BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya untuk memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan yang baik, berkelanjutan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga miskin rawan kesehatan/risiko tinggi. Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat persuasive dan melalui pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan
pengetahuan,
sikap,
perilaku,
dan
kemampuan
masyarakat dalam menemukan, merencanakan serta memecahkan masalah menggunakan sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh – tokoh masyarakat serta LSM yang masih ada dan hidup di masyarakat. Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan demikian penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Peran serta masyarakat di dalam pembangunan kesehatan dapat diukur dengan makin banyaknya jumlah anggota masyarakat yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti,
1
Puskesmas, Pustu, Polindes, mau hadir ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan, dll. B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana program pembinaan kesehatan komunitas? 2. Bagaimana konsep keperawatan komunitas? 3. Bagaimana konsep puskesmas? C. Tujuan
1. Untuk mengetahui program pembinaan kesehatan komunitas 2. Untuk mengetahui konsep keperawatan komunitas 3. Untuk mengetahui konsep puskesmas
2
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Keperawatan Komunitas
American kesehatan
Nurses
komunitas
mempertahankan
Assosiation sebagai
kesehatan
dari
(ANA) (ANA) mendefinisikan tindakan populasi
untuk dengan
keperawatan
meningkatkan
dan
mengintegratisikan
ketermpilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik tersebut dilakukan secara komprehensif, umum (tidak terbatas pada kelompok tertentu), berkelanjutan, dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat bers ifat episodic. Deifinisi keperawatan kesehatan komunitas, menurut American Public Health Association (2004), yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan professional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas. Keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu. Pelayanan tersebut ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk mendapatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga dapat mandiri dalam upaya kesehatannya (Depkes, 2006). Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok puskesmas yang sudah ada sejak konsep puskesmas diperkenalkan. Perkesmas sering disebut dengan Public Health Nursing (PHN) namun saat ini lebih tepat disebut dengan Community Health Nursing . Perubahan istilah public menjadi community,
3
terjadi di banyak Negara karena istilah public sering kali dihubungkan dengan bantuan dana atau subsidi pemerintah (government subsidy atau public funding). funding). Sementara, perkesmas dapat dikembangkan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau swasta, khususnya pada sasaran individu (UKP) sebagai contoh adalah perawatan kesehatan individu dirumah (home health nursing) (Depkes, 2006). Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut : 1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular. 2. Perbaikan sanitasi lingkungan 3. Perbaikan lingkungan pemukiman 4. Pemberantasan Vektor 5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat 6. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 7. Pembinaan gizi masyarakat 8. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum 9. Pengawasan Obat dan Minuman 10. Pembinaan Peran Serta Masyarakat B. Puskesmas
Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat yaitu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Depkes, 2004).. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
4
peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Effendi&Ferry, 2009).. C. Fungsi Puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh menyeluruh dan
terpadu di
wilayah kerjanya D. Visi dan Misi Puskesmas Puskesmas
1.
Visi Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
2.
Misi a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dam masyarakat di wilayah kerjanya c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
E. Upaya Puskesmas
1. UKM Upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
5
masyarakat serta wajib diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia. Komponennya : a. Upaya promosi kesehatan b. Upaya kesehatan lingkungan c. Upaya kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga berencana d. Upaya perbaikan gizi masyarakat e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular f.
Upaya pengobatan
2. UKP Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Komponennya Komponennya a. Upaya kesehatan sekolah b. Upaya kesehatan olahraga c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat d. Upaya kesehatan kerja e. Upaya kesehatan gigi dan mulut f. Upaya kesehatan jiwa g. Upaya kesehatan usia lanjut h. Upaya pembinaan pengobatan tradisional F. Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Factor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis, dan keadaan
infrastuktur
lainnya
merupakan
bahan
pertimbangan
dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas
6
ditetapkan oleh bupati atau walikota, dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap puskesmas. puskesmas. Untuk perluasan angkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi. G. Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),
preventif
(upaya
pencegahan),
promotif
(peningkatan
kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan kesehatan memerlukan acuan pelaksana
jaminan
mutu.
Penerapan
metode
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2004). Sebelum ada puskesams, pelayanan kesehatan di kecamatan meliputi balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA), usaha hygiene sanitasi san itasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan lain-lain. Usaha-usaha
7
tersebut masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung melapor kepada kepala dinas kesehatan daerah tingkat II. Petugas balai pengobatan tidak mengetahui apapun yang terjadi di BKIA, begitu juga sebaliknya, petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas hygiene sanitasi. H. Peran puskesmas
Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting vital sebagai insitusi pelaksanaan teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.Pada masa mendatang puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Effendi&Ferry, 2009). I. Upaya penyelenggaraan penyelenggaraan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya
kecamatan
sehat
menuju
Indonesia
sehat,
puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menyadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembang (Trihono, 2005). Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di
8
wilayah Indonesia.Upaya kesehatan wajib tersebut adalah promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan.(Trihono, pengobatan.(Trihono, 2005). Sedangkan upaya kesehatan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu upaya kesehatan sekolah, upaya kesehartan oleh raga, upaya keperawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehtahan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut dan upaya pembinaan pengobatan tradisional (Trihono, 2005). Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat inovasi yakni upaya diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas (Trihono, 2005). Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penepatan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Dalam
keadaan
tertentu
upaya
kesehatan
pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota (Trihono, 2005).
9
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakan. Untuk itu, dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya (Trihono, 2005). Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medic spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab menyeenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya (Trihono, 2005). J. Program Pokok Puskesmas
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu : 1. Program pengobatan pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang
pasien
dilakukan dilakukan
berdasarkan temuan-temuan
oleh seorang yang diperoleh
dokter
secara
ilmiah
selama anamnesis dan
pemeriksaan 2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (individu, kelompok maupun masyarakat). 3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS
10
(Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita. 4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program
pelayanan
kesehatan
Puskesmas
untuk
mencegah
dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll). 5. Kesehatan Lingkungan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum
termasuk
pengendalian
pencemaran
lingkungan
dengan
peningkatan peran serta masyarakat. 6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat. K. Satuan Penunjang Puskesmas
1. Bidan desa Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya, ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata rata- rata 3.000 jiwa. ji wa. Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok masyarakat, disamping
11
memberikan pelayanan langsung di posyandu dan pertolongan persalinan dirumah penduduk. 2. Puskesmas pembantu Puskesmas pembantu yang lebih sering dikenal dengan pustu atau pusban, adalah unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi untuk menunjang
serta
membantu
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah lebih kecil. 3. Puskesmas keliling Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat dan peralatan kesehatan, perlatan komunikasi, serta sejumlah tenaga dari puskesmas. Puskesmas keliling menunjangn dan membantu melaksanakan kegiatankegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan puskesmas keliling adalah sebagai berikut: a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daeah terpencil atau daerah yang tidak atau sulit dijangkau opleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu dengan frekuensi empat kali dalam seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geografis setiap puskesmas b. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa (KLB) c. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi pasien rujukan bagi kasus darurat d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan audiovisual 4. Puskesmas perawatan Puskesmas perawatan atau puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong pasien gawat
12
darurat, baik berupa tidakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara. L. Faktor yang mempengaruhi minat masyarakat menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas
Ada beberapa yang menjadi faktor masyarakat menggunakan pelayanan kesehatan, yaitu : 1.
Pelayanan Kesehatan Pelayanan
merupakan
kegiatan
yang
bertujuan
memberikan
kemudahan, kenyamanan, atau keselamatan. Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Pelayanan
kesehatan
yang
diselenggarakan
adalah
pelayanan
kesehatan perorangan dan masyarakat. Pelayanan kesehatan perorangan lebih
mengutamakan
pendekatan
kuratif
dan
rehabilitatif
dengan
pendekatan individu, pada umumnya umumnya melalui upaya rawat jalan, rawat inap i nap dan rujukan. Pelayanan kesehatan masyarakat lebih mengutamakan pelayanan
promotif
dan
preventif
dengan
pendekatan
kelompok
masyarakat dan keluarga, serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat dan keluarga serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas (Trihono, 2005). Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan yang ada di puskesmas dapat dilihat dari sikap yang diberikan oleh petugas kepada pasien. Sikap petugas kesehatan adalah kesiapannya untuk bertindak, untuk memberikan pelayanan kesehatan termasuk sikapnya dalam
13
berkomunikasi dan berpakaian ketika melakukan pelayanan kesehatan. Cara
berpakaian
dan
berkomunikasi
petugas
kesehatan
sangat
mempengaruhi masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. 2.
Jarak puskesmas Jarak dalam hal ini diartikan secara fisik yaitu berapa jauh lokasi tempat tinggal dengan pelayanan kesehatan atau jarak yang harus ditempuh oleh masyarakat dari tempat tinggalnya menuju Puskesmas. Achmad, R (2005) menyatakan bahwa jarak Puskesmas dengan rumah penduduk sangat berpengaruh terhadap kunjungan masyarakat
ke
Puskesmas. Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait dengan dimensi lokal dalam meningkatkan kunjungan pasien, kelancaran komunikasi petugas kesehatan dan pasien. Diharapkan dari lokasi yang mudah dijangkau tersebut maka jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan meningkat, karena sudah didukung dengan kelancaran transportasi dan komunikasi (Azwar, 1999). 3.
Biaya Biaya adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang meliputi biaya pemeriksaan, pembelian obat dan pemeriksaan laboratorium. Pelayanan kesehatan yang terlalu mahal tidak akan dapat dijangkau oleh semua pemakai jasa pelayanan kesehatan, dan karenanya tidak akan memuaskan masyarakat yang berobat. Sebagai jalan keluarnya, disarankan perlunya mengupayakan pelayanan kesehatan yang biayanya sesuai dengan kemampuan pemakaian jasa pelayanan itu. Karena biaya pengobatan erat kaitannya dengan kepuasan masyarakat dan kepuasan masyarakat berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan, maka suatu
14
pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan (Azwar,1996). 4.
Keyakinan Menurut Adler dan Rodman (1991) dalam Purwanto (2000) suatu kepercayaan adalah keyakinan tentang kebenaran suatu yang didasarkan pada budaya dimana dibesarkan. Ia merupakan kepercayaan (keyakinan) pada harga sebuah konsep. Nilai-nilai biasanya diwujudkan dalam sistem moral atau agama yang kompleks yang ditemukan pada semua budaya dan masyarakat. Kepercayaan (keyakinan) menurut Niven (1989) dalam Purwanto (2000) adalah sesuatu yang didapatkan dengan kata lain orang tidak lahir dengan membawa mereka. Hampir semua kepercayaan (keyakinan) dan nilai-nilai dasar didapatkan dari mereka yang paling berpengaruh dalam hidup seseorang, orang tua, kakak-adik, guru, teman-teman dan tokohtokoh media. Menurut Anderson (1974) dalam Notoatmodjo (2003) tenaga kesehatan dapat mengajak (kerja sama) tokoh (model Peran) yang dianggap sangat berpengaruh didalam masyarakat, agar dapat diupayakan perubahan-perubahan dari kebiasaan-kebiasan yang dapat memperburuk bagi
kesehatannya,
meliputi
pencegahan
penyakit,
pelaksanaan
pengobatan terhadap penyakitnya serta manfaat kesehatan, seperti keyakinan
bahwa
pelayanan
kesehatan
dapat
menolong
proses
penyembuhan penyakit. penyakit. 5.
Pengobatan lain Pengobatan yang ditentukan untuk suatu penyakit adalah sesuai dengan penyebabnya yang diperkirakan. Jika, seperti dunia kedokteran
15
modern, penyebab suatu penyakit adalah kuman-kuman, maka diberi obat (antibiotic dan lain-lain) yang telah terbukti dapat mematikan kumankuman itu. Tetapi tidak semua kebudayan menganggap penyakit adalah akibat penyebab biologis. Ada yang menghubungkan penyakit dengan hal supranatural (magik, ilmu sihir, paranormal) dan ada juga yang menghubungkan dengan hal supranatural (iblis, roh manusia, dewa bahkan Tuhan) (Maramis, 2006). Idealnya pelayanan kesehatan masyarakat meliputi seluruh upaya kesehatan yang bersifat promotif, baik untuk sasaran bayi, anak, remaja, ibu hamil, ibu menyusui, bapak maupun yang sudah lanjut usia. Pelayanan kesehatan minimal yang mungkin dilakukan oleh puskesmas yaitu, promosi kesehatan yang mengembangkan berbagai bebagai program perbaikan perilaku di bidang kesehatan sesuai dengan masalah perilaku setempat melalui beragam kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat. Kesehatan lingkungan yang mengembangkan berbagai program perbaikan lingkungan setempat agar lebih kondusif untuk kesehatan, tersebut penyelenggarakan klinik sanitasi di dalam gedung puskesmas. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana dan perbaikan gizi masyarakat dengan mengembangkan posyandu dan pengembangan sistem s istem kewaspadaan pangan dan gizi serta pemberantasan penyakit menular (Trihono, 2005). 2005). M. PHC (Primary Health Care)
PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran dan pengalaman dalam membangun kesehatan di banyak Negara yang diawali dengan kampanye massal pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular. Pada tahun 1960, teknologi kuratif dan preventif mengalami kemajuan. Oleh karena
16
itu, timbullah pemikiran untuk mengembangkan konsep upaya dasar kesehatan. Tahun 1977 pada sidang kesehatan dunia dicetuskan kesepaktan untuk melahirkan “health for for all by the year 2000”, 2000” , yang sasaran utama nya dalam bidang sosial pada tahun 200 adalah tercapinya derajat kesehatan yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Mubarak, 2009). PHC merupakan pelayanan kesehatan pokok berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum, baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya serta biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan Negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination) (Mubarak, 2009). PHC memiliki tujuan secara umum yaitu mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan tercapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan. Secara khusus, PHC memiliki tujuan yaitu pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani, pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani, pelayanan harus erdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani dila yani dan pelayanan harus maksimal, menggunakan tenaga dan sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (Mubarak, 2009). Fungsi dari PHC untuk memelihara kesehatan, mencegah penyakit, diagnosis dan pengobatan, pelayanan tindak lanjut dan pemberian sertifikat. Dalam pelaksanaan PHC paling sedikit harus memiliki beberapa elemen yaitu pendidikan mengenai masalah kesehatan car pencegahan penyakit serta pengendaliannya, peningkatan dan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
17
penyediaan air bersih dan sanitasi dasar, kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama, pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat, pengobatan penyakit umum dan ruda paksa serta penyediaan obat-obat obat -obat esensial (Mubarak, ( Mubarak, 2009).
18
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok puskesmas yang sudah ada sejak konsep puskesmas diperkenalkan. Perkesmas sering disebut dengan Public Health Nursing (PHN) namun saat ini lebih tepat disebut dengan Community Health Nursing . Perubahan istilah public menjadi community, terjadi di banyak Negara karena istilah public sering kali dihubungkan dengan bantuan dana atau subsidi pemerintah (government subsidy atau public funding). funding). Sementara, perkesmas dapat dikembangkan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau swasta, khususnya pada sasaran individu (UKP) sebagai contoh adalah perawatan kesehatan individu dirumah (home health nursing). Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Fungsi Puskesmas 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh menyeluruh dan
terpadu di di
wilayah kerjanya Pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif
19
(pengobatan),
preventif
(upaya
pencegahan),
promotif
(peningkatan
kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
20
DAFTAR PUSTAKA
Depkes
RI.
2004.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 ttg Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan dan Praktik dalam Keperawatan. Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Effendy, N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat . Jakarta : EGC. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi. Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu & Seni. Seni. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Perilaku . Jakarta : Rineka Cipta. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat . Jakarta: CV Sagung Seto
21