan juga kemas pada batuan tersebut. /entuk butir pada batuan tersebut yakni angular, dimana angular adalah bentuk butir berbentuk meruncing, karena block yakni material piroklastik berukuran *mm yang berbentuk meruncing. emudian dari sortasi yakni keseragaman butir nya yakni buruk, berarti dari keseragaman butir nya tidak ada yang sama atau dominan berbeda ukuran butir pada batuan tersebut. emudian dilihat dari segi komposisi nya yakni fragmen nya adalah block, karena pada batuan tersebut dominan terlihat block, kemudian pada matriksnya, yakni breksituff, karena ukurannya lebih kecil dari ukuran fragmen, maka diinterpretasikan sebagai matriks dari batuan tersebut. emudian daerah pemetaan kavling % memiliki litologi yang hampir sama, dimana
dapat diinterpretasikan semuanya berhubungan litologinya.
0itologinya memiliki kecenderungan dengan didominasi dengan fragmen dibanding matriksnya. arena terdapat atau termasuk kedalam fasies
proksimal medial dari gunungapi, maka kemungkinan kesamaan litologi nya tinggi.
Gambar 2. Kenampakan itra Foto !dara
Gambar ". Fasies Ka#ling $emetaan %erada di Fasies $roksimal & 'edial
Gambar (. Kenampakan Geomor)ologi
Gambar *. Kenampakan Akti#itas +ambang %atuan Vulkanik