GANGGUAN PERKEMBANGAN SARAF
Intelectual Intelectual Diasbility (Retardasi Mental) Kriteria Diagnostik :
A. Ditemukannya defisit dalam fungsi intelektual, seperti memberi alasan, pemecahan masalah, masala h, perencanaan, berpikir abstrak, abstra k, menilai, pembelajaran akademik, dan pembelajaran dari pengalaman, yang dipastikan melalui pemeriksaan klinis dan tes intelegensia terstandar. B. Adanya defisit dalam fungsi adaptif yang berakibat pada kegagalan dalam mencapai perkembangan dan dan standar sosiokultural sosiokultural untuk kemandirian pribadi dan tanggung jawab sosial. Tanpa dukungan terus-menerus, defisit adaptasi akan membatasi satu atau lebih fungsi dalam aktivitas hidup sehari-hari, seperti komunikasi, partisipasi sosial, dan kemandirian, di beberapa tempat, misalnya rumah, sekolah, kantor, dan masyarakat. C. Onset dari defisit intelektual dan adaptasi timbul selama masa perkembangan. 317 (F70) : ringan ringan
A. Dapat mengembangkan ketrampilan sosial dan komunikasi. B. Dalam pemahaman dan penggunaan bahasa cenderung terlambat, dan masalah kemampuan berbicara yang mempengaruhi perkebambangan kemandirian dapat menetap sampai dewasa. C. Dapat mandiri penuh dan merawat diri sendiri dan mencapai ketrampilan
praktis dan ketrampilan rumah tangga, walaupun perkembangnnya agak lambat. 318.0 (F71) : sedang
A. Dapat berbicara atau belajar untuk berkomunikasi ; kesadaraan social yang buruk ; perkembangan motorikyang cukup. B. Dapat berbicara dalam percakapan sederhana, sedangkan yang lain hanya dapat berkomunikasi seadanya untuk kebutuhan dasar mereka.
1
318.1 (F72)
: berat
A. IQ 20-35 B. Kurang mengerti akan bahasa tulisan, tuli san, angka, waktu, dan uang. C. membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, memakai baju, dan mandi. D. Termasuk retardasi mental yang dependen: mampu dependen: mampu berbicara yang paling sederhana, tetapi membutuhkan suatu institusi atau pengasuh suportif yang intens. E. Bahasa bicaranya terbatas pada kosa kata dan tata bahasa. Individu mengerti omongan yang sederhana dan komunikasi isyarat. 318.2 (F73) : sangat berat
A. IQ dibawah 20 B. 1% dari seluruh jumlah penderita retardasi mental C. Mereka bergantung secara total kepada orang lain dan biasanya mempunyai kerusakan neurologi yang bermakna; tidak dapat berjalan atau berbicara. D. Sangat terbatas dalam memahami komunikasi bicara dan isyarat. Tapi sebagian dari mereka dapat mengerti instruksi atau isyarat yang sederhana. E. Sangat tergantung kepada orang lain pada berbagai aspek dalam mengurus diri, kesehatan dan keselamatannya. 318.3 (F74)
: gangguan perkembangan global
Diagnosis ini untuk di bawah usia 5 tahun ketika tingkat keparahan klinis tidak dapat diandalkan dinilai pada anak usia dini. kategori ini didiagnosis ketika seorang individu gagal memenuhi tonggak perkembangan yang diharapkan di beberapa daerah fungsi intelektual dan berlaku untuk individu yang tidak mampu untuk menjalani penilaian yang sistematis dari fungsi intelektual. termasuk anak-anak yang terlalu muda untuk berpartisipasi dalam pengujian standar. kategori ini memerlukan penilaian ulang dalam jangka waktu tertentu.
2
318.4 (F75)
: disabilitas intelektual yang tidak ditentukan
Kategori ini disediakan untuk individu di atas usia 5 tahun ketika penilaian tingkat cacat intelektual (gangguan cacat intelektual) oleh rata-rata prosedur yang tersedia secara lokal diberikan sulit mungkin karena gangguan sensorik atau fisik terkait, seperti kebutaan atau tuli prelingual ; kecacatan lokomotor; atau ada atau masalah perilaku yang parah atau terjadi gangguan mental. kategori ini seharusnya hanya digunakan untuk keadaan luar biasa dan membutuhkan penilaian ulang setelah jangka waktu tertentu. Gangguan Komunikasi
Gangguan B erbahasa Kriteria Diagnostik :
A. Kesulitan yang terjadi terus menerus dalam akuisisi dan penggunaan bahasa diseluruh modalitas (contohnya: lisan, tulisan, bahasa isyarat, dll) karena defisit dalam pemahaman atau produksi kata yang meliputi : 1. Mengurangi kosakata (pengetahuan kata dan penggunaan). 2. Keterbatasan struktur kalimat (kemampuan menempatkan kata-kata dan akiran secara bersamaan menjadi bentuk kalimat berdasarkan aturan tata bahasa dan morfologi). 3. Penurunan dalam pembicaraan (kemampuan untuk menggunakan kosakata
dan
kalimat
penghubung
untuk
menjelaskan
dan
menggambarkan suatu topik atau serangkaian peristiwa atau memiliki percakapan) B. Kemampuan bahasa secara substansial dan di bawah kuantitas yang diharapkan untuk seusianya, sehingga keterbatasan fungsional dalam komunikasi yang efektif, partisipasi sosial, prestasi akademik, kinerja kerja, secara individual, atau dalam kelompok. C. Onset gejala muncul di awal periode perkembangan. D. Kesulitan tidak disebabkan gangguan pendengaran atau gangguan sensorik lainnya, disfungsi motorik, atau kondisi medis atau kondisi neurologis dan tidak lebih baik dijelaskan dengan gangguan intelektual (gangguan perkembangan intelektual) atau keterlambatan perkembangan global.
3
315.39 (F80.9) : Gangguan Berbahasa
Gangguan K emampuan B icara Kriteria Diagnostik :
A. Kesulitan persisten dengan produksi bunyi ujaran yang mengganggu kejelasan bicara atau mencegah komunikasi verbal dari pesan. B. Gangguan ini menyebabkan keterbatasan dalam komunikasi yang efektif yang mengganggu partisipasi sosial, prestasi akademik, kineja kerja, secara individual atau dalam kelompok. C. Onset gejala muncul di awal periode perkembangan. D. Kesulitan tidak disebabkan kondisi bawaan atau didapat, seperti cerebral palsy, bibir sumbing, ketulian atau gangguan pendengaran, cedera kepala, atau kondisi medis lain atau kondisi neurologis. 315.35 (F80.81) : Gangguan Kemampuan B icara
Gangguan Kefasihan Kata Pada Anak-Anak (Gagap) Kriteria Diagnostik :
A. Gangguan pada kelancaran dan waktu pola normal pidato yang berada di telah sesuai untuk usia individu dan keterampilan berbahasa, bertahan dari waktu ke waktu, dan ditandai dengan sering dan ditandai kejadian satu (atau lebih) dari berikut : 1. Pengulangan Suara Suku kata 2. Pemanjangan suara dari konsona serta 3. Kata yang terputus (Berhenti dalam berkata) 4. Bunyi atau diam berkata( di isi atau stop berbicara) 5. Perkataan yang panjang lebar ( penggantian kata untuk menghindari kata yang bermasalah) 6. Hasil kata dengan kelebihan ketegangan 7. Pengulangan satu suku kata.
4
B. Gangguan penyebab kecemasan berbicara tentang pembatasan atau efek sosial dan komunikasi yang efektif, partisipasi sosial, atau kinerja akademik pekerjaan, individual atau dalam kombinasi apapun C. Timbulnya gejala pada periode awal perkembangan. D. Gangguan pidato tidak di sebabkan oleh kerusakan motorik – sensorik , dysfluencyassosiated penghinaan neurologis (stroke, tumor, trauma) atau kondisi medis lain dan contoh tidak baik perencanaan oleh gangguan mental lain. 315.35 (F80.81) : Gangguan Kefasihan Kata Pada Anak-Anak (Gagap)
Gangguan Komunikasi Sosial (Pragmatis) Kriteria Diagnostik :
A. Kesulitan terus-menerus dalam penggunaan sosial komunikasi verbal dan nonverbal seperti yang dituturkan oleh semua hal berikut: 1. Defisit dalam menggunakan komunikasi untuk tujuan sosial, seperti menyapadan berbagi informasi,
dengan cara yang sesuai untuk
konteks sosial. 2. Penurunan
kemampuan
untuk
mengubah
komunikasi
untuk
mencocokkan konteks atau kebutuhan pendengar, seperti berbicara secara berbeda di dalam kelas daripada di taman bermain, berbicara secara
berbeda
terhadap
anak
daripada
orang
dewasa,
danmenghindaripenggunaanbahasa yang terlalu formal. 3. Kesulitan aturan untuk percakapan dan bercerita, seperti bergiliran dalam percakapan, mengulang ketika disalah pahami, dan mengetahui bagaimana menggunakan sinyal verbal dan nonverbal untuk mengatur interaksi berikut. 4. Kesulitan memahami apa yang tidak dinyatakan secara eksplisit (misalnya membuat kesimpulan), bukan nonliteral atau ambigu makna bahasa (misalnya idiom, humor, metafora, beberapa makna yang bergantung pada konteks untuk interpretasi)
5
B. Defisit mengakibatkan keterbatasan fungsional dalam komunikasi yang efektif, partisipasi sosial, hubungan sosial, prestasi akademik, atau kinerjakerja, secara individual atau dalam kombinasi. C. Timbulnya gejala ini pada periode awal perkembangan tetapi deficit mungkin
tidak
menjadi
sepenuhnya
terwujud
sampai
permintaan
komunikasi sosial melebihi kapasitas tertentu). D. Gejala tersebut tidak disebabkan kondisime di satu neurologis lain atau dengan kemampuan rendah dalam domain struktur kata dan tata bahasa, dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan spektrum autisme, cacat intelektual
(gangguan
perkembangan
intelektual),
keterlambatan
perkembangan global, atau gangguan mental lainnya. 315.39 (F80.89) : Gangguan Komunikasi Sosial (Pragmatis)
307.9 (F80.9) : Gangguan Komunikasi YTT
Gangguan Spektrum Autisme Kriteria Diagnostik :
A. Kurangnya komunikasi dan interaksi sosial yang menetap pada berbagai konteks, seperti yang dituturkan oleh berikut ini, saat ini atau dengan sejarah (contoh adalah ilustrasi, tidak lengkap) : 1. Pendekatan sosial yang tidak normal dan kegagalan untuk melakukan komunikasi dua arah (kegagalan berinisiatif atau merespon pada interaksi sosial) 2. terganggunya perilaku komunikasi non verbal yang digunakan untuk interaksi sosial (hilangnya kontak mata, bahasa tubuh dan ekspresi wajah) 3. kekurangan dalam mengembangkan, mempertahankan hubungan (kesulitan dalam bermain imaginatif atau berteman, tidak ada ketertarikan terhadap teman sebaya B. Perilaku terbatas, pola perilaku yang repetative, ketertarikan atau aktifitas yang termanifestasi minimal 2 dari perlaku berikut :
6
1. pergerakan motorik repetetif/streotipis, dalam penggunaan objek atau bahasa 2. perhatian yang berlebihan pada kesamaan, rutinitas yang kaku atau pola perilaku verbal atau non-verbal yang diritualkan 3. kelekatan dan pembatasan diri yang tinggi pada suatu ketertarikan yang abnorma 4. hiperaktivitas/hipoaktivitas pada input sensoris atau ketertarikan yang tidak biasa pada aspek sensori pada lingkungan C. Gejala muncul pada periode perkembangan awal (tapi mungkin tidak termanifestasi penuh sampai tuntutan sosial melebihi kapasitas yang terbatas, atau mungkin tertutup oleh strategi belajar di kemudian hari D. Gejala menyebabkan perusakan yang signifikan pada kehidupan sosial, pekerjaan atau setting penting lain dalam kehidupan E. Gangguan lebih baik tidak dijelaskan dengan istilah ketidakmampuan intelektual
(intellectual
disability)
atau
gangguan
perkembangan
intelektual atau keterlambatan perkembangan secara total. 299.0 F84.0) : Gangguan Spektrum Autisme
Perincian harus dilakukan apabila : ada/tiada penurunan intelektual ; ada/tiada penurunan
kebolehan
berbahasa
;
terkait
dengan
keadaan
kondisi
medis/genetik/lingkungan ; terkait dengan kelainan neurodevelopemen, mental atau gangguan perilaku ; disertai katatonia.
ADHD Kriteria Diagnostik A. Pola terus-menerus dari kurangnya perhatian dan / atau hiperaktif-impulsif
yang mengganggu fungsi atau perkembangan, yang ditandai dengan (1) dan / atau (2): 1. Perhatian Kurang: Enam (atau lebih) dari gejala berikut telah berlangsung selama setidaknya 6 bulan untuk tingkatan yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan dan yang berdampak langsung negatif pada kegiatan sosial dan akademik / pekerjaan:
7
a. Sering gagal untuk memberikan perhatian dengan rinci atau membuat kesalahan ceroboh di sekolah, di tempat kerja, atau selama kegiatan lain (misalnya, mengabaikan atau kehilangan rinci, ketidak-akuratan dalam pekerjaan) b. Sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas-tugas atau kegiatan bermain (misalnya, memiliki kesulitan untuk tetap fokus selama kuliah, percakapan, atau membaca panjang). c. Sering tidak mendengarkan ketika berbicara secara langsung (misalnya, pikiran tampaknya di tempat lain, bahkan tidak adanya gangguan yang jelas). d. Sering
tidak
menindaklanjuti
instruksi
dan
gagal
untuk
menyelesaikan sekolah, tugas, atau tugas di tempat kerja (misalnya, mulai tugas tapi dengan cepat kehilangan fokus dan mudah teralihkan). e. Sering kesulitan mengatur tugas dan kegiatan ( misalnya, kesulitan mengelola urutan tugas; kesulitan mempertahankan ide, berantakan , pekerjaan yang tidak terorganisir, memiliki manajemen waktu yang buruk ; gagal memenuhi tenggat waktu ). f. Sering menghindari, tidak menyukai, atau enggan untuk terlibat dalam tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental yang berkelanjutan (misalnya, sekolah atau pekerjaan rumah, orang yang lebih tua dan orang dewasa, pembuatan laporan, mengisi formulir, meninjau makalah panjang ). g. Sering kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk tugas-tugas atau kegiatan (misalnya, bahan sekolah, pensil, buku, alat, dompet, kunci ,kacamata, telepon seluler ). h. Sering mudah terganggu oleh rangsangan asing ( pada remaja tua dan orang dewasa, dan pikiran yang tidak berhubungan ) .
8
i.
Sering pelupa dalam aktivitas sehari-hari (misalnya, melakukan pekerjaan, menjalankan tugas, mengulangi panggilan, membayar tagihan, menjaga janji )
2. Hiperaktif dan impulsivity: Enam (atau lebih) dari gejala berikut telah berlangsung selama setidaknya 6 bulan untuk tingkatan yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan dan yang berdampak langsung negatif pada kegiatan sosial dan akademik / pekerjaan: a. Sering gelisah dengan atau mengetuk tangan atau kaki atau menggeliat di kursi. b. Sering meninggalkan tempat duduk dalam situasi ketika duduk (misalnya, tempatnya di kelas, di kantor atau tempat kerja lainnya, atau di lain situasi yang memerlukan tempat). c. Sering mondar-mandir atau memanjat-manjat dalam situasi yang tidak tepat. d. Sering tidak bisa bermain atau terlibat dalam kegiatan rekreasi. e. Sering "di mana saja," bertindak seolah-olah "digerakkan oleh motor" (misalnya, tidak dapat atau tidak nyaman berdiam untuk waktu yang lama, seperti di restoran, pertemuan; mungkin yang dialami oleh orang lain sebagai gelisah). f. Sering berbicara berlebihan. g. Sering menjawab pertanyaan terlebih dahulu sebelum pertanyaan telah selesai (misalnya, melengkapi kalimat orang-orang; tidak bisa menunggu giliran dalam percakapan). h. Sering mengalami kesulitan menunggu gilirannya (misalnya, menunggu antrean). i.
Sering menyela atau mengganggu orang lain (misalnya, puntung ke dalam percakapan, permainan, atau kegiatan; mungkin mulai menggunakan barang orang lain tanpa meminta atau mendapat izin; untuk remaja dan orang dewasa, mungkin mengganggu atau mengambil alih apa yang orang lain sedang melakukan).
9
B. Beberapa gejala perhatian kurang atau hiperaktif-impulsif hadir sebelum usia 12 tahun. C. Beberapa gejala perhatian kurang atau hiperaktif-impulsif yang hadir dalam dua atau lebih (Misalnya, di rumah, sekolah, atau bekerja, dengan teman-teman atau kerabat, atau dalam kegiatan lainnya). D. Ada bukti jelas bahwa gejala mengganggu, atau mengurangi kualitas, sosial, akademik, atau fungsi kerja. E. Gejala tidak terjadi secara eksklusif selama skizofrenia atau gangguan psikotik yang lainnya dan gangguan mental lain yang tidak lebih baik (misalnya, gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, gangguan disosiatif, gangguan kepribadian, keracunan zat atau withdrawal ). 314,01 (F90.2)
: Gabungan presentasi
Jika kedua Kriteria A1 (kurangnya perhatian) dan Kriteria A2 (hiperaktif-impulsif) terpenuhi selama 6 bulan terakhir. 314.00 (F90.0)
: Presentasi inatentif predominan
Jika Kriteria A1 (kurangnya perhatian) terpenuhi tapi Kriteria A2 (hiperaktif-impulsif) tidak terpenuhi selama 6 bulan terakhir. 314.01 (F90.1)
: Presentasi hiperaktif / impulsif predominan
Jika Kriteria A2 (hyperactivity- impulsif) terpenuhi dan Kriteria A1 (kurangnya perhatian) tidak terpenuhi selama 6 bulan terakhir.
314.01 (F90.8)
: ADH D Spesifik L ain
314.01 (F90.9)
: ADHD Y TT
10
Gangguan Belajar Khas Kriteria Diagnostik :
A. Sulit belajar dan memakai keterampilan akademik, diindikasikan jika terdapat setidaknya satu gejala yang menetap sekurang-kurangnya 6 bulan, meskipun pemberian intervensi yang menargetkan kesulitan mereka: 1. Tidak akurat atau lambat dan membaca kalimat dengan usaha keras ( contoh, membaca kata-kata/kalimat secara tidak tepat atau lambat dan ragu-ragu, sering hanya kata-kata terkaan, sulit mengeluarkan katakata). 2. Sulit memahami arti dari apa yang dibaca (dapat membaca teks secara akurat tetapi tidak mengerti per bagian kalimat, hubungan kata-kata, arti makna kata-kata yang dalam dari apa yang dibaca). 3. Sulit mengeja kalimat (seperti menambah, menghiraukan, atau vokal pengganti atau juga konsonan) 4. Sulit memahami ekspresi yang tertulis (membuat tata bahasa atau kesalahan tanda baca dalam kalimat, mengorganisasikan paragraf, ekspresi penulisan dari suatu kejelasan ide) 5. kesulitan menguasai sejumlah akal, jumlah fakta, atau perhitungan 6. Sulit memberi alasan yang berhubungan dengan matematika/ilmu pasti (sulit mengaplikasikan konsep matematika, fakta, atau proseuder yang berhubngan dengan masalah kuantitatif/angka-angka) B. Keterampilan akademik yang dicapai pada hakekatnya rendah yang diharapkan sesuai untuk usia kronologis individu dan menyebabkan gangguan signifikan dengan akademik atau pekerjaan akademik, atau aktivitas sehari-hari, yang dapat dilihat dari pencapaian prestasi individu. Untuk individu berumur 17 tahun keatas, terdapat sejarah pembelajaran yang terganggu dan sulit dicapai dan tak sesuai dengan pengukuran standar prestasi. C. Kesulitan belajar dimulai selama umur sekolah tetapi tidak menjadi sepenuhnya terwujud sampai tuntutan bagi mereka mempengaruhi
11
kemampuan akademik melebihi atau menulis laporan yang kompleks untuk tenggang waktu yang ketat, beban akademik yang berlebihan/berat. D. Kesulitan belajar tidak lebih baik dicatat dengan keterbatasan intelektual, ketajaman visual yang tak terkoreksi atau auditorik, gangguan mental atau neurologis lainnya kurangnya kesulitan psikososial kemahiran dalam memahami bahasa akademik atau instruksi pendidikan yang tak cukup 315.00 (F81.0)
: Dengan G angguan Dalam Membaca
315.2 (F.81.81)
: Dengan Gangguan Dalam E kspresi Tertulis
315.1 (F81.2)
: Dengan Gangguan Dalam Matematika
Menentukan keparahan : Ringan; Sedang; Berat
Gangguan Motorik
Gangguan Perkembangan K ooordinasi Kriteria Diagnostik :
A. Kinerja motorik yang jauh dibawah tingkat yang diharapkan, seesuai usia kronologis seseorang dan peluang sebelumnya untuk ketrampilan yang diperoleh. Kinerja motorik yang buruk dapat bermanifestasi sebagai masalah koordinasi, keseimbangan yang buruk, kekakuan, menjatuhkan atau menabrak sesuatu. Ditandai dengan penundaan atau keterlambatan dalam
mencapai
perkembangan
motorik,
(misal
:
berjalan,
merangkak,duduk. Atau kemampuan dalam motorik dasar, (misal : menangkap,
melempar,
menendang,
berlari,
melompat,
mewarnai,
menulis). B. Gangguan
pada
kriteria
A,
tanpa
akomodasi,
secara
signifikan
mengganggu aktivitas sehari-hari atau prestasi akademik. C. Timbulnya gejala adalah pada periode awal perkembangan D. Gangguan tidak disebabkan oleh kondisi medis umum (misalnya, cerebral palsy, hemiplegia, atau distrofi otot). 315.4 (F82)
: Gangguan Perkembangan Koordinasi
12
Gangguan Gerakan Stereotipik Kriteria Diagnostik : A. Berulang-ulang, tampaknya didorong, dan tampaknya tanpa tujuan
perilaku motorik misalnya tangan gemetar atau melambaikan, tubuh goyang, membenturkan kepala, diri menggigit, memukul tubuh sendiri B. Perilaku motorik berulang yang mengganggu dalam sosial, akademik, atau
kegiatan lainnya dan dapat menyebabkan cedera diri. C. Onset terjadi pada periode awal perkembangan
D. Perilaku motorik berulang tidak disebabkan efek fisiologis dari suatu zat atau kondisi neurologis dan tidak disebabkan pula oleh gangguan perkembangan saraf dan gangguan mental, (misalnya trichotiliomania (menarik rambut gangguan), gangguan obsesif kompulsif). 307.3(F98.4) : Gangguan Gerakan Stereotipik
Tentukan jika: Dengan perilaku yang merugikan diri sendiri (atau perilaku yang
akan
mengakibatkan
cedera
jika
tindakan
pencegahan
tidak
menggunakan); Tanpa perilaku yang merugikan diri sendiri; Terkait dengan kondisi medis atau genetik yang diketahui, gangguan perkembangan saraf, atau faktor lingkungan. Tentukan keparahan saat ini : ringan, sedang, berat.
Gangguan Tic Gangguan Tourette’s Kriteria Diagnostik :
A. Baik Tik motorik multiple atau singel dan satu atau lebih tik vokal telah ditemukan pada suatu saat selama penyakit, walaupun tidak selalu bersamaan. B. Tik dapat terjadi berulang kali, dapat hilang dan timbul tetapi telah ada lebih dari 1 tahun sejak onset tik pertama. C. Onset sebelum usia 18 tahun. D. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum.
13
307.23 (F95.2)
: Gangguan Tourette’s
Persisten (Kronis) Motorik A tau Gangguan Tic Vokal A. Baik Tik motorik multiple atau singel dan satu atau lebih tik vokal telah ditemukan pada suatu saat selama penyakit, walaupun tidak selalu bersamaan. B. Tik dapat terjadi berulang kali, dapat hilang dan timbul tetapi telah ada lebih dari 1 tahun sejak onset tik pertama. C. Onset sebelum usia 18 tahun. D. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum. E. Kriteria tidak pernah terpenuhi untuk gangguan Tourette. 307.22 (F95.1)
: Persisten (K ronis) Motorik Atau Gangguan Tic Vokal
Tentukan apakah: dengan tics motorik saja; dengan tics vokal saja.
Gangguan Tic Sementara Kriteria Diagnostik :
A. satu atau beberapa gangguan Tics motorik atau vokal. B. sejak Tics sudah ada selama ±1 tahun sejak serangan pertama. C. gejala ada sebelum berumur 18 tahun. D. oleh gangguan psikologi yang dikarenakan Napza atau kondisi medis lainnya. E. kriteria tidak memenuhi gejala Touretts Disorder atau motorik dan vokal Tic disorder. 307.21 (F95.0)
: Gangguan Tic Sementara
307.20 (F95.8)
: Gangguan Tic Lainnya Yang Diketahui
307.20 (F95.9)
: Gangguan Tic YTT
14
Gangguan Perkembangan Lainnya 315.8 (F88)
: Gangguam Perkembangan Lainnya Yang D iketahui
315.8 (F88)
: Gangguam Perkembangan Lainnya YTT
15
Gangguan perkembangan saraf yang cacat terutama terkait dengan fungsi sistem saraf dan otak. Anak-anak dengan gangguan perkembangan saraf mengalami kesulitan dengan bahasa dan bicara, keterampilan motorik, perilaku, memori, belajar, atau fungsi neurologis lainnya. Genetika dapat memainkan banyak peran penting dalam gangguan perkembangan saraf, dan beberapa kasus kondisi tertentu seperti cacat intelektual yang berhubungan dengan gen tertentu. Ada 7 kategori : 1. Retardasi mental 2. Gangguan komunikasi 3. Gangguan spektrum autisme 4. ADHD 5. Gangguan belajar khas 6. Gangguan motorik 7. Gangguan Tic
Retardasi Mental
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utamanya (yang menonjol) ialah intelegensi yang terkebelakang, sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan seseorang menjadi terganggu. Menurut American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 Retardasi mental yaitu : Kelemahan atau ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicaradan berbahasa; keterampilan merawat diri, ADL; keterampilan sosial; penggunaansarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks,dan lain-lain. Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal)sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Retardasi Mental ditandaidengan fungsi intelektual yang secara signifikan berada
16
dibawa rata-rata, diserta olehadanya berbagai deficit dalam fungsi adaptif, seperti mengurus diri atau aktivitasokupasional yang muncul sebelum usia 18 tahun. Biasanya terdapat perkembanganmental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yangterbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental. Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakanhasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasanterhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atautanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya. EPIDEMIOLOGI Prevalensi retardasi mental diperkirakan sebanyak 1%-3% dari jumlah populasi. Prevalensi retardasi mental ringan adalah yang terbanyak, yaitu 85% dari keseluruhan kasus, retardasi mental sedang sebanyak 10% dari keseluruhan kasus, retardasi mental berat 4% dari keseluruhan kasus, dan hanya sekitar 1-2% yang mengalami retardasi mental sangat berat. Anak laki-laki sekitar 1,5 kali lebih sering menderita retardasi mental dibanding anak perempuan. Insiden tertinggi pada anak usia sekolah, dengan usia puncak 10 hingga 14 tahun. Pada orang dewasa prevalensi retardasi mental lebih rendah, penderita retardasi mental sangat berat memiliki angka mortalitas yang tinggi akibat dari komplikasi yang terkait dengan kondisi fisik.
Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi adalah sekumpulan gangguan psikologis yang ditandai dengan kesulitan-kesulitan dalam pemahaman penggunaan bahasa. Kategori-kategori dari gangguan komunikasi adalah gangguan bahasa ekspresif, gangguan bahasa campuran reseptif-ekspresif, gangguan fonologis dan gagap. Masing-masing gangguan ini mempengaruhi fungsi akademik, atau pekerjaan, atau kemampuan untuk berkomunikasi secara sosial. Penanganan pada gangguan komunikasi umumnya dilakukan melalui terapi bicara dan konseling psikologis untuk kecemasan sosial dan masalah-masalah emosional lainnya.
17
Gangguan Bahasa
Gangguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi dengan indikasi klien yang mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi. Kesulitan simbolisasi ini mengakibatkan seseorang
tidak
mampu
memberikan
simbol
yang
diterima
dan
tid ak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi simbol-simbol yang dapat dimengerti oleh orang lain dalam lingkungannya. Gangguan Bahasa Ekspresif Anak-anak gangguan bahasa ekspresif umumnya mengerti bahasa yang lebih baik daripada mereka berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan Bahasa Campuran reseptif-ekspresif Ini pusat gangguan komunikasi di seluruh ketidakmampuan untuk memahami bahasa serta masalah berkomunikasi dengan orang lain. 1. Gangguan Kemampuan Bicara Kesulitan dalam mengeluarkan suara sehingga mengganggu kejelasan suara atau menghalangi komunikasi pesan verbal. Gangguan berbicara menyebabkan keterbatasan dalam komunikasi yang efektif yang mengganggu partisipasi sosial, prestasi akademik atau kinerja kerja, secara individual dalam kombinasi apapun.Timbulnya gejala dalam periode awal perkembangan. Gangguan berbicara tidak disebabkan atau didapat dari kondisi bawaan seperti kelumpuhan pada otak, bibir sumbing, tuli atau gangguan pendengaran, cedera otak traumatis atau neurologis atau kondisi medis lainnya. 2. Gangguan Kefasihan Kata Pada Anak-Anak (Gagap)
Menurut World Health Organization (WHO) definisi gagap adalah gangguan ritme bicara dimana seseorang tahu apa yang mau dibicarakan, tetapi tidak bisa diucapkan karena pengulangan, perpanjangan atau penghentian
bunyi. Menurut Wingate’s gagap adalah gangguan
kelancaran ekspresi verbal yang ditandai dengan involunter, pengulangan atau perpanjangan yang terdengar atau tidak dalam bentuk bunyi, suku
18
kata, dan kata dari suku kata. Gangguan ini biasanya sering muncul dan tidak terkontrol. Gangguan kelancaran kata tidak sesuai untuk usia yang pada umumnya sudah mampu untuk berbicara normal dan kemampuan bahasa pada individu ini biasanya bertahan dari waktu ke waktu dan sering ditandai dengan satu kejadian atau lebih seperti berikut : Pengulangan bunyi dan suku kata; Perpanjangan kata baik konsonan maupun vokal; Kata-kata yang putus (cth, berhenti di dalam suku kata); Penghentian diam-diam atau terdengar (penghentian terisi atau tidak terisi di dalam bicara);
Penggunaan
terlalu
banyak
kata-kata
yang
tidak
perlu
(penggantian kata untuk menghindari kata yang menyulitkan); Kata-kata diproduksi
dengan
tegangan
fisik
yang
berlebihan;
Pengulangan
keseluruhan kata yang bersuku kata (cth, “I-I-I see him”); Kecemasan tentang gejala 1-8 menyebabkan penghindaran yang berhubungan dengan situasi berbicara. 3. Gangguan Komikasi Sosial (pragmatis)
Kesulitan terus-menerus dalam penggunaan sosial komunikasi verbal dan nonverbal seperti yang dituturkan oleh semua hal berikut: Defisit dalam menggunakan komunikasi untuk tujuan sosial, seperti menyapadan berbagi informasi, dengan cara yang sesuai untuk konteks sosial. Penurunan kemampuan untuk mengubah komunikasi untuk mencocokkan konteks atau kebutuhan pendengar, seperti berbicara secara berbeda di dalam kelas daripada di taman bermain, berbicara secara berbeda terhadap anak daripada orang dewasa, dan menghindari penggunaan bahasa
yang terlalu
formal.
Kesulitan
aturan
untuk
percakapan dan bercerita, seperti bergiliran dalam percakapan, mengulang ketika disalah pahami, dan mengetahui bagaimana menggunakan sinyal verbal dan nonverbal untuk mengatur interaksi berikut. Kesulitan memahami apa yang tidak dinyatakan secara eksplisit (misalnya membuat kesimpulan), bukan nonliteral atau ambigu makna bahasa (misalnya idiom,
19
humor, metafora, beberapa makna yang bergantung pada konteks untuk interpretasi) Timbulnya gejala ini pada periode awal perkembangan tetapi deficit mungkin tidak menjadi sepenuhnya terwujud sampai permintaan komunikasi sosial melebihi kapasitas tertentu). Gejala tersebut tidak disebabkan kondisi medis atau neurologis lain atau dengan kemampuan rendah dalam domain struktur kata dan tata bahasa, dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan spektrum autisme, cacat intelektual (gangguan perkembangan intelektual), keterlambatan perkembangan global, atau gangguan mental lainnya.
Gangguan Spektrum Autisme
Autisme
atau Autism
Spectrum
Disorder (ASD) adalah
gangguan
perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan anak dalam berkomunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. ASD tak hanya mencakup autisme, tapi juga melingkupi sindrom Asperger, sindrom Heller, dan gangguan perkembangan pervasif. Autisme termasuk dalam gangguan perkembangan pervasive yaitu gangguan perkembangan yang dicirikan oleh hendaya yang signifikan pada perilaku dan fungsi di berbagai area perkembangan. Autisme merupakan cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau oleh diri sendiri, menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri, dan menolak realitas, keasyikan ekstrem dengan pikiran dan fantasi sendiri EPIDEMIOLOGI Prevalensi 3-4 per 1000 anak. Perbandingan laki-laki dari wanita 3-4:1. Penyakit sistemik, infeksi dan neurologi(kejang) dapat menunjukan gejala seperti autistik. Menurut penelitian di Amerika setiap 150 kelahiran terdapat 1 anak autistik (1:150) diInggris 1:100, di Australia 1:50. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, diperkirakan ada sekitar 2,4 juta orang penyandang autisme di Indonesia pada tahun 2010. Jumlah penduduk Indonesia pada saat itu mencapai
20
237,5 juta jiwa, berarti ada sekitar satu penyandang autisme pada setiap 100 bayi yang lahir.
ADHD
Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu
meninggalkan
keadaan
yang
tetap
seperti
sedang
duduk,
atau
sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan. EPIDEMIOLOGI Literatur mencatat, jumlah anak hiperaktif di beberapa negara 1:1 juta. Sedangkan laporan tentang insiden ADHD di Amerika Serikat adalah bervariasi dari 2 sampai 20 persen anak-anak sekolah dasar. Jika dihitung keseluruhan, jumlah anak hiperaktif di AS adalah 1:50. Jumlah ini cukup fantastis karena bila dihitung dari 300 anak yang ada 15 diantaranya menderita hiperaktif. Di Inggris, insidensi dilaporkan lebih rendah dibandingkan AS, kurang dari 1%. Untuk Indonesia sendiri belum diiketahui jumlah pastinya. Namun, anak hiperaktif cenderung meningkat. Anak laki-laki memiliki insidensi lebih tinggi dibandingkan perempuan, dengan rasio 3:1 – 5:1. Gangguan paling sering ditemukan pada anak laki-laki yang pertama.
Gangguan Belajar Spesifik
Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
21
Gangguan Tic
Tic adalah suatu gerakan motorik (yang lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas tertentu) yang tidak di bawah pengendalian, berlangsung cepat, dan berulang-ulang, tidak berirama, ataupun suatu hasil vocal yang timbul mendadak dan tidak memiliki tujuan yang nyata. Tic terbagi menjadi tic motorik dan tic vocal. Tic jenis motorik dan jenis vocal mungkin dapat dibagi dalam golongan yang sederhana dan yang kompleks, sekalipun penggarisan batasannya kurang jelas. Tic seringkali terjadi sebagai fenomena tunggal namun tidak jarang disertai variasi gangguan emosional yang luas, khususnya, fenmena obsesi dan hipokondrik. Namun ada pula beberapa hambatan perkembangan khas disertai “tic”. Tiidak terdapat garis pemisah yang jellas antara gangguan “Tic” dengan berbagai
gangguan
emosional
dan
gangguan
emosional
disertai
“tic”.
Diagnosisnya mencerminkan gangguan utamanya. Gangguan Tourette Kehadiran kedua motor berganda dan satu atau tics vokal lebih selama sakit. Tic ini terjadi berkali-kali sehari hampir setiap hari atau sebentar-sebentar selama jangka waktu lebih dari satu tahun dan selama periode ini tidak pernah ada periode tic-bebas lebih dari 3 bulan berturut-turut. Onset adalah sebelum usia 18 tahun. Gangguan ini bukan karena efek fisiologis zat atau kondisi medis umum. Terdapat gangguan penyampaian syaraf dalam bahan kimiawi otak yang menyebabkan gangguan atau perilaku tak wajar dari penderita yang kerap disebut “ticks”. Penyakit ini cukup banyak ditemukan, dan diantaranya mempengaruhi 1 dari 100 orang dari berbagai lapisan masyarakat, bangsa maupun ras.
PENATALAKSANAAN 1. Edukasi Khusus : untuk memnuhi kebutuhan pendidikan anak yang unik. 2. Modifikasi Perilaku : strategi untuk mendukung perilaku positif anak. 3. Terapi bahasa, fisik, dan okupasi : untuk meningkatkan kemampuan fungsional anak.
22
4. Obat : tidak ada obat untuk mengobati gangguan perkembangan sendiri. Obat dapat digunakan, namun, mengobati gejala tertentu seperti kecemasan (gugup), hiperaktif, dan perilaku dapat menyebabkan cedera.
23
DAFTAR PUSTAKA
DSM – 5. 2013. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Washington DC: American Psychiatric Association.
Greene B., Rathus. A. 2005. Psikologi Abnormal Jilid 2. PT. Gelora Aksara Pratama: Erlangga.
Halgin, P. Richard & Whitebourne, S.K. 2011. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis pada Gangguan Psikologi. Jilid 2 Edisi ^. Jakarta: Salemba Humanika.
Maramis, WF., Maramis AA. 2009. Catatn Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.
Sadock BJ., Sadock, VA. 2007. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behaviioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10th ed: Lippincott Williams & Wilkins.
Martin, A., Volkmar FR. 2007. Lewi’s and Adolescent Psychiatry: A Comprehensive Textbook. 4th ed: Lippincott Williams & Wilkins.
24