BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu Ka yu merupakan bahan bangunan yang banyak disukai orang atas pertimbangan tampilan maupun kekuatan. Dari aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton. Kayu mudah dikerjakan – dikerjakan – disambung disambung dengan alat relatif sederhana. Bahan kayu merupakan bahan yang dapat didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan bahan bangunan ramah lingkungan. Karena berasal dari alam kita tak dapat mengontrol kualitas bahan kayu. Sering kita jumpai cacat produk kayu ka yu gergajian baik yang disebabkan proses tumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu. Dibanding dengan bahan beton dan baja, baj a, kayu memiliki kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar jika tersulut api. Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap air disekitarnya (hygroscopic), dan dapat mengembang dan menyusut sesuai kandungan air tersebut. Karenanya, kadar air kayu merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu gergajian. Jika dimaksudkan menerima beban, kayu ka yu memiliki karakter kekuatan yang berbeda dari bahan baja maupun beton terkait dengan arah beban dan pengaruh kimiawi. Karena struktur serat kayu memiliki nilai kekuatan yang berbeda saat menerima beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar dengan serat kayu dan lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu.
1.2 Identifikasi Masalah Menjelaskan karakteristik pohon/kayu sebagai bahan bangunan.
Mini Riset Konstruksi Kayu
1
1.3 Tujuan Penelitian Untuk Menjelaskan karakteristik pohon sebagai bahan bangunan dan bertujuan untuk memenuhi tugas mini riset kontruksi kayu .
1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk mengetahui karakteristik pohon/kayu 2. Untuk mengetahui kualitas kayu yang baik untuk bangunan 3. Memperluas pengetahuan mengenai kayu 4. Menambah wawasan pembaca dan penulis
Mini Riset Konstruksi Kayu
2
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Kayu Pada SNI 03-3527-1994, dijelaskan Tentang Mutu dan Ukuran kayu bangunan, dijelaskan defenisi kayu seperti berikut ini. Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar. Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pada SNI 03-3527-1994, Pasal (4) Penggolongan Kayu bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu: v 4.1 Kayu bangunan structural Ialah kayu bangunan yang digunakan untuk bagian struktural bangunan danpenggunaannya memerlukan perhitungan beban v 4.2 Kayu bangunan non-strukturalIalah kayu bangunan yang digunakan dalam begian bangunan, yangpenggunaannya tidak memerlukan perhitungan beban. v 4.3 Kayu bangunan untuk keperluan lain Ialah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua penggolongan butir 4.1;dan 4.2; tersebut diatas, tetapi dapat dipergunakan sebagai bahanbangunan penolong ataupun bangunan sementara.
B. Karakteristik Kayu
Kayu adalah salah satu bahan bangunan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan, termasuk sebagai bahan konstruksi bangunan, yang berfungsi sebagai struktur dan non struktur bangunan.Di Indonesia terdapat banyak sekali jeniskayu dari banyaknya jenis pohon yang dihasilkan sebagai hasil yangmempunyai sifat-sifat yang berbeda. Setiap jenis tumbuhan akan memiliki hasil kayu yang berbeda sifat-sifat nya (kayu), sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan sesuai dengan yang diinginkan, apakah untuk konstruksi (struktur),
Mini Riset Konstruksi Kayu
3
apakah itu digunakan sebagai perabot, atau sebagai bahan untuk kebutuhan seni non struktur. Bahan konstruksi kayu yang berasal dari pohon, dikenal antara lain sebagai papan, balok persegi, balok bulat, multiplek, bahkan bentuk lain hasil rekayasa industri banyak dijual di pasaran. Kayu adalah bahan alam yang tidak homogen, yang dipengaruhi oleh pola pertumbuhan batang dan kondisi lingkungan pertumbuhan, karakteristik, sifat fisis dan sifat mekanis kayu berbeda pada arah longitudinal, radial, dan tangensial. Perbedaan ketiga arah kayu dapat dilihat potongan tampang kayu pada arah longitudinal, radial, dan tangensial, mempengaruhi kekuatan kayu, kekuatan pada arah longitudinal lebih besar dibandingkan dengan arah radial maupun tangensial. Berikut adalah gambar susunan potongan kayu, yang diambil dari potongan sebuah pohon, sebelum diolah menjadi bahan konstruksi. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu, pemilihan jenis kayu yang tepat serta tersedia berdasarkan sifat-sifat yang dibutuhkan, bila jenis kayu yang dibutuhkan pada suatu konstrukksi tidak diperoleh jenis kayu, dapat dipilih jenis kayu lainnya yang sesuai sifat serta karakteristiknya. Penggantian jenis kayu lain berdasarkan penggantian jenis kayu lain apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat pada lokasi pekerjaan konstruksi bangunan yang akan atau sedang dilaksaakan. Pada masa lalu perancangan konstruksi kayu dilakukan secara dan coba-coba tanpa menggunakan perhitungan mekanika,
sehingga pemanfaatan kayu menjadi kurang optimal dan cend erung
boros. Pada zaman sekarang ini melalui analisis konstruksi, analisis dan perencanaan den gan perhitungan mekanika yang detail, perencanaan konstruksi kayu dapat dilakukan secara tepat dan rasional, dengan demikian, pemakaian kayu menjadi lebih efektif dan ekonomis.
Sifat dan karakteristik kayu Kayu sebagai bahan konstruksi, dalam prakteknya memiliki kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan bahan konstruksi lain, seperti baja, beton plastic dan lain lain. Kayu sebagai bahan konstruksi memiliki beberapa kelebihan seperti; Berat Jenis (BJ), Keawetan Alami, Warna, Higroskopik, Berat, Kekerasan dan lain -lain. 1) Kayu memiliki Berat Jenis (BJ) ringan, sehingga berat sendiri struktur menjadi ringan 2) Kayu mudah didapat 3) Kayu mudah dikerjakan, menggunakan alat sederhana 4) Kayu memiliki nilai estetika yang tinggi
Mini Riset Konstruksi Kayu
4
5) Kayu dapat dibudidayakan, sebagai bahan dari alam, 6) Kayu dikenal lebih aman terhadap bahaya gempa
Pemeriksaan Kayu Pemeriksaan kayu secara kasat mata (visual) dapat dilakukan, untuk mendapatkan kualitas bahan kayu yang baik.Kualitas bahan kayu dapat kita kenali dari mulai cacat pohon, maupun cacat dari hasil gergajian.Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan kesalahan akibat olah dari produk kayu, cacat karena kayu busuk, karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama. Untuk mengetahui kualitas kayu dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu pengujian visual (tanpa
alat),pengujian
dengan
memakai
alat
di
laboratorium
maupun
di
luarlaboratorium.Sebagai bahan konstruksi, maupun untuk digunakan sebagai bahan perabot, pemeriksaan kayu dapat di lihat dari kondisi fisik, bagaimana kondisinya lurus, bengkok, cacat, dan bagaimana warna maupun penampilan fisik, dari ukuran yaitu panjang, lebar, tebal dan kelurusan. Pemeriksaan ukuranpanjang, lebar dan tebal dapat diukur dengan alat meteran, dalam hal ukuran dikenal adanya toleransi yaitu besarnya penyimpangan dari ukuran nominal yang masih diperkenankan.
Keawetan kayu
Kayu sebagai bahan konstruksi memiliki kelemahan, yaitu tentang keawetan, untuk mencegah kerusakan kayu, perlu adanya pengawetan. Kerusakan kayu umumnya dikarenakan adanya serangan serangga, serangan jamur dan perusak lain. Tujuan usaha pengawetan kayu, adalah untuk menambah umur pakai kayu lebih lama terutama kayu yang dipakai sebagai bahan bangunan (konstruksi), maupun sebagai perabot atau aksesoris.Metode pengawetankayu yang sudah dikenal luas oleh penduduk kita merupakan seperti perendaman, laburan, rendaman panas serta dingin, dan saat ini dikenal dengan juga sistem vacuum. Dalam dunia konstruksi dikenal istilah keawetan dan kekuatan, hal ini berhubungan dengan kelas kayu. Oleh para ahli sesuai dengan hasil penelitian, berbagai macam kekuatan dan keawetan biasanya berhubungan, dimana biasanya kayu keras dan kuat terhadap konstruksi lebih awet dari kayu yang kurang kuat. Sebagi contoh kita ambil jenis kayu kelas awet satu, biasanya tahan terhadap basah, dan biasanya serangga seperti
Mini Riset Konstruksi Kayu
5
rayap jarang mau memakannya, kayu ini dikenal seperti kayu jati, kayu sonokeling, kayu besi, dan lain sebagainya. Berikut beberapa klasifikasi keawetan kayu. Kelas Awet Kayu, dikategorikan ke dalam beberapa kelas; 1. Kelas awet I (sangat awet), misal: kayu Jati, Sonokeling 2. Kelas awet II (awet), misal: kayu Merbau, Mahoni 3. Kelas awet III (kurang awet), misal: kayu Karet, Pinus 4. Kelas awet IV (tidak awet), misal: kayu Albasia 5. Kelas awet V (sangat tidak awet)
Mini Riset Konstruksi Kayu
6
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya (TAHURA) yang terletak di kota Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada tanggal 03 Maret 2018.
3.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah kayu yang berasal dari pohon-pohon di Tahura. Yang memiliki beraneka ragam Flora dan Fauna . Pohon yang ada di Tahura ini adalah kebanyakan jenis Rasamala.
3.3 Sumber Data
Berkaitan dengan subyek penelitian ini adalah kayu yang ada di Tahura Kota Berastagi, maka sumber datanya adalah petugas yang mengurus Taman Hutan Raya tersebut yaitu Chrismen Pelawi.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
A. Teknik pengumpulan data
Observasi Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat karakteristik pohon yang terlihat secara langsung.
Wawancara Wawancara pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data secara terperinci mengenai kayu tersebut dari petugas.
Dokumentasi Dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk mendukung pengumpulan data secara lebih nyata. Dan berikut adalah hasil dokumentasi kami :
Mini Riset Konstruksi Kayu
7
(Rasamala/ Tulasan)
Puspa / Simartolu (saat penebangan)
Puspa / Simartolu (saat penebangan)
Mini Riset Konstruksi Kayu
8
(Pinus Tusam)
Pohon Kayu Putih ( Eukaliptus )
Mini Riset Konstruksi Kayu
9
Kelompok 1
B. Alat Pengumpul Data Oleh karena teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Maka alat pengumpulan datanya adalah: 1. Lembar Observasi Lembar observasi yang dimaksud disini ialah berupa catatan kecil yang digunakan untuk mencatat beberapa data dan informasi yang didapat. 2. Pedoman wawancara Teknik wawancara dilakukan dengan akrab dan terbuka serta mendalam, dengan ini diharapkan dapat menangkap informasi secara utuh. 3. Kamera Kamera digunakan untuk mengambil objek gambar guna menyempurnakan data.
Mini Riset Konstruksi Kayu
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Pengamatan Tahura Bukit Barisan atau yang dikenal sebagai Tahura merupakan ketiga di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 48 Tahun 1988 tanggal 19 Nopember 1988 dengan luas ± 51.600 Ha. Tahura Bukit Barisan secara geografis terletak pada 001’16"-019’37" Lintang Utara dan 9812’16"-9841’00" Bujur Timur. Sedangkan secara administratif termasuk Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Tanah Karo, Propinsi Sumatera Utara. Pembangunan Tahura ini sebagai upaya konservasi sumber daya alam dan pemanfaatan lingkungan melalui peningkatan fungsi dan peranan hutan. Tahura Bukit Barisan adalah unit pengelolaan yang berintikan kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi dengan luas seluruhnya 51.600 Ha. Sebagian besar merupakan hutan lindung berupa hutan alam pegunungan yang ditetapkan sejak jaman Belanda, meliputi Hutan Lindung Sibayak I dan Simancik I, Hutan Lindung Sibayak II dan Simancik II serta Hutan Lindung Sinabung. Bagian lain kawasan Tahura ini tersiri terdiri dari CA/TW. Sibolangit, SM. Langkat Selatan TW. Lau Debuk-debuk dan Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit. Keadaan vegetasi di Tahura Bukit Barisan ditumbuhi berbagai jenis pohon pegunungan baik jenis lokal maupun yang berasal dari luar yaitu antara lain : Tusam ( Pinus merkusii), Simar telu (Schima wallichii), Tulasan ( Altingia exelsa), Ingul (Toona surei) dan jenis yang lain seperti kayu , Pulai, Aren, Rotan, dan lain-lain. Jenis tanaman yang berasal dari luar diantaranya : Pinus caribeae, pinus khasia, Pinus insularis, Eucalyptus sp, Agathis sp, dan lain-lain.
4.2 Jenis jenis karakteristik pohon Ada beberapa jenis-jenis pohon yang ada di tahura yang dapat dijadikan sebagai bahan bangungan yakni :
Mini Riset Konstruksi Kayu
11
1. Rasamala ( Altingia excels noronha )
Rasamala ( Altingia excelsa Noronha) adalah sejenis pohon hutan yang banyak tumbuh di Jawa Barat. Pohon ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena kayunya yang kuat dan awet. Rasamala dapat tumbuh sangat tinggi, hingga mencapai 60 meter. Diduga, species ini berasal dari Pegunungan Himalaya, lalu menyebar melalui Burma, Semenanjung Malaysia, Sumatera dan Jawa. Di nusantara pohon ini juga dikenal dengan nama daerah: mala, tulasan dan mandung. Di Birma ia disebut Nantayok, di Laos dinamakan Sop serta Thailand dipanggil dengan sebutan Sop, Hom dan Satu. Rasamala adalah pohon yang selalu hijau. Tingginya rata-rata mencapai 40-60 m. Tinggi bebas cabangnya sekitar 20-35 m. Pohon ini bisa mencapai diameter hingga 80-150 cm. Kulit kayu Rasamala bertekstur halus dan berwarna abu-abu. Sementara kayunya berwarna merah.
Kegunaan Pohon Rasamala
Rasamala menghasilkan kayu yang sangat awet bahkan meski disimpan langsung bersentuhan dengan tanah. Ia juga memiliki bebas cabang yang tinggi, sehingga cocok untuk digunakan sebagai bahan untuk kerangka jembatan, tiang, konstruksi serta bantalan penyangga rel kereta api. Rasamala juga menghasilkan getah yang berbau harum. Oleh karenanya kerap digunakan sebagai bahan campuran pengharum ruangan.
2. Pohon Pinus
Tusam atau pinus adalah sebutan bagi sekelompok tumbuhan yang semuanya tergabung dalam marga pinus. Di indonesia penyebutan tusam atau pinus biasanya ditujukan pada tusam Sumatera (Pinus merkusii Jungh. et deVries). Tusam kebanyakan bersifat berumah satu (monoecious), yaitu dalam satu tumbuhan terdapat organ jantan dan betina namun terpisah, meskipun beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (sub-dioecious).
Manfaat Pohon Pinus
Mini Riset Konstruksi Kayu
12
Hutan pinus dibangun untuk merehabilitasi hutan-hutan yang gundul, hutan lindung dan hutan produksi. Pengaruh hutan tanaman pinus secara umum dapat dibagi berdasarkan parameter hidrologi, antara lain :
Penyerapan oleh tajuk pohon, air ditembus dari tajuk dan aliran air lewat batang tanaman.
Perubahan lengas tanah dan penambahan air tanah.
Perubahan sifat fisik tanah
Perubahan watak aliran sungai
Serasah pada hutan pinus dapat menambah bahan organic tanah sehingga menurunkan bulk density tanah dan meningkatkan porositasnya.
Hutan tanaman pinus sangat berperan sekali sebagai regulator air.
Ciri Ciri Pinus
Pinus memiliki ciri khas yaitu memiliki batang utama silindris, lurus dalam tegakan rapat serta memiliki alur yang dalam, cabang-cabang membentuk putaran yang teratur, tinggi bebas bebas cabang bisa mencapai 10-25 meter, memiliki bentuk daun jarum dengan jumlah dua helai yang dapat bertahan lebih dari 2 tahun dengan tepi daun bergerigi halus, bunga berbentuk stobili jantan dan betina. Pohon pinus kegunaanya bermacam-macam, baik untuk kebutuhan perumahan maupun sebagai bahan baku industri. Dipandang dari segi hasil kita dapat melihat bahwa kayujenis ini menghasilkan manfaat ganda, selain perbaikan lingkungan, yang pertama kayunya dan kedua getahnya.
3. Pohon Puspa
Pertukangan
berkualitas
sedang.
Pohon
ini
termasuk
ke
dalam
keluarga teh (Theaceae), dan menyebar luas mulai dari Nepal, melalui Asia Tenggara, hingga ke Papua Nugini. Disebut medang gatal karena pohon ini memiliki lapisan semacam miang di bawah pepagannya, yang keluar berhamburan ketika digergaji dan menimbulkan rasa gatal di kulit. Nama spesiesnya diberikan untuk menghormati N. Wallich (1786 – 1854), ahli botani berkebangsaan Denmark yang telah berjasa mengembangkan Kebun Raya Kalkuta.
Mini Riset Konstruksi Kayu
13
Pohon yang selalu hijau, berukuran sedang hingga besar, mencapai tinggi 47 m. Batang bulat torak, gemangnya hingga 250 cm namun biasanya jauh kurang dari itu; batang bebas cabang hingga sekitar 25 m. Pepagan memecah dangkal sampai sedang, membentuk alur-alur memanjang, coklat kemerahan hingga abu-abu gelap; sebelah dalam berwarna merah terang, dengan lapisan ‘miang’ yang mengiritasi kulit Puspa mampu hidup pada pelbagai kondisi tanah, iklim, dan habitat. Sering ditemukan tumbuh melimpah di hutan primer dataran rendah hingga pegunungan, pohon ini juga umum dijumpai di hutan-hutan sekunder dan wilayah yang terganggu, bahkan juga di padang ilalang. Bisa hidup hingga ketinggian 3.900 m dpl., puspa tidak memilihmilih kondisi tekstur dan kesuburan tanah. Meski lebih menyukai tanah yang berdrainase baik, pohon puspa diketahui mampu tumbuh baik di daerah berawa dan tepian sungai
Kegunaan Pohon Puspa
Puspa terutama dihargai karena kayunya yang bermutu baik sebagai bahan ramuan rumah. Kayu ini lebih cocok dipakai sebagai balok dan tiang-tiang rumah dan jembatan daripada dibuat menjadi papan, karena papan kayu puspa cenderung bengkok atau melenting. Kayu puspa sebaiknya digunakan di bawah atap, misalnya sebagai tiang dan balok penyangga, kusen-kusen pintu atau jendela, panil kayu, lantai rumah, perkakas dan perabotan rumah, peralatan pertanian, ramuan perahu (di bagian dalam dan terlindung), kotak dan peti pengemas. Kayu puspa juga baik untuk membuat kayu lapis, papan serat, dan – setelah diawetkan – untuk bantalan rel kereta api.
Sifat-Sifat Kayu Puspa
Kayu terasnya berwarna coklat kemerahan atau coklat kelabu; gubalnya berwarna lebih muda dan tidak mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras. Teksturnya halus dan permukaan kayunya licin, dengan arah serat lurus atau berpadu. Kayu ini termasuk agak keras; dengan berat jenis yang berkisar antara 0,45 (subsp. noronhae) hingga 0,92 (subsp. oblata), kayu puspa termasuk ke dalam kelas kuat II. Secara umum, puspa digolongkan ke dalam kelas awet III. Ia cukup tahan terhadap serangan rayap kayu kering (kelas II), namun kurang tahan terhadap jamur pelapuk kayu (kelas III-IV). Namun, kayu ini termasuk mudah diawetkan. Kayu puspa juga mudah dikerjakan. Dapat dibubut, diserut, dibor, diamplas, dan dipelitur dengan hasil baik. Dapat dibuat menjadi venir tanpa perlakuan pendahuluan, Mini Riset Konstruksi Kayu
14
namun venirnya bergelombang setelah kering. Pengeringan kayu puspa memang diketahui sulit; lambat mengering dan mudah mengalami perubahan bentuk seperti pencekungan dan pemilinan serta pecah pada mata kayu. Kembang susut kayu ini termasuk besar dan mudah retak. Penyusutan kayu hingga kering tanur pada arah radial sebesar 4,7 – 4,8%, sedangkan pada arah tangensial berkisar antara 8,6 – 10,6% , Puspa menghasilkan kayu bakar yang berkualitas baik; energi yang didapat dari kayu gubalnya sekitar 19.980 kJ/kg. Kayu puspa juga baik untuk dijadikan pulp dan kertas. Daunnya, di Nepal, dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Mahkota bunganya dan buahnya, setelah dikeringkan, dimanfaatkan sebagai jamu dan dijual di pasar sebagai cangkok atau buah cangkok Ramuan yang bersifat astringensia ini digunakan untuk mengobati penyakit rahim dan histeria. Di timur-laut India, penanaman puspa dikombinasikan dengan kapulaga dalam suatu sistem wanatani untuk melindungi tanah dan air. Di negara ini, puspa juga digunakan sebagai pohon penaung di perkebunan kopi. Di Indonesia, puspa digunakan sebagai pelindung di hutan tanaman tusam dan damar. Selain itu, puspa juga baik untuk reklamasi lahan dan reboisasi daerah tangkapan air.
4. Pohon Kayu Putih ( Eukaliptus )
Nama Eukaliptus (Eucalyptus) berasal dari bahasa Yunani: ευκάλυπτος yang berarti “tertutupi dengan baik”. Masuk di dalam famili Myrtaceae, pohon eukaliptus bisa mencapai ketinggian 100 meter (330 kaki). Pohonnya berwarna abu-abu kebiruan dan daunnya berwarna hijau. Anggota genus pohon ini dapat ditemukan hampir di seluruh Australia, karena telah beradaptasi dengan iklim di benua terkecil di dunia tersebut. Bahkan tidak ada satu benua pun yang dapat digambarkan dengan sebuah genus pohon seperti layaknya Australia dengan eukaliptusnya. Menurut Andrew Chevallier, pohon ini merupakan salah satu flora khas benua Australia. Sampai sekarang, terdapat lebih dari 700 jenis Eukaliptus yang kebanyakan
Mini Riset Konstruksi Kayu
15
merupakan jenis asli dari Australia. Di antara 700 jenis itu, beberapa juga dapat ditemukan di Papua Nugini, Indonesia, dan Filipina. Eukaliptus merupakan tumbuhan dalam kelas minyak kayu putih. Daunnya mengandung minyak asiri dan aroma yang tidak disukai nyamuk. Eukaliptus tidak membutuhkan perawatan khusus, dan tanaman ini sangat menyukai sinar matahari serta air yang cukup. Pohon Eukaliptus juga memiliki bentuk yang cukup indah. Ujung-ujungnya tumbuh mirip payung, cabang-cabang pohon mendongak meninggi secara berirama. Hampir semua jenis Eukaliptus dapat berdaptasi dengan iklim muson. Beberapa jenis di antaranya bahkan dapat bertahan hidup di musim yang sangat kering, misalnya jenis-jenis yang telah dibudidayakan di daerah indonrsia yaitu Eucalyptus alba, Eucalyptus camaldulensis, Eucalyptus citriodora, Eucalyptus deglupta. Keempat jenis eukaliptus tersebut adalah jenis yang beradaptasi pada habitat hutan hujan dataran rendah dan hutan pegunungan rendah, pada ketinggian hingga 1800 meter dari permukaan laut, dengan curah hujan tahunan 2500-5000 mm, suhu minimum rata-rata 230 dan maksimum 310 di dataran rendah, dan suhu minimum rata-rata 130 dan maksimum 290 di pegunungan.
Kegunaan Pohon Kayu Putih
Satu hal yang perlu diperhatikan, beberapa spesies Eukaliptus memiliki sifat menjatuhkan dahan saat mereka tumbuh. Hutan Eukaliptus biasa penuh dengan dahan yang mati. Perlu diwaspadai karena Australian Ghost Gum Eucalyptus papuana banyak menyebabkan penebang pohon tewas akibat tertimpa dahannya. Dan banyak juga orang yang tewas karena berkemah di bawah pohon ini. Sebabnya sama, karena tertimpa dahan. Eukaliptus memiliki banyak kegunaan yang membuat mereka menjadi pohon yang penting secara ekonomi. Di Indonesia, pohon eukaliptus terdapat di tempat-tempat tertentu saja. Pohon ini antara lain ditanam di daerah Porsea, Sumatera Utara untuk kepentingan industri pulp (bubur kertas). Di antara jenis-jenis Eukaliptus lain, jenis Karri dan Eucalyptus melliodora merupakan jenis yang paling terkenal. Sebab, keduanya merupakan jenis yang cepat Mini Riset Konstruksi Kayu
16
tumbuh dan kayunya banyak memiliki kegunaan bagi ekonomi dan industri. Kayunya dapat digunakan sebagai hiasan, timber, kayu bakar, dan kayu pulp. 5. Pohon Toona Sureni
Pohon Toona Sureni merupakan nama ilmiah dari tanaman suren termasuk pohon berukuran sedang sampai besar, dapat mencapai tinggi 40-60 m dengan tinggi bebas cabang hingga 25 m. Diamter dapat mencapai 100 cm, bahkan di pegunungan dapat mencapai hingga 300 cm Berbanir hingga tinggi 2 m. Kulit batang terlihat pecah-pecah dan seolah tumpang tindih, berwarna cokelat keputihan, pucat hingga keabu-abuan, dan mengeluarkan aroma apabila dipotong. Kayunya ringan, dengan gubal merekah muda dan teras cokelat.
Kegunaan dan manfaat
Berikut adalah beberapa kegunaan dan fungsi pohon suren yang umum digunakan oleh masyarakat sebagai :
Kayu perkakas
Papan
Peti
Kotak cerutu
Kayu bangunan
Plywood
Rangka pintu
Rangka Jendela
Kayu perkapalan
Seni ukur dan pahat
Potlot Dalam pembahasan artikel habitat pohon suren tumbuh pada daerah tebing
dengan ketinggian 6002.700 mdpl diatas permukaan laut. Berdasarkan
penelitian,
suren
memiliki
kandungan
bahan surenon,
surenin dan surenolakton yang berperan sebagai penghambat pertumbuhan, insektisida dan antifeedant (menghambat daya makan) terhadap larva serangga uji ulat sutera.
Mini Riset Konstruksi Kayu
17
BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu merupakan bahan bangunan yang banyak disukai orang atas pertimbangan tampilan maupun kekuatan. Dari aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton. Kayu mudah dikerjakan – disambung dengan alat relatif sederhana. Bahan kayu merupakan bahan yang dapat didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan bahan bangunan ramah lingkungan. Dari hasil observasi kami , pohon atau kayu yang memiliki karakteristik yang baik adalah pohon jenis Puspa / Simartolu , karena harga nya yang relative murah , banyak
peminat dan banyak berfungsi untuk bahan bangunan .
5.2 SARAN Sebaiknya sarana dan prasarana di Tahura harus lebih diperbaiki , seperti pembatas jalan dengan kawasan yang berbahaya yang tidak dapat dilalui oleh wisatawan tanpa pemandu. Juga Nama nama pohon yang tercantum di pohon agar diperbaiki , karena sudah kurang jelas untuk dibaca karena sudah berkarat , dan semakin dilestarikan , salam lestari .
Mini Riset Konstruksi Kayu
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.dephut.go.id/informasi/twa/tahura/bbarisan.htm http://www.Mengenal Tanah Karo Simalem Lebih Dekat www.pdfmode.com/ci/ciri-ciri-tanaman-pinus www.pdfmode.com/ka/karakteristik-tanaman-pinus www.materipertanian.com › KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI TANAMAN https://id.wikipedia.org/wiki/Puspa_(kayu) www.herbalisnusantara.com/tanamanobat/1-259.pdf https://www.scribd.com/document/.../Taman-Hutan-Raya-Tahura-Bukit-BarisaN https://alampriangan.com › Alam › Pohon https://id.wikipedia.org/wiki/Rasamalan https://dzanau.wordpress.com/2007/12/05/pohon-kayu-suren/ https://brainly.co.id › Sekolah Dasar › Biologi https://id.wikipedia.org/wiki/Durian http://www.astalog.com/5485/ciri-pohon-rotan.htm www.materipertanian.com › KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI TANAMAN
Mini Riset Konstruksi Kayu
19